Anda di halaman 1dari 22

PENATALAKSANAAN PADA

KASUS GADAR OBSTETRIK


EBM DALAM GADAR

Rr. Catur Leny Wulandari


EVIDENCE BASED PRACTICE 

• David L. Sackett et al menyatakan bahwa praktik berbasis bukti adalah


penggunaan bukti terbaik dan terbaru secara teliti, eksplisit, dan
bijaksana dalam membuat keputusan tentang perawatan pasien
individual. Praktek kedokteran berbasis bukti berarti
mengintegrasikan keahlian klinis individu dengan bukti klinis eksternal
terbaik yang tersedia dari penelitian sistematis 
Praktik berbasis bukti melibatkan 5 tahapan : 

• Memformulasi pertanyaan klinis yang dapat dijawab 


• Menemukan berbagai bukti 
• Telaah berbagai bukti 
• Aplikasikan berbagai bukti 
• Evaluasi kinerja
Tingkat evidence
Membangun Strategi Pencarian Database yang Efektif

• Metode PICO 
• P (Pasien populasi dan masalah) 
• I (Intervenci, faktof prognosis atau keterpajanan) 
• C (Pembanding atau kontrol) 
• O (Keluaran) 
Sumber Evidence Base
• Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari
internet maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah,
bulletin, atau CD. Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang
harus dibayar namun banyak pula yang public domain. Contoh situs
yang dapat diakses secarea gratis (open access) seperti:
• Evidence Based Midwifery di Royal College Midwives Inggris : 
http://www.rcm.org.uk/ebm/volume-11-2013/volume-11-issue-1/the
-physical-effect-of-exercise-in-pregnancy-on-pre-eclampsia-gestationa
l-diabetes-birthweight-and-type-of-delivery-a-struct/
• Midwifery Today :
• http://www.midwiferytoday.com/articles/midwifestouch.asp
• Comfort in Labor : http://Childbirthconnection.org.
• Journal of Advance Research in Biological Sciences :
http://www.ejmanager.com/mnstemps/86/86-1363938342.pdf?
t=1370044205
• American Journal of Obstetric and Gynecology : 
http://ajcn.nutrition.org/
• American Journal of Public Health : http://ajcn.nutrition.org/
• American Journal of Nursing :
• http://journals.lww.com/ajnonline/pages/default.aspx
PRE EKLAMSIA DAN
EKLAMSIA
A. Penegakkan Diagnosis Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang
sebelumnya normotensi.

Derajat hipertensi berdasarkan tekanan darah diastolik pada saat datang, dibagi
menjadi ringan (90-99mmHg), sedang (100-109 mmHg), dan berat (≥ 110 mmHg).
Definisi hipertensi berat adalah peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya
160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik.

Alat tensimeter sebaiknya menggunakan tensimeter air raksa, namun apabila


tidak tersedia dapatmenggunakan tensimeter jarum atau tensimeter otomatis
yang sudah divalidasi. Laporan terbaru menunjukkan pengukuran tekanan darah
menggunakan alat otomatis sering memberikan hasil yang lebih rendah.
Posisi manset setingkat dengan jantung,
dan tekanan diastolik diukur dengan
Berdasarkan American Society of mendengar bunyi korotkoff V (hilangnya
Hypertension ibu diberi kesempatan bunyi). Ukuran manset yang sesuai dan
duduk tenang selama 15 menit sebelum kalibrasi alat juga senantiasa diperlukan
dilakukan pengukuran tekanan darah agar tercapai pengukuran tekanan darah
pemeriksaan. Pengukuran dilakukan pada yang tepat Pemeriksaan tekanan darah
posisi duduk atau telentang, posisi lateral pada wanita dengan hipertensi kronik harus
kiri, kepala ditinggikan 30 derajat dilakukan pada kedua tangan, dengan
menggunakan hasil pemeriksaan yang
tertinggi
B. Penentuan Proteinuria
C. Penegakkan Diagnosis Preeklampsia Berat
B. PENCEGAHAN SEKUNDER

Anda mungkin juga menyukai