Anda di halaman 1dari 23

SEMINAR TREND ISSUE KEPERAWATAN

TERAPI NON-FARMAKOLOGIS PENURUNAN DEMAM


DI RSI MASYITHOH BANGIL

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMINAR TREND ISSUE


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :
Kelompok MedikalBedah
1 Aliatur Rofi’ah 14901. 08. 21003
2 Dwi Ifandi Alfiansyah 14901. 08. 21016
3 Ely Dewi Agustin 14901. 08. 21026
4 Rike Dyah Ayu 14901. 08. 21030
5 Sofia Ine Febriyanti 14901. 08. 21044
6 Tutik Hidayati 14901. 08. 21046

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
2022
HALAMAN PENGESAHAN
SEMINAR TREND ISSUE KEPERAWATAN

Terapi Non-Farmakologis Penurunan Demam


Di Rsi Masyithoh Bangil

Untuk Memenuhi Persyaratan


Tugas Praktik Keperawatan Anak

Oleh:
Mahasiswa Kelompok MedikalBedah

Telah disahkan pada


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan sah oleh :

Bangil, 25Januari 2022


Ketua Kelompok Stase MedikalBedah

Dwi Ifandi Alfiansyah, S. Kep


NIM. 14901. 08. 21001

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Ainus Sobah, S.Kep Ns Ahmad Kusyairi, S. Kep.Ns, M. Kep


NIP.03.2.062 NIDN. 0711108803
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah tugas ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam trend issue keperawatan ini, kami membahas mengenai “Terapi Non-
Farmakologis Penurunan Demam”.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Seminar Trend Issue Keperawatan di RSI
MasyithohBangil. Dalam proses penyusunan tugas ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami
kepada yang terhormat :
1. Direktur Rumah Sakit RSI MasyithohBangil yang telah memberikan kesempatan
untuk menerapkan praktek ilmukeperawatan.
2. Ainus Sobah S.Kep Ns selaku Kepala Ruang sekaligus Pembimbing Ruangbedah
yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan
demi terselesainya tugas Seminar Trend Issue Keperawatanini
3. Ahmad Kusyairi, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku Pembimbing Akademik Stase
medikalbedahyang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan arahan demi terselesainya tugas Seminar Trend Issue
Keperawatanini.
4. Rekan-rekan Profesi Ners yang telah banyak memberikan masukan dalam
penyusunan tugas Trend Issue Keperawatanini.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan maka dari itu tugas Seminar Trend Issue Keperawatan ini, tentunya jauh dari
kata sempurna. Kami juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan Seminar Trend
Issue Keperawatan selanjutnya.

Bangil, 25Januari 2022

Mahasiswa Kelompok Stase MedikalBedah


DAFTAR ISI

HALAMANDEPAN..........................................................................................................................i
LEMBARPENGESAHAN...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................................iii
DAFTARISI.....................................................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang............................................................................................................................
1.2 RumusanMasalah.......................................................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1 KonsepTerapiSelf Healing Touch...........................................................................................
2.1.1 Definisi....................................................................................................................................
2.1.2 Tujuan....................................................................................................................................
2.1.3 Manfaat.................................................................................................................................
2.1.4 ProsedurTerapiSelf Healing Touch.....................................................................................

BAB 3 : TINJAUAN KASUS


3.1 HasilTinjaunKasus....................................................................................................................

BAB 4 : PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................
4.2 Saran........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................

LAMPIRAN JURNAL
BABI

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Demam adalah reaksi alami tubuh yang berusaha untuk melawan virus atau
infeksi. Demam tidak dianggap sebagai sebuah penyakit tetapi biasanya merupakan
gejala dari sebuah gangguan kesehatan atau infeksi. Bagian dari otak yang disebut
hipotalamus berfungsi untuk mengontrol suhu tubuh kita. Saat tubuh menghadapi
penyakit atau virus tertentu, maka hipotalamus akan meningkatkan suhu tubuh untuk
meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.Begitu
suhu naik, orang tersebut sering merasa hangat, metabolisme sel meningkat, konsumsi
oksigen meningkat dan detak jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Peningkatan metabolisme menggunakan energi yang
menghasilkan panas tambahan.
Pada orang dewasa yang sehat, suhu normal dapat dikenali melalui empat bagian
tubuh: rektum atau anus/dubur, mulut (oral), telinga (otik), atau ketiak (aksila).
Berbagai suhu dubur yang normal adalah 34,4-37,8°C sedangkan suhu mulut yang
normal adalah 33,2-38,2°C. Di sisi lain, suhu telinga yang normal adalah 35,4-37,8°C,
dan suhu ketiak yang normal adalah 35,5-37,0°C. Namun penting untuk dicatat bahwa
suhu tubuh normal bergantung pada faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, umur,
tingkat kegiatan, dan hal-hal lainnya. Suhu tinggi tidak selalu berarti demam. Misalnya,
ketika seseorang berolahraga, suhu tubuh memiliki kecenderungan naik tetapi akan
tetap dianggap normal. Namun, pada beberapa orang, bahkan rentang suhu normal
sudah dapat dianggap sebagai demam. Dengan demikian, penting untuk dicatat suhu
dasar seseorang sebelum disebut demam.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan jumlah kasus
demam di seluruh dunia yang kematian tiap tahunnya mencapai 16 – 33 juta dengan
500 – 600 ribu. Di dapatkan data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Brazil
terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam. Di
Indonesia sendiri penderita demam sebanyak 465 (91,0%) dari 511 ibu yang
menggunakan perabaan dalam menilai demam pada anak menggunakan termometer
(Setiawati,2009).
Di Amerika Serikat sendiri angka kejadian demam pada tahun 2012 yang
berkisaran antara 0,8% - 1,2% dari setiap 1000 bayi setiap tahunnya, dan yang
mengalami kejang 1,5% per bulan dari semua kejadian. Dan kejadian demam sering
meningkat pada bayi kurang bulan. Survei Kesehatan Nasional (2011), menunjukkan
angka kesakitan bayi dan balita dikisaran 49,1% (0-1 tahun), dan 54,8% balita (1-4
tahun). Ditemukan prevalensi demam padausia 0-4 tahun sebanyak 33,4%, batuk 28,7%
dan diare 11,4%. Badan Pusat Statistik (2012), anak demamsebanyak 90.245 anak,
tahun 2013 sebanyak112.511 anak (Doloksaribu & Siburian, 2016)
Menurut laporan SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) (2012) anak
yang berusia dibawah 5 tahun atau anak balita diketahui sebesar 31% yang mengalami
demam dan sebesar 37% pada anak yang berusia 6-23 bulan yang lebih mudah
mengalami demam dan sebesar 74% yang dibawa ke fasilitas kesehatan (Fitriana,
2017). Kejadian demam di Klaten sering kali meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian pada balita dan anak. Penyakit terbanyak dengan gejala awal demam yaitu
pneumonia sebesar 2439 orang, diare 169 orang, kusta 28 orang dan DBD 20 orang
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2017).
Jika demam tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka demam dapat
membahayakan keselamatan anak sehingga dapat menimbulkan komplikasi lain
(kejang dan penurunan kesadaran). Kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit dapat
mengakibatkan apnea, hipoksia, hipoksemia, hiperkapnea, asidosis laktat, hipotensi,
menyebabkan kelainan anatomis diotak sehinggga terjadi epilepsy dan mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu (Wardiyah et al., 2016).
Hidroterapi adalah penggunaan air pada suhu berapa pun atau dalam bentuk apa
pun dalam pengobatan penyakit. Hidroterapi didasarkan pada teori bahwa air dengan
sifat pendinginan, pemanasan atau pembersihannya memiliki efek penyembuhan.
Terapi air hangat, khususnya adalah metode pengobatan yang digunakan untuk
menurunkan demam yang dibagi menjadi beberapa cara diantaranya yaitu terapi
rendam kaki air panas (HWFBT),mandi, kompres hangat, menyeka dan water tepid
sponge.
1.2 Rumusanmasalah

Berdasarkanuraianlatarbelakangdiatasmakapenelitimerumuskanmasalahpadapene

litianini“Pengaruh terapi non-farmakologis terhadap penurunan demam?”


1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiPengaruh terapi non-farmakologis
terhadap penurunan demam
1.3.2 TujuanKhusus
1. Memahami tentangPengaruh terapi non-farmakologis terhadap penurunan
demam
2. Memahamimetodeterapi non-farmakologis terhadap penurunan demam
1.4 Manfaat
1.4.1 BagiPeneliti
Hasil peneliti ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti
tentang terapi non-farmakologis penurunan demam
1.4.2 BagiResponden
Manfaat bagi responden yaitu meningkatkan Pengetahuan dan skill terapi non-
farmakologis penurunan demam
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
Sebagai intervensi terbaru bagi Rumah Sakit dalam meningkatkan Pengetahuan
dan skill perawat tentang terapi non-farmakologis penurunan demam.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi terbaru bagi institusi pendidikan dalam melakukan penelitian
Pengetahuan dan Skill Perawat dalam melakukan terapi non-farmakologis
penurunan demam.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Demam

Demam adalah reaksi alami tubuh yang berusaha untuk melawan virus atau
infeksi. Demam tidak dianggap sebagai sebuah penyakit tetapi biasanya merupakan
gejala dari sebuah gangguan kesehatan atau infeksi. Bagian dari otak yang disebut
hipotalamus berfungsi untuk mengontrol suhu tubuh kita. Saat tubuh menghadapi
penyakit atau virus tertentu, maka hipotalamus akan meningkatkan suhu tubuh untuk
meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi. Begitu
suhu naik, orang tersebut sering merasa hangat, metabolisme sel meningkat, konsumsi
oksigen meningkat dan detak jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Peningkatan metabolisme menggunakan energi yang
menghasilkan panas tambahan. Pada orang dewasa yang sehat, suhu normal dapat
dikenali melalui empat bagian tubuh: rektum atau anus/dubur, mulut (oral), telinga
(otik), atau ketiak (aksila). Berbagai suhu dubur yang normal adalah 34,4-37,8°C
sedangkan suhu mulut yang normal adalah 33,2-38,2°C. Di sisi lain, suhu telinga yang
normal adalah 35,4-37,8°C, dan suhu ketiak yang normal adalah 35,5-37,0°C.
2.2 Konsep Terapi Non-Farmakologis

2.2.1 Mandi

Pada kategori ini, lima penelitian menyebutkan penerapan mandi rendam untuk
menurunkan suhu tubuh pada saat demam, intervensi yang digunakan adalah air hangat,
air dingin dan alkohol. Namun, efektivitas mandi dengan air hangat atau dingin
ditantang karena ketidakefisienan dalam mengurangi prostaglandin dan memicu
ketidaknyamanan pada anak-anak maupun dewasa ketika mengalami menggigil dan
gemetar. Apalagi suhu drastis berkurang.
2.2.2 Kompres Hangat
Kompres hangat ukuran non-farmakologis, serta metode fisik lainnya,
menyajikan mekanisme kehilangan panas yang serupa dengan konduksi dan konveksi.
Sebuah penelitian yang menggambarkan penggunaan kompres hangat yang direndam
dalam air pada suhu antara 29 dan 30°C, diterapkan di daerah aksila dan inguinal
selama 30 menit, ditemukan.(dua) Meskipun ada kekurangan penelitian di wilayah
nasional yang membahas kompres hangat, ada Hasil terbaik yang ditemukan terkait
dengan intervensi kompres hangat dalam hubungannya dengan antipiretik. Studi
perbandingan antara pasien yang menerima terapi antipiretik saja versus mereka yang
menerima terapi antipiretik dalam kombinasi dengan kompres hangat memperoleh
pendinginan tubuh yang lebih cepat dalam 15 menit pertama kombinasi.
2.2.3 Tepid Sponge
Spons telah banyak digunakan untuk menurunkan suhu tubuh pada anak-anak.
Mekanisme yang terlibat dalam kehilangan panas adalah konduksi, konveksi dan
evaporasi. Dalam penelitian ini digunakan intervensi sponging dengan penambahan air
dingin, air hangat dan alkohol. Orang tua dan perawat di rumah sakit juga berlatih
menerapkan spon dingin. Teknik ini mengalami beberapa variasi; bagaimanapernah,
pada umumnya anak-anak dibiarkan tanpa pakaian dan tubuhnya, dari leher hingga
kaki, digosok lembut dengan kompres yang direndam dalam air hangat. Teknik lain
yang juga dilakukan adalah menggosok dengan kompres hangat hanya pada anggota
tubuh bagian atas dan bawah, dengan tetap menutupi batang tubuh anak Dalam uji
klinis acak pada spons hangat versus antipiretik, ditemukan bahwa spons hangat
bertanggung jawab atas penurunan suhu tercepat dalam 30 menit pertama, tetapi setelah
periode itu, antipiretik efektif dalam jangka panjang. Dalam penelitian lain, juga uji
klinis acak, pemberian dipiron dibandingkan dengan pemberian dipiron+spons hangat.
Telah diamati bahwa spons hangat tidak menawarkan efek jangka panjang tambahan,
bahkan ketika diberikan bersama dengan antipiretik.
2.2.4 Ventlasi Lingkungan
Dalam kategori ini, teknik yang digunakan untuk ventilasi lingkungan adalah
pembukaan jendela dan penggunaan kipas angin. Penggunaan kipas angin untuk
mendinginkan lingkungan dipandang bermanfaat, asalkan pasien tidak mengalami
tremor dan mengakibatkan peningkatan suhu pusat. Meskipun penggunaan kipas angin
telah direkomendasikan oleh beberapa orang, penelitian terbaru mempertanyakan
efektivitasnya dalam menurunkan suhu tubuh.
2.2.5 Rendam Kaki
HWFBT bekerja dengan memulai vasodilatasi kulit dan menginduksi keringat
melalui peningkatan suhu perifer. Vasodilatasi kulit menghasilkan sejumlah kecil
kehilangan panas kering dan terutama bertanggung jawab untuk perpindahan panas
internal, yaitu mentransfer panas dari inti (organ internal) ke kulit. Berkeringat
menyebabkan kehilangan panas dan pendinginan melalui penguapan (kehilangan panas
eksternal). Darah tepi didinginkan sebelum kembali ke jaringan dan organ internal yang
lebih dalam. Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada anak-anak demam telah
menunjukkan bahwa HWFBT bermanfaat ketika demam antara 38°C dan 39°C (100 °F
hingga 102°F). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengaplikasikan
rendaman kaki air panas pada orang dewasa yang mengalami demam.

2.3Tujuan

1. Untuk mengevaluasi perbedaan suhu tubuh antara pra dan pasca pemberian terapi

non-farmakologis pada pasien demam.

2. Mengevaluasi efektivitas pemberian terap non-farmakologis terhadap suhu tubuh

pada pasien demam.

2.4 Manfaat

Beberapa metode non-Farmakologis bermanfaat dalam menurun demam atau

penngkatan suhu tubuh. Sehingga suhu tubuh akan kembal normal dan memberikan

kenyamanan seperti sedia kala.

2.5 Efektifitas Terapi Non-Farmakologis Menurunkan Demam

Berdasarkan klasfkasi dari terapi-terapi diatas, penggunaan terapi non farmakologis

seperti kompres hangat untuk menurunkan demam sangat efektif digunakan di

bandingkan terapi non farmakologis lainnya. Kompres adalah salah satu metode fisik

untuk menurunkan suhu tubuh bila mengalami demam. Kompres hangat merupakan

tindakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam yaitu dengan mengompres

dibagian leher, dahi, kedua ketiak, dan lipatan-lipatan lainnya dengan menggunakan air

hangat (Bardu,2014). Beberapa peneliti mengemukakan bahwa kompers hangat efektif

dalam menurunkan suhu tubuh. Selain itu penelitian tentang efektifitas dari kompres

hangat dan obat anitipiretik dengan hanya obat antipiretik dalam pengelolaan demam
pada anak menunjukkan bahwa penurunan suhu tubuh dengan menggunakan kompres

hangat dengan di kombinasikan obat antipiretik lebih signifikan dibandingkan obat

antipiretik saja(Thomas, et al, 2019).

Menurut pendapat penliti kompres hangat merupakan metode untuk menurunkan


suhu tubuh. Pemberian kompres hangat terutama pada daerah aksila efektif karena pada
daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar
keringat apokrin yang memiliki bayak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang
mengalami vosodilatasi yang akan memungkinkan perpindahan panas dari dalam tubuh
ke kulit. kompres hangat memperoleh pendinginan tubuh yang lebih cepat dalam 15
menit pertama kombinasi.
BAB III

PEMBAHASAN
No Judul Peneliti Tahun Metode Variabel Populasi dan Uji analisa Hasil dan Rekomendasi
penelitian penelitian sample data kesimpulan (saran )
1 The Muthupriy Ijcne,sekolah Metode V1 terapi 30 peserta T-test Hasil penelitian HWFBT adalah
Effectivenes a M1, R. ilmu kuantitatif mandi air Dengan berpasanga menunjukan modalitas terapi
s of Hot Laksmi keperawatan, dengan panas jumlah n bahwa da jumlah sederhana yang
Bath 23 januari desain untuk pria :15 pasien pria dan dapat dilakukan
Therapy in 2022,ip:10.23 eksperiment menurunk peserta wanita di rumah sakit
Shrinking 2.74.23 al aan suhu Perempuan : yang sama. atau oleh pasien
the Body tubuh 15 peserta Kelompok kontrol sendiri di rumah
Abstract pada mayoritas terdiri mereka. Hal ini
Temperatur pasien dari laki-laki ekonomis.
e among demam (66,7%). dalam Efisiensi
Fever kelompok HWFBT pada
Patients eksperimen pengurangan
(63,3%) suhu tubuh yang
dan kontrol (50%) ditemukan
Efektivitas berusia antara 20 dalam penelitian
Terapi dan 30 tahun. ini menambah
Mandi Air Sekitar 60% temuan
Panas dari mereka penelitian lain
dalam dalam kelompok dan
Mengecilka eksperimen dan menawarkan
n Tubuh 56,7% pada wawasan dalam
Abstrak kelompok kontrol proses
Suhu di mengalami pengambilan
antara demam 101°F- keputusan untuk
Pasien 102,9°F. Durasi intervensi yang
Demam demam tepat. Karena ini
ditemukan adalah
menjadi 2 hari di pengobatan
43,3% dan 40% non-
kelompok farmakologis,
eksperimen dan dianjurkan pada
kontrol, masing- waktu yang
masing. tepat dengan
Namun, lebih durasi yang
banyak pasien cepat untuk
(13, 43,3%) pasien demam.
mengalami
demam
selama 1 minggu
pada kelompok
eksperimen
dibandingkan
dengan hanya 8
(26,7%) pada
kelompok kontrol
2 Perbedaan RISKA Okt - Des jenis Kompres 30 peserta Analisis Berdasarkan tabel Pemberian tepid
Efektivitas HEDIYA 2020 penelitian spons 15 peserta data di atas diketahui sponge bath
Kompres PUTRI1, ini adalah hangat dan melakukan dilakukan kelompok lebih efektif
Hangat YETTY penelitian air hangat. kpmpres secara kompres hangat dalam
dengan DWI kuantitatif hangat univariat sebanyak 15 menurunkan
Water FARA1, dan 15 peserta dan bivariat responden dengan suhu tubuh anak
Tepid RUSMA penggunaan lainnya dengan uji rata-rata suhu dengan demam
Sponge LA rancangan melakukan asumsi kompres hangat dibandingkan
dalam DEWI2, penelitian tepis sponge Kolmogoro pada saat sebelum dengan kompres
Menurunk KOMAL analitik v Smirnov adalah 38,4○.C air hangat. Hal
an Demam ASARI1, dengan dengan standar ini karena
Pada RIONA pendekatan deviasi 0,59○.C. adanya seka
Anak: SANJAY quasy Pada sebelum tubuh pada
Studi A1, eksperimen. kompres hangat teknik
Dengan HAMID Subjek hasil yang tersebut akan
Pendekata MUKHLI penelitian didapatkan mean mempercepat
n S1 ini adalah adalah 37,5○.C vasodilatasi
QuasiExpe klien anak dengan standar pembuluh darah
rimental yang deviasi perifer di
mengalami 0,62○.C.Balik sekujur tubuh
demam. perbedaan antara sehingga
Objek sebelum evaporasi panas
penelitian . 40018 dari kulit ke
ini adalah 1.30649 sekitar akan
kompres - lebih cepat
spons . 85333 0,001 lingkungan
hangat dan dan sebelum hasil
air hangat. adalah 0,85○.C. dibandingkan
Hasil uji statistik yang diberikan
didapatkan nilai oleh kompres air
p-value 0,000< hangat yang
0,05 maka hanya
dapat mengandalkan
kata kunci ada reaksi dari
perbedaan yang stimulasi
signifikan pada hipotalamus.
kelompok
perlakuan yang
diberi
kompres hangat
sebelum dan
sebelum
pengobatan.
Berdasarkan tabel
diatas diketahui
kelompok
water teppid
sponge sebanyak
15 responden
denganmeansuhu
water teppid
sponge pada
saat sebelum
adalah 38,6○.C
dengan standar
deviasi 0,54○.C.
Pada sebelum air
teppid sponge
didapatkan hasil
mean adalah
37,3○.C dengan
standar deviasi
0,56○.C.Balik
nilai perbedaan
antara sebelum
dan sebelum
adalah 1,3○.C.
Hasil
uji statistik
didapatkan nilai
p-value 0,000 <
0,05
maka dapat
ditemukan
perbedaan yang
signifikan pada
kelompok
pengobatan yang
diberi air teppid
sponge sebelum
dan sebelum
perlakuan.
3. Non- Mariana Paul Enferm. Literature V1: Terdiri dari Pada kategori ini, Mempraktikkan
pharmacolog Vieira de 20 agustus manajeme 27 artikel lima penelitian tindakan non-
ical fever and Souza,Elai 2021;34:eAPE n menyebutkan farmakologis saja
management ne 00743. hipertermi penerapan tidak dianjurkan
hyperthermia mandi rendam untuk pengobatan
Buchhorn a pada
in children: untuk menurunkan demam pada
Cintra anak
an integrative suhu tubuh pada anak-anak,
review Damião,S anak kecuali untuk
oraia demam, intervensi intervensi yang
Matilde yang digunakan membantu
Marques adalah air hangat, respons fisiologis
Demam Buchhorn, air tubuh. Hasil
non- Lisabelle dingin dan alkohol. menyoroti
farmakologi Mariano (7.15-19) Namun, rekomendasi
s dan Rossato efektivitas mandi untuk melakukan
dengan penelitian lebih
manajemen
air hangat atau lanjut yang
hipertermia dingin ditantang menghasilkan
pada anak- karena bukti untuk
anak: ketidakefisienan mendukung
tinjauan dalam mengurangi perawatan terbaik
integratif prostaglandin dan yang diberikan
memicu oleh perawat anak
ketidaknyamanan untuk anak-anak
pada anak-anak dengan demam.
ketika mengalami
menggigil dan
gemetar.(16)
Apalagi suhu
drastis berkurang
4. Fever in iyadi Volume 07, Metode V1= 180 penyedia Analisis Penelitian ini
Children: Adrizain1, Edisi 10, 2020 penelitian demam layanan statistik menunjukkan Tingkat
How Cory menggunak pada anak kesehatan deskriptif bahwa 6 pertanyaan pendidikan subjek
Knowledge, Primaturia2 an (HCP) yang memiliki hasil yang mempengaruhi
Health , Raisa menanggapi signifikan tentang pengetahuan,
koesioner
Community Mentari survei korelasi antara sikap, dan
dianalisis
Attitudes and Moeis3, termasuk 41 derajat profesional keyakinan subjek
Beliefs Djatnika dengan uji dokter anak kesehatan dan tentang
Setiabudi4, chi-square (22%), 85 pengetahuan, sikap manajemen
Demam pada Alex residen anak dan keyakinan demam pada anak
Anak: Chairulfata (47%), 48 mereka. Hasil yang
Bagaimana h5 (26%) praktik signifikan adalah
Pengetahuan, umum (GP) tentang ilmu dasar,
Sikap, dan dan 6 pengukuran suhu
Keyakinan mahasiswa tubuh dan
Komunitas kedokteran manajemen demam.
Kesehatan (0,33%). Suhu tubuh
Berdasarkan manusia normal
25 pertanyaan berkisar antara 36,2
di atas, –37,50C dengan
menunjukkan pengukuran lisan
bahwa 6 dan lebih tinggi
pertanyaan 10C dengan
memiliki hasil pengukuran rektal.
korelasi yang Keseimbangan
signifikan suhu tubuh diatur
antara derajat dalam area preoptik
akademik di hipotalamus
tenaga anterior dengan set
kesehatan point suhu 37,10C
dengan
pengetahuan,
sikap dan
keyakinan
merekan nilai
p signifikan
secara statistik
<00,5
5. Mathematica MirAijaz, Volume 2022, Metode V1= pada sampel T-test sebuah model Tidak ada data
l Simulation Javid Gani ID Artikel kuantitatif Simulasi 80 anak, di berpasanga matematika yang digunakan
and Dar,Ibrahm 2658095, 15 dengan Matematika antaranya 40 n berdasarkan dalam makalah
Numerical M.Almana halaman desain dan terdaftar untuk persamaan bioheat ini. Tabel adalah
Computing hie, dan Komputasi pengobatan telah dirumuskan perhitungan
eksperiment
Temperature Irsa Numerik parasetamol untuk mempelajari numerik dan
Profile in Sajjad5
al
Profil Suhu dan 40 sisanya distribusi suhu dan dapat dihitung
Peripheral of di untuk spons perpindahan panas oleh pembaca
the Human Perifer hangat di kulit kepala, sendiri dengan
Brain During Otak tengkorak, dan CSF bantuan
the Tepid Manusia dahi selama persamaan dan
Sponge pengobatan tepid nilai numerik
Treatment to sponging untuk seperti yang
Fever demam. diberikan oleh
Tabel

Simulasi
Matematika
dan
Komputasi
Numerik
Profil Suhu
di
Perifer Otak
Manusia
Selama
Perlakuan
Tepid
Sponge
hingga
Demam
3.1 Fakta

Berdasarkan literatur dari 5 jurnal yang didapatkan bahwasannya untuk

menurunkan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam, maka salah satu terapi yang

dapat dilakukan yaitu terapi kompres hangat (Tepid Sponge) yang bermanfaat dalam

menurun demam atau penngkatan suhu tubuh. Sehingga suhu tubuh akan kembal normal

dan memberikan kenyamanan seperti sedia kala.

Berdasarkan fakta yang ada di RSI Masyithoh Bangil yang mengalami demam

diberikan penanganan khusus misalnya menganjurkan untuk kompres hangat, menjaga

suhu lingkungan, memberikan obat antipiretik.

3.2 Teori

Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh bila mengalami

demam. Kompres hangat merupakan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam

yaitu dengan merendam anak di dalam air hangat, mengelap sukujur tubuh dengan air

hangat menggunakan waslap. Dan dengan menompres pada bagian tubuh tertentu yang

memiliki pembuluh darah besar.

3.3 Opini

Menurut pendapat kelompok kami penggunaan terapi non farmakologis yaitu kompres

hangat merupakan salah satu metode untuk menurunkan suhu tubuh bila mengalami

demam. Pemberian kompres hangat akan menyebabkan peredaran darah hangat dan kulit

melebar sehingga pori – pori menjadi terbuka yang selanjutnya memudahkan dalam

kompetisi panas dari tubuh. Penggunaan terapi ini juga sangat efektif karna selain caraya

yang mudah juga tidak menggunakan biaya apapun.


3.4 Rekomendasi

Ada beberapa pendapat dari kelompok kami yaitu antara lain :

1. Rumah sakit sebagai pemegang serta membuat kebijkan hendaknya menerapkan


langsung tindakan kompres hangat, karna tindakan kompres hangat merupakan salah
satu tindakan yang efektif dapat menurunkan demam dalam 15 menit pertama setelah
dilakukan kompres, tetapi sering diabaikan bahkan sering dibebankan kepada
keluarga pasien.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari – hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotlamus. Suhu tubuh normal
berkisar antara 36,5 – 37,2. Derajat suhu yang dapat di katakan demam adalah rectal
temperatur >38,0 atau oral temperature >37,5 atau axillary temperature >37,2.

Kompres hangat adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh bila

mengalami demam. Kompres hangat merupakan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh

saat demam yaitu dengan mengompres dengan menggunakan air hangat, Dan dengan

menompres pada bagian tubuh tertentu yang memiliki pembuluh darah besar. Kompres

hangat dapat bermanfaat dalam menurunkan demam atau peningkatan suhu tubuh dalam

waktu singkat dalam 15 menit. Sehingga suhu tubuh akan kembal normal dan

memberikan kenyamanan seperti sedia kala.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan mahasiswa serta dapat mengaplikasikan tentang penerapan kompres

hangat.

4.2.2 Bagi Responden

Diharapkan bagi responden dapat merasakan anfaat yaitu meningkatkan


pengetahuan dan pengamplikasian kompres hangat.

4.2.3 Bagi Rumah Sakit

Hasil dari makalah ini hendaknya dapat diterapkan dan dijadikan manajemen
non farmakologis pada pasien demam.
4.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
atau materi pembelajaran baik kalangan mahasiswa pendidikan sarjana maupun profesi
agar dapat juga menerapkan terap kompres hangat.
DAFTAR PUSTAKA

Adrizain 2020. Fever in Children: How Knowledge,Health Community Attitudes and Beliefs. Vol 07
Edisi 10

Hidroterapi Tradisional. Mandi Kaki Panas;2017, Tersedia dari:


https;//www.tradsionalhydroterapi.com/Techniques

Muthupriya M R. Laksmi 2022 The Effectiveness of Hot Bath Therapy in Shrinking the Body
AbstractTemperature among Fever Patients
MirAijazat al, 2022. Mathematical Simulation and Numerical Computing Temperature Profile
inPeripheral of the Human Brain During the Tepid Sponge Treatment toFever. ID Artikel
2658095, 15 halaman

Mariana Vieira de Souza 2021. Non-pharmacological fever and managementhyperthermia in


children: an integrative review

Riska Herdiya P, 2020. Perbedaan Efektivitas Kompres Hangat dengan Water Tepid Sponge
dalam Menurunkan Demam Pada Anak

Sharma K, Kumari R. Sebuah studi untuk menilai efektifitas dampak trapi rendam kaki air
panas pada pengaturan suhu tubuh diantara pasien demam. Greater Noida.Int J Nur
Edu 2019:11:26-9

Anda mungkin juga menyukai