Anda di halaman 1dari 5

MATERIALS AND TECHNOLOGY

Cindy Thearas
1306402311

Dengan ditemukannya besi maka muncullah material buatan untuk bangunan. Di awali
pada konstruksi rel kereta api pada mulanya. Sebelum itu , besi dihindari untuk pembangunan
rumah tinggal , dan hanya digunakan untuk membangun arcade , ruang pameran , stasiun kereta
api , atau gedung yang dibuat untuk tujuan sementara. Rotary steam dan rangka besi muncul
karena pengaruh ahli-ahli seperti James Watt , Abraham Darby , dan John Wilkinson. Pada
tahun 1779 , Wilkinson dibantu oleh Darby dan T.F. Pritchard , membangun jembatan besi
pertama sepanjang 30,5 meter didaerah Coalbrookdale.
Pada tahun 1786 , Tom Paine mendirikan monument American Revolution di Schuykil
River , menginspirasi White dan Hazard dengan mengadopsi metode penyambungan yang
digunakan oleh Paine , serta menggunakan kabel daripada rantai .
Pada tahun 1801 . teknik konstruksi suspense besi menjalani evolusi independen , dimulai
dengan penemuan James Finlay tentang jembatan gantung dek datar kaku. Pada tahun 1842 ,
material besi tempa dan besi cor yang biasa digunakan untuk rel kereta api berkembang menjadi
bahan bangunanyang umum digunakan karena merupakan satu satunya elemen tahan api yang
tersedia untuk tuang gudang bertingkat yang diperlukan oleh produksi industri.
Di abad pertengahan , cor kolom besi dan rel besi tempa digabungkan dengan kaca
modular , telah menjadi teknik dtandar yang digunakan untuk prefabrikasi cepat dan pendirian
pusat-pusat perkotaan distribusi , aula , pertukaran , dan arcade. Pada abad pertengahan ini ,
Negara-negara insustri mulai mengekspor struktur besi cor prefabrikasi diseluruh dunia , besi
yang disediakan untuk kolom internal dan fasad. Galeri dOrleans , Paris (1829) milik Dontaine
merupakan arcade pertama yang memiliki kubah yang terbuat dari kaca.
Pada tahun 1851 Crystal Palace dibangun di London , dengan menggunakan konsep
rumah kaca oleh Joseph Paxgton , saat itu pada tahun 1848 ditemukan metode plat kaca cor ,
yang memungkinkan untuk menggunakan lembaran kaca yang murah tapi kuat.

Gustave Eiffel berhasil membuktikkan teori Thmas tentang menentukan perilaku elastis
material di bawah tekanan. Pada akhir abad ke 18 , Eiffel membuat inovasi yaitu Menara Eiffel
dengan struktur besi dengan tinggi 300 meter , yang menjadi symbol kota Paris.
Masa yang paling intensif perkembangan beton bertulang , ditemukan antara tahun 1870
sampai 1900 , dengan dicetuskan pertama kali oleh Francois Hennebique menggunakan beton
pada tahun 1879 , lalu ia melakukan program ekstensif penelitian swasta sebelum mematenkan
system unik yang komprehensi yang ia temukan pada 1892. Pada tahun 1890 , Cottacin
mematenkan system ciment arme yang ia temukan , yang bergantung pada penguatan gabungan
dari betond an batu bata . Bata menjadi terikat kedalam beton dengan tulangan kawat.
William Morris (1888) , The Revival of Architecture. Pada 1864 , Morris pindah ke
London dan mulai berkarya dengan dua dimensi dan literature hingga sisa kehidupannya.
Wallpaper pertama yang dihasilkan oleh Morris adalah stained glass bersama dengan BurneJones. Model karya Morris bervariasi mulai dari dekorasi Persia. Morris , Marshall , Faulkmer &
Co. merupakan biro yang didirikan Morris dan mendapat apresiasi public yang besar melalui
Green Dining Romm pada 186 yang didesai oleh Webb untuk south Kensington Museum di
London , dimana interior dan seluruh dekorasinya dikerjakan oleh biro dari Morris. Pada 1875
biro tersebut ditata ulang dengan nama baru yaitu Morris &Co. yang sepenuhnya dikendalikan
oleh dirinya sendiri , dan mulai memproduksi Wallpapers , Carpet , dan lainnya dalam skala
yang lebih besar.
Pada tahun 1744 , Inggris menemukan penemuan dengan reinforced concrete , pada tahun
1892 , Hennebique juga menemukan monolithic reinforced concrete joint yang menggunakan bar
silinder yang dibelokkan dan digabungkan bersama.
Kenyataan bahwa bentuk keseharian dari populasi yang disebabkan karena keperluan
ekonomis tidak dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang disebut mechanical drudgery.
Hal ini menyebabkan living architecture art dan mechanical drudgery tersebut tidak dapat
berjalan secara berdampingan secara harmonis ke dalam seni.

Mulai dari gerakan Seni dan Kerajinan(Arts & Crafts Movement) kemudian masa Art
Nouveau hingga tiba di masa modern Art Deco, muncul media desain grafis yang paling besar
peranannya dalam menampilkan gaya-gaya desain yaitu poster, baik yang bersifat komersil
maupun propaganda sosial kebudayaan dan militer. Kemajuan teknik dan perkembangan gayagaya desain banyak mencuat ditampilkan lewat media yang satu ini. Dalam bahasan semiotisnya,
pada mulanya desain grafis mengeksplorasi bentuk-bentuk bahasa visual yang bisa dengan
singkat dikenali dan dipahami maksud atau pesan yang hendak dikomunikasikan kepada audinesi
yang dituju, sebuah bahasa yang mempunyai pemaknaan tunggal. Dimana meta-narasi yang
dikembangkan kemudian adalah bahwa diklaim adanya sebuah cara pengolahan desain grafis
yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan komunikasi dalam bahasa visual yang dikenali
bersifat universal. Hal ini bisa kita lacak kembali melalui perkembangan desain grafis sejak Art
Nouveau di Prancis yang kemudian berbarengan tersebar meluas di seluruh daratan Eropa.
Penamaan

gaya

yang

berbeda-beda

seperti

Jugendstil(Jerman/Skandinavia),

Secession(Swiss/Austria), Glasgow(Inggris), dan Stile Liberty(Italia), namun tetap dalam satu


nafas yang sama yaitu identifikasi visual berupa bentuk-bentuk organis, garis tumbuhan, dan
garis liuk yang feminim. Berbagai aliran senirupa turut pula memperkaya gaya art nouveau-an
ini, diantaranya seperti impresionisme, nabisme dan simbolisme serta seni lukis ukiyo-e Jepang
yang dominan.
Desain grafis Eropa masa ini mampu membawa gerakan atau penciptaan gaya baru yang
merupakan adaptasinya terhadap persinggungan dengan budaya asing. Mereka mampu
menerjemahkan warna lokal dari kultur di luar dunianya untuk dipahami dalam warna lokal
kulturnya sendiri, sehingga dikatakan Art Nouveau menjadi seni komersial pertama yang secara
konsisten dipakai untuk mempertinggi keindahan. Perang Dunia I menjadi salah satu ajang
pembuktian keterlibatan desain grafis, seperti yang bisa kita saksikan dalam poster-poster
propaganda, tanda dan simbol dalam identitas militer. Kemajuan dari revolusi industri yang
kemudian menggiring pada hiruk-pikuk suasana perang dunia pertama itu, telah mengilhami
gerakan manifesto kaum futuris(yang berorientasi pada masa depan) dan dadais(yang
berorientasi pada kritik sosial saat itu). Bersamaan dengan berbagai permasalahan sosial yang
tumbuh pada masa-masa kisruh itu, muncullah aliran kubisme, konstruktivisme, de stijl, fauvis
dan ekspresionis yang mempengaruhi karakteristik pengembangan desain grafis selanjutnya,

yang dipanggil sebagai gaya desain Art Deco. Bahkan seni Ziggurat Mesir dan Indian Aztec
turut meramaikan gaya desain ini pula.
Amerika yang belakangan mulai menunjukkan ke-adikuasa-annya memberi label
tersendiri pada gaya ini yaitu Steramline. Tidak lama kemudian, berdirilah sekolah Bauhaus yang
dengan upayanya memadukan seni dan teknologi, menambah kemajuan pertumbuhan berbagai
gaya-gaya desain grafis, yang merupakan sintesis dari seni, desain dan teknologi. Pemahaman
modernitas yang berupaya mengejar hal-hal baru dan gaya desain modern yang universal makin
merebak. Masyarakat industri modern yang membawa meta-narasi tentang kemajuan dan bahasa
yang universal mencapai titik kulminasinya yang tampaknya hadir melalui gaya desain dan
tipografi Swiss International Style, yang memainkan peran terbesarnya pada industri desain
grafis korporasi. Dimana desain sebagai seni terapan mendapatkan penjabaran rasional dan
ilmiahnya sedemikian rupa. Bagi bangsa-bangsa dan negara-negara yang baru kemudian
menikmati arus modernitas, maka gaya-gaya desain yang merebak dari masa ke masa di EropaAmerika, adalah merupakan kiblat dalam mempelajari desain grafis. Kecuali Jepang dan
beberapa negara asia kecil lainnya seperti Taiwan dan Hongkong, yang cukup tangguh dan
mampu menerjemahkan kembali bahasa global yang dianggap universal itu ke dalam warna
kultur mereka masing-masing.
Sejarah The Deutsche Werkbund (1898-1927) dimulai ketika Britain / England merasa
lebih profitable untuk menginvestasi berkembangan lingkungan dan industry pada luar negri
dibandingkan pada Negara nya sendiri , pada saat itu Jerman menjadi Negara yang dituju, Franz
Reuleaux mengatakan bahwa Indutrial Jerman harus melepaskan prinsip kompetisi , untuk
menghasilkan produk dengan pencapaian lebih baikdan lebih menjunjung sisi seni.
Pengembangan desain pada ketrampilan maupun sisi industry , sangat penting untuk diperhatikan
untuk masa depan yang baik , dan Jerman without a cheap source of materials could only begin
to compete for high quality products (Bismarck , 1890)
Pada tahun 1896 , Herman Muthesius dikirim ke Londn untuk mempelajari arsitektur dan desain
disana , kemudian pada tahun 1904 ia kembali dan bergabung pada Prussian Board of Trade ,
dengna tugas khusus yaitu reformasi program edukasi nasional sebagai penerapan dari seni ,
yang disebut unstgewer beschule.

Dalam bukunya Das Englische Haus , ia menjelaskan bahwa aspek yang terpenting dari hasil
karya seni British , baik dalam arstektur maupun furniture nya , terdapat pada demonstration dari
pengerjaan yang terampil di sempurnakan dengan ekonomis sebagai basis dari sebuah desain
yang baik.
Kemudian pada 1904 , dibentuklah The Deutsche Werkbund yang terdiri dari 12 independent
artists dan 12 craft firms , dengan tujuan untuk edukasi ketrampilan seni yang lebih baik di
Jerman dan produksi industrialnya. Behren kemudian pada (1907-1912) mengerjakan proyek
kompleks industry AEG dengan karya yang terkenal salah satu nya adalah Turbine Factorynya
dengan material besi dan kaca , dikatakan merupakan sebuah work of art , dan a temple to
industrial power. Turbine Factory ini dikatakan merupakan reifikasi atas industry yang
merupakan salah satu hal penting dan vital pada zaman modern ini.

Anda mungkin juga menyukai