Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN PALIATIF

Mata kuliah : keperawatan paliatif

Dosen Pengampu : Dwi Retnaningsih S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh :

Merisa Yuni Nur Alita

( 1905037 )

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA
SEMARANG

2021
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................................1


B. Tujuan ..........................................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................................2

A. Definisi palliative care..................................................................................................2


B. Peran dan Fungsi Perawat............................................................................................2
C. Prinsip Palliative care...................................................................................................2
D. Pedoman Perawat Palliative.........................................................................................3
E. Palliative Care Issues For Patients With Liver Disease (ESLD).................................. 8

BAB III.....................................................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................................9
B. Saran .........................................................................................................................10

Daftar pustaka .......................................................................................................................11


BAB I

a. Latar belakang
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada
penderita yang sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang
dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang
disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita
serta melibatkan keluarganya (Aziz, Witjaksono, 2008)
Kanker merupakan kondisi adanya perubahan sifat DNA sel yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan sel abnormal dan mempengaruhi fungsi sel sehat
lainnya. Penyebaran kanker cukup tinggi di Indonesia. Sampai saat ini tercatat jumlah
kanker nomor 1 mencapai 4,9%. Secara nasional populasi laki-laki 0,7% dan
perempuan 2,9% (Suprayitno & Kafil, 2020) Sebagian besar pasien memeriksaan diri
ke pelayanan kesehatan ketika kondisi sudah kritis (Suprayitno & Kafil, 2020)
Salah satu metode perawatan pasien kanker adalah kemoterapi (Suprayitno &
Kafil, 2020) Kemoterapi membutuhkan penanganan dan tindakan yang kompleks dan
membutuhkan keterampilan yang baik bagi perawat (Benzaid et, 2020)
Perawat memiliki peran penting dalam pemberian kemoterapi
(Signorelli,2020). Dalam memberikan perawatan, perawat harus memiliki
pengetahuan yang baik mengenai terapi kemoterapi dan perawatan paliatif (Kapucu &
Bagcivan, 2017) Sikap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif harus
menunjukkan cara berpikir, merasakan, bertindak dan berekasi terhadapat segala
perubahan lingkungan (Khan, N., dkk , 2012)

b. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep keperawatan paliatif dan menjelang
ajal
2. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan
perspektif keperawatan paliatif dan menjelang ajal.

1
BAB II

A. Definisi palliative care


Palliatif care berarti mengoptimalkan perawatan pasien dan keluarga untuk
meningkatkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan mengobati
penderitaan. Palliative care meliputi seluruh rangkaian penyakit melibatkan
penanganan fisik, kebutuhan intelektual, emosional, sosial dan spiritual untuk
memfasilitasi otonomi pasien, dan pilihan dalam kehidupan (Ferrell, 2015)
B. Peran dan Fungsi Perawat
Dalam menjalankan peran dan fungsi perawat dalam palliative care, perawat
harus menghargai hak-hak pasien dalam menentukan pilihan, memberikan
kenyamanan pasien dan pasien merasa bermartabat yang sudah tercermin didalam
rencana asuhan keperawatan. Perawat memiliki tanggung jawab mendasar untuk
mengontrol gejala dengan mengurangi penderitaan dan support yang efektif sesuai
kebutuhan pasien. Peran perawat sebagai pemberi layanan palliative care harus
didasarkan pada kompetensi perawat yang sesuai kode etik keperawatan(Combs, E. et
al., 2014). Hal-hal yang berkaitan dengan pasien harus dikomunikasikan oleh perawat
kepada pasien dan keluarga yang merupakan standar asuhan keperawatan yang
profesional. Menurut American Nurse Associatiuon Scope And Standart Practice
dalam (Margaret, 2013) perawat yang terintegrasi harus mampu berkomuniasi dengan
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya mengenai perawatan pasien dan ikut
berperan serta dalam penyediaan perawatan tersebut dengan berkolaborasi dalam
membuat rencana yang berfokus pada hasil dan keputusan yang berhubungan dengan
perawatan dan pelayanan, mengindikasikan komunikasi dengan pasien, keluarga dan
yang lainnya.
C. Prinsip Palliative care
Palliative care secara umum merupakan sebuah hal penting dan bagian yang tidak
terpisahkan dari praktek klinis dengan mengikuti prinsip:
a. Fokus perawatan terhadap kualitas hidup, termasuk kontrol gejala yang tepat
b. Pendekatan personal, termasuk pengalaman masa lalu dan kondisi sekarang
c. Peduli terhadap sesorang dengan penyakit lanjut termasuk keluarga atau orang
terdekatnya
d. Peduli terhadap autonomy pasien dan pilihan untuk mendapat rencana perawatan
lanjut, eksplorasi harapan dan keinginan pasien 21

2
3

e. Menerapkan komunikasi terbuka terhadap pasien atau keluarga kepada


profesional kesehatan
(Deliens, 2012)
D. Pedoman Perawat Palliative
pedoman praktek klinis untuk perawat palliative dalam meningkatkan kualitas
pelayanan palliative terdiri dari 8 domain diantaranya :
Domain 1 : structure and proses of care
Structure and proses of care merupakan cara menyelenggarakan pelatihan dan
pendidikan bagi para profesional paliatif dalam memberikan perawatan yang
berkesinambungan pada pasien dan keluarga (De Roo et al., 2013; Dy et al.,
2015.)Adapun panduan bagi perawat paliatif dijelaskan sebagai berikut :
a. Semua perawat harus menerima pendidikan tentang palliative care primer baik itu
tingkat sarjana, magister dan doctoral
b. Semua perawat harus diberikan pendidikan lanjut untuk palliative care primer
c. Semua perawat menerima orientasi palliative care primer yang termasuk
didalamnya mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam domain
palliative care. Ini termasuk penilaian dasar dan manajemen gejala
nyeri,keterampilan komunikasi dasar tentang penyakit lanjut, prinsip etika,
kesedihan dan kehilangan keluarga, komunitas dan pemberi layanan
d. Semua perawat harus mampu melakasanakan palliative care dengan kerjasama tim
dari multidisplin ilmu
e. Perawat hospice dan perawat palliative harus tersetifikasi dalam memberikan
pelayanan palliative care
f. Semua perawat harus berpartisipasi dalam inisatif memperbaiki kualitas layanan
palliative care
g. Perawat hospice dan perawat palliative memperomosikan kontinuitas dalam
palliative care sesuai aturan kesehatan dan mempromisikan hospice sebagai
pilihan
(Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015.)
4

Domain 2 : Physical Aspect Of Care

Physical Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk mengukur dan
mendokumentasikan rasa nyeri dan gejala lain yang muncul seperti menilai,
mengelola gejala dan efek samping yang terjadi pada masalah fisik pada pasien(De
Roo et al., 2013; Dy et al., 2015.). Adapun panduan bagi perawat paliatif dijelaskan
sebagai berikut:

a. Semua perawat harus mampu menilai nyeri, dyspnea dan fungsinya dengan
menggunakan pedoman yang konsisten pada pasien dengan penyakit lanjut yang
mengancam jiwa
b. Semua perawat harus mendokumentasikan pedoman dan temuan dalam rencana
asuhan keperawatan
c. Semua perawat harus mengikuti jalur pengobatan berdasarkan bukti evident based
nursing untuk memberikan perawatan manajemen nyeri dan menilai ulang gejala
yang ditimbulkan
(Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015.)

Domain 3: Psychological And Psychiatric Aspect Of Care

Psychological And Psychiatric Aspect Of Care merupakan cara yang


dilakukan untuk menilai status psikologis pasien dan keluarga seperti mengukur,
mendokumentasikan, mengelola kecemasan, dan gejala psikologis lainnya (De Roo et
al., 2013; Dy et al., 2015). Adapun panduan bagi perawat paliatif dijelaskan sebagai
berikut:

a. Semua perawat harus mampu menilai depresi, kecemasan, dan delirium


menggunakan pedoman yang tepat pada pasien yang mengancam jiwa
b. Semua perawat harus mendokumentasikan temuan dalam rencana perawatan
c. Semua perawat harus mengikuti jalur pengobatan berbasis EBN untuk mengelola
gejala psikologis yang ditimbulkan
d. Perawat hospice dan perawat palliative harus mempersiapkan duka cita bagi
keluarga yang ditinggalkan
e. Perawat hospice dan perawat palliative harus ikut andil dalam pengembangan
palliative care(Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015.).
5

Domain 4 : Social Aspect Of Care

Social Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk mendiskusikan


segala informasi, mendiskusikan tujuan perawatan, dan memberikan dukungan sosial
yang komperhensif(De Roo et al., 2013; Dy et al., 2017.). Adapun panduan bagi
perawat paliatif dijelaskan sebagai berikut:

a. Semua perawat harus meninjau kembali kekhawatiran pasien dan keluarga


terhadap penyakit lanjut yang mengancam jiwa
b. Perawat hospice dan perawat palliative harus membantu dan mengembangkan
sebuah rencana perawatan sosial yang komperhensif yang termasuk ndidalamnya
hubungan dengan keluarga, komunitas, dan orang yang terlibat dalam merawat
pasien
(Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015.)

Domain 5 : Spiritual, Religious, And Existential Aspect Of Care

Spiritual, Religious, And Existential Aspect Of Care merupakan cara yang


dilakukan untuk menyediakan atau memfasilitasi diskusi terkait kebutuhan spiritual
pasien dan keluarga (De Roo et al., 2013; Dy et al., 2015.). Adapun panduan bagi
perawat paliatif sebagai berikut:

a. Perawat hospice dan perawat palliative harus melakukan pengkajian spiritual


mencakup masalah agama, spiritual, dan eksistensial menggunakan pedoman
instrument yang terstruktur dan terintegrasi dalam penilaian dalam rencana
palliative care
b. Semua perawat harus mampu merujuk pasien dan keluarga pada kondisi yang
serius dengan menghadirkan rohaniawan, pendeta jika diperlukan
(Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015.)

Domain 6 : Culture Aspect Of Care

Culture Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan menilai budaya dalam proses
pengambilan keputusan dengan memperhariakn preferensi pasien atau keluarga,
memahami bahasa yang digunakan serta ritual-ritual budaya yang dianut pasien dan
keluarga (De Roo et al., 2013). Adapun panduan bagi perawat paliatif sebagai berikut:
6

a. Semua perawat harus mampu menilai budaya pasien sebagai komponen yang
tidak terpisahkan dalam memberikan palliative care dan perawatan dirumah yang
komperhensip mencakup pengambilan keputusan,prrepernsi pasien, komunikasi
keluarga, terapi komplementer, dan duka cita bagi keluarga yang ditinggalkan,
serta pemakaman dan ritual pemakaman pasien. (Ferrell, 2015)

Domain 7 : Care Of The Patient At End of life

Care Of The Patient At End of life merupakan cara yang dilakukan untuk
menggali lebih dalam tentang kesiapan menghadapi kematian dan duka cita setelah
kematian bagi keluarga yang ditinggalkan (De Roo et al., 2013)Adapun panduan bagi
perawat apaliatif sebagai berikut:

a. Perawat hospice dan perawat palliative harus mampu mengenali tanda dan gejala
kematian pasien, keluarga dan komunitas.ini harus dikomunikasikan dan
didokumentasikan.
b. Semua perawat harus mampu menjamin kenyamanan pada akhir kehidupan
c. Semua perawat harus meninjau kembali ritual budaya, agama, dan adat dalam
menghadapi kematian pasien.
d. Semua perawat harus mampu memberikan dukungan pasca kematian pada
keluarga yang ditinggalkan
e. Semua perawat harus mampu merawat jenazah sesuai dengan budaya, adat dan
agama pasien (Ferrell, 2015)

Domain 8 : Ethical And Legal Aspect Of Care

Ethical And Legal Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk
membuat perencanaan dengan memperhatian preferensi pasien dan keluarga sebagai
penerima layanan dengan tidak melanggar norma dan aturan yang belaku (De Roo et
al., 2013; Dy et al., 2015). Adapun panduan bagi perawat paliatif sebagai berikut:

a. Semua perawat harus meninjau kembali asuhan keperawatan yang telah diberikan
dan semua dokumentasinya
b. Semua perawat harus menjaga prinsip etik berdasarkan komite etik keperawatan
8

c. Semua perawat harus mengerti hukum aspect palliative dan mencari pakar hukum
jika diperlukan
(Ferrell, 2015)

E. Palliative Care Issues For Patients With Hearth Disease (ESHD)


Manajemen gagal jantung bebas bukti telah berkembang dengan baik selama
10 tahun terakhir, tetapi pasien yang akhirnya akan meninggal karena penyakit ini
membutuhkan perawatan paliatif yang penuh rasa hormat dan komprehensif.
Pedoman dari ACC (American Collegen of Cardiology) AHA (American heart
Assocition, 2005) membantu mengembangkan tolok ukur untuk Perawatan
paliatif pasien gagal jantung, berikut adalah rekomendasi mereka :
a. Pendidikan buat pasien dan keluarga harus disesuaikan dengan prognosis
terkait kapasitas fungsional dan kelangsungan hidup pasien.
b. Pendidikan pasien dan keluarga harus mencakup pilihan untuk memuaskan
advanced directive dan peran perawatan paliatif dan hospis.
c. Diskusi saran mengenai opsi menonaktifkan perangkat bantuan implan.
d. Kesinambungan perawat medis antara pengaturan rawat inap dan rawat jalan
harus dipastikan

Meskupun ACC / AHA merekomendasikan perawat hospis sebagai pilihan,


jumlah pasien yang dirujuk sangat lah sedikit. Menurut National Hospice dan
Paliative Care Organization (2004), 49% pasien hospis didiagnosa kanker dan
hanya 11% yang didiagnosis gagal jantung.

Diskusi mengenai proses penyakit harus dilakukan diawal. Akan sangat


terlambat untuk membahas perawatan paliatif dan keinginan menjelang ajal ketika
pasien hampir meninggal. Seperti hanya semua pasien dalam tahap kehidupan ini
Komunikasi yang berlanjut adalah kunci dalam mencapai tujuan mati dengan
bermatabat. Keterampilan komunikasi yang diperlukan untuk diskusi yang diperlukan
dalam fase kehidupan ini sering kurang dalam pendidikan penyedia layanan
kesehatan. Sebagian besar pasien sadar bahwa mereka sekarat dan bersedia berdiskusi
tentang kematian mereka. Banyak pasien yang tidak menyadari pilihan yang mereka
miliki dam dapat lakukan. Ketika pasien mencapai tempat dimana mereka ingin dan
perlu mendiskusikan keinginan untuk tetap kehidupan mereka, mereka sering
9

bergantung pada penyedia layanan kesahatan mereka untuk memulai


percakapan. Diskusi ini perlu dilakukan sebelum pasien menjadi terlalu sakit untuk
berpartisipasi, karena keputasan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan mereka
sendiri, tetapi juga kehidupan orang yang mereka cintai. Ini terus menjadi salah satu
masalah terbesar dalam perawatan pasien menjelang ajal Pemberian layanan
kesehatan jarang mengangakat masalah ini karena takut pasien “hilang harapan”.
Dalam suatu penelitian kualitatif yang di lakukan dilandon, oleh selmen dkk. (2007)
melaporkan bahwa ada berbagai pilihan perawatan akhir hidup yang dilaporkan oleh
pasien dan pengasuh mereka.Beberapa telah siap untuk mati dirumah ; mereka yang
memiliki mobilitas sangat terbatas mengatakan bahwa mereka tidak ingin hidup
mereka di perpanjang: anggota keluarga ragu-ragu untuk membuat keputusan
mengenai perawatan paliatif dan tidak ada responden yang mendiskusikan preferensi
mereka dengan penyedia layanan kesehatan mereka.Ketika berada ditahap akhir
perjalanan penyakit, beberapa obat untuk gagal jantung harus dilanjutkan karena
mereka bersifat paliatif. Obat-obatan yang sering dihentikan adalah stain, digoksin
(karena keracunan meningkat sering menurunnya fungsi ginjal). Selanjutnya, jika
hipotensi, ACE-I ARB, dan antihipentensi lainnya harus dihentikan. Depresi umum
terjadi dan normal dan harus diobati. Penghambat reseptor serotonin selektif biasanya
ditoleransi dengan baik dan meningkatan kualitas hidup. Perangkat implan sering
dimatikan selama priode ini, tetapi ini harus dimasukkan dalam advanced directives
(Dyne, Van & Graham, 2005)
BAB III

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita
yang penyakitnya tidaklagi responsive terhadap pengobatan kuratif.
Berdasarkan definisi ini maka jelas perawatan paliatif hanya diberikan kepada
penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif terhadap pengobatan
kuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun.
Tujuan umum kebijakan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup yang
seoptimal mungkin bagi penderita dan keluarganya. Yang artinya
meningkatkan kualitas hidup dan menganggap bahwa kematian adalah proses
yang normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan
rasa nyeri dan keluhan lain yang menganggu, menjaga keseimbangan
psikososial dan spiritual, berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir
hayatnya serta berusaha membantu duka cita pada keluarga.

B. Saran
a. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan
b. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Aziz, Witjaksono, & R. (2008). Modul Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif.
Lhokseumawe : Stikes Muhammadiyah Lhokseumawe.

Benzaid et, A. (2020). Sci-Hub | Knowledge level on administration of chemotherapy


through peripheral and central venous catheter among oncology nurses. Asia-Pacific
Journal of Oncology Nursing, 4(1), 61 | 10.4103/2347-5625.199081. https://sci-
hub.se/10.4103/2347-5625.199081

Combs, E., DiBiase, J.R., Freeman, N., Gibson, A.J., HuberBeddart, E., Hirtle, I., Hanvey, L.,
Lavoei, M., M., A.P.,; MacArthur, W., Rodney, P., Stenekes, S., Storch, J., & Trueman,
C. G., Tschantz, C., Woytkiw, T., Wright, K. D. (2014). Joint Position Statement – The
Palliative To Care And The Role Of The Nurse. In Joint Position Statement – The
Palliative To Care And The Role Of The Nurse (pp. 64–78).

De Roo, M.L., Leemans, K., Claessen, S.J.J., Cohen, J., W., & Pasman, H.R., Deliens, L.,
Francke, A. . (2013). No Title. Quality Indicators for Palliative Care: Update of a
Systematic Review. J. Pain Symptom Manage., 1(1), 46.

Dyne, Van & Graham, J. . (2005). Organizational Citizenship Behavior.

Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015. (2015). No Title. In Physical Aspects of Care: Pain and
Gastrointestinal Symptoms (pp. 1–300).

Kapucu & Bagcivan, 2017. (2017). No Title. Knowledge Level on Administration of


Chemotherapy through Peripheral and Central Venous Catheter among Oncology
Nurses, 1(1), 61–68.

Khan, N., Khowaja, K. Z. A., & Ali, T. S. (2012). No Title. Assessment of Knowledge, Skill
and Attitude of Oncology Nurses in Chemotherapy Administration in Tertiary Hospital
Pakistan. Open Journal of Nursing, 2(1), 97–103.

Suprayitno, E., & Kafil, R. F. (2020). Sikap Perawat dalam Memberikan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Paliatif. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 16(2),
135–146. https://doi.org/10.31101/jkk.1782

11

Anda mungkin juga menyukai