Anda di halaman 1dari 19

Halaman 1

JPII 10 (2) (2021) 260-269

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii
BAGAIMANA MASALAH RENDAH KARBON DITANGANI
DI BUKU PELAJARAN SEKOLAH DASAR
MN Hudha 1,5 , I. Hamidah 2 , A. Permanasari 3 , AG Abdullah* 4
Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
1,2,3,4 

Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Indonesia


DOI: 10.15294/jpii.v10i2.26628
Diterima: 13 Oktober th 2020. Disetujui: 29 Jun th 2021. Diterbitkan: 30 Jun th 2021
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan materi pembelajaran terkait isu pendidikan tentang rendah karbon
tingkat. Melalui analisis isi, diperoleh 26 buku teks IPA SD dari sepuluh penerbit di Indonesia
ditelaah, fokus pada kajian meliputi pemilihan, penyajian, penyediaan bahan pendukung, dan
masalah rendah karbon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif proses analisis isi dengan penelitian
langkah-langkah: (1) pengumpulan data; (2) buku teks analisis data; dan (3) pertimbangan etis. Hasilnya menunjukkan bahwa enam
puluh
satu koma enam persen guru mengatakan buku itu di bawah cakupan kurikulum. Enam puluh koma enam persen
relevansi konten dengan pengalaman siswa sudah sesuai, demikian pula lima puluh tiga koma lima persen dari
relevansi contoh dan latihan dengan tujuan pembelajaran dan materi yang disajikan. Juga ditemukan bahwa
lima puluh lima koma enam persen dari berbagai pertanyaan dan diskusi cukup untuk menguji siswa, lima puluh lainnya
satu koma lima persen sudah termasuk pertanyaan dan latihan pendukung, dan enam puluh koma enam persen guru
mengatakan ada panduan guru. Kemudian lima puluh koma lima persen, menurut guru, kesadaran siswa terhadap
rendah karbon masih tergolong rendah, dan empat puluh enam koma enam persen cakupan kandungan tentang rendah karbon adalah
masih dianggap cukup oleh guru. Studi ini menyimpulkan bahwa ada terlalu sedikit cakupan karbon rendah
dan kurangnya materi tambahan terkait kandungan rendah karbon pada buku teks IPA SD. Topik
rendah karbon masih tersirat dalam literasi lingkungan yang ditemukan di buku teks. Tindak lanjut yang dapat dilakukan
menyediakan konsep rendah karbon untuk buku teks sains di sekolah dasar sehingga siswa dan masyarakat kita akan
memiliki kesadaran rendah karbon dan peningkatan literasi lingkungan.
© 2021 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang
Kata kunci: analisis isi; buku teks sains utama; pendidikan rendah karbon
*Alamat Korespondensi
Email: ade_gaffar@upi.edu
PENGANTAR
Rendah karbon merupakan salah satu konsep yang dipelajari
penyok perlu tahu. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan
kesadaran akan perilaku masyarakat rendah karbon
(Hudha dkk., 2020). Perilaku ini memiliki esensi
peran penting dalam mengurangi emisi karbon dan
keliling kualitas lingkungan di sekitar kita
(Chen & Li, 2019). Namun, sejauh ini, aplikasi
konsep ini di sekolah dasar masih kurang.
Siswa tidak menunjukkan perilaku rendah karbon dalam
kehidupan sehari-hari (Du et al., 2020) ketika perilaku mereka
vior dapat diubah menggunakan buku teks (Noyes &
Garland, 2006; Kissinger, 2013). Ilmu mengajar-
ers dan peneliti sering menggunakan buku pelajaran sekolah sebagai
sumber pengajaran yang berguna untuk mendukung perencanaan
dan pelaksanaan pelajaran IPA (Abd-El-
Khalick dkk., 2008; Schubatzky dkk., 2019).
Namun, buku teks di sekolah dasar memiliki
tidak memenuhi peran yang jauh lebih penting dalam sains.
pendidikan. Secara bersamaan, guru sains
di sekolah sangat bergantung pada buku teks untuk mengatur
dan memberikan instruksi dan memberikan pekerjaan rumah untuk
siswa (Lipson et al., 1993; Weiss et al., 2001;
Niaz & Maza, 2011).
Halaman 2
261
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
Buku teks adalah alat untuk menafsirkan kurikulum
isi dan metode kulum secara efisien. Ini digunakan
untuk melaksanakan tujuan pendidikan di bawah kurikulum
lum dan merupakan elemen penting dalam pelajaran sains
anak laki-laki (Kim et al., 2011). Tidak dapat disangkal bahwa
buku teks sains sekolah merupakan
komponen dalam proses pembelajaran dan instruksi-
ting siswa (Lipson et al., 1993; Lin & Wu,
2007). Buku teks sains dibuat berdasarkan
interpretasi kurikulum, dan ternyata mereka
menjadi media perantara untuk pembelajaran oleh guru
dan siswa. Oleh karena itu, buku teks sains dapat
digambarkan sebagai mediator antara kurikulum
dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Teks-
tbooks juga dapat dilihat sebagai penyusun kurikulum
dan sering disebut sebagai bahan kurikulum
dari mana mereka dikembangkan (van den Ham &
Heinze, 2018). Salah satu analisis yang paling berguna
untuk perencanaan kurikulum sekolah dasar adalah con-
analisis tenda dalam buku teks sains (Shahmoham-
madi, 2013).
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian pendidikan sains
chers di tingkat dasar telah mengidentifikasi banyak
masalah dalam buku teks sains. Masalah
termasuk penggunaan kosa kata yang tidak tepat atau
keterbacaan (Skorecova et al., 2016), misinformasi
(King, 2010), konsep yang terlalu dangkal (Chaisri &
Thathong, 2014), kreativitas (Klieger & Sherman,
2015), dan kurangnya penekanan pada siswa
pemikiran ilmiah (Chiappetta et al., 1993).
Guru IPA juga cenderung hanya menggunakan buku pelajaran
yang dapat ditemukan di toko buku atau disediakan oleh
sekolah. Mereka kurang inovatif dalam mengembangkan
lembar kerja siswa (Leasa et al., 2016) sehingga
konten analitis yang terkait dengan buku teks sains adalah
diperlukan untuk mengembangkan buku teks sains yang lebih baik. Banyak
telah melakukan analisis konten pada sains
buku teks, seperti analisis isi buku teks tentang
topik literasi sains (Ardianto & Pur-
sitasari, 2017) (Zakiya et al., 2017), buku teks
analisis isi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) (Pratama & Retnawati, 2018), konten
analisis pada buku teks yang berkaitan dengan gizi (Grom-
bertemu & Tkachenko, 2019), konten buku guru
analisis (Güven, 2010), buku teks matematika
analisis isi (Vicente et al., 2020; Zhang et al
al., 2020), analisis buku teks fisika (Bacong &
Song, 2018), analisis konten pada tugas di
buku teks sains dasar (Andersen, 2020),
dan masih banyak lagi. Namun, analisis konten
buku ajar IPA sekolah dasar di Indonesia-
sia terkait dengan topik rendah karbon sebelumnya
studi belum dianalisis. Sebuah pemeriksaan
dari tema rendah karbon pada pengembangan primer
buku teks IPA sekolah di Indonesia akan menyediakan
de wawasan penting ke dalam pengetahuan siswa tentang
kesadaran rendah karbon.
Tema yang diangkat dalam penelitian ini adalah rela-
ted ke karbon rendah, yang merupakan topik yang sempurna bagi kami
untuk belajar. Hal ini biasanya tersirat dalam pendidikan hijau
diskusi atau energi hijau (Amin et al., 2019),
meskipun topik ini berbeda secara signifikan. Rendah
karbon adalah konsep perilaku rendah karbon yang
memprioritaskan energi secara bijaksana dan ramah lingkungan
ramah. Siswa membutuhkan konsep ini untuk mengetahui
komitmen untuk penggunaan ramah lingkungan
energi dan menciptakan kesadaran akan kom-
perilaku masyarakat (Phang et al., 2016; Dai et al.,
2019). Di bidang pendidikan, topik ini disebut
pendidikan rendah karbon. Penelitian ini bertujuan untuk melaporkan
pengamatan langsung kami tentang apa yang membedakan
buku teks sains, baik yang memuat topik-topik
terkait dengan pendidikan rendah karbon. Jika kita menginginkan
mahasiswa dan masyarakat untuk sadar akan rendah karbon
konten, penting untuk menanamkan karbon rendah
konsep mulai dari tingkat sekolah dasar. Ini
penelitian terbatas pada teks sains sekolah dasar.
tbook di Indonesia terbitan 2017-2020.
Diskusi kami berfokus pada aspek konten dari
buku teks, terutama pada topik rendah
karbon berdasarkan informasi terbaru dalam teks-
buku yang kami analisis.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
proses analisis isi tatif dengan tiga
tahapan: pengumpulan data, buku teks analisis data,
dan pertimbangan etis (Wiklund Gustin et
al., 2020). Data dikumpulkan dengan menggunakan Fo-
cus Metode Diskusi Kelompok (FGD) (Ho et
al., 2019). FGD berfungsi sebagai metode yang ideal
untuk memperoleh diskusi mendalam untuk mengukur
opini publik (guru) karena sangat mirip
lar untuk percakapan sehari-hari orang. Grup dari
FGD terdiri dari tujuh guru SD
di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. pemilihan dari
Peserta FGD dilakukan secara acak oleh
melibatkan guru senior, guru saat ini mengambil
Pendidikan Profesi Guru (PTE), dan
guru lulusan baru. Selain itu, para peneliti
menyebarkan angket terkait teks sains-
buku di sekolah dasar untuk mengumpulkan data. Dua
seratus kuesioner diberikan kepada guru
mengambil PTE, dan 99 kuesioner dikembalikan.
Kriteria kuesioner diadaptasi dari
analisis buku teks penelitian di luar negeri (Tabel 1).

halaman 3
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
262
Analisis isi dilakukan untuk memeriksa
ne 26 buku teks IPA bahasa Indonesia dasar
sekolah. Buku-buku pelajaran terbatas pada buku-buku
diterbitkan dari 2017 hingga 2020 dan dari 10 penerbit.
Langkah ini diambil untuk mengidentifikasi masalah umum
dalam buku teks. Langkah-langkah analisis data buku ajar-
sis ada di Gambar 1 (Lin & Wu, 2007).
Gambar 1. Langkah-langkah Analisis Data Buku Ajar
Langkah pertama analisis adalah menentukan
kata kunci atau topik analisis. Pengumpulan data-
dilakukan di buku teks sekolah dasar
di Indonesia. Buku-buku tersebut dipilih secara acak,
yang paling sering digunakan, mudah ditemukan,
dan dianggap cukup untuk mewakili buku-buku
jenisnya. Langkah kedua adalah menyesuaikan buku teks
dengan kriteria kelayakannya sesuai dengan spesifikasinya
indikator. Selanjutnya, setiap item diperiksa
dan dikategorikan menurut buku teks sains
kriteria ulasan. Studi ini mengidentifikasi masalah dalam
aspek isi hanya dalam buku-buku ilmu dasar,
jadi kita mendapatkan item utama yang ditunjukkan pada Tabel 1 (Lin
& Wu, 2007).
Tabel 1. Analisis Penelitian Buku Ajar di Luar Negeri (Lin & Wu, 2007)
Kriteria
Item terperinci
Pilihan konten
Cakupan yang memadai dari semua topik seperti yang dijelaskan dalam kurikulum
Relevansi konten dengan pengalaman siswa
Presentasi konten
Relevansi contoh dan latihan dengan tujuan pembelajaran
materi dan materi yang disampaikan
Variasi pertanyaan dan diskusi yang cukup untuk menguji siswa
Penyediaan materi pendukung Soal dan latihan pendukung
panduan guru
Kandungan karbon rendah
Kesadaran siswa tentang rendah karbon
Cakupan konten rendah karbon
Kriteria item adalah modifikasi dari
penelitian sebelumnya dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
tujuan studi. Untuk menjaga kerahasiaan-
lity, kami memutuskan untuk menyamarkan daftar judul buku,
penerbit dan tidak meninggalkan komentar positif di
buku pelajaran apapun. Hal itu dilakukan untuk mencegah masyarakat
lisher dari mengutip hasil penelitian untuk com-
tujuan komersial. Perlu dicatat bahwa ini
puluhan buku termasuk buku yang paling banyak digunakan,
dan tidak ada bukti pasti bahwa mereka adalah
paling populer.
Pada langkah terakhir, buku contoh adalah
ditinjau dengan nama penerbit yang diungkapkan
dan penulis untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi-
ces. Seperangkat kriteria yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 1. The
buku yang diulas tentang kandungan karbon rendah adalah
di kelas 4 tema 2, kelas 5 tema 8, dan kelas
6 tema 4. Perlu diperhatikan bahwa materi
mengenai rendah karbon di sekolah dasar meliputi:
hemat energi (sumber energi), hemat air
(siklus air), dan globalisasi (energi listrik).
gy) (Phang et al., 2016).
Penelitian ini menjunjung tinggi etika penelitian. NS
peserta diberitahu tentang penelitian
tujuan. Partisipasi mereka dalam penelitian ini adalah
sukarela, dan bahwa mereka dapat menarik diri dari
belajar setiap saat tanpa memberikan penjelasan apapun
tion. Kerahasiaan di seluruh pro-penelitian
cess sangat penting ketika berhadapan dengan small-connected
masyarakat (Damianakis & Woodford, 2012).
HASIL DAN DISKUSI
Buku teks sains yang dianalisis terdiri dari
buku pulsory dan supplementary di Indonesia.
Untuk buku wajib di Indonesia, Indo-
pemerintah nesia membutuhkan buku teks dari
Kementerian Pendidikan untuk dipelajari di sekolah.
Buku pelengkap atau pendamping di sekolah
dapat diperoleh dari penerbit swasta. Daftar
buku dan penerbit disamarkan untuk main-
menjaga kerahasiaan. Kurikulum pendidikan dasar
kurikulum di Indonesia menerapkan pendekatan tematik
dan pembelajaran ilmiah sehingga buku teks dalam

halaman 4
263
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
Indonesia pada tingkat sekolah dasar sebagian besar
dikemas dalam bentuk tematik. Buku dengan-
pendekatan matic dapat mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan,
belajar nilai, dan berpikir kreatif dengan menggunakan
mes (Wuryani & Yamtinah, 2018).
Tujuh dari sepuluh penerbit menerbitkan
buku matic, dan tiga penerbit lain menyebutnya
buku buku pendamping. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, itu
terlihat bahwa sektor swasta mendominasi
penerbitan buku ajar sains dasar. bagaimana-
ver, penerbit swasta masih melalui pemerintah
penyaringan dalam menerbitkan buku-buku mereka. Contoh-
le adalah dua buku terakhir di mana penerbitnya saja
memasarkan buku untuk kelas 1 dan 4. Menurut
penerbit, pemerintah hanya mengedarkan buku
di kelas-kelas tertentu, sementara buku-buku lain memiliki
tidak dinilai. Beberapa penerbit menerbitkan se-
serangkaian tugas dan pertanyaan dan melengkapi
buku mental, dan beberapa memberikan komentar guru
buku panion dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
Dosen dan guru mendominasi penulis
reputasi dalam buku teks ini. Daftar berikut
buku yang kami analisis dapat dilihat pada Tabel 2,
sedangkan hasil penyebaran kuisioner kepada
guru berada di bawah Tabel 3.
Tabel 2. Daftar Buku Analisis
Penerbit
Nilai
Tahun Publikasi Jumlah Halaman
Jumlah Referensi
Buku 1
4
2017
162
31
5
2017
170
25
6
2015
130
56
Buku 2
4
2017
210
10
5
2019
226
8
6
2019
242
8
Buku 3
4
2018
125
11
5
2018
135
8
6
2018
120
9
Buku 4
4
2017
132
7
5
2018
174
10
6
2019
168
24
Buku 5
4
2017
122
27
5
2018
126
16
6
2018
126
19
Buku 6
4
2017
162
18
5
2018
162
13
6
2018
162
17
Buku 7
4
2019
164
18
5
2019
132
14
6
2019
172
20
Buku 8
4
2019
178
18
5
2019
178
18
6
2020
178
22
Buku 9
(Hanya kelas 1 dan 4)
4
2019
132
16
Buku 10
(Hanya kelas 1 dan 4)
4
2019
107
9
Meskipun pedoman kurikulum mendefinisikan
berbagai topik yang akan dimasukkan dalam buku teks,
buku sangat bervariasi dalam menyajikan konten
dan kedalaman setiap topik. Berikut ini, kami men-
cuss delapan masalah umum yang kami telah mengidentifikasi-
diberitahu. Mereka disajikan dalam empat subbagian:
pemilihan konten, penyajian konten, penyediaan
bahan pendukung, dan kandungan karbon rendah.

halaman 5
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
264
Dalam hal pemilihan konten, ada dua
penjelasan, termasuk masalah umum terkait
untuk cakupan konten yang dipilih, apakah
itu ada di bawah kurikulum dan relevan dengan siswa
pengalaman. Cakupan konten setiap buku
sebenarnya di bawah kurikulum saat ini. rea-
anak adalah bahwa baik pemerintah dan swasta pub-
lisher telah melewati proses seleksi dari
Kementerian Pendidikan Indonesia sebelum diterbitkan
Hing. Penerbit yang belum lulus peninjauan
tidak akan menerbitkan buku mereka. Misalnya, beberapa
penerbit hanya menerbitkan buku untuk kelas 1 sampai 4,
sedangkan kelas 5 dan 6 tidak bisa dipublikasikan karena
mereka belum lulus peninjauan oleh Kementerian
Pendidikan di Indonesia. Proses ini dilakukan
keluar untuk mengontrol konten.
Tabel 3. Hasil Kuesioner Guru
Tidak
Indikator
Kriteria (Pada Persentase)
Sangat rendah
Rendah
Rata-rata Bagus Sangat bagus
1 Cakupan yang memadai untuk semua topik seperti yang dijelaskan
dalam pedoman kurikulum
0
2
25.3
61.6
11.1
2 Relevansi konten bagi siswa
pengalaman
0
1
32.3
60.6
6.1
3 Relevansi contoh dan latihan
dengan tujuan dan materi pembelajaran
disajikan
0
5.1
29.3
53.5
12.1
4 Variasi pertanyaan dan diskusi yang cukup
untuk menguji siswa
0
8.1
27.3
55.6
9.1
5 Soal dan latihan pendukung
0
7.1
33.3
51.5
8.1
6 panduan guru
0
1
14.1
60.6
24.2
7 Kesadaran siswa tentang rendah karbon
5.1
21.2
50.5
22.2
1
8 Cakupan kandungan karbon rendah
3
21.2
46,5
28.3
1
Dari data kuesioner yang dibagikan,
61,6% guru menilai cakupan semua topik
dalam pedoman kurikulum dengan baik. Sementara itu-
le, relevansi konten dengan siswa saat ini
pengalaman dapat dianggap baik. Namun, dalam
dalam hal ini, pengalaman siswa biasa saja. NS
pengalaman siswa yang memiliki keterbatasan dan
secara geografis berbeda masih belum terlalu jelas
mungkin, sehingga kita membutuhkan buku-buku yang dapat mencakup semua alam semesta.
pengalaman siswa sal. Relevansi konten
dapat membantu memberdayakan siswa untuk belajar dan mendorong
mengarahkan perilaku belajar siswa ke arah yang lebih baik
(Schrodt, 2013). Buku-buku di sekolah sudah memiliki
kegiatan penyok, dan hal itu dapat dilihat dari
posisi materi yang disajikan. Di dalam buku,
ada kegiatan tugas, praktikum, dan in-
pertanyaan individu, apakah dipandu oleh guru
atau berlatih secara mandiri. Penilaian dengan te-
bimbingan acher dapat meningkatkan penguasaan siswa
konsep dan kualitas dalam pembelajaran (Jufriadi & Ayu,
2019; Martínez-Jiménez & Ruiz-Jiménez, 2020).
Selain memberikan wawasan bagi siswa dan
guru, penilaian juga dapat memberikan siswa
kemajuan belajar dan informasi tentang siswa
tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran (Ger-
ritsen-van Leeuwenkamp dkk., 2019).
Penyajian konten di masing-masing
buku memiliki karakteristik yang berbeda. Beberapa buku
menyajikan tampilan konten yang menarik dan bersifat
dikemas sesuai dengan usia sekolah dasar
anak-anak, yang tidak diragukan lagi sangat membantu dalam
meningkatkan belajar siswa. Dalam beberapa buku,
relevansi isi dengan latihan dan materi
realnya bagus. Beberapa bahkan menerbitkan seri buku
khusus untuk soal dan latihan sebagai tambahan
akhir buku materi. Semua penerbit dapat mengikuti
ini untuk menambah pengetahuan dan praktek siswa.
Penerbit buku juga dapat menyertakan lebih banyak autentik
contoh dan pertanyaan untuk siswa. Selain itu, untuk
mengukur penalaran ilmiah, bernalar berganda-
pertanyaan pilihan dapat digunakan dengan berbagai jenis
pes, misalnya, pilihan ganda beralasan dengan
rincian atau pertanyaan esai (Prastiwi et al., 2018).
Tujuannya adalah untuk memahami konsep-konsep ilmiah
dan penalaran yang lebih jelas dan mendalam, tidak hanya
dengan memberikan pertanyaan yang bervariasi tetapi juga dengan memberikan
ding tindakan yang tepat dalam belajar siswa
proses. Salah satu contohnya adalah pembelajaran di laboratorium.
cerita Selain itu, pembelajaran berbasis proyek juga dapat
memiliki dampak yang lebih positif pada akademik siswa
prestasi daripada instruksi langsung (Guo et al.,
2020). Dengan demikian, siswa akan mendapatkan pengalaman nyata

halaman 6
265
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
dalam pertanyaan dan latihan selain dari kegiatan proyek.
kegiatan. Pertanyaan dan latihan dapat memperkuat
pemahaman siswa tentang konsep buku untuk
merangsang dan membentuk pola berpikir siswa dalam
menyelesaikan masalah. Namun, beberapa penerbit ra-
mengandalkan menyertakan pertanyaan yang dapat melatih siswa untuk
berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, meskipun kemampuan ini
dapat dilatih untuk siswa sekolah dasar dalam
proporsi yang sesuai. Menurut ana-
lisis, pertanyaan buku terbatas pada C1-C4
taksonomi mekar dan sebagian besar pilihan ganda.
Dibutuhkan beberapa analisis dan pemecahan masalah
pertanyaan untuk meningkatkan kognisi siswa tingkat tinggi
ve kemampuan lebih jauh. Konsep praktis tidak
pertanyaan pilihan ganda berbasis konten sederhana
yang mengandalkan aktivitas siswa dalam membaca ulang catatan
atau menghafal fakta dan definisi.
Sebaliknya, pertanyaan konsep yang baik adalah
yang dirancang untuk menilai pemahaman siswa
melalui analisis. Juga, strategi pembelajaran
yang digunakan harus tepat untuk meningkatkan
konsep dasar. Strategi yang dimaksud adalah
siswa dapat membangun konsep melalui pemodelan
fenomena dan kemudian menerapkan model ke yang lain
situasi (Rahmatina et al., 2018). Kon-
konsep melalui modeling dapat memperkuat
pemahaman konsep dasar yang dikembangkan menjadi
diterapkan pada situasi yang berbeda, yang seharusnya
ada di buku-buku pelajaran sains dasar. Selanjutnya-
kembali, proyek siswa yang terkait dengan konten sains adalah
juga diperlukan. Dari hasil analisis kami,
beberapa penerbit mengirimkan konten proyek ke
siswa. Pembelajaran berbasis proyek adalah cara untuk
belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan mereka
keterampilan kolaborasi melalui karya ilmiah. Dia
sangat baik sehingga keterampilan kerja ilmiah siswa
dapat mulai dilatih. Contoh keterampilan ini
adalah pengambilan keputusan, pemecahan masalah, konflik
manajemen, kerja tim, dan pembelajaran penting
unsur ning (Musa et al., 2012). Selain itu, pertanyaan-
terkait dengan pembentukan perilaku siswa
juga dibutuhkan. Perilaku karakter telah meluas-
dibahas dalam buku teks ini, tetapi perilaku tentang
kesadaran akan pentingnya rendah karbon belum
telah dibahas yang bersangkutan. Perilaku ini memiliki
peran penting dalam mengurangi emisi karbon di masa depan
masa depan (Chen & Li, 2019).
Pertanyaan dan latihan harus disediakan
pada akhir setiap bab dalam buku teks. Juga,
buku teks harus disertai dengan panduan guru.
des yang memberikan instruksi pengajaran, tambahan-
bahan ajar akhir, dan jawaban latihan.
Menurut kuisioner yang diberikan kepada guru,
51,5% buku bagus. Namun, siswa
harus memiliki materi praktik yang baik yang harus
selesai setelah mempelajari isi buku. NS
latihan yang tercantum dalam buku tidak memiliki jawaban
kunci karena hanya tersedia di guru
buku pegangan. Buku pegangan guru juga harus
memiliki rubrik penilaian untuk pertanyaan esai
yang membutuhkan pemecahan masalah. mendukung latihan-
ses di luar buku masih belum terjadi
dari buku-buku yang kami analisis. Soal latihan-
ons selalu di akhir bab.
Dua dari sepuluh penerbit buku yang kami ana-
lyzed memiliki buku pertanyaan mereka selain dari
buku pendamping dan buku induk siswa. Ini adalah manfaat-
ficial untuk sekolah dan guru yang membutuhkan pertanyaan
bahan evaluasi siswa. Namun, itu menjadi-
datang sangat ironis jika semua pertanyaan dan jawaban
telah disediakan dalam buku. Guru akan
tidak berkembang dalam membuat pertanyaan dan hanya akan
fokus pada pertanyaan buku. Serentak,
guru harus memiliki kompetensi dalam pengetahuan konten
pengetahuan, pedagogi, efikasi diri, dan antusiasme
untuk mengajar dalam menciptakan pembelajaran yang menantang
lingkungan bagi siswa (Fauth et al., 2019).
Bahan pendukung bentuk elektronik juga sangat
baik jika mereka ditemukan di siswa dan guru
buku. Contohnya adalah sumber referensi dari
internet, penggunaan augmented reality (AR)
aplikasi, dan aplikasi lainnya karena
penggunaan aplikasi digital telah terbukti
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
(Sulistyowati dkk., 2018, 2019).
Kami tidak mendapatkan semua panduan guru itu
kami menganalisis karena buku-buku ini jarang dijual
di pasar. Penerbit biasanya menyediakannya jika
sekolah atau guru memerintahkannya. Menurut
survei (Tabel 3), 60,6% guru memiliki manual
dari penerbit. Kami hanya mendapat 3 dari 10 publikasi-
miliknya yang termasuk panduan guru. Panduan ini-
buku juga disusun berdasarkan kurikulum
digunakan di Indonesia. Panduan guru yang kami dapatkan
hampir sama dengan tangan siswa-
buku. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa guru
panduan memberikan instruksi untuk mengajar, belajar
kegiatan, dan model pembelajaran umum yang digunakan
di Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan kekurangan dalam
instruksi instruksional dan pembelajaran yang disarankan
kegiatan. Panduan guru harus memiliki de-
tanda model pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
yang lebih menarik dan efektif menurut
untuk setiap topik buku. Buku akan menjadi perlengkapan yang lebih baik
ped dengan alat bantu belajar, simulasi, atau visualisasi
alat bantu.
Konten yang disediakan dalam panduan guru
harus direncanakan jauh ke depan dan tidak sama dengan
murid-murid. Konsep dalam panduan guru
de harus lebih kritis atau lebih kompleks dan
harus disertai dengan materi tambahan untuk
membantu guru dalam elaborasi. petunjuk guru-

halaman 7
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
266
de juga harus menyertakan daftar referensi online
sumber yang berkaitan dengan konten materi. Referensi ini-
rence bisa dalam bentuk buku dan jurnal
yang direkomendasikan untuk dibaca lebih lanjut. Dulu
belum ada dalam panduan guru yang kami analisis.
Disarankan menyediakan kunci jawaban untuk latihan
untuk memiliki penjelasan rinci, dan harus ada
menjadi kunci jawaban untuk pertanyaan yang lebih kompleks. NS
panduan guru harus memberikan rencana atau pembelajaran
proses (metode), buku kerja siswa, dan evaluasi
asi. Sangat penting untuk memberi tahu guru yang memiliki
pemahaman dan kebiasaan mengajar yang monoton
yang membutuhkan perubahan. Ini dapat memiliki efek positif pada
hasil belajar dan dapat mempermudah untuk
ingin mempelajari metode pembelajaran baru (Piper et
al., 2018). Panduan guru yang berguna dapat menunjukkan
seluruh proses pembelajaran mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
luasi. Evaluasi dalam panduan guru juga bisa
menggunakan aplikasi android atau lainnya (Hudha et
al., 2018). Panduan guru harus dirancang sedemikian rupa
bahwa guru dapat membaca dengan mudah (Hosseini & Gursel,
2012).
Kandungan rendah karbon di sekolah dasar
buku-buku di Indonesia tidak menyoroti rendahnya
aspek karbon dan masih tersirat oleh lingkungan
konten literasi. Tidak ada kon-
tenda yang khusus membahas tentang low carbon, even
meskipun konten ini sangat penting di era sekarang untuk
akan diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Dari kami
hasil analisis, buku sekolah dasar di Indonesia
sia belum sepenuhnya memberikan kesadaran dan pemahaman
berdiri dari konsep rendah karbon. Kesadaran
dari konsep rendah karbon banyak membantu mereka menjadi-
kebiasaan. Jika perilaku rendah karbon telah diajarkan
sejak sekolah dasar, itu akan menciptakan kebiasaan baik di
siswa. Siswa akan mulai menghemat energi, mengurangi
ce emisi karbon, dan cinta lingkungan.
Konsep rendah karbon dalam buku sekolah dasar
secara implisit dijelaskan di kelas 4, 5, dan 6.
kelas dibedakan berdasarkan tema yang dibahas. Untuk
misal di kelas 4 ada tema 2, “selalu”
hemat energi,” bab ini membahas sumber energi
manfaat energi, dan energi alternatif.
Salah satu contoh yang digunakan dalam buku teks sekolah dasar adalah
“mematikan lampu saat tidur dan berputar
pada elektronik hanya ketika kita membutuhkannya. Ini
adalah hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghemat listrik
energi. Menghemat energi listrik berarti kita
telah melaksanakan hak dan kewajiban kami dalam a
cara yang seimbang”. Konten ini cukup bagus
dalam mendidik siswa untuk selalu menghemat energi, tetapi itu
masih tersirat dalam kandungan rendah karbon.
Di kelas 5, tema 8, dengan judul “kita”
lingkungan teman,” membahas lingkungan
perubahan, upaya pelestarian lingkungan, sebagai
serta siklus air. Ada teks bacaan
terkait dengan siklus air dalam buku, dan kemudian
siswa diminta bersama kelompoknya untuk menggambar
bagan sederhana yang menjelaskan siklus air dan tambahkan
kalimat untuk menjelaskan proses Selanjutnya, siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Di dalam
kelas 6, tema 4, dengan tema “globalisasi”,
pembahasannya adalah tentang perubahan energi listrik
gy dan peran listrik dalam globalisasi
zaman. Cakupan tiap kelas masih berbentuk
konsep tentang penghematan energi, siklus air,
dan hemat listrik.
Masih belum ada konsep tentang low
karbon itu sendiri. Cara sederhana yang telah ditemukan
dalam buku teks sains dasar adalah perilaku
hemat listrik dengan mematikan lampu dan
TV saat tidak digunakan. Saat ini, mungkin
hal yang paling penting untuk diantisipasi adalah penggunaan
gadget di lingkungan siswa. Dengan mengajar
konsep ini, siswa sekolah dasar akan memahami
tahan bahwa bermain dengan ponsel terlalu banyak dan
sering mengisi daya mereka akan merusak karbon
bumi. Selain itu, perlu menambahkan cara untuk menyimpan
penggunaan lampu yang efisien. Hitungan sederhana adalah
penggunaan lampu dari berbagai jenis. Gambar sederhana
dengan penjelasan penggunaan energi terbarukan
sel surya juga dapat digunakan. Banyak orang memiliki
banyak direkomendasikan menggunakan energi matahari, tetapi
keberlanjutan energi lar belum pernah dibahas
(Arora et al., 2016). Itu bisa dilakukan karena kita
telah disebutkan sedikit tentang energi matahari
digunakan dalam buku teks sains utama. Lingkungan
pendidikan dapat menghasilkan manfaat langsung bagi lingkungan.
ronment dan secara konkret menangani masalah konservasi
lem (Ardoin et al., 2020), jadi pembelajaran rendah karbon
penting untuk diajarkan di sekolah. Konsep rendah
karbon harus diperkenalkan ke sekolah dasar
siswa untuk memahami bahaya karbon pada
bumi. Dengan pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap lingkungan
berdasarkan pengetahuan tentang aplikasi rendah karbon sederhana
kation.
KESIMPULAN
Penelitian ini menganalisis masalah umum yang berhubungan dengan
disesuaikan dengan isi buku teks sains di sekolah dasar
sekolah. Buku yang dianalisis sebanyak 26 buku primer
buku ajar sains dari 10 penerbit. Kami mengidentifikasi-
Fied setiap masalah untuk menjelaskan apa yang salah
dalam buku, memberikan contoh, dan menyarankan
cara yang lebih baik untuk menangani konten. Sayangnya-
ly, kandungan implisit karbon rendah di primer
buku teks sains tidak memberikan informasi yang cukup
ke siswa. Tidak ada yang komprehensif
dan materi terstruktur tentang karbon rendah
konsep karena hanya ditemukan secara implisit dalam
teks literasi lingkungan. Oleh karena itu, untuk membangun kesadaran

halaman 8
267
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
reness konten rendah karbon untuk siswa kami dan
masyarakat, adalah penting untuk menanamkan karbon rendah
konsep mulai dari tingkat sekolah dasar oleh
termasuk konten rendah karbon dalam buku teks mereka.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada The Mi-
Kementerian Riset dan Teknologi/ Nasional
Badan Riset dan Inovasi untuk mendanai
Riset Disertasi Doktor Nomor: 391/
UN40.LP/PT.01.03/2021. Selain itu, oto-
hors juga mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengelola Dana Pen-
didikan-Indonesia (LPDP-Indonesia), Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
dan Universitas PGRI Kanjuruhan Malang untuk
sponsor penelitian ini.
REFERENSI
Abd-El-Khalick, F., Waters, M., & Le, AP (2008).
Representasi sifat sains di tingkat tinggi
buku teks kimia sekolah selama empat tahun terakhir
dekade. Jurnal Penelitian dalam Pengajaran Sains:
Jurnal Resmi Asosiasi Nasional untuk
Penelitian Ilmu Pengajaran , 45 (7), 835-855.
Amin, MS, Permanasari, A., & Setiabudi, A. (2019,
Berbaris). Pola pendidikan lingkungan
praktek di sekolah dan dampaknya terhadap
tingkat literasi lingkungan usia sekolah
murid. Dalam Seri Konferensi IOP: Earth and En-
Ilmu lingkungan (Vol. 245, No. 1, hal. 012029).
Penerbitan IOP.
Anderson, KN (2020). Menilai orientasi tugas
potensi dalam buku teks IPA dasar: Menuju
pendekatan baru. Jurnal Penelitian Sains
Pengajaran , 57 (4), 481-509.
Ardianto, D., & Pursitasari, ID (2017). Lakukan di tengah
buku teks sains sekolah menyertakan entitas dari
literasi sains?. Jhss (Journal of Humanities and
Ilmu Sosial) , 1 (1), 24-27.
Ardoin, NM, Bowers, AW, & Gaillard, E. (2020).
Hasil pendidikan lingkungan untuk konservasi
vation: Sebuah tinjauan sistematis. Konservasi Biologi-
tion , 241 , 108224.
Arora, N., Tejwani, R., Solanki, CS, Narayanan, N.
C., & Venkateswaran, J. (2016). Lokalisasi
Energi Surya melalui Majelis Lokal, Penjualan
dan Pemakaian 1 Juta Lampu Belajar Tenaga Surya. En-
ergy Procedia , 90 , 681-690.
Bancong, H., & Lagu, J. (2018). Lakukan buku pelajaran fisika
menyajikan ide-ide eksperimen pikiran?: a
kasus di Indonesia. Jurnal Pendidikan IPA Indo-
nesia , 7 (1), 25-33.
Chaisri, A., & Thathong, K. (2014). Sifat dari
sains diwakili dalam buku teks biologi Thailand
di bawah topik evolusi. Procedia-Sosial dan
Ilmu Perilaku , 116 , 621-626.
Chen, W., & Li, J. (2019). Siapa yang rendah karbon?
aktivis? Analisis mekanisme pengaruh
dan karakteristik kelompok perilaku rendah karbon
ior di Tianjin, Cina. Ilmu Lingkungan Total
ronment , 683 , 729-736.
Chiappetta, EL, Sethna, GH, & Fillman, DA
(1993). Lakukan teks ilmu kehidupan sekolah menengah-
buku memberikan keseimbangan literasi sains
tema?. Jurnal penelitian dalam pengajaran sains-
ing , 30 (7), 787-797.
Dai, C., Cheng, F., Liu, S., Tang, M., Zheng, H., &
Wang, Y. (2018, Agustus). Kampus rendah karbon
model evaluasi dan aplikasinya berdasarkan
pro hierarki analitik komprehensif fuzzy
sep. Dalam Konferensi Internasional tentang Manajemen
Manajemen Sains dan Rekayasa (hlm. 741-
752). Pegas, Cham.
Damianakis, T., & Woodford, MR (2012). kualitas-
penelitian asli dengan komunikasi kecil yang terhubung
munities: Menghasilkan pengetahuan baru sambil
menjunjung tinggi etika penelitian. Kesehatan kualitatif kembali
cari , 22 (5), 708-718.
Du, X., Zhou, D., Chao, Q., Wen, Z., Huhe, T., & Liu,
T. (2020). Tinjauan pembangunan rendah karbon .
Peloncat.
Fauth, B., Decristan, J., Decker, AT, Buettner, G.,
Hardy, I., Klieme, E., & Kunter, M. (2019).
Pengaruh kompetensi guru pada siswa
hasil dalam pendidikan sains dasar: The
peran mediasi kualitas pengajaran. Mengajar dan
Pendidikan Guru , 86 , 102882.
Gerritsen-van Leeuwenkamp, KJ, Joosten-ten Brinke,
D., & Kester, L. (2019). Persepsi siswa
kualitas penilaian yang terkait dengan pembelajaran mereka
pendekatan dan hasil belajar. Studi di
Evaluasi Pendidikan , 63 , 72-82.
Grommet, J., & Tkachenko, E. (2019). Biokimia
Asesmen sebagai Domain Asesmen Gizi-
ment: Analisis Isi Nutrisi Klinis
Buku teks. Jurnal Akademi Nutrisi
dan Dietetik , 119 (10), A109.
Guo, P., Saab, N., Post, LS, & Admiraal, W. (2020).
Tinjauan pembelajaran berbasis proyek di perguruan tinggi
pendidikan: Hasil dan ukuran siswa. Di dalam-
Jurnal Penelitian Pendidikan , 102 ,
101586.
Guven, S. (2010). Evaluasi guru ilmu hayat
buku sesuai dengan pendapat guru. Procedia-
Ilmu Sosial dan Perilaku , 2 (2), 1914-1918.
Ho, SS, Oshita, T., Looi, J., Leong, AD, & Chuah,
AS (2019). Menggali persepsi publik tentang
manfaat dan risiko, kepercayaan, dan penerimaan nu-
energi bersih di Thailand dan Vietnam: Sebuah kualitas
pendekatan tatif. Kebijakan Energi , 127 , 259-268.
Hosseini, E., & Gursel, F. (2012). Pengembangan sebuah
buku panduan untuk guru sekolah dasar di
pendidikan jasmani inklusi bagi siswa
dengan keterbelakangan mental. Procedia-Sosial dan Be-
havioral Ilmu , 47 , 1174-1178.
Hudha, MN, Aji, SD, & Huda, C. (2018). E-Rubrik:
karya ilmiah berbasis Android untuk pengalaman
fisik mental. Dalam Seri Konferensi IOP: Materi-
als Sains dan Teknik (Vol. 288, No. 1, hal.
012100). Penerbitan IOP.

halaman 9
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
268
Hudha, MN, Hamidah, I., Permanasari, A., Abdul-
lah, AG, Rachman, I., & Matsumoto, T.
(2020). Pendidikan Rendah Karbon: Sebuah Tinjauan dan
Analisis Bibliometrik. Jurnal Pendidikan Eropa-
Penelitian kational , 9 (1), 319-329.
Jufriadi, A., & Ayu, HD (2019, November). Investasi-
tigasi resistivitas untuk penggambaran akuifer
lapisan dan struktur bawah permukaan. Dalam Jurnal
Fisika: Seri Konferensi (Vol. 1381, No. 1, hal.
012067). Penerbitan IOP.
Kim, TH, Kong, DY, & Lim, JD (2011). analisis-
sis tentang Jenis dan Isi Foto Terkait
untuk Geodiversity Disarankan dalam Science Text-
buku untuk SMP. Jurnal Korea Na-
masa , 4 (3), 185-190.
Raja, CJH (2010). Analisis kesalahpahaman
dalam buku teks sains: Ilmu bumi di Inggris
dan Wales. Jurnal Internasional Pendidikan Sains
kation , 32 (5), 565-601.
Kissinger, JS (2013). Pembelajaran sosial & seluler-
ing pengalaman siswa menggunakan mobile E-
buku. Jurnal Asynchronous Learning Net-
karya , 17 (1), 155-170.
Klieger, A., & Sherman, G. (2015). Buku pelajaran fisika:
apakah mereka mempromosikan atau menghambat kreativitas siswa?
pemikiran. Pendidikan Fisika , 50 (3), 305.
Leasa, M., Talakua, M., & Batlolona, JR (2016).
Pengembangan modul tematik berbasis
pada kerja sama Numbered Heads Together (NHT)
model pembelajaran yang efektif untuk siswa SD di
Ambon, Maluku-Indonesia. Pendidikan Baru
Ulasan , 46 (4), 174-185.
Lin, JMC, & Wu, CC (2007). Saran untuk
pemilihan konten dan presentasi di high
buku pelajaran komputer sekolah. Komputer & Pendidikan-
tion , 48 (3), 508-521.
Lipson, MY, Valencia, SW, Wixson, KK, & Pe-
ters, CW (1993). Integrasi dan tematik
pengajaran: Integrasi untuk meningkatkan pengajaran dan
sedang belajar. Seni bahasa , 70 (4), 252-263.
Martínez-Jiménez, R., & Ruiz-Jiménez, MC (2020).
Meningkatkan kepuasan dan pembelajaran siswa
kinerja menggunakan kelas terbalik. Antar-
Jurnal Nasional Pendidikan Manajemen , 18 (3),
100422.
Musa, F., Mufti, N., Latiff, RA, & Amin, MM
(2012). Pembelajaran berbasis proyek (PjBL): menanamkan
ing soft skill di tempat kerja abad ke-21. proses-
dia-Ilmu Sosial dan Perilaku , 59 , 565-573.
Niaz, M., & Maza, A. (2011). Sifat ilmu dalam
buku teks kimia umum. Di Alam ilmu pengetahuan
dalam buku teks kimia umum (hlm. 1-37). Peloncat,
Dordrecht.
Noyes, J., & Garland, K. (2006). Menjelaskan siswa
sikap terhadap buku dan komputer. komputasi-
ers dalam Perilaku Manusia , 22 (3), 351-363.
Phang, FA, Wong, WY, Ho, CS, Musa, AN,
Fujino, J., & Suda, M. (2016). Iskandar Ma-
laysia Ecolife Challenge: pendidikan rendah karbon
untuk guru dan siswa. Teknologi Bersih dan
Kebijakan Lingkungan , 18 (8), 2525-2532.
Piper, B., Zuilkowski, SS, Dubeck, M., Jepkemei, E.,
& Raja, SJ (2018). Mengidentifikasi yang penting
bahan untuk meningkatkan literasi dan berhitung-
ment: Pengembangan profesional guru dan
pembinaan, buku teks siswa, dan terstruktur
panduan guru. Pembangunan Dunia , 106 , 324-
336.
Prastiwi, VD, Parno, P., & Wisodo, H. (2018). ide-
tifikasi pemahaman konsep dan penalaran il-
miah siswa SMA pada materi fluida statis. Mo-
mentum: Jurnal Pendidikan Fisika , 2 (2), 56–63.
Pratama, GS, & Retnawati, H. (2018, September).
Urgensi kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
analisis isi dalam buku teks matematika.
Dalam Jurnal Fisika: Seri Konferensi (Vol. 1097,
Nomor 1, hal. 012147). Penerbitan IOP.
Rahmatina, DI, Sutopo, S., & Wartono, W. (2018).
Identifikasi kesulitan siswa SMA pada materi
usaha-energi. Momentum: Pendidikan Fisika
Jurnal , 8-14.
Schrodt, P. (2013). Relevansi konten dan siswa
kenyamanan dengan pengungkapan sebagai moderator in-
pengungkapan dan kredibilitas struktur dalam col-
kelas kaki. Pendidikan Komunikasi , 62 (4),
352-375.
Schubatzky, T., Rosenberger, M., & Haagen-Schüt-
zenhöfer, C. (2019). Struktur konten dan
analogi dalam bab pengantar listrik dari
buku sekolah fisika. Pendidikan Fisika , 54 (6),
065023.
Shahmohammadi, N. (2013). Analisis isi elemen-
buku teks IPA berdasarkan capaian
konstruksi motivasi. Procedia-Sosial dan
Ilmu Perilaku , 84 , 426-430.
Skorecova, I., Teleki, A., Lacsny, B., & Zelenicky,
L. (2016). Alat yang mudah untuk membandingkan lebih banyak
buku teks (Fisika) yang dapat dibaca. Pendidikan Fisika-
tion , 51 (6), 065009.
Sulistyowati, P., Setyaningrum, L., Kumala, FN, &
Hudha, MN (2018, November). Android-
aplikasi pemantauan berbasis siswa
hasil pembelajaran. Dalam Seri Konferensi IOP: Ma-
terial Sains dan Teknik (Vol. 434, No. 1, hal.
012036). Penerbitan IOP.
Sulistyowati, P., Utomo, DW, Batlolona, JR,
Saregar, A., Hudha, MN, & Yusro, AC
(2019, Nopember). Berlatih hemat energi
kebiasaan siswa SD melalui pengembangan
opment dari lectora menginspirasi perangkat lunak berbasis in-
media struktural. Dalam Jurnal Fisika: Berunding
Seri ence (Vol. 1381, No. 1, hal. 012040). TIO
Penerbitan.
van den Ham, AK, & Heinze, A. (2018). Melakukan
masalah buku teks? Efek memanjang dari
pilihan buku teks pada siswa sekolah dasar
prestasi dalam matematika. Studi di Pendidikan-
Evaluasi Nasional , 59 , 133-140.
Vicente, S., Sánchez, R., & Verschaffel, L. (2020).
Pendekatan Pemecahan Masalah Kata dalam Matematika

halaman 10
269
MN Hudha, I. Hamidah, A. Permanasari, AG Abdullah / JPII 10 (2) (2021) 260-269
Buku teks ematics: Perbandingan antara
Singapura dan Spanyol. Jurnal Psiko Eropa-
chology of Education , 35 (3), 567-587.
Weiss, IR, Banilower, ER, McMahon, KC, &
Smith, PS (2001). Laporan tahun 2000
survei pendidikan sains dan matematika.
Wiklund Gustin, L., Fredriksson, L., & Rakovshik,
SG (2020). Pengalaman guru keperawatan tentang
proses pemulihan saat berpartisipasi dalam
program kelompok untuk mengurangi yang berhubungan dengan pekerjaan
stres: Sebuah analisis isi kualitatif. Perawat Ed-
ucation in Practice , 48 .
Wuryani, MT (2018). Buku Teks Berbasis Tematik
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Tematik
Sekolah Dasar: Sebuah Pengaruh. Internasional
Jurnal Metodologi Pendidikan , 4 (2), 75-81.
Zakiya, H., Sinaga, P., & Hamidah, I. (2017, Mei). NS
efektivitas teks representasi multi modal
buku untuk meningkatkan literasi sains siswa
siswa sekolah menengah atas. Dalam Konferensi AIP
Prosiding (Vol. 1848, No. 1, hal. 050001). AIP
Penerbitan LLC.
Zhang, J., Cogan, LS, & Schmidt, WH (2020). berarti-
Memastikan Cakupan Konten Buku Teks: Efisien
Analisis Isi dengan Lesson Sampling. pendidikan-
Pengukuran kational: Isu dan Praktik , 39 (2),
74-84.

Anda mungkin juga menyukai