Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

”Pengertian pembelajaran kooperatif dan jenis


jenis pembelajaran kooperatif”
DOSEN PENGAMPU:

Kelompok 2:

1. Ulfa Nirm : PI. 01. 220.


2. M. Mursyid Nirm : PI.01.220.4734

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
TAHUN 2021/2022
DAFTAR PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” ”Pengertian pembelajaran
kooperatif dan jenis jenis pembelajaran kooperatif”ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat menyempurnakan
dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi  teman-teman dan pihak
yang berkepentingan.

Bungo, 6 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pembelajaran kooperatif........................................................................5
B. Jenis jenis pembelajaran kooperatif...................................................................6
C. Model pembelajaran kooperatif……………………………………….………7
D. Bidang ekonomi...................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem
lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.

Menurut Sugihartono adalah Proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan


efektif apabila guru dapat memahami peran dan kebermanfaatan materi yang
diajarkannya kepada peserta didik. Hal ini juga didukung dengan kemampuan guru dalam
mengelola kelas dan penggunakan model pembelajaran yang sesuai.

Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dewasa ini banyak model
pembelajaran yang telah digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu peserta
didik dalam memahami materi pelajaran. Selain itu menyongsong abad 21, pembelajaran
juga menekankan agar peserta didik dapat belajar aktif, mampu bekerja sama dan
berkolaborasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model
pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat
berbagai macam model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan
kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Hal ini dikarenakan
dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui
kegiatan kerjasama dalam kelompok.

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

1. Apa pengertian dari pembelajaran kooperatif?

2. Apa saja unsur-unsur dan karakteristik pembelajaran kooperatif?

3. Apa saja tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif?

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui tentang pengertian dari pembelajaran kooperatif.

2. Mengerti apa saja unsur-unsur dan karakteristik dari pembelajaran kooperatif.

3. Mengetahui tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif.

4. Mengerti kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif.

 
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan eksistensi


kelompok. Setiap siswa dalam kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda (tinggi,
sedang dan rendah) dan jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang
berbeda dan memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan
kolaborasi dalam memecahkan masalah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

Kemudian berikut di bawah ini pengertian pembelajaran kooperatif menurut para ilmuan dan
para ahli:

Slavin (1994) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.

Johnson & Johnson (1987) dalam Isjoni (2009:17) menyatakan bahwa “pengertian model
pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok
kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan
mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”.

Menurut Rustaman “pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang


dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk
membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional”.

Sedangkan menurut ilmuan lain yang bernama Lie menyatakan bahwa “model pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur”.

Menurut Isjoni menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan terjemahan


dari istilah cooperative learning. Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang
artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya
sebagai satu kelompok atau satu tim”.

Menurut Hasan (1996) menyimpulkan bahwa kooperatif mengandung pengertian bekerjasama


dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari
hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.

Sedangkan menurut Malik (2011) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan


model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis untuk
sampai kepada pengalaman individual dan kelompok, saling membantu, berdiskusi, ber-
argumentasi dan saling mengisi untuk memperoleh pemahaman bersama”.

Dari beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling
bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.

Falsafah yang mendasari pembelajaran cooperative learning (pembelajaran gotong royong)


dalam pendidikan adalah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di
samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik,
model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

1. Unsur-Unsur dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

2. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

3. Saling Ketergantungan Positif

Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama
siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Tiap siswa
tergantung pada anggota lainnya karena tiap siswa mendapat materi yang berbeda atau tugas
yang berbeda, oleh karena itu siswa satu dengan lainnya saling membutuhkan karena jika ada
siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas tersebut maka tugas kelompoknya tidak dapat
diselesaikan.

1. Tanggung Jawab Perseorangan

Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran secara individual. Hasil penilaian individual tersebut selanjutnya disampaikan guru
kepada kelompok agar semua kelompok dapat mengetahui siapa anggota kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Karena tiap
siswa mendapat tugas yang berbeda secara otomatis siswa tersebut harus mempunyai tanggung
jawab untuk mengerjakan tugas tersebut karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas
yang berbeda sesuai dengan  kemampuannya yang dimiliki setiap individu.

2. Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga
mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.
Interaksi semacam ini memungkinkan siswa dapat sa- ling menjadi sumber belajar sehingga
sumber belajar lebih bervariasi dan ini juga akan lebih memudahkan siswa dalam belajar.
Adanya tatap muka, maka siswa yang kurang memiliki kemampuan harus dibantu oleh siswa
yang lebih mampu me- ngerjakan tugas individu dalam kelompok tersebut, agar tugas
kelompoknya dapat terselesaikan.

3. Komunikasi antar Anggota Kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap
teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis, tidak
mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin
hubungan antar pribadi se- ngaja diajarkan dalam pembelajaran kooperatif ini.

Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan
berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara
berkomunikasi, karena tidak semua siswa mempuanyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk sa- ling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Adakalanya
siswa perlu diberitahu secara jelas mengenai cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus
menyinggung perasaan orang lain.

4. Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa pembelajar terlibat dalam kegiatan
pembelajaran cooperative learning.

1. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

2. Dalam kelompoknya, siswa haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup


sepenanggungan”.

3. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompok, di samping
tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

4. Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki


tujuan yang sama.

5. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.

6. Siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap
evaluasi seluruh anggota kelompok.

7. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar


bersama selama proses belajarnya.

8. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani di


dalam kelompoknya.

 
1. Jenis-Jenis Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan langkah awal yang harus direncanakan di dalam proses
belajar mengajar secara keseluruhan.

Adapun jenis-jenis pembelajaran menurut Agus Suprijono (2009) dapat dibagi menjadi:

1) Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruktion) 

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching yang
mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran
kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kapeda seluruh kelas.
Pembelajaran langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural,
pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai ketrampilan. Dalam
pembelajaran langsung, guru menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan ketat,
memperkenalkan fokus akademis, dan berharap peserta didik menjadi pengamat,
pendengar, dan praktisipan yang tekun.

2) Model Pembelajaran Cooperative (Cooperative Learning)

Pembelajaran cooperative dapat diartikan belajar bersamasama, saling membantu antara


satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam
kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
Keberhasilanbelajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota
kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Pembelajaran cooperative
merupakan serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk member dorongan keada
peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran.

3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan konsep oleh Jerome


Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery learning, yakni
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas penyelidikan. Proses belajar penemuan
meliputi proses informasi, transformasi dan evaluasi. Pada tahap informasi, peserta didik
memperoleh informasi mengenai materi yang dipelajari dan memberikan respon. Pada
tahap transformasi peserta didik melakukan identifikasi, analisis, mengubah,
mentransformasikan informasi yang diperoleh. Pada tahap evaluasi peserta didik menilai
sendiri informasi yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan
masalahyang dihadapi.

4) Model Pembelajaran Kontekstual (Constextual Teaching And Learning)

Constextual teaching and learning atau biasa disebut pembelajaran kontekstual


merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
daengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupanmereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajarankontekstual merupakan suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami makna yang ada
pada bahan ajar, menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya
dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan kultural.

Jenis-jenis model pembelajaran yang diuraikan di atas, tidak ada model pembelajaran
yang paling baik, karena setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan rumusan tujuan
pembelajaranyang telah ditetapkan, analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik
yang dihasilkan dan jenis materi yang akan diajarkan. Padapenelitian ini, menurut
peneliti model pembelajaran yang cocok diterapkan pada pembelajaran membuat pola
adalah model pembelajaran kooperatif.

2. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif.


1. Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada
guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan,
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk menhargai orang
lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4. Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
5. Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan
orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
6. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat
memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang
dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelola
informasi dan kemampuan belajar abs- trak menjadi nyata.
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan berfikir. Hal ini berguna untuk pendidikan jangka
panjang.

3. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif.

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di- samping itu


memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan


fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik


permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

4. Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini meng-akibatkan siswa yang
lain menjadi pasif.
5. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota kelompok
tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol
atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar
menjadi sia-sia.

 
Kesimpulan

Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem
lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.

Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dewasa ini banyak model
pembelajaran yang telah digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu peserta didik
dalam memahami materi pelajaran. Selain itu menyongsong abad 21, pembelajaran juga
menekankan agar peserta didik dapat belajar aktif, mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam
menyelesaikan suatu permasalahan
Daftar Pustaka

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, ., Rochintaniawati, D.,
& Nurjhani, M. (2003). Common Text Book Strategi Belajar mengajar Biologi. (Edisi Revisi).
Bandung: JICA-IMSTEP-UPI.

Slavin, R. E. 1994. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sugandi, A.I. (2002). Pembelajaran Pemecahan Masala Matmatika Melalui model Belajar


Kooperatif Tope Jigsaw. (Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas Satu SMU Negeri di
Tasikmalaya). Tesis PPS UPI: Tidak diterbitkan.

Sugiyanto, 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon


13.

Anda mungkin juga menyukai