Anda di halaman 1dari 13

BUPATI TANGERANG

PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI TANGERANG


NOMOR 39 TAHUN 2018

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PINJAMAN


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI TANGERANG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas


pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan
penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dalam
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa,BLUD diberikan fleksibilitas untuk
melakukan pinjaman/utang sehubungan dengan
kegiatan operasional dan/atau perikatan pinjaman
dengan pihak lain, yang dikelola dan diselesaikan
secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab sebagaimana diatur dalam Pasal
Pasal 87 ayat (1) dan (3) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;

b. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a,


dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 88 ayat (2)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan PinjamanBadan LayananUmum Daerah
Rumah Sakit Umum DaerahDi Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tangerang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);
2.Undang-Undang...
-2-

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang


Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5340);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah,sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);
11.Peraturan Menteri...
-3-

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun


2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77 PMK.05 2009
tentang Pengelolaan Pinjaman pada Badan Layanan
Umum(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 74);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran
Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2016 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang
Tahun 2016 Nomor1611);
14. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 116 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
Pokok dan Rincian Tugas, Serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang (Berita Daerah
Kabupaten Tangerang Nomor 116 Tahun 2016);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATITANGERANG TENTANG PEDOMAN


TEKNIS PENGELOLAAN PINJAMAN BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
TANGERANG.

BAB I
KETENTUANUMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan
perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Tangerang.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang.
6. Pemimpin BLUD adalah Kepala UPTD RSUD yang
bertanggungjawab dalam penerapan pelaksanaan Pola
Pengelolaan Keuangan BLUD.
8.Pejabat Keuangan...
-4-

7. Pejabat Keuangan BLUD adalah Pejabat yang


bertanggungjawab dibidang keuangan pada UPTD
RSUD yang melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD.
8. Pejabat Teknis BLUD adalah Pejabat yang
bertanggungjawab dibidang teknis pada UPTD RSUD
yang melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD.
9. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat BLUD adalah Perangkat Daerah atau Unit
Kerja pada Perangkat Daerah di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
10. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya
disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan
keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sepagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
11. Fleksibilitas adalah keleluasaan pengelolaan
keuangan/barang BLUD pada batasbatas tertentu
yang dapat dikecualikan dari ketentuan yang berlaku
umum.
12. Pinjaman BLUD, yang selanjutnya disebut Pinjaman,
adalah semua transaksi yang mengakibatkan BLUD
menerima sejumlah uang atau menerima manfaat
yang bernilai uang dari pihak lain sehingga BLUD
tersebut dibebani kewajiban untuk membayar
kembali.
13. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya
disingkat RBA adalah dokumen perencanaan bisnis
dan pengangaran tahunan yang berisi program,
kegiatan, target kinerja dan anggaran BLUD.
14. Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang
selanjutnya disingkat DPA-BLUD adalah dokumen
yang memuat pendapatan dan biaya, proyeksi arus
kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang
akan dihasilkan dan digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh BLUD.
15. Rencana Strategis Bisnis BLUD yang selanjutnya
disingkat Renstra Bisnis BLUD adalah dokumen lima
tahunan yang memuat visi, misi, program strategis,
pengukuran pencapaian kinerja dan arah kebijakan
operasional BLUD.
16. Dewan Pengawas BLUD, yang selanjutnya disebut
Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD.
17.Perjanjian...
-5-

17. Perjanjian pinjaman adalah naskah perjanjian


pinjaman atau naskah lain yang dipersamakan yang
memuat kesepakatan mengenai pinjaman antara
BLUD dengan pemberi pinjaman.
18. Pemberi pinjaman adalah Pihak lain sebagai penyedia
barang atau jasa atau Bank atau Lembaga Keuangan
bukan Bank yang berbadan Hukum di Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia.

Pasal 2

(1) Maksud dibentuknya Peraturan Bupati ini adalah


sebagai pedoman dan acuan bagi BLUD RSUDdi
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk
melakukan pinjaman kepada pihak lain dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

(2) Tujuan dibentuknya Peraturan Bupati ini adalah


untuk mengatur pelaksanaan pinjaman BLUD RSUDdi
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang kepada
pihak lain sebagai wujud kewenangan BLUD RSUD
yang telah ditetapkan PPK-BLUD secara penuh guna
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:


a. prinsip-prinsip pinjaman;
b. kebijakan pinjaman;
c. persyaratan pinjaman;dan
d. prosedur dan pelaksanaan pinjaman;
e. monitoring, evaluasi dan pelaporan.

BAB III
PRINSIP-PRINSIP PINJAMAN

Pasal 4

(1) Pinjaman dilaksanakan dengan prinsip-prinsip


sebagai berikut:
a. taat pada peraturan perundang-undangan;
b. tertib;
c. efektif dan efisien;
d. transparan;dan
e. bertanggung jawab;

(2) Taat pada Peraturan Perundang-Undangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah
pelaksanaan Pengelolaan Pinjaman BLUD
dilaksanakan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.

(3)Tertib...
-6-

(3) Tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


bahwa pinjaman Badan LayananUmum Daerah Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang dikelola
secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung
dengan bukti-bukti administrasi yang dapat
dipertangungjawabkan.

(4) Efektif dan efisien sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf c, adalah pelaksanaan Pengelolaan Pinjaman
BLUD dengan mempertimbangkan tingkat resiko yang
rendah untuk mencapai manfaat dengan
peningkatankualitas pelayanan kepada masyarakat.

(5) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf d, adalah pelaksanaan Pengelolaan Pinjaman
BLUD dilaksanakan secara terbuka;

(6) bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf e, bahwa pengelolaan dan pengendalian
Pinjaman BLUD RSUD dilaksanakan secara hati-hati
dalam rangka pencapaian tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada Masyarakat.

BAB IV
KEBIJAKAN PINJAMAN

Pasal 5

(1) BLUD RSUD dapat melakukan pinjaman/utang atas


nama sendiri sesuai kebutuhan sehubungan dengan
kegiatan operasional dan/atau investasi/modal yang
dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien,
ekonomis, transparan dan bertanggung jawab.

(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat


berupa pinjaman/utang jangka pendek atau pinjaman
jangka panjang.

(3) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya


dapat dilakukan oleh BLUD dengan status penuh.

Pasal 6

(1) Pinjaman jangka pendek sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 5 ayat (2) merupakan pinjaman dalam
rangka menutup selisih antara jumlah kas yang
tersedia ditambah aliran kas masuk yang diharapkan
dengan jumlah pengeluaran yang diproyeksikan dalam
suatu tahun anggaran (mismatch).

(2) Pemanfaatan pinjaman yang berasal dari perikatan


pinjaman jangka pendek sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), hanya untuk biaya operasional termasuk
keperluan menutup defisit kas.

(3) Pemanfaatan pinjaman yang berasal dari perikatan


pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5 ayat (2), hanya untuk pengeluaran
investasi/modal.
(4)Pinjaman...
-7-

(4) Pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud


pada Pasal 5 ayat (2), terlebih dahulu wajib mendapat
persetujuan Bupati.

Pasal 7

(1) Pinjaman jangka pendek merupakan pinjaman dalam


jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung
mulai tanggal penandatanganan perjanjian pinjaman
untuk membiayai kegiatan yang telah tercantum
dalam RKA/RBA.

(2) BLUD RSUD wajib membayar bunga dan pokok utang


yang telah jatuh tempo.

(3) Pemimpin BLUD RSUD dapat melakukan pelampauan


pembayaran bunga dan pokok sepanjang tidak
melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan
dalam RBA.

(4) Kewajiban pembayaran kembali pinjaman jangka


pendek yang meliputi pokok pinjaman, bunga
dan/atau kewajiban lainnya, dilunasi dalam tahun
anggaran/perubahan anggaran yang berkenaan
dan/atau tahun anggaran/perubahan anggaran
berikutnya.

Pasal 8

Pinjaman dapat bersumber dari:


a. lembaga keuangan bank;dan
b. lembaga keuangan bukan bank;

BAB V
PERSYARATAN DAN KEWENANGAN

Bagian Kesatu
Persyaratan

Pasal 9

(1) Persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan


Pinjaman jangka pendek adalah:
a. kegiatan yang akan dibiayai dari APBD (Rupiah
Murni) telah tercantum dalam Rencana Bisnis dan
Anggaran BLUD tahun anggaran berjalan, namun
dana yang tersedia dari PNBP tidak/belum
mencukupi untuk menutup
kebutuhan/kekurangan dana untuk membiayai
kegiatan dimaksud;
b. kegiatan yang akan dibiayai bersifat mendesak dan
tidak dapat ditunda;
c.saldo kas dan setara kas BLUD tidak mencukupi
atau tidak memadai untuk membiayai pengeluaran
dimaksud; dan

d.jumlah pinjaman...
-8-

d. jumlah pinjaman jangka pendek yang masih ada


ditambah dengan jumlah pinjaman jangka pendek
yang akan ditarik tidak melebihi 15% (lima belas
persen) dari jumlah pendapatan BLU tahun
anggaran sebelumnya yang tidak bersumber
langsung dari APBD (Rupiah Murni) dan hibah
terikat.

(2) Hibah terikat merupakan pendapatan yang harus


diperlakukan sesuai peruntukan sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai
pengelolaan keuangan badan layanan umum.

Pasal 11

Pinjaman jangka panjang dilaksanakan dengan memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
a. kegiatan yang akan dibiayai dari APBD telah
tercantum dalam RBA tahun anggaran berjalan,
namun dana yang tersedia tidak/belum mencukupi
untuk menutup kebutuhan/kekurangan dana untuk
membiayai kegiatan dimaksud;
b. kegiatan yang akan dibiayai bersifat investasi dan
untuk pengembangan yang pelaksanaannya
melampaui 1 (satu) tahun anggaran, namun saldo kas
dan setara kas BLUD tidak mencukupi atau tidak
memadai untuk membiayai pengeluaran dimaksud;
c. jumlah sisa pinjaman BLUD ditambah jumlah
pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% (tujuh
puluh lima persen) dari jumlah pendapatan BLUD
yang diperoleh dari tahun sebelumnya;
d. rasio kemampuan keuangan BLUD RSUD untuk
mengembalikan pinjaman paling sedikit adalah 2,5
(dua koma lima);
e. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian
pinjaman yang berasal dari Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah KabupatenTangerang.

Bagian Kedua
Kewenangan

Pasal 12

(1) Kewenangan persetujuan atas Pinjaman diberikan


oleh:
a. pemimpin BLUD untuk peminjaman yang bernilai
sampai dengan 10% (sepuluh persen) dari jumlah
pendapatan BLUD tahun anggaran sebelumnya
yang tidak bersumber dari APBD (Rupiah Murni)
dan hibah terikat.
b. pemimpin BLUD atas persetujuan Dewan
Pengawas untuk peminjaman yang bernilai di atas
10% (sepuluh persen) sampai dengan 15% (lima
belas persen) dari jumlah pendapatan BLU tahun
anggaran sebelumnya yang tidak bersumber dari
APBD dan hibah terikat.

Pasal 13...
-9-

Pasal 13

Pinjaman jangka panjang BLUD wajib mendapat


persetujuan Bupati.

BAB VI
PROSEDUR DAN PELAKSANAAN PINJAMAN

Bagian Kedua
Prosedur Pinjaman/Utang

Pasal 14

Prosedur pinjaman/utangjangka pendek dilaksanakan


dengan mengajukan usulan pinjamanutang kepada calon
pemberi pinjaman/utang sesuai prosedur dan
kelengkapan administrasi yang diperlukan.

Pasal 15

Prosedur pinjaman/utang Jangka Panjang sebagai


berikut :
a. pemimpin BLUD RSUD mengajukan rencana
pinjaman/utang kepada Bupati melalui PPKD untuk
mendapatkan persetujuan, dengan menyampaikan
dokumen sebagai berikut:
1. kerangka acuan atau proposal rencana
kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan;
2. RBA tahun bersangkutan;
3. perhitungan tentang kemampuan BLUD RSUD
dalam memenuhi kewajiban pembayaran kembali
pinjaman / utang;
4. rencana keuangan (finishing plan) pinjaman/utang
yang akan diusulkan.
5. Pernyataan kesanggupan membayar utang dari
pimpinan BLUD RSUD;
6. Surat persetujuan dewan Pengawas

b. Bupati memberikan persetujuan atas rencana


pinjaman/utang sebagaimana dimaksud pada huruf a,
setelah mendapat rekomendasi dari PPKD.
c. Dalam hal Bupati telah memberikan persetujuan,
Pemimpin BLUD mengajukan usulan pinjaman/utang
kepada calon pemberi pinjaman / utang sesuai
prosedur dan kelengkapan administrasi yang
diperlukan.

Pasal 16

(1) Pelaksanaan pinjaman antara BLUD dengan pihak


lain dituangkan dalam perjanjian pinjaman.

(2) Perjanjian pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut :
a. para pihak yang mengadakan perjanjian pinjaman ;
b. hak dan kewajiban para pihak;
c. jumlah pinjaman;
d. peruntukan pinjaman;

e.persyaratan...
-10-

e. persyaratan pinjaman;
f. tata cara pencairan pinjaman; dan
g. tata cara pembayaran pinjaman.

Pasal 17

Pinjaman BLUD RSUD dilakukan melalui Rekening atas


nama BLUD RSUDsendiri.

Pasal 18

(1) Pemerintah Daerah tidak memberikan jaminan atas


pinjaman BLUD RSUD.

(2) Barang milik Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak


boleh dijadikan jaminan pinjaman BLUD.

BAB VII
PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PINJAMAN

Pasal 19

(1) Pejabat Keuangan BLUD RSUD melaksanakan


pembayaran pokok pinjaman, bunga, dan biaya
lainnya pada saat jatuh tempo sesuai dengan
perjanjian pinjaman yang telah dibuat dengan
pemberi pinjaman.

(2) Kewajiban yang timbul sebagai akibat perjanjian


pinjaman merupakan tanggung jawab BLUD RSUD.

(3) Pemimpin BLUD dapat melakukan pelampauan


pembayaran bunga dan pokok sepanjang tidak
melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan
dalam DPA.

(4) Pelampauan pembayaran bunga dan pokok


pinjamanya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diusulkan dalam RBA Perubahan.

(5) Dalam hal pembayaran bunga dan cicilan pokok yang


jatuh tempo melebihi anggaran yang tersedia dalam
RBA Perubahan, Pemimpin BLUD dapat melakukan
pelampauan pembayaran dan melaporkannya dalam
laporan keuangan kepada Bupati melalui PPKD.

Pasal 20

(1) Penatausahaan Pinjaman dilaksanakan oleh Pejabat


Keuangan BLUD.

(2) Penatausahaan Pinjaman mencakup kegiatan:


a. administrasi pengelolaan pinjaman;
b. akuntansi pengelolaan pinjaman; dan
c. laporan kemajuan/ hasil investasi untuk pinjaman
jangka panjang.

BABVIII...
-11-

BAB VIII
MONITORING, EVALUASIDAN PELAPORAN

Pasal 21

(1) Pemimpin BLUD melakukan monitoring dan evaluasi


bulanan atas pengelolaan pinjaman.

(2) Dalam hal terdapat penyelesaian kegiatan yang lambat


atau penyerapan pinjaman yang rendah, Pemimpin
BLUD RSUD wajib mengambil langkah – langkah
penyelesaian yang terukur dan menyampaikan
laporankepada DEWAS untuk pinjaman jangka
pendek dan kepada Bupati melalui DEWAS untuk
pinjaman jangka panjang.

Pasal 22

Pemimpin BLUD melakukan evaluasi kinerja kegiatan


yang didanai dari pinjaman setiap bulan berdasarkan
sasaran dan atau standar kinerja yang telah ditetapkan.

Pasal 23

(1) Seluruh penerimaan dan pengeluaran dalam rangka


pinjaman dicantumkan dalam RKA/RBA dan laporan
keuangan BLUD.

(2) Pejabat Keuangan BLUD menyampaikan Laporan


Bulanan kepada Pemimpin BLUD mengenai realisasi
penyerapan dan pembayaran kewajiban yang timbul
akibat pinjaman jangka pendek maupun jangka
panjang.

(3) Pejabat Teknis BLUD menyampaikan Laporan


Bulanan kepada Pemimpin BLUD mengenai realisasi
kegiatan yang dibiayai pinjaman jangka pendek atau
jangka panjang.

(4) Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dan ayat (2) disampaikan oleh Pemimpin BLUD
kepada Dewan Pengawas.

BABIX
KETENTUANLAIN-LAIN

Pasal 24

BLUD dapat mengajukan perubahan kegiatan yang


didanai dari pinjaman setelah melakukan evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dan mendapat
persetujuan sesuai jenjang kewenangan serta memenuhi
persyaratan.

Pasal 25...
-12-

Pasal 25

BLUD yang beralih statusnya menjadi badan hukum lain


dengan kekayaan negara yang dipisahkan atau turun
statusnya menjadi BLUD bertahap, harus menyelesaikan
sisa kewajiban yang timbul sebagai akibat dari Perjanjian
pinjaman .

Pasal 26

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Tangerang.

Ditetapkan di Tigaraksa
pada tanggal 10 September 2018

BUPATI TANGERANG,

Ttd

KOMARUDIN
Diundangkan di Tigaraksa
pada tanggal 10 September 2018

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TANGERANG,

Ttd

MOCH. MAESYAL RASYID

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2018 NOMOR 39


-13-

Anda mungkin juga menyukai