Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Kode Pos 10510
Telp/Faks: 021-42802202
A. Konsep Dasar Teori
1. Pengertian
(Dahlan, 2007).
(Misnadiarly, 2008).
batuk, sesak nafas, ronkhi dan tampak infiltrate pada foto rongten
(Dahlan, 2007).
rongga hidung.
b. Faring (Tenggorokan)
paru-paru (alveolus).
f. Bronchiolus
g. Alveolus
3. Etiologi
(Nursalam, 2016).
a. Bakteri
yaitu
1) Typical organisme
a) Streptococcus pneumonia
b) Staphylococcus aureus
pembentukan abses.
2) Atipikal organisme
b. Virus
c. Fungi
d. Lingkungan
murah seperti batu bara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari
4. Patofisiologi
bakteri. Proses ini bisa meluas lebih jauh lagi ke lobus yang sama,
atau mungkin ke bagian lain dari paru- paru melalui cairan bronkial
Terhirup
Compliance paru
Masuk ke alveoli
Berkeringat, nafsu makan & minum Kerja sel goblet Sputum Gangguan Pertukaran Gas
Hipertermia Produksi sputum Tertelan ke
lambung
Nyeri Akut
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Asam lambung Mual & muntah
Defisit
Nutrisi
(Sumber: (Mansjoer & Suriadi dan rita Y, 2006) dan (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017)).
6. Klasifikasi
1) Pneumonia lobaris
besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena,
3) Pneumonia interstisial
7. Faktor Resiko
Suddarth, 2013).
terhadap pneumonia.
(neutropeni)
8. Manifestasi Klinik
dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah pasien
lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut tertekuk karena
ronki(Nursalam, 2016).
a. Batuk
b. Sputum produktif
c. Sesak nafas
d. Ronki
f. Leukositosis
g. Infiltrat
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
b. Laboratorium
c. Mikrobiologi
(shaleh, 2013).
11. Komplikasi
jika bakteri yang menginfeksi paru masuk ke dalam aliran darah dan
1. Pengertian
a. Diagnosis Aktual
b. Diagnosis Risiko
a. Masalah (Problem)
b. Indikator Diagnostik
1) Penyebab (Etiologi)
b) Efek terapi/tindakan
validasi diagnosis.
3) Faktor Risiko
suatu proses yang sistematis terdiri atas tiga tahap yaitu analisis data,
a. Analisa Data
bermakna.
2) Kelompokan Data
penyuluhan/pembelajaran,interaksi sosial,dan
kategorinya.
b. Identifikasi Masalah
diagnosis keperawatan.
tanda/gejala.
a) Diagnosis Risiko
Masalahdibuktikan dengantanda/gejala
yang tertahanD.0001
1) Definisi
a) Tanda mayor
b) Tanda minor
(a) Dispnea
(c) Ortopnea
(a) Gelisah
(b) Sianosis
1) Definisi
a) Tanda mayor
(a) Dispnea
(c) Takikardi
b) Tanda minor
(a) Pusing
(a) Sianosis
(b) Diaforesis
(c) Gelisah
(d) Nafas cuping hidung
dalam/dangkal)
b) Pneumonia
D.0005
1) Definisi
adekuat.
a) Tanda mayor
(a) dispnea
hiperventilasi)
b) Tanda minor
(a) ortopnea
3) Kondisi klinis
terkait
b) Cedera kepala
c) Trauma thoraks
e) Sklerosis multipel
f) Stroke
g) Intoksidasi alcohol
1) Definisi
a) Tanda mayor
menghindari nyeri)
(c) Gelisah
b) Tanda minor
(g) Diaforesis
3) Kondisi klinis terkait
a) Infeksi
makanan D.0019
1) Definisi
metabolisme.
a) Tanda mayor
rentang ideal
b) Tanda minor
(e) Sariawan
(f) Serum albumin turun
(h) Diare
a) Infeksi
1) Definisi
a) Tanda mayor
b) Tanda minor
(b) Kejang
(c) Takikardi
(d) Takipnea
a) Proses infeksi
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan
1) Definisi
a) Tanda mayor
istirahat
b) Tanda minor
setelah aktivitas
(d) Sianosis
3) Kondisi klinis terkait
D.0034
1) Definisi
2) Faktor resiko
c) Usia lanjut
e) Status hipermetabolik
g) Evaporasi
a) Muntah
C. Konsep Asuhan Keperawatan pada Pneumonia
1. Pengkajian
nyeri dada harus diidentifikasi juga. Segala perubahan dalam suhu dan
nadi, jumlah sekresi, bau sekresi, dan warna sekresi, frekuensi dan
(pekak pada bagian dada yang sakit) (Brunner & Suddarth, 2013).
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
sesak napas, dan nyeri dada. Keluhan utama pada bersihan jalan
c. Riwayat kesehatan
d. Aktivitas / istirahat
e. Sirkulasi
tampak pucat.
f. Makanan / cairan
malnutrisi.
g. Kenyamanan
h. Keamanan
kemerahan.
i. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa keperawatan
tertahanD.0001
D.0005
makanan D.0019
D.0034
3. Intervensi Keperawatan
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Intervensi keperawatan pada kasus
tertahanD.0001
3) Mengi menurun
4) Wheezing menurun
5) Dispnea menurun
6) Sianosis menurun
8) pola nafas
membaik Intervensi
keperawatan:
1) Observasi
karakteristik)
2) Terapeutik
3) Edukasi
4) Kolaborasi
perlu
1) Dispnea menurun
3) Pusing menurun
7) Takikardi membaik
8) Sianosis membaik
1) Observasi
hiperventilasi)
i) Monitor AGD
2) Terapeutik
3) Edukasi
D.0005
4) Dispnea menurun
Intervensi keperawatan:
1.1) Observasi
wheezing, ronki)
1.2) Terapeutik
1.3) Edukasi
kontraindikasi
1.4) Kolaborasi
3) Meringis menurun
Intervensi keperawatan:
1) Observasi
intensitas nyeri.
nyeri
diberikan
2) Terapeutik
nyeri
3) Edukasi
nyeri
4) Kolaborasi
makanan D.0019
1) Observasi
2) Terapeutik
3) Edukasi
1) Menggigil menurun
Intervensi keperawatan:
1) Observasi
2) Terapeutik
3) Edukasi
4) Kolaborasi
perlu
8) Frekuensi nafas
membaik Intervensi
keperawatan:
1) Observasi
kelelahan
2) Terapeutik
3) Edukasi
4) Kolaborasi
asupan makanan
D.0034
2) Dispnea menurun
Intervensi keperawatan:
1) Observasi
3) Edukasi
4) Kolaborasi
plasmanate)
4. Implementasi Keperawatan
(Wilkinson.M.J, 2012).
5. Evaluasi Keperawatan
dan tujuan tidak tercapai/ masalah tidak teratasi : jika klien tidak
yang afasia
2) O (objektif)
perawat.
3) A (analisis)
4) P (perencanaan)
Lantu, M. G., Loho, E., & Ali, R. H. (2016). Gambaran Foto Toraks Pada Efusi
Pleura Di Bagian/Smf Radiologi Fk Unsrat Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado Periode November 2014 – Oktober 2015. E-CliniC, 4(1).
https://doi.org/10.35790/ecl.4.1.2016.10966
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Novard, M. F. A., Suharti, N., & Rasyid, R. (2019). Gambaran Bakteri Penyebab
Infeksi Pada Anak Berdasarkan Jenis Spesimen dan Pola Resistensinya di
Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-2016. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(2S), 26. https://doi.org/10.25077/jka.v8i2s.955