Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“MIOPI”
Dosen pembimbing:

Disusun Oleh :
1. M.khoirul umam (17.1345.S)
KEPERAWATAN 3A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2019
I. PENGANTAR
Topik : MIOPI
Sub topik : Pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan stroke.
Sasaran : Warga Desa W
Penyuluh : M.khoirul umam
Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Oktober 2019
Waktu : 25 menit
Tempat : Balai desa

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
audiens mengetahui tentang penyakit miopi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
masyarakat dapat memahami tentang:
1. Pengertian miopi
2. Mengetahui tanda dan gejala miopi.
3. Mengetahui penyebab miopi.
4. Mengetahui cara pencegahan miopi.

III. MATERI
Terlampir

IV. MEDIA
1. Leaflet
2. PPT

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 2 menit Pembukaan: Menjawab salam
1. Memberi salam Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
3. Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 11 menit Pelaksanaan: Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi:
1. Pengertian miopi
2. Tanda dan gejala miopi
3. Penyebab miopi
4. Cara pencegahan miopi
3. 10 menit Evaluasi Menyimak dan
- Menyimpulkan ini penyuluhan mendengarkan
- Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan
- Memberi kesempatan kepada
responden untuk bertanya
- Memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4. 2 menit Penutup Menjawab salam


- Mmenyimpulkan materi
yang telah disampaikan
- Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah
diberikan kepada peserta
- Mengucapkan salam

VII. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan : lisan
Jumlah Soal : 2 soal

VIII. LAMPIRAN MATERI


a. Pengertian Miopi

Miopi atau rabun jauh adalah kerusakan reaktif mata di mana citra yang
di hasilkan berada di depan yang dihasilkan berada di depan retina ketika
akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapat terjadi karena bola mata yang
terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga
cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram.
Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata negatif (cekung).
Bentuk Miopia

1. Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti


terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga
pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia
yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu
kuat.
2. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan
kelengkungan kornea dan lensa yang normal.

.
b. Tanda dan gejala stroke

Tanda-tanda mata miopi:


1.Objek dekat bisa terlihat, sedangkan objek jauh terlihat kabur
2.Mengecilkan mata ketika melihat objek jauh
3.Tidak dapat melihat papan hitam dengan jelas
4.Terlalu dekat dengan buku ketika membaca
Gejala Mata Minus Atau Miopi
Gejalanya adalah kepala nyeri berdenyut terutama bagian depan, bola mata
perih dan berat, terasa seperti mau keluar dan air mata meleleh berlebihan.
Keadaan ini biasanya membaik bila mata diistirahatkan atau dengan minum obat
antinyeri. Tapi sering kali kambuh beberapa waktu kemudian.
Miopia memang bisa menyebabkan sakit kepala. Untuk seorang penderita
miopia, pada saat melihat miopia, pada saat melihat jauh, bayangan jatuh di
depan retina sehingga mengurangi kecembungan lensa. Perubahan
kecembungan ini dinamakan kemampuan akomodasi mata. Mata yang
berakomodasi terus-menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan
kelelahan. Kelelahan mata inilah yang mencetuskan nyeri kepala dan nyeri pada
mata.
.
c. Penyebab stroke
Genetika (Herediter)
Penelitian genetika menunjukkan bahwa miopia ringan dan sedang
biasanya bersifat poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. Penelitian
pada pasangan kembar monozigot menunjukkan bahwa jika salah satu dari
pasangan kembar ini menderita miopia, terdapat risiko sebesar 74% pada
pasangannya untuk menderita miopia juga dengan perbedaan kekuatan lensa di
bawah 0,5 D.
Nutrisi
Nutrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan-kelainan refraksi.
Penelitian di Afrika menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan malnutrisi yang
berat terdapat prevalensi kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma,
anisometropia) yang tinggi.
Tekanan Intraokuler
Peningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena diduga
dapat menyebabkan jaringan sklera teregang. Hal ini ditunjang oleh penelitian pada
monyet, yang mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di bawah. Pada
monyet-monyet tersebut ternyata timbul miopia.

d. Pencegahan
1.tidak membaca dalam keadan gelap
2.Tidak menonton tv terlalu dekat
3.Jagan membaca terlalu dekat
Daftar Pustaka

Syamsiatun, Nurul Huda dan Tri Siswati, 2015. Pemberian ekstra jus putih telur
terhadap kadar albumin dan Hb pada penderita hipoalbuminemia. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai