Anda di halaman 1dari 83

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan

untuk melanjutkan keturunan. Di dalam tubuh seorang wanita hamil

terdapat janin yang tumbuh didalam rahim, sebagai ibu hamil, ibu harus

mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin agar tidak menimbulkan

permasalahan pada kesehatan ibu dan janin (Waryana,2015). Biasanya

terdapat beberapa masalah dan beberapa perubahan fisiologis pada masa

kehamilan, sehingga ibu hamil sering merasakan ketidaknyaman fisik, salah

satunya seperti edema pada tungkai bawah (Yuhendri,2019)

Edema tungkai bawah ini merupakan pembengkakan pada

tungkai bawah yang di akumulasi oleh cairan yang berlebihan didalam

tubuh. Sekitar 80% pada ibu hamil trimester III, terjadi akibat dari

penekanan uterus yang menghambat aliran vena dan tarikan gravitasi yang

menyebabkan retensi cairan semakin besar (Siregar, 2019). Edema

menurut Irianti (2014) merupakan perubahan fisiologis pada saat kehamilan

trimester III, pada kehamilan normal juga dapat menyebabkan perubahan

fisiologis dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil, salah

satunya seperti edema pada tungkai bawah, nyeri pada bagian punggung,

badan terasa berat, mobilitas fisik terganggu dengan terjadinya edema

pada tungkai bawah.

Berdasarkan data Word Health Organization (WHO, 2018),

didapatkan angka kejadian bengkak terjadi sekitar 75% pada ibu hamil,

pembengkakan yang umum terjadi pada trimester II dan trimester III. Dari

data di atas, keluhan bengkak menduduki urutan kedua sebanyak 75%,

1
2

karena edema pada ibu hamil bisa berbahaya dan juga tidak berbahaya

(Fuada, 2018). Menurut Data Departemen Kesehatan RI, sebanyak 80%

wanita hamil di Indonesia mengalami keluhan bengkak pada kaki, 45%

bengkak pada kaki karena penyerta hiptertensi, 35% karena faktor fisiologis

pada kehamilan. Pada wilayah provinsi Jawa Timur (2016) sebagian besar

terjadi edema pada ibu hamil trimester III sebanyak (54,2%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Desa Sumberan,

Kecamatan Besuk terdapat 8 dari 12 ibu hamil yang mengalami edema

tungkai bawah pada trimester III, dan 4 orang ibu hamil mengalami nyeri

pada bagian punggung. Dari hasil wawancara pada tanggal 10 januari

2021, ibu hamil mengatakan bahwa dampak dari terjadinya edema pada

tungkai bawah ini menyebabkan ibu hamil tidak bisa berjalan dengan jarak

yang cukup jauh, tidak bisa berdiri dengan waktu yang lama dan tidak bisa

menaiki anak tangga.

Menurut Yunita (2015) Penyebab edema yang paling umum ialah

penumpukan cairan pada kaki sehingga menimbulkan edema tungkai

bawah ketika hamil. menurut Hazel (2014) yaitu selama masa kehamilan

tubuh memproduksi dan menahan air lebih banyak dari biasanya, Rahim

yang terus membesar tentunya akan menekan pembuluh darah dari

jantung dan menyebabkan lebih banyak cairan yang tertahan di tungkai

kaki, sehingga menyebabkan sendi dan telapak kaki tidak bisa berjalan

dengan jarak yg cukup jauh dan tidak bisa berdiri terlalu lama akibat

penumpukan cairan ditelapak kaki atau tungkai bawah tersebut. Bisa juga

terjadi karena kadar protein (albumin) dalam darah yang rendah dan

menyebabkan fungsi pompa jantung menurun. Menurut American

Pregnancy Association, (2010) menyatakan bahwa, darah dan cairan

ekstraseluler diproduksi lebih banyak selama kehamilan yaitu sebesar 50%.


3

Akibat dari peningkatan volume darah dan cairan tubuh tersebut

menyebabkan munculnya edema yang umumnya terjadi pada tangan,

wajah, pergelangan kaki serta pada kaki ibu hamil.

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka dari ibu hamil yang

mengalami edema harus segera diberikan penanganan, salah satunya

ialah diberikan terapi foot message. Berdasarkan penelitian Fadmiyanor

(2018) menyatakan bahwa edema pada kehamilan dapat diobati melalui

terapi foot message. Prinsip kerja foot message ini sendiri ada untuk

memberikan tekanan langsung dan berfokus pada bagian tubuh yang

mengalami edema, tentunya pada bagian tungkai bawa atau kaki. Foot

message ini merupakan terapi non farmakologis yang telah terbukti mampu

mengurangi edema pada kehamilan dan memperbaiki sirkulasi peredaran

darah. Foot message ini juga dapat dapat menurunkan tingkat stress, dapat

merileksasikan otot dan sendi.

Selain dilakukan terapi foot message, edema juga dapat diobati

dengan rendam air hangat. Menurut (Siregar, 2019) terapi rendam air

hangat dapat digunakan sebagai alternative non farmakologis dengan

menggunakan metode merendam kaki ke dalam air hangat. Rendam air

hangat ini dapat memberikan dampak pada pada fisiologis tubuh, salah

satunya terhadap pembulu darah, dimana suhu atau hangatnya yang

diberikan oleh air hangat tersebut membuat sirkulasi darah menjadi lancar,

sehinggga sirkulasi darah dapat meninggkat dengan terjadinya pelebaran

pembuluh darah serta lebih banyak oksigen yang dipasok ke jaringan

tubuh. Rendam air hangat ini juga dapat menurunkan hipertensi pada

kehamilan, gangguan kualitas tidur pada ibu hamil dan dapat menurunkan

stress serta dapat merilekskan semua otot dan sendi tubuh.


4

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Efektifitas foot message dan rendam air hangat terhadap edema

ibu hamil di Desa Sumberan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan dari penelitian ini

“manakah yang lebih efektif, apaka terapi foot message atau terapi rendam

air hangat yang efektif dalam mengatasi edema ibu hamil di Desa

Sumberan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi foot

message dan rendam air hangat terhadap edema ibu hamil di Desa

Sumberan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi edema ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi

foot message di Desa Sumberan, Kecamatan Besuk, kabupaten

Probolinggo

2. Mengidentifikasi edema ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi

rendam air hangat di Desa Sumberan, Kecamatan Besuk, Kabupaten

Probolinggo.

3. Analisis edema ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi foot

message

4. Analisis edema ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi rendam

air hangat.

5. Menganalisis efektifitas edema ibu hamil sesudah diberikan foot

message dan rendam air hangat.


5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Keperawatan

Manfaat bagi perawat dengan adanya penelitian terapi foot message dan

rendam air hangat terhadap edema ibu hamil bisa mengetahui bahwa,

terdapat penatalaksaan non farmakologis pada penanganan edema ibu

hamil. dan berharap terapi ini bisa dijadikan tambahan pengetahun dalam

penanganan terapi non farmakologi.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat dari penelitian terapi foot message dan rendam air hangat ini bagi

institusi dapat berguna sebagai data baru untuk pemecahan yang berkaitan

dengan edema ibu hamil, dan sebegai tambahan pengetahuan bagi peneliti

selanjutnya.

1.4.3 Bagi Lahan Penelitian

Dengan dilakukan penelitian terapi foot message dan rendam air hangat ini

dapat dijadikan informasi baru bagi lahan penelitian tentang penatalaksaan

terapi terhadap edema ibu hamill.

1.4.4 Bagi PenelitiDapat

Dapat menambahkan pemahaman baru dan ilmu pengetahuan baru

tentang penatalaksanaan terapi edema ibu hamil.

1.4.5 Bagi Responden

Dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang

terapi foor message dan rendam air hangat untuk mengatasi edema pada

masa kehamilan.
6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Ibu Hamil

2.1.1 Definisi

Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan untuk

melanjutkan keturunan. Di dalam tubuh seorang wanita hamil terdapat

janin yang tumbuh didalam rahim. Kehamilan tersebut didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sprematozoa dan ovum menurut

federasi obstetri ginekologi Internasional, dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau kurang

lebih 9 bulan menurut kalender internasional (Sukartiningsih, 2017).

dijelaskan oleh Putra Yuhendri (2019) kehamilan terbagi menjadi 3

triwulan, dimana triwulan pertama berlangsung dalam 12 minggu, triwulan

kedua 15 minggu (minggu ke 13-27), dan triwulan ketiga yaitu 13 minggu (

minggu ke 28- ke 40).

Kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan dan

terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatotozoa, dan ovum, konsepsi dan

plasenta, yang akhirnya tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, 2010). Pada masa kehamilan yang sering terjadi ialah

perubahan fisiologis dan psikologis. Perubahan fisiologis diantaranya

yaitu perubahan organ repsroduksi, system kardiovaskuler, pernafasan,

integument, musculoskeletal, neuorologi, percernaan dan endokrin.Begitu

juga dengan perubahan psikologis pada masa kehamilan salah satunya

ialah respon emosional yang terjadi akibat perubahan organ tubuh, dan
7

peningkatan tanggung jawab untuk menghadapi masa kehamilan dan

masa perawatan anak. Prawirohardjo (2010)

2.1.2 Tanda - tanda Kehamilan

Seorang ibu dapat didiagnosa hamil menurut Manuaba (2010) apabila

didapatkan tanda-tanda pasti seperti;

1. Ibu berhenti haid

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat

haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir

supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan

akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7)

2. Payudara mulai membesar dan mengeras

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron

yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

3. Ibu sering mengalam morning sickness (mual muntah).

Biasanya morning sickness terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut

“morning sickness”

4. Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu

nafsu makan timbul lagi.

5. Miksi sering (Sering uang air besar)

Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan

oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada

triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali

karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.


8

6. Konstipasi atau obstipasi

Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk

buang air besar.

7. Varises (pemekaran vena-vena)

Varises ini terjadi karena pengaruh dari hormon estrogen dan

progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan

pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan

betis, dan payudara

8. Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna

lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut

bagian bawah.

Setelah ibu dinyatakan hamil barulah pemeriksaan kehamilan

dilakukan seperti; denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan

stetoskop laenec pada minggu ke 17-18, dapat dipalpasi (yang harus

ditemukan adalah bagian- bagian janin dengan jelas pada minggu ke-

22, dan gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu

ke 24), dan juga dapat di Ultrasonoggrafi (USG) pada minggu ke 6

(Waryana, 2015).

2.1.3 Klasifikasi Ibu Hamil

Klasifikasi ibu hamil menurut Gita (2018) terdapat beberapa tahapan yaitu;

a. Trimester I (1-12 minggu)

1. Minggu ke-1
9

Disebut masa germinal. Karakteristik utama masa germinal adalaj sperma

membuahi ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel

2. Minggu ke 2

Terjadinya diferensiasi atau yang disebut massa seluler embrio menjadi

dua lapis (stadium bilaminer), yang disebut dengan lempeng epiblast

(akan menjadi ectoderm) dan hipoblast (yang akan menjadi endoderm).

3. Minggu ke 3

Pada minggu ke 3 terjadi pembentukan lempeng ectoderm, endoderm

yang diawali dari daerah primitive streak.

4. Minggu ke 4

Mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik

pertumbuhan pada minggu ke 3 atau awal minggu ke 4. Salah satunta

mulai terbentuk jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan.

5. Minggu ke 8

Pada minggu ke 8 terjadi pembentukan 30-35 somit atau yang disebut

pembentukan ruas-ruas badan yang disertai dengan perkembangan

berbagai macam fisik lainnya seperti jantungnya mulai memompa darah,

dan anggota badannya terbantuk dengan baik.

6. Minggu ke 12

Pada akhir minggu ke 12 (Trimester I) terdapat embrio sudah menjadi

janin, jenis kelamin sudah dapat diketahui atau tampak, dan ginjal sudah

dapat memproduksi urine.

b. Trimester II (13-27 minggu)

1. Sistem Sirkulasi

Pada fase ini janin sudah menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung

dan aliran darah. denyut jantung tersbut sudah muncul pada trimester I

dalam minggu ke 12. Dengan menggunakan alat ekokardiografi.


10

2. Sistem Respirasi

Pada minggu ke 18 janin sudah mulai menunjukkan gerak pernafasan,

namun perkembangan alveoli paru sendiri dapat berkembang sempurna

pada minggu ke 24-26. Dan Pada minggu ke 20 janin memproduksi

surfaktan, tetapi dengan jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan

baru adekuat untuk pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir trimester III.

3. Sistem Gastrointestinal

Pada minngu ke 14 janin sudah mulai menunjukkan gerakan menelan,

dan gerakan menghisap aktif tampak pada minggu ke 26-28 minggu.

Secara normal janin meminum air ketuban sebanyak 450 cc/ hari.

4. Sistem saraf dan Neuromuskular.

Sejak minngu ke 8-12 sudah manunjukkan aktivitas system saraf dan

neuromuskularnya, karena system ini merupakan system yang paling

awal untuk janin menunjukkan aktivitasnya yang berupa, kontraksi otot

yang timbul jika terjadi stimulasi lokal.Janin juga mamou meelakukan

aktivitas fleksi alat-alat gerak dengan reflex-reflkes dasar yang sangat

sederhana pada minggu ke 9.

5. Sistem urinarius

Sejak minggu ke 8 glomerolus ginjal sudah mulai terbentuk dan mulai

berfungsi sejak awal trimester II, dapat ditemukan urine janin yang keluar

melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion.

6. Sistem Endokrin

Sejak minggu ke 10 janin sudah mulai memproduksi kortikotropin dan

tirotropin yang diproduksi di hipofisis janin. Dan berfungsi untuk

merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid.


11

Setelah kelenjar tersebut berkembang maka produksi dan seksresi

hormone-hormon yang lain juga mulai berkembang.

c. Trimester III (28-40 minggu)

1. Minggu ke 28

Pada akhir minggu ke 28, panjang ubun-ubun bokong adalah sekitar 25

cm dan berat janin sekitar 1.100 g . Masuk trimester ke III dimana

perkembangan otak yang cepat, system sarah mengendalikan gerakan

dan fungsi tubuh, mata mulai membuka, sufraktan mulai dihasilkan di

paru-paru pada usia 26 minggu, rambut kepala semakin panjang dan

kuku-kuku jari mulai terlihat.

2. Minggu ke 32

Pada minggu ke 32 bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan panjang ubun-

ubun bokong sekitar 28 cm dan berat badan bayi sekitar 1.800 gr serta

mulai menyimpan zat besi, kalum dan fosfor. Simpanan lemak juga

berkembang dibawah kulit yang berfungsi untuk persiapan pemisahan

bayi setelah lahir, dan bila bayi dilahirkan ada kemungkinan bayo hidup

50-70%.

3. Minggu ke 36

Pada minggu ke 36 lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru telah

matur, dan janin akan dapat hidup tanpa kesulitan. Begitu juga dengan

berat janin yang sudah bertambah yaitu kisaran 1.500-2.500 gr. Seluruh

uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bias bergerak dan berputar

dengan banyak.

4. Minggu ke 38

Pada minggu ke 38 kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi

seluruh uterus, air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas

normal
12

2.1.4 Fisiologis Kehamilan

Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung

telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke

salam sel telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam

vagina dan berjuta-juta sel mania tau sperma bergerak memasuki rongga

rahim lalu masuk ke sel telur. Pembuahan sl telur oleh sprema berkembang

menjadi suatu janin (Vivian, 2011)

Pertumbuhan dan perkembangan janin ini akan terjadi secara perlahan

hingga usia kehamilan 40 minggu. Kehamilan tersebut dibagi menajdi 3

trimester yakni trimester I, II, dan III.

2.1.5 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

a. Uterus

Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20

gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28

minggu fundus uterus terletak 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat

ke prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak

½ pusat dengan prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 36 minggu fundus

uterus berada pada 1 jari dibawah prosesus xipoedeus. Bila pertumbuhan

janin normal, maka tinggi fundus uterus pada kehamilan 28 minggu adalah

25 cm, pada minggu ke 32 adalah 27 cm, dan pada minggu ke 36 adalah

30cm.

b. Vagina dan Vulva

Hormon ekstrogen mempengaruhi system reproduksi sehingga

terjadi peningkatan vaskularisasi dalam hyperemia pada vagina dan vulva.

Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang


13

disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi

peningkatan ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung, dan

hipetrofi otot polos. Akibat peregangan otot polos menyebabkan vagina

menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah peningkatan secret vagina

dan mukosa vagina metabolism glikogen. Metabolism ini terjadi akibat

pengaruh hormone estrogen. Peningkatan laktobasilus menyebabkan

metabolism meningkat. Hasil metabolism (glikogen) menyebabkan pH

menjadi lebih asam (5,2-6). Keasaman vagina berguna untuk mengontrol

pertumbuhan bakteri pathogen.

c. Payudara

Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang, dan berat.

Dapat teraba nodul-nodul akibat hipertrofi alveoli, bayangan vena-vena

lebih membiru. Hiperpegmentasi pada putting susu dan areola payudara.

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamame membuat ukuran

payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan

agak putih seperti air susu sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu

sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, brwarna kuning, dan

banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum (Vivian, 2011).

d. Sirkulasi Darah

Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan

peningkatan tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang

lain, vena tungkai juga mengalami distensi, vena tungkai berpengaruh

pada kehamilan lanjut karena terjadinya obstruksi aliran balik vena, akibat

tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus, keadaan ini

menyababkan varises pada tungkai.

e. Sistem Respirasi
14

Wanita hamil sering mengalami sesak nafas pendek. Hal ini disebabkan

oleh usus yang tertekan kea rah diafragma akibat pembesaran

rahim.Seorang wanita hamil selalu menggunakan nafas dada (Vivian,

2011)

Peningkatan kadar estrogen mnyebabkan ligament pada kerangka

iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meingkat. Karena rahiim

membesar, panjang paru-paru berkurang. Tinggi diafragma bergeser

sebesar 4 cm selama masa kehamilan. Dengan semakin tuanya

kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen,

pernafasan dada menggantikan pernafasan perut (sus, 2014)

f. Sistem Pencernaan

Karena pengaruh ekstrogen, pengeluaran asam lambung juga

meningkat, hal ini yang menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan

(hipersaliva), daerah lambung terasa panas dan mual muntah. Pengaruh

peningkatan hormone esterogen dapat menimbulkan gerakan usus

semakin berkurang yang dapat menyebabkan sembelit.

g. Sistem Perkemihan

Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena

kapala janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan

kandung kemih terus terasa penuh. Akibat terjadinya hemodiaksi dapat

menyebabkan metabolism e air semakin lancatr sehingga pembentukan

urin pun bertambah.

h. Sistem Muskuloskeletal

Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring kedepan,

penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban brat bdan pada akhir

kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis.


15

Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan

karena janin membsar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi

penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih

melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan

nyeri punggung saat pada beberapa wanita. Lordosis progresif

merupakan gambaran yang khas pada akehamilan normal.Untuk

mengompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar, lordosis

menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Selama

trimester akhir, rasa pegal, mati rasa, dan llemah dialami oleh anggota

badan (Vivian, 2011).

i. Sistem Kardiovaskuler

Pada kehamilan volume darah semakin meningkatt dimana jumlah

srum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi

semacam pengenceran darah. Hemodilusi mencapai puncaknya pada

umur kehamilan 32 minggu, serum darah dan volume darah juga

bertambah sebesar 25-30% selama kehamilan, dengan adanya

peningkatan volume darah curah jantung atau jumlah darah yang

dikeluarkan dari jantung per menit meningkat 30-50% oleh karena itu,

dapat terlihat pertambahan beban pada jantung selama kehamilan

(Vivian. 2011).

j. Sistem Integuman

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam dan kadang-kadang akan mengnai daerah

payudara dan pada perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.

Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan

garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae

seblumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan


16

perut akan berubah menajdi hitam kecoklatann yang disebut dengan

linia nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang bervariasi pada

wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau malasma

gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga akan

terlihat pigmentasi yang berlebihan akan hilang setelah persalinan

(Mandang, 2016).

k. Sistem Berat Badan

Sebagian besar pertambahan berat badan selama kehamilan

dihubungkan dengan uterus dan isinya, payudara dan bertambahnya

volume darah serta cairan ekstraseluler. Peningkatan total berat badan

ibu pada masa hamil rata-rata 11 kg. Pada trimester 1 rata-rata

pertambahan berat badan adalah 1 kg dan pada trimester II dan III

masing-masing 5 kg (Sulistyawati, 2014)

2.1.6 Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

a. Trimester I

Pada trimester I ini sering disebut sebagai masa penentuan.

Penetuan dalam masa menerima kenyataan bahwa ibu sedang hamil.

Kadar hormone progesterone dan estrogen akan miningkat dan

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lelah, lemah

dan membesarnya payudara setelah masa konsepsi.

b. Triemster II

Pada trimester ke II sering disebut sebagai periode pancaran

kehamilannya. Karena pada trimester ke II ini ibu merasa badannya

lebih sehat dan sudah mulai menerima kehamilannya serta mulai dapat

menggunakan energy serta pikirannya secara konstruktif.

c.Trimester III
17

Pada trimester III ini ibu sudah sudah merasa tidak sabar

menunggu kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan tibul

timbul kembali pada trimester ke III dan banyak ibu merasa dirinya jelek.

Ibu juga mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinta dan

kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada masa

trimester III ini ibu sangat membutuhkan dukugan suami dan

kelauarganya.

2.1.7 Komplikasi Pada Ibu Hamil

Menurut Bobak dalam buku keperawatan maternitas (Edisi, 4

EGC)komplikasi kehamilan terjadi akibat kondisi yang dialami oleh ibu

sebelum hamil, ataupun kondisi yang berkembang pada saat kehamilan.

komplikasi yang paling umum pada ibu hamil yaitu;

a. Hipertensi

Menurut junaidi dalam penelitian Nur (2018). Hipertensi merupakan

salah satu komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, dimana keadaan

tekanan darah meningkat. Hipertensi pada kehamilan biasanya

berlangsung pada bulan terakhir atau lebih setelah 20 minggu usia

kehamilan. Tekanan darah sistolik pada kehamilan mencapai 140/90

mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik meningkat sebesar 15

mmHg, diatas batas normal.

b. Pre-eklamsia

Preeklamsia menurut penelitian mardiana (2016) ialah hipertensi

pada kehamilan yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah >140/90

disertai dengan proteinuria >300 mg/24 jam. Gambaran klinis preeklamsia

mulai dengan kenaikan berat badan serta munculnya edema pada kaki
18

dan tangan, kenaikan tekanan darah serta diikuti dngan kejadian

proteinuria.

c. Abortus (Keguguran)

Abortus menurut Arulita (2017) merupakan kejadian berlangsung

tanpa tindakan atau tanpa disengaja, sebagian abortus terjadi setelah

kematian janin yang kemudian diikuti dengan perdarahan desidua

basalis, lalu terjadi perubahan-perubahan nekrotik pada daerah

implantasi, infiltrasi sel-sel peradangan akut yang akhirnya

menyebabkan perdarahan per vagina. Terdapat beberapa faktor yang

menyebabkan terjadinya abortus seperti usia menikah, beban kerja,

paparan asap rokok dan riwayat pemeriksaan K1 dan lain sebagainya

d. Anemia

Menurut penelitian Astriana (2017). Anemia adalah suatu

keadaan dimana tubuh mengalami penurunan sel darah merah

(eritrosit) >11 gr%, yang mana fungsi dari pada sel darah merah ini

untuk menghantarkan oksigen kedalam darah, pada saat kehamilan itu

juga tubuh ibu hamil memerlukan darah 30% lebih banyak dari

sebelumnya, karena untuk berbagi dengan janinnya. Faktor resiko

yang menyebabkan terjadinya anemia adalah gravida, umur, paritas,

status ekonomi, tingkat pendidikan, dan kepatuhan konsumsi tablet FE.

2.1.8 Kebutuhan Ibu Hamil

a. Nutrisi

Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Selama

masa kehamilan, terjadi peningkatan kalori sekitar 80.000 kkl sehingga

dibutuhkan penambahan kalori sebanyal 300 kkl/hari

b. Metabolisme Basal
19

Metabolisme basal meningkat 15-20% karena pertumbuhan janin,

plasenta, jaringan pada tubuh, pengingkatan aktivitas kelenjar endokrin,

keaktifan jaringan protoplasma janin sehingga meningkatkan kebutuhan

kalori.

c. Karbohidrat

Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat

kecenderungan peningkatan eksresi dextrose dalam urin, normalnya

wanita hamil tidak terdapat glukosuria. Kebutuhan karbohidrat lebih

kurang 65% dari total kalori normal sehingga perlu penambahan

metabolisme karbohidrat.

d. Protein

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon,

penamabahan cairan darah ibu dan perisiapan laktasi. Kebutuhan

protein adalah 9 gram/hari, kebutuhan untuk fetus adalah 952 gram

selama 9 bulan. Efesiensi protein adalah 70%, terdapat Protein loss di

urine +30%.

e. Lemak

Selama hamil terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi

mulai bulan ke-3 kehamilan.

f. Mineral

1. Natrium (Na)

1). Natrium bersfiat mengikat cairan sehingga akan mempengaruhi

keseimbangan cairan tubuh.

2) Ibu hamil normal natriumnya bertambah sekitar 1,6-88

gram/minggu sehingga cenderung akan timbul edema.

g. Vitamin
20

Kebutuhan vitamin untuk ibu hamil seperti vitamin A, vitamin B, vitamin

E, vitamin K, vitamin C, asam folat

h. Air

Bertambah 7 L untuk volume dan sirkulasi darah bertambah +25%,

sehingga dengan demikian fungsi jantung dan alat-alat lain akan

meningkat. Jika terdapat edema kaki, sedangkan kenaikan berat badan

sesuai dengan demikian, anjurkan tidak memakan makanan yang

mengandung garam atau makanan yang kaya akan ion natrium dan

klorida.

i. Mobilisasi

Ibu hamil dianjurkan untuk menghindari berdiri dalam waktu yang lama,

saat duduk dianjurkan untuk srta menaikkan kaki, dan berbaring dalam

posisi miring ke kiri.

j. Istirahat dan tidur

Posisi tidur yang baik untuk ibu hamil trimester III adalah posisi

tidur melingkar atau lurus pada sisi tubuh lebih miring ke kiri dengan satu

tungkai berada diatas tungkai lainnya, dengan sebuah bantal

diantaranya. Posisi ini baik untuk memaksimalkan aliran darah dan gizi

plasenta tetapi juga meningkatkan fungsi ginjal dari produksi cairan

sehingga pembengkakan (edema) dapat berkurang.

2.1.9 Pemeriksaan Pada Ibu Hamil

Pemeriksaan pada ibu hamil ialah pemeriksaan antenatal.

Pemeriksaan antenatal ini merupakan pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh dokter, bidan maupun perawat yang dilakukan sejak awal

kehamilan sampai akhir kehamilan dengan menerapkan standart

pelayanan kebidanan (SPK) yang meliputi ;

a. Anamnesis
21

b. Pemeriksaan dari ujung kepala sampai ujung kaki (Pemeriksaan

Fisik)

c. Pemeriksaan Darah

d. Pemeriksaan Urin

e. Pemeriksaan Laboratorium (Depkes RI, 2011)

2.2 Konsep Edema Ibu Hamil

2.2.1 Definisi

Edema menurut Siregar (2019) merupakan pembengkakan

tungkai bawah yang terjadi akibat penumpukan cairan pada ibu hamil, dan

merupakan salah satu bentuk ketidaknyamanan pada masa kehamilan

trimester III. Sekitar 80% ibu hamil mengalami edema tungkai bawah yang

terjadi akibat penekanan uterus yang menghambat aliran vena dan tarikan

gravitasi yang menyebabkan retensi cairan semakin meningkat, sehingga

menyebabkan adanya edema pada tungkai bawah (Siregar, 2019).

Menurut penelitian Engkartini (2018) edema kaki di definisikan sebagai

akumulasi cairan dikaki dan tungkai yang diakibatkan oleh ekspansi

volume interstisial atau peningkatan volume ekstraseluler. edema kaki ini

akan menyebabkan penurunan fungsi kesehatan dan kualitas hidup, serta

ketidaknyamanan fisiologis, perubahan postur tubuh, menurunkan

mobilitas tubuh dan meningkatkan resiko jatuh serta gangguan sensasi

pada kaki.

2.2.2 Etiologi

Etilologi dari terjadinya edema menurut Yunita (2015) ialah pada

saat masa kehamilan tubuh memproduksi lebih dari 50% cairan atau darah

didalam tubuh, serta menahan air atau cairan lebih banyak dari sebelum

terjadinya masa kehamilan, sehingga membuat rahim terus membesar dan


22

tentunya akan menekan aliran pembuluh darah dari jantung, sehingga

jantung tidak bisa berfungsi dengan normal. setelah terjadinya penekanan

tersebut mengakibatkan cairan atau darah tertahan pada beberapa

bagian, salah satunya di tungkai bawah sehingga menyebabkan

penumpukan cairan pada telapak kaki atau tungkai bawah, lalu dengan

kejadian tersebut ibu hamil tidak bisa berdiri terlalu lama dan tidak bisa

berjalan dengan jarak yg cukup jauh.

2.2.3 Pathofisiologis

Menurut Hazel (2014) yaitu selama masa kehamilan tubuh

memproduksi dan menahan air lebih banyak dari biasanya, Rahim yang

terus membesar tentunya akan menekan pembuluh darah dari jantung dan

menyebabkan lebih banyak cairan yang tertahan di tungkai kaki, sehingga

menyebabkan sendi dan telapak kaki tidak bisa berjalan dengan jarak yg

cukup jauh dan tidak bisa berdiri terlalu lama akibat penumpukan cairan

ditelapak kaki atau tungkai bawah tersebut. Bisa juga terjadi karena kadar

protein (albumin) dalam darah yang rendah dan menyebabkan fungsi

pompa jantung menurun. Menurut American Pregnancy Association (2010)

menyatakan bahwa, darah dan cairan ekstraseluler diproduksi lebih

banyak selama kehamilan yaitu sebesar 50%. Akibat dari peningkatan

volume darah dan cairan tubuh tersebut menyebabkan munculnya edema

yang umumnya terjadi pada tangan, wajah, pergelangan kaki serta pada

kaki ibu hamil.

Pada umumnya edema juga terjadi pada kompartemen cairan

ekstraseluler yang dapat melibatkan intrraseluler. Terjadinya edema

dikarenakan terhambatnya pertukaran cairan ekstraseluler dalam tubuh

yang kemudian menghambat kecepatan difusi sehingga pasokan darah


23

pada sel-sel dalam jaringan berkurang, sehingga terjadi pembendungan

darah divena yang mendorong munculnya edma

2.2.4 Klasifikasi Edema

Klasifikasi edema menurut Yanagisawa (2017) terdapat beberapa tahapan

yaitu meliputi;

a. Tahap 1/ Derajat 1

Edema derajat 1 kedalamannya sekitar 1-3 mm dengan waktu kembali 3

detik

b. Tahapan II / Derajat 2

Edema derajat 2 kedalamannya sekitar 3-5 mm dengan waktu kembali 5

detik

c. Tahapan III / Derajat 3

Edema derajat 3 kedalamannya sekitar 5-7 mm dengan waktu kembali 7

detik

d. Tahapan IV / Derajat 4

Edeme derajat 4 kedalamannya sekitar 7 mm atau lebih dengan waktu

kembali 7 detik

2.2.5 Gambaran Klinis

Gambaran klinis menurut Primasari (2020). Edema terjadi akibat

penumpukan cairan atau darah yang berlebihan didalam tubuh, serta

terjadinya pembesaran pada rahim dan tentunya terjadi penekanan pada

pembuluh darah dari jantung. Sehingga jantung tidak dapat berfungsi

dengan normal. Pada umumnya edema juga terjadi pada kompartemen

cairan ekstraseluler yang dapat melibatkan intrraseluler. Terjadinya edema

dikarenakan terhambatnya pertukaran cairan ekstraseluler dalam tubuh

yang kemudian menghambat kecepatan difusi sehingga pasokan darah

pada sel-sel dalam jaringan berkurang, sehingga terjadi pembendungan


24

darah divena yang mendorong munculnya edma.edema juga dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Ibu hamil yang terlalu lama berdiri

atau duduk dapat menyebabkan edema, kurangnya mengonsumsi asupan

potassium (pottasium ini merupakan mineral yang sangat bermanfaat

untuk melindungi pembuluh darah dan mencegah terjadinya penebalan).

Biasanya ibu hamil yang mengalami edema sering merasakan penurunan

fungsi anggota tubuh, gangguan mobilitas serta merasakan tidak nyaman

atau terasa berat pada bagian anggoran tubuh yang mengalami edema.

2.2.6 faktor Resiko

Faktor yang dapat menyebabkan edema pada kehamilan menurut (2017)

yaitu:

a. Ibu hamil yang terlalu lama berdiri atau duduk dapat menyebabkan kaki

bengkak

b. Terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein dan makanan yang

sangat asin juga dapat menyebabkan kondisi edema pada kehamilan.

d. Kurang mengonsumsi asupan pottasium. Pottasium ini merupakan zat

mineral yang sangat bermanfaat untuk melindungi pembulu darah dan

mencegah terjadinya penebalan.

2.2.7 Penilaian Derajat Edema (Observasi)

a. Derajat edema kaki ibu hamil

Untuk mengukur kedalam edema, maka lakukan tehnik palpasi

dengan cara menekan dengan menggunakan ibu jari dan amati waktu

kembalinya (Sukmana 2016).

NO NILAI EDEMA
25

1. Nilai 1 : kedalaman 2 mm

2. Nilai 2 : kedalaman 4 mm

3. Nilai 3 : Kedalaman 4-6 mm

4. Nilai 4 : kedalaman 6-8 mm

2.2.8 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada edema ibu hamil

menurut Burns dalam buku Oxford American Handbook of clinical

examination (2011) ialah;

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada edema ibu hamil untuk

mengetahui apakah terdapat edema atau tidak. Jika terdapat ptting

edema maka akan timbul indentasi pada kulit yang ditekan, dan akan

kembali secara perlahan. Pada non pitting edema tidak akan terjadi

indentasi.

2. Test urine

Tujuan dari pemeriksaan test urin atau urinalisis ialah merupakan

pemeriksaan untuk menganalisis kondisi fisik, kimiawi dan

mikroskopik urine. Hasil test urine dapat digunakan untuk

mendukung diagnosis berbagai penyakit dan kondisi

2.2.9 Penatalaksanaan

1. Farmakologi

Menurut Judith dalam buku pedoman obat (Edisi 4) terdapat

beberapa intervensi yang dapat diberikan pada ibu hamil yang mengalami

edema seperti; pemberian obat diuretik. Salah satu obat diueretik ialah
26

furosemide. Furosime ini merupakan obat golongan diuretik yang

bermanfaat untuk mengeluarkan cairan dari dalam tubuh melalui urine.

furosemide ini sering digunakan untuk pendirita edema atau penumpukan

caiean yang berlebihan didalam tubuh. penggunaan dosisnya sendiri

untuk ibu hamil yang mengalami edema ialah 20-50 mg melalui IM/IV.

Menurut Judith dalam buku pedoman obat (Edisi 4) penggunaan

obat diuretik hemat kalium atau yang disebut amirolid. Obat amirolid ini

dapat digunakan dalam penangan edema, hipertensi dan juga gagal

jantung, serta membantu mengatasi dan mencegah hipokalemia akibat

penggunaan obat diuretik lainnya. Dosis untuk mengatasi edema yaitu

antar 5-10mg perhari.

2. Non Farmakologi

Edema ibu hamil juga dapat diberikan intervensi non farmakologi

seperti pemberian terapi foot message. Foot message ini merupakan

salah satu intervensi yang diberikan pada edema untuk mengurangi

edema fisiologis pada ibu hamil, cara bekerja terap ini dengan

memberikan tekanan pada daerah yang mengalami edema fisiologis,

yang berfungsi untuk memindahkan cairan ekstravaskular tanpa

menggangu cairan intravaskular (Selli, 2018). Selain diberikan terapi

foot message, edema ibu hamil juga dapat disembuhkan dengan

intervensi rendam air hangat. Terapi rendam air hangat ini dapat

memberikan dampak pada pada fisiologis tubuh, salah satunya terhadap

pembulu darah, dimana suhu atau hangatnya yang diberikan oleh air

hangat tersebut membuat sirkulasi darah menjadi lancar, sehinggga

sirkulasi darah dapat meninggkat dengan terjadinya pelebaran

pembuluh darah serta lebih banyak oksigen yang dipasok ke jaringan

tubuh (Siregar, 2019).


27

2.2.10 Komplikasi

Menurut Bobak dalam buku keperawatan maternitas (Edisi 4) komplikasi

yang disebabkan oleh edema pada ibu hamil yaitu

1. Sulit berjalan

2. Timbulnya rasa nyeri

3. Elastisitas pembuluh darah, sendi dan otot semakin menurun.

4. Gangguan mobilitas.

5. Preeklamsia (Jika edema tidak segera ditangani)

2.3 Konsep foot Message

2.3.1 Definisi

a. Foot Message

Menurut Adiguna (2016) dalam penelinitian Selli (2018)

mendifinisikan foot message merupakan salah satu intervensi untuk

mengurangi edema fisiologis dalam kehamilan yang berkerja dengan cara

memberikan tekanan pada daerah yang mengalami edema. Dengan

memnerikan foot message pada ekstermitas bawah ibu hamil, diharapkan

terjadi pergerakan cairan pada daerah yang mengalami edema. Foot

mesaage ini mampu memperbaiki kerja darah dalam proses pengangkutan

nutrisi dan okseigen ke seluruh tubuh. Dalam penelitian Sanjaya (2015)

terapi foot message ini tidak hanyak mengurangi derajat edema, tetapi juga

mampu memperbaiki rasa rileks ibu hamil selama pemberian foot message.

Terapi foot message tidak hanya dapat mengurangi derajat edema, akan

tetapi juga memberikan rasa rileks kepada ibu hamil. Pada saat pemberian

terapi foot message rasa rileks yang dirasakan oleh ibu hamil disebabkan

oleh adanya tekanan-teknanan yang diberikan selamam pemijatan pada


28

darah yang mengalami edema serta didukung oleh lingkungan yang

nyaman (Sanjaya, 2015)

2.3.2 Manfaat

a. Foot Message

Manfaat dari terapi foot message Menurut Hendro (20015) dalam penelitian

selli (2018) ialah;

1. Mampu mengurangi derajat edema ibu hamil

2. Mampu memberikan rasa rileks pada ibu hamil

3. Mampu memperlancar sirkulsi darah dan saluran getah bening

4. Membantu mencegah terjadinya varises.

5. Dapat memulihkan sistem keseimbangan.

6. Dapat memnerikan kenyamanan dan ketenangan, karena terapi ini dapat

mengeluarkan endoprin.

7. Merelaksai otot-otot dan sendi.

2.3.3 Indikasi

Indikasi dari terapi foot message dapat diberikan dalam jangka pendek

pada ibu hamil yang mengalami edema. terapi ini dilakukan dengan

memberikan tekanan langsung kepada bagian tubuh yang mengalami

edema teruma pada ekstermitas bawah atau tungkai bawah selama 20

menit selama 5 hari,dengan dilukan tekanan langsung, maka bisa

memindahkan cairan ekstraseluler tanpa menggangu cairan intravaskuler

(Adiguna, 2016).

2.3.4 Kontraindikasi

Kontraindikasi dalam pemberian terapi foot message tidak terlalu tinggi,

karena terapi ini sama sekali tidak menggunakan kandungan diuretikum.

sehingga kontraindikasi atau komplikasinya tidak terlalu tinggi.

2.3.5 Prosedur
29

Hal yang perlu disiapkan dalam melakukan foot message ialah

midline dan olive oil. Inform konsen kepada ibu hamil yang akan diberikan

terapi foot message. Inform konsen ini perlu dilakukan seperti kontrak

topic, waktu, tempat dan tujuan dilakukannya terapi foot message tersebut.

Perhatikan lingkungan dan kenyaman ibu hamil yang akan diberikan terapi

foot message.

a. Foot Message

Tabel 2.1 Foot message

Tahan kaki dengan tegas menggunakan


tangan peneliti, kemudian membelai
secara keseluruhan dari jari kaki sampai
mata kaki dibagian atas kaki
menggunakan seluruh tangan,
dankembali dibawah kaki ke jari kaki
menggunakan tekanan ringan.

Membelai permukaan kulit antara masing-


masing tendon dibagian atas kaki satu
sama lain dengan menggunakan tekanan
ringan

Kemudian genggam kaki dengan


menggunakan kedua tangan dan dengan
lembut dimanipulasi dari sisi ke sisi

Kedua jempol tangan meremas kaki dari


jari kaki ke pergelangan kaki, sementara
jari yang lain mendukung,
30

Kemudian lakukan penekanan ringan dari


tendon ke bagian jempol depan dengan
menggunakan ibu jari peneliti.

(Sumber : Endah, 2018)

2.3.5 Waktu Melakukan Tindakan

Menurut Selli (2018) terapi foot message dilakukan selama 5 hari

berturut-turut dengan jangka waktu setiap hari, dan dalam waktu 10-15

menit.

2.3.6 Hal yang di evaluasi setelah tindakan

Hal yang perlu di perhatikan setelah dilakukan terapi foot message

yaitu evaluasi apakah ibu hamil bisa melakukan gerakan atau tekanan yang

sudah dilakukan oleh peneliti. Apabila ibu hamil yang mengalami edema

sudah mengerti kepada tekanan atau terapi yang sudah diblakukan, maka

diharapkan ibu hamil bisa melakukan terapi tersebut dengan mandiri

dirumah. Evaluasi apakah ibu hamil sudah faham tujuan dari dilakukannya

terapi foot message dan rendam air hangat.

2.4 Konsep Rendam Air Hangat

2.4.1 Definisi

a. Rendam Air Hangat

Rendam air hangat menurut Siregar (2016) salah satu terapi untuk

mengatasi edema ibu hamil, terapi ini dilakukan dengan merendam kaki

kedalam air hangat, karena air hangat ini mampu mengurangi edema

dengan cara memperlebar pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan

sirkulasi darah kembali ke jantung. Terapi rendam air hangat ini dapat
31

menurunkan frekuensi nadi dan juga dapat mengurangi tinggkat stress

denga cara merangsang endorphin yang memiliki sifat analgesic.

2.4.2 Manfaat

Manfaat dari terapi rendam air hangat ini menurut Siregar (2019) ialah;

1. Dapat menurunkan tingkat stress dengan cara amerangsang produksi

endoprin.

2. Mampu menurunkan frekuensi nadi dan tekanan darah dengan cara

peelebaran pembulu darah

3. Meningkatkan srikulasi darah ke jantung, sehingga dapat mengurangi

edema.

4. Mampu mengingkatkan sirkulasi oksigen untuk dipasok lebih banyak

kedalam jaringan, sehingga mampu menguatkan otot-otot ligemen.

2.4.3 Indikasi

Indikasi rendam air hangat, terapi ini juga bisa diberikan kepada ibu

hamil yang mengalami edema, dengan suhu air 40-43 C dengan waktu

selama 20-30 menit. Terapi ini bertujuan untuk membuat pelebaran

pembuluh darah. Ketika pembuluh darah sudah mengalami pelebaran,

sehingga aliran darah tersebut membawa sirkulasi okesigen yang lebih

banyak kedalam jaringan tubuh (Siregar, 2019)

2.4.4 Kontraindikasi

Kontraindikasi dalam pemberian terapi rendam air hangat ini tidak terlalu

tinggi, karena terapi ini sama sekali tidak menggunakan kandungan

diuretikum. sehingga kontraindikasi atau komplikasinya tidak terlalu tinggi.

2.4.4 Prosedur

Rendam Air Hangat

Tabel 2.2 Rendam Air Hangat


32

Lakukan mengukuran
lingkar diameter edema
sebelum melakukan terapi
rendam air hangat

Menggunakan air hangat


dengan suhu 40-45 C

Setelah menyiapkan air


hangat dengan suhu 40-45
C, rendamkan kaki
kedalam baskom yang
sudah terisi air hangat

Setelah dilakukan terapi


rendam air hangat, ukur
kembali lingkar diameter
edema pada ibu hamil

(Sumber : Zaenatushofi, 2019)

2.4.5 Waktu, durasi dan Frekuensi Pelaksanaan

Menurut Siregar (2019) terapi rendam air hangat 5 hari berturut-turut

dengan jangka waktu setiap hari, dan dalam waktu 20-30 menit.

2.4.6 Hal Yang Perlu di Evaluasi Setelah Tindakan


33

Hal yang perlu di perhatikan setelah dilakukan terapi rendam air

hangat yaitu evaluasi apakah ibu hamil bisa melakukan gerakan atau

tekanan yang sudah dilakukan oleh peneliti. Apabila ibu hamil yang

mengalami edema sudah mengerti kepada tekanan atau terapi yang

sudah dilakukan, maka diharapkan ibu hamil bisa melakukan terapi

tersebut dengan mandiri dirumah. Evaluasi apakah ibu hamil sudah faham

tujuan dari dilakukannya terapi rendam air hangat.

2.5 Konsep Efektifitas Foot Message dan Rendam Air Hangat Terhadap

Edema Ibu Hamil

Menurut Waryana (2015) Ibu hamil adalah orang yang sedang

dalam proses pembuahan untuk melanjutkan keturunan. Di dalam tubuh

seorang wanita hamil terdapat janin yang tumbuh didalam rahim. sebagai

ibu hamil, ibu harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin agar tidak

menimbulkan permasalahan pada kesehatan ibu dan janin. Karena, jika ibu

hamil tidak menjaga kesehatan pada masa kehamilan, kemungkinan akan

muncul beberapa masalah.

Menurut Irianti (2014) edema tungkai bawah ini merupakan

pembengkakan pada tungkai bawah yang di akumulasi oleh cairan yang

berlebihan didalam tubuh. Didapatkan angka kejadian bengkak terjadi

sekitar 75% pada ibu hamil, menurut World Organation Healt (W)HO

keluhan edema ibu hamil menduduki urutan kedua dengan julam 75%,

karena edema ini termasuk keluhan berbahaya jika tidak segera ditangani.

Menurut Selli (2018) foot message merupakan intervensi non

farmakologi yang bisa mengurangi kejadian edema ibu hamil. Dengan

diberikan tekanan langsung pada bagian tubuh yang mengalami edema.

Terapi foot messsage ini dilakukan dengan jangka waktu 15-20 menit setiap
34

hari selama 5 hari berturut-turut, agar terlihat perbedaan lingkar diameter

edema setelah dilakukan tindakan terapi foot message.

Menurut Siregar (2019) dengan dilakukannya rendam air hangat juga

bisa mengurangi kejadian edema ibu hamil. Denga menggunakan air

hangat, lalu merendam kaki atau tungkaia bawah ke dalam air hangat

dengan suhu 40-43 C dengan jangka waktu 20-30 menit selama 3-5 hari

berturut-turut.
35

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTHESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Foot Mesaage

Terapi foot Nilai 1 :


message ini kedalaman 2
diberkan untuk mm
Ibu Hamil Edema membantu
menangani Nilai 2 :
kejadian edema kedalaman 4
Faktor Resiko ibu pada ibu hamil, mm
hamil yang mengalami Dengan diberikan
tekanan langsung Nilai 3 :
edema. pada bagian tubuh Kedalaman 4-
yang mengalami 6 mm
1. Ibu hamil yang edema. Dilakukan
sering berdiri. setiap hari Nilai 4 :
2. Terlalu sering selama 5 hari
minum yang berturut-turut
mengandung dengan jangka
kafein dan waktu 15-20 menit.
makanan asin. Terapi rendam air
3. Kurang hangat ini untuk
mengonsumsi membantu
zatpotassium. mengatasi kejadian
4. Kurangnya edema pada ibu
mobilitas fisik hamil, dengan
dilakukannya
rendam air hangat
juga bisa
mengurangi
kejadian edema
ibu hamil.Rendam
Air Hangat
Dilakukan setiap
hari selama 5 hari
berturut-turut,
dengan jangka
waktu 20-30 menit.

Keterangan
Variable yang diteliti :
Variable yang tidak di telitit :
Hubungan/ Pengaruh :
Bagan 3.1 : Kerangka Konsep Efektivitas Foot Message dan Rendam Air Hangat
Terhadap Edema Ibu Hamil di Desa Sumberan, Kecamatan Besuk, Kabupaten
Probolinggo
36

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dijelaskan ibu hamil dapat mengalami

edema yang dipengaruhi oleh factor resiko, salah satu factor resikonya

ialah ibu hamil yang terlalu sering berdiri atau duduk, ibu hamil yang terlalu

sering mengkonsumsi minuman berkafein dan makanan yang asin, kurang

mengkonsumsi zat potassium, dan ibu hamil yang tidak melakukan

mobilitas fisik. Keluhan edema bias diatasi dengan menggunakan terapi

non farmakologi yaitu diberikan penatalaksanaan foot message yang

dilakukan secara langsung kepada bagian tubuh yang mengalami edema

dengan jangka waktu 15-20 menit setiap hari selama 5 hari berturut-turut,

selain diberikan terapi foot message, edema ibu hamil juga diberikan terapi

rendam air hangat diberikan dengan jangka waktu 20-30 menit dilakukan

setiap hari selama 5 hari berturut-turut.

2.3.2 Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata (hypo yang berarti bawah, dan thesis

berarti dalil, kaidah atau hokum) jadi hipotesis dapat diartikan sebagai

jawaban yang sementara terhadap masalah yang diajukan, dan jawaban

itu akan didapat dengan melakukan penelitian. Hipotesis ini berperan

sebagai penjelas fenomena problematika atau persoalan penelitian yang

dihadapi (Arif, 2011).

H1 : Terdapat efektifitas Foot message dan rendam air hangat terhadap

edema ibu hamil di Desa Sumberan, Kecamatan Besuk, Kabupaten

Probolinggo.
37

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan

dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2018). Berdasarkan macam-

macam jenis penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah desain

penelitian pre experimental design dengan pre post test design merupakan

bentuk penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok

perbandingan. Berdasarkan klasifikasi metode penelitian pre experimental

design, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre

post test design yaitu pemilihan kelompok eksperimen yang tidak dilakukan

secara random (Hidayat, 2018).

Responden pada penelitian ini dibagi menjadi 1 kelompok, dimana

setiap orang akan diberikan perlakuan terapi foot message dan kelompok

terapi rendam air hangat. Kelompok perlakuan di observasi pada awal

penelitian (pre-test) dan diakhir penelitian (post-test) kemudian dilakukan

perbandingan antara hasil observasi post-test kelompok perlakuan foot

message dengan hasil observasi post-test kelompok perlakuan rendam air

hangat untuk menilai kelompok perlakuan foot message atau rendam air

hangat yang lebih efektif dalam menurunkan edema pada ibu hamil.

Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Foot

message dan rendam air hangat terhadap penurunan edema ibu hamil di

Desa Sumberan, Kecamatan Besuk.

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


38

Tabel 4.1 Rancangan penelitian efektivitas Foot Message dan Rendam air
hangat terhadap penurunan edema ibu hamil di Desa
Sumberan, Kecamatan Besuk.
Subyek Pre-test Perlakuan Post-test

K1 O1 X1 O3

K2 O2 X2 O4

Keterangan :

K1 = subyek (Ibu hamil yang mengalami edema)

K2 = subyek (Ibu hamil yang mengalami edema)

X1= perlakuan (Terapi foot message)

X2 = perlakuan (Terapi rendam air hangat)

O1 = pre-test (pengukuran edema awal kelompok perlakukan foot message)

O2 =pre-test (pengukuran edema awal kelompok perlakukan rendam air hangat)

O3 = post-test (pengukuran edema akhir pada kelompok perlakukan foot

message)

O4 = post-test (pengukuran edema akhir pada kelompok perlakukan rendam air

hangat)
39

4.2 Kerangka Kerja

Populasi Target
Seluruh Ibu hamil yangmengalami edema di Desa Sumberan Kecamatan
Besuk Kabupaten probolinggo sejumlah 49 responden.
Kecamatan Wonomerto
Tehnik Sampling
Purposive Sampling

Sampel
Sebagian ibu hamil yang mengalami edema di Desa Sumberan sejumlah 36
orang

Kelompok foot message Kelompok Rendam Air Hangat

Pretest Pretest
Mengukur edema Mengukur edema

Kelompok diberikan Kelompok diberikan


intervensi foot message intervensi rendam
air hangat

Posttest Posttest
Mengukur edema Mengukur edema

Analisa data menggunakan uji Wilcoxon dan


Mann Whitney

Kesimpulan hasil penelitian

Bagan 4.1 Kerangka KerjaPenelitian Efektivitas Foot Message dan


Rendam Air hangat terhafap edema ibu hamil di Desa
Sumberan, Kecamatan Besuk.
40

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian merupakan seluruh subjek atau objek

dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Sugiyono, 2009 dalam

Hidayat 2018). Terdapat dua macam populasi yaitu populasi finite

(populasi terbatas) apabila elemen dapat di hitung, sedangkan populasi

infinite (populasi tidak terbatas) jika elemen tidak dapat di hitung (Muti,

2010 dalam Hidayat, 2018). Jumlah populasi dalam penelitian ini

sebanyak 43 orang ibu hamil di Desa Sumberan Kecamatan Besuk.

4.3.2 Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian merupakan bagian dari populasi yang akan

diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Pada penelitian ini, jumlah populasi yang ada adalah sebanyak 43 orang.

Penentuan besar sampel untuk penelitian eksperimen sederhana dapat

dirumuskan sebagai berikut (Suparto,2000).

(t-1) (r-1) > 15

Keterangan :

t : banyaknya kelompok perlakuan

r : jumlah replikasi

Penelitian ini menggunakan 2 klompok yaitu kelompok foot

message dan rendam air hangat, sehingga dari rumus diatas diperoleh

jumlah sampel sebagai berikut :

(t-1) (r-1) > 15

(2-1) (r-1) >15

1 (r-1) > 15

1r = 15+1

1r = 16
41

r = 16 : 1

r = 16

Pada penelitian eksperimen, untuk mengantisipasi hilangya unit

eksperimen dilakukan perhitungan besar sampel dilanjut untuk

menghindari drop out atau unit eksperimen yang hilang atau

mengundurkan diri, maka dirumuskan sebagai berikut :

N = n/(1-f)

Keteranga :

N = Besar sampel koreksi

n = Besar sampel awal

f = Perkiraan proporsi drop out sebesar 10%

N = 16/(1-10%)

N = 16/(1-0,1)

N = 16/(0,9)

N = 17,7

N = 18

Berdasarkan perhitungan sampel diatas, jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 18 orang pada masing-masing kelompok.

Responden dalam penelitian ini hingga akhir penelitian ada yang drop out

sehingga jumlah responden sebanyak 36 orang, dimana 18 orang akan

masuk dalam kelompok perlakuan foot message dan 18 orang akan

masuk dalam kelompok perlakuan rendam air hangat.

Dalam penelitian keperawatan terdapat istilah kriteria sampel yang

meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang digunakan untuk

membatasi beberapa hal yang akan diteliti. Kriteria inklusi merupakan

subjek penelitian yang dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi

syarat sebagai sampel, sedangkan kriteria eksklusi merupakan subjek


42

penelitian yang tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi

syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat, 2018).

Kriteria inklusi dan eksklusi sampel dalam penelitian ini yang berada di

Desa Sumberan Kecamatan Besuk adalah sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi adalah karateristik umum subjek-subjek penelitian dan

suatu populasi target yang terjangkau untuk di teliti (Nursalam, 2016).

Sampel pada penelitian ini adalah Ibu hamil yang mengalami edema di

Desa Sumberan Kecamatan Besuk dengan kriteria sebagai berikut :

a. Ibu hamil yanga mengalami edema fisiologis

b. Ibu hamil yang mengalami edema dengan kedalaman 2 mm

c. Tidak disertai penyakit penyerta seperti preeklamsia, ekslmasia.

d. Ibu hamil yang tinggal di Desa Sumberan.

e. Ibu hamil yang tidak pernah mengalami riwayat penyakit penyerta

seperti hipertensi, eklamsia.

2. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena menjadi sebab dari standard

error (Nursalam, 2016). Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil yang

mengalami edema di Desa Sumberan Kecamatan Besuk dengan kriteria

sebagai berikut :

a. Ibu hamil yang memiliki komplikasi penyakit ginjal.

b. Ibu hamil mengalami kekurangan protein albumin.

c. Ibu hamil akan mengalami gagal jantung.

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi sampel

penelitian yang akan digunakan dalam penelitian dari populasi yang

tersedia. Berdasarkan jenis pengambilan sampel terdapat dua jenis

pengambilan sampel yakni probability sampling yang bertujuan untuk


43

generalisasi atau memberikan peluang yang sama dalam pengambilan

sampel dan non-probability sampling yang bertujuan tidak untuk

generalisasi atau tidak memberikan peluang yang sama dalam

pengambilan sampel (Sugiyono, 2009 dalam Hidayat, 2018).

Berdasarkan jenis pengambilan data, penelitian ini dilakukan dengan

tehnik non-probability sampling karena tidak memberikan peluang yang

sama dari setiap anggota populasi dalam pengambilan sampel untuk

digeneralisasikan, serta metode sampling yang digunakan berdasarkan

kalsifikasi tehnik non-probability sampling adalah purposive sampling

yaitu pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Hidayat, Aziz, 2018).

4.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu

subjek ke subjek lainnya (Sastrosmoro dkk, 2008 dalam Hidayat, 2018),

yang dibedakan menjadi dua macam yaitu :

4.4.1 Variabel independen

Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Hidayat,

2018). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Foot Message

dan Rendam Air Hangat.

4.4.2 Variabel dependen

Variabel dependen atau variabel terikat yatiu variabel yang di pengaruhi

atau menjadi akibat dari variabel bebas (Hidayat, 2018).Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Ibu hamil yang mengalami edema.

4.5 Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah di Desa Sumberan Kecamatan

Besuk.
44

4.6 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada 01 Juli-20 Juli 2021. Waktu penelitian

ini terhitung mulai dari pengambilan data sampai laporan hasil.

4.7 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Hidayat, 2018).


45

Tabel 4.2 Definisi Operasional penelitian Efektivitas Foot Message dan Rendam Air hangat Terhadap Edema Ibu hamil
di Dasa Sumberan Kecamatan Besuk.
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Hasil Ukur
(Skor)
Variabel Terapi pijat dengan diberikan tekanan Melakukanterapi foot message Standar - -
Independe langsung pada tubuh yang mengalami sesuai dengan standar opersiol Operasional
n: edema pada ibu hamil prosedur yaitu ibu hamil mampu Prosedur
1. Foot memijat dengan sentuhan (SOP)
Message lembut pada tungkai bagian atas & Modul
dari jari kaki sampai ke mata
kaki, ibu hamil mampu memijat
dengan sentuhan lembut pada
tendon tungkai bawah bagian
atas, ibu hamil mampu memijat
dengan lembut pada bagian
tendon ke bagian jempol kaki

2. Rendam Terapi rendam air hangat ini untuk Melakukan terapi rendam air Standar
46

Air hangat membantu mengatasi kejadian edema hangat sesuai dengan standar Operasional - -
pada ibu hamil, dengan dilakukannya opersinal prosedur yaitu ibu Prosedur
rendam air hangat juga bisa hamil mampu menggunakan air (SOP)
mengurangi kejadian edema ibu hamil. hangat, ibu hamil mampu & Modul
merendamkan kaki ke dalam air
hangat.
.
47

Variabel Edema tungkai bawah ini merupakan Lembar observasi Ordinal


1. Untuk mengukur Nilai 1 :
Dependen : pembengkakan pada tungkai bawah Derajat Edema kedalaman 2
Edema Ibu yang di akumulasi oleh cairan yang kedalaman edema mm
Hamil berlebihan didalam tubuh. terjadi akibat pada ibu hamil
dari penekanan uterus yang 2. Untuk mengukur
Nilai 2 :
menghambat aliran vena dan tarikan edema ibu hamil kedalaman 4
gravitasi yang menyebabkan retensi mm
sebelum dilakukan
cairan semakin besar. terapi Nilai 3 :
Kedalaman
3. Untuk mengukur 4-6 mm
edema ibu hamil
sesudah dilakukan Nilai 4 :
terapi kedalaman
6-8 mm
48

4.7Prosedur penelitian

4.7.1 Prosedur Administrasi

Mendapatkan surta izin penelitian daro ketua stikes hafshawaty zainul

hasan pesantren zainul hasan genggong program Study S1 Keperawatan

probolinggo, kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian

kepada kepala Desa Sumberan Kecamatan Besuk untuk memperoleh izin

melakukan penelitian.

4.7.2 Prosedur Teknis

1. Peneliti mengurus perizinan penelitian kepada Stikes hafshawaty Zainul

Hasan untuk melakukan penelitian di Desa Sumberan.

2. Peneliti melakukan pengajuan izin ke Desa Sumberan Kecamatan Besuk

untuk melakukan studi pendahuluan.

3. Peneliti meminta izin dan mendapatkan izin dari Desa Sumberan

Kecamatan Besuk.

4. Peneliti mendata ibu hamil yang masuk dalam kriteria edema kepada

Kepala Puskesmas Besuk.

5. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan yangakan dilakukan.

6. Peneliti memberikan inform consent pada ibu hamil yang bersedia untuk

menjadi responde.

7. Peneliti mengumpulkan data dengan cara wawancara dan observasi

terhadap edema yang dialami ibu hamil.

8. Peneliti mengajak responden untuk melakukan terapi foot message yang

dilakukan 1 kali pertemuan dalam sehari selama 5 hari berturut-turut,

pada tanggal 1-5 juli 2021 dilakukan terapi pada 9 orang terlebih

dahulu, 9 orang lagi diberikan terapi pada tanggal 6-10 juli 2021 dengan

didampingi oleh enumerator pada terapi foot Massage. Peneliti

melakukan tehnik door to door untuk melakukan terapi foot message.


49

9. Peneliti mengajak responden untuk melakukan terapi rendam

air hangat yang akan dilakukan 1 kali pertemuan dalam sehari selama 5

hari berturut-turut, pada tanggal 11-15 juli 2021 dilakukan terapi rendam

air hangat pada 9 orang terlebih dahulu, dan pada tanggal 16-20 juli

2021 dilakukan pada 9 orang kelompok rendam air hangat dengan

didampingi oleh keluarga. Peneliti melakukan tehnik door to door untuk

melakukan terapi rendam air hangat

10.Setelah memberikan intervensi foot message dan rendam air hangat

sebanyak 5 kali untuk terapi foot message dan rendam air hangat

selama 5 hari berturut-turut, diakhir pemberian intervensi peneliti

mengobservasi kembali edema pada ibu hamil.

4.8 Pengumpulan Data

4.8.1 Instrumen penelitian

Instrument penelitian adalah lembar observasi yang di gunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan

hasilnya lebih bak, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah (Nursalam, 2016). Instrumen yang di

gunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian Derajat edema oleh

Sukmana (2016) yang terdiri dari 4 kriteria derajat edema.

4.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan derajat dimana instrumen mengukur apa

yang seharusnya diukur, yang dapat dikategorikan menjadi logika (face

validity), content Validity, criterion dan costruct validity (Swarjana, 2015).

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan

suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Untuk mengetahui validitas

suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan kolerasi antar skor


50

masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel (perintah)

dinyatakan valid bila skor variabeltersebut berkolerasi secara signifikan

dengan skor totalnya dengan cara membandingkan nilai r tabel dengan

nilai r hitung. Bila r hasil (hitung) > r tabel, maka pernyataan tersebut

valid. Pada penelitian ini tidak melakukan uji validitas karena skala derajat

edema merupakan instrumen baku sehingga tidak diperlukan uji validitas.

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk menghasilkan hasil

pengukuran yang sama ketika dilakukan pengukuran secara berulang

(Swarjana, 2015). Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji

reabilitas terhadap penilaian skala derajat edema dikarenakan instrumen

yang dipakai dalam penelitian ini adalah instrumen baku sehingga tidak

diperlukan uji reliabilitas.

4.8.3 Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi penilaian derajat edema.

4.9 Pengolahan Data

Berikut proses pengolahan dalam penelitian ini :

4.9.1 Editing

Editing merupakan kegiatan untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan yang dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2018). Proses

editing dalam penelitian ini dilakukan dengan memeriksa kelengkapan tiap

item penilaian pada lembar observasi dan memeriksa skor yang ada sesuai

hasil observasi pasien.


51

4.10 Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2018). Pemberian kode

pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Trimester

1) Trimester I :1

2) Trimester II :2

3) Trimester III :3

b. Pendidikan

1) Tidak Tamat SD :1

2) SD/Sederajat :2

3) SMP/Sederajat :3

4) SMA/Sederajat :4

c. Pekerjaan

1) Petani :1

2) Wiraswasta :2

3) Tidak Bekerja/IRT :3

d. Status Perkawinan

1) Menikah :1

2) Belum Menikah :2

e. Usia

1) 19-25 :1

2) 26-30 :2

3) 31-40 :3

4) 41-46 :4
52

4.11 Data Entry

Data entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam software atau master data (database) komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat

tabel kontingensi (Hidayat, 2018). Entry data dilakukan dengan program

Microsoft Word 2010, Microsoft Excel 2010 dan SPSS 20 dengan

mengukur karakteristik responden, hasil observasi pretest dan

posttestserta perbedaan hasil observasi posttest pada kelompok perlakuan

foot message dan rendam air hangat.

4.12 Cleaning

Cleaning adalah pengecekan kembali semua data dari setiap sumber

data atau responden setelah dimasukkan untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya

yang kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo,

2012).Cleaning dalam penelitian ini dilakukan dengan memeriksa data yang

benar-benar dibutuhkan oleh peneliti (karakteristik responden, hasil

observasi pretest dan posttest) serta menghapus data-data yang tidak

dibutuhkan pada setiap variabel.Semua data yang diperoleh peneliti

merupakan data yang digunakan dan diolah untuk dianalisisdengan

program Microsoft Word 2010, Microsoft Excel 2010 dan SPSS 20.

4.10 Analisa Data

Analisa data adalah proses mengolah data dari hasil penelitian untuk

mendapatkan makna atau arti dari data tersebut agar dapat disimpulkan atau

diinterpretasikan menjadi informasi sehingga hasil analisa data dapat

dijadikan bahan sebagai pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2012;

Hidayat, 2018). Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
53

4.10.1 Analisa deskriptif

Analisa deskriptif dilakukan untuk mendiskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Tujuan dari analisa deskriptif adalah

untuk meringkas, mengklarifikasi, dan menyajikan data dalam bentuk mean,

median, modus, simpangan baku dan varians (Hidayat, 2018). Data-data

yang bersifat numerik seperti Trimester kehamilan, dan nilai derajat edema

disajikan dalam bentuk mean dan median. Sedangkan data yang bersifat

kategorik seperti Pendidikan responden, riwayat penyakit preeklamsia dan

eklamsia.

4.10.2 Analisa inferensial

Analisa inferensial adalah analisa yang digunakan untuk

menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) dengan

proses generalisasi (Hidayat, 2018). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan analisis statistik uji parametrik uji Paired T-Test. Sebelum

dilakukan uji statistik dilakukan uji normalitas dan transformasi data dengan

rumus Lg10. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data

normal atau tidak normal dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena

sampel kurang dari 50 dengan nilai kemaknaan p > 0,05. Uji transformasi

dilakukan apabila nilai uji nromalitas data berdistribusi tidak nomal. Jika

nilai transformasi data> 0,05 maka data tersebut yang telah diuji adalah

normal. Namun apabila p signifikan> 0,05 maka distribusi data tidak normal

maka analisis statistik alternatif yang digunakan adalah uji statistik non-

parametrik Wilcoxon.

4.11 Etika Penelitian

Dalam penelitian kesehatan yang menjadikan manusia sebagai objek yang

diteliti harus memperhatikan hubungan antara peneliti dan yang diteliti dan

yang diteliti masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang sama harus di
54

akui dan dihargai oleh masing-masing pihak (Notoatmodjo, 2012). Untuk

menentukan standart atau kriteria pengambilan keputusan persetujuan

kelayakan etik atas usulan protokol penelitian yang melibatkan manusia

sebagai subjek penelitian maka Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Nasional (KEPPKN) menetapkan 7 standart universal yang

harus terpenuhi dalam sebuah protokol penelitian, berikut hal-hal yang

harus diperhatikan dalam melakukan penelitian (KEPPKN, 2017)

4.11.1 Nilai Sosial atau Nilai Klinis

Parameter nilai sosial adalah adanya kebaruan fenomena (novelty)

dan upaya mendiseminasikan hasil (KEPPKN, 2017). Penelitian memiliki

nilai keterbaruan karena informasi yang didapatkan valid dari jurnal dan

buku terbaru, relevansi dengan masalah yang sedang menjadi fenomena

kesehatan, serta berguna dalam mempromosikan terapi foot message dan

rendam air hangat guna untuk mengatasi edema terhadap ibu hamil.

4.11.2 Nilai Ilmiah

Suatu penelitian dapat diterima secara etis apabila berdasar pada

metode ilmiah yang valid (KEPPKN, 2017).Penelitian ini dilengkapi dengan

desain penelitian yang jelas, memberikan informasi yang valid dan dapat

berkontribusi dalam penciptaan atau evaluasi intervensi karena di dasarkan

pada penelitian-penelitian terbaru sebelumnya.

4.11.3 Pemerataan Beban dan Manfaat

Penelitian dapat diterima secara etik apabila telah meminimalisir

dampak negatif yang mungkin terjadi dan manfaat dari penelitian lebih

besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan (KEPPKN, 2017).Dalam

penentuan subjek penenlitian harus di dasarkan oleh pertimbangan

ilmiah, kekhususan subjek dengan menggunakan kriteria inklusi dan

eksklusi.
55

Prinsip keadilan menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan

gender, agama, etnis, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Peneliti tidak

membeda-bedakan antara responden satu dengan yang lainnya, dimana

kelompok perlakuan latihan foot message mendapatkan intervensi terapi

foot message selama penelitian dan mendapat intervensi rendam air

hangat di akhir penelitian, serta kelompok perlakuan latihan rendam air

hangat mendapatkan intervensi rendam air hangat selama penelitian dan

mendapat intervensi foot message di akhir penelitian.

4.11.4 Potensi Risiko dan Manfaat

Hampir semua penelitian mengikut sertakan subjek manusia yang

akan memberikan beberapa konsekuensi misalnya risiko

ketidaknyamanan, pengorbanan waktu atau biaya maka diperlukan

beberapa manfaat untuk keseimbangan penelitian (KEPPKN, 2017).

Sebuah penelitian harus memberikan manfaat yang maksimal bagi

masyarakat terutama bagi responden penelitian, maka peneliti hendaknya

mengurangi risiko atau dampak negatif yang merugikan responden seperti

cedera, stres dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini memiliki manfaat untuk responden dengan tujuan

mengetahui efektivitas foot message dan rendam air hangat terhadap

edema ibu hamil, maka peneliti berusaha meminimalkan dampak negatif

yang dapat terjadi dengan melakukan penelitian sesuai dengan aturan

dan standar operasional prosedur yang berlaku.

4.11.5 Kerahasiaan (Confidentiality) atau Privasi

Kerahasiaan adalah hak responden untuk tetap terjaga privasi terkait

informasi dirinya yang didapat selama penelitian berlangsung


56

(Notoatmodjo, 2012).Hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan

dalam laporan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak dibenarkan untuk menyampaikan

informasi kepada pihak lain diluar kepentingan pencapaian tujuan

penelitian. Peneliti juga menggunakan anonym (tanpa nama) untuk

merahasiakan identitas responden dan diganti dengan memberikan tanda

atau kode pada lembar pengumpulan data.

4.11.6 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) atau Informed Consent (IC)

Informed concent merupakan lembar keputusan responden untuk

mengikuti atau menolak rangkain prosedur atau tindakan yang akan

dilakukan pada dirinya. Keputusan responden terhadap tindakan yang

akan dilakukan didasari dengan informasi yang telah diberikan terlebih

dahulu mengenai risiko potensial, keuntungna dan alternatif lain yang

dapat terjadi selama tindakan berlangsung (Notoatmodjo, 2012). Ibu hamil

yang mengalami edema memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

mendapatkan lembar informed yang berisi tentang tujuan penelitian untuk

mengetahui pengaruh foot message dan rendam air hangat terhadap

edema ibu hamil. Selain itu, peneliti juga menjelaskan kontrak waktu

dengan responden lalu pasien dipersilahkan untuk menandatangani

concentdan peneliti tidak memaksakan pasien untuk bersedia menjadi

responden dalam penelitian.

4.11.7 Bujukan (Inducements)

Penelitian harus dihindari dari kecurigaan atas klaim adanya

“eksploitatif” terhadap subjek yang berkaitan dengan aspek manfaat dan

bahaya (benefit and harm) kerentanan (vulnerability) dan persetujuan

(consent).Secara etis penelitian dapat diterima apabila peneliti mengganti


57

biaya apapun untuk individu yang berhubungan dengan keikutsertaan

dalam penelitian, termasuk biaya transport, pengasuhan anak (child care)

dan kehilangan penghasilan saat mengikuti penelitian (KEPPKN, 2017).

Bujukan dalam penelitian ini berupa memberikan sembako

kepada responden serta memberikan pemeriksaan TTV lengkap

beserta pengukuran lingkar edema.


58

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Bab ini menyajikan hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas foot

message dan rendam air hangat terhadap edema ibu hamil di Desa Sumberan

Kecamatan Kesuk kabupaten Probolinggo”. Penelitian ini dilakukan pada tanggal

2 mei 2021 sampai 12 mei 2021 dengan menggunakan tekhnik Purposive

Sampling dengan jumlah responden 36 pasien. Untuk mendapatkan data peneliti

menggunakan instrument lembar observasi derajat edema.

Setelah data terkumpul, data dikumpulkan menjadi dua bagian yaitu data

umum dan data khusus. Data umum menyajikan data-data berupa karakteristik

responden yang meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, trimester, dan status

pernikahan. Sedangkan, data khusus menyajikan nilai data derajat edema.


59

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data Umum

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yakni di Desa Sumberan yang terletak di

sepanjang Jalan Raya Besuk. Menurut data dari Puskesmas Besuk,

desa Sumberan merupakan salah satu desa dengan jumlah penderita

edema pada ibu hamil terbanyak kedua se kecamatan Besuk.

2. Karakteristik Responden secara Umum

Data umum dari penelitian ini meliputi karakteristik responden

yaitu sebagai berikut :

a. Karakteristik responden ibu hamil mengalami edema berdasarkan

kelompok usia.

Tabel 5.1 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia pada Responden Ibu hamil yang
mengalami edema di desa Sumeberan pada bulan
Juni-Juli 2021

Kategori Foot Message Rendam Air Hangat


Usia Frekuensi Persen Frekuensi Persen
19-25 tahun 5 27,8 1 5,6
26-30 tahun 7 38,9 4 22,2
31-40 tahun 4 22,2 10 55,6
41-46 tahun 2 11,1 3 16,7
Total 18 100.0 18 100.0

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa

pada kelompok 1 foot message, responden yang mengalami


60

edema paling banyak terjadi pada rentang usia 26-30 tahun

sebanyak 7 orang (38,9%) dan paling sedikit terjadi pada rentang

usia 31-40 tahun dan 41-46 tahun sebanyak 2 orang (11%).

Sedangkan, pada kelompok rendam air hangat, responden yang

mengalami edema paling banyak terjadi pada rentang usia 31-40

tahun sebanyak 10 orang (55,6%) dan paling sedikit terjadi pada

rentang usia 19-25 tahun dimana terdapat 1 responden yang

mengalami edema (5,6%).

b. Karakteristik responden ibu hamil yang mengalami edema

berdasarkan kelompok trimester

Tabel 5.2 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan trimester pada ibu hamil yang
mengalami edema di Desa Sumberan pada bulan
Juni-Juli 2021

Kategori Foot Message Rendam Air Hangat


Trimester Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Trimester I 0 0% 0 0%
Trimester 2 11,1% 1 5,6
II
Trimester 16 88,9% 17 94,4%
III

Total 18 100.0 18 100.0

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Bedasarakan tabel 5.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa

pada kelompok foot message, responden yang mengalami edema

paling banyak terjadi pada trimester ke III yaitu sebanyak 16 orang

(88,9%) dan paling sedikit terjadi pada kehamilan trimester ke II

yaitu sebanyak 2 orang (11,1%). Sedangkan, pada kelompok

rendam air hangat,responden yang mengalami edema paling

banyak terjadi pada kehamilan trimester ke III yaitu sebanyak 17


61

orang (94,4%). Dan paling sedikit terjadi pada kehamilan trimester

ke II, yaitu sebanyak 1 orang (5,6%)

c. Karakteristik respondenibu hamil yang mengalami edema

berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.3 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pekerjaan pada ibu hamil yang
mengalami edema di Desa Sumberan pada bulan
Juni-Juli 2021
Pekerjaan Foot Message Rendam Air Hangat
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Petani 2 11.1 1 5.6
Wiraswasta 4 22,2 2 11,1
Tidak 12 66,7 15 83,3
Bekerja/IRT
Total 18 100.0 18 100.0

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Bedasarakan tabel 5.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa

pada kelompok foot message, responden yang mengalami edema

paling banyak terjadi pada Ibu rumah tangga sebanyak 12 orang

(66,7%) dan paling sedikit terjadi pada petani sebanyak 2 orang

(11,1%). Sedangkan, pada kelompok rendam air hangat,

responden yang mengalami edema paling banyak terjadi pada ibu

rumah tangga sebanyak 15 orang (83,3%) dan paling sedikit

terjadi pada petani sebanyak 1 (5,6%).


62

d. Karakteristik responden ibu hamil yang mengalami edema

berdasarkan kelompok pendidikan terakhir

Tabel 5.4 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pendidikan ibu hamil yang mengalami
edema di Desa Sumberan pada bulan Juni-Juli 2021
Pendidikan Foot Message Rendam Air Hangat
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Tidak tamat SD 0 0 0 0
SD 8 44,4 7 38,9
SMP 8 44,4 10 55,6
SMA 2 11,1 1 5,6
Total 18 100.0 18 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa

pada kelompok foot message, responden yang mengalami edema

paling banyak terjadi pada tingkat pendidikan SD dan SMP

sebanyak 8 orang (44,4) dan paling sedikit terjadi pada tingkat

pendidikan SMA sebanyak 2 orang (11,1%). Sedangkan, pada

kelompok rendam air hangat, responden yang mengalami edema

paling banyak terjadi pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 10

orang (55,6%) dan paling sedikit terjadi pada tingkat pendidikan

SMA sebanyak 1 orang (5,6%).


63

e. Karakteristik responden ibu hamil yang mengalami edema

berdasarkan kelompok status pernikahan

Tabel 5.5 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Status perninakan pada ibu hamil yang
mengalami edema pada bulan Juni-Juli 2021
Status Foot Message Rendam Air Hangat
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Pernikahan
Menikah 18 100.0 18 100,0
Belum 0 0 0 0

menikah
Total 18 100.0 18 100.0

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Bedasarakan tabel 5.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa

pada kelompok foot message, responden yang edema paling

banyak terjadi pada responden dengan status menikah sebanyak

18 orang (100%) dan paling sedikit terjadi pada responden dengan

status belum menikah dimana tidak ada responden yang

mengalami edema (0%). Sedangkan, pada kelompok rendam air

hangat, responden yang mengalami edema paling banyak terjadi

pada responden dengan status menikah sebanyak 18 orang

(100%) dan responden yang mengalami edema paling sedikit

terjadi pada responden dengan status belum menikah dimana

tidak ada responden yang mengalami edema (0%).

5.1.2 Data Khusus


64

Data umum dari penelitian ini meliputi karakteristik hasil penilaian

edema sebelum dan sesudah di berikan terapi foot message dan rendam

air hangat yaitu sebagai berikut :

1. Nilai derajat edema sebelum diberikan terapi foot message

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Nilai derajat edema sebelum diberikan terapi foot
message

Statistic N Mean Median Mode


PRE1 18 2,44 2,00 2
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata derajat edema sebelum diberikan terapi foot message adalah

2,44, sedangkan nilai tengah derajat edema sebelum diberikan terapi

foot message adalah 2,00 dan nilai yang sering muncul di nilai derajat

edema sebelum diberikan terapi foot message adalah 2.


65

2. Nilai risiko ulkus derajat edema sesudah diberikan terapi foot message

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Nilai derajat edema sesusah diberikan terapi foot
message

Statistic N Mean Median Mode


POST1 18 1,50 1,00 1
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.7 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata derajat edema sesudah diberikan terapi foot message adalah

1,50, sedangkan nilai tengah derajat edema sesudah diberikan terapi

foot message adalah 1,00 dan nilai yang sering muncul di nilai derajat

edema sesudah diberikan terapi foot message adalah 1.

3. Nilai derajat edema sebelum diberikan terapi rendam air hangat

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Nilai Derajat Edema Sebelum diberikan Terapi
Rendam Air hangat

Statistic N Mean Median Mode


PRE2 18 2,44 2,00 2
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.8 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata derajat edema sebelum diberikan terapi rendam air hangat adalah

2,44, sedangkan nilai tengah derajat edema sebelum diberikan terapi

rendam air hangat adalah 2,00 dan nilai yang sering muncul di nilai

derajat edema sebelum diberikan terapi rendam air hangat adalah 2.


66

4. Nilai derajat edema sesudah diberikan terapi rendam air hangat

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Nilai Derajat Edema Sesudah diberikan Terapi
rendam Air hangat

Statistic N Mean Median Mode


POST2 18 1,48 1,00 1
Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.9 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata derajat edema sesudah diberikan terapi rendam air hangat adalah

1,48, sedangkan nilai tengah derajat edema sesudah diberikan terapi

rendam air hangat adalah 1,00 dan nilai yang sering muncul di nilai

derajat edema sesudah diberikan terapi rendam air hangat adalah 1.

5.2 Analisa Data

Langkah ini diperlukan karena tujuan dari analisa data adalah untuk

menyusun dan menginterpretasikan data kuantitatif yang sudah

diperoleh.Berikut ini tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini :

5.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus

Shapiro-Wilk dalam perhitungan menggunakan program SPSS 20.0. Untuk

mengetahui normal tidaknya adalah jika nilai sig > 0,05 maka normal dan

jika nilai sig < 0,05 dapat dikatakan tidak normal. Hasil perhitungan yang

diperoleh sebagai berikut :


67

Tabel 5.10 Hasil uji normalitas data penelitian Efektivitas Foot


Message dan Rendam Air Hangat Terhadap Ibu hamil di
desa Sumberan pada bulan Juni-Juli 2021
Normaliditas
Shapiro-Wilk
Terapi Statistik Df Sig.

Nilai Pre Foot Message .504 7 .000

Derajat Post Foot Message .453 7 .000

Pre Rendam Air .499 12 .000


Edema
Hangat

Post Rendam Air .465 12 .001


Hangat

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.10 didapatkan hasil uji normalitas data sebelum

dilakukan terapi foot message yaitu ρ = 0,000 < α = 0,05maka dinyatakan

distribusi data tidak normal dan hasil uji normalitas data sesudah dilakukan

terapi foot message yaitu ρ = 0,000 < α = 0,05 maka dinyatakan distribusi

data tidak normal. Sedangkan, hasil uji normalitas data sebelum dilakukan

terapi rendam air hangat yaitu ρ = 0,000 <α = 0,05 maka dinyatakan

distribusi data tidak normal dan hasil uji normalitas data sesudah dilakukan

terapi rendam air hangat yaitu ρ = 0,000< α = 0,05maka dinyatakan

distribusi data kedua post-test tersebut tidak normal.

Dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas untuk variabel post-test

terapi foot message dan Senamrendam air hangat adalah distribusi data

tidak normal karena nilai α post-test pada kedua terapi tersebut bernilai <

0,05.
68

5.2.2 Uji Transformasi Data

Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan hasil uji normalitas terapi foot

message dan hasil uji normalitas rendam air hangat adalah berdistribusi

tidak normal karena nilai α post-test pada kedua terapi tersebut bernilai <

0,05, sehingga untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan maka

perlu dilakukan uji Transformasi data dengan menggunakan rumus Lg10

dengan menggunakan SPSS versi 20 untuk menilai apakah data

terdistribusi normal atau tidak normal setelah dilakukan transformasi.

Berikut hasil uji transformasi data :

Tabel 5.11 Hasil uji transformasi data penelitian Efektivitas Foot


Message dan Rendam Air Hangat Terhadap edema ibu
hamil di Desa Sumberan
Normaliditas
Nilai Terapi Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig.
Derajat
Post Foot message .453 7 .000
Edema
PostRendam Air .465 12 .001
hangat

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.11 didapatkan hasil uji transformasi data

sesudah dilakukan terapi foot message yaitu ρ = 0,000 < α = 0,05, maka

dinyatakan distribusi data tidak normal, dan hasil uji transformasi data

sesudah dilakukan terapi rendam air hangat yaitu ρ = 0,000< α = 0,05

maka dinyatakan distribusi data normal.

5.2.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan uji-t dengan statistik parametris

dengan rumus atau formula yang dipakai yaitu Paired Sample T-test.

Namun, berdasarkan hasil uji normalitas data dari variabel post-test foot

message di dapatkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga uji


69

hipotesis di transform pada statistik non-parametrik dengan rumus atau

formula yang dipakai yaitu Lg10 dan didapatkan hasil uji transformasi data

tidak terdistribusi normal karena mempunyai nilai α < 0,05. Sehingga, dapat

disimpulkan analisis uji hipotesis yang digunakan turun menjadi analisis uji

Wilcoxon.

Pada variabel Rendam air hangat pengujian hipotesis digunakan uji-t

dengan statistik parametris dengan rumus atau formula yang dipakai yaitu

Paired Sample T-test. Karena, berdasarkan hasil uji normalitas data data

dari variabel Rendam air hangat di dapatkan bahwa distribusi data tidak

normal karena mempunyai nilai α >0,05 sehingga uji hipotesis yang

digunakan turun menjadi analisis uji wilcoxon.

Analisis uji Wilcoxon terhadap post-test responden yang diberikan

terapi Foot message dan analisis terapi rendam air hangat bertujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektivitas yang signifikan antara

nilai post-test kedua kelompok tersebut. Untuk mengetahui tingkat

efektivitas dari kedua terapi tersebut maka peneliti akan membandingkan

nilai signifikan atau ρ signifikan dari masing-masing kelompok yaitu

dikatakan lebih efektif apabila nilai ρ signifikan paling kecil dari < 0,05

diantara kedua kelompok tersebut. Adapun ringkasan uji Wilcoxon

responden yang diberikan terapi Foot message dan rendam air hangat

ditunjukkan oleh tabel berikut :

Tabel 5.12 Analisis Efektivitas Sebelum dan Sesudah dilakukan Terapi


Foot Message Terhadap edema ibu hamil di Desa
Sumberan Pada Bulan Juni-Juli 2021
Median Mean Nilai ρV
(Minimum-
Maksimum

Pretest Foot Message 2,00 (2-4) 2,44


70

Posttest Foot Message 1,00 (1-3) 1,50 0,000

Pretest Rendam Air Hangat 3,00 (2-4) 2,67


Posttest Rendam Air Hangat 2,00 (1-3) 1,78 0,001

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan table 5.12 diketahui table uji statistic dengan

menggunakan SPSS 20 dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai

ρ value sebesar 0,000 dengan taraf signifikan jika nilai sign <0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima dan sebaliknya jika nilai sign >0,05, maka H0 diterima

dan H1 ditolak. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat

efektifitas foot message terhadap penurunan edema pada ibu hamil di Desa

Sumberan Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo.

Tabel 5.13 Hasil uji analisa data post test penelitian Efektivitas Foot
Message dan Rendam Air Hangat pada ibu hamil yang
mengalami edema pada bulan Juni-Juli 2020
Median Mean Nilai ρV
(Minimum-
Maksimum

Kelompok Foot Message (n=18) 3,00 (2-3) 2,83

Kelompok Rendam Air Hangat 3,00 (2-3) 2,93 0,000


(n=18)

Sumber : Data Primer Penelitian Bulan Juni-Juli 2021

Berdasarkan tabel 5.14 dapat disimpulkan bahwa ringkasan uji Man

Whitney post-test diketahui rata-rata kelompok responden yang diberikan

terapi Foot message sebesar 2,83 dan nilai minimum 2 serta nilai

maksimum 3. Sedangkan, ringkasan rata-rata uji Man Whitney rata-rata

kelompok responden yang diberikan terapi Rendam air hangat sebesar

2,93 dan nilai minimum 2 serta nilai maksimum 3, dengan nilai ρ signifikan

0,000 Sehingga berdasarkan nilai ρ signifikan dapat disimpulkan bahwa


71

terdapat perbedaan efektifias Foot Message dan Rendam Air Hangat

terhadap penurunan derajat edema. Karena nilai signifikan <0,05.


72

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Nilai derajat edema sebelum dan sesudah diberikan terapi foot message

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 01 Juli sampai 20 Juli

2021 didapatkan data yang bersedia menjadi responden adalah sebanyak

36 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok, dimana 18 orang kelompok

foot message.yang dipilih secara perdusun untuk masuk dalam masing-

masing kelompok.

Berdasarakan table 5.6 pada bab 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata

pretest foot message adalah sebesar 2,44 dimana bila diinterpretasikan

terhadap kategori derajat edema maka termasuk dalam kategori sedang

untuk derajat edema pada ibu hamil.

Berdasarkan table 5.7 pada bab 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata

post foot message adalah sebesar 1,50 dimana bila diinterpretasikan

terhadap kategori derajat edema termasuk dalam kategori sedang untuk

mengalami edema dengan nilai ρ signifikan 0,000 <0,05 yang artinya bahwa

terapi foot message efektif menurunkan edema pada ibu hamil.

Foot message adalah salah satu metode yang dapat diterapkan dalam

mengurangi edema pada ibu hamil (Coban, A, Sirin, A, 2010). Pada saat

dilakukan pemijatan maka saluran pembulu darah akan memperbaiki sistim

aliran dan limfa ke seluruh tubuh. Hal ini dapat mencegah kejadian edema

pada masa kehamilan dan juag dapat mengurangi stress, membantu

kelancaran dalam proses persalinan (Wang, M, Y, 2008).


73

Sehingga setelah dilakukan evaluasi sebelum dan sesudah diberikan

terapi foot massage ialah terdapat perubahan lingkar edema setelah

dilakukan terapi tersebut. Karena terapi foot massage dapat digunakan

untuk menurunkan lingkar edema. karena pada saat pemijatan ini dapat

memperlebar pembuluh yang akhirnya terjadilah perpindahan cairan bagian

tubuh yang mengakami edema.

6.2 Nilai derajat edema sebelum dan sesudah diberikan terapi rendam air

hangat.

Berdasarakan table 5.8 pada bab 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata

pretest rendam air hangat adalah sebesar 2,44 dimana bila diinterpretasikan

terhadap kategori derajat edema maka termasuk dalam kategori sedang

untuk derajat edema pada ibu hamil.

Berdasarkan table 5.9 pada bab 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata

post rendam air hangat adalah sebesar 1,78 dimana bila diinterpretasikan

terhadap kategori derajat edema termasuk dalam kategori sedang untuk

mengalami edema dengan nilai ρ signifikan 0,001 <0,05 yang artinya bahwa

terapi rendam air hangat efektif menurunkan edema pada ibu hamil.

Rendam air hangat ini mampu untuk mengurangi edema tungkai bawah

pada masa kehamilan Menurut (Yuhendri, P, Ega, S, 2019) kaki yang

direndam air hangat akan terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh

sehingga dapat menyebabkan pembulu darah menjadi lebar dan

ketegangan otot menurun, maka peredaran darah lancar.

Sehingga setelah dilakukan evaluasi sebelum dan sesudah diberikan

terapi rendam air hangat ialah terdapat perubahan lingkar edema setelah

dilakukan terapi tersebut. Karena terapi rendam air hangat dapat digunakan
74

untuk menurunkan lingkar edema. karena pada saat merendam kaki

kedalam air hangat tersebut akan terjadi perpindahan hangat dari air

terhadap tubuh kita, yang akhirnya menjadi ketegangan otot menurun.

6.3 Analisis foot message terhadap edema ibu hamil

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.14 Bab 5 di atas,

menunjukkan bahwa rata-rata kelompok responden yang diberikan terapi

Foot Message sebesar 2,83 dengan nilai ρ signifikan 0,000 dan rata-rata

kelompok responden yang diberikan terapi Rendam Air hangat sebesar 2,93

dengan nilai ρ signifikan 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

nilai derajat edema dan nilai ρ signifikan kelompok responden yang

diberikan terapi foot message lebih kecil yang berarti bahwa untuk

mengurangi derajat edema pada ibu hamil lebih efektif menggunakan terapi

foot message dengan terapi Rendam air hangat.

Foot message digunakan untuk memperlanacar sirkulasi darah dan

memperlancar aliran darah ke jantung, karena terdapat perpindahan cairan

pada daerah yang mengalami edema. Foot message juga mampu dalam

mengangkut nutrisi dan dan oksigen ke seluruh tubuh. Perlakukan ini

dibutuhkan waktu 10-15 menit dengan dilakukan selama 5 hari berturut-turut

(Sanjaya, A. 2015)

Setelah diberikan terapi tersebut bahwa terapi foot massage

berpengaruh dalam menurunkan derajat edema, dan setelah dilakukan

terapi tersebut peneliti juga ingin melatih keluarga/suami responden agar

bias melakukan terapi ini jika sewaktu waktu respondem mengalami edema

lagi.
75

6.4 Analisis rendam air hangat terhadap edema ibu hamil

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.14 Bab 5 di atas,

menunjukkan bahwa rata-rata kelompok responden yang diberikan terapi

Foot Message sebesar 2,93 dengan nilai ρ signifikan 0,000 dan rata-rata

kelompok responden yang diberikan terapi Rendam Air hangat sebesar 2,93

dengan nilai ρ signifikan 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

nilai derajat edema dan nilai ρ signifikan kelompok responden yang

diberikan terapi foot message lebih kecil yang berarti bahwa untuk

mengurangi derajat edema pada ibu hamil lebih efektif menggunakan terapi

foot message dengan terapi Rendam air hangat.

Rendam air hangat ini digunakan untuk mengurangi edema pada ibu

hamil, karena kaki yang direndam air hangat akan terjadi perpindahan panas

dari air hangat ke tubuh sehingga menyebabkan pembuluh darah menjadi

lebar dan ketegangan otot menurun maka peredaran darah lancar. Dengan

adanya pelebaran pembuluh darah maka aliran darah akan lancar sehingga

mudah mendorong darah masuk ke jantung. Keadaan ini menyebabkan

aliran darah semakin lancar maka hasil akhirnya sirkulasi darah kembali ke

jantung sehingga lebih mudah untuk menarik kemabli cairan yang tertimbun

di ekstravaskuler. Perlakukan ini dibutuhkan waktu 20-30 menit dengan

jangka waktu 5 hari berturut-turut (Zaenatus, B. 2019).

Setelah diberikan terapi tersebut bahwa terapi rendam air hangat

berpengaruh dalam menurunkan derajat edema, dan setelah dilakukan

terapi tersebut peneliti juga ingin melatih keluarga/suami responden agar

bias melakukan terapi ini jika sewaktu waktu respondem mengalami edema

lagi.
76

6.5 Analisis Efektifitas Foot Message dan Rendam Air Hangat

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.13 Bab 5 di atas,

menunjukkan bahwa rata-rata kelompok responden yang diberikan terapi

Foot Message sebesar 2,83 dengan nilai ρ signifikan 0,000. dan rata-rata

kelompok responden yang diberikan terapi Rendam Air Hangat sebesar 2,93

dengan dengan nilai ρ signifikan 0,001. Setelah dilakukan uji Mann Whitney

denganhasil ρV signifikan 0,000. Maka dinyatakan hasil data normal karena

nilai ρV <0,005. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai derajat

edema dan nilai ρ signifikan kelompok responden yang diberikan terapi Foot

Message lebih kecil yang berarti bahwa untuk mengurangi derajat edema

terhadap ibu hamil lebih efektif menggunakan terapi Foot Message

dibandingkan dengan terapi Rendam Air Hangat.

Foot message digunakan untuk memperlancar sirkulasi darah dan

memperlancar aliran darah ke jantung, karena terdapat perpindahan cairan

pada daerah yang mengalami edema (Sanjaya, A. 2015).

Terdapat pengaruh terhadap terapi foot message, sehingga terapi ini

bisa diterapkan terhadap ibu hamil atau melatih keluarga dan suami

responden. Karena terapi yang paling efektif menurunkan edema ialah terapi

foot massage, dari itu peneliti bias memberikan pelatihan terhadap keluarga

dan suami responden melalui enumerator.

6.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian merupakan bagian riset keperawatan yang

menjelaskan keterbatasan dalam penulisan riset, dalam setiap penulisan

pasti mempunyai kelemahan-kelemahan yang ada, kelemahan tersebut

ditulis dalam keterbatasan (Hidayat, 2018).


77

Berikut beberapa kelemahan atau keterbatasan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Terrdapat perbedaan kegiatan mobilitas, dimana pada responden

kelompok foot message lebih sering melakukan mobilitas seperti jalan

kaki, mencuci atau melakukan pekerjaan rumah lainnya. Sedangkan pada

responden kelompok rendam air hangat jarang melakukan kegiatan

mobilitas seperti jalan kaki, mencuci atau melakukan pekerjaan rumah

lainnya
78

BAB 7

PENUTUP

7. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “ Efektivitas Foot

Message dan Rendam Air Hangat Terhadap Edema Ibu Hamil di Desa

Sumberan Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo”, didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat nilai rata-rata edema yang diberikan terapi foot message

sebesar 2,83 dengan nilai minimal 2, nilai maksimal 3.

2. Terdapat nilai rata-rata edema yang diberikan terapi Rendam Air

hangat sebesar 2,93 dengan nilai minimal 2, nilai maksimal 3.

3. Terdapat pengaruh penurunan edema terhadap ibu hamil yang

diberikan terapi Foot Message dengan nilai sebesar 0,000

4. Terdapat pengaruh penurunan edema terhadap ibu hamil yang

diberikan terapi Rendam Air Hangat sebesar 0,001.

5. Terdapat perbedaan keefektifan antara pemberian terapi Foot

Message dan Rendam Air hangat terhadap penurunan edema pada

ibu hamil, yaitu lebih efektif terapi foot massage dengan nilai ρ = 0,000

< α = 0,05
79

7. 2 Saran

7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan disarankan hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai tambahan referensi dalam proses belajar mengajar baik

untuk kalangan mahasiswa, pendidikan sarjana maupun profesi mengenai

intervensi untuk mengurangi edema pada ibu hamill melalui latihan Foot

message dan Rendam Air hangat pada ibu hamil yang mengalami

edema.

7.2.2 Bagi Profesi Perawat

Bagi profesi keperawatan disarankan hasil penelitian ini dapat di

implimentasikan dalam intervensi dan implementasi keperawatan sebagai

salah satu pilihan intervensi untuk mengurangi edema pada ibu hamil

melalui latihan Foot Message dan Rendam Air hangat pada ibu hamil

yang mengalami edema.

7.2.3 Bagi Lahan Penelitian

Bagi lahan penelitian disarankan hasil penelitian ini dapat

diterapkan di lingkungan sekitar dengan dibentuknya pelatihan terapi foot

massage terhadap anggota kade, sehingga anggota kader dapat

membentuk sebuah penerapan terapi seperti dibentuknya Posyandu ibu

hamil di Desa Sumberan.


80

7.2.4 Bagi Responden

Bagi reponden penelitian disarankan hasil penelitian ini dapat

melakukan latihan secara rutin dan dilaksanakan untuk jangka panjang

tidak hanya di lakukan pada saat penelitian sebagai terapi untuk

mengurangi edema pada ibu hamil melalui terapi Foot Message dan

Rendam air Hangat sehingga responden dapat merasakan manfaat dari

intervensi ini .

7.2.5 Bagi Peneliti

Bagi peneliti disarankan hasil penelitian ini dapat menambah

wawasan dan mengimplementasikan ilmu yang telah didapat di bangku

perkuliahan serta mampu mengidentifikasi dan menganalisis efektivitas

Foot message dan Rendam Air Hangat terhadap edema ibu hamil.

7.2.6 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkaji factor lain

seperti “Faktor Mobilitas”. Karena factor mobiltas fisik juga dapat

menyebabkan terjadinya edema pada ibu hamil.


81

DAFTAR PUSTAKA

Arulita Ika F, Elisa D. (2017). Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan. Journal Of
Public Healt Research And Development Indonesia, 84-98.

Astriana Willy. (2017). Kejadian Anemia Paada Ibu Hamil Ditinjau Dari Paritas dan
Usia. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 123--130.

Bobak. (2013). Buku keperawatan maternitas edisi 4. Indonesia; EGC

Coban, A, Sirin A. (2010) Effect of foot message to decrease physiological lower


leg oedema in late pregnancy: a randomemized controlled trial in turkey.
Internasional Journal of Nursing Practice, 16 (5).

Endah,Tri,dkk. (2018). Penerapan Pijat Kaki Dan Rendam Air Hangat Campur
Kenxur Terhadap Edema Kaki Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wangon Banyumas. Jurnal Kesehatan.
Fadmiyanor Isye, Junita Selli. (2018) Hubungan Foot Message Dengan Derajat
Edema Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas rawat Inap Sidomulyo
Kota Pekan Baru. Jurnal ibu dan Anak Indonesia. 55-60

Gita A, Rinata Evi. (2018). Karakteristik Ibu (Usia, Paritas, Pendidikan) Dan
Dukungan Keluarga Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan Indonesia, 14-20.

Hidayat, AA & Uliyah, M, (2018).Metode Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.


Jakarta, Salemba Medika.

Irianti, B, D. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagang Seto.

Judith, (2011). Buku pedoman obat untuk perawat. Indonesia; EGC


82

Junita,Selli. (2018). Hubungan Foot Massage Dengan Derajat Edema Pada Ibu
Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota
Pekanbaru. http://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JPK/article/view/76.
Komisi Etik Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Nasional.2017. Pedoman
Dan Standar EtikPenelitian Dan Pengembangan Kesehatan
Nasional.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Manuaba. (2010). Pengantar Kuliah Obsetri. Jakarta : EGC

Mardiana, Nuning S. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian


Preeklamsia Pada Ibu Hamil. Journal Of Public Healt Indonesia, 90-112.

Notoatmodjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT Rineka Cipta.

Nur Mala S,Megawati S. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi


Pada Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu. Jurnal
Keperawatan & Fisioterapi Indonesia, 12-22.

Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu keperawatan edisi 4. Jakarta,


Salemba Medika.

Perkumpulan Endokronologi Indonesia (PERKENI).2015. Konsensus Pengelolaan


dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta, PB
PERKENI.

Prawirohardjo. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Putra Yuhendri, Siregar Ega S. (2019). Pengaruh Terapi Air Hangat Terhadap
Edema Tungkai Bawah Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Indonesia, 117-120.

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Laporan Provinsi Jawa Timur Riskesdas.


Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(LPB). Jakarta

Sanjaya, A. (2015) Persiapan pemijatan terdiri dari menyediakan tempat yang


nyaman, menyeimbangkan diri, effleurage atau asupan ringan. Jurnal
Keperawatan.

Selli, Junita. (2018). Hubungan Foot Massage Dengan Derajat Edema Pada Ibu
Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo KotaPekanbaru.
http://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JPK/article/view/76. Jurnal ibu dan anak
Indonesia, 55-60.

Siregar, Putra Yuhendri. (2019). Pengaruh Terapi Air Hangat Terhadap Edema
Tungkai Bawah Ibu Hamil. Jurnal kesehatan Indonesia, 117-120.

Sukartiningsih E, Christina M. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang


Bahaya Kehamilan. Jurnal Kebidanan Indonesia, 14-22.

Sukmana, M, (2016) Mekanisme edema pada ibu hamil. Jurnal nasional edema 4
(1).

Sulistyawati, (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


salemba Medika
83

Varney,Helen. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 2. Jakarta :


EGC

Wang, M, Y et al. (2008). The efficacy of reflexology: Systematic Review, Jurnal


Compilation, 512-520.

Yanagisawa N, Watanabe Y. (2017). Pengobatan Kaki Pada Kaki edema wanita.


Jurnal Kesehatan Perempuan Internasional. 69-73.

Yunita Azizatu, Dinasty Aris. (2015). Perbedaan Antara Rendam Air Hangat Dan
Pengaturan Posisi Terhadap Edema Tungkai Fisiologis Pada Ibu Hamil di
Kelurahan Bandar Lor Kota Kediri. Jurnal Kesehatan Indonesia. 60-66.

Zaenatus, B. (2019) Penerapan Renda Air Hangat Campuran Kencur Untuk


Mengurangi Edma Kaki Pada Ibu hamil. Jurnal Kesehatan Indonesia 34-
43

Anda mungkin juga menyukai