PERTEMUAN KEDUA
REVOLUSI INDUSTRI SEBAGAI MODERN PROMETHEUS
(FORETHINKER) ATAU MOTIVATOR ARSITEKTUR MODERN
REVOLUSI INDUSTRI
REVOLUSI INDUSTRI SEBAGAI MODERN PROMETHEUS (FORETHINKER
(FORETHINKER))
ATAU PEMICU MUNCULNYA ARSITEKTUR MODERN
REVOLUSI BUDAYA ABAD 18 (MENJAUHI STYLE PRA MODEREN)
Tanda–tanda menuju Abad Moderen (ABAD 19)
1. Warisan budaya dunia aristokratik abad 18 termasuk sistem–
sistem–sistem proporsi
Renaissance dan perencanaan Baroque. Contoh: Le Notre Versailles (1661– 1756).
2. The Stylistic Revolution datang bersama pergerakan Romantic–
Romantic–Classical yang
diikuti oleh pencerahan. Le–Duc menggunakan Tuscan Style pada rancangan Saline,
Greek Style berdasarkan Propylaea di Atena dan Gilly pada rancangan Langhans’
Brandenburg Gate (1788–1791). Semuanya bergerak menjauhi style yang ada.
3. The Empire Style merupakan produk keinginan Napoleon untuk
mengekspresikan karakter rezimnya berupa rancangan Palgrin’s Arc de
Triomphe (1806–1836) dan Napoleonic Chaise a’ l’officier (1810). Para arsitek
perabotan sengaja mengambil sumber Antiquarian demi penghargaan kepada
kebesaran sejarah.
ABAD 19
KONDISI ARSITEKTUR DAN SENI
Abad ► kaya akan karya–
karya–karya penting seni musik dan seni lukis.
Abad ► besar bagi karya–
karya–karya novel dan puisi.
Abad ► perkembangan bentuk seni perencanaan dan komposisi ruang namun tidak
berkarakter.
‘EPOH’ TANPA LANGGAM
Abad ► epoch = ‘epoh’, namun tanpa langgam gedung yang memberi ciri
abadnya.
Abad ► sangat bergantung kepada bentuk–
bentuk–bentuk arsitektur masa lalu, yang
sekaligus menunjukkan ketidakpastian mendalam pada abad tersebut.
ERA PERINTIS AM
Para perintis AM secara instinktif menyadari telah terjadi transformasi
struktur sosial.
sosial. Permasalahan arsitektur hanya dapat diselesaikan dengan cara–
cara sesaat dan mereka hanya mengetahui sedikit hal tentang apa yang dapat
diperbuat oleh abad teknik ini.
Para perintis Arsitektur Moderen memprotes keras langgam mimicry
(bunglon) dan historisisme,
historisisme, tokoh–
tokoh–tokoh tersebut:
1. Louis Sullivan dari Chicago, Amerika Serikat,
2. Hendrik Petrus Berlage dari Amsterdam, Belanda,
3. Henry van de Velde dari Brussels, Belgia,
4. Otto Wagner dari Vienna, Austria.
REVOLUSI INDUSTRI
THE FIRST INDUSTRIAL REVOLUTION
Dalam periode 1760 hingga 1830 Revolusi Industri sebagian besar terbatas di Inggris.
Inggris. Sadar
akan permulaan mereka, Inggris melarang ekspor mesin, pekerja terampil, dan teknik
manufaktur. Monopoli Inggris tidak dapat bertahan selamanya, terutama karena beberapa
orang Inggris melihat peluang industri yang menguntungkan di luar negeri, sementara
pengusaha Eropa kontinental berusaha untuk memikat pengetahuan Inggris ke negara mereka.
Dua orang Inggris, William dan John Cockerill, membawa Revolusi Industri ke Belgia
dengan mengembangkan toko mesin di Liège (c. 1807), dan Belgia menjadi negara pertama di
benua Eropa yang mengalami transformasi ekonomi. Seperti nenek moyang Inggrisnya,
Revolusi Industri Belgia berpusat pada besi, batu bara, dan tekstil.
Prancis lebih lambat dan kurang terindustrialisasi secara menyeluruh dibandingkan Inggris
atau Belgia. Sementara Inggris membangun kepemimpinan industrinya, Prancis tenggelam
dalam revolusi, dan situasi politik yang tidak pasti menghalangi investasi besar dalam inovasi
industri. Pada tahun 1848 Prancis telah menjadi kekuatan industri, tetapi, meskipun tumbuh
pesat di bawah Kekaisaran Kedua, Prancis tetap berada di belakang Inggris.
Negara-negara Eropa lainnya tertinggal jauh. Borjuasi mereka kekurangan kekayaan,
kekuasaan, dan peluang seperti rekan-rekan Inggris, Prancis, dan Belgia mereka. Kondisi
politik di negara lain juga menghambat ekspansi industri. Jerman, misalnya, meskipun
memiliki sumber daya batu bara dan besi yang besar, tidak memulai ekspansi industrinya
sampai persatuan nasional tercapai pada tahun 1870. Begitu dimulai, produksi industri Jerman
tumbuh begitu pesat sehingga pada pergantian abad bangsa itu mengalahkan Inggris di baja
dan telah menjadi pemimpin dunia dalam industri kimia. Kebangkitan kekuatan industri AS
pada abad ke-19 dan ke-20 juga jauh melampaui upaya Eropa. Dan Jepang juga bergabung
dengan Revolusi Industri dengan kesuksesan yang luar biasa.