Anda di halaman 1dari 9

TATA TERTIB MUSYAWARAH BESAR

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
NOMOR 01/TAP MUBES III/KM-FTI-UPNVYK/2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang:
1. Bahwa agar Musyawarah Besar dapat berjalan dengan tertib dan efektif, maka
perlu memiliki seperangkat peraturan yang mengatur pelaksanaan kegiatan
tersebut.
2. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam poin 1
(satu), maka Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik Industri (DPM
FTI) perlu membentuk ketetapan mengenai Tata Tertib Musyawarah Besar.

Mengingat:
1. Pasal 29 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Memperhatikan:
Ketetapan Kongres Keluarga Mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta Nomor
02/TAP/KONGRESXIX/KELUARGAMAHASISWA-UPN/2019 tentang AD/ART
KM UPN “Veteran” Yogyakarta.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Musyawarah Besar Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Industri, selanjutnya
disingkat Mubes KM FTI, merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi
Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Dewan Perwakilan Mahasiswa,Fakultas Teknik Industri yang selanjutnya disebut
DPM FTI adalah lembaga tertinggi di tingkat fakultas yang memiliki kekuasaan
legislatif.
Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Teknik Industri yang selanjutnya disebut BEM
FTI adalah lembaga tertinggi di tingkat fakultas yang memiliki kekuasaan eksekutif.

BAB II
AGENDA PERSIDANGAN

Pasal 2
Agenda persidangan terdiri atas:
1. Tata Tertib,
2. AD/ART KM FTI,
3. GBHK KM FTI,
4. LPJ BEM FTI,
5. LPJ DPM FTI.

BAB III
JENIS PERSIDANGAN

Pasal 3
1. Sidang dilakukan dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
2. Persidangan terdiri atas:
a. Sidang Pleno.
b. Sidang Khusus

Pasal 4
1. Sidang Pleno bersifat terstruktur dan teragenda.
2. Sidang Khusus bersifat incidental.
3. Sidang Pleno bertujuan untuk membahas Tata Tertib, AD/ART KM FTI, GBHK
KM FTI, LPJ BEM FTI, serta DPM FTI.
4. Sidang Khusus (Mubes Luar Biasa) berfungsi untuk merumuskan masalah-
masalah yang bersifat incidental.

BAB IV
KETENTUAN PERSIDANGAN

Pasal 5
1. Sidang dinyatakan mulai dan sah jika apabila dihadiri semua perwakilan OK
FTI,
2. Apabila ketentuan ayat 1 belum terpenuhi sidang ditunda selambat-lambatnya
2x5 menit dengan minimal kehadiran 2/3 perwakilan OK FTI,
3. Bila penundaan sebagaimana disebutkan diayat 2 tidak tercapai, maka sidang
ditunda selambat-lambatnya 2x5 menit,
4. Jika ayat 3 tidak tercapai maka sidang dapat dimulai dengan persetujuan
peserta sidang maka sidang dapat dimulai dan dianggap sah.

BAB V
PIMPINAN SIDANG

Pasal 6
1. Pimpinan Musyawarah Besar terdiri dari:
a. Presidium sementara adalah DPM FTI.
b. Presidium tetap adalah Presidium sidang terpilih.
2. Presidium sementara adalah sebagai berikut:
a. Memimpin sidang sampai terpilihnya Presidium tetap.
b. Pimpinan sidang terdiri dari tiga orang Presidium.
c. Presidium terdiri dari Presidium I, Presidium II dan Presidium III yang ditunjuk
oleh DPM FTI.
d. Jika presidium yang ditunjuk berhalangan hadir, maka presidium dapat
digantikan oleh peserta sidang sesuai dengan kesepakatan anggota DPM FTI dan
presidium lain.
3. Presidium tetap adalah sebagai berikut:
a. Memimpin sidang sampai selesai.
b. Pimpinan sidang terdiri dari tiga orang Presidium.
c. Presidium terdiri dari Presidium I, Presidium II dan Presidium III yang dipilih
dari hasil musyawarah
d. Jika Presidium yang ditunjuk berhalangan hadir, maka Presidium dapat
digantikan oleh peserta sidang sesuai dengan kesepakatan peserta sidang
lainnya.

Pasal 7
Pimpinan sidang mempunyai wewenang:
a. Memimpin sidang.
b. Menunda sidang atas persetujuan anggota sidang yang hadir pada saat sidang.
c. Mengambil segala keputusan yang dianggap perlu demi kelancaran persidangan.
d. Selama persidangan berlangsung, presidium sidang wajib memberikan sanksi
kepada peserta yang melanggar tata tertib Sidang dan dianggap mengganggu
kelancaran persidangan.

Pasal 8
Pimpinan sidang mempunyai hak dan kewajiban:
a. Mengizinkan peserta sidang untuk melakukan interupsi sepanjang mengenai
pokok pembicaraan.
b. Memberikan peringatan kepada peserta sidang yang menggunakan hak
bicaranya terlalu lama dan menyimpang diri pokok pembicaraan atau peserta
sidang yang mengganggu jalannya sidang;
c. Menunjukkan duduk persoalan yang sebenarnya dan mengembalikan kepada
pokok pembicaraan.
d. Mengeluarkan peserta sidang yang telah mendapat peringatan tiga kali
sebagaimana yang dimaksud poin b berdasarkan persetujuan peserta sidang.
e. Mengenakan ketentuan mengenai lamanya para peserta
sidang berbicara.
f. Memperingatkan peserta supaya mengakhiri pembicaraannya dan harus menaati
ketentuan itu, apabila pembicaraan melampaui batas waktu yang ditetapkan.

BAB VI
KRITERIA, HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA SIDANG

Pasal 9
Kriteria Peserta Sidang:
a. Peserta Penuh : Pengurus OK yang sedang menjabat dan/atau Ketua dan Wakil
Ketua OK terpilih serta anggota DPM FTI terpilih
b. Peserta Peninjau : perwakilan masyarakat setiap jurusan yang ada di FTI
dan
diluar kepengurusan OK

Pasal 10
Hak Peserta Sidang :
a. Peserta Penuh : berbicara dan bersuara
b. Peserta Peninjau : berbicara

Pasal 11
Kewajiban peserta Sidang:
1. Menghadiri persidangan tepat waktu.
2. Mematuhi tata tertib persidangan.
3. Meminta izin kepada presidium sidang jika ingin menggunakan hak bicaranya
atau jika ingin meninggalkan ruangan.
4. Tidak diperkenankan membawa pihak lain yang tidak berkepentingan dan
berhubungan dengan sidang tanpa seizin presidium sidang.
5. Tidak merokok selama persidangan berlangsung.
6. Tidak menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang dapat merendahkan atau
melecehkan pihak lain selama persidangan berlangsung.
7. Tidak menyinggung SARA dan tidak melanggar HAM.
8. Tidak melakukan kontak fisik dengan pihak lain yang dapat menimbulkan
cidera fisik dan psikis.

BAB VII
MEKANISME PERSIDANGAN

Pasal 12
Persidangan dibuka, diberhentikan sementara, ditunda dan ditutup oleh Pimpinan
Sidang.

Pasal 13
Peserta dapat menyampaikan pendapat dengan cara sebagai berikut:
a. Peserta sidang dapat berbicara setelah mendapat izin dari pimpinan sidang.
b. Peserta sidang yang sedang menggunakaan hak bicaranya tidak boleh diganggu.
c. Setiap waktu dapat diberi kesempatan interupsi pada peserta untuk:
1. Meminta penjelasan duduk perkara yang sebenarnya (Point of Clarification).
2. Memberikan informasi (Point of Information).
3. Mengajukan usul prosedur mengenai soal yang sedang dibicarakan (Point of
Order).
4. Mengajukan pembelaan diri (Personal previlage).
5. Mengajukan usul untuk meminta penundaan sementara Persidangan.
d. peserta sidang berhak untuk mengajukan peninjauan kembali di akhir sidang
sebelum disahkan
e. Peserta sidang tidak dapat mengajukan peninjauan kembali kepada poin/pasal
yang telah dilakukan peninjauan dan disahkan
Pasal 14
1. Setiap persidangan dibuat notula sidang yang memuat:
a. tempat pelaksanaan sidang
b. hari, tanggal, waktu dimulai dan ditutupnya sidang
c. agenda sidang
d. pimpinan sidang
e. peserta sidang dan jam kehadiran
f. peserta sidang yang menggunakan pendapatnya apabila dianggap perlu
g. kesimpulan dan/atau putusan sidang
h. tanda tangan presidium pada akhir sidang
2. Pembuat notula Sidang adalah Sekretaris sidang.

BAB VIII
PELANGGARAN

Pasal 15
1. Jenis pelanggaran terdiri dari:
a. Pelanggaran ringan,
b. Pelanggaran berat,
c. Pelanggaran khusus
2. Pelanggaran ringan adalah pelanggaran yang dilakukan karena melanggar
ketentuan yang tercantum dalam pasal 10 poin 1, 3, dan 4mengenai kewajiban
peserta.
3. Pelanggaran berat adalah pelanggaran yang dilakukan karena melanggar ketentuan
yang tercantum dalam pasal 10 poin 5, 6, 7, dan 8 mengenai kewajiban peserta.
4. Pelanggaran ringan akan diakumulasikan sebanyak tiga kali dalam satu waktu
yang kemudian ditetapkan sebagai satu pelanggaran berat.
5. Pelanggaran khusus merupakan akumulasi dari tiga kali pelanggaran berat yang
dilakukan dalam satu waktu.
BAB IX
SANKSI

Pasal 16
1. Jenis sanksi terdiri dari:
a. Teguran lisan.
b. Pencabutan hak suara dan/atau hak berbicara.
c. Dikeluarkan dari ruang sidang.
2. Peserta sidang yang telah melakukan pelanggaran ringan akan dikenakan sanksi
berupa teguran lisan oleh presidium sidang.
3. Peserta sidang yang telah melakukan pelanggaran berat akan dikenakan sanksi
berupa pencabutan hak suara dan/atau hak berbicara oleh presidium sidang
sampai batas waktu yang ditentutan oleh presidium sidang.
4. Peserta sidang yang telah melakukan pelanggaran khsusus akan dikenakan sanksi
berupa dikeluarkan dari ruangan persidangan oleh presidium sidang dan tidak
diperbolehkan mengikuti persidangan sampai batas waktu yang ditentukan oleh
presidium sidang.

BAB X
PUTUSAN SIDANG

Pasal 17
Mekanisme pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan putusan dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat.
b. Jika tujuan musyawarah tidak tercapai, maka sidang ditunda selama maksimal
1x10 menit untuk mengadakan lobi, setelah itu sidang dimulai kembali untuk
mengambil putusan secara musyawarah mufakat.
c. Jika poin b tidak tercapai, maka pengambilan putusan dapat dilakukan secara
pemungutan suara.
d. Keputusan yang sah merupakan suara terbanyak berdasarkan hasil pemungutan
suara dari jumlah peserta sidang yang hadir.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18
1. Hal yang belum ditentukan dalam ketetapan ini akan ditentukan kemudian
berdasarkan kesepakatan peserta sidang.
2. Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal yang telah ditetapkan.

Ditetapkan di : Aplikasi Zoom (secara online)


Pada Tanggal : 17 April 2021
Pukul : 13.47
Presidium II Presidium I Presidium III

Syafrie Setiawan Yovie Cikal Mardian Lia Rahmawati

Anda mungkin juga menyukai