Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

Tanah dengan tekstur baik (granular remah ) mempunyai tata udara yang
baik. Unsur – unsure hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah . Struktur tanh
yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling
bersinggungan dengan rapat ( Burdiono, 2012 ).

Morfologi tanah hutan berkembang pada waktu yang lama. Hal ini
disebebakan sistem pengelolaan tanah hutan yang tidak intensif dibandingkan
tanah pertanian . kerusakan pada tanah hutan terjadi ketika pamanen, kebakaran
atau alih fungsi penggunaan lahan lain halnya dengan tanah pertanian,
penggelolaan intensif yang dilakukan menyebabkan penurunan produktivitas
tanah. Penurunan produktivitas tanah di tandai terjadinya pemadatan tanah,
kehilangan lapisan permukaan, struktur, porositas, areasi , kekuatan, warna tanah,
ketersedian oksigen dan kemudahan penetrasi akar tanaman ( Utomo, et al.,2016 ).

( Utomo, M., Sudarsono., Rusman, B., Sabrina, T., Lumbantaraja, J., dan
Wawan. 2016. Ilmu Tanah : Dasar – Dasar dan pengelolaan. ISBN:978-602-
0895-92-5. )

Mengetahui morfologi tanah artinya mengetahui daya dukung penggunaan


tanah. Morfologi tanah menentukan kemudahan penentrsi akar, ketersediaan air,
kemudahan penyerapan air oleh tanaman, jumlah oksigen dan gas lainnya ditanah
sejauh mana air bergerrak baik secara lateral dan vertical melalui tanah sifat fisika
tanah sebagaian besar dikendalikan oleh ukuran, dsitrubusi , dan pengaturan
partikel tanah ( Osman, 2013; Ridwandi, et all., 2013; Rajamuddin dan
sanusi,2014; Tufailah, et al., 2014 ).

( Rajamuddin, U, A dan sanusi , I. 2014. Krakterisitk Morfologi Dan


Klasifikasi Tanah Inceptisol Pada Beberapa Sistem Lahan Di Kabupaten
Jeneponto Sulawesi Selatan, J. Agroland 21 (2) : 81 – 85 , Agustus 2014
ISSN : ): 0854-641X E-ISSN : 2407 – 7607 )

Tekstur tanah ikut berperan dalam menentukan laju permeabilitas, tanah


yang memliki fraksi akan meningkatkan laju infitrasi, dibangdingkan dengan
tanah yang memiliki lebih banyak berdasarkan hasil analisis dibawahc tegakan
eboni. Pemeabilitas taanhnya memiliki criteria sangat cepat. Yang selanjutnya
didukung. Kinho ( 2013 ). Pertumubhan eboni optimal pada berbagai jenis tanah
mensyaraktkan tanah yang cukup penmeamel.

Permeabilitas menyatakan kemampuan media porus dalam hal ini adalah


tanah untuk meloloskan zat cair ( Air hujan ) baik secara literal maupun vertikel.
Tingkat Permeabilitas tanah ( cm/jm ) merupakan fungsi dari berbagai sifat fisik
tanah ( Rolumat dan Soekarno, 2006 ). Selanjutnya ( Putra, dkk. 2012 ).

Kerapatan lindak atau bobot isi ( Bulk density ) menunjukan perbandingan


anatara besar tanah kering dengan volume pori – pori tanah , Sekaligus merupakan
pentunjuk kepadatan tanah ( Manfarizah. Dkk 2011 ).

Tanah yang bertekstur Tanah yang bertekstur halus mempunyai berat jenis
yang lebih kecil diban-dingkan dengan tanah yang bertekstur ka-sar. Hal ini
disebabkan oleh total ruang pori yang lebih banyak pada tekstur liat dibandingkan
dengan pasir, sehingga po-rositas liat lebih besar dibandingkanden-gan porositas
pasir. Nilai porositas yang besar menunjukkan ruang total pori yang banyak
dibandingkan dengan volume pa-datannya. Semakin halus teksturnya se-makin
besar porositasnya, sehingga teks-tur dan porositas merupakan hubungan
terbalik.(DH Utomo, 2016). ( Utomo, D. H. (2016). Morfologi profil tanah
vertisol di kecamatan kraton, kabupaten pasuruan. Jurnal Pendidikan
Geografi, 21(2) ).
Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan
batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, akibat pengaruh
cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineralmineralnya terurai
(terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur.(Rahmah, S., Yusran, Y.,
& Umar, H. 2014). (Rahmah, S., Yusran, Y., & Umar, H. (2014). Sifat kimia
tanah pada berbagai tipe penggunaan lahan di Desa Bobo Kecamatan Palolo
Kabupaten Sigi. Jurnal Warta Rimba, 2(1) ).

Pengambilan contoh tanah untuk analisis kimia tanah dilakukan pada setiap
horison pada ketiga profil tanah. Tanah diambil ±1 kg pada setiap lapisan horison,
dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label. Selain itu diambil pula contoh
tanah tidak terganggu (undisturb soil sample) menggunakan ring sample pada
kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm, untuk keperluan analisis sifat fisik tanah.
Contoh tanah untuk analisis kimia tanah ditumbuk sampai halus, lolos ayakan 2
mm dan 0,05 mm. Jenis dan metode analisis disajikan pada Tabel 1. Analisis sifat
fisik dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (Widiatmaka
et.al.,2015).

Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebuut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang pengerjaan tanah Untuk
mendapatkan struktur tanah yang baik dan valid harus dengan melakukan kegiatan
di lapangan, sedang di laboratorium relative sukar, terutama dalam
mempertahankan keasliannya dari bentuk agregatnya (Hardjowigeno, 2012).
Susunan horison pada tanah kering berbeda dengan tanah yang
disawahkan. Tanah kering mempunyai susunan A, Bw dan Cg, sedangkan tanah
yang disawahkan secara umum mempunyai susunan horison Apg, Adg, Bwg dan
Cg. Tanah yang sering disawahkan cenderung berwarna keabu-abuan (semakin
terang). Terdapat penambahan simbol g (gleisasi) pada lahan yang disawahkan,
yang dicirikan dengan adanya warna keabu-abuan maupun adanya kenampakan
Redoximorphic Features (RMF). Pada tanah yang disawahkan juga tedapat
penambahan simbol horison baru, yaitu Adg yang menunjukkan adanya lapisan
tapak bajak. Tidak semua pedon didaerah penelitian terbentuk lapisan tersebut.
Tidak terbentuknya lapisan tapak bajak pada pedon LS1 disebabkan pada tanah ini
mempunyai air tanah yang relatif dangkal serta lokasi pedonnya yang dekat
dengan sumber air, sehingga proses pembentukan lapisan tapak bajaknya
terhambat. Proses pembentukan lapisan tapak bajak terhambat oleh adanya air
(air irigasi atau air tanah) yang memasuki clod (bongkah tanah) sehingga tidak
memungkinkan terjadinya pemadatan, (Rahayu et.al.,2014 ).

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara membuat lobang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalam
tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan
tubuh alam nyang terbentuk dan berkembang akibat tertekan gaya-gaya alam
(natura; force) terhadap proses pembentukan mineral dan pelapukan bahan-bahan
koloid.(Abdul Madjid, 2014)

Komponen tanah yang terdiri dari bahan padatan, air dan udara merupakan
sumberdaya alam utama yang sangat memengaruhi kehidupan. Tanah mempunyai
fungsi utama sebagai tempat tumbuh dan berproduksi tanaman. Kemampuan
tanah sebagai media tumbuh akan optimal jika didukung oleh sifat fisika, kimia
dan biologi yang baik, biasanya menunjukkan tingkat kesuburan tanah.( Juarti.
2016).
Terdapat empat ketampakan yang dapat dilihat dari hasil proses-proses
pembentukan tanah, yaitu hasil pencampuran bahan, warna, struktur, dan ciri
kimia. Hasil pencampuran antara bahan organic dan bahan mineral merupakan
horizon A, horizon ini dapat dikenali karena berada di permukaan,berwarna gelap,
berstruktur lebih baik, dan mengandung bahan organic lebih banyak bila
dibandingkan horizon lain.( ir muhajir utomo kencana,2016 ).

Tanah mengandung unsur-unsur mikro seperti timbal, tembaga, cadmium


dan lain-lain. Kandungan rata-rata Pb secara alamiah di tanah adalah 10 ppm.
Curah hujan yang tinggi mampu menurunkan nilai tempertaur tanah dan mampu
meningkatkan kelembaban tanah sehingga lambat laun berdampak pada
terbawanya unsur-unsur mikro dalam tanah dari tempat yang tinggi ke tempat
yang lebih rendah.( Karamina, H., Fikrinda, W., & Murti, A. T. (2017).

Perkembangan tanah dicirikan oleh terjadinya diferensiasi horizon sebagai wakil


proses pedogen baik fisik, kimia dan biologi yang oleh reaksi dalam profil tanah
terjadi penambahan bahan organik dan mineral berupa bahan padatan, cair atau
gas, menghilangnya bahan diatas tanah, alih tempat bahan dari satu bagian ke
bagian lain dalam tubuh tanah, alih rupa senyawa mineral dan bahan organik di
dalam tubuh tanah.(Manik, H., Marpaung, P., & Sabrina, T. 2017 ).

Anda mungkin juga menyukai