BAB I
PENDAHULUAN
1
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata, “hupo”
(sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Menurut para ahli, hipotesis
adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara variabel atau lebih (Kerlinger,
1973:18 dan Tuckman, 1982:5 dalam Riduwan, 2003:162). Sedangkan menurut
Sudjana (1992:219) dalam Riduwan (2003:162) mengartikan hipotesis adalah
asumsi atau dugaan mengenai satu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang
sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Dari penjelasan tersebut, dapat
kita tarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara
yang harus diuji lagi kebenarannya.2
Sedangkan hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (hipootesis alternatif
Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan
dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan
masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata
di lapangan.
1. Macam-Macam Permasalahan Penelitian
Contoh :
2
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013).
4
C. Perumusan Hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu
tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan teoritis
7
teori yang satu lebih kuat dengan teori lainnya. Hipotesis yang
dikembangkan oleh peneliti harus mempunyai dukungan landasan
teoritis lebih kuat, dari pada alternatif. Dapat terjadi hipotesis lainnya
kemungkinan dikembangakan melalui teori tgeori yang lainnya.
Pendapat lain mengatakan bahwa, cara orang merumuskan hipotesis itu
tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji.
D. Pengujian Hipotesis
Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Ary et al (dalam Arief Furchan,
1982: 133) dan Yatim Riyanto (1996: 16-17) bahwa untuk menguji hipotesis,
peneliti perlu:4
a. Menarik simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila
hipotesis itu benar.
b. Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan,
eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan
apakah akibat-akibat itu benar atau tidak.
c. Mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah
hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
Pengujian ini bertujuan sebagai penjajakan (eksplorasi), deskriptif,
dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang
dan memerlukan akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti
adalah data sampel yang merupakan bagian dari populasi. Pengujian
hipotesis ini adalah ekspektasi peneliti mengenai karakteristik tertentu suatu
populasi yang didukung dengan landasan konseptual tertentu untuk diuji
4
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003) .
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian, yang di
mana jawaban tersebut masih memerlukan pembuktian yang empiris. Penelitian
yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk hipotesis yang
diajukan, tetapi bertuan menemukan fakta yang ada dan terjadi di lapangan.
Jenis-jenis hipotesis:
a. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya.
b. Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
c. Hipotesis dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji.
Dalam merumuskan hipotesis tentunya peneliti juga harus
mengetahui terlebih dahulu karakteristik hipotesis yang baik dan
bagaimana merumuskan hipotesis dengan benar. Dalam hal ini sudah
dijelaskan sebelumnya criteria dan perumusan hipotesis yang baik dan
benar, yang tentunya mempunyai tahapan-tahapan.
Setelah merumuskan hipotesis ada yang disebut dengan pengujian
hipotesis, pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah
hipotesis yang diteliti terbukti kebenarannya atau tidak, atau hipotesisnya
diterima atau tidak.
B. Saran
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, oleh karena itu penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.
Karenanya penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk
kebaikan.
11
DAFTAR PUSTAKA