BUPATI TANGERANG
PROVINSI BANTEN
BUPATI TANGERANG,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
26
-7-
27
.
28
.
Pasal 2
Pasal 3
a. struktur organisasi;
b. prosedur kerja;
c. pengelompokan fungsi yang logis; dan
d. pengelolaan sumber daya manusia.
(2) Pola Tata Kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan
prinsip :
a. transparasi;
b. akuntabilitas;
c. responsibilitas; dan
d. independensi.
Pasal 4
(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a,
berpedoman pada ketentuan struktur organisasi Perangkat Daerah.
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,
menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi.
-8-
BAB II
Bagian Kesatu
Kedudukan
-9-
Pasal 6
(2) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dipimpin oleh seorang kepala yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bagian Kedua
Tugas, Fungsi dan Wewenang
Pasal 7
Pasal 8
-10-
a. Laboratorium Klinik;
Pasal 9
a. Pemeriksaan Hematologi
b. Pemeriksaan Kimia Darah
c. Pemeriksaan Imunoserologi
d. Pemeriksaan Analisa Urine
e. Pemeriksaan Parasitologi
f. Pemeriksaan Mikrobiologi
g. Pemeriksaan Analisa Tinja
h. Pemeriksaan PCR
Pasal 10
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Bagian Kesatu
Pejabat Pengelola
-11-
Pasal 11
(2) Pejabat pengelola BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati.
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Kedua
Pengelompokan Fungsi dan Tata kerja
Pasal 15
(2) Pejabat teknis mutu bertanggungjawab kepada Pemimpin dalam dalam hal
-13-
Bagian Ketiga
Hubungan Kerja
Pasal 16
BAB IV
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Pasal 17
(2) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan
oleh Pemimpin kepada Bupati.
(3) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memperimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan kesetaraan layanan
serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
-14-
Pasal 18
(2) Fokus pada jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan
fungsi UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.
(3) Terukur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan kegiatan
yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
(4) Dapat dicapai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan
kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai
kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.
(5) Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk
menunjang tugas dan fungsi UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.
(6) Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, merupakan
kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.
BAB V
SUMBER DAYA MANUSIA DAN REMUNISASI
Bagian Kesatu
Sumber Daya Manusia
Pasal 19
(1) Pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat berasal dari Pegawai
Negeri Sipil dan/atau non Pegawai Negeri Sipil yang profesional sesuai
dengan kebutuhan.
(2) Pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dapat berasal dari non
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipekerjakan
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak kerja.
-15-
Bagian Kedua
Remunerasi
Pasal 20
(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan usulan Pemimpin dengan persetujuan Kepala Dinas melalui
Sekretaris Daerah.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara, besaran dan pemanfaatan
remunerasi diatur dalam Peraturan Bupati.
-16-
BAB VI
TARIF LAYANAN
Pasal 21
(2) Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif layanan yang disusun atas dasar
perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.
(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk imbal hasil
yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian
dari biaya per unit layanan.
(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa besaran tarif
atau pola tarif sesuai jenis layanan UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah.
Pasal 22
(2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh
Pemimpin dengan persetujuan Kepala Dinas kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
dengan Peraturan Bupati dan disampaikan kepada Pemimpin DPRD.
(6) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilakukan secara
keseluruhan maupun per unit layanan.
-17-
BAB VII
DEWAN PENGAWAS
Bagian Kesatu
Persyaratan Pembentukan Dewan Pengawas
Pasal 23
(2) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) disesuaikan dengan nilai
omzet dan/atau nilai aset, serta seorang di antara anggota Dewan
Pengawas ditetapkan sebagai ketua Dewan Pengawas.
(3) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang untuk UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah yang memiliki:
a. Realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua)
tahun terakhir, sebesar Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah) sampai dengan Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah); dan/atau
(4) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebanyak 5 (lima) orang untuk UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah yang memiliki:
a. Realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua)
tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah); dan/atau
b. Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari
Rp.500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah).
(5) Pembentukan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
jumlah keanggotaan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dan ayat (4) dapat ditinjau kembali, apabila realisasi pendapatan
menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir dan/atau nilai
aset menurut neraca, mengalami penurunan selama 2 (dua) tahun
berturut turut lebih rendah dari persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4).
-18-
Bagian Kedua
Persyaratan Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 24
(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas adalah orang
perseorangan yang:
a. memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah,
serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya; dan
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota direksi atau
komisaris atau dewan pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga
menyebabkan suatu badan usaha pailit, atau orang yang tidak
pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
kerugian Negara.
Bagian Ketiga
Tugas dan Kewajiban Dewan Pengawas
Pasal 25
Bagian Empat
Pembentukan/Pengangkatan Dewan Pengawas
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
Pasal 29
Daerah ; atau
e. berhalangan tetap.
Pasal 30
(2) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas pengganti ditetapkan selama sisa
masa jabatan anggota Dewan Pengawas yang diganti.
Bagian Keenam
Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 31
(3) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan
merupakan anggota Dewan Pengawas.
Bagian Ketujuh
Biaya Dewan Pengawas
Pasal 32
BAB VIII
PENGELOLAAN ANGGARAN
Bagian Kesatu
Pengelolaan Keuangan
Pasal 33
-21-
(2) Dalam hal Pemimpin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari
non Pegawai Negeri Sipil, pejabat keuangan wajib berasal dari Pegawai
Negeri Sipil yang merupakan pejabat kuasa pengguna anggaran/barang
daerah pada Dinas.
Pasal 34
(1) Setiap tahun UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah menyusun RBA yang
berpedoman pada Renstra UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.
(2) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan prinsip
anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut jenis
layanan, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan
pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain,
APBD, APBN, dan sumber-sumber pendapatan UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah lainnya.
(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipersamakan sebagai RKA-
SKPD.
Pasal 35
(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan usulan
program, kegiatan, standar pelayanan minimal, dan biaya dari keluaran
yang akan dihasilkan.
(4) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sesuai dengan
-22-
(5) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada kepala
SKPD untuk dibahas sebagai bagian dari RKA-Dinas.
(7) Tim Anggaran melakukan penelaahan RBA SKPD BLUD dan RKA SKPD
beserta RBA Unit Kerja BLUD.
(9) RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh Tim Anggaran, dituangkan
dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.
Pasal 36
(1) RBA disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD.
(2) Seluruh sumber dan alokasi biaya dikonversikan sesuai kelompok dan
jenis belanja dalam APBD, dengan menggunakan basis kas.
Pasal 37
(1) Peraturan Daerah tentang APBD yang telah ditetapkan, menjadi dasar
pemimpin BLUD melakukan penyesuaian RBA dan menetapkan RBA
secara definitif.
(2) RBA yang telah ditetapkan secara definitif sebagaimana dimaksud ayat (1)
menjadi dasar penyusunan DPA.
Bagian Kedua
Akuntansi
Pasal 38
(2) Dalam rangka penerapan prinsip dan azas sebagaimana dimaksud pada
-23-
Bagian Ketiga
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Pasal 39
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan
laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian hasil/keluaran.
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaudit oleh
pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 40
Bagian Keempat
Pendapatan
-24-
Pasal 41
a. Jasa layanan;
b. Hibah;
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan
f. Lain-lain pendapatan yang sah dan tidak mengikat
Pasal 42
Bagian Kelima
Biaya
Pasal 43
(3) Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup
seluruh biaya yang menjadi beban UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.
BAB IX
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH
Pasal 44
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 45
BAB XI
EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA
Pasal 46
(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Bupati dan/atau Dewan Pengawas.
Pasal 47
(2) Evaluasi dan Penilaian Kinerja aspek non keuangan diukur berdasarkan
perspektif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran dan
pertumbuhan.
-27-
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Ditetapkan di Tigaraksa
Pada tanggal 01 Desember 2021
BUPATI TANGERANG
A. ZAKI ISKANDAR
Diundangkan di Tigaraksa
Pada tanggal 01 Desember 2021
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG
MOCH.MAESYAL RASYID
BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2021 NOMOR …