Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

KOMITE PPI

RUMAH SAKIT SENTOSA TAHUN 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Pelayanan yang
bersih merupakan pelayanan yang aman menjadi dasar pelayanan bermutu di Rumah
sakit ( Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010
)
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi atau infeksi
nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau
datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al.
Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3 – 21%).
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan
dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi. ( Pedoman Manajerial PPI di RS dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010 )
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit ( PPIRS ) sangat penting
karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir – akhir ini muncul
berbagai penyakit infeksi baru ( new emerging, emerging diseases dan re- emerging
diseases ). Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya,

2
2010 )
Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan
datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta
pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit
tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-
langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku. ). Pedoman Manajerial PPI di RS
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010 ).
Berdasarkan Hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bersama
WHO ( World Health Organization ) ke rumah sakit –rumah sakit di Propinsi /kabupaten
/Kota disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
(KPPIRS) selama ini belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian
juga menunjukkan bahwa KPPIRS belum memahami dengan baik tugas, kewenangan,
serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit.
Kegiatan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu keharusan untuk
melindungi pasien, tenaga kesehatan dan pengunjung dari kejangkitan infeksi, dalam
bentuk upaya pencegahan, survailans dan pengobatan yang rasional. Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, 2010 )

BAB II
GAMBARAN UMUM RS SENTOSA

RS Sentosa terletak di Jalan Pahlawan No 60 Duren Jaya Bekasi. Operasional


rumah sakit dimulai pada tanggal 1 Januari 2017. Bangunan rumah sakit terdiri dari 3

3
lantai dengan luas bangunan 1958,2 m2. Rumah sakit ini didirikan untuk menjawab
kebutuhan kesehatan masyarakat Bekasi pada khususnya warga Duren Jaya pada
umumnya. RS Sentosa saat ini dalam proses renovasi untuk memenuhi fasilitas kesehatan
yang lebih memadai. Pelayanan kesehatan yang ditawarkan meliputi rawat inap, rawat
jalan, gawat darurat,ICU,HCU, laboratorium, radiologi,rehabilitasi medik, gizi, medical
check-up, kamar bedah, farmasi, dan poli umum dan poli spesialis serta pelayanan
kebidanan.
RS Sentosa juga mempunyai dokter spesialis anak,dokter spesialis mata ,dokter spesialis
THT,dokter Gigi,dokter spesialis kebidanan dan kandungan,dokter spesialis paru,dokter
spesialis bedah,dokter spesialis kedokteran jiwa,dokter spesialis saraf,dokter spesialis
bedah syaraf,dokter spesialis penyakit dalam,dokter spesialis orthopedi,dokter spesialis
bedah plastik,dokter spesialis urologi yang kompeten di bidang nya.
Tempat tidur yang disediakan sebanyak 50 tempat tidur, yang terdiri dari berbagai kelas
mulai dari kelas 3 sampai dengan Supervip. Untuk ke depannya. RS Sentosa diharapkan
dapat menambah kapasitas tempat tidur di waktu yang datang,untuk memenuhi cukup
baiknya respon masyarakat memilih RS Sentosa sebagai tempat memeriksakan kesehatan
yang dekat dengan hunian padat penduduk. RS Sentosa memperoleh status rumah sakit
kelas C.

4
BAB III
VISI, MISI, DAN NILAI RS SENTOSA

III.1. Visi

III.1.1. Berkualitas internasional


III.1.2. Menjangkau seluruh lapisan masyarakat
III.1.3. Memiliki jaringan yang luas
III.1.4. Melayani dengan belas kasih dari Tuhan

III.2. Misi
Pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,pendidikan kesehatan, dan
penelitian yang holistik dan bertaraf internasional.

III.3. Nilai
Ada tujuh nilai yang diterapkan di RS Sentosa :
III.4.1. Cinta kasih
III.4.2. Kepedulian
III.4.3. Integritas
III.4.4. Kejujuran
III.4.5. Empati
III.4.6. Belas kasih
III.4.7. Profesionalisme

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT SENTOSA

Terlampir

6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN INFEKSI RS SENTOSA

KOMITE KETUA KOMITE PPI


dr. Ronald Haloho

SEKRETARIS/IPCN
Arista Nita

ANGGOTA

IPCLN

7
BAB VI

URAIAN JABATAN
A. URAIAN TUGAS DAN WEWENANG KOMITE PPI RS SENTOSA
Tugas dan tanggung jawab Komite PPI :
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami
dan di laksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB infeksi Healthcare Associated Infection ( HAIs).
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi
7. Memberi konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sember daya manusia ( SDM ) rumah sakit dalam
PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
11. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotic yang
rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah teleh sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit.
8
17. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara memproses
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruang rawat bila di perlukan karna potensial
menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan – tindakan yang menyimpang
dari standar prosedur / monitoring surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
21. Menetapkan definisi infeksi terkait layanan kesehatan.
22. Metode pengumpulan data ( surveilans ).
23. Membuat strategi / program menangani resiko PPI.
24. Membuat proses pelaporan.

B. URAIAN TUGAS DAN WEWENANG IPCO


Tugas dan tanggung jawab IPCO :
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika.
4. Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans
infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan proses terapi
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendali infeksi.

C. URAIAN TUGAS DAN WEWENANG IPCN ( INFECTION


PREVENTION CONTROL NURSE)
Tugas dan tanggung jawab IPCN :
9
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP, kewaspadaan isolasi.
3. Melakukan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama – sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan emmberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang di perlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
8. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain – lain dengan menggunakan daftar tilik.
9. Memonitoring kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans
infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran disain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi,
10
mencegah dan mengendalikan di rumah sakit.

D. URAIAN TUGAS DAN WEWENANG IPCLN ( INFECTION


PREVENTION CONTROL LINK NURSE )
Tugas dan tanggung jawab IPCLN :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap masing – masing, kemudian menyerahkan kepada IPCN ketika
pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing – masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing – masing, konsultasi prosedur yang
harus di jalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.

11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

12
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. POLA KETENAGAAN
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah komite yang
berada di bawah Direktur Utama. Ketenagaan yang dimiliki olrh komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah satu orang IPCN ( Infection
Prevention Control Nurse ) yang bekerja secara purna waktu. Dimana hanya
bertugas sebagai sekretaris /administrasi Komite Mutu Sementara di
masing- masing unit keperawatan sudah disiapkan IPCLN yang bekerja
secara shiftan.

B. KUALIFIKASI PERSONIL
Kualifikasi Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah :
1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
3. Memiliki kemampuan leadership

Kualifikasi IPCN ( Infection Prevention Control Nurse ) :

1. Perawat lulusan D3 Keperawatan atau S1 Keperawatan.


2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI dan pelatihan lanjutan serta sudah
mengikuti Pelatihan IPCN
3. Memenuhi persyaratan penerimaan karyawan RS Sentosa :
a. Persyaratan administrasi : ijazah yang sesuai, KTP
Persyaratan kesehatan : lulus tes psikologi dan tes kesehatan.
b. Bekerja Purna waktu di Komite PPI RS Sentosa

13
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

No Nama Pendidikan Jabatan Pengalaman Pelatihan


1. dr Ronald Haloho Dokter Umum Ketua Komite Dokter umum di 1. Pelatihan dasar
PPI RS Kartika PPI tahun 2018
Husada,RS
Cibitung
Medika

2. Aristanita DIII Sekretaris / Perawat ICU 1.Kursus Dasar PPI,th


Keperawatan IPCN 2011.
2.Kursus Lanjut PPI,th
2011 Persiapan Tim
PPI menuju
akreditasi RS Th
2011 Pelatihan
IPCN th 2016

14
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan Orientasi PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ) dilakukan


setiap triwulan atau pada saat penerimaan karyawan baru termasuk di dalamnya
penerimaan perawat baru. Kegiatan Orientasi PPI berkoordinasi dengan bagian
SDM & Diklat Rumah Sakit Sentosa .

15
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan / Rapat Komite PPI di programkan setiap 3 bulan, yang


membahas tentang pelaksanaan Program PPI , kendala- kendala yang ditemukan
di lapangan dan laporan surveilens.

JADWAL PERTEMUAN / RAPAT PPI

NO Nama Bulan
. Kegiatan

1. Rapat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
√ √ √ √ √

16
BAB XI
PELAPORAN

1. LAPORAN HARIAN

a. Laporan harian surveilens bila ditemukan adanya infeksi phlebitis, IADP,


ISK, IDO, VAP.
b. Laporan harian dibuat dalam formulir harian surveilens

2. LAPORAN 3 BULANAN

a. Laporan surveilens setiap bulannya


b. Laporan surveilans bulanan dikirim setiap3 bulan ke Direktur dan diteruskan
ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.

3. LAPORAN TAHUNAN

a. Laporan surveilens setiap tahun


b. Laporan surveilans tahunan dikirim setiap tahun ke Direktur dan diteruskan ke
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.

18

Anda mungkin juga menyukai