Anda di halaman 1dari 10

Gerakan Seni disaat Revolusi Industri

Kel 15 WAC

Anggota :
Owen Marcello Setiawan (0206042310048)
Theodore Othniel Gunandar (0206042310006)
Isabeelle Wangsa Wijaya (0206042310031)
⁠Dominiq Chelsi Sanjaya
(0206042310028)
Michelle Angela Kartika Putri
(0206042310007)
Revolusi Industri menjadi pemicu bagi gerakan seni yang beragam, mulai dari Victorian
Era sampai Era Art Deco. Transformasi pada saat Revolusi industri ini menimbulkan perubahan
cara pandang masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi dan juga bterhadap seni dan estetika.
Dengan perkembangan teknologi dan urbanisasi yang pesat, masyarakat mulai merasa
terasingkan dari alam dan tradisi. Sebagai respons, Revolusi Industri tidak hanya merubah cara
produksi dan kehidupan sehari-hari, tetapi juga membentuk perkembangan seni dan gaya
arsitektur yang bervariasi dalam menyikapi perubahan zaman. Berikut adalah penjelasan
berbagai gerakan seni di tengah tengah revolusi industri

1. Victorian Era (1837-1901)

Era Victoria, yang berlangsung dari tahun 1837 hingga 1901 selama pemerintahan Ratu
Victoria, adalah masa transformasi besar yang ditandai oleh adanya Revolusi Industri. Selama
periode ini, berbagai bidang seperti teknologi, cara manusia hidup, dan seni mengalami
perubahan. Gerakan seni selama periode ini membuka dunia baru bagi kreativitas dan industri,
tradisi, dan modernitas.

Kutipan berikut berasal dari Artuk.org:


"Seniman Victoria berada di garis depan upaya reformasi, menggunakan seni mereka untuk
mengembangkan strategi untuk menghadapi masalah sosial paling mendesak pada masanya."

Revolusi Industri mengubah cara orang hidup, bekerja, dan memandang dunia di sekitar
mereka. Dengan munculnya pabrik-pabrik, urbanisasi, dan produksi massal, pedesaan berubah
menjadi kota-kota yang ramai, dan barang-barang buatan tangan kuno digantikan oleh barang
buatan mesin-mesin. Perubahan besar selama revolusi tersebut memiliki dampak besar pada
seni Victoria, baik dalam pesan yang ingin disampaikan maupun bagaimana penampilannya.

Perubahan yang dibawa oleh industrialisasi juga mempengaruhi seni dengan cara
besar. Seniman mulai menemukan inspirasi dalam pemandangan kota yang sibuk,
menampilkan hal-hal seperti jalan-jalan yang ramai dan pabrik-pabrik tinggi dengan asap keluar.
Mereka ingin menangkap kontras antara orang kaya dan miskin. Seniman seperti William
Holman Hunt, John Everett Millais, dan Ford Madox Brown sering melukis adegan-adegan rinci
kehidupan sehari-hari dengan warna-warna cerah. Mereka ingin menunjukkan bagaimana dunia
yang berubah dengan cepat terlihat.

Gerakan seni selama era Victoria, yang dipengaruhi oleh Revolusi Industri, memiliki
dampak besar pada sejarah seni dan seniman kemudian. Hal ini menunjukkan bagaimana
kehidupan pada masa itu dan mendorong orang untuk memikirkan tentang bagaimana seni,
industri, dan masyarakat saling terhubung. Sebagai kesimpulan, era Victoria adalah waktu
perubahan besar karena industri dan gagasan baru dalam seni. Seniman dari waktu itu melukis
apa yang terjadi di dunia dan menghadapi pertanyaan-pertanyaan besar melalui karya seni
mereka.

2. Art and Craft Movement (1850s - 1920s)


Setelah Victorian Era, mesin-mesin dan pabrik-pabrik mengambil alih, ada sebuah
gerakan melawan bagaimana industrialisasi membuat segala sesuatu terasa kurang manusiawi
dan membuat segala sesuatu terasa diproduksi secara massal. Perasaan ini mengarah pada
“The Art and Craft Movement”, yang merupakan respons besar terhadap era industri, baik
dalam seni maupun gagasan.

The Art and Craft Movement dimulai di Inggris pada akhir abad ke-19, dan dipimpin
secara kuat oleh seniman terkenal saat itu yang dikenal sebagai William Morris. Morris adalah
seorang desainer Inggris, tukang kayu, dan aktivis seni. Dia menolak gaya seni Victoria karena
ia percaya bahwa sebuah karya seni harus dibuat dengan tangan oleh seniman.

Perubahan yang dibawa oleh The Art and Craft Movement memiliki dampak besar di
banyak bagian masyarakat, bukan hanya seni. Hal ini mengubah cara orang berpikir. Dalam
seni, gerakan ini mengembalikan kerajinan kuno seperti membuat tembikar, menenun,
memahat kayu, dan membuat kaca patri. Orang-orang mulai peduli lebih banyak tentang
membeli barang-barang yang dibuat dengan tangan dan benar-benar berkualitas tinggi.
The Art and Craft Movement merupakan bagian besar dari sejarah seni karena
merupakan penolakan terhadap Industrialisasi di Era Victoria. Gerakan ini percaya pada hal-hal
seperti membuat barang-barang secara manual, menjadi nyata, dan peduli terhadap
orang/seniman dan bukan diproduksi secara massal oleh mesin atau pabrik. Gerakan ini ingin
mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang mulai hilang di tengah semua pabrik dan mesin.

3. Art Nouveau (1890s - 1910s)

Art Nouveau merupakan gerakan seni yang muncul setelah The Art and Craft Movement
pada Revolusi Industri. Kedua gerakan ini memiliki tujuan yang sama yaitu mengembalikan
aspek manusia atau buatan tangan namun, perbedaanya adalah Art Nouveau menonjolkan
aspek estetika yang lebih dekoratif dan ornamental. Art Nouveau sendiri dalam bahasa perancis
berarti seni baru dan juga estetika Art Nouveau terinspirasi dari teknik pahat kayu Jepang
“ukiyo-e”.

1,200 × 807

Istilah Art Nouveau menggambarkan karya simbolis, sarat misteri dari dua puluh pelukis
dan pematung reformis Belgia yang menyebut diri mereka Les Vingt. Para seniman ini dan
seniman lainnya seperti di Eropa dan Amerika terinspirasi oleh tujuan baru yaitu untuk
menciptakan bahasa yang sama di semua bentuk seni.

Para seniman Art Nouveau berusaha untuk mengubah perspektif tersebut dengan
semangat total work of art. Alih-alih membuat batasan antara seni murni dan seni terapan, para
seniman Art Nouveau ingin menyatukan kedua cabang ilmu tersebut untuk membuat suatu
mahakarya yang estetis tapi tetap berguna atau fungsional. Art Nouveau adalah upaya untuk
menyatukan dan menyamakan seni dari semua media. Pelukis, arsitek, desainer, perancang
perhiasan, pengukir, pematung, dan seniman lainnya semua diundang dalam gerakan Art
Nouveau.Gerakan atau aliran seni Art Nouveau ini memiliki nama-nama yang berbeda di setiap
negara. Di Jerman gerakan ini dikenal dengan nama Jugendstil, di Austria dengan nama
Secessionsstil, dan di Spanyol dengan nama Modernismo.

Para seniman aliran Art Nouveau disatukan dengan satu semangat yang dalam bahasa
Jerman disebut Gesamkunstwerk (total work of art). Komposer opera Jerman, Richard Wagner
pertama kali menggunakan istilah Gesamtkunstwerk dalam esai pada tahun 1849 untuk
menggambarkan integrasi berbagai medium untuk mencapai drama yang maksimal. Beberapa
dekade kemudian, kata tersebut menjadi bagian dari konsep gerakan Art Nouveau.

Para seniman Art Nouveau percaya bahwa sebuah mahakarya seni dapat dilahirkan dari
integrasi berbagai cabang seni. Art Nouveau juga merupakan gerakan yang mengkritik
prinsip-prinsip industrialisasi atau benda-benda yang diproduksi secara massal. Oleh karena itu,
karakteristik dari gaya seni Art Nouveau adalah garis yang melengkung dan dekoratif. Hal ini
merupakan salah satu bentuk kritik terhadap benda-benda hasil industri yang identik dengan
garis lurus.

Kelahiran aliran seni Art Nouveau memiliki hubungan erat dengan gerakan Arts and
Crafts yang lahir pada tahun 1860 di Inggris. Gerakan Arts and Crafts menekankan pada
keahlian, jam terbang dan dedikasi seorang seniman atau sering disebut craftsmanship
terhadap sebuah karya. Arts and Crafts dan Art Nouveau memiliki kesamaan yaitu menjunjung
tinggi hasil kerja individual, gaya unik dari masing-masing seniman. Yang membedakan antara
seniman Art Nouveau dan Art and Crafts adalah banyak seniman Art Nouveau yang
memanfaatkan teknologi industri modern. Para seniman Art Nouveau memanfaatkan teknologi
industri untuk memperbanyak hasil karya mereka bagi masyarakat luas seperti poster, iklan,
majalah, dan lainnya agar gerakan Art Nouveau semakin dikenal dan tersebar luas di seluruh
dunia.
Beberapa seniman-seniman Art Nouveau menghasilkan mahakarya yang membuat
nama mereka dikenal dan karyanya menjadi referensi atau bahan studi pada ilmu seni modern
saat ini. Seniman-seniman tersebut antara lain Alphonse Mucha, Gustav Klimt, Henri de
Toulouse-Lautrec, Antoni Gaudi dan Louis Tiffany.

Walapun gerakan aliran seni Art Nouveau termasuk salah satu gerakan seni dengan
jangka waktu yang cukup singkat dalam konteks sejarah seni, yaitu dari tahun 1880–1905. Art
Nouveau telah memberikan pengaruh, inspirasi, bagi perkembangan seni dan desain modern
saat ini.

4. Art Deco (1920s - 1930s)

Dilansir dari britannica, art deco merupakan gerakan seni serta arsitektur yang dekoratif
yang muncul sekitar tahun 1920. selanjutnya, gaya ini berkembang menjadi gaya arsitektur
yang populer terutama di eropa bagian barat hingga amerika 10 tahun setelahnya, atau sekitar
tahun 1930. nama ini berasal dari Exposition Internationale des Arts Décoratifs et Industriels
Modernes, tepatnya diadakan di kota Paris, tepatnya pada tahun 1925. Gaya arsitektur ini
sendiri mewakili sisi modernisme yang mana seiring perkembangan waktu berubah menjadi
sebuah mode tipe gaya arsitektur ini lebih mengedepankan keanggunaan bangunan yang
melambangkan kekayaan dan kecanggihan.

Perlu diketahui bahwasanya Art Deco adalah gabungan dari beberapa jenis gaya yang
sangat digandrungi pada abad 20. Beberapa golongan percaya jika desain yang sedemikian
rupa dipengaruhi oleh aliran modern seperti Art Nouveau, Kubisme, Futurisme, Konstruktivisme,
dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun, ternyata tak seperti gaya desain yang lainnya, Art
Deco ini murni bersifat dekoratif. Tak heran jika banyak yang menganggapnya ultra modern,
anggun, fungsional, dan mewah. Gaya khasnya adalah maskulinitas dan garis yang tegas.
Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari revolusi industri yang terjadi di Inggris sekitar abad
19-an. Waktu itu, baru ditemukan aneka mesin pabrik hingga seiring berjalannya waktu muncul
hal yang sulit diciptakan oleh manusia yaitu garis lurus, aneka seni, termasuk desain deco ini.
Pada masa itu, para desainer diberikan kebebasan dan kemandirian untuk menciptakan gaya

sesuai dengan karakternya masing-masing. Tidak hanya dalam bangunan saja tapi juga elemen
lain dalam setiap sendi kehidupan. Jadi, tak heran jika seni deco sekarang digemari oleh
masyarakat.

Salah satu ciri dari Art Deco dapat dilihat dari arsitekturnya yang megah.
Bangunan-bangunan Art Deco memiliki ornamen yang mewah, bentuk geometris yang tegas
dan kombinasi antara bahan modern seperti kaca dan logam. Menara Empire State di New York
City adalah salah satu contoh simbol dari arsitektur Art Deco yang masih menakjubkan hingga
hari ini. Selain pada bidang arsitektur, Art Deco juga memberikan pengaruh yang besar dalam
desain interior. Desain interior dalam gaya Art Deco banyak dihiasi dengan menggunakan
material-material mewah seperti marmer, kayu eksotis, dan logam yang mengkilap. Furnitur
dengan garis-garis yang bersih dan tegas menjadi favorit, menciptakan atmosfer ruang yang
elegan dan futuristik.

Walau Art deco mencapai puncak kepopuleran nya pada tahun 1920-1930 pengaruh
estetika dari tahun-tahun tersebut masih bisa dirasakan hingga saat ini karena banyak desainer
dan arsitektur yang menggunakan konsep tersebut dalam karya-karya yang mereka buat,
elemen-elemen tersebutlah yang membuat art deco tetap menjadi sumber ide dan inspirasi
yang abadi. Art deco tidak hanya tentang keindahan visual namun juga mencerminkan banyak
nilai masyarakat yang ada pada masa tersebut, pergerakan ini menjadi penting karena juga
merupakan dari bagian sejarah tersebut.
Daftar Pustaka

“Art Nouveau | History, Characteristics, Artists, & Facts.” Britannica, 22 January 2024,

https://www.britannica.com/art/Art-Nouveau.

“Arts and Crafts Movement: Revolusi Kreatif di Abad ke-19.” Nokenstudio, 3 June 2018,

https://nokenstudio.com/arts-and-crafts-movement/.

Leksono, Fitrio. “Art and Craft Movement.” Sejarah Desain Modul 3, 2019,

https://www.ocw.upj.ac.id/files/Handout-PRO105-PRO105-Modul-03.pdf.

“Victorian Art in Britain: History, Characteristics.” Visual-Arts-Cork.com,

http://www.visual-arts-cork.com/history-of-art/victorian.htm#history.

“Victorian Era art and Romanticism (article).” Khan Academy,

https://www.khanacademy.org/humanities/becoming-modern/romanticism/rom

anticism-in-england/a/romanticism-and-the-victorian-era.

Ward, Chloe. “Art for reform and social change in Victorian Britain.” Art UK, 18 November

2020,

https://artuk.org/discover/stories/art-for-reform-and-social-change-in-victorian-b

ritain.
“Mengenal Art Deco : Definisi, Karakteristik Hingga Penerapannya Gaya
Arsitektur”, 25 November 2020

https://www.qhomemart.com/blog/mengenal-art-deco/

Titis, “Mengenal Art Deco : Sejarah, Karakter, Keunggulan dan Inspirasi


Desainnya” 23 September 2021
https://tokban.com/blog/art-deco/

Anda mungkin juga menyukai