Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi, Macam-Macam Dan Tujuan Thaharah


1. Definisi thaharah
lafadz ‘at-thaharah” secara bahasa bermakna bersih. Sedangkan secara syara’,
maka terdapat definisi yang cukup banyak di dalam menjelaskan arti lafadz “at-
thaharah”. Di antaranya adalah ungkapan ulama, “at-thaharah” melakuka sesuatu
yang menjadi sebab diperbolehkannya melakukan shalat. Yaitu perbuatan berupa
wudhu, mandi, tayammum dan menghilangkan najis.
Dalam krangan buku Dr. Majdah Amir dijelaskan bahwa thaharah kegiatan
membersihka kotoran yang tampak. Secara istilah, thaharah adalah menghilangkan
segala sesuatu yang menghalangi sahnya shalat, seperti hadast (kotoran yang tidak
tampak) dan najis (kotoran yang tampak) dengan menggunakan air, dan yang
berfungsi sama , atau dengan debu.
2. Macam-Macam Thaharah
a. Wudhu
Wudhu menurut bahasaya itu sebutan untuk pembersihan sebagian anggota
badan . Adapun menurut syara’, wudhu adalah sebutan untuk pembersihan bagian-
bagian tertentu dengan niat yang tertentu .
b. Mandi (Al Ghusl)
Mandi secara bahasa adalah mengalirkan air ke segala sesuatu baik badan,
pakaian dan sebagainya tanpa diiringi dengan niat. Sedangkan menurut syara’ mandi
yaitu mengalirkan air ke seluruh anggota badan dengan niat tertentu.
c. Tayammum
Menurut bahasa, tayammum adalah menyengaja (‫)ال‬. ‫ صد ق‬Sedangkan menurut
ishtilah yaitu mengusapkan debu suci mensucikan pada wajah dan kedua tangan
dengan niat tertentu.
d. Beristinja’
Beristinja’ artinya menghilangkan najis atau meringankannya dari tempat
keluarnya air seni atau kotoran.
3. Tujuan Thaharah
Tujuan Thaharah Ada beberapa hal yang menjadi tujuan disyariatkannya
thaharah, diantaranya:
a. Guna menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis.
b. Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba. Nabi Saw bersabda:
“Allah tidak menerima shalat seorang diantara kalian jika ia berhadas, sampai
ia wudhu”, karena termasuk yang disukari Allah, bahwasanya Allah SWT memuji
orang-orang yang bersuci : firman-Nya, yang artinya : “sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan dirinya”.(Al- Baqarah:122)

B. Implementasi Hikmah Thaharah Dalam Kehidupan Sehari- Hari


Adapun yang perlu kita perhatikan dalam menjaga kebersihan adalah kebersihan
lingkungan tempat tinggal, lingkungan madrasah, tempat ibadah, dan tempat umum.
1. Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika
hendak melaksanakan suatu ibadah. Dengan bersih badan dan pakaiannya,
seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh orang lain karena Allah Swt,
juga mencintai kesucian dan kebersihan serta memenuhi syarat sah ibadah.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal.Kebersihan tidak hanya
terbatas pada jasmani dan rohani saja, tetapi juga kebersihan mempunyai
ruang lingkup yang luas. Di antaranya adalah kebersihan lingkungan tempat
tinggal kita bersama-sama ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya.
3. Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Ibadah. Kita mengetahui bahwa
tempat ibadah seperti masjid, mushalla, atau langgar adalah tempat yang suci.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk merawatnya supaya orang yang
melakukan ibadah mendapatkan ketenang-an, dan tidak terganggu dengan
pemandangan yang kotor atau bau di sekelilingnya.
4. Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Umum. Menjaga dan memelihara
kebersihan di tempat umum dalam ajaran Islam memiliki nilai lebih besar
daripada memelihara kebersihan di lingkungan tempat tinggal sendiri, karena
tempat umum dimanfaatkan oleh orang banyak.

C. Pengertian, Dasar, Rukun, Macam, Syarat, Tata Cara, Dan Hikmah Tentang
Sholat
1. Pengertian Sholat
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa
(Etimologi)berarti Doa dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan
secara lahir dan hakiki.Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syaratyang telah ditentukan.
2. Dasar Sholat
Dasar kewajiban shalat ini adalah Al-Quran dan hadist “Dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan rukulah bersama orang-orang yang ruku” (Al-Baqarah :43)
Salah satu Hadist yang menjelaskan dasar hukum shalat yaitu: “Dari Abu
Abdirrahman Abdullah Bin Umar Bin Khatab, Semoga Allah Meridhai mereka
berdua, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasullah saw. Bersabda : ‘ Islam
didirikan di atas 5 dasar, yaitu memberi kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji ke baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Imam
Bukhari dan Muslim)
3. Rukun Sholat
Rukun Shalat ada 13 yaitu :
1). Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan sholat karena Allah SWT.
2). Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak mampu maka ia boleh
mengerjakan shalat dengan duduk, berbaring atau dengan isyarat.
3). Takbiratul Ihram.
4). Membaca Surat Al-Fatihah.
5). Ruku‟ dan thuma‟ninah.
6). I‟tidal dengan thuma‟ninah.
7). Sujud dua kali dengan thuma‟ninah
8). Duduk di antara dua sujud dengan thuma‟ninah
9). Duduk yang terakhir.
10). Membaca tasyahud pada waktu duduk akhir.
11). Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir
setelah membaca tasyahud.
12). Mengucapkan salam
13). Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah sholat harus berututan dari
tukun yang pertama sampai yang terakhir.
4. Macam – Macam Sholat
1). Sholat Fardhu terdiri dari :
a). Zhuhur
b). Ashar
c). Magrib
d). Isya
e). Shubuh
2). Sholat Tathowwu
Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.Sholat
Tathowwwu ini memiliki 2 bentuk:
a. Sholat Tathowwu Muthlaq
b. Sholat Tathowwu Muqoyyad
3). Sholat Tahajjud
4). sholat Dhuha
5). Sholat Tahiyyatul Masjid
6). Sholat Taubat
7). Sholat Tasbih
8). Sholat istikhorah
5. Syarat Sholat
Adapun syarat-syarat sah shalat yaitu:
1) Beragama Islam.
2) Suci dari hadast dan najis seluruh anggota badan, pakaian dan tempat.
3) Sudah baligh. Tanda baligh bagi laki-laki antara lain mimpi basah, telah
keluar jakun, dan telah keluar mani. Bagi perempuan adalah mulai menstruasi
atau haid.
4) Berakal.
5) Menutup aurat.
6) Menghadap kiblat. Dalam syarat ini ada dua pengecualian yaitu seorang yang
sholat tidak harus menghadap kiblat yaitu ketika saat berperang dan ketika
naik kendaraan.
7) Telah masuk waktu sholat.
8) Menjauhi semua yang membatalkan wudhu dan yang membatalkan shalat

6. Tata cara mengerjakan sholat


a. Menghadap kiblat
"Bila engkau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhumu, kemudian
menghadaplah kekiblat, lalu bertakbirlah." (HR. Bukhari, Muslim dan Siraj).Tentang
hal ini telah turun pula firman Allah dalam Surah Al Baqarah : 115:(QS. Al
Baqarah : 144). Setelah ayat ini turun beliau sholat menghadap Kabah.
b. Berdiri
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengerjakan sholat fardhu atau
sunnah berdiri karena memenuhi perintah Allah dalam QS. Al Baqarah : 238.
c. Kewajiban menghadap sutrah
Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat).

d. Niat
Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Taala
semata,serta menguatkannya dalam hati.
e. Takbiratul ihrom
Nabi shallallahu alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya
sekali ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni
mengucapkan Allahu Akbar
f. Mengangkat kedua tangan
Disunnahkan mengangkat kedua tangannya setentang bahu ketika bertakbir
dengan merapatkan jari-jemari tangannya.
a). Laki laki b). Perempuan

g. Bersedekap
Kemudian Nabi shallallahu alaihi wasallam meletakkan tangan kanan di atas
tangan kirinya(bersedekap).
h. Memandang tempat sujud
Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud.
i. Membaca doa istiftah
Doa istiftah yang dibaca oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam bermacam-
macam. Dalam doa istiftah tersebut beliau shallallahu alaihi wasallam mengucapkan
pujian, sanjungan dan kalimat keagungan untuk Allah.
j. Membaca taawwudz
Membaca doa taawwudz adalah disunnahkan dalam setiap rakaat, sebagaimana
firmanAllah : (AnNahl:98).
k. Membaca al fatihah
Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi
kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan
perkataan Nabishallallahu alaihi wa sallam (yang artinya):"Tidak dianggap sholat
(tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al-Fatihah"
 l. Membaca amin
m. Bacaan surat setelah al fatihah
n. Ruku'
Bila Rasulullah ruku maka beliau meletakkan telapak tangannya pada
lututnya,demikian beliau juga memerintahkan kepada para shahabatnya.
o.i’tidal

p. Sujud
Sujud dilakukan setelah itidal thuma-ninah dan jawab tasmi (Rabbana Lakal
Hamd...dst).
q. Bangun dari sujud pertama
Sujud pertama -dimana dalam setiap rokaat ada dua sujud- maka kemudian
bangun untuk melakukan duduk diantara dua sujud.
r. Duduk antara dua sujud
Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada
rokaatpertama sampai terakhir.
s. Duduk tasyahhud awwal dan tasyahhud akhir

t. Salam
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk
tasyahhud akhir
D. Makruh dan batalnya dalam sholat
1. Makruh dalam sholat
Hal yang makruh dalam sholat yaitu,
a. Memejamkan kedua mata
b. Menoleh tanpa keperluan
c. Meletakkan tangan dilantai ketika sujud
d. Banyak melakukan kegiatan yang sia-sia
2. Batalnya dalam sholat
a. Berbicara
b. Makan dan Minum
c. Banyak Gerakan dan Terus Menerus.
d. d.Tidak Menghadap Kiblat
e. Terbuka Aurat Secara Sengaja
f. Mengalami Hadits Kecil atau Besar
g. Tersentuh Najis baik pada Badan, Pakaian atau Tempat Shalat.
h. Tertawa Orang yang tertawa dalam shalatnya, batallah shalatnya itu.
i. Murtad, Mati, Gila atau Hilang Akal
j. Berubah Niat Seseorang yang sedang shalat,
k. Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat
l. Mendahului Imam dalam Shalat Jama'ah
m. Mengucapkan Salam Secara Sengaja
E. Sholatnya Orang Beriman Dan Orang Fasiq
1. Sholatnya Orang Beriman
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan
oleh Allah SWT. serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
sebagaimana sabdanya:
‫إنما صنعت هذا لتأتموابي ولتعلموا صالتي‬
“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan agar
kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim)
‫صلوا كما رأيتموني أصلي‬
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat (HR. Bukhari-
Muslim).
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9). Jadi kehkusu’an
merupakan salah satu tanda iman dan tanda- tanda orang yang memperoleh
keberuntungan.
2. Sholatnya Orang-Orang Fasik
Adapun beberapa golongan yang digolongkan mengenai pelaksanaan solatnya
yang tergolong kedalam perbuatan orang-orang fasik Golongan pertama adalah
golongan orang yang telah mengetahui ilmu tentang shalat, yaitu mengenai syarat
dan rukunnya, perkara-perkara yang membatalkannya, tentang bersuci dari hadas,
begitu juga bacaannya sudah betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini
tidak mampu melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah
memalingkan mereka daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti
perintah shalat ini. Bila mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga shalat.
Tetapi bila ada urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan
mendahulukan apa saja tuntutan pekerjaan mereka walaupun mereka tahu perbuatan
itu berdosa.
Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat dan sudah
tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni, jiwa dan
fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan menghayati bacaan-
bacaan dalam shalat. Fikirannya melayang-layang memikirkan hal-hal lain di luar
shalat, seperti perniagaannya, kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi

F. Bahaya Meninggalkan Sholat


Adapun bahaya bagi yang meninggalkan sholat lima waktu yakni:
Jika meninggalkan sholat:
1) Shubuh : Maka Allah akan menenggelamkannya kedalam Neraka Jahanam
selama 60 tahun. Jadi kurang lebih 60.000 tahun jika mengikuti hitungan di
dunia. Karena 1000 tahun di dunia sama seperti 1 hari di akhirat.
2) Dzuhur : Yang meninggalkan sholat dzuhur sama seperti dosanya orang yang
membunuh 1000 muslim.
3) Ashar : Seperti dosanya orang yang menghancurkan Ka’bah.
4) Magrib : Sama seperti dosanya orang yang berzina dengan orang tuanya
sendiri
5) Isya : Sesungguhnya Allah ta’ala berseru: “Hai orang yang meninggalkan
sholat isya, bahwa Aku tidak ridho jika kamu tinggal dibumi-Ku dan
menggunakan segala nikmat-nikmatKu, segala yang dikerjakan dan
digunakan ialah berdosa kepada Allah SWT“.

Adapun hadist yang menyatakan bahaya yang meninggalkan sholat sebagai


berikut :
1. Hadits Pertama
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah SAW bersabda,
‫صالَ ِة‬ ُ ْ‫ك َو ْال ُك ْف ِر تَر‬
َّ ‫ك ال‬ ِ ْ‫بَ ْينَ ال َّرج ُِل َوبَ ْينَ ال ِّشر‬
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah
meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257)
2. Hadits Kedua
Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata,”Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda,
َّ ‫ْال َع ْه ُد الَّ ِذى بَ ْينَنَا َوبَ ْينَهُ ُم ال‬
‫صالَةُ فَ َم ْن تَ َر َكهَا فَقَ ْد َكفَ َر‬
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu
Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani. Lihat Misykatul Mashobih no. 574)
3. Hadits Ketiga
Dari Tsauban RA bekas budak Nabi SAW, beliau mendengar Rasulullah SAW
bersabda,
َ‫صاَل ةُ فَإ ِ َذا ت ََر َكهَا فَقَ ْد أَ ْش َرك‬
َّ ‫بَ ْينَ ال َع ْب ِد َوبَ ْينَ ال ُك ْف ِر َوا ِإل ْي َما ِن ال‬
“Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat.
Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan.” (HR. Ath Thobariy
dengan sanad shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih
At Targib wa At Tarhib no. 566)

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Thaharah melakukan sesuatu yang menjadi sebab diperbolehkannya melakukan
shalat. Yaitu perbuatan berupa wudlu, mandi, tayammum, dan menghilangkan najis.
Macam-macam thaharah ada tiga. Pertama, wudlu’. Kedua, mandi. Dan ketiga,
tayammum.
Adapun tujuan dari thaharah adalah untuk menyucikan diri dari kotoran berupa
hadats dan najis serta sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba.
Implementasi hikmah thaharah dalam kehidupan sehari-hari yaitu bisa mengjaga
kebersihan lingkungan tempat tinggal ataupun tempat ibadah. .
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsuryaitu dzohiriyah dan batiniyah.

B. Saran
Setelah penulis mencoba sedikit menguraikan hal-hal mengenai thaharah,
penulis berharap Semoga dapat diterima dan dipahami oleh para pembaca. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan kesadaran baik bagi penulis sendiri
ataupum para pembaca tentang betapa pentingngya thaharah dalam kehidupan
sehari-hari. Sebaiknya sebagai umat islam yang baik kita senantiasa mendirikan solat
dan menghidupkan sunah rosul dan dilakukan sesuai yang dicontohkan rosul.

DAFTAR PUSTAKA

HR, M. Hamim. 2017. Fathal Qarib. Kediri: Santri Salaff Press


Hakam, M. Fikri. 2017. Fiqih Populer Terjemah Fathul Mu’in. Kediri: Lirboyo Press
https://islam.nu.or.id/post/read/82243/empat-macam-air-dan-hukumnya-untuk-
bersuci
Rifai, Muh . cetakan 2011. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang : PT. Karya
Toga Putra
Suhari, Fajri. 2011. Shalat Cara dan Macamnya. Diunduh dari http://fajri-
makalahsholat.blogspot.com/ pada tanggal 20 Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai