Anda di halaman 1dari 9

Meeting Biro Kerjasama - Taman National Komodo,BBKSDA NTT dengan Instansi Terkait Provinsi

NTT, di Biro Kerja Sama Setda Provinsi NTT

Tanggal, 19 November 2018

Kesimpulan yang perlu ditindaklnajuti :

BALAI TAMAN NASIONAL KOMODO

1. Mapping Wilayah taman nasional Komodo


2. Mapping Gate wisatawan yang akan masuk ke Pulau Komodo
3. Data pengunjung berdasarkan usia, gender, kewarganegaraan
4. Kebersihan taman nasional komodo
5. Pengawasan dan pengamanan taman nasional Komodo (Sudah PKS dengan Polda NTT)
6. Kekuatan personal untuk Taman Nasional Komodo
7. Sampai mana sajakah kewenangan taman nasional komodo , riung menjadi kewenangan
Balai Besar
8. Potensi wisata apa saja yang bisa dikelola oleh TNK
9. Kewenangan pembangunan di area TNK komodo (jenis ijin yg diperbolehkan ada Permen yg
Mengatur)

PEMERINTAH MANGGARAI BARAT

1. Gubernur meminta ada Kuisioner / survey pengunjung Taman Nasional Komodo tentang
kualitas dan ekspektasi wisatawan terhadap wisata di Komodo
2. Retribusi apa saja yang dikenakan pemerintah manggarai barat terhadap wisatawan
3. Mapping data hotel - resto - serta trafik pengunjung

BIRO EKONOMI

1. Potensi ekonomi yang bisa digarap


2. Pemberdayaan masyarakat siapa yang tanggung jawab
3. Bikin badan baru untuk taman nasional komodo - isinya prov, nasional, Manggarai Barat,
TNI, POLRI, Kejaksaan - Badan ini akan ada dibawah Gubernur
4. Pemetaan aset provinsi di manggarai barat apa saja

Dinas Lingkungan Hidup

1. Koordinasi intens antara pemerintah manggarai barat dgn provinsi


2. Bagaimana good practice terkait lingkungan hides dari kapal- kapal pariwisata ini seharusnya
dilakukan
3. Pengelolaan sampah dengan prinsip 3 R, jakstrada (kebijakan dan strategi daerah) ttg
sampah
4. Membuat surat ke menteri lingkungan hidup ttg kerjasama pengelolaan sampah
Dinas Kehutanan

1. Pola kerjasama seperti apa yang mungkin dikembangkan antara prov, TN komodo dengan
pemerintah manggarai barat
2. Koordinasi soal keamanan

Dinas Pariwisata

1. Potensi penerbangan dari mana saja yg masih bisa digarap


2. Potensi pariwisata apa sajakah yang bisa dikembangkan sesuai dengan kewenangan TNK
komodo
3. Pembangunan sarana prasarana, promosi, dan pusat informasi wisata

Dinas PMPTSP

1. Terkait data perijinan dan data investasi

Goal Meeting

1. Pengaturan Traffic Pengunjung di Taman Nasional Komodo


2. Data hotel, hostel dan penginapan lainnya
3. Data restoran dan tempat hiburan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk PAD
4. Pengolalaan sampah dan limbah di TN komodo dan Kota Labuan Bajo yang dilakukan
bersama sama dengan pemerintah provinsi
5. Data terkait pengunjung serta ekspektasi apa yang diharapkan saat berkunjung ke Komodo
6. Pola Pengamanan terhadap wilayah TNK komodo
7. Pola kerja sama pengelolaan kawasan TNK antara Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah
Kabupaten Manggarai Barat dalam hal : pengelolaan sampah, keamanan, transportasi,
informasi pariwisata,pramuwisata,perjalanan wisata,makan dan minum,cindra
mata,akomodasi,kelestarian lingkungan.

Kupang, 19 November 2018

Pemipin Rapat
Kepala Biro Kerja Sama Setda Provinsi NTT,

DR.Drs. JUSUF L. LUPUDARA,M.Si


Pembina Tingkat I
Nip.19660814 198803 1 011
MATERI RAPAT

PENGELOLAAN KAWASAN TAMAN NASIONAL KOMODO KABUPATEN MANGGGARAI BARAT


TANGGAL, 31 JANUARI 2019

I. LATAR BELAKANG.
Dalam rangka pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komodo yang lebih efektif dan efisien perlu
dilakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Rencana Pola Kerja Sama Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komdo;
2. Rencana Kenaikan Tarif Masuk ke Kawasan Taman Nasional Komodo;
3. Rencana Penutupan Sementara Masuk Keluar Kawasan Taman Nasional Komodo.

II. DASAR HUKUM.


1. UU No.5 tahun 1990 ttg Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya;
2. UU No.23 tahun 2014 ttg Pemeritahan Daerah;
3. PP no.12 thn 2014 ttg Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP);
4. PP No.28 tahun 2011 ttg Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
5. Perppres No.16 tahun 2016 ttg Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.18/MENLHK-II/2015 ttg Organisasi
dan Tata Kerja Kementrian LHK;
7. Peraturan MenLHK No.P.7/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 ttg Organisasi dan Tata Kerja UPT
Taman Nasional;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.443/MENLHK /SETJEN
/KUM.1/6/2017 Ttg Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam ‘
9. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Eksosistem No.
P.6/KSDAE/SET/Kum.1/6/2018 ttg Petunjuk Teknis Kemitraan Konservasi pada Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

III. PEMBAHASAN/RAPAT-RAPAT.
Untuk menindaklanjuti rencana pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komodo yang lebih efektif
dan efisien, Biro Kerja Sama Setda Provinsi NTT melakukan pembahasan melalui
pertemuan/rapat – rapat di Kupang tanggal, 25 Oktober 2018 dan tanggal, 19 November 2018,
yang melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten Manggaran Barat, UPT Balai Taman Nasional
Komodo Manggarai Barat, Balai Besar Konvesvasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Prov. NTT dan
Perangkat Daerah teknis terkait Tingkat Provinsi NTT, serta sudah disampaikan secara tertulis
kepada pihak terkait melalui surat No. KS.120.23/581/XI/2018 tanggal, 22 November 201 perihal
Hasil Keputusan rapat untuk ditindaklanjuti beberapa kesimpulan sebagai berikut :
I. KESIMPULAN RAPAT TANGGAL, 25 OKTOBER 2018 :
1. Gubebernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dapat melakukan pembangunan yang
melibatkan semua pihak termasuk di Kawasan Taman Nasional Kodomdo;
2. Pemerintah Provinsi NTT tidak bermakasud mengambil alih kewenangan pemerintah
pusat, tetapi pengelolaan TNK yang berkaitan dengan pariwisata, kebersihan, keamanan,
kelestarian lingkungan dan transportasi;
3. Perlu adanya kerja sama antara Pemerintah Provinsi NTT dengan UPT TNK dalam skema
pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komodo;
4. Pemerintah Provinsi NTT akan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup tentang Kerja Sama Pengelolaan Taman Nasional
Komodo, secara teknis difasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTT;
5. Pemerintah Provinsi NTT perlu juga melakukan studi banding ke Provinsi Sulawesi Utara
yang sudah melaksanakan kerja sama pengelolaan Kawasan Taman Nasional;
6. Rapat lanjutan akan melibatkan UPTD TNK, Pemerintah Manggarai Barat, BBKSDA dan
perangkat daerah terkait lainnya.

II. KESIMPULAN RAPAT TANGGAL, 19 NONEVEMBER 2018 :

BALAI TAMAN NASIONAL KOMODO


1. Mapping Wilayah taman nasional Komodo
2. Mapping Gate wisatawan yang akan masuk ke Pulau Komodo
3. Data pengunjung berdasarkan usia, gender, kewarganegaraan
4. Kebersihan taman nasional komodo
5. Pengawasan dan pengamanan taman nasional Komodo (Sudah PKS dengan Polda NTT)
6. Kekuatan personal untuk Taman Nasional Komodo
7. Sampai mana sajakah kewenangan taman nasional komodo , riung menjadi kewenangan
Balai Besar
8. Potensi wisata apa saja yang bisa dikelola oleh TNK
9. Kewenangan pembangunan di area TNK komodo (jenis ijin yg diperbolehkan ada Permen
yg Mengatur)

PEMERINTAH MANGGARAI BARAT

1. Gubernur meminta ada Kuisioner / survey pengunjung Taman Nasional Komodo tentang
kualitas dan ekspektasi wisatawan terhadap wisata di Komodo
2. Retribusi apa saja yang dikenakan pemerintah manggarai barat terhadap wisatawan
3. Mapping data hotel - resto - serta trafik pengunjung

BIRO EKONOMI

1. Potensi ekonomi yang bisa digarap


2. Pemberdayaan masyarakat siapa yang tanggung jawab
3. Bikin badan baru untuk taman nasional komodo - isinya prov, nasional, Manggarai Barat,
TNI, POLRI, Kejaksaan - Badan ini akan ada dibawah Gubernur
4. Pemetaan aset provinsi di manggarai barat apa saja
Dinas Lingkungan Hidup

1. Koordinasi intens antara pemerintah manggarai barat dgn provinsi


2. Bagaimana good practice terkait lingkungan hides dari kapal- kapal pariwisata ini
seharusnya dilakukan
3. Pengelolaan sampah dengan prinsip 3 R, jakstrada (kebijakan dan strategi daerah) ttg
sampah
4. Membuat surat ke menteri lingkungan hidup ttg kerjasama pengelolaan sampah

Dinas Kehutanan

1. Pola kerjasama seperti apa yang mungkin dikembangkan antara prov, TN komodo dengan
pemerintah manggarai barat
2. Koordinasi soal keamanan

Dinas Pariwisata

1. Potensi penerbangan dari mana saja yg masih bisa digarap


2. Potensi pariwisata apa sajakah yang bisa dikembangkan sesuai dengan kewenangan TNK
komodo
3. Pembangunan sarana prasarana, promosi, dan pusat informasi wisata

Dinas PMPTSP

1. Terkait data perijinan dan data investasi

Goal Meeting

1. Pengaturan Traffic Pengunjung di Taman Nasional Komodo


2. Data hotel, hostel dan penginapan lainnya
3. Data restoran dan tempat hiburan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk PAD
4. Pengolalaan sampah dan limbah di TN komodo dan Kota Labuan Bajo yang dilakukan
bersama sama dengan pemerintah provinsi
5. Data terkait pengunjung serta ekspektasi apa yang diharapkan saat berkunjung ke Komodo
6. Pola Pengamanan terhadap wilayah TNK komodo
7. Pola kerja sama pengelolaan kawasan TNK antara Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah
Kabupaten Manggarai Barat dalam hal : pengelolaan sampah, keamanan, transportasi,
informasi pariwisata,pramuwisata,perjalanan wisata,makan dan minum,cindra
mata,akomodasi,kelestarian lingkungan.
IV. SARAN /TINDAK LANJUT :
Dari 2 kali rapat yang sudah dilaksanakan beberapa saran/ tindak lanjut sebagai berikut :
1. Rencana pola kerja sama Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat
dan UPT Balai Taman Nasional Komodo, yang disarankan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi NTT berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No.P.443/MENLHK /SETJEN /KUM.1/6/2017 Tentang Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam dan Peraturan Direktur Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Eksosistem No. P.6/KSDAE/SET/Kum.1/6/2018 ttg
Petunjuk Teknis Kemitraan Konservasi pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam, dapat dilakukan dengan pola :
a. Pola Kerja Sama Dalam Pemberdayaan Masyarakat yaitu membentuk kelompok
Masyarakat Mitra Polisi kehutanan(MMP) pada desa-desa yang ada dipulau-pulau sekitar
Kawasan Taman Nasional Komodo.
b. Pola Kerja Sama Konservasi yaitu Kerja Sama dalam rangka pemulihan ekosistem
dikawasan suaka alam di darat maupun dilaut pada Kawasan Taman Nasional Komodo.
c. Pola Kerja Sama Dalam Pemberian Beasiswa yaitu Kerja Sama untuk meningkatkan
pendidikan bagi anak-anak pada desa disekitar Kawasan Taman Nasional Komodo.
2. Rencana Kenaikan tarif masuk ke Kawasan Taman Nasional Komodo, yang disarankan oleh
UPT Balai Taman Nasional Komodo, bahawa tarif yang ditetapkan selama ini berpedoman
pada PP no.12 thn 2014 ttg Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP).
3. Rencana Penutupan Sementara Masuk Keluar Kawasan Taman Nasional Komodo, yang
disarankan oleh Direktur Jenderal KSDAE dan Kepala Biro Humas Kementerian LHK melalui
berita baik media cetak maupaun elektronik bahawa Wacana penutupan sementara TNK yg
bertujuan utk melakukan perbaikan tata kelola khususnya untuk mendukung tujuan
konservasi, perlu segera dibahas antara Pemda Prov NTT, Pemda Mabar,Direktorat jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan
kehutanan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Dalam Negeri dan Kementrian Keuangan.

V. TARGET KESEPAKATAN RAPAT TANGGAL, 31 JANUARI 2019:


Target kesepakatan rapat tanggal, 31 Januari 2019 adalah kesimpulan konkrit untuk
ditindaklanjuti oleh masing-masing pihak tentang rencana sesbagai berikut :

1. Rencana Pola Kerja Sama Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komdo;


2. Rencana Kenaikan Tarif Masuk ke Kawasan Taman Nasional Komodo;
3. Rencana Penutupan Sementara Masuk Keluar Kawasan Taman Nasional Komodo.
BAHAN PRESS RELEASE PENGELOLAAN TNK, JAKARTA, 23 JAN 2019, SEHUBUNGAN MARAKNYA
BERITA TERKAIT WACANA PENUTUPAN SEMENTARA TNK OLEH GUBERNUR NTT, DGN PENJELASAN
SEBAGI BERIKUT :

1. Wacana penutupan sementara TNK yg bertujuan utk melakukan perbaikan tata kelola
khususnya untuk mendukung tujuan konservasi, perlu segera dibahas antara Pemda Prov
NTT, Pemda Mabar,Direktorat jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
(KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan, Kementerian Pariwisata,
Kementerian Dalam Negeri dan Kementrian Keuangan.
2. UU No.5 tahun 1990 ttg Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya,UU No.23 tahun
2014 ttg Pemeritahan Daerah, PP No.28 tahun 2011 ttg Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam, Perppres No.16 tahun 2016 ttg Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No.P.18/MENLHK-II/2015 ttg Organisasi dan Tata Kerja Kementrian LHK, Peraturan MenLHK
No.P.7/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 ttgOrganisasi dan Tata Kerja UPT Taman Nasional,
mengamatkan bahwa pengelolaan KTN kpd BB/balai setingkat es.II/Es.III dibawah Dirjen
KSDAE Kementrian LHK.
3. Penutupan suatu TN dimungkinkan dg pertimbangan ilmiah atau atas kondisi khusus
misalnya : terjadi erupsi gunung berapi, kondisi cuaca ekstrim sehingga pendakian ditutup
sementara seperti TN Gunung Rinjani, TN Gunung Merapi,TN Bromo Tengger Semeru,
adanya kerusakan habitat atau gangguan thdp satwa liar yg dilindungi akibat dr aktivitas
pengunjung, bencana alam, dan mewabahnya hama dan penyakit seperti TN Way Kambas.
Penutupan Kawasan TN menjadi Kewenangan Dirjen KSDAE Kementrian LHK.
4. Berdasarkan Monitoring Balai TN Komodo dan Komodo Survival Programme, pd thn 2017
jml populasi komodo sebyk : 2.762 individu, yg tersebar di Pulau Rinca ; 1.410, Pulau
Komodo : 1.226,Pulau Padar : 2, Pulau Gili Motang : 54, Pulau Nusa Kode ; 70. Sedangkan
Populasi Rusa : 3.900 individu, kerbau : 200 Individu. Pd thn 2018 ditemukan : 1 individu
komodo mati secara alamiahn karena usia. Ancaman terhadap Komodo adalah masih
ditemukannya perburuan rusa, yg pd umumnya dilakukan oleh oknum masyarakat kab.bima.
Perburuan rusa thn 2018 telah ditangani secara hukum oleh pihak Polres Bima. Program
breeding rusa telah dibangun di Kec.Sape Kab.Bima, dlm rangka utk mengurangi tingkat
perburuan rusa di TNK.
5. Kawasan TNK merupakan salah satu dari lima TN tertua di Indonesia dg luas : 173.300 HA yg
terdiri dari : 132.572 Ha kawasan perairan dan 40.728 Ha kawasan daratan. Pd thn 1977
ditetapkan UNESCO sebgai kawasan Cagar Biosfer(Man and Biosphere programme-
UNESCO),sebagai Situs Warisan Dunia(World Heritage Center-UNESCO)pd thn 1991,dan
sebagai New 7Wonders Foundation pd thn 2012, Selain itu pd thun 2008 KTNK juga
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional(KSN) dan pd thn 2011 ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
6. Selain komodo sebagai salah satu daya tarik pengunjung yg sebagian besar merupakan
wisatawan mancanegara,saat ini terdapat 42 dive and snorkeling spot yg juga menjadi daya
tarik kunjungan.Trend jumlah pengunjung terus meningkat ; thn 2014 ( 80.6260, thn 2015
( 95.410),thn 2016(107.711),thn 2017(125.069), thn 2018(159.217). Dgn tiket masuk
wisatawan manca negara sebesar Rp.150.000,- dan wisatawan nusantara sebesar Rp. 5.000,-
berdasarkan PP no.12 thn 2014 ttg Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP), maka
penerimaan pungutan yg disetor oleh Balai TNK kepada Kas Negara thn 2014(5,4 M), thn
2015( 19,20 M),thn 2016(22,80 M),thn 2017(29,10 M),thn 2018 (33,16 M).
7. Meningkatnya jumlah wisatawan yg berkunjung ke TNK telah berdampak pd pertumbuhan
ekonomi yg signifikan, khususnya di Kab.Mabar dan diwilayah sekitarnya.Rantai ekonomi
berdampak pd penghidupan masyarakat pelaku wisata antara lain : tour operator yg
mengoperasikan 157 kapal wisata, keterlibatan 94 guide dr masyarakat lokal,tingkat hunian :
1.136 kamar hotel,lahirnya 4 hotel berbintang. Rantai ekonomi tersebut berpengaruh pd
penghidupan 4.556 jiwa masyarakat yg terbesar di Desa Komodo (1.725 jiwa),Desa
Papagaran(1.252 jiwa), dan Desa Pasir Panjang(1.579 jiwa),khususnya masyarakat dr Desa
Komodo yg sebagian besar terlibat dlm kegiatan wisata.
8. Dlm rangka peningkatan efektifitas pengelolaan Balai TNK telah melaksanakan beberapa
kerja sama antara lain :
a. Dive Operator Community Komodo(DOCK) dlm rangka patroli bersama utk pengamanan
kawasan.
b. Komodo Survival Programme dan WWF Indonesia dlm rangka monitoring Komodo dan
habitatnya , monitoring sumber daya perairan, penyusunan master plan wisata, dan
master plan pengelolaan sampah.
c. Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Polres
Mabar dlm rangka patroli gabungan, investigasi kasus pelanggaran lingkungan, serta
penertiban senjata api rakitan.
d. PT.PLN(Pesero) dlm rangka pembangun infrastruktur listrik di 3 desa dlm kawasan.
e. Kemenko Maritim dlm promosi dan pelatihan.
9. Menetri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cg.Direktur Jenderal KSDAE memiliki kewenangan
untuk menutup atau membuka kembali suatu TN berdasarkan pertimbangan ilmiah, fakta
lapangan,kondisi sosial ekonomi,dan masukan Pemda Provinsi, Pemda Kab. serta para pihak
lainnya.Dlm hal TN Komodo, apabila Pemerintah merencanakan penutupan sementara
terhadap sebagian kawasan atau keseluruhan, akan dilakukan secara terencana dgn
memberikan tenggang waktu yg cukup sehubungan dampak sosial ekonomi yg sangat besar.
Tanggung jawab berita :
1. Wiranto(Direktur Jenderal KSDAE) Hp.082111738988
2. Djati witjaksono Hadi(Kepala Biro Humas Kementerian LHK) Hp.081977933330
10.

Anda mungkin juga menyukai