1. Gubernur meminta ada Kuisioner / survey pengunjung Taman Nasional Komodo tentang
kualitas dan ekspektasi wisatawan terhadap wisata di Komodo
2. Retribusi apa saja yang dikenakan pemerintah manggarai barat terhadap wisatawan
3. Mapping data hotel - resto - serta trafik pengunjung
BIRO EKONOMI
1. Pola kerjasama seperti apa yang mungkin dikembangkan antara prov, TN komodo dengan
pemerintah manggarai barat
2. Koordinasi soal keamanan
Dinas Pariwisata
Dinas PMPTSP
Goal Meeting
Pemipin Rapat
Kepala Biro Kerja Sama Setda Provinsi NTT,
I. LATAR BELAKANG.
Dalam rangka pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komodo yang lebih efektif dan efisien perlu
dilakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Rencana Pola Kerja Sama Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komdo;
2. Rencana Kenaikan Tarif Masuk ke Kawasan Taman Nasional Komodo;
3. Rencana Penutupan Sementara Masuk Keluar Kawasan Taman Nasional Komodo.
III. PEMBAHASAN/RAPAT-RAPAT.
Untuk menindaklanjuti rencana pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komodo yang lebih efektif
dan efisien, Biro Kerja Sama Setda Provinsi NTT melakukan pembahasan melalui
pertemuan/rapat – rapat di Kupang tanggal, 25 Oktober 2018 dan tanggal, 19 November 2018,
yang melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten Manggaran Barat, UPT Balai Taman Nasional
Komodo Manggarai Barat, Balai Besar Konvesvasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Prov. NTT dan
Perangkat Daerah teknis terkait Tingkat Provinsi NTT, serta sudah disampaikan secara tertulis
kepada pihak terkait melalui surat No. KS.120.23/581/XI/2018 tanggal, 22 November 201 perihal
Hasil Keputusan rapat untuk ditindaklanjuti beberapa kesimpulan sebagai berikut :
I. KESIMPULAN RAPAT TANGGAL, 25 OKTOBER 2018 :
1. Gubebernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dapat melakukan pembangunan yang
melibatkan semua pihak termasuk di Kawasan Taman Nasional Kodomdo;
2. Pemerintah Provinsi NTT tidak bermakasud mengambil alih kewenangan pemerintah
pusat, tetapi pengelolaan TNK yang berkaitan dengan pariwisata, kebersihan, keamanan,
kelestarian lingkungan dan transportasi;
3. Perlu adanya kerja sama antara Pemerintah Provinsi NTT dengan UPT TNK dalam skema
pengelolaan Kawasan Taman Nasional Komodo;
4. Pemerintah Provinsi NTT akan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup tentang Kerja Sama Pengelolaan Taman Nasional
Komodo, secara teknis difasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTT;
5. Pemerintah Provinsi NTT perlu juga melakukan studi banding ke Provinsi Sulawesi Utara
yang sudah melaksanakan kerja sama pengelolaan Kawasan Taman Nasional;
6. Rapat lanjutan akan melibatkan UPTD TNK, Pemerintah Manggarai Barat, BBKSDA dan
perangkat daerah terkait lainnya.
1. Gubernur meminta ada Kuisioner / survey pengunjung Taman Nasional Komodo tentang
kualitas dan ekspektasi wisatawan terhadap wisata di Komodo
2. Retribusi apa saja yang dikenakan pemerintah manggarai barat terhadap wisatawan
3. Mapping data hotel - resto - serta trafik pengunjung
BIRO EKONOMI
Dinas Kehutanan
1. Pola kerjasama seperti apa yang mungkin dikembangkan antara prov, TN komodo dengan
pemerintah manggarai barat
2. Koordinasi soal keamanan
Dinas Pariwisata
Dinas PMPTSP
Goal Meeting
1. Wacana penutupan sementara TNK yg bertujuan utk melakukan perbaikan tata kelola
khususnya untuk mendukung tujuan konservasi, perlu segera dibahas antara Pemda Prov
NTT, Pemda Mabar,Direktorat jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
(KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan, Kementerian Pariwisata,
Kementerian Dalam Negeri dan Kementrian Keuangan.
2. UU No.5 tahun 1990 ttg Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya,UU No.23 tahun
2014 ttg Pemeritahan Daerah, PP No.28 tahun 2011 ttg Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam, Perppres No.16 tahun 2016 ttg Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No.P.18/MENLHK-II/2015 ttg Organisasi dan Tata Kerja Kementrian LHK, Peraturan MenLHK
No.P.7/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 ttgOrganisasi dan Tata Kerja UPT Taman Nasional,
mengamatkan bahwa pengelolaan KTN kpd BB/balai setingkat es.II/Es.III dibawah Dirjen
KSDAE Kementrian LHK.
3. Penutupan suatu TN dimungkinkan dg pertimbangan ilmiah atau atas kondisi khusus
misalnya : terjadi erupsi gunung berapi, kondisi cuaca ekstrim sehingga pendakian ditutup
sementara seperti TN Gunung Rinjani, TN Gunung Merapi,TN Bromo Tengger Semeru,
adanya kerusakan habitat atau gangguan thdp satwa liar yg dilindungi akibat dr aktivitas
pengunjung, bencana alam, dan mewabahnya hama dan penyakit seperti TN Way Kambas.
Penutupan Kawasan TN menjadi Kewenangan Dirjen KSDAE Kementrian LHK.
4. Berdasarkan Monitoring Balai TN Komodo dan Komodo Survival Programme, pd thn 2017
jml populasi komodo sebyk : 2.762 individu, yg tersebar di Pulau Rinca ; 1.410, Pulau
Komodo : 1.226,Pulau Padar : 2, Pulau Gili Motang : 54, Pulau Nusa Kode ; 70. Sedangkan
Populasi Rusa : 3.900 individu, kerbau : 200 Individu. Pd thn 2018 ditemukan : 1 individu
komodo mati secara alamiahn karena usia. Ancaman terhadap Komodo adalah masih
ditemukannya perburuan rusa, yg pd umumnya dilakukan oleh oknum masyarakat kab.bima.
Perburuan rusa thn 2018 telah ditangani secara hukum oleh pihak Polres Bima. Program
breeding rusa telah dibangun di Kec.Sape Kab.Bima, dlm rangka utk mengurangi tingkat
perburuan rusa di TNK.
5. Kawasan TNK merupakan salah satu dari lima TN tertua di Indonesia dg luas : 173.300 HA yg
terdiri dari : 132.572 Ha kawasan perairan dan 40.728 Ha kawasan daratan. Pd thn 1977
ditetapkan UNESCO sebgai kawasan Cagar Biosfer(Man and Biosphere programme-
UNESCO),sebagai Situs Warisan Dunia(World Heritage Center-UNESCO)pd thn 1991,dan
sebagai New 7Wonders Foundation pd thn 2012, Selain itu pd thun 2008 KTNK juga
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional(KSN) dan pd thn 2011 ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
6. Selain komodo sebagai salah satu daya tarik pengunjung yg sebagian besar merupakan
wisatawan mancanegara,saat ini terdapat 42 dive and snorkeling spot yg juga menjadi daya
tarik kunjungan.Trend jumlah pengunjung terus meningkat ; thn 2014 ( 80.6260, thn 2015
( 95.410),thn 2016(107.711),thn 2017(125.069), thn 2018(159.217). Dgn tiket masuk
wisatawan manca negara sebesar Rp.150.000,- dan wisatawan nusantara sebesar Rp. 5.000,-
berdasarkan PP no.12 thn 2014 ttg Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP), maka
penerimaan pungutan yg disetor oleh Balai TNK kepada Kas Negara thn 2014(5,4 M), thn
2015( 19,20 M),thn 2016(22,80 M),thn 2017(29,10 M),thn 2018 (33,16 M).
7. Meningkatnya jumlah wisatawan yg berkunjung ke TNK telah berdampak pd pertumbuhan
ekonomi yg signifikan, khususnya di Kab.Mabar dan diwilayah sekitarnya.Rantai ekonomi
berdampak pd penghidupan masyarakat pelaku wisata antara lain : tour operator yg
mengoperasikan 157 kapal wisata, keterlibatan 94 guide dr masyarakat lokal,tingkat hunian :
1.136 kamar hotel,lahirnya 4 hotel berbintang. Rantai ekonomi tersebut berpengaruh pd
penghidupan 4.556 jiwa masyarakat yg terbesar di Desa Komodo (1.725 jiwa),Desa
Papagaran(1.252 jiwa), dan Desa Pasir Panjang(1.579 jiwa),khususnya masyarakat dr Desa
Komodo yg sebagian besar terlibat dlm kegiatan wisata.
8. Dlm rangka peningkatan efektifitas pengelolaan Balai TNK telah melaksanakan beberapa
kerja sama antara lain :
a. Dive Operator Community Komodo(DOCK) dlm rangka patroli bersama utk pengamanan
kawasan.
b. Komodo Survival Programme dan WWF Indonesia dlm rangka monitoring Komodo dan
habitatnya , monitoring sumber daya perairan, penyusunan master plan wisata, dan
master plan pengelolaan sampah.
c. Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Polres
Mabar dlm rangka patroli gabungan, investigasi kasus pelanggaran lingkungan, serta
penertiban senjata api rakitan.
d. PT.PLN(Pesero) dlm rangka pembangun infrastruktur listrik di 3 desa dlm kawasan.
e. Kemenko Maritim dlm promosi dan pelatihan.
9. Menetri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cg.Direktur Jenderal KSDAE memiliki kewenangan
untuk menutup atau membuka kembali suatu TN berdasarkan pertimbangan ilmiah, fakta
lapangan,kondisi sosial ekonomi,dan masukan Pemda Provinsi, Pemda Kab. serta para pihak
lainnya.Dlm hal TN Komodo, apabila Pemerintah merencanakan penutupan sementara
terhadap sebagian kawasan atau keseluruhan, akan dilakukan secara terencana dgn
memberikan tenggang waktu yg cukup sehubungan dampak sosial ekonomi yg sangat besar.
Tanggung jawab berita :
1. Wiranto(Direktur Jenderal KSDAE) Hp.082111738988
2. Djati witjaksono Hadi(Kepala Biro Humas Kementerian LHK) Hp.081977933330
10.