Peranan Sankri Dalam Melestarikan Nkri (1) - 1
Peranan Sankri Dalam Melestarikan Nkri (1) - 1
MELESTARIKAN NKRI
Oleh,
1. Alina C.Seso
2. Ika Muji Lestari
3. Nuke Nur Priyatin
3.2 PEMBAHASAN
1. Harapan Sankri dimasa Mendatang
2. Aktualisasi Pancasila dalam Sankri
Daftar Pustaka.......................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita ni’mat kesehatan
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul “PERANAN SANKRI
DALAM MELESTARIKAN NKRI”. Mudah-mudahan makalah yang singkat dan sederhana
ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan bagi kepentingan dan perkembangan
perkuliahan SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
(SANKRI).
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Hormat Kami,
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Pengertian SANKRI
A. Definisi Sistem
1) Definisi Sistem menurut Gabriel A. Almond dan Bingham G. Powell :
“A system implies the interdependence of part, and a boundary between it and
its environment. By interdependence we mean that when the characteristic of
one part in a system change, all the other parts and the system as whole are
affected”.
Dikatakan bahwa sistem memperlihatkan hubungan antar bagian dan
pembatasan antar bagian dengan lingkunganya dimana dalam hubungan tersebut
dapat mengartikan bahwa ketika sifat yang khas dari suatu bagian sistem itu
berubah, maka masing-masing bagian maupun keseluruhan bagian lain menjadi
ikut terpengaruh.
2) Sistem menurut Pamudji adalah :
o Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau
terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.
o Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh, dimana di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang pada giliranya merupakan
sistem tersendiri yang mempunyai fungsi masing-masing, saling
berhubungan satu sama lain menurut pola, tata atau norma tertentu dalam
rangka mencapai suatu tujuan.
3) Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta, sistem adalah sekelompok bagian-
bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Apabila
salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugsanya, maka maksud
yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi, atau setidak-tidaknya sistem yang
telah terwujud akan mendapat gangguan.
Jadi sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang terikat
satu sama lainnya. Sub-sub sistem dari sebuah sistem merupakan induk dari
Sub-sub sistem yang lain secara berurutan. Rusaknya salah satu bagian
sistem/sub-sub sistem akan mengganggu kestabilan kerja sistem yang lain yang
lebih besar, dan seterusnya.
B. Definisi Administrasi
1) Definisi Administrasi menurut Leonard D. White (1958:1) :
“Administration is the process common to group effort, public or private, civil
or military large or small scale”.
Dijelaskan bahwa administrasi adalah sebuah proses yang umum terdapat
dalam semua usaha kelompok, baik negara ataupun swasta, sipil atau militer,
berskala kecil maupun besar.
2) Administrasi menurut Dimock & Dimock (1956:3),
“In its broadest sense administration (or management, a word used
interchangeably with in common parlance) is involve in almost every individual
or group activity” .
Dalam pengertian yang sangat luas, administrasi (atau manajemen, satu
kata yang dalam percakapan umum saling dipertukarkan penggunaanya dengan
administrasi) bersangkutan dengan setiap aktivitas individu atau kelompok.
3) Administrasi menurut Herbert A. Simonn :
“Administration can be defined as the activities of groups cooperating to
accomplish common goals”.
Administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok
kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Jadi pada prinsipnya pengertian Administrasi secara lebih luas memiliki unsur
adanya kerjasama, banyak orang, untuk mencapai tujuan, atau lebih sempit lebih
kita kenal sebagai
kegiatan tata usaha. Di dalam administrasi terdapat unsur : manusia, tujuan, tugas,
kerjasama, dan sarana, yang lebih kita kenal sebagai.
BAB III
PEMBAHASAN DAN PERMASALAHAN
3.1 PERMASALAHAN
Dapat kita simpulkan bahwa permasalahan yang ada di Indonesia dalam pelaksanaan
administrasi publik, secara garis besar adalah pengaruh budaya lokal yang tidak bisa
bertransformasi langsung dengan baik terhadap konsep-konsep yang kita ambil dari
luar, oleh karena itu, kita masih membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan
perubahan budaya ke arah yang lebih baik. Kemudian yang kedua adalah politisasi
dalam pelaksanaan administrasi publik yang sangat kental dan pengaruh politik ini bisa
menjadi dominan, dalam menentukan kebijakan publik. Selagi administrasi publik
belum bisa melepaskan diri dari ranah politik maka kebijakan publik pun tidak akan
pernah lepas dari kepentingan politik
· Untuk memastikan bahwa proses dapat berjalan lancar. Jika terjadi hal-hal tertentu,
misalkan petugas yang diberi tugas menangani satu proses tertentu berhalangan hadir,
maka petugas lain dapat menggantikannya. Oleh karena itu proses pelayanan dapat
berjalan terus.
· Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Negara modern memerlukan sistem administasi negara modern sebagai syarat bagi
eksisnya pemerintahan modern dan berfungsinya suatu birokrasi pemerintahan yang
modern, yang keseluruhnya itu dimanifestasikan dengan indicator modernitas tertentu.
Indikator modernitas mengalami perkembangan dan perubahan, namun ada pula yang
bersifat universal berlaku sepanjang zaman. Hal ini ditunjukan dalam paradigma dan
proses pembangunan negara-negara berkembang, yang dapat diilustrasikan sebagai
berikut.
Paradigma birokrasi Weber atau scientific management dari Taylor yang berfokus pada
fenomena struktural dan fungsional yang spesifik dan formal (legal) yang kaku pada
masanya dianggap modern; namun dalam perkembangannya kemudian dipandang
klasik atau tradisional (traditional paradigm) karena dalam konsep dan penerapannya
ternyata dan mengarah pada pengembangan organisasi dan birokrasi maksimal yang
dinilai kurang mengakomodasikan dimensi-dimensi kemanusiaan, di mana interaksi
antar manusia bersifat hirarkikal yang menimbulkan kekakuan, dan mempengaruhi
motivasi dan produktivitas. Karenanya kemudian mengalami krisis dan mendorong
berkembangnya paradigma baru yaitu paradigma perilaku (behavoural paradigm) yang
menekankan pentingnya dimensi-dimensi kemanusiaan dalam organisasi dan
manajemen. Di antranya terdapat teori Maslow, Likert, dan Simon memberikan
dimensi-dimensi baru dalam mertevitalisasi organisasi dan manajemen yang menyentuh
manusia dan aspek-aspek kemanusian yang luas, termasuk di dalamnya masalah
peningkatan kapasitas diri, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya
berkembang pula pemikiran yang menekankan perlunya pengintegrasian kedua
pendekatan structural-fungsional dan paradigma perilaku yang menelurkan paradigma
sistemik (system thinking paradigm), yang memandang administrasi negara merupakan
sistem yang bersifat terbuka yang dipengaruhi kondisi lingkungan dan mempunyai
peran merubah kondisi lingkungan. Peran administrasi negara dalam pembangunan
bangsa mewajibkan perhatiannya terhadap perkembangan dan perubahan lingkungan
stratejik internal dan eksternal yang membutuhkan pengembangan berbagai kebijakan,
dan mendorong paradigma kebijakan publik (public policy paradigm) dalam
pengembangan disiplin dan sistem administrasi negara.
Birokrasi Pemerintah Pusat dan Daerah perlu memiliki visi, misi, strategi, agenda
kebijakan, kompetensi, dan komitmen pembangunan dan pelayanan yang jelas dilandasi
dimensi-dimensi spiritual SANKRI dan tegas terfokus pada permasalahan yang
mendesak perlu di atasi, dan terarah pada perwujudan cita-cita dan tujuan bangsa
bernegara. Dengan visi, misi, strategi yang didasarkan pada paradigma pembangunan
dan agenda kebijakan yang tepat, didukung dengan sistem manajemen yang berorientasi
pada penerapan nilai dan prinsip good governance, disertai kompetensi dan komitmen
yang kuat dalam keseluruhan tatanan organisasinya yang tersusun secara tepat disertai
pelimpahan kewenangan yang seimbang, pemerintah akan dapat mencapai kinerja yang
optimal dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam
penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa. Selain itu, tantangan lingkungan
stratejik mengharuskan pula pilihan-pilihan kritis terhadap paradigma pembangunan
yang harus dipilih sebagai landasaan strategi dan kebijakan pembangunan bangsa. Hal
ini juga mensyaratkan manajemen pemerintahan yang baik dan kompetensi SDM yang
teruji.
Penataan Organisasi dan Tata Kerja. Penataan organisasi pemerintah baik pusat
maupun daerah didasarkan pada visi, misi, sasaran, strategi, agenda kebijakan, program,
dan kinerja kegiatan yang terencana; dan diarahkan pada terbangunnya sosok birokrasi
yang ramping, desentralistik, efisien, efektif, berpertanggung jawaban, terbuka, dan
aksesif; serta terjalin dengan jelas satu sama lain sebagai satu kesatuan birokrasi
nasional dalam SANKRI. Seiring dengan itu, penyederhanaan tata kerja dalam
hubungan intra dan antar aparatur, serta antara aparatur dan masyarakat dikembangkan
terarah pada penerapan pelayanan prima yang efektif, dan mendorong peningkatan
produktivitas kegiatan pelayanan aparatur dan masyarakat.
Dalam era globalisasi, dalam ekonomi yang makin terbuka, meskipun untuk
meningkatkan efisiensi perekonomian harus makin diarahkan kepada ekonomi pasar,
namun intervensi pemerintah harus menjamin bahwa persaingan berjalan dengan
berimbang, dan pemerataan terpelihara. Yang terutama harus dicegah terjadinya proses
kesenjangan yang makin melebar, karena kesempatan yang muncul dari ekonomi yang
terbuka hanya dapat dimanfaatkan oleh wilayah, sektor, atau golongan ekonomi yang
lebih maju. Peranan pemerintah makin dituntut untuk lebih dicurahkan pada upaya
pemerataan dan pemberdayaan. Penyelenggara pemerintahan negara harus mempunyai
komitmen yang kuat kepada kepentingan rakyat, kepada cita-cita keadilan sosial.
Aktulisasi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawarahan/perwakilan mengandung dan mengimperasikan dimensi nilai
kemnusiaan, keterbukaan, dermokrasi, akuntabilitas, kesejahteraan sosialyang
berkeadilan, memprioritaskan alternatif terbaik bagi kepentingan publik, pertimbangan
yang mendalam dalam penentuan kebijakan dan mengundang partisipasi serta peran
aktif masyarakat bangsa dalam keseluruhan proses pengololaan kebijakan dan pelayan
publik.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung dimensi nilai
keadilan, kemanusia, kerakyatan, kebersamaan, pemberdayaan, kemajuan bersama,
bukan menolaknya perbedaan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan
faktor-faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan
fungsi-fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang
telah ditetapkan dalam UUD 1945 dengan amandemennya.
Administrasi Negara, dilihat dari segi Analisa Sistem :
• Sistem adalah merupakan kebulatan dari bagian yang saling bergantung.
• Sistem terdiri dari gugus-gugus komponen yang bekerja sama untuk kepentingan
tujuan sebagai suatu keseluruhan
• Sistem adalah kompleks unsur-unsur yang saling berinteraksi.
Untuk itu dalam menjaga peranan sankri dalam melestarikan NKRI diperlukan
penguatan sistem di masing-masing lembaga Negara yang berkepentingan.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa materi yang penulis jelaskan masih terdapat banyak
kekurangan. Sehingga untuk mengetahui lebih luas tentang penanganan pedagang kaki
lima dan kebijakan dari pemerintah, pembaca dapat memperoleh dari berbagai sumber
lainnya, seperti buku, journal, referensi, publikasi maupun internet.
Daftar Pustaka
http://rumahayujayanti.blogspot.com/2015/12/sistem-administrasi-negara-kesatuan.html
http://sankripedia.stialanmakassar.web.id/index.php/Sistem_Administrasi_Negara_Kesatuan_Republi
k_Indonesia#Ruang_Lingkup_Sistem_Administrasi_Negara_Kesatuan_Republik_Indonesia_.28SAN
KRI.29
http://sankripedia.stialanmakassar.web.id/index.php/Sistem_Administrasi_Negara_Kesatuan_Republi
k_Indonesia
https://izzahluvgreen.wordpress.com/2009/04/04/sankri-harapan-di-masa-depan/