Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kebutuhan nutri ibu hamil berguna untuk mencapai status gizi ibu yang optimal
sehingga ibumenjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan
mental yang baik. Bayi yang akan diahirkan dan perjalanan suatu penyakit pada ibu hamil
perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya hal
yang tidak diinginkan maka diperlukan adanya status diit dan nutrisi pada ibu hamil.
Apabila di dalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat
mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk mempertahankan hidupnya,
dan nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan
janin. Sedang pertumbuhan seorang anak sangat dipengaruhi oleh banyak hal yaitu
makanan, lingkungan dan juga keturunan. Usia kehamilan sangat menentukan kebutuhan
gizi yang akan diperlukan. Apabila sedikit saja dari kebutuhan gizi tersebut
tidaktercukupi dengan baik, maka anak akan menyebabkan terjadinya kelainan cacat
bawaan pada anak.(Kristiyanasari,2010)
Pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi (teori)....
Teori tentang nutrisi ibu hamil berhubungan dengan BBLR....
Bayi Berat Badn Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). Bayi berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
tanpa memperhatikan usia gestasi.WHO sejak tahun 1961 mengganti istilah
prematuredengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua
bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bukan bayi premature
(Maryunani,2013). Bayi berat lahir rendah, lebih beresiko mengalami masalah kesehatan
dan keterlambatan pertumbuhan. Berat badan lahir rendah (BBLR) mempengaruhi
tumbuh kembang anak di masa berikutnya. (Info datin,2016)
The United Nations Children's Fund (UNICEF) menunjukkan bahwa estimasi
dunia pada tahun 2013 sebesar 22 juta dari semua bayi yang lahir hampir 16% merupakan
BBLR. Proporsi BBLR dalam dekade 15 tahun terakhir hanya terjadi pengurangan
marjinal diseluruh dunia dari data UNICEF 2009 hingga 2013, per rata-rata menunjukkan
variasi regional fenomenal dengan kejadian BBLR mulai dari 6% di Asia Timur/Pasifik
dan 28% Asi Selatan (UNICEF,2014). Setiap tahun lebih dari 20 juta bayi yang lahir
dengan berat kurang dari 2500 gram dan sebesar 96% terjadi dinegara-negara
berkembang, termasuk Indonesia. World Health Organization (WHO), menyatakan
bahwa bayi dengan BBLR termasuk dalam kategori risiko peningkatan keterbelakangan
pada awal pertumbuhan, penyakit meular, perkembangan dan kematian selama masa bayi
dan anak (WHO,2016). Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2015
menunjukkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup.
(Infodatin, 2016)
Dari data yang diperoleh Badan Pusat Statistik Jatim, diketahui bahwa jumlah
bayi denan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur mencapai 3,59% yang
diperoleh daripersentase 20.836 bayi dari 580.153 bayi baru lahir. Angka tertinggi dikota
Madiun sebesar 8,07 % dan terendah di Kota Sidoarjo 1,07 %. (Renstra,2015)
Jumlah kematian bayi tahun 2016 yaitu 219 kematian bayi diantara 16.681
kelahiran hidup di kabupaten Tuban dan angka kematian bayi (AKB) (dilaporkan)
sebesar 13 per 1.000 kelahiran hidup, tetapi jumlahnya riil kematian bayi menurun
sebanyak 6 kasus dibandingkan tahun 2015, jumlah kematian bayi tahun 2015 sebanyak
225. Faktor penyebab kasus kematian bayi di Kabupaten Tuban antara lain meningkatnya
kasus bumil KEK (Kekurangan Energi Kalori), dari tahun 2014 sejumlah 925 bumil,
tahun 2015 menjadi 1.051 bumil dan meningkat di tahun 2016. Kasus bumil KEK ini
dapat menyebabkan bayinya lahir dengan BBLR, bayi yang BBLR sulit untuk
mempertahankan hidup meskipun mendapatkan perawatan yang optimal. (Dinkes
Tuban,2016) .
Di dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai
salah satunya adalah menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8% sampai tahun
2019. (Renstra,2015)
Masih didapatkannya 5,37 % bayi BBLR dikabupaten Tuban dalam tahun 2016
(Renstra,2016).
Data target pemerintah untuk AKB....
Menurut teori Maryunani (2013), BBLR berkaitan dengan tingginya angka
kematian bayi dan anak yang merupakan indikator kesehatan suatu bangsa, selain angka
kematian ibu. Bayi BBLR juga berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang
yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta
berpengaruh pada pertumbuhan IQ. (Irianto, 2014)
Berdasarkan tipe BBLR, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bayi BBLR
dapat digolongkan menjadi : 1. BBLR tipe KMK, disebabkan oleh ibu hamil yang kurang
nutrisi, ibu memiliki hipertensi, preeklampsia atau anemia, kehamilan kembar, kehamilan
lewat waktu, malaria kronik, penyakit kronik, ibu hamil merokok dll. 2. BBLR tipe
prematur, disebabkan oleh berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih
remaja,kehanilan kembar, pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya, mulut rahim
yang lemah, perdarahan sebelum atau saat persalinan, ibu hamil yang sakit dll.
(Proverawati & Setyorini,2010 )
Pada masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan
mineral sangat diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori dan protein sangat
diperlukan pada minggu kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa kehamilan yang
memerlukan tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga memerlukan tambahan yang
lebih besar lagi menjelang kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan yang rendah
(BBLR), mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya. (Kristiyanasari,2010)
Untuk mencegah terjadinya BBLRupaya yang dilakukan adalah 1) meningkatkan
pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun waktu kehamilan dan
dimulai sejak umur kehamilan muda, 2) penyuluhan kehamilan tentang pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim,tanda-tanda bahaya selama kehamilan, 3)
merencanakan persalinan pada kurun umur reproduksi sehat (20-4 tahun), 4) dukungan
sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan
status ekonomi keluarga. (Pantiawi,2010)
Peran perawat sebagai tenaga kesehatan terdepan dengan serta merta juga harus
terlibat dalam upaya pencegahan dan penggelolaan BBLR yang dilakukan pemerintah.
Peran serta perawat antara lain : 1. Dalam pencegahan BBLR, dengan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin yang dikandung maka perlu deteksi dini melalui pemantauan
ante natal care (ANC), dan 2. Penggelolaan BBLR, dengan penanganan dan pengetahuan
yang memadai dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.(Maryunani, 2013)
Topik :
Status gizi ibu hamil dan kejadian BBLR
gizi ibu hamil dengan status kesehatan ibu dalam masa kehamilan
hubungan anatara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dengan kejadian BBLR

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
“bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dengan
kejadian BBLR di..... ?

3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dengan
kejadian BBLR di.......

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang nutrisi.
2) Mengidentifikasi kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
3) Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang nutrisi
dengan kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).

4. Manfaat
1.4.1 Bagi peneliti
Penelitian yang dilakukan dapat berguna untuk memperluas wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam memecahkan suatu masalah bagi para peneliti. Serta dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dibidang
keperawatan maternitas dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi tempat penelitian


Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai informasi dan masukan kepada tempat
penelitian dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama kebutuhan nutrisi
pada ibu hamil sebagai salah satu upaya untuk menurunkan AKB dan AKI diIndonesia
sehingga dapat diberikan penyuluhan dengan berbagai media tentang nutrisi pada ibu
hamil dan masyarakat umum untuk memperluas wawasan tentang pentingnya nutrisi pada
masa kehamilan.

1.4.3 Bagi ibu hamil


Hasil dari penelitian ini diharapkan ibu hamil dapat berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan nutrisi selama masa kehamilan
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai