Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui

kriteria dan dapat dikategorikan kedalam objek tersebut berupa manusia. Hal

ini senada dengan yang di ungkapkan Sugiyono (2017:80), populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah siswa kelas XII IPS 1, IPS 2, IPS 3, IPS 4 tahun pelajaran

2020/2021 yang berjumlah 133 siswa.

Tabel 2 Rekapitulasi Populasi Penelitian Kelas XII di SMK N 5 Bungo

Tahun Ajaran 2020/2021

No Jurusan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 APAT 1 13 22 35
2 APAT 2 13 21 34
3 APAT 3 15 23 38
4 OTKP 11 19 30
5 TBSM 36 0 36
6 TKRO 33 0 33
Jumlah 121 85 206
Sumber: SMK Negeri 5 Bungo 2020. ( Data Diolah )

1
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas XII di SMK Negeri

5 Bungo berjumlah 206 siswa, maka seluruh populasi dalam penelitian akan

dijadikan sampel penelitian.

3.1.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi

tersebut, penentuan sampel dari populasi yang akan diteliti dalam penelitian

menggunakan metode slovin. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian

ini adalah siswa /siswi Kelas XII di SMK N 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021.

Menurut Sugiyono (2017:81), Sampel adalah bagian dari jumlah data dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

tenaga dan waktu, keterbatasan dana, penelitian ini dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu”.

3.2 Teknik Sampling

Dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel jenis

teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Menurut Kasmadi dan

Sunariah (2013:66), simple random sampling adalah teknik sampling

sederhana yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi. Sehingga dengan teknik sampling ini akan memberikan peluang yang

sama bagi setiap anggota populasi. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan

sampel adalah sebagai berikut:

N
n=
1+ N ( e )2

2
Keterangan

n = Jumlah Sampel / responden


N = Jumlah Populasi
e² = Presisi yang ditetapkan

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:

1. Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

2. Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat di ambil dari teknik Slovin adalah antara 10-

20% dari populasi penelitian, adapun besarnya sampel dengan menggunakan

rumus Slovin dapat dihitung sebagai berikut:

N
n=
1+ N ( e )2

206
n=
1+206 ( 0,1 )2

206
n=
1+206 ( 0,01 )

206 206
n= = =67,32dibulatkan menjadi 67
1+2,06 3,06

3
Dari data di atas, maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 67

siswa. Adapun sampel dari setiap kelas dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3 Perhitungan Sampel Siswa Kelas XII di SMK N 5 Bungo

Kelas Perhitungan Sampel Jumlah


APAT 1 35/206 x 67 = 11,38 11 siswa
APAT 2 34/206 x 67 = 11,06 11 siswa
APAT 3 38/ 206 x 67 = 12,36 12 siswa
OTKP 30/206 x 67 = 9,76 10 siswa
TBSM 36/206 x 67 = 11,71 12 siswa
TKRO 33/206 x 67 = 10,73 11 siswa
Jumlah 67 siswa

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

3.9.1.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribus

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Adapun untuk

menghitung normalitas digunakan rumus sebagai berikut:

(Oi – Ei)2

x² = ∑ ❑

Ei
Keterangan :

X² = Nilai X²

4
Oi = Nilai Observasi

Ei = Nilai Harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal dikalikan N

(Total Frekuensi) (Pi X N)

N = Banyaknya angka pada data ( Tabel Frekuensi)

Berdasarkan rumus di atas, data dikatakan berdistribusi normal jika hasil

yang diperoleh lebih besar dari 0,05.

3.9.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas tujuannya untuk mengetahui apakah model regresi

yang ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama

variabel independen sama dengan nol ( Ghozali 2013:105). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas (korelasi diantara variable

independent) untuk menditeksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi

dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation Factor (VIF) dengan

ketentuan:

1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak ada multikolinieritas

antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dinyatakan bahwa adanya

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

3.9.1.3 Uji Heterokedastisitas

5
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik ialah yang Homokedastisitas

atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas pada penelitian ini

menggunakan secara manual. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai Sig. > ɑ (ɑ = 0,05), maka pada model regresi tidak terjadi

heterokedastisitas.

2. Jika nilai Sig. < ɑ (ɑ = 0,05) maka pada model regresi terjadi heterokedastisitas.

3.9.2 Analisis Verifikatif Penelitian

3.9.2.1 Uji Regresi Berganda

Analisis regresi berganda ini untuk menguji bagaimana pengaruh masing-

masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang

diformasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1x1+ b2x2 + E

Keterangan:

Y = Kesiapan Kerja

a = Koefisiensi Konstan

b1,b2 = Koefisiensi Regresi

X1 = Reward

X2 = Punishment

E = Eror atau variabel gangguan

6
Sedangkan untuk nilai konstan a dan b dicari dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:
❑ ❑ ❑ ❑
∑ Yi . ∑ X i²−¿ ∑ Xi . ∑ Xi Yi
a= ❑ ❑




¿
n ∑ Xi ²−¿ ∑ Xi ² ¿
❑ ❑

❑ ❑ ❑
∑ Xi Yi−¿ ∑ Yi . ∑ Yi
b=n ❑

❑ ❑

¿
n ∑ Xi ²−¿ ∑ Xi ² ¿
❑ ❑

Keterangan:

Y = Variabel dependen ( Motivasi Belajar siswa SMK N 5 Bungo)

a = Harga Y Ketika X = 0 (harga konstan)

b = Koefisien regresi

X = Variabel independen

Kemudian untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara korelasi

hanya bisa digunakan pada hubungan variabel garis lurus (linear) adalah korelasi

pearson product moment (r) adalah sebafai berikut:



rxy =n ∑ Xi Yi−¿ ¿ ¿

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

X = Variabel independen

Y = Variabel dependen

N = Jumlah sampel uji coba

7
Setelah korelasi dihitung, dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien

determinasi. Koefisien determinasi ini berfungsi untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penggunaan

koefisien determinasi ini di nyatakan dalam persentase (%) dengan rumus sebagai

berikut:

Kd = r² x 100%

Keterangan:

Kd = keofisiensi determinasi

R = koefisiensi korelasi

Menguji Signifikansi dengan uji t. Uji t dilakukan untuk menguji

signifikansi regresi sederhana Rxy dengan rumus sebagai berikut:

t=r .n−2
1−r ²

Keterangan:

t = nilai t hitung

r = koefisiensi korelasi antara variabel X dan Y

n = jumlah responden

r² = kuadrat koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Ho diterima dan Hi ditolak jika t hitung sama atau lebih besar dari pada t

tabel dengan taraf signifikansi 5%. Maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat signifikan. Sebaliknya Hi diterima dan Ho ditolak jika t hitung lebih kecil

dari pada pada t tabel. Maka pengaruh variabel reward dan punishment pada

kesiapan kerja lulusan SMK N 5 Bungo yang tidak signifikan.

8
3.9.2.2 Uji Hipotesis

3.9.2.2.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh satu variabel bebas kepada satu variabel terikat. Adapun untuk

mengetahui besarnya uji parsial (Uji t) sebagai berikut:

X−u
t= ❑

√∑


2
x −¿ ¿ ¿ ¿

Dari data tersebut untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua

dalam penelitian. Sedangkan untuk mengetahui bahwa hipotesis diterima

apabila nila t hitug > t tabel dengan signifikan lebih kecil dari 0,05.

3.9.2.2.2 Uji simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kedua variabel

independen (variabel bebas) kepada variabel dependen (variabel terikat) secara

bersama-sama. Apakah ada pengaruhnya signifikan atau tidak dapat di uji

dengan rumus uji simultan sebagai berikut:

VarianTerbesar
¿
varianTerkecil

Dari data tersebut untuk menjawab rumusan masalah pertama dan

kedua dalam penelitian yang dilakukan. Sedangkan untuk mengetahui bahwa

hipotesis diterima apabila nilai F hitung >F tabel dengan signifikan lebih kecil dari

0,05.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono. (2016:361). Metode Penelitian Kuantitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono. (2018:35). Metode Penelitian Kuantitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono (2017:81). Teknik Pemilihan Sampel dan Populasi dalam penelitian

Kuantitatif

Suharsimi Arikunto, (2015: 97) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .

Jakarta : PT Rineka Cipta

10

Anda mungkin juga menyukai