WIRELESS COMMUNICATION
MEMPERLUAS JANGKAUAN ACCESS POIN DENGAN WDS MESH
Disusun oleh:
Nama : Feni Fauziah
NIM : M3109032
Kelas : TI A
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami jaringan WDS Mesh
2. Mahasiswa mampu membuat jaringan WDS Mesh dengan Mikrotik Routerboard 433
C. DASAR TEORI
Jaringan wireless mesh network adalah sebuah jaringan wireless seperti biasa yaitu
point to point dan multi point to point, namun pada jaringan wireless mesh setiap
perangkat mesh memiliki fungsi point to point dan multi point to point pada saat
bersamaan. Pada jaringan wireless biasa dikenal dengan istilah repreater dan wds, di
jaringan wireless mesh sebenarnya menganut system yang sama tapi lebih dikembangkan
lagi ke jaringan routing sehingga setiap perangkat mesh bisa di pantau dengan mudah, di
atur dengan remote dan dalam instalasi yang wirelessly.
Perbedaan antara wireless biasa dan jaringan wireless mesh adalah semua kemampuan
wireless biasa dimiliki oleh wireless mesh, sedang wireless biasa tidak memiliki beberapa
fitur wireless mesh. Wireless biasa dalam pengembangan wilayah cakupan jaringan
diperlukan repreater dengan modem bridge dan wds sehingga seolah olah hanya memiliki
satu buah akses point yang memiliki sinyal dimana mana, di jaringan wireless mesh, setiap
perangkat memiliki fungsi yang sama dan fitur yang paling unggul adalah kemampuan re-
routing jika terjadi kegagalan koneksi antar perangkat mesh yang tidak dimiliki oleh jaringan
wireless repreater. Untuk perkantoran wireless mesh sangat cocok karena mudah dalam
instalasi dalam gedung yang kadang susah dalam instalasi kabel, rapi karena perangkat
mesh bisa di tempatkan di area yang letaknya terpencil, dan yang paling penting bisa
memonitor setiap akses yang terjadi pada semua perangkat mesh dengan begitu kita akan
bisa menentukan seorang client terkoneksi ke perangkat mana dan berapa link yang dia
dapat dari perangkat laptop nya. Untuk ke amanan jaringan mesh sangat aman karena
merupakan sebuah cloud dengan sebuah portal yang bisa meng lock client dengan mudah.
D. LANGKAH KERJA
1. Mengkonfigurasi interface WDS
2. Mengkonfigurasi perangkat yang lain pada sumber internet(pusat) dan yang di tempat
lain
3. Membuat Mode: AP_Bridge untuk pusat dan Bridge untuk sumber yang lain
4. Mengkonfigurasi Frequency, SSID sama di semua perangkat
E. ANALISA
Pada praktikum ini terdapat studi kasus membuat sebuah jaringan hotspot dengan luas
jangkauan sampai 1km. Agar usbwifi, wifi card di laptop , ipphone dll bisa berkomunikasi
dengan AP yang akan dipasang maka harus membangun banyak AP dengan jarak
maksimum ke user 200m agar bisa mencapai luas jangkauan sampai 1 km. Agar AP bisa
saling berkomunikasi dan semua AP yang dibangun menggunakan SSID dan chanel
frekuensi yang sama tanpa terjadi interferensi antar AP, maka diterapkan teknologi WDS
pada masing-masing AP.
Tab wireless, mode: ap_bridge, band: 2,4GHz-B/G, Frequency: 2462 (Frequency ini
sudah dibagi terlebih dahulu dengan blok kelompok praktikum 1-5 dengan frequency
ke-1, untuk blok kelompok 6-10 dengan frequency ke-11 (2462) agar tidak terjadi
interferensi yang besar). SSID: BTS_WDS_TIA2 disamakan dengan satu blok kelompok.
TIA2 sebagai blok kelompok ke-2. Radio Name: ELS_IMAY (untuk mempermudah
melihat Mikrotik mana saja yang sudah terhubung satu sama lain).
Tab WDS, membuat aktif WDS (WDS on), WDS Mode: dynamic mesh, WDS Default
Bridge: bridge1. Unchecklist pada WDS ignore SSID agar WDS dapat mengenali SSID.
3. Membuat rstp pada Bridge, menu Bridge tab Bridge, klik pada Bridge yang sudah
terbuat (Interface <bridge1>), tab STP-> rstp.
Hasil konfigurasi sementara, terlihat ada dua wds (mikrotik) yang sudah terhubung
Mengecek WDS (Mikrotik mana yang sudah terhubung). Menu Bridge-> tab Port.
Keempat WDS sudah terlihat bisa terhubung. Terdapat Role root port pada wds3
artinya jika ada AP yang akan terkoneksi satu sama lain melalui root port itu tidak perlu
berputar-putar melalui AP lain. Root Port adalah jalur yang kita lewati (link terbaik)
yaitu wds3. Tetapi hal ini juga bisa berubah-ubah. WDS3 merupakan WDS Mikrotik1
(sumber internet blok kelompok2).
F. KESIMPULAN
Kelebihan jaringan mesh:
- Lebih terjaminnya backbone karena antar perangkat mesh memiliki jalur komunikasi
tersendiri dan ini tidak dimiliki oleh jaringan wireless biasa. Dalam wireless mesh
dikembangkan menjadi 2 sampai 3 band,missal band 2.4 GHz untuk access wifi
standart, jaringan wireless 3,3Ghz untuk broadband network ( wimax) dan jaringan
band 5,8 Ghz untuk backbone antar perangkat mesh. Untuk pengembangan di free
area, biasanya digunakan 2 band saja, yaitu 2,4 Ghz dan 5,8 Ghz, dengan pemisahan ini
maka kestabilan antar network mesh terjamin dalam sebuah cloud mesh.
- Jaringan mesh bisa dikembangkan menjadi puluhan bahkan bisa ratusan perangkat
mesh dan dalam penambahan node nya lebih gampang dan fleksible, serta saat terjadi
down di antara mesh device secara otomatis mesh device yang aktif akan melakukan
re-routing untuk mencari link yang terbaik.
- Jaringan mesh ini cocok dikembangkan untuk aplikasi hotspot indoor dan outdoor
secara terintegrasi sehingga koneksi yang terjadi benar benar wirelessly. Untuk aplikasi
wireless outdoor, jaringan wireless mesh cocok untuk daerah padat penduduk,
bangunan sempit dan tinggi atau area yang terhalang bukit, karena jaringan mesh akan
mencari koneksi sesame perangkat mesh.
G. DAFTAR PUSTAKA
- Hartono Rudi & Purnomo Agus, 2011, Wireless Communication 802.11, D3 Teknik
Informatika FMIPA UNS, Surakarta
- http://indomikrotik.wordpress.com/2008/08/30/wds-mesh-dengan-rstp/
- http://abdulmail.blogspot.com/2011/06/mengenal-wds-mesh.html