Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SEMENTARA

DASAR BUDIDAYA TANAMAN

“PERBANYAKAN VEGETATIF CARA SAMBUNG”

DISUSUN OLEH :

Faqih Rahman Fareza/20024010162

GOLONGAN V2

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”

JAWA TIMUR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Grafting atau teknik penyambungan merupakan penyambungan dua


jaringan tanaman hidup sehingga kedua tanaman tersebut bergabung dan
tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan, teknik grafting
dipilih karena pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang sukar
diperbanyak dengan cara vegetative lainnya.

Perbanyak tanaman secara vegetatif,salah satunya adalah menyambung


tanaman, Menyambungkan tanaman antara dua jenis tanaman yang berbeda
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan hasil yang bagus.

Seperti tanaman rambutan binjai yang disambung menggunakan


tanaman rambutan aceh yang tujuannya agar mendapatkan tanaman baru dan
nantinya dapat berbuah dengan manis dan memiliki daging buah yang tidak
menempel pada biji sehingga dapat dengan mudah untuk mengkonsumsinya.

Metode sambung ini banyak digunakan oleh para petani untuk


mendapatkan hasil yang memiliki kualitas tinggi atau unggul dari jenis yang
sudah ada, sehingga mampu bersaing dipasaran dan dapat menambah variasi
dalam jenis buah untuk dinikmati masyarakat.

Metode sambung sebenarnya mudah dilakukan dan caranya cukup


sederhana, namun biasanya terdapat kegagalan saat proses menyambung, hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh kesalahan teknik menyambung dan
cara perawatannya.

1.2 Tujuan Praktikum


Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara menyambung tanaman yang
benar dan berhasil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sambung
Perbanyakan vegetatif sambung merupakan salah satu metode unyuk
memperoleh bibit unggul dalam menentukan keberhasilan dan budidaya
tanaman. Perbanyakan vegetatif sambung di bertujuan untuk mendapatkan
tanaman baru yang memiliki sifat seperti induk tanamannya yang unggul dan
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas tinghi serta untuk mempercepat
perkembangan tanaman dalam berbuah (Sunandar, 2018).
Perbanyakan vegetatif dengan metode sambung pucuk dapat
memperbaiki kualitas hasil tanaman, mempercepat pembuahan tanaman, dan
menimbulkan buah jenis baru yang merupakan gabungan dati dua jenis
tanaman yang disambung (Wirawan et al, 2018).

2.2 Tanaman Rambutan


Klasifikasi rambutan
Kingdom: Plantae
Devisi : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Spesies : Nephelium lappaceum L.
Rambutan merupakan tanaman buah-buahan tropika basah yang
berasal dari Asia Tenggara. Menurut seorang ahli Botania Soviet, Nikolai
Ivanovic Vavilov, sentrum utama asal tanaman rambutan adalah daerah
Indo-Malaya, meliputi IndoCina, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Di
wilayah ini ditemukan sumber genetik (germ plasm), rambutan
(Nepphellium lappaceum). Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman
rambutan banyak dibudidayakan di beberapa negara tropis. Di Indonesia
daerah penanaman rambutan tersebar diberbagai wilayah, salah satunya di
Sumatra. Di Sumatra ada beberapa varietas rambutan antara lain, rambutan
binjai, rambutan aceh,
rambutan rapiah, rambutan lebak bulus, rambutan narmada, rambutan
sinyonya, rambutan garuda, rambutan kapulasan dan rambutan cimacan.
Masing-masing varietas rambutan ini bisa dibedakan berdasarkan ukuran,
rasa, warna, dan kandungan air. Munculnya rambutan dengan berbagai
bentuk dan kualitas serta variasi harga yang semakin kompetitif
mengakibatkan meningkatnya daya beli masyarakat (Mesran. 2017).
Masyarakat terbiasa melakukan pembelian hanya karena tertarik
dengan bentuk ataupun tampilan tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya.
Hal ini menjadikan ketidak sesuaian antara harga barang dan kualitasnya.
Namun, dalam memilih rambutan dengan kualitas terbaik dari sekian
varietas yang ada merupakan pilihan yang sulit bagi para pedagang untuk
menentukannya untuk di pasarkan karena dari sekian banyak varietas
rupanya hanya beberapa saja yang menjadi pilihan pembeli dan varietas
rambutan inilah yang selayaknya dipasarkan oleh para pedagang di pusat
perbelanjaan (Fitriani, N. 2016).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum perbanyakan vegetatif cara sambung dilaksanakan pada hari senin
tanggal 1 November 2021 pukul 07.30-09.10 WIB, bertempat di Bojonegoro,
Jawa Timur

3.2 Alat dan Bahan

Alat

- Pisau okulasi
- Pisau yang tajam

3.2.2 Bahan
− Pohon induk yang dipakai sebagai batang bawah

− Mata tunas yang berasal dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi

− Plastik es mambo

− Plastik 2 kg

− Tali rafia

3.3 Cara Kerja

Digunakan metode :

A. Apical grafting (menyambung diujung batang bawah)

B. Latering grafting (menyambung disamping sepanjang batang bawah).

A. Metode Apical Grafting

1. Menyiapkan bahan tanaman sebagai bagian untuk batang bawah dan batang
atas.
2. Batang atas disiapkan bagian yang mempunyai diameter yang sama besar
dengan

batang bawah.

3. Sambungan dapat dilakukan dengan cara :

- Splice graft atau speed graft (Potongan sambungan berbentuk serong atau
miring).

- Whip and tongue (Potongan sambungan berbentuk celah seperti

lidah). - Sadle graft (Potongan sambungan berbentuk seperti pelana).


- Wedge graft (Pada dasar batang atas dibentuk duapotongan serong yang

berlawanan dan batang dibelah ditengah-tengah untuk disisipi batang atas.

4. Setelah disisipi lalu diikat dengan tali rafia.

5. Melindungi daerah sambungan agar tidak terlalu banyak mengalami penguapan


dengan

menggunakan kantong plastik.

6. Catatan : penyambungan harus segera dilakukan secepat mungkin, sebelum


getah dari

batang bawah dan batang atas yang disambungkan mengering.

B. Metode Latering Grafting

1. Mengambil dan menentukan batang bawah dan batang atas yang akan
disambung.

2. Menyayat bagian batang bawah dengan cara disayat miring kurnag lebih 3-5
cm.

3. Membuat potongan batang atas sesuai dengan bentuk potongan batang bawah.
4. Menyelipkan kedalam celah potongan dan selanjutnya diikat dengan tali rafia.

5. Menutupi bagian yang disambung dengan plastik untuk menghindari


penguapan.

Cara Kerja:

1. Menyediakan tanaman yang akan dipakai sebagai batang bawah. 2.

Menyiapkan mata tunas dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.

3. Pohon yang dipakai sebagai batang bawah setinggi 15-20 cm dari permukaan
tanah dibuat

sayatan melintang pada waktu menyayat, pisau sayat agak dimiringkan.


4. Kulit pohon dikelupas dengan cara menarik kebawah kira-kira 3-5 cm
panjangnya.

5. Menempelkan mata tunas dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.

6. Mengikat erat dengan tali rafia.

7. Mengamati pertumbuhan mata tunas yang sudah ditempelkan.


DAFTAR PUSTAKA
Ismawan, M. W. Fitriani, N., dkk. 2016. "Tuition Reduction Determination Using
Fuzzy Tsukamoto." Int. J. Eng. Sci. Invent, Vol.5, No. 9, pp. 68 - 72.

Rahayu, Esi, dkk. 2021. Teknik Perbanyakan Tanaman Melinjo (Gnetum gnemon)
Dengan Cara Okulasi Sambung. Jurnal Sains Biologi Vol. 1 (1).

Sunandar, D., Sholihah, S. M. & Syah, R. F. 2018. Pengaruh Model Sambungan


Dan Waktu Pembukaan Sungkup Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk
Tanaman Durian (Durio zibethinus macrophyllus). Jurnal Ilmiah Respati, 9
(1).

Wirawan, Adi, I. W., dkk. 2018. Pengaruh Umur Bibit Batang Bawah dan Teknik
Penyambungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Biji (Psidium
guavajaya L.). Jurnal Agroteknologi Tropika. Vol. 7 (4) : 478 - 488.

Zai, Y., Mesran, Buuloko, E. 2017. Sistem Pendukung Keputusan Untuk


Menentukan Buah Rambutan Dengan Kualitas Terbaik Menggunakan
Metode Weighted Product (WP). STMIK Budi Dharma. Medan.

Anda mungkin juga menyukai