Anda di halaman 1dari 27

-1-

Tigaraksa, Desember 2021


Nomor : 900/ -Dinkes Kepada:
Lampiran : 24 (dua puluh empat) lembar Yth. Bupati Tangerang
Perihal : Penetapan Pola Tata Kelola di-
BLUD UPTD LABKESDA
Tigaraksa

Sehubungan telah selesainya pendampingan penyusunan persyaratan


dokumen PPK BLUD LABKESDA, maka bedasarkan ketentuan dalam pasal 38
ayat 2 (dua) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, dengan ini kami mengajukan draft Keputusan
Bupati Tangerang tentang Pola Tata Kelola pada LABKESDA Kabupaten
Tangerang yang menerapkan Pola Pengeloaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) Tahun Anggaran 2022.
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perkenan dan
persetujuannya diucapkan terimakasih.

KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN TANGERANG

dr. Hj. DESIRIANA DINARDIANTI, MARS


Pembina Utama Muda
NIP 19621201 199001 2 001
-2-

BUPATI TANGERANG
PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI TANGERANG

NOMOR 43 TAHUN 2021


TENTANG

POLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan


penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah
Laboratorium Kesehatan Daerah Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang perlu adanya pola tata kelola
sebagai peraturan dasar;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Tata Kelola Badan Layanan Umum
Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah Laboratorium
Kesehatan Daerah Pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Propinsi dalam
lingkungan Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950)
sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang


Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


-3-

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5340);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 Tahun 2010


-4-

tentang Laboratorium Kinik;


10
. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 77 tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.

11 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


. 129 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan
Layanan Umum;

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11


12
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
.
Perangkat Daerah (Berita Daerah Kabupaten Tangerang
Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten TangerangTahun 2016 Nomor 1611);

Peraturan Bupati Tangerang Nomor 88 Tahun 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
13
Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
.
Tangerang;

Peraturan Bupati Tangerang Nomor 31 Tahun 2019


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
14
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Tangerang.
.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG POLA TATA KELOLA


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA
TEKNIS DAERAH LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang.


2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara


-5-

pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan


yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah
5. Bupati adalah Bupati Tangerang.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya di singkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang.
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
8. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya di singkat BLUD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau unit kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang di bentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan
atau jasa yang di jual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktifitas.
9. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang
selanjutnya di singkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
10 pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang.
Kepala Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah
11 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.
. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPT adalah
organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
12 kegiatan teknis penunjang tertentu pada Dinas atau Badan Daerah.
. Laboratorium Kesehatan Daerah adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk
13 penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan, atau
. faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
Pemimpin adalah pemimpin PPK-BLUD UPT Labkesda Kabupaten
Tangerang sekaligus pemegang kuasa manajemen tertinggi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati, yang karena jabatannya
mempunyai tugas mengelola serta memimpin PPK-BLUD UPT Labkesda
14 Kabupaten Tangerang ke dalam maupun keluar.
. Upaya Kesehatan Perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

15 Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh BLUD UPTD


. Labkesda Kabupaten Tangerang kepada masyarakat, mencakup
-6-

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan


dituangkan dalam suatu sistem.
Unit Pelaksana Teknis Daerah Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Tangerang yang selanjutnya disingkat UPTD Labkesda Kabupaten
16 Tangerang adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah Laboratorium Kesehatan
. Daerah pada Dinas yang menerapkan PPK-BLUD.
Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan BLUD.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
17 adalah kepala perangkat daerah yang mempunyai tugas melaksanakan
. pengelolaan keuangan daerah dan bertindak sebagai Bendahara Umum
Daerah.
18 Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Laboratorium Kesehatan Daerah
. yang selanjutnya di sebut Kepala BLUD UPTD adalah Kepala Unit
Pelaksana Daerah Laboratorium Kesehatan Daerah pada Dinas Kesehatan
19 Kabupaten Tangerang.
. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Daerah yang
selanjutnya disebut Kepala Sub Bagian Tata Usaha adalah Kepala Sub
20 Bagian pada UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah pada Dinas Kesehatan
. Kabupaten Tangerang.
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di singkat ASN adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, di angkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
21 menduduki jabatan pemerintahan
. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
22 Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok Aparatur Sipil Negara
. yang di beri tugas wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya
dalam rangka kelancaran tugas pemerintahan.
Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra adalah dokumen lima
23 tahunan yang memuat visi, misi, program strategis, pengukuran
. pencapaian kinerja dan arah kebijakan operasional BLUD.
Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD UPT Labkesda Kabupaten
Tangerangyang selanjutnya di sebut RBA adalah dokumen perencanaan
bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan
24 anggaran tahunan suatu BLUD UPT Labkesda Kabupaten Tangerang.
.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang selanjutnya di singkat DPA-
BLUD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya, proyeksi arus
kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan dan
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh BLUD.
25
.

26
-7-

27
.

28
.

Pasal 2

(1) Maksud Peraturan Bupati ini untuk memberikan pedoman dalam


pengelolaan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang menerapkan PPK-
BLUD.

(2) Tujuan Peraturan Bupati ini untuk meningkatkan pelayanan UPTD


Laboratorium Kesehatan Daerah kepada masyarakat dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keungan berdasarkan prinsip ekonomi,
produktifitas dan penerapan bisnis yang sehat.

Pasal 3

(1) Pola Tata Kelola UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah memuat :

a. struktur organisasi;
b. prosedur kerja;
c. pengelompokan fungsi yang logis; dan
d. pengelolaan sumber daya manusia.

(2) Pola Tata Kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan
prinsip :

a. transparasi;
b. akuntabilitas;
c. responsibilitas; dan
d. independensi.

Pasal 4

(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a,
berpedoman pada ketentuan struktur organisasi Perangkat Daerah.

(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,
menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi.
-8-

(3) Pengelompokan fungsi yang logis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


ayat (1) huruf c, menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektivitas pencapaian organisasi.

(4) Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


ayat (1) huruf d, merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai
sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara
kuantitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
secara efisien, efektif dan produktif.
Pasal 5

(1) Transparansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a,


merupakan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan.

(2) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b,


merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah agar pengelolaannya dapat
dipertanggunggugatkan.

(3) Responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c,


merupakan kesesuaian atau kepatuhan didalam pengelolaan organisasi
terhadap bisnis yang sehat serta perundang-undangan yang berlaku.

(4) Independensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d,


merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip bisnis yang sehat.

(5) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwujudkan dalam


perencanaan, evaluasi dan laporan pertanggunggugatan dalam sistem
pengelolaan keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen
sumber daya manusia, pengelolaan asset, dan manajemen pelayanan.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG


UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH

Bagian Kesatu
Kedudukan
-9-

Pasal 6

(1) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah merupakan unsur pendukung


teknis dan pelayanan Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan
Masyarakat dibidang kesehatan yang berkedudukan dibawah dinas.

(2) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dipimpin oleh seorang kepala yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bagian Kedua
Tugas, Fungsi dan Wewenang

Pasal 7

(1) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan


kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
Daerah.

(2) Tugas UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) antara lain:
a. Untuk melaksanakan fungsi, BLUD UPT Labkesda Kabupaten
Tangerang mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Pelaksanaan penyusunan rencana tugas dan kegiatan teknis
operasional dan/ atau teknis penunjang Laboratorium
Kesehatan Daerah;
b) Penyelenggaraan kegiatan teknis operasional dan/atau teknis
penunjang Laboratorium Kesehatan Daerah;
c) Pelaksanaan ketatausahaan UPT Laboratorium Kesehatan
Daerah;
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
e) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas.

b. Kewajiban BLUD UPT Labkesda Kabupaten Tangerang:


a. Melaksanakan Pemantapan Mutu Internal dan mengikuti
kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal yang diakui oleh
Pemerintah;
b. Mengikuti akreditasi Laboratorium yang diselenggarakan oleh
Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) setiap 5
tahun;
c. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan dan keamanan
laboratorium
d. Memperhatikan fungsi sosial
e. Membantu program pemerintah dibidang pelayanan Kesehatan
kepada masyarakat dan
f. Berperan secara aktif dalam asosiasi laboratorium kesehatan

Pasal 8
-10-

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, UPTD


Laboratorium Kesehatan Daerah melayani:

a. Laboratorium Klinik;

Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan


pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan

b. Laboratorium Kesehatan Masyarakat.


Laboratorium Kesehatan Masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiologi, fisika, kimia
dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
masyarakat dan kesehatan lingkungan terutama untuk menunjang upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat

Pasal 9

Dalam menyelenggarakan fungsi pelayanan Laboratorium Klinik sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
melayani pemeriksaan:

a. Pemeriksaan Hematologi
b. Pemeriksaan Kimia Darah
c. Pemeriksaan Imunoserologi
d. Pemeriksaan Analisa Urine
e. Pemeriksaan Parasitologi
f. Pemeriksaan Mikrobiologi
g. Pemeriksaan Analisa Tinja
h. Pemeriksaan PCR
Pasal 10

Dalam menyelenggarakan fungsi pelayanan Laboratorium Klinik sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
melayani pemeriksaan:

a. Pemeriksaan air minum


b. Pemeriksaan air bersih
c. Pemeriksaan makanan-minuman

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

Bagian Kesatu
Pejabat Pengelola
-11-

Pasal 11

(1) Pejabat pengelola terdiri dari:


a. pemimpin;
b. pejabat keuangan;
c. pejabat teknis.

(2) Pejabat pengelola BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati.

Pasal 12

(1) Pemimpin bertanggung jawab kepada Bupati

(2) Pemimpin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas:


a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
engevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD agar lebih efisien dan
produktivitas;
b. Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta kewajiban
lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala
daerah;
c. Menyusun Renstra;
d. Menyiapkan RBA;
e. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis kepada
kepala daerah sesuai dengan ketentuan;
f. Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD selain
pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundangan-
undangan;
g. Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang dilakukan oleh
pejabat keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan tugas
pengawasan internal, serta menyampaikan dan
mempertanggungiawabkan kinerja operasional serta keuangan BLUD
kepada kepala daerah; dan
h. tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai dengan
kewenangannya.
(3) Pemimpin dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab umum operasional dan
keuangan, bertindak selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Barang.

Pasal 13

(1) Pejabat keuangan adalah pejabat pengelola keuangan pada UPTD


Laboratorium Kesehatan Daerah.

(2) Pejabat keuangan bertanggungjawab kepada Pemimpin.


(3) Pejabat keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:
-12-

a. merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;


b. mengoordinasikan peny:sunan RBA;
c. menyiapkan DPA;
d. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e. menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;

g. menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada


dibawah penguasaannya;
h. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
i. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan; dan
j. tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin
sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 14

(1) Pejabat teknis mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab kegiatan teknis


operasional dan pelayanan dibidangnya.

(2) Pejabat teknis bertanggungjawab kepada Pemimpin.

(3) Pejabat teknis umum mempunyai tugas sebagai berikut:


a. menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan pelayanan di
bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan sesuai
dengan RBA;
c. memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasionai dan
pelayanan dibidangnya; dan
d. tugas lainnya yang ditetapkan oieh kepala daerah dan/atau pemimpin
sesuai dengan kewenangannya.

(6) Pejabat teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab


terhadap mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas sumber
daya manusia dan peningkatan sumber daya lainnya.

(7) Tanggungjawab pejabat teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan sumber
daya manusia dan peningkatan sumber daya lainnya.

Bagian Kedua
Pengelompokan Fungsi dan Tata kerja

Pasal 15

(1) Pejabat keuangan bertanggungjawab kepada Pemimpin dalam pengelolaan


keuangan dan akuntansi, perencanaan, penganggaran dan evaluasi,
penyediaan dan pengelolaan data keuangan.

(2) Pejabat teknis mutu bertanggungjawab kepada Pemimpin dalam dalam hal
-13-

mutu pengujian dan kalibrasi, ketepatan dan kualitas pelayanan.

(3) Pejabat teknis Laboratorium bertanggungjawab kepada Pemimpin dalam


pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium.

Bagian Ketiga
Hubungan Kerja

Pasal 16

(1) Hubungan kerja UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dengan Dinas,


meliputi:
a. Dinas menyusun rencana dan menetapkan target untuk kegiatan
Upaya Kesehatan Perorangan;
b. Dinas melakukan pengawasan dan pembinaan kegiatan Upaya
Kesehatan Perorangan yang dilaksanakan oleh BLUD UPTD
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Tangerang;
c. Dinas melakukan evaluasi seluruh kegiatan Upaya Kesehatan
Perorangan;
d. BLUD UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Tangerang
melaksanakan kebijakan Dinas;
e. BLUD UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Tangerang
menyusun RBA;
f. BLUD UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten Tangerang
menyampaikan laporan kinerja dan keuangan kepada Dinas;
g. Dinas menjadi tempat rujukan Upaya Kesehatan Perorangan strata
kesatu.

(2) Hubungan kerja BLUD UPT Labkesda Kabupaten Tangerang dengan


fasilitas kesehatan masyarakat primer yang berada pada wailayah kerja
BLUD UPT Labkesda Kabupaten Tangerang bermitra dengan fasilitas
kesehatan perorangan primer diwilayah Kabupaten Tangerang.

BAB IV
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Pasal 17

(1) Dalam rangka menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas


pelayanan yang diberikan oleh UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah ,
Bupati menetapkan standar pelayanan minimal dengan Peraturan Bupati.

(2) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan
oleh Pemimpin kepada Bupati.

(3) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memperimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan kesetaraan layanan
serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
-14-

Pasal 18

(1) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 harus


memenuhi persyaratan:
a. fokus pada jenis pelayanan;
b. terukur;
c. dapat dicapai;
d. relevan dan dapat diandalkan; dan
e. tepat waktu.

(2) Fokus pada jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan
fungsi UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.

(3) Terukur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan kegiatan
yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

(4) Dapat dicapai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan
kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai
kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.

(5) Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk
menunjang tugas dan fungsi UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.

(6) Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, merupakan
kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.

BAB V
SUMBER DAYA MANUSIA DAN REMUNISASI

Bagian Kesatu
Sumber Daya Manusia

Pasal 19

(1) Pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat berasal dari Pegawai
Negeri Sipil dan/atau non Pegawai Negeri Sipil yang profesional sesuai
dengan kebutuhan.

(2) Pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat berasal dari non
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipekerjakan
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak kerja.
-15-

(3) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai UPTD


Laboratorium Kesehatan Daerah yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Pengangkatan dan pemberhentian pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan


Daerah yang berasal dari non Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan
prinsip efisiensi, ekonomis, dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan pemberhentian pegawai


UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang berasal dari non Pegawai Negeri
Sipil diatur dengan Peraturan Bupati tersendiri.

Bagian Kedua
Remunerasi

Pasal 20

(1) Pejabat pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan


pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme yang
diperlukan.

(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan usulan Pemimpin dengan persetujuan Kepala Dinas melalui
Sekretaris Daerah.

(3) Remunerasi bagi pejabat pengelola dan pegawai sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau
pension.

(4) Remunerasi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk honorarium.

(5) Penetapan remunerasi Pemimpin, mempertimbangkan faktor-faktor yang


berdasarkan:
a. Ukuran (size) dan jumlah asset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitasnya;
b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis;
Kemampuan pendapatan; dan
c. Kinerja operasional yang ditetapkan oleh Bupati dengan
d. mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, pelayanan, mutu
dan manfaat bagi masyarakat.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara, besaran dan pemanfaatan
remunerasi diatur dalam Peraturan Bupati.
-16-

BAB VI
TARIF LAYANAN

Pasal 21

(1) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat memungut biaya kepada


masyarakat sebagai imbalan atas barang dan/atau jasa layanan yang
diberikan.

(2) Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif layanan yang disusun atas dasar
perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.

(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk imbal hasil
yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian
dari biaya per unit layanan.

(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa besaran tarif
atau pola tarif sesuai jenis layanan UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah.

Pasal 22

(1) Tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 diusulkan oleh


Pemimpin kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh
Pemimpin dengan persetujuan Kepala Dinas kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
dengan Peraturan Bupati dan disampaikan kepada Pemimpin DPRD.

(4) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli
masyarakat, serta kompetisi yang sehat.

(5) Peraturan Bupati mengenai tarif layanan dapat dilakukan perubahan


sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan.

(6) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilakukan secara
keseluruhan maupun per unit layanan.
-17-

BAB VII
DEWAN PENGAWAS

Bagian Kesatu
Persyaratan Pembentukan Dewan Pengawas

Pasal 23

(1) Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap


pengelolaan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat dibentuk
Dewan Pengawas.

(2) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) disesuaikan dengan nilai
omzet dan/atau nilai aset, serta seorang di antara anggota Dewan
Pengawas ditetapkan sebagai ketua Dewan Pengawas.

(3) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang untuk UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah yang memiliki:
a. Realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua)
tahun terakhir, sebesar Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah) sampai dengan Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah); dan/atau

b. Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar


Rp.150.000.000.000,00 (seratus lima puluh miliar rupiah) sampai
dengan Rp.500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah).

(4) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebanyak 5 (lima) orang untuk UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah yang memiliki:
a. Realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua)
tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah); dan/atau

b. Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari
Rp.500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah).

(5) Pembentukan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
jumlah keanggotaan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dan ayat (4) dapat ditinjau kembali, apabila realisasi pendapatan
menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir dan/atau nilai
aset menurut neraca, mengalami penurunan selama 2 (dua) tahun
berturut turut lebih rendah dari persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4).
-18-

Bagian Kedua
Persyaratan Keanggotaan Dewan Pengawas

Pasal 24

(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas adalah orang
perseorangan yang:
a. memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah,
serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya; dan
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota direksi atau
komisaris atau dewan pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga
menyebabkan suatu badan usaha pailit, atau orang yang tidak
pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
kerugian Negara.

(2) Usulan anggota Dewan Pengawas disertai informasi tentang kompetensi


anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan.

(3) Informasi kompentensi anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), paling sedikit terdiri dari:
a. daftar riwayat hidup; dan
b. salinan/fotokopi ijazah terakhir yang dimiliki yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang.

(4) Usulan keanggotaan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) disampaikan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan.

Bagian Ketiga
Tugas dan Kewajiban Dewan Pengawas

Pasal 25

(1) Dewan Pengawas bertugas:


a. memantau perkembangan kegiatan BLUD;
b. menilai kinerja keuangan maupun kinerja nonkeuangan BLUD dan
memberikan rekomendasi atas hasil penilaian untuk ditindaklanjuti
oleh Pejabat Pengelola BLUD
c. memonitor tindak laniut hasil evaluasi dan penilaian kinerja dari
hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d. memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya; dan
e. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai RBA yang
diusulkan oleh pejabat pengelola, dan permasalahan yang menjadi
kendala dalam pengelolaan dan kinerja BLUD.
-19-

(2) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati sccara berkala paling sedikit 1
(satu) kali dalam satu tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

Bagian Empat
Pembentukan/Pengangkatan Dewan Pengawas

Pasal 26

Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Bupati atas usulan Pemimpin.

Pasal 27

Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat Satuan Kerja


Perangkat Daerah (SKPD) dan unsur-unsur pejabat pengelola keuangan
daerah, serta tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah.

Pasal 28

(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya


(2) dengan pengangkatan pejabat pengelola UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah, kecuali pengangkatan untuk pertama kalinya pada waktu
pembentukan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.
Bagian Kelima
Pemberhentian dan Penggantian Dewan Pengawas

Pasal 29

(1) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Bupati sesuai


kewenangannya, setelah masa jabatan Anggota Dewan Pengawas
berakhir.

(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa


jabatannya oleh Bupati atas usulan Pemimpin.

(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas dilakukan apabila anggota


Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terbukti:
a. tidak melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah ;
d. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana
kejahatan dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengawasan atas UPTD Laboratorium Kesehatan
-20-

Daerah ; atau
e. berhalangan tetap.

Pasal 30

(1) Apabila terdapat anggota Dewan Pengawas yang diberhentikan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, dapat dilakukan penggantian
anggota Dewan Pengawas dengan tetap memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 25.

(2) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas pengganti ditetapkan selama sisa
masa jabatan anggota Dewan Pengawas yang diganti.

Bagian Keenam
Sekretaris Dewan Pengawas

Pasal 31

(1) Untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas, dapat diangkat


seorang sekretaris Dewan Pengawas.

(2) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diangkat oleh pemimpin dengan persetujuan Dewan Pengawas.

(3) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan
merupakan anggota Dewan Pengawas.

Bagian Ketujuh
Biaya Dewan Pengawas

Pasal 32

Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan


Pengawas dibebankan kepada anggaran UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah dan dimuat dalam RBA UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.

BAB VIII
PENGELOLAAN ANGGARAN

Bagian Kesatu
Pengelolaan Keuangan

Pasal 33
-21-

(1) Pemimpin merupakan kuasa pengguna anggaran/barang daerah pada


Dinas.

(2) Dalam hal Pemimpin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari
non Pegawai Negeri Sipil, pejabat keuangan wajib berasal dari Pegawai
Negeri Sipil yang merupakan pejabat kuasa pengguna anggaran/barang
daerah pada Dinas.

Pasal 34

(1) Setiap tahun UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah menyusun RBA yang
berpedoman pada Renstra UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.

(2) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan prinsip
anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut jenis
layanan, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan
pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain,
APBD, APBN, dan sumber-sumber pendapatan UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah lainnya.

(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipersamakan sebagai RKA-
SKPD.

Pasal 35

(1) RBA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memuat:

a. kinerja tahun berjalan;


b. asumsi mikro dan makro;
c. target kinerja;
d. analisis dan perkiraan biaya satuan;
e. perkiraan harga;
f. anggaran pendapatan dan biaya;
g. besaran persentase ambang batas;
h. prognosa laporan keuangan;
i. perkiraan maju (forward estimate);
j. rencana pengeluaran investasi/modal; dan
k. ringkasan pendapatan dan biaya.

(2) Ringkasan pendapatan dan biaya termasuk rencana pengeluaran


investasi/modal sebagaimana diamksud pada ayat (1) huruf j dan huruf k
dikonsolidasikan dengan RKA-Dinas.

(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan usulan
program, kegiatan, standar pelayanan minimal, dan biaya dari keluaran
yang akan dihasilkan.

(4) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sesuai dengan
-22-

jadwal penyusunan APBD.

(5) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada kepala
SKPD untuk dibahas sebagai bagian dari RKA-Dinas.

(6) RKA-Dinas beserta RBA UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disampaikan kepada PPKD untuk
selanjutnya dibahas Tim Anggaran.

(7) Tim Anggaran melakukan penelaahan RBA SKPD BLUD dan RKA SKPD
beserta RBA Unit Kerja BLUD.

(8) Penelaahan meliputi kesesuaian usulan anggaran dengan dokumen


perencanaan, tugas pokok dan fungsinya masing-masing termasuk
menghitung dan menganalisis pembiayaan akibat defisit atau surplus
penganggaran.

(9) RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh Tim Anggaran, dituangkan
dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

Pasal 36

(1) RBA disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD.

(2) Seluruh sumber dan alokasi biaya dikonversikan sesuai kelompok dan
jenis belanja dalam APBD, dengan menggunakan basis kas.

Pasal 37

(1) Peraturan Daerah tentang APBD yang telah ditetapkan, menjadi dasar
pemimpin BLUD melakukan penyesuaian RBA dan menetapkan RBA
secara definitif.

(2) RBA yang telah ditetapkan secara definitif sebagaimana dimaksud ayat (1)
menjadi dasar penyusunan DPA.

Bagian Kedua
Akuntansi

Pasal 38

(1) Pengelolaan keuangan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah


berdasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi dan produktivitas dengan
berazaskan akuntabilitas dan transparansi.

(2) Dalam rangka penerapan prinsip dan azas sebagaimana dimaksud pada
-23-

ayat (1), maka dalam penatausahaan keuangan diterapkan Sistem


Akuntansi berbasis Akrual (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan UPTD


Laboratorium Kesehatan Daerah diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga
Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 39

(1) Laporan keuangan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah terdiri dari:

a. neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,


kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu;
b. laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan
biaya selama satu periode;
c. laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan
aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau
pembiayaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaraan dan saldo akhir kas selama periode tertentu; dan
d. catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam laporan keuangan.

(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan
laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian hasil/keluaran.

(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaudit oleh
pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 40

(1) Setiap triwulan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah menyusun dan


menyampaikan laporan operasional dan laporan arus kas kepada PPKD
melalui kepala Dinas paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode
pelaporan berakhir.

(2) Setiap semesteran dan tahunan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah


wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan lengkap yang
terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD melalui kepala
Dinas untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Dinas dan
Pemerintah Daerah, paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan
berakhir.

Bagian Keempat
Pendapatan
-24-

Pasal 41

(1) Pendapatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat bersumber dari:

a. Jasa layanan;
b. Hibah;
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan
f. Lain-lain pendapatan yang sah dan tidak mengikat

Pasal 42

(1) Pendapatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang bersumber dari


jasa layanan dapat berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang
diberikan kepada masyarakat termasuk pendapatan kapitasi dari Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan.

(2) Pendapatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang bersumber dari


hibah dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat.

(3) Pendapatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai hasil


kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan dari kerjasama
operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas
dan fungsi UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah .

(4) Pendapatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang bersumber dari


pendapatan yang berasal dari torisasi kredit anggaran pemerintah daerah
bukan dari kegiatan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.

(5) Pendapatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang bersumber dari


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat berupa pendapatan yang
berasal dari pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi
dan/atau tugas pembantuan dan lain-lain.

(6) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dalam melaksanakan anggaran


dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan, proses pengelolaan keuangan
diselenggarakan secara terpisah berdasarkan ketentuan yang berlaku
dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(7) Lain-lain pendapatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang sah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf f, antara lain:

a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan;


b. hasil pemanfaatan kekayaan;
c. jasa giro;
d. pendapatan bunga;
-25-

e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;


f. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah.
g. hasil investasi.

Bagian Kelima
Biaya

Pasal 43

(1) Biaya UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah merupakan biaya


operasional dan biaya non operasional.

(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup


seluruh biaya yang menjadi beban UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi.

(3) Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup
seluruh biaya yang menjadi beban UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.

(4) Biaya UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), dialokasikan untuk membiayai program peningkatan
pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan.

(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan diatur dengan


Peraturan Bupati.

BAB IX
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

Pasal 44

(1) Pemimpin menunjuk pegawai yang bertanggungjawab terhadap


pengelolaan lingkungan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang
meliputi:
a. Kebersihan lingkungan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
selama 24 (dua puluh empat) jam meliputi area kantor dan area
b. pelayanan termasuk toilet/kamr mandi;
c. Pengelolaan sampah medik dan domestik;
d. Pengelolaan limbah Laboratorium Kesehatan Daerah;
-26-

e. Pengawasan dan pengendalian vector/serangga; dan


f. Penyediaan sarana laktasi dan area bebas rokok.
(2) Pemimpin menyusun kebijakan pengelolaan lingkungan fisik, kimia,
biologi yang memperhatikan keselamatan pasien dan karyawan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 45

(1) Pembinaan teknis dan pengawasan dilakukan oleh Bupati melalui


Sekretaris Daerah.

(2) Pembinaan keuangan dilakukan oleh Kepala Badan Pengelolaan


Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang.

(3) Pengawasan operasional dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten


Tangerang.

BAB XI
EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA

Pasal 46

(1) Kinerja UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dievaluasi dan dilakukan


penilaian oleh Bupati dan/atau Dewan Pengawas terhadap aspek
keuangan dan non keuangan untuk mengukur tingkat pencapaian hasil
pengelolaan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dan RBA.

(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Bupati dan/atau Dewan Pengawas.

Pasal 47

(1) Evaluasi dan Penilaian Kinerja aspek keuangan diukur berdasarkan


tingkat kemampuan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dalam:
a. Rentabilitas;
b. Likuiditas;
c. Solvabilitas; dan
d. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai
pengeluaran.

(2) Evaluasi dan Penilaian Kinerja aspek non keuangan diukur berdasarkan
perspektif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran dan
pertumbuhan.
-27-

(3) Bupati dan/atau Dewan Pengawas melakukan evaluasi dan penilaian


terhadap aspek keuangan dan non keuangan untuk mengukur tingkat
pencapaian hasil pengelolaan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 harus dalam dokumen penilaian
kinerja.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49

Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal 01 Januari 2022.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tangerang.

Ditetapkan di Tigaraksa
Pada tanggal 01 Desember 2021

BUPATI TANGERANG

A. ZAKI ISKANDAR

Diundangkan di Tigaraksa
Pada tanggal 01 Desember 2021
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG

MOCH.MAESYAL RASYID
BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2021 NOMOR …

Anda mungkin juga menyukai