Kelompok 2:
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” ”Pengertian pembelajaran
kooperatif dan jenis jenis pembelajaran kooperatif”ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat menyempurnakan
dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak
yang berkepentingan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem
lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.
Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dewasa ini banyak model
pembelajaran yang telah digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu peserta
didik dalam memahami materi pelajaran. Selain itu menyongsong abad 21, pembelajaran
juga menekankan agar peserta didik dapat belajar aktif, mampu bekerja sama dan
berkolaborasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model
pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat
berbagai macam model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan
kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Hal ini dikarenakan
dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui
kegiatan kerjasama dalam kelompok.
1. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Kemudian berikut di bawah ini pengertian pembelajaran kooperatif menurut para ilmuan dan
para ahli:
Slavin (1994) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.
Johnson & Johnson (1987) dalam Isjoni (2009:17) menyatakan bahwa “pengertian model
pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok
kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan
mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”.
Sedangkan menurut ilmuan lain yang bernama Lie menyatakan bahwa “model pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur”.
Dari beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling
bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.
Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama
siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Tiap siswa
tergantung pada anggota lainnya karena tiap siswa mendapat materi yang berbeda atau tugas
yang berbeda, oleh karena itu siswa satu dengan lainnya saling membutuhkan karena jika ada
siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas tersebut maka tugas kelompoknya tidak dapat
diselesaikan.
Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran secara individual. Hasil penilaian individual tersebut selanjutnya disampaikan guru
kepada kelompok agar semua kelompok dapat mengetahui siapa anggota kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Karena tiap
siswa mendapat tugas yang berbeda secara otomatis siswa tersebut harus mempunyai tanggung
jawab untuk mengerjakan tugas tersebut karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas
yang berbeda sesuai dengan kemampuannya yang dimiliki setiap individu.
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga
mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.
Interaksi semacam ini memungkinkan siswa dapat sa- ling menjadi sumber belajar sehingga
sumber belajar lebih bervariasi dan ini juga akan lebih memudahkan siswa dalam belajar.
Adanya tatap muka, maka siswa yang kurang memiliki kemampuan harus dibantu oleh siswa
yang lebih mampu me- ngerjakan tugas individu dalam kelompok tersebut, agar tugas
kelompoknya dapat terselesaikan.
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap
teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis, tidak
mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin
hubungan antar pribadi se- ngaja diajarkan dalam pembelajaran kooperatif ini.
Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan
berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara
berkomunikasi, karena tidak semua siswa mempuanyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk sa- ling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Adakalanya
siswa perlu diberitahu secara jelas mengenai cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus
menyinggung perasaan orang lain.
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa pembelajar terlibat dalam kegiatan
pembelajaran cooperative learning.
3. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompok, di samping
tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
5. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
6. Siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap
evaluasi seluruh anggota kelompok.
1. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan langkah awal yang harus direncanakan di dalam proses
belajar mengajar secara keseluruhan.
Adapun jenis-jenis pembelajaran menurut Agus Suprijono (2009) dapat dibagi menjadi:
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching yang
mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran
kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kapeda seluruh kelas.
Pembelajaran langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural,
pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai ketrampilan. Dalam
pembelajaran langsung, guru menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan ketat,
memperkenalkan fokus akademis, dan berharap peserta didik menjadi pengamat,
pendengar, dan praktisipan yang tekun.
Jenis-jenis model pembelajaran yang diuraikan di atas, tidak ada model pembelajaran
yang paling baik, karena setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan rumusan tujuan
pembelajaranyang telah ditetapkan, analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik
yang dihasilkan dan jenis materi yang akan diajarkan. Padapenelitian ini, menurut
peneliti model pembelajaran yang cocok diterapkan pada pembelajaran membuat pola
adalah model pembelajaran kooperatif.
4. Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini meng-akibatkan siswa yang
lain menjadi pasif.
5. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota kelompok
tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol
atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar
menjadi sia-sia.
Kesimpulan
Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem
lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.
Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dewasa ini banyak model
pembelajaran yang telah digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu peserta didik
dalam memahami materi pelajaran. Selain itu menyongsong abad 21, pembelajaran juga
menekankan agar peserta didik dapat belajar aktif, mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam
menyelesaikan suatu permasalahan
Daftar Pustaka
Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, ., Rochintaniawati, D.,
& Nurjhani, M. (2003). Common Text Book Strategi Belajar mengajar Biologi. (Edisi Revisi).
Bandung: JICA-IMSTEP-UPI.