Anda di halaman 1dari 1

Chapter 1

Dasar Geologi Teknik

1.1 Perkembangan Geologi Teknik


Ketika manusia kuno perlu menggunakan pengetahuan geologi intuisif, dengan dibuktikan oleh
prestasi dalam pekerjaan pertambangan dan teknik sipil di masa lalu, saat ini ilmu geologi berhutang
besar pada kemunculan pekerjaan-pekerjaan teknik sipil di abad ke-18. Engineer-engineer ini, ketika
membangun pekerjaan keteknikan berskala besar yang berhubungan dengan revolusi industri,
memiliki kesempatan untuk melihat dan mengeksplor ekskavasi pada batuan dan tanah. Beberapa di
antaranya, tergugah rasa ingin tahu oleh apa yang telah mereka lihat dan mulai berspekulasi pada
asal mula dan karakteristik alamiah batuan, serta hubungan antara batuan yang sama dengan
batuan yang ditemukan di tempat lainnya. Gagasan-gagasan serta teori-teori, berdasarkan aplikasi
praktis dari subjek mereka, menjadi dasar bagi perkembangan geologi sebagai ilmu. Engineer-
engineer seperti Lewis Evans (1700 – 1756) di Amerika Serikat, William Smith (1769 – 1839) di
Inggris, Pierre Cordier (1777 – 1862) di Prancis dan banyak lainnya kini didaulat sebagai “Bapak
Geologi”.
Ketertarikan mereka pada geologi sering dipicu oleh “kebutuhan untuk tahu”. Mereka
berhadapan dengan problem keteknikan yang nyata yang hanya dapat dipecahkan oleh bantuan dari
pengetahuan dan pemahaman kondisi tanah yang dihadapi oleh mereka.
Selanjutnya pada abad ke-19, baik geologi maupun keteknikan telah dipahami secara
mendalam, geologi menjadi, kurang lebih, filosofi alamiah terhormat yang membentuk bagian dari
pendidikan yang dianggap cocok untuk diberikan pada wanita muda. Keteknikan, dicirikan oleh
konstruksi railway dan canal yang dilakukan oleh ‘navvy’, di lain pihak, benar-benar dianggap
sebagai subjek praktis. Pemahaman teoritis dari disiplin keteknikan dimulai karena masalah-masalah
keteknikan praktis (practical engineering problems). Pengetahuan geologi para engineer,
dihadapkan pada tantangan-tantangan keteknikan yang semakin sulit dan tidak berkembang
secepat geologi, lebih maju sebagai sebuah ilmu di bawah bimbingan geologis-geologis seperti
James Dana (1813 – 1895) di Amerika Serikat, Albert Heim (1849 – 1937) di Swiss dan Sir Archibald
Geikie (1835 – 1924) di Inggris Raya. Lalu pada akhir abad ke-19, mayoritas engineer sipil
mengetahui hanya relatif sedikit mengenai geologi, dan sangat sedikit geologis yang memikirkan hal
ini atau tertarik dalam aplikasi teknik.
Perbedaan yang semakin lebar antara geologi dan engineering sedikit dijembatani pada abad ke-
19 dan awal abad ke-20 oleh pengembangan mekanika tanah oleh engineer-engineer seperti Charles
Coulomb dan Macquorn Rankine, yang mengembangkan metode kalkulasi deformasi massa tanah
dibawah tegangan yang diberikan oleh pekerjaan teknis. Banyak orang yang menganggap bahwa
kemajuan terpesat terjadi pada saat “Erdbaumechanik” oleh Karl Terzaghi pada tahun 1925, yang
menyertakan pengetahuan-pengetahuan lama serta teori-teori baru dan pengalaman untuk
menciptakan mekanika tanah sebagai disiplin di dalam ruang lingkup teknik sipil. Publikasi
selanjutnya dari Terzaghi dan lainya telah seterusnya untuk

Anda mungkin juga menyukai