KOMITE PPI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pelayanan yang
bersih merupakan pelayanan yang aman menjadi dasar pelayanan bermutu di Rumah
sakit ( Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010
)
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi atau infeksi
nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau
datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al.
Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3 – 21%).
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan
dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi. ( Pedoman Manajerial PPI di RS dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010 )
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit ( PPIRS ) sangat penting
karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir – akhir ini muncul
berbagai penyakit infeksi baru ( new emerging, emerging diseases dan re- emerging
diseases ). Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya,
2
2010 )
Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan
datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta
pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit
tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-
langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku. ). Pedoman Manajerial PPI di RS
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010 ).
Berdasarkan Hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bersama
WHO ( World Health Organization ) ke rumah sakit –rumah sakit di Propinsi /kabupaten
/Kota disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
(KPPIRS) selama ini belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian
juga menunjukkan bahwa KPPIRS belum memahami dengan baik tugas, kewenangan,
serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit.
Kegiatan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu keharusan untuk
melindungi pasien, tenaga kesehatan dan pengunjung dari kejangkitan infeksi, dalam
bentuk upaya pencegahan, survailans dan pengobatan yang rasional. Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010 )
BAB II
GAMBARAN UMUM RS SENTOSA
3
lantai dengan luas bangunan 1958,2 m2. Rumah sakit ini didirikan untuk menjawab
kebutuhan kesehatan masyarakat Bekasi pada khususnya warga Duren Jaya pada
umumnya. RS Sentosa saat ini dalam proses renovasi untuk memenuhi fasilitas kesehatan
yang lebih memadai. Pelayanan kesehatan yang ditawarkan meliputi rawat inap, rawat
jalan, gawat darurat,ICU,HCU, laboratorium, radiologi,rehabilitasi medik, gizi, medical
check-up, kamar bedah, farmasi, dan poli umum dan poli spesialis serta pelayanan
kebidanan.
RS Sentosa juga mempunyai dokter spesialis anak,dokter spesialis mata ,dokter spesialis
THT,dokter Gigi,dokter spesialis kebidanan dan kandungan,dokter spesialis paru,dokter
spesialis bedah,dokter spesialis kedokteran jiwa,dokter spesialis saraf,dokter spesialis
bedah syaraf,dokter spesialis penyakit dalam,dokter spesialis orthopedi,dokter spesialis
bedah plastik,dokter spesialis urologi yang kompeten di bidang nya.
Tempat tidur yang disediakan sebanyak 50 tempat tidur, yang terdiri dari berbagai kelas
mulai dari kelas 3 sampai dengan Supervip. Untuk ke depannya. RS Sentosa diharapkan
dapat menambah kapasitas tempat tidur di waktu yang datang,untuk memenuhi cukup
baiknya respon masyarakat memilih RS Sentosa sebagai tempat memeriksakan kesehatan
yang dekat dengan hunian padat penduduk. RS Sentosa memperoleh status rumah sakit
kelas C.
4
BAB III
VISI, MISI, DAN NILAI RS SENTOSA
III.1. Visi
III.2. Misi
Pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,pendidikan kesehatan, dan
penelitian yang holistik dan bertaraf internasional.
III.3. Nilai
Ada tujuh nilai yang diterapkan di RS Sentosa :
III.4.1. Cinta kasih
III.4.2. Kepedulian
III.4.3. Integritas
III.4.4. Kejujuran
III.4.5. Empati
III.4.6. Belas kasih
III.4.7. Profesionalisme
5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT SENTOSA
Terlampir
6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN INFEKSI RS SENTOSA
SEKRETARIS/IPCN
Arista Nita
ANGGOTA
IPCLN
7
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. URAIAN TUGAS DAN WEWENANG KOMITE PPI RS SENTOSA
Tugas dan tanggung jawab Komite PPI :
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami
dan di laksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB infeksi Healthcare Associated Infection ( HAIs).
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi
7. Memberi konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sember daya manusia ( SDM ) rumah sakit dalam
PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
11. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotic yang
rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah teleh sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit.
8
17. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara memproses
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruang rawat bila di perlukan karna potensial
menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan – tindakan yang menyimpang
dari standar prosedur / monitoring surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
21. Menetapkan definisi infeksi terkait layanan kesehatan.
22. Metode pengumpulan data ( surveilans ).
23. Membuat strategi / program menangani resiko PPI.
24. Membuat proses pelaporan.
11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
12
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. POLA KETENAGAAN
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah komite yang
berada di bawah Direktur Utama. Ketenagaan yang dimiliki olrh komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah satu orang IPCN ( Infection
Prevention Control Nurse ) yang bekerja secara purna waktu. Dimana hanya
bertugas sebagai sekretaris /administrasi Komite Mutu Sementara di
masing- masing unit keperawatan sudah disiapkan IPCLN yang bekerja
secara shiftan.
B. KUALIFIKASI PERSONIL
Kualifikasi Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah :
1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
3. Memiliki kemampuan leadership
13
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
14
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
15
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
NO Nama Bulan
. Kegiatan
1. Rapat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
√ √ √ √ √
16
BAB XI
PELAPORAN
1. LAPORAN HARIAN
2. LAPORAN 3 BULANAN
3. LAPORAN TAHUNAN
18