Anda di halaman 1dari 6

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan keluarga berencana (KB) di Indonesia telah menjadi contoh

bagaimana Negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dapat

mengendalikan dan menerima gerakan kelaurga berencana sebagai salah satu

bentuk pembangunan keluaga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai

kesejahteraan. Keluarga adalah unit kecil kehidupan bangsa, yang sangat

diharapkan dapat mengatur, mengendalikan masalah politik, ekonomi, social,

budaya, ketahanan dan keamanan keluarga yang secara berantai menuju yang

lebih besar dan berskala nasional. Metode kontrasepsi suntikan merupakan salah

satu metode keluarga berencana yang popular dan menjadi gerakan keluarga

berencana nasional serta peminatnya dari tahun ke tahun semakin bertambah

(Prawirohardjo, 2009). Hal ini dikarenakan kontrasepsi suntikan memiliki

keuntungan yang sangat banyak terutama efektifitasnya yang tinggi untuk

mencegah kehamilan.

Cakupan peserta keluarga berencana (KB) aktif di Indonesia pada tahun

2015 dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB

aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 (11,0%), MOW

sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implan sebanyak

3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntik sebanyak

16.734.917 (47,54%) dan pil sebanyak 8.300.362 (29,58%) (Depkes RI 2015).

Sedangkan hasil survey peserta KB aktif di Indonesia tahun 2016 menunjukan

kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama para pasangan usia subur (PUS)

1
2

dengan presentase KB suntik sebanyak (53%), disusul oleh kontasepsi pil

(28,30%), implan (21,99%), IUD (6,79%), MOW (5,59%), kondom (3,69%), dan

MOP (0,49). Berdasarkan hasil survey peserta KB aktif di Indonesia tahun 2016

dan cakupan peserta KB baru dan aktif di Indonesia tahun 2015 tidak jauh berbeda

dengan data yang diperoleh dari data Depkes RI (BKKBN, 2016)

Prevalensi KB di Indonesia berdasarkan Survei Pemantauan Pasangan Usia

Subur tahun 2013 mencapai angka 65,4% dengan metode KB yang didominasi

oleh peserta KB suntikan (36%), pil KB (15,1%), Implant (5,2%), IUD (4,7%),

dan MOW (2,2%). Pada bulan Juli 2014 angka nasional menunjukkan peserta KB

baru didominasi oleh peserta Non MKJP yaitu 69,99%, sedangkan peserta MKJP

hanya sebesar 30,01% (BKKBN, 2014). Data BKKBN Kabupaten Tuban tahun

2015 menunjukkan peserta KB suntik sebanyak 31,2 %, Pil 13,4 sebanyak %,

Implant sebanyak 4,4% dan IUD sebanyak 4,8 %. Sedangkan data tahun 2016

menunjukkan KB suntik sebanyak 52,23%, Pil sebanyak 7,81%, Implant

sebanyak 3,42 % dan IUD sebanyak 3,70 %. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan jumlah aseptor KB suntik.

Metode suntikan KB telah menjadi bagian dari gerakan keluarga berencana

nasional serta peminatnya makin bertambah karena tingginya minat pasca

persalinan (Manuaba, 2005). Disamping itu kontrasepsi suntikan memiliki

efektifitas yang tinggi yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan pertahun, asal

penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan

(saefuddin, 2006).

Menurut Hartanto (2011) Penggunaan kontrasepsi hormonal suntikan juga

mempunyai efek samping anatara lain Penurunan libido, Vagina kering, jerawat,
3

pusing, gangguan haid tidak teratur bahkan tidak haid, dan Perubahan Berat

Badan. Perubahan berat badan yang sering terjadi adalah kenaikan berat badan.

Hal tersebut terjadi kemungkinan disebabkan oleh hormone progesterone yang

memudahkan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak yang berada

dibawah kulit menjadi bertambah. Selain itu, hormone progesterone juga

menyebabkan nafsu makan meningkat dan menurunkan aktifitas fisik

Menurut (sujipto, 2011) minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu

objek, orang, masalah atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya.

Artinya minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat

merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi

terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk

melaksanakan kegiatan tersebut.Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “ Gambaran Faktor yang Mempengaruhi

Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di BPS ASRI Kelurahan Baturetno

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang faktor-faktor yang melatar

belakangi penyebab tingginya minat peserta KB pada metode suntik .

Pada umumnya masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis

namun efektivitasnya juga tinggi, seperti metode non MKJP yang meliputi pil KB

dan suntik. Sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices (IUD),

Implant, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang

diminati.
4

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang maka penulis dapat

merumuskan masalah dalam penelitian yaitu apa saja faktor yang mempengaruhi

Pemilihan Metode Kontrasepsi KB Suntik pada pasangan usia subur di BPS

ASRI, Kelurahan Baturetno, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

kontrasepsi KB Suntik pada PUS di BPS ASRI, Kelurahan Baturetno,

Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan karakteristik PUS (UMUR DLL) dalam

pemilihan kb suntik

2. Mendeskripsikan faktor pengetahuan PUS dalam

pemilihan kb suntik

3. Mendeskripsikan faktor ekonomi pada PUS dalam

pemilihan kb suntik

4. Mendeskripsikan faktor dukungan keluarga pada PUS

dalam pemilihan kb suntik

5. Menggambarkan pengetahuan ibu sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi pemilihan kontrasepsi Suntik di BPS ASRI

kecamatan Tuban.
5

6. Menggambarkan pengalaman ibu sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi pemilihan kontrasepsi Suntik di BPS ASRI

kecamatan Tuban.

7. Menggambarkan dukungan suami sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi pemilihan kontrasepsi Suntik di BPS ASRI

kecamatan Tuban.

8. Menggambarkan keterjangkauan pelayanan sebagai salah satu faktor

yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi Suntik di BPS ASRI

kecamatan Tuban.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1.5.1 Bagi Peneliti

Peneliti dapat menerapkan teori dan konsep metode penelitian dan statistik

serta mengaplikasikan mata kuliah tentang KB, khususnya Suntik.

1.5.2 Bagi Profesi

Dapat memberikan memberi informasi bagi masyarakat khususnya bagi

peserta akseptor KB suntik yang ada di wilayah Tuban agar lebih berdaya

guna dalam upaya meningkatkan cakupan keluarga berencana.

1.5.3 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk memperkaya materi

pengajaran sebagai bahan studi pembanding dan lebih memperbanyak

referensi dalam hal kepustakaan.

1.5.4 Bagi Masyarakat


6

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan yang bertujuan untuk

menambah wawasan akseptor KB. Sebagai motivasi setiap individu

khususnya pada pasangan usia subur (PUS). Dalam menentukan pemilihan

kontrasepsi KB.

Anda mungkin juga menyukai