Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

DASAR BUDIDAYA TANAMAN


“PERKEMBANGAN TANAMAN”

OLEH :
TIARA DITA NURKHALISHAH / 20024010161
GOLONGAN V2

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yang bersifat tidak dapat kembali
kebentuk semula (irreversible) dan tidak dapat diukur atau bersifat kualitatif. Sebuah
tanaman akan mengalami perkembangan jika dilihat dari kualitasnya yaitu tanaman yang
berkembang akan memiliki jumlah daun, jumlah bunga, dan semakin lama semakin baik.
Pada zaman yang sudah moderen ini, banyak petani yang masih belum belum
faham tentang tingkat perkembangan tanaman mereka. Padahal salah satu faktor terpenting
dalam proses perkembangan adalah tingkat kesuburan tanah dan cara perawatan tanaman
dengan baik pula. Selain itu, semua unsur hara yang ada pada tanah adalah unsur esensial
yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurut (Buntoro, 2014) Pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang
disebabkan dari luar tanaman berupa faktor lingkungan. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam tanaman yberupa faktor fisiologis dan genetika tanaman. Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman saling berhubungan dengan kedua faktor tersebut, jika pada
salah satu tanaman tidak ada, maka pertumbuhan dan perkembangan tidak akan berjalan
dengan sempurna.
Indikator keberhasilan dalam menunjukkan potensi produksi tanaman adalah
kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang secara optimal dalam interaksi
dengan faktor lingkungan pada saat fase vegetatif. Fase vegetatif terjadi dengan ditandai
adanya pertambahan daun, akar dan batang. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dipengaruhi oleh proses fisiologis didalam tumbuhan. Faktor fisiologis ini di
dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti radiasi matahari, suhu, curah hujan dan
kelembaban udara. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang bekelanjutan
yang mengarah pada karakteristik morfogenesis spesies.
Kedua proses tersebut di pengaruhi oleh adanya faktor internal dan faktor eksternal,
untuk tingkat pengaruhnya tergantung pada karakteristik tanaman tersebut.
Berlangsungnya proses pertumbuhan pada tanaman juga ditentukan oleh adanya air. dan
unsur N. Tanaman menyerap mineral (unsur-unsur hara) dalam tanah dengan air sebagai
pelarutnya. Karena tanaman tidak dapat menyerap semua mineral yang ada di dalam tanah.
Mineral-mineral dalam tanah tersebut harus diuraikan menjadi senyawa yang kecil yang
dapat diserap oleh tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat
bergantung dengan keadaan lingkungan di sekitar tanaman tersebut. Misalnya saja jenis
tanah juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Karena kandungan unsur hara
pada setiap jenis tanah berbeda. Lingkungan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan
tanaman yang baik, hal ini juga berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil produksi
pada tanaman. Oleh karena itu banyak dilakukan cara atau teknik untuk menumbuh
kembangkan tanaman dengan memanipulasi faktor genetik maupun faktor lingkungan
guna memperoleh hasil produksi yang maksimal. Karena proses pertumbuhan dan
perkembangan sangat menentukan produksi suatu tanaman.

1.2 Tujuan Praktikum


Mengetahui fase perkembangan tanaman setelah tanaman mengalami fase
pertumbuhan pada tanaman jagung (zea mays) dan kacang hijau (Vigna radiata).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Tanaman


Perkembangan adalah perubahan progresif yang terjadi pada kehidupan organisme
tanpa membedakan organisme. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan dengan
penjumlahan seluruh perubahan secara progresif merincikan tubuh organisme. Proses
perkembangan berjalan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan proses yang tidak
dapat diukur yaitu bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka. Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak perkembangan biji. Kecambah kemudian
berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh dengan ukuran dan
usia tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk bunga dan buah atau biji sebagai
alat perkembang biakannya.
Tiga proses perkembangan tumbuhan adalah pertumbuhan, morfogenesis, dan
diferensiasi sel. Pertumbuhan, yang merupakan peningkatan ukuran yang ireversibel, hasil
dari pembelahan sel dan pembesaran sel. Mitosis mengubah zigot menjadi embrio
multiseluler dalam air mani. Setelah perkecambahan, mitosis dimulai, yang berkonsentrasi
pada akar dan meristem apikal di dekat ujung kuncup. Ekspansi sel-sel baru bertanggung
jawab untuk ekspansi tanaman. Kedua, morfogenesis adalah perkembangan morfologi
yang menghasilkan sel, jaringan, dan organ yang memberi struktur dan bentuk pada
organisme dewasa. Selain diferensiasi, ada sintesis protein yang berbeda dalam jenis sel
yang berbeda. Misalnya, sel xilem mengembangkan enzim yang menghasilkan lignin, yang
mengeraskan dinding sel. Sel penjaga tidak menghasilkan enzim untuk sintesis lignin dan
memiliki dinding yang fleksibel.

2.2 Botani Tanaman Jagung


Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk. Jenis rumput-
rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung
terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama
lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi
penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan
pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu.
(Subekti, 2012).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledon
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L

2.3 Tanaman Kacang Hijau


Kacang hijau atau dikenal dengan nama latin (Vigna radiata) merupakan salah satu
komoditas tanaman berjenis kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat Indonesia.
Kacang hijau merupakan tanaman palawija yang memiliki banyak varietas dan merupakan
salah satu komoditi yang penting karena menghasilkan bahan pangan (Leatemia et al, 2011
dalam Rahmat, 2018). Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Kecambah dari kacang hijau
dikenal sebagai sayuran tauge yang sangat sehat untuk dikonsumsi. Kacang hijau
mengandung kalsium, protein, amilum, mangan, minyak lemak, belerang, besi,
magnesium, niasin, dan vitamin (B1, A, dan E).

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)


Sub Divisio : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Classis : Dicotyledone (berbiji keping dua)
Ordo : Rosales
Familia : Leguminosae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata L
Perkembangan kacang hijau yang baik akan menghasilkan kualitas kacang hijau
yang baik pula. Kacang hijau akan memiliki batang tegak yang bulat dan berbuku-buku
dengan tinggi batang antara 30−110 cm yang berwarna coklat, keunguan, dan kehijauan.
Tangkai daun lebih panjang dari daunnya yang berwarna daun hijau muda sampai hijau
tua. Batang utama memiliki cabang yang tumbuh menyamping. Daun kacang hijau terdiri
dari tiga helai dan berseling. Bunga berwarna kuning tersusun dalam tandan dan dapat
melakukan penyerbukan sendiri. Kacang hijau juga memiliki polong berbentuk silindris
6−15 cm dan berbulu.

Menurut pendapat (Kusuma et al., 2013) polong yang muda berwarna hijau dan
berubah hitam atau coklat ketika tua dengan jumlah biji per polong sebanyak 10−15 biji.
Pada pengembangan tanaman kacang hijau biasanya sering terjadi beberapa permasalahan
yaitu tidak adanya bibit dengan varietas yang unggul, sarana produksi yang masih
sederhana (belum canggih dan modern) dan tidak memadai, penanganan pasca panen
belum optimal, terjadi persaingan pemanfaatan lahan dengan komoditas lain, serta
permodalan petani yang terbatas.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum “Perkembangan Tanaman” dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 25
November 2021 pukul 08.00 sampai pukul 10.00 WIB bertempat di Rungkut Asri Timur,
Surabaya, Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Meteran, Penggaris
3.2.2. Bahan
1. Polibag hasil tanaman kacang hijau
2. Polibag hasil tanaman jagung
3. Pupuk urea, pupuk SP-36
4. Kertas Coklat

3.3 Cara Kerja


1. Melanjutkan pengamatan dan bab terdahulu yaitu Bab Pertumbuhan Tanaman.
2. Memberikan pemupukan lanjutan yaitu N3 (Urea) dan P (SP-36) pada saat tanaman
mulai berbunga (umur tanaman 40 hari) yaitu urea N3 = 5gr per tanaman dan 5 gr
pertanaman SP-36.
3. Mengamati pada saat pertumbuhan awal bunga, yaitu dihitung dari mulai tanam
sampai saat munculnya bunga pertama HST (hari setelah tanam).
4. Mengamati perkembangan tanaman sampai saat panen tiba.
5. Menghitung jumlah nodus produktif pertanaman, yaitu nodus yang mampu
menghasilkan polong pada tanaman kedelai.
6. Menghitung umur panen dimulai dari saat tanaman sampai tana man siap dipanen,
untuk tanaman jagung umur panen 70 - 110 hari tergantung varietas pada dataran
rendah dan kedelai umur panen 80-90 hari, tergantung juga varietas.
7. Menghitung rata-rata jumlah biji per polong untuk tanaman kedelai dan jumlah biji
per tongkol untuk tanaman jagung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4.1 Hasil pengamatan perkembangan tanaman jagung (Zea mays)
No. Gambar Keterangan
1. - Awal berbunga : 16
November 2021
- Jumlah nodus : 15

Tabel 4.2 Hasil pengamatan perkembangan tanaman kacang hijau (Vigna radiata)
No. Gambar Keterangan
1. - Awal berbunga : 13
November 2021
- Jumlah nodus : 30
4.2 Pembahasan
Perkembangan merupakan suatu perwujudan dari perubahan- perubahan
yang bertahap ataupun yang berjalan cepat. Pada kategori perkembangan, dapat
diukur sebagai pertambahan panjang, lebar atau luas. Namun tidak hanya
perubahan kuantitif saja yang dilihat, tetapi menyangkut perubahan kualitatif sel,
jaringan dan organ yang elise but sebagai diferensiasi. Merupakan suatu contoh
yang konkrit misalnya dalam peristiwa perkecambahan, perbungaan atau penuaan
yang menghasilkan perubahan yang mendadak di dalam kehidupan atau pola
pertumbuhan tumbuhan. Proses perkembangan lainnya berlangsung secara lambat
atau bertahap selama proses seluruh hidup tumbuhan (Kemendiknas, 2013).
Berdasarkan pengamatan mengenai perkembangan tanaman jagung dan
kacang tanah yang telah dilakukan di atas, diperoleh bahwa proses perkembangan
pada tanaman jagung ditandai dengan munculnya bunga pada tanggal 16 November
2021. Perkembangan juga ditunjukkan dengan banyaknya nodus pada tanaman
jagung yaitu sebanyak 15 nodus. Sedangkan proses perkembangan tanaman kacang
hijau ditunjukkan dengan munculnya bunga pada tanggal 13 November 2021.
Selain itu perkembangan pada tanaman kacang hijau juga ditunjukkan dengan
terdapat sebanyak 30 jumlah nodus.
Sama halnya dengan semua organisme, pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan diatur oleh kombinasi faktor genetik dan pengaruh lingkungan. Hal ini
berkenaan dengan karakteristik tumbuhan yaitu: 1) memiliki kemampuan merespon
sejumlah sinyal dari lingkungan seperti fotoperiode, perubahan suhu, dan
kelembaban; 2) memproduksi zat kimia pengatur tumbuh tumbuhan (hormon)
sebagai mediator sinyal dari lingkungan; 3) memiliki kode gen enzim yang
mengkatalis reaksi kimia untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
yaitu faktor dalam (Internal) yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan mencakup faktor genetik, epigenetik dan zat pengatur tumbuh. Dan
faktor luar (eksternal) yang merupakan sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan
dan sumbernya berasal dari lingkungan. Contohnya seperti nutrisi,air, dan cahaya
matahari.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Proses perkembangan berjalan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan
proses yang tidak dapat diukur yaitu bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan
dengan angka. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak
perkembangan biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil
yang sempurna. Setelah tumbuh dengan ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan
berkembang membentuk bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembang
biakannya.
2. Proses perkembangan pada tanaman jagung ditandai dengan munculnya bunga
pada tanggal 16 November 2021. Perkembangan juga ditunjukkan dengan
banyaknya nodus pada tanaman jagung yaitu sebanyak 15 nodus. Sedangkan proses
perkembangan tanaman kacang hijau ditunjukkan dengan munculnya bunga pada
tanggal 13 November 2021. Selain itu perkembangan pada tanaman kacang hijau
juga ditunjukkan dengan terdapat sebanyak 30 jumlah nodus
DAFTAR PUSTAKA

Buntoro, B.H. dkk. (2014). Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.). Vegetalika Vol.3(4).

Kemendiknas. (2013). Pertumbuhan dan Perkecambahan. Jurnal Fisiologi Tumbuhan, 36–48.

Kusuma, A. H., Izzati, M., & Saptiningsih, E. (2013). Pengaruh Penambahan Arang dan Abu
Sekam dengan Proporsi yang Berbeda terhadap Permeabilitas dan Porositas Tanah Liat
serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L). Anatomi Fisiologi, XXI(1), 1–9.

Rahmat, G.D. (2018). Pengaruh Konsentrasi Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.). Skripsi. Jurusan Agroteknologi. Universitas
Siliwangi Tasikmalaya.

Rajab, M. A. (2016). Pengaruh pertumbuhan kacang hijau (phaseolus radiatus) dengan perlakuan
pemberian media air berbeda. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 4(3).

Subekti, N. A. (2012). Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Teknik Produksi dan
Pengembangan Tanaman

Anda mungkin juga menyukai