PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan
pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah
sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung di rumah sakit.
Infeksi nosokomial, atau yang sekarang terkenal dengan HAIs (Hospital Acquired
Infection), merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi rumah sakit di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia dan merupakan masalah serius bagi seluruh rumah sakit, karena dapat
menghambat proses penyembuhan dan pemulihan pasien sehingga memperpanjang hari
rawat, akibatnya akan membebani pasien dan keluarganya maupun rumah sakit karena biaya
akan tinggi, mutu rumah sakit menurun. HAIs ini pun bahkan dapat menjadi penyebab
kematian langsung maupun tidak langsung pada pasien.
1
BAB II
Rumah sakit Natar Medika adalah Rumah Sakit swasta yang berlokasi di Jl.Raya
Natar N0.4, Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan 35362. Rumah sakit Natar
Medika ini berdiri pada tahun 2010. Dibangun di atas lahan seluas 5000m2 dan luas gedung
sekitar 3.36m2. Sejalan dengan misi menjadi rumah sakit bermutu yang mengutamakan
keselamatan pasien, rumah sakit Natar Medika tidak menggabungkan seorang pasien dengan
pasien lain. Layanan one room one patient akan memberikan kenyamanan dan keamanan
lebih kepada pasien. Saat ini, jumlah kamar ruangan rawat inap yang ada di rumah sakit
Rumah sakit Natar Medika memiliki fasilitas 10 poliklinik, Unit Gawat Darurat 24
jam, rawat inap, rawat jalan, medical check up, farmasi, laboratorium, radiologi dan berbagai
perangkai canggih untuk membantu memfasilitasi perawatan medis. Rumah sakit Natar
Medika merupakan rumah sakit swasta yang bergabung dalam Yayasan Abdi Karya Group.
Sebagai salah satu dari grup rumah sakit besar di Indonesia, rumah sakit Natar Medika
berkomitmen untuk menjadi rumah sakit terpercaya dan bermutu yang mengutamakan
keselamatan pasien serta mengacu pada kepuasan pelanggan.
2
BAB III
3
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA
4
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPI
5
10) K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
11) Rehabilitasi Medis
5. Tim PPI terdiri dari Perawat PPI/IPCN dan 1 dokter PPI setiap 5 Perawat PPI
6. IPCN yang aktif di KPPI bekerja purna waktu, dengan ratio 1 IPCN untuk tiap
100tempat tidur di rumah sakit
7. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention and
Control Link Nurse) dari tiap unit, terutama yang berisiko terjadinya infeksi.
6
11. Dalam menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, petugas Pencegahan
Pengendali Infeksi berkoordinasi dengan bagian umum (instalasi pemeliharaan sarana
dan alat RS), Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta gizi.
12. Dalam menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan pola kuman rumah sakit, petugas
Pencegahan Pengendali Infeksi berkoordinasi dengan laboratorium mikrobiologi
Rumah Sakit Natar Medika.
13. Dalam penggunaan antibiotika, petugas Pencegahan Pengendali Infeksi berkoordinasi
dengan bagian Farmasi Rumah Sakit Natar Medika.
7
BAB VI
URAIAN JABATAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
8
17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan
bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen
sesuai prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur/monitoring surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila
ada KLB.
B. Uraian Tugas
1. Direktur
a. Membentuk Komite dan Tim PPI dengan Surat Keputusan.
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
d. Menentukan dan memutuskan kebijakan-kebijakan yang diusulkan oleh Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Natar Medika.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
berdasarkan saran dari Tim PPI.
f. Melaksanakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
desinfektan di Rumah Sakit Natar Medika berdasarkan saran dari Tim PPI.
g. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran
tim PPI.
h. Mengesahkan SPO untuk KPPI.
9
2. Ketua Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi
Kriteria Ketua Komite PPI:
a. Ahli atau dokter yang mempunyai minat kepedulian dan pengetahuan,
pengalaman, mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik atau epidemologi
klinik.
b. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
c. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas dan tanggung jawab Komite PPI:
a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
b. Turut serta dalam penyusunan pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilens.
c. Mengidentifikasi dan melaporkan bakteri patogen dan pola kepekaan bakteri.
d. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilen infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien
g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
pengendalian infeksi.
h. Wakil Ketua Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi.
i. Membantu Ketua dalam memonitor pelaksanaan kegiatan sueveilens infeksi dan
mendeteksi KLB.
j. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
k. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.
l. Mengumpulkan dan membuat laporan insidens kejadian Hais setiap bulan untuk
dibahas dalam pertemuan berkala setiap bulannya.
3. Sekretaris
a. Membuat surat menyurat dan administrasi yang dibutuhkan oleh Tim Pelaksana
PPI.
10
b. Membuat notulen rapat.
c. Membantu menyusun dan menyimpan dokumen-dokumen Hais
11
m. Memberikan motivasi dan teguran pelaksanaan kepatuhan PPI.
n. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai prinsip PPI.
o. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPI.
p. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topic infeksi yang sedang berkembang di masyarakat atau infeksi dengan
insiden tinggi.
q. Sebagai koordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.
12
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar
isolasi.
13
l. Ikut serta dalam penelitian khusus yang dirancang untuk meneliti wabah.
m. Membuat laporan kepada Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
14
b. Melakukan evaluasi rutin proses pelaksanaan dekontaminasi dan sterilisasi serta
penyimpanan alat dan bahan steril keperluan operasi dan unit perawatan lainnya.
c. Bekerjasama dengan kepala ruangan Kamar Operasi untuk memantau pelaksanaan
pengendalian infeksi.
15
16. Penanggung jawab Rehabilitasi Medis
a. Menyiapakan data-data yang dibutuhkan dalam memonitor pengendalian infeksi
di unit fisioterapi.
b. Memastikan terlaksananya program PPI di unit Rehabilitasi Medik.
c. Melaporkan kejadian atau masalah yang berkaitan dengan Hais kepada Jangmed
Penunjang Medik.
16
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA PENATALAKSANAAN PPI
A. Pengendalian Infeksi
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, cakupan dan efisiensi rumah sakit,
maka Rumah Sakit Natar Medika berupaya melindungi pasien, karyawan, dan pengunjung
rumah sakit dari risiko infeksi dalam bentuk upaya pencegahan, surveilens dan
pengobatan yang rasional.
17
c. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi
d. Pengembangan kebijakan dan prosedur kerja pengendalian infeksi.
e. Pendidikan dan pelatihan.
7. Pada keadaan KLB, maka ditetapkan langkah-langkah penanggulangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
8. Pemantauan mutu lingkungan rumah sakit dilakukan setiap 6 bulan sekali, yang
meliputi:
a. Kontrol mutu lingkungan.
b. Kontrol mutu udara.
c. Kontrol mutu kelembaban.
d. Kontrol mutu suhu.
9. Pemantauan mutu hasil sterilisasi dilakukan secara rutin sekali dalam setahun.
B. Ketentuan staf medis, staf keperawatan dan penunjang medis dalam pengendalian
infeksi.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Natar Medika,
maka ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
18
2. Staf paramedis Rumah Sakit Natar Medika.
a. Memperhatikan aspek aseptik dan antiseptik serta prinsip “standard precaution”.
b. Berkoordinasi dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bila terdapat
kecurigaan terhadap terjadinya HAIs.
c. Apabila diperlukan, anjurkan pemeriksaan kultur dan resistensi untuk mendukung
kegiatan pengendalian infeksi.
d. Harus melaksanakan semua ketentuan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi seperti prosedur isolasi, sterilisasi
dan lain-lain.
e. Staf non medis Rumah Sakit Natar Medika. Melakukan prinsip “standard
precaution”.
f. Melakukan prosedur sesuai dengan ketentuan yang terkait dengan kegiatan
pengendalian infeksi.
19
BAB VIII
1. SDM
A. Pola Ketenagaan
20
KEGIATAN ORIENTASI
Guna meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi mengikuti pendidikan dan pelatihan serta mengadakan pendidikan
dan pelatihan untuk Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi itu sendiri
dengan rangkain kegiatan seperti :
21
a. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bekerja sama dengan bagian Diklat
Rumah Sakit Natar Medika. memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan baru
dalam program orientasi sebelum karyawan tersebut melaksanakan tugasnya.
b. Karyawan baru (medis dan non medis) akan diberikan materi dasar tentang
pengendalian infeksi antara lain mengenai universal precaution, cara cuci tangan,
isolasi, pengelolaan limbah benda tajam, linen, dan laundry serta standar prosedur
yang berkaitan dengan pengendalian infeksi dan praktek lapangan ke instalasi
keperawatan maupun unit-unit lain sesuai kebutuhan.
22
BAB IX
PERTEMUAN / RAPAT
Dalam pelaksanaan kegiatan PPI terutama dalam menjalankan peran dan fungsi
Komite PPI di rumah sakit Komite PPI membuat agenda rapat komite yang terdiri dari :
Jadwal rapat
1. Pertemuan Komite PPI dengan Direksi setiap bulan.
2. Rapat koordinasi KPPI setiap 3 bulan sekali yaitu setiap minggu ke-dua bulan Maret,
Juni, September dan Desember.
3. Rapat koordinasi Tim PPI diadakan setiap 1 bulan sekali yaitu di minggu ke-1 setiap
bulannya.
B. Rapat atau pertemuan dadakan
Merupakan pertemuan yang dilakukan mendadak yang biasa dilakukan jika ada
hal-hal yang bersifat urgensi dan memerlukan tindakan segera untuk dilakukan serta perlu
pengambilan keputusan yang cepat seperti pada kasus–kasus endemik atau terjadinya
epidemik baik emerging atau reemerging, dan biasanya rapat langsung di pimpin oleh
Ketua Komite PPI.
Setiap pelaksanaan kegiatan rapat atau pertemuan yang dilakukan dibuat
dokumentasi atau didokumentasikan dengan menggunakan absensi kehadiran dan notulen
hasil rapat, yang selanjutnya akan disebarkan pada anggota atau orang yang mengikuti
rapat.
23
BAB X
PELAPORAN
A. Monitoring
1. Dilakukan oleh IPCN dan IPCLN.
2. Dilakukan setiap hari untuk pengumpulan data surveilens dengan mempergunakan
check list.
B. Evaluasi
1. Dilakukan oleh Tim PPI dengan frekuensi setiap bulan pada minggu pertama bulan
berjalan.
2. Evaluasi oleh Komite PPI setiap 3 bulan pada minggu kedua mulai Maret, Juni,
September, Desember.
C. Pelaporan
1. Laporan dibuat secara rutin: harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester, dan setiap
tahunnya maupun bila ada kejadian insidentil atau KLB.
2. Laporan tertulis kepada Direktur dan Pelayanan Medis setiap bulan.
3. Kepala ruangan melakukan pelaporan tentang kejadian infeksi atau masalah
pengendalian infeksi kepada IPCLN. Kepala ruangan dengan IPCLN melakukan
diskusi untuk menemukan penyelesaian masalah dan hasil diskusi dilaporkan kepada
Ketua Komite PPI dan IPCN. Jika permasalahan terjadi di bidang keperawatan maka
IPCN harus melaporkan kepada Ketua Komite PPI jika perlu atau pada saat rapat
Komite PPI. Ketua akan memberikan laporan kegiatan kepada Direktur setiap bulan
sewaktu-waktu diperlukan atau ketika akan memberikan rekomendasi-rekomendasi
berkaitan dengan kebijakan, peraturan dan prosedur.
24
Natar, 03 Desember 2021
25