Anda di halaman 1dari 18

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Literatur Review

Dari studi literatur didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L) Terhadap


Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab Infeksi Kulit

N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
1 Tuntun (2016) Uji Efektivitas Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya
Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap
(Carica papaya L.) Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Terhadap dan Staphylococcus aureus. Daun
Pertumbuhan Bakteri papaya banyak digunakan masyarakat
Escherichia coli dan sebagai obat tradisional. Daun pepaya
Staphylococcus mengandung senyawa antibakteri
aureus seperti tanin, alkaloid, flavonoid,
terpenoid, saponin, dan alkaloid
karpain. Bakteri Escherichia coli dan
Stapylococcus aureus merupakan
bakteri pathogen yang sering
menginfeksi manusia. Tujuan penelitian
untuk mengetahui kemampuan ekstrak
daun pepaya (Carica papaya L.) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus dan mengetahui konsentrasi
ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)
yang efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia coli
dan Staphylococcu aureus. Jenis
penelitian adalah eksperimen
laboratorium. Uji daya hambat
menggunakan metode difusi agar cara
Kirby Bauer. Variabel penelitian yaitu
konsentrasi ekstrak daun pepaya 10%-
100%, dan zona hambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus. Analisa data
menggunakan uji Anova. Hasil
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
penelitian ini didapatkan F hitung > F
tabel, baik terhadap bakteri Escherichia
coli maupun bakteri Staphylococcus
aureus, hal ini menunjukkan bahwa
ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)
mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan bakteri tersebut, tetapi
tidak efektif jika dibandingkan dengan
zona hambat antibiotik Chlorampenicol
30 mcg (kontrol positif)
2 Ariani, et al. Uji Aktivitas Tanaman pepaya merupakan tumbuhan
(2019) Antibakteri Ekstrak perdu yang berbatang tegak dan basah.
Biji Pepaya (Carica Hampir semua bagian tanaman pepaya
papaya L.) Terhadap dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan
Pertumbuhan tradisional salah satunya adalah biji
Escherichia coli pepaya. Secara tradisional biji pepaya
dimanfaatkan sebagai obat cacing
gelang, gangguan pencernaan, diare dan
penyakit kulit. Kandungan yang
terdapat pada biji pepaya merupakan
senyawa metabolit sekunder yang
memiliki aktivitas antibakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak
biji pepaya terhadap pertumbuhan
Escherichia coli dan mengetahui
diameter zona hambat dari berbagai
konsentrasi ekstrak. Jenis penelitian ini
adalah non eksperimental dengan
metode sumuran. Pengambilan sampel
menggunakan metode purposive
sampling. Konsentrasi ekstrak yang
digunakan adalah 1,25%, 2,5%, 5%,
dan 10%. Kontrol positif yang
digunakan adalah Amoxicillin 25 μg/10
ml akuadest dan kontrol negatif etanol
96%. Penentuan zona hambat dengan
melihat adanya zona bening disekitar
sumuran, kemudian zona bening
tersebut diukur diameternya
menggunakan jangka sorong. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
biji pepaya memiliki aktivitas
antibakteri terhadap pertumbuhan
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
Escherichia coli. Ekstrak biji pepaya
dengan konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5%,
dan 10% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan diperoleh rata-
rata hambatan secara berturut-turut
sebesar 3,6 mm, 4,44 mm, 5,56 mm,
dan 6,65 mm.
3 Agustiani, et al. Efek Antibakteri Pepaya dapat dimanfaatkan sebagai
(2017) Ekstrak Air Buah makanan maupun obat tradisional di
Pepaya (Carica masyarakat. Pepaya mengandung zat
papaya L.) Muda aktif seperti flavonoid, tanin,
terhadap triterpenoid, saponin, dan alkaloid, yang
Lactobacillus diketahui memiliki efek antibakteri.
acidophilus Lactobacillus acidophilus merupakan
bakteri gram positif dan flora normal di
saluran pencernaan yang
pertumbuhannya dipengaruhi oleh pH,
suhu, asam lambung, dan garam
empedu. Tujuan penelitian ini
mengetahui efek antibakteri ekstrak air
buah pepaya muda terhadap
Lactobacillus acidophilus. Penelitian ini
adalah penelitian in vitro dengan
metode difusi dan dilusi pada De Man
Rogose and Sharpe (MRS) agar dan
broth sebagai media uji. Dosis ekstrak
air buah pepaya muda yang digunakan
pada metode difusi adalah 10 mg/ml, 20
mg/ml, dan 40 mg/ml dengan 9
pengulangan. Metode dilusi
menggunakan konsentrasi 100%, 50%,
25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,12%. Hasil
uji metode difusi menunjukkan 0 mm
baik pada dosis 10 mg/ml, 20 mg/ml,
maupun 40 mg/ ml, sedangkan MRS
broth pada metode dilusi tetap keruh
pada konsentrasi 100%, 50%, 25%,
12,5%, 6,25%, dan 3,12%. Simpulan
penelitian adalah ekstrak air buah
pepaya muda tidak memiliki efek
antibakteri terhadap Lactobacillus
acidophilus. Hal ini dapat disebabkan
oleh ketebalan peptidoglikan pada
dinding sel Lactobacillus acidophilus
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
yang memberikan ketahanan bakteri
terhadap senyawa aktif dalam ekstrak
air buah pepaya muda.
4 Khilyasari dan Antibakteri Perasan Staphylococcus aureus adalah bakteri
Suliati (2018) Daun Pepaya (Carica yang paling menular. Salah satu jenis
papaya L.) Terhadap infeksi Staphylococcus aureus adalah
Pertumbuhan Bakteri infeksi kulit yang ditandai dengan
Staphylococcus nanah. Tanaman pepaya (Carica papaya
aureus L.) merupakan salah satu tanaman yang
setiap bagiannya dapat digunakan
sebagai obat. Daun pepaya (Carica
papaya L.) mengandung senyawa yang
berkhasiat sebagai antibakteri Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui adanya daya antibakteri
daun pepaya (Carica papaya L.) pada
pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei
hingga Juni 2017 di Analis Kesehatan
Dinas Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Uji daya antibakteri dilakukan secara in
vitro dengan cairan metode
pengenceran dan in vivo menggunakan
hewan percobaan yang dilukai dan
diinfeksi Staphylococcus aureus pada
luka. Sampel yang digunakan adalah
sari daun pepaya (Carica papaya L.)
dengan konsentrasi 80%, 85%, 90%,
95% dan 100%. Analisis data disajikan
secara deskriptif dan statistik. Parameter
penelitian adalah hambatan perasan
daun pepaya (Carica papaya L.) dan
lama penutupan lesi setelah luka dan
terinfeksi Hasil pengujian menunjukkan
bahwa daya hambat minimum sari daun
pepaya (Carica papaya L.) adalah pada
konsentrasi 90%. Konsentrasi 90% juga
merupakan konsentrasi terkecil yang
dapat menyembuhkan lesi lebih cepat
daripada kontrol positif Asam Fusid.
Berdasarkan data yang diperoleh,
perasan daun pepaya (Carica papaya L.)
memiliki daya antibakteri terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus.
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
5 Yandri dan Optimization Of Biji pepaya (Carica papaya L.)
Setyani (2021) Carbopol 940 And mengandung alkaloid, flavonoid, tanin,
Propylene Glycol senyawa fenolik dan saponin yang telah
Concentration On The terbukti efek sinergisnya dalam
Characteristic And menghambat pertumbuhan
Inhibitory Effect Of Staphylococcus aureus. Pada penelitian
Ethanol Extract Gel Of ini, ekstrak etanol biji pepaya
Papaya (Carica diformulasikan dalam sediaan gel.
papaya L.) Seeds Optimalisasi komposisi gelling agent
Against dan humektan dilakukan untuk
Staphylococcus aureus mendapatkan sediaan gel ekstrak etanol
biji pepaya dengan sifat fisik dan
stabilitas yang baik. Parameter yang
digunakan untuk menentukan stabilitas
sediaan adalah sifat fisik yang meliputi
viskositas, daya sebar, dan persentase
pergeseran viskositas. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan
software Design-Expert versi 12 dan
SPSS. Uji aktivitas hambat dilakukan
dengan metode disk-diffusion agar
dengan bakteri uji Staphylococcus
aureus ATCC 25923. Hasil uji aktivitas
hambat ekstrak etanol biji pepaya pada
konsentrasi 20% memiliki aktivitas
sedang dan pada konsentrasi 40%, 60%,
80% dan 100% tergolong kuat terhadap
Staphylococcus aureus. Carbopol 940
merupakan faktor dominan dalam
mempengaruhi respon viskositas
(92,504%) dan daya sebar (59,539%).
Sediaan dengan sifat fisik dan stabilitas
yang baik diperoleh pada penggunaan
karbopol 940 dan propilen glikol
masing-masing sebanyak 1,06604 gram
dan 13,2146 gram.

6 Ajiboye dan Antibacterial Carica papaya yang biasa dikenal


Olawoyin (2020) Activities And dengan paw paw termasuk dalam famili
Phytochemical Curcubitaceae dan umumnya tumbuh di
Screening Of Crude daerah tropis daerah. Ini memiliki sifat
Extract Of Carica antimikroba, antihelmintik dan
Papaya Leaf Against antioksidan. Studi ini menilai
Selected Pathogens antibakteri potensi Carica papaya
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
terhadap Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae dan Staphylococcus
aureus. Aseton dan ekstrak air daun
Carica papaya diperoleh dengan
menggunakan metode standar. Aktivitas
antibakteri dari ekstraksi dilakukan
dengan metode difusi sumur agar.
Penghambatan Minimum dan
bakterisida Minimum konsentrasi
dilakukan dengan menggunakan
prosedur standar. Aktivitas antibakteri
dari ekstrak kasar Carica pepaya
terhadap organisme uji mengungkapkan
bahwa ekstrak aseton menunjukkan
zona hambat maksimum pada
Staphylococcus aureus dengan diameter
17,90±0,10mm pada 500 mg/ml dan
efek penghambatan terendah pada
Klebsiella pneumoniae dengan zona
6,50 ± 0,50mm pada 100 mg / ml,
ekstrak air menunjukkan zona
penghambatan maksimum pada
Staphylococcus aureus dengan diameter
15,50±0,50mm pada 500 mg/ml dan
zona hambat terendah pada
Staphylococcus aureus dengan diameter
6,50±0,50mm pada 100 g/ml.
Konsentrasi Hambatan Minimum aseton
dan ekstrak air masing-masing adalah
40 mg/ml dan 50mg/ml terhadap
Klebsiella pneumoniae. Minimum
Konsentrasi bakterisida dari ekstrak
berkisar antara 40-60mg/ml. Hasil
skrining fitokimia kualitatif
mengungkapkan adanya tanin, saponin,
alkaloid dan steroid. Fitokimia
kuantitatif mengungkapkan 0,70% dari
flavonoid, 0,48% alkaloid, 1,02% tanin,
0,11% steroid dan 1,08% glikosida.
Hasil yang didapat mengungkapkan
bahwa ekstrak kasar daun pepaya carica
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
organisme uji.
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
7 Umar, et al., Antibacterial Efficacy Penelitian ini dilakukan untuk
(2018) of Carica Papaya mengetahui komposisi fitokimia dan
Leaves and Stem Bark efikasi antibakteri ekstrak daun dan
Extracts on Clinical kulit batang Carica papaya terhadap
Isolates of Methicillin isolat klinis MRSA. Penapisan fitokimia
Resistant awal ekstrak mengungkapkan adanya
Staphylococcus alkaloid, gula pereduksi, steroid,
Aureus (MRSA) terpenoid, fenol, antrakuinon, protein
dan asam amino, tanin, saponin dan
flavonoid dalam ekstrak daun
sedangkan alkaloid, saponin dan
flavonoid ditemukan di kulit batang.
ekstrak. Menggunakan metode difusi
sumur agar untuk penentuan aktivitas
antibakteri ekstrak, hasilnya
menunjukkan bahwa ekstrak daun
menunjukkan efek antibakteri pada 5
dari 6 isolat yang diuji dengan aktivitas
yang lebih tinggi dalam ekstrak etanol
bila dibandingkan dengan ekstrak air.
Semua 6 isolat resisten terhadap ekstrak
air dan etanol dari kulit batang. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa
isolat nomor 6 paling rentan dengan
rata-rata zona hambat 16,37 mm diikuti
oleh isolat 4 dengan 12,75 mm, zona
hambat paling sedikit tercatat pada
isolat 5 dengan 6,00 mm yang
ditemukan resisten terhadap ekstrak.
MIC dan MBC ekstrak daun berkisar
antara 25 – 200mg/ml. Terdapat
perbedaan yang signifikan pada
kerentanan isolat terhadap ekstrak yang
digunakan pada p<0,05. Berdasarkan
temuan penelitian ini, penggunaan
tanaman secara etno-botani dibenarkan
8 Sugianitri, (2018) Ekstrak Daun Pepaya Resin akrilik heat cured merupakan
(Carica Papaya L) bahan yang paling umum digunakan
Dapat Menurunkan dalam pembuatan basis gigi tiruan.
Jumlah Bakteri Resin akrilik kontak dengan saliva,
Staphylococcus minuman dan makanan sehingga gigi
Aureus Pada Resin tiruan merupakan tempat pembentukan
Akrilik Heat Cured plak dan peningkatan mikroorganisme
yaitu jamur Candida albicans dan
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
bakteri Staphylococcus aureus yang
dapat menyebabkan Denture stomatitis.
Ekstrak daun pepaya yang mengandung
flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid
dapat berperan sebagai anti bakteri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas ekstrak daun
pepaya (Carica papaya L.) terhadap
jumlah pertumbuhan Staphylococcus
aureus pada plat gigi tiruan resin akrilik
heat cured. Jenis penelitian ini adalah
post test only dengan desain kelompok
kontrol. Sampel terkontaminasi
suspensi Staphylococcus aureus dan
diinkubasi, kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, kemudian
direndam selama 3 menit, kemudian
dimasukkan ke dalam Saboroud's broth
dan dilanjutkan dengan penghitungan
jumlah koloni. Analisis data dengan uji
beda One Way Anova diperoleh nilai
p<0,05 yang berarti jumlah koloni
Staphylococcus aureus antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol
memiliki perbedaan yang signifikan. Uji
LSD menemukan perbedaan yang
signifikan (ρ <0,05) antara aquades dan
ekstrak daun pepaya 2,5%, 5%, 10%
dan fittydent®. Sedangkan pada
konsentrasi 10% jika dibandingkan
dengan fittydent® tidak terdapat
perbedaan yang signifikan (ρ>0,05).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa perendaman plat resin akrilik
heat cured dalam ekstrak daun pepaya
dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus, sesuai dengan
peningkatan konsentrasi dimana
konsentrasi yang paling efektif adalah
10%.

9 Lonkala and Antibacterial Activity Tujuan: Penyaringan ekstrak alami


Reddy, (2019) of Carica papaya adalah studi intensif terfokus yang
Leaves and Allium bertujuan untuk menemukan prinsip
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
sativum Cloves Alone aktif dipilah dari sumber tanaman baik
and in Combination yang aman dan ramah lingkungan.
against Multiple Penelitian ini adalah bertujuan untuk
Strains mengevaluasi aktivitas antibakteri
ekstrak kasar langsung daun pepaya
Carica dan cengkeh Allium sativum
sendiri dan dalam kombinasi melawan
beberapa strain yang resistan terhadap
obat.
Metode: Dua Gram positif
(Staphylococcus aureus dan Bacillus
cereus) dan tiga galur bakteri Gram
negatif (Escherichia coli, Salmonella
typhi dan Pseudomonas aeruginosa)
digunakan untuk mengevaluasi aktivitas
antibakteri daun pepaya Carica dan
Allium sativum menggunakan Metode
Difusi Disk Agar.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kedua ekstrak menunjukkan
aktivitas antibakteri moderat terhadap
strain bakteri uji dan potensi ekstrak
meningkat ketika dua ekstrak ini
digabungkan. Kesimpulan: Ekstrak ini
langsung dapat digunakan sebagai
alternatif pencegahan alami untuk
mengendalikan berbagai keracunan
makanan penyakit dan mengawetkan
bahan makanan menghindari bahaya
sehat dari agen antimikroba kimia
aplikasi.

10 Manurung, et al., The Papaya Leaf Penyakit kulit seperti infeksi kulit, bula,
(2020) Extract (Carica luka, dan infeksi inflamasi sering
Papaya L) On The disebabkan oleh bakteri staphylococcus
Growth Of epidermidis, penelitian ini dilakukan
Epidermidic untuk mengetahui uji efektivitas ekstrak
Staphylococcus daun pepaya dengan konsentrasi 10%,
Bacteria 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%
dan 90% dan 100% terhadap bakteri
staphylococcus epidermidis.
Staphylococcus epidermidis merupakan
bakteri gram positif berbentuk kokus
dan berbahaya bagi manusia. Penelitian
N JUDUL
PENELITI Ringkasan Penelitian
O PENELITIAN
ini dilakukan dengan metode
eksperimen dengan desain post-test
only dan pengambilan sampel dengan
metode purposive sampling.
Pemeriksaan efektifitas ekstrak daun
pepaya terhadap staphylococcus
epidermidis dilakukan dengan cara
difusi menggunakan paper disc, yaitu
dengan menghitung diameter zona
hambat bakteri pada paper disc yang
telah dibasahi ekstrak daun pepaya.
Hasil penelitian ini dianalisis dengan uji
One-Way ANOVA dilanjutkan dengan
Uji Post Hoc. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna dari setiap perlakuan
yang diberikan dengan indeks
kepercayaan 95%. Bakteri yang diberi
perlakuan ekstrak daun pepaya 100%
terhadap staphylococcus epidermidis
memiliki daya hambat rata-rata paling
tinggi dibandingkan konsentrasi lainnya
yaitu 14,97 mm. Ekstrak daun pepaya
100% memiliki efek antibakteri paling
baik dibandingkan konsentrasi lainnya
karena daya hambat terbaik terdapat
pada konsentrasi ekstrak tersebut.
Sumber: Jurnal Penelitian, 2021

B Pembahasan

1. Daya hambat ekstrak daun pepaya (Carica papaya L) Pada Bakteri Gram
Positif dan Negatif

Hasil penelitian Tuntun (2016) menemukan bahwa ekstrak daun pepaya

(Carica papaya L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada

konsentrasi 20% sampai 100% dengan rata-rata diameter zona 6,5 mm sampai

dengan 9,1 mm. Sedangkan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dapat

menghambat pertumbuhan pada konsentrasi 30% sampai 100% dengan rata-rata


diameter zona 7,9 mm sampai dengan 13,2 mm. Hasil penelitian ini didukung

oleh hasil penelitian Yandri dan Setyani, (2021) menemukan bahwa daya hambat

ekstrak etanol biji pepaya pada konsentrasi 20% memiliki aktivitas sedang dan

pada konsentrasi 40%, 60%, 80% dan 100% tergolong kuat terhadap

Staphylococcus aureus.

Hasil penelitian Manurung, et al. (2020) menemukan bahwa Bakteri yang

diberi perlakuan ekstrak daun pepaya 100% terhadap staphylococcus epidermidis

memiliki daya hambat rata-rata paling tinggi dibandingkan konsentrasi lainnya

yaitu 14,97 mm. Ekstrak daun pepaya 100% memiliki efek antibakteri paling baik

dibandingkan konsentrasi lainnya karena daya hambat terbaik terdapat pada

konsentrasi ekstrak tersebut. Khilyasari dan Suliati, (2018) menemukan bahwa

konsentrasi perasan daun pepaya 90% hanya ada satu dari lima replikasi yang

mengalami pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, pada konsentrasi perasan

daun pepaya 80% dan 85% seluruhnya tumbuh bakteri Staphylococcus aureus,

sedangkan konsentrasi perasan daun pepaya 95% dan 100% keseluruhan tidak

terdapat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini menunjukkan bahwa

konsentrasi perasan daun pepaya 90% merupakan Kadar Hambat Minimum

(KHM) dari perasan daun pepaya yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus.

Hasil penelitian Ariani, et al. (2019) menemukan bahwa ekstrak biji

pepaya (Carica papaya L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan

Escherichia coli pada konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5%, dan 10% dengan rata-rata
diameter zona hambat masing masing adalah 3,6 mm; 4,44 mm; 5,56 mm; dan

6,65 mm.

Hasil penelitian Ajiboye dan Olawoyin (2020) menemukan bahwa

aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar Carica pepaya terhadap organisme uji

mengungkapkan bahwa ekstrak aseton menunjukkan zona hambat maksimum

pada Staphylococcus aureus dengan diameter 17,90±0,10mm pada 500 mg/ml dan

efek penghambatan terendah pada Klebsiella pneumoniae dengan zona 6,50 ±

0,50mm pada 100 mg / ml, ekstrak air menunjukkan zona penghambatan

maksimum pada Staphylococcus aureus dengan diameter 15,50±0,50mm pada

500 mg/ml dan zona hambat terendah pada Staphylococcus aureus dengan

diameter 6,50±0,50mm pada 100 g/ml.

Hasil penelitian Umar, et al. (2018) menemukan bahwa pada isolat

Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) 6 paling rentan dengan

rata-rata zona hambat 16,37 mm diikuti oleh isolat 4 dengan 12,75 mm, zona

hambat paling sedikit tercatat pada isolat 5 dengan 6,00 mm yang ditemukan

resisten terhadap ekstrak. MIC dan MBC ekstrak daun berkisar antara 25 –

200mg/ml.

Hasil yang berbeda disampaikan pada penelitian Agustiani, et al. (2017)

yang menemukan hasil yang berbeda yaitu ekstrak air buah pepaya muda tidak

menghambat pertumbuhan flora normal Lactobacillus acidophilus pada dosis 10

mg/ml, 20 mg/ml, dan 40 mg/ml.


2. Pengaruh ekstrak daun pepaya (Carica papaya L) terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus penyebab infeksi kulit

Hasil penelitian menemukan bahwa dari 10 jurnal yang dianalisis ada

enam (6) jurnal yang menunjukkan bahwa ekstrak pepaya (Carica papaya L.)

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dengan zona

hambat terendah pada konsentrasi 30% dengan diameter zona hambat 7,9 mm dan

tertinggi ada pada konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat sebesar 13,2

mm. Bahkan pada penelitian Manurung, et al. (2020) pada konsentrasi 90% hanya

ada satu dari lima replikasi yang mengalami pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus, pada konsentrasi perasan daun pepaya 80% dan 85% seluruhnya tumbuh

bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan konsentrasi perasan daun pepaya 95%

dan 100% keseluruhan tidak terdapat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi perasan daun pepaya 90% merupakan

Kadar Hambat Minimum (KHM) dari perasan daun pepaya yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun

pepaya, maka semakin besar zona hambat yang terbentuk. Besarnya diameter

zona hambat yang terbentuk disebabkan kandungan zat antibakteri yang lebih

banyak pada konsentrasi yang lebih tinggi. Terbentuknya zona hambat

pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya memiliki senyawa

aktif antibakteri. Hasil analisis fitokimia daun pepaya oleh Suresh et al. (2008),

didapatkan bahwa daun pepaya mengandung senyawa aktif seperti alkaloid

karpain, antraquinon, saponin, steroid, tanin, dan triterpenoid. Senyawa aktif


tersebut bersifat sebagai antibakteri. Senyawa aktif pada daun pepaya yang

berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri adalah tocophenol dan alkaloid

karpain. Tocophenol merupakan senyawa fenol yang ada di tanaman pepaya,

sedangkan alkaloid karpain termasuk golongan senyawa alkaloid.

Mekanisme kerja zat aktif sebagai antibakteri dengan cara meracuni

protoplasma, merusak dan menembus dinding sel bakteri, selain itu dapat

mengendapkan protein sel bakteri. Senyawa fenol mampu menginaktifkan enzim

esensial di dalam sel bakteri, walaupun dengan konsentrasi rendah. Senyawa fenol

mampu memutuskan ikatan peptidoglikan pada dinding sel, yaitu dengan cara

merusak ikatan hidrofobik komponen membran sel (seperti protein dan

fosfolipida) serta larutnya komponenkomponen yang berikatan secara hidrofobik

yang akan berakibat meningkatnya permeabilitas membran, hal ini menyebabkan

kebocoran sehingga keluarnya isi sel. Terjadinya kerusakan pada membran sel

mengakibatkan terhambatnya aktivitas dan biosintesis enzim-enzim spesifik yang

diperlukan dalam reaksi metabolisme.

Alkaloid karpaine memiliki gugus basa yang dapat bereaksi dengan DNA

bakteri. Reaksi ini akan merusak DNA bakteri sehingga menyebabkan rusaknya

inti sel bakteri. Kerusakan sel membuat bakteri tidak mampu melakukan

metabolisme sehingga mengalami lisis, dengan demikian bakteri menjadi inaktif

dan hancur. Senyawa alkaloid merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan

terbesar. Robinson (1998) menyatakan bahwa alkaloid dapat mengganggu

terbentuknya komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga


lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian pada

bakteri.

Flavonoid bekerja sebagai inhibitor yang akan menghambat replikasi dan

transkripsi DNA bakteri. Flavonoid dapat berikatan dengan protein bakteri

ekstraseluler dan dapat melarutkan dinding sel bakteri. Flavonoid merupakan

senyawa metabolit yang sering ditemukan pada tumbuhan. Salah satu peran

flavonoid bagi tumbuhan adalah sebagai antimikroba dan antivirus, sehingga

tumbuhan yang mengandung flavonoid banyak dipakai dalam pengobatan

tradisional (Robinson, 1998). Senyawa ini merupakan antimikroba karena

kemampuannya membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler terlarut serta

dinding sel mikroba. Flavonoid yang bersifat lipofilik akan merusak membran

mikroba. Flavonoid bekerja sebagai inhibi tor Topoisomerase tipe II yang akan

menghambat replikasi dan transkripsi DNA bakteri dan dapat berikatan dengan

protein bakteri yaitu protein ekstraseluler dan terlarut serta dinding sel bakteri

(Anggraini, 2013).

Daun pepaya juga mengandung asam organic seperti lauric acid, caffeine

acid, gentisic acid dan ascorbic acid, yang dapat menurunkan pH intrasel bakteri

sehingga sel bakteri tidak dapat berkembang biak (Tuntun, 2016).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Staphylococcus aureus, dengan zona hambat terendah pada

konsentrasi 30% dengan diameter zona hambat 7,9 mm dan tertinggi ada pada

konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat sebesar 13,2 mm.

2. Konsentrasi perasan daun pepaya 90% merupakan Kadar Hambat Minimum

(KHM) dari perasan daun pepaya yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Staphylococcus aureus.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang melihat pengaruh ekstrak daun

pepaya (Carica papaya L.) pada bakteri gram positif maupun gram negatif.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan daun

pepaya menjadi produk yang dapat langsung digunakan seperti sabun

maupun salep luka yang bermanfaat dalam menghambat atau membunuh

bakteri Staphylococcus aureus.


DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, D., Kharisma, Y., dan Romadhona, N. 2017. Efek Antibakteri Ekstrak
Air Buah Pepaya (Carica papaya L.) Muda terhadap Lactobacillus
acidophilus. Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH).
1(1): 12-17.

Ajiboye, A. E., dan Olawoyin, R. A. 2020. Antibacterial Activities And


Phytochemical Screening Of Crude Extract Of Carica Papaya Leaf Against
Selected Pathogens. Global Journal Of Pure And Applied Sciences. 26(1):
165-170.

Anggraini N. D. 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya


L.) terhadap E. Coli dan S typhi. Biologi FMIPA UR.

Ariani, N., Monalisa, dan Febrianti, D. R. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
Journal of Current Pharmaceutical Sciences. 2(2): 160-166.

Khilyasari, I., dan Suliati. 2018. Antibakteri Perasan Daun Pepaya (Carica
papaya L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Analis
Kesehatan Sains. 7(1): 536-540.

Lonkala, S., dan Reddy, A. R. N. 2019. Antibacterial Activity of Carica papaya


Leaves and Allium sativum Cloves Alone and in Combination against
Multiple Strains. Pharmacognosy Journal. 11(3): 600-602.

Manurung, C., M;eysa, Tarigan, S. B. 2020. The Papaya Leaf Extract (Carica
Papaya L) On The Growth Of Epidermidic Staphylococcus Bacteria.
Jurnal Kesehatan. 11(1): 65-70.

Robinson, T. 1998. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB

Sugianitri, N. K. 2018. Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L) Dapat


Menurunkan Jumlah Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Resin Akrilik
Heat Cured. Jurnal Penelitian. 1(1): 32-35.

Suresh K, Deepa P, Harisaranraj R, Vaira Achudhan V. 2008. Antimicrobial and


Phytochemical Investigation of the leaves of Carica Papaya L.,
Cynodondactylon (L.)Pers., Euphorbia hirta L., Meliaazedarach L. and
Psidiumguajava L. Ethnobotanical Leaflets 12; 1184-
91.http://opensiuc.lib.siu.edu/cgi/viewcontent.cgi
Tuntun, M. 2016. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Jurnal Kesehatan. 7(3): 497-502.

Umar, A., Nas, F. S., dan Ali, M. 2018. Antibacterial Efficacy of Carica Papaya
Leaves and Stem Bark Extracts on Clinical Isolates of Methicillin
Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA). Bioequivalence &
Bioavailability International Journal. 2(2): 1-8.

Yandri, O., dan Setyani, W. 2021. Optimization Of Carbopol 940 And Propylene
Glycol Concentration On The Characteristic And Inhibitory Effect Of
Ethanol Extract Gel Of Papaya (Carica papaya L.) Seeds Against
Staphylococcus aureus. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas. 18(1): 15-25

Anda mungkin juga menyukai