Anda di halaman 1dari 54

Asuhan Keperawatan pada Ny.

R dengan Prioritas
Masalah Gangguan Volume Cairan Kurang dari
Kebutuhan Tubuh pada Pasien Pendarahan Saluran
Makan Bagian Atas (PSMBA) di Ruang Mawar 1 Plus B
RSUD Dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

OLEH

Marta Sandora Sinaga

132500106

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUNI 2016

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan atas berkat karunia Tuhan Yang Maha Esa
yang dilimpahkan-Nya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan baik dan lancar.

Adapun judul Karya TulisI lmiah adalah “Asuhan Keperawatan pada Ny.
R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Kebutuhan Cairan
Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada Pasien Perdarahan Saluran Makan Bagian
Atas (PSMBA) di Ruangan Mawar B Plus RSUD Dr. Pirngadi Medan”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang


setulusnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini. Sebagai manusia penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya khususnya pada:

1. Bapak Setiawan, S.Kep., M.NS., Ph.D, selaku Dekan Fakultas


Keperawatan Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku wakil Dekan I dan Ibu
Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Sp.KMB., M.Kep, selaku Wakil Dekan II
dam Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku Wakil
Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
dan Bapak Mula Tarigan, S.Kp., M.Kep, selaku sekretaris Prodi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep., Ns., M.Biomed, selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.Ibu Rika Endah Nuridayah, S.Kp., M.Pd, selaku dosen

Universitas Sumatera Utara


penguji yang memberikan penilaian dan saran untuk melengkapi Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan support untuk kelancaran menyelesaikan studi
diploma selama ± 3 tahun.
6. RSUD Dr. Pirngadi Medan yang telah bersedia untuk memberikan izin
kepada penulis dalam pengambilan kasus untuk penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Bapak Eben H. Sinaga dan
Ibunda tercinta Esra Nababan serta Renhard ST Sinaga selaku abang
tertua, Widya Grace Sinaga selaku kakak saya serta Ardiman Martua
Sinaga selaku adik saya yang tidak pernah berhenti mendukung dan
memotivasi saya dalam bentuk nasehat, material, semangat dan doa.
8. Untuk Forestiano Sianturi terimakasih atas dukungan dan semangat yang
membuat saya yakin dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat
pada waktunya.
9. Seluruh teman-teman DIII Keperawatan Stambuk 2013, teman-teman
alumni SD, SMP, dan SMA yang turut membantu penulis dengan
memberikan semangat dan dorongan penuh untuk menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.

Sebagai manusia penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis, semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Medan, Juni 2016

Penulis

Marta SandoraSinaga

NIM.132500106

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LembarPengesahan ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................................................... 3
C. Manfaat ....................................................................................................................... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ...................................................................................... 5
A. KonsepDasarAsuhanKeperawatan dengan Masalah Gangguan
Volume
Cairan Kurang dari Kebutuhan Tubuh ................................................................ 16
1. Pengkajian ............................................................................................................ 16
2. Analisa Data ......................................................................................................... 18
3. Rumusan Masalah ................................................................................................ 18
4. Perencanaan.......................................................................................................... 19
B. AsuhanKeperawatanKasus ..................................................................................... 21
1. Pengkajian ............................................................................................................ 21
2. Analisa Data ......................................................................................................... 32
3. Rumusan Masalah ................................................................................................ 33
4. Intervensi .............................................................................................................. 33
5. Implementasi ........................................................................................................ 35
6. Evaluasi ................................................................................................................ 41
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 42
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 42
B. Saran........................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 44
Lampiran

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia mempunyai karateristik yang unik, namun mereka
memiliki kebutuhan dasar yang sama. Hierarki kebutuhan Maslow merupakan
teori interdisiplin yang berguna untuk membuat prioritas asuhan keperawatan.
Hierarki kebutuhan dasar manusia termasuk lima tingkat prioritas. Dasar paling
bawah atau tingkat pertama, termasuk kebutuhan fisiologis, seperti udara, air, dan
makanan.Tingkat kedua yaitu kebutuhan keamanan dan perlindungan, termasuk
juga keamanan fisik dan psikologis. Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta
dan memiliki, termasuk didalamnya hubungan pertemanan, hubungan social, dan
hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu kebutuhan penghargaan dan penghargaan
diri, termasuk juga kepercayaan diri, pendayagunaan, penghargaan dan nilai
diri.Tingkat terakhir merupakan kebutuhan untuk aktualisasi diri, keadaan
pencapaian potensi, dan mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah
dan beradaptasi dengan kehidupan (Potter dan Perry, 2010).
Kebutuhan yang paling utama dalam teori Maslow adalah udara, air, dan
makanan. Tubuh manusia terdiri dari 2/3 cairan, sehingga diperlukan pemenuhan
cairan yang adekuat untuk pemenuhan proses metabolisme di dalam tubuh.
Cairan merupakan komponen terbesar didalam tubuh; 60% dari berat
badan orang dewasa terdiri atas cairan.Proporsi cairan rendah pada wanita, orang
obesitas, dan orang tua, tetapi tinggi pada anak-anak (Daidhizar et al., 2004 dalam
Potter dan Perry, 2010).
Cairan tubuh terdiri atas cairan dan berbagai substansi yang larut
(larutan).Volume cairan, komposisi elektrolit, dan pH di rongga intraseluler dan
ekstraseluler harus tetap konstan dalam kisaran yang relative pendek untuk
mempertahankan kesehatan dan kehidupan.Perubahan dalam distribusi normal
dan komposisi caairan tubuh sering kali terjadi dalam merespon sakit dan
trauma.Perubahan tersebut mempengaruhi keseimbangan cairan dalam
kompartemen intraseluler dan ekstraseluler.

Universitas Sumatera Utara


Cairan intraseluler (intraelluler fluid/ICF) terdiri atas semua cairan yang
berada dalam sel tubuh, sekitar 42% dari jumlah total berat badan. Pada dewasa,
sekitar 2/3 jumlah total cairan tubuh (kira-kira 28 liter pada wanita dewasa) terdiri
atas cairan eksraseluler (ekstracelluler fluid/ECF) (Casey, 2004 dalam Potter dan
Perry, 2010).
Cairan interstisial yang terdiri atas cairan limfa, adalah cairan yang berada
diantara sel dan di luar system vascular.Cairan intravaskuler adalah plasma darah
yang ditemukan pada system vaskular.Cairan transeluler adalah cairan yang
terpisah dari cairan tubuh lainnya yang dilindugi oleh selaput sel dan terdiri atas
cairan serebrospinal, pleural, gastrointestinal, intraokuler, peritoneal, dan synovial
(Elgart, 2004 dalam Potter dan Perry, 2010).
Pada kasus kekurangan volume cairan didalam tubuh banyak dialami pada
penderita pendarahan gastrointestinal atas/Esofageal karena terjadi pendarahan
aktif di rongga pencernaan pada manusia.
Pendarahan saluran makanan bagian atas (PSMBA) merupakan
pendarahan yang diakibatkan oleh karena luka gaster, gastritis, dan varises
esophagus.Pendarahan pada saluran makanan bagian atas dapat menyebabkan
hematemesis (muntah darah) yang apabila sumber perdarahan berasal dari
jejunum bagian proksimal, dan melena (feses mirip ter) biasanya terjadi saat
kehilangan darah pada daerah proksimal dari sekum (Gastroenterologi dan
Hepatologi, 2014).
Perdarahan merupakan komplikasi ulkus peptikum yang sangat sering
terjadi, sedikitnya ditemukan pada 25 % kasus selama perjalanan penyakit
(Guyton, 1996 dalam A. Emmanuel dan Stephen Inns, 2014).
Muntah berat dapat mencetuskan perdarahan gaster sehubungan dengan robeknya
mukosa pada pertemuan gastroesofageal (sindrom Mallory-Weiss) (Rencana
Asuhan Keperawatan Edisi 3, 2000).Pada pasien PSMBA mendapatkan prioritas
masalah kekurangan cairan yaitu darah, dimana pada penyakit ini terjadi
perdarahan aktif yang dikeluarkan melalui muntahan dan feses yang bercampur
darah.
Untuk itu penulis mengangkat masalah kebutuhan kekurangan volume
cairan dalam Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada

Universitas Sumatera Utara


Ny.R dengan Prioritas Masalah Gangguan Volume Cairan Kurang dari Kebutuhan
Tubuh di Ruangan Mawar B Plus RSUD DR. Pirngadi Medan”.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada Ny. R dengan prioritas masalah gangguan volume cairan
kurang dari kebutuhan tubuh di Ruangan Mawar B Plus RSUD DR. Pirngadi
Medan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. R dengan
prioritas masalah gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Mahasiswa mampu melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada Ny. R
dengan prioritas masalah gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan
tubuh..
c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny. R dengan
prioritas masalah gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh..
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada Ny. R dengan
prioritas masalah gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan dengan
prioritas masalah gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh.

C. MANFAAT
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa sebagai bahan untuk bacaan sehingga menambah wawasan tentang
asuhan keperawatan tentang kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasian
pendarahan saluran makan bagian atas (PSMBA).
2. Manfaat bagi Institusi

Universitas Sumatera Utara


Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan
ilmu keperawatan, serta menjadi sumber informasi bagi mereka yang ingin
mengadakan penelitian lebih lanjut.

3. Manfaat bagi Pendidikan Keperawatan


Menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi perawat untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya pada pasien dengan kebutuhan
cairan.

4. Manfaat bagi Klien


Sebagai masukan kepada klien untuk menambah wawasan klien tata cara
pelayanan keperawatan di rumah sakit sehingga klien mampu melakukan
keperawatan mandiri untuk meningkatkan kesehatan

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan


Volume Cairan Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam
memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk
kelebihan dan kekurangan (Tarwoto dan Wartonah, 2006).

1. Defenisi Cairan
Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh; 60 % dari
berat badan orang dewasa tersiri atas cairan.Proporsi cairan rendah pada wanita,
orang dewasa, dan orang tua, tetapi tinggi pada anak-anak (Davidhizar et al., 2004
dalam Potter dan Perry, 2010).

2. Volume cairan tubuh


Cairan tubuh merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh.60 %
dari berat badan orang dewasa terdiri atas cairan.Proporsi cairan rendah pada
wanita, orang obesitas, dan orang tua, tetapi tinggi pada anak-anak (Davidhizar et
al., 2004 dalam Potter dan Perry, 2010).
Cairan intraselular (intracellular fluid/ICF) terdiri atas semua cairan yang
yang berada dalam sel tubuh, sekitar 42% dari jumlah berat badan. Pada dewasa
sekitar 2/3 jumlah total cairan tubuh (kira-kira 28 liter pada rata-rata berat badan
pria dewasa dan 20 liter paa wanita dewasa) terdiri atas cairan ekstaseluler
(ekstraellular fluid/ECF) ( Casey, 2004dalam Potter dan Perry, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Adapun jumlah/volume cairan di dalam tubuh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Persentasi volume cairan pada tubuh
Organ/ jaringan tubuh Persentase cairan
Plasma >90 % cairan
Kulit, otot dan organ internal 70-80 % cairan
Tulang 22 % cairan
Lemak 10% cairan

3. Distribusi Cairan Tubuh


Cairan dalam tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda,
salah satunya terdiri atas cairan intraseluler dan yang lainnya cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler (CIS) berperan penting bagi fungsi sel yang normal, menjadi
perantara untuk proses metabolisme. Cairan ekstraseluler (CES) adalah semua
cairan yang berada diluar sel , yang dibagi dalam tiga kompartemen kecil yaitu,
cairan interstisial, cairan intravaskuler, dan cairan transeluler. Cairan ekstraseluler
membentuk hingga 1% berat badan total, atau 1/3 jumlah total cairan tubuh.
Cairan interstisial, yang terdiri atas cairan limfa, adalah cairan yang berada
diantara sel dan diluar sistem vascular.
Cairan intravascular adalah plasma darah yang ditemukan pada sistem
vascular.Cairan transelular adalah cairan terpisah dari cairan tubuh lainnya yang
dilindungi oleh selaput sel dan terdiri atas cairan serebrospinal, pleural,
gastrointestinal, intraokulaar, peritoneal, dan synovial.Kehilangan cairan
transelular dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

Tabel.1.2. Distribusi Elektrolit dalam Cairan Tubuh


Elektrolit Cairan Ekstraseluler
Natrium (Na+) 135-145 mEq/L
Kalium (K+) 3,5-5,0 mEq/L
Kalsium (Ca2+) 4,5-5,5 mEq/L
-
Bikarbonat (HCO3 ) 22-26 (arteri)
mEq/L
24-30 (vena)

Universitas Sumatera Utara


mEq/L
Klorida(Cl-) 95-105 mEq/L
Magnesium (Mg2+) 1,5-2,5 mEq/L
Fosfat (PO42-) 2,8-4,5 mEq/L

4. Komposisi Cairan Tubuh


Cairan tubuh terdiri atas cairan dan berbagai substansi yang larut
(larutan).Saat cairan berpindah dari kompartemen tubuh, cairan terdiri atas
substansi yang terkadang disebut mineral atau garam yang dikenal sbagai
elektrolit (Christensen dan Kockrow, 2003dalam Potter dan Perry, 2010).
Cairan yang bersirkulasi di seluruh tubuh di dalam ruang cairan intrasel
dan ekstrasel mengandung elektrolit, mineral, dan sel. Sel merupakan unit
fungsinal dasar dari semua jaringan hidup.Contoh sel yang berada di dalam cairan
tubuh adalah sel darah merah (SDM) dan sel darah utih (SDP).
Komposisi cairan tubuh antara lain :
a. Air
Air merupakan komponen utama cairan tubuh dan berfungsi pada berbagai
cara untuk mempertahankan fungsi selular normal. Air menjadi perantara untuk
perpindahan dan pertukaran nutrient serta substansi lainnya, seperti oksigen,
karbon dioksida, dan zat sisa metabolisme dari dan ke dalam sel; menjadi
perantara untuk reaksi metabolik di dalam sel; dan membantu dalam mengatur
suhu tubuh melalui evaporasi keringat.
Total cairan tubuh terdapat sekitar 60% berat badan total, tetapi jumlah ini
berariasi menurut usia, jenis kelamin, dan jumlah lemak tubuh. Total cairan tubuh
menurun 45-50% berat badan total jika terdapat obesitas dan penuaan (Porth &
Marfin, 2009 dalam Priscilla LeMone dkk, 2016). Pada individu yang obesitas,
proporsi air dengan berat badan total lebih sedikit dibandingkan individu yang
memiliki berat badan rata-rata. Wanita dewasa memiliki rasio lemak terhadap
massa jaringan tidak berlemak yang lebih besar disbanding pria dewasa sehingga
mereka memiliki persentase total cairan tubuh yang lebih rendah.
Untuk mempertahankan keseimbangan cairan normal, asupan dan haluaran
cairan tubuh harus hamper seimbang. Rata-rata asupan dan haluaran cairan

Universitas Sumatera Utara


sebesar 2500 mL selama periode 24 jam.Produksi dan ekskresi urine mencatat
sebagian besar kehilangan air.Rata-rata haluaran urine harian sebesar 1500 mL
pada orang dewasa.
Sekitar 300 mL hingga 400 mL urine per hari diperlukan untuk menyekresikan zat
sisa metabolic yang diproduksi oleh tubuh (Porth & Marfin, 2009dalam Priscilla
LeMone dkk, 2016).
Kehilangan cairan yang tidak terlihat terjadi melalui kulit, paru, dan
feses.Kehilangan ini yang normalnya sedikit, dapat meningkat secara signifikan
selama latihan fisik, ketika suhu lingkungan tinggi, dan selama sakit yang
meningkatkan frekuensi pernapasan, keringat, atau kehilangan pada
gastrointestinal (GI) (sebagian besar adalah diare).

Tabel.1.3. Pemasukan dan Pengeluaran Cairan selama 24 jam pada Orang


Dewasa
SUMBER JUMLAH (mL)
Pemasukan Cairan diperoleh per oral 1000
Air dalam makanan 1300
Air sebagai zat sisa dari metabolisme 200
makanan

Total 2500

Pengeluaran Urine 1500


Feses 200
Keringat 500
Respirasi 300
b. Elektrolit
Elektrolit adalah bagian yang sangat penting dalam fungsi tubuh.Elektrolit
merupakan elemen atau campuran yang ketika dilarutkan atau diampur dengan air
atau cairan pelarut lainnya, dipisahkan menjadi ion yang bermuatan listrik.Nilai
miliekuivalen per liter (mEq/L) menunjukkan jumlah gram yang terdapat dalam

Universitas Sumatera Utara


laritan elektrolit spesifik (zat terlarut) dalam satu liter plasma (larutan).Zat yang
melarutkan zat terlarut dalam suatu larutan disebut pelarut (Chernecky, Macklin,
dan Murphy Ende, 2006dalam Priscilla LeMone dkk, 2016).
c. Mineral
Mineral merupakan unsure semua jaringan dan cairan tubuh serta enting
dalam mempertahankan proses fisiologis. Mineral, yang dicerna sebagai senyawa,
biasanya dikenal dengan nama logam, non-logam, radikal, atau fosfat, bukan
dengan nama senyawa, yang mana mineral tersebut menjadi bagian di dalamnya.
Mineral bekerja sebagai katalis dalam respons saraf, kontraksi otot, dan
metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan.Selain itu, mineral mengatur
keseimbangan elektrolit dan produksi hormone serta menguatkan struktur
tulang.Contoh mineral adalah zat besi dan zink.

5. Fungsi Cairan
Cairan merupakan essential bagi keberlangsungan hidup manusia. Adapun
yang menjadi fungsi cairan didalam tubuh adalah sebagai berikut:
a. Media bagi semua reaksi kimia tubuh.
b. Berperan dalam pengaturan distribusi kimia dan biolistrik dalam sel.
c. Alat transport hormone dan nutrient (gizi).
d. Membawa O2 dari paru-paru ke sel tubuh.
e. Membawa CO2 dari sel ke paru-paru.
f. Mengencerkan zat toksik dan waste product serta membaanya ke ginjal dan
hati.
g. Mendistribusikan panas ke seluruh tubuh

6. Konsentrasi Cairan Tubuh


Konsentrasi cairan tubuh sering disebut dengan osmolalitas.Osmolalitas
merujuk pada jumlah larutan per kilogram air (oleh berat); osmolalitas dnyatakan
dalam miliosmol per kilogram (mOsm/kg).osmolalitas CES sebagian besar
bergantung pada konsentrasi natrium. Osmolalitas serum dapat diperkirakan
dengan menggandakan konsentrasi natrium serum (hampir 142 mE/L) glukosa

Universitas Sumatera Utara


dan urea memengaruhi osmollalitas CES, meskipun jumlahnya lebih rendah
dibanding natrium.Konsentrasi setiap elektrolit di dalam cairan intrasel dan
ekstrasel berbeda. Namun, jumlah total anion dan kation di dalam setiap
kompartemen cairan harus sama.

7. Tekanan cairan
a. Tekanan osmotic.
Tekanan osmotic merupakan tekanan dengan kekuatan untuk menarik air dan
kekuatan ini bergantung pada jumlah molekul di dalam larutan.Kekuatan larutan
untuk menarik air melewati membran dikenal dengan tekanan osmotic larutan.
Komposisi cairan interstisial dan plasma intravaskuler secara esensial sama
kecuali untuk konsentrasi protein yang lebih tinggi dalam plasma. Larutan
isotonic memiliki konsentrasi yang sama dari larutan sebagai plasma.Normal
saline (larutan NaCl 0,9%) adalah contoh larutan isotonik. Larutan hipertonik
memiliki konsentrasi larutan yang lebih besar dibanding plasma.Larutan NaCl 3%
bersifat hipertonik.
Tekanan osmotic darah dipengaruhi oleh protein plasma, khususnya albumin,
suatu protein serum yang di produksi alami oleh tuuh.Albumin menghasilkan
osmotic koloid atau tekanan onkotik, yang cenderung menjaga cairan tetap berada
di dalam kompartemen intravascular.
b. Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu liquid di dalam
sebuah ruangan. Darah dan cairan arteri akan memasuki kapiler jika tekanan
hidrostatik lebih tinggi dari tekanan interstitial, sehingga cairan dan solut
berpindah dari kapiler menuju sel.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit
Banyak hal yng dapat mempengaruhi keseimbangan atau homeostatis
setiap individu.Seorang perawat harus peka dalam mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi homeostatis setiap kliennya, hal ini disebabkan karena
setiap individu mengalami pertumbuhan yang berbeda sehingga kebutuhan cairan
dan elektrolit pun berbeda-beda.

Universitas Sumatera Utara


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
adalah sebagai berikut:
a. Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga
dapat mempengaruhi jumlah cairan dan elektrolit.
b. Temperatur
Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melali keringat
cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
c. Diet
Dalam mempertahankan status cairan dan elektrolit, asupan airan, garam, kalium,
kalsium, dan magnesium perlu diperhatikan. Apabila kekurangan nutrient, tubuh
akan memecah cadangan makanan yang tersimpan di dalamnya sehingga dalam
tubuh pergerakan cairan dari interstitial ke interseluler yang dapat berpengaruh
pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
d. Sress
Stress dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit melalui
proses peningkatan produksi ADH, karena proses ini dapat meningkatkan
metabolisme sehingga mengkibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat
menimbulkan retensi sodium dan air.
e. Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki
sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan
yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidaksseimbangan sistem dalam
tubuh, seperti ketidakseimbangan hormonal, yang dapat mengganggu
keseimbangan kebutuhan cairan.

9. Pengaturan cairan dalam tubuh


a. Asupan Cairan (Intake)
Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus.Pusat
pengendalian rasa haus berda di dalam hipotalamus di otak.Stimulus fisiologi
utama terhadap pusat rasa haus adlah peningkatan konsentrasi plasma dan
penurunan volume darah.Sel-sel reseptor yang disebut osmoreseptor seara terus-

Universitas Sumatera Utara


menerus memantau osmolitas. Apabila kehilangan cairan terlalu banyak
osmoreseptor akan mendeteksi kehilangan tersebut dan mengaktifkn pusat rasa
haus. Faktor lain yang mempengaruhi rasa haus adalah keringnya membrane
mukosa faring dan mulut, angiotensin II, kehilangan kalium, dan faktor-faktor
psikologis (Potter dan Perry, 1995). Sekitar 220 ml air diproduksi setiap hari
selama metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak berlangsung (Weldy, 1992
dalam Potter dan Perry, 2010).Asupan cairan melalui mulut (oral) dimungkinkan
jika kondisi individu sadar.
b. Haluaran Cairan (Output)
Cairan terutama dikrluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada
orang dewasa, ginjal seiap enit menerima sekitar 125 ml plasma untuk disaring
dan memproduksi urin sekita 60 ml (40 sampai 80 ml) dalam setiap jam atau
totalnya sekitar 1,5 L dalam satu hari (Horne et al, 1991dalam Priscilla LeMone
dkk, 2016). Jumlah urine yang diproduksi ginjal dipengaruhi aleh hormone
antidiuretik (ADH) dan aldosteron.
Kehilangan air melalui kulit diatur oleh sistem saraf simpatis, yang
mengaktifkan kelenjar keringat. Kehilangan airan dapat dibagi menjdi 2 bagian
yaitu:
1. Kehilangan air kasat mata
Kehilangan air kasat mata atau sensible water loss (SWL) terjadi melalui
keringat yang berlebihan dan dapat dirasakan oleh individu.SWL dapat mencapai
1000ml atau lebih dalam 24 jam.Kehilangan cairan kasat mata seperti keringat
berlebih, urine, dan muntahan.
2. Kehilangan air tak kasat mata
Kehilangan air tak kasat mata atau insensible water loss (IWL) terjadi terus
menerus dan tidak dapat dirasakan oleh individu. Rata-rata hilangnya air yang
tidak terasa oleh kulit orang dewasa sekitar 6 ml/kg/24 jam (Horne et al,
1991dalam Priscilla LeMone dkk, 2016). Paru-paru juga mengalami kehilangan
air tak kasat mata dengan jumlah rata-rata 400 ml setiap hari (Horne et al,
1991dalam Priscilla LeMone dkk, 2016).Rata-rata kehilangan cairan dari saluran
pencernaan adalah sekitar 100 ml/hari. Muntah atau diare akan meningkatkan

Universitas Sumatera Utara


kehilangan cairan karenahal tersebut mencegah absorbsi normal air dan elektrolit
yang telah disekresi melalui proses pencernaan.
Rumus dalam menghitung balance cairan
Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip,
albumin dan lain-lain.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan
ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari
dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
IWL= [(10% x CM) x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
*CM : Cairan Masuk
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor,
diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak
dengan dewasa berbeda.Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana
yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang output cairan.
PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA
Input cairan:
Air (makan+Minum) = ……cc
Cairan Infus = ……cc
Therapi injeksi = ……cc
Air Metabolisme = ……cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)
Output cairan:
Urine = ……cc

Universitas Sumatera Utara


Feses = …..cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan, cairan drainage luka/cairan NGT terbuka = …..cc
IWL = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari).

10. Gangguan Keseimbangan Cairan


Kekurangan volume cairan adalah kondisi penurunan cairan intravaskular,
interstisial, dan/atau intraseluler dalam tubuh.Kekurangan volume cairan
disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan, ketidakcukupan asupan cairan
atau kegagalan mekanisme pengaturan dan penggantian cairan di dalam
tubu.Kekurangan volume cairan meruakan masalah yang relative umum yang
terjadi sendiri atau bersamaan dengan ketidakseimbangan asam-basa atau
elektrolit.
Kekurangan volume cairan menurut NANDA (2012) adalahpenurunan
cairan intravascular, interstisial, dan/atau intraselular.Ini mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium.
Batasan karakteristik:
a. Perubahan status mental
b. Penurunan tekanan darah
c. Penurunan tekanan nadi
d. Penurunan volume nadi
e. Penurunan turgor kulit
f. Penurunan turgor lidah
g. Penurunan haluaran urin
h. Penurunan pengisian vena
i. Membrane mukosa kering
j. Kulit kering
k. Peningkatan hematokrit
l. Peningkatan suhu tubuh
m. Peningkatan frekuensi nadi
n. Peningkatan konsentrasi urine
o. Penurunan berat badan tiba-tiba (kecuali pada ruang ketiga)
p. Haus

Universitas Sumatera Utara


q. Kelemahan
Faktor yang berhubungan:
a. Kehilangan cairan aktif
b. Kegagalan mekanisme regulasi

Tabel 1.4. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit


Ketidakseimbangan Penyebab Tanda dan gejala
Kekurangan - Kehilangan cairan dari - Pemeriksaan fisik: nadi
volume cairan sistem gastrointestinal, cepat tetapi lemah,kolaps
seperti diare, muntah atau vena, hipotensi, frekuensi
drainase (rabas) dari fistula napas cepat, letargi,
atau selang. oliguria, kulit dan
- Kehilangan plasma atau membran mukosa kering,
darah utuh, seperti yang turgor kulit tidak elastic,
terjadi apada luka bakar atau kehilangan berat badan
perdarahan yang cepat.
- Keringat berlebih - Hasil pemerikasaan
- Demam laboratorium: berat jenis
- Penurunan asupan cairan per urine >1,025, peningkatan
oral semu hematokrit >50%,
- Penggunaan obat-obat peningkatan semu nitrogen
diuretic urea darah (BUN) >25
mg/100 ml.

1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit
meliputi jumlah asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan
secara oral, parenteral, atau enteral. Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010)
pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan volume cairan adalah:
1) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral).
2) Tanda umum masalah elektrolit.
3) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.

Universitas Sumatera Utara


4) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalanin dapat mengganggu status cairan.
6) Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
7) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
b. Pengukuran klinik
1). Berat badan
Berat badan sangat mempengaruhi kebutuhan cairan di dalam tubuh disebabkan
Karena tubuh sebagian besar mengandung air.Kehilangan atau bertambahnya
berat badan menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan:
a) ± 2 % : ringan
b) ± 5 % : sedang
c) ± 10% : berat
2). Keadaan umum
Secara umum pada pengkajian keadaan umum seseorang terdapat poin-
poin penting yang harus diperhatikan untuk mengatasi masalah gangguan volume
cairan tubuh adalah sebagai berikut:
a) Pengukuran tanda vital seperti temperatur, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
b) Tingkat kesadaran (GCS).
c) Pengukuran intake cairan: - Cairan oral : NGT dan peroral.
- Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
- Makanan yang cenderung mengandung air.
- Irigasi kateter atau NGT.
d) Pengukuran pengeluaran cairan: - Urine : volume, kejernihan atau kepekatan.
- Feses : jumlah dan konsistensi.
- Muntah.
-Tube drainase.
- IWL.
e) Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar ±200cc.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada (Tarwoto
dan Wartonah, 2010):

Universitas Sumatera Utara


1) Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa.
2) Kardiovaskular: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung.
3) Mata: cekung, air mata kering.
4) Neurologi: refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
5) Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik lainnya dapat berupa pemeriksaan
elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine, dan analisa gas darah, endoscopy.

Universitas Sumatera Utara


2. Analisa Data
Dibagi analisa data menjadi dua bagian yaitu:
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan sering merasa haus
b. Ansietas (mengungkapkan kata-kata akan kecemasan, kekhawatiran, dan
ketakutan akan penyakit yang dialami).
Data Objektif:
Data objektif merupakan data yang dapat di ukur secara real yang mendukung
pada data subjektif.
a. Perubahan status mental
b. Penurunan tekanan darah
c. Penurunan volume / tekanan nadi
d. Penurunan turgor kulit / lidah
e. Penurunan haluaran urine
f. Penurunan pengisian vena
g. Kulit / membran mukosa kering
h. Hematokrit meningkat
i. Suhu tubuh meningkat
j. Frekuensi nadi meningkat
k. Konsentrasi urine meningkat
l. Penurunan berat badan yang tiba-tiba
m. Kelemahan

3. Rumusan Masalah
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan:
a. Pengeluaran urine secara berlebihan akibat penyakit gastrointestinal.
b. Peningkatan permiabilitas kapiler dan hilangnya evaporasi pada pasien
luka bakar atau meningkatnya kecepatan metabolisme.
c. Pengeluaran cairan secara berlebihan.
d. Asupan cairan yang tidak adekuat.
e. Perdarahan.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan:

Universitas Sumatera Utara


a. Penurunan mekanisme regulator akibat kelainan pada ginjal.
b. Penurunan curah jantung akibat penyakit jantung.
c. Gangguan aliran balik vena akibat penyakit vaskular periver atau trombus.
d. Retensi natrium dan air akibat terapi kortikosteroid.
e. Tekanan osmotikoloid yang rendah.

4. Perencanaan
Hidayat, 2006 intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
Tujuan:
Mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang.
Rencana tindakan:
a. Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status
keseimbangan cairan.
b. Pertahankan keseimbangan cairan.
c. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi.
d. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan
Bila kekurangan volume cairan lakukan:
1) Rehidrasi oral atau parenteral sesuai dengan kebutuhan.
2) Monitor kadar elektrolit darah seperti urea nitrogen darah, urine, serum,
osmolaritas, kreatinin, hematokrit, dan Hb.
3) Hilangkan faktor penyebab kekurangan volume cairan, seperti muntah, dengan
cara memberikan minuman secara sedikit demi sedikit tapi sering atau dengan
memberikan teh.
Bila kelebihan volume cairan, lakukan:
1) Pengurangan asupan garam.
2) Hilangkan faktor penyebab kelebihan volume cairan dengan cara melihat
kondisi penyakit pasien terlebih dahulu. Apabila akibat bendungan aliran
pembuluh darah, maka anjurkan pasien untuk istirahat dengan posisi telentang,
posisi kaki ditinggikan, atau tinggikan ekstremitas yang mengalami edema diatas
posisi jantung, kecuali ada kontraindikasi.
3) Kurangi konstriksi pembuluh darah seperti pada penggunaan kaos kaki yang
ketat.

Universitas Sumatera Utara


B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Ajijahe, Brastagi
Tanggal Masuk RS : 26 Mei 2016
No. Register : 00.92.29.08
Ruangan/Kamar : Mawar B Plus/
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 01 Juni 2016
Tanggal Operasi :
Diagnosa Medis : Pendarahan Saluran Makan Bagian Atas
(PSMBA)

II. KELUHAN UATAMA


Klien mengalami muntah darah dan BAB berwarna hitam kopi yang
disertai dengan nyeri perut pada kuadran 1, dialami Os kurang lebih 4
hari sebelum masuk rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara


III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa Penyebabnya
Pada saat pengkajian tanggal 01 Juni 2016 klien mengatakan nyeri
pada perut dan mengalami muntah darah dan bila buang air besar,
tinja berwarna hitam dan terkadang bercampur darah
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Mengatur posisi nyaman untuk mengurangi nyeri dan melakukan
perawatan di rumah sakit
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Perut bagian atas serasa di tusuk-tusuk
2. Bagaimana dilihat
Wajah tampak pucat, keringat berlebih, kaki tampak di tekuk
C. Region
1. Dimana lokasinya
Ny. R mengatakan nyeri perut sebelah kanan pada bagian atas
2. Apakah menyebar
Ny. R mengatakan tidak ada penyebaran
D. Severity
Skala nyeri 6
E. Time
Nyeri dirasakan lebih dari 1 jam

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Ny. R mengatakan pernah mengalami penyakit batu empedu.
B. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Melakukan operasi pengangkatan batu empedu.

C. Pernah dirawat/dioperasi
Ny. R mengatakan pernah dirawat di RS dan pernah dioperasi.

Universitas Sumatera Utara


D. Lama dirawat
Ny. R dan keluarga mengatakan pernah dirawat di rumah sakit
lebih dari 10 hari
E. Alergi
Ny. R mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-
obatan
F. Imunisasi
Ny. R mengatakan tidak ingat riwayat imunisasinya lengkap atau
tidak.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Ayah dari ny. R mengalami penyakit diabetes mellitus (DM).
B. Saudara kandung
Tidak ada saudara kandung yang mengalami penyakit DM
C. Penyakit keturunan yang ada
Diabetes Mellitus (DM).
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada
E. Anggota keluarga yang meninggal
Ny. R mengatakan anggota keluarga yang meninggal adalah orang
tuanya.
F. Penyebab anggota keluarga meninggal
Orang tua Ny. R meninggal karena sudah lanjut usia.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny. R menerima penyakit yang sedang di alaminya.
B. Konsep Diri
- Gambaran diri :klien menerima seluruh tubuhnya.
- Ideal diri : klien ingin sembuh dan beraktivitas.
- Harga diri : klien cukup dihargai dilingkungan sekitar

Universitas Sumatera Utara


- Peran diri : klien berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-
anaknya
- Identitas : istri Tn.B
C. Keadaan emosi
- Klien mampu menahan emosi (emosi terkontrol).
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti :
Orang yang berarti bagi ibu adalahsuami,anak-anaknya dan cucu-
cucunya
- Hubungan dengan keluarga :
Hubungan dengan keluarga baik, tampak keluarga setia menemani
dan merawat ibu selama melakukan perawatan di rumah sakit.
- Hubungan dengan orang lain :
Hubungan klien dengan orang lain baik, namun dengan konisi fisik
Ny. R yang lemah sehingga menghambat komunikasi dengan
orang lain.
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : klien menyakini ajaran agama Kristen
Protestan
- Kegiatan ibadah :mengikuti kebaktian setiap hari minggu,
tetapi
setelah masuk rumah sakit Ny. R tidak
pernah
mengikuti kebaktian.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum :
Kesadaran klien compos mentis, klien masih mengalami muntah darah dan
tinja yang berwarna hitam dengan konsistensi keras.
2. Tanda-tanda vital :
- Suhu tubuh : 37’C
- Tekanan darah : 110/70 mmHg

Universitas Sumatera Utara


- Nadi : 84x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Skala nyeri : Skala 6
- TB : 155 cm
- BB sebelum sakit : 60 kg
- BB selama sakit : 56 kg
3. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : simetris
- Ubun-ubun : normal, fontanel beradaditengah
- Kulit kepala : bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : merata, kasar dan keriting
- Bau : bau rambut normal
- Warna kulit : putih bersih
Wajah
- Warna kulit : pucat
- Struktur wajah : simetris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan: normaldan simetris
- Palpebra : normal, dapat menutup mata
- Konjungtiva dan skera :konjungtiva tidak anemis, sclera
putih
- Pupil : isokor, posisi ditengah
- Cornea dan iris : tidak dilakukan pemeriksaan
- Visus : tidak dilakukan pemeriksaan
- Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung
- Tulang hidung : posisi septum nasi berada ditengah
- Lubang hidung : simetris antara dextra dan sinistra
dan tidak ada terpasang NGT dan nasal kanul O2

Universitas Sumatera Utara


- Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping
hidung
Telinga
- Bentuk telinga : simetris antara dextra dan sinistra
- Ukuran telinga : normal
- Lubang telinga : ada, bersih, tidak ada otitis media
- Ketajaman pendengaran : normal, tidak ada otitis media
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : kering
- Keadaan gusi dan gigi : pucat
- Keadaan lidah : kering
- Orofaring : normal, tidak ada gangguan
menelan
Leher
- Posisi trachea : berada di tengah, tidak ada
kelainan
- Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
- Suara : jelas
- Kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan
- Vena jugularis : tidak ada distensi vena jugularis
- Deyut nadi karotis : teraba
Pemeriksaan integument
- Kebersihan : kulit bersih
- Kehangatan : akral dingin
- Warna : sawo matang
- Turgor : kering >2 detik
- Kelembaban : kulit kering
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit.

Pemeriksaan payudara dan ketiak

Universitas Sumatera Utara


- Ukuran dan bentuk : bentuk payudara normal dan
simetris
- Warna payudara dan aerola : warna aerola coklat
- Produksi ASI : tidak ada
- Aksila : tidak teraba massa atau benjolan
Pemeriksaan dada/thorax
- Pemeriksaan thoraks/dada : normal
- Pernafasan : pola nafas reguler 20x/menit
- Tanda kesulitan bernafas :tidak dijumpai kesulitanbernafas
- Kesulitan bernapas : tidak ada
Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : simetris, tidak ada trauma
- Palpasi : pulsasi teraba
- Perkusi : Dullness
- Auskultasi : suara normal, tidak ada suara
tambahan
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : tidak ada massa, terdapat bekas
operasi
- Auskultasi : peristaltik 6x/menit
- Palpasi : nyeri tekan pada kuadran 1
- Perkusi : timpani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Genitalia : tidak dilakukan
- Anus dan perineum : tidak dilakukan
Pemerikasaan muskuloskletal/ekstramitas
- Ekstremitas atas : Simetris antara kiri dan kanan
- Ektremitas bawah : Simetris
Pemeriksaan neurologi
- Nerus Olfakturius/N I :
Rongga hidung bersih, tidak ada kelainan.
- Nervus optikus/N II :

Universitas Sumatera Utara


Normal terhadap reflek cahaya,dapat melihat daerah sekitar
- Nervus okulomotorik/N III, troclehar/n IV, dan abdusen/N VI:
Pergerakan bola mata normal
- Nervus trigeminus/N V :
Dapat merasakan ransangan sentuhan
- Nervus fasialis/N VII :
Dapat menggerakkan otot wajah
- Nervus vestibulocochlearis/N VIII :
Dapat mendengar dengan baik
- Nervus glossopharingeus/N IX, Vagus/N X :
Dapat menelan, membuka dan mengunyah
- Nervus Asesorius/N XI :
Pasien dapat mengangkat bahu kanan (+), kiri (-)
- Nervus Hipoglossus/N XII :
Dapat menjulurkan lidahnya dan menggerakkannya.
Fungsi motorik :
Klien mengalami kelemahan otot kaki dan tangan bagian kiri.
Fungsi sensorik :
Klien dapat membedakan benda tumpul dan benda tajam.
Reflex :
Tidak dilakukan pemeriksaan

VIII. Pola kebiasaan sehari-hari


Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3x/hari
- Nafsu/selera makan : nafsu makan kurang
- Nyeri ulu hati : ada
- Alergi : tidak ada riwayat alergi.
- Mual muntah : ada mual muntah.
- Waktu pemberian makan : pagi jam 07.00 WIB, siang jam
12.00
WIB, malam 19.30 WIB.

Universitas Sumatera Utara


- Jumlah dan jenis makan : 200 cc, jenis bubur putih.
- Waktu pemberian cairan/minum : klien minum saat haus dan
menghabiskan 1000 cc/hari.
- Masalah makan dan minum : nafsu makan kurang, sulit menelan
disebabkan mual.
Perawatan diri/ personal hygine
- Kebersihan tubuh : dilap 2x sehari oleh keluarga
- Kebersihan gigi dan mulut : bersih dan menggunakan gigi palsu
8
biji
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih
Pola kegiatan/ aktivitas :
Kegiatan yang dilakukan klien hanya terbaring dan duduk di temat tidur
diakibatkan oleh kelemahan dan penyakit stroke yang dialami.
Pola eliminasi
Buang air besar (BAB)
- Pola BAB : tidakteratur
- Karakter feses : keras dan bercampur darah ±20 cc
- Riwayat perdarahan : ada
- BAB terakhir : sehari sebelum pengkajian
- Diare : tidak ada
Buang air kecil (BAK)
- Pola BAK : sediki dan arang, dalam sekali
BAK mengeluarkan urin sebanyak ±100 cc
- Karekter urin : kuning
- Kesulitan BAK : tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
- Penggunaan deuretik : tidak ada
- Penggunaan anti emetic : ada
- Upaya mengatasi masalah : tidak ada
IX. Pemeriksaan Penunjang/diagnostic
a. Laboratorium

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan darah atau pengambilan specimen darah dilakukan tanggal 31
Juni 2016 dengan hasil Hb = 7,3gr/dl.

Tabel.2.1 Hasil pemeriksaan laboratorium:


Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Glukosa Adrandom 147,00 mg/dl <140 mg/dl
SGOT 14,00 U/L 0,00-40 U/L
SGPT 11,00 U/L 0,00-40 U/L
Alkalin phospatase 35,00 U/L 30,00-142 U/L
Total Bilirubin 0,30 mg/dl 0,00-1,20 mg/dl
Ureum 48,00 mg/dl 10,00-50 mg/dl
Creatinin 1,07 mg/dl 0,60-1,20 mg/dl
Uric acid 6,70 mg/dl 3,50-7 mg/dl

b. Endoskopi
Hasil endoskopi yang dilakukan mencapai duodenum terdapat healing ulcer yang
menyebabkan perdarahan aktif yang ditandai dengan muntah darah dan feses
berwarna ter atau hitam kopi.

Universitas Sumatera Utara


Tabel.2.2 Terapi cairan dan obat-obatan
Nama Obat/ terapi Efek Obat Efek Samping
Omeprazole (OMZ) - Menurunkan kadar Sakit kepala, konstipasi,
asam yang sakit perut, diare, kram
diproduksi otot, hilang selera makan
lambung
- Mengobati
gangguan
pencernaan atau
nyeri ulu hati
Amino fliud Terapi cairan maintenance Ruam, ketidaknyamanan
untuk pasien rawat inap dada, flebitis, intoksikasi
air, nyeri vascular, sakit
kepala, demam
Ulsafat syrup Terapi pemeliharaan pada
proses penyembuhan tukak
usus dua bela jari
(duodenum)
Scopamin Mengurangi nyeri pada Mulut dan kulit kering,
lambung atau usus halus konstipasi, rasa panas
dan kemerahan pada
kulit wajah, bradikardi,
takikardi
Ceftriaxone Mengobati dan mencegah Sariawan, lelah, nyeri
infeksi yang disebabkan tenggorokan, diare
oleh bakteri

Universitas Sumatera Utara


2. ANALISA DATA

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 01-05 Juni 2016
dan data-data yang diperoleh dilakukan analisa data yang dikelompokkan menjadi
data subjek, data objek, penyebab, dan masalah keperawatan adalah sebagai
berikut:

No. Data Penyebab Masalah Keperawatan


1 DS: Healing ulcer Kekurangan volume
- pasien mengatakan cairan
sering merasakan haus Perdarahan
dan kering
ditenggorokan
- pasien dan keluarga kehilangan volume
mengatakan muntah cairan secara aktif

bercampur darah
Kekurangan volume
DO:
cairan
- TD: 100/80 mmHg
- RR: 20 x/menit
- HR: 82 x/menit
- Suhu: 370C
- Hb: 7,3gr/dl
- jumlah perdarahan:
±100cc
2 DS: Mual dan muntah Gangguan nutrisi
-pasien mengatakan kurang dari kebutuhan
mual dan muntah Intake in adekuat tubuh
DO:
-BB menurun drastis Gangguan kebutuhan
nutrisi
(BB sebelum sakit 60
kg, BB setelah sakit 56
Nutrisi tubuh kurang
kg)
dari kebutuhan
- pasien hanya

Universitas Sumatera Utara


menghabiskan
makanannya setengah
porsi
- pasien tampak mual
saat makan

3. RUMUSAN MASALAH
Masalah keperawatan yang dapat disimpulkan dari data diatas adalah:
a. Kekurangan volume cairan
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa keperawatan (Prioritas):
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif ditandai dengan perdarahan (muntah bercampur darah dan
feses bercampur darah), turgor kulit kembali >2 detik, mukosa bibir
kering, pasien merasa haus dan berat badan menurun selama sakit.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan berat badan, mual dan muntah ditandai dengan penurunan nafsu
makan.

4. INTERVENSI
Hari/ No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Tangg . hasil keperawatan
al Dx
Kamis 1. Tujuan: - Monitor - Menghindari
02 Meningkatkan perdarahan yang terjadinya
Juni keseimbangan volume terjadi syok
2016 cairan hipovolemik
Kriteria hasil: kerena
- Membrane mukosa perdarahan
lembab - Monitor status - Meningkatkan
- Turgor kulit baik cairan, intake dan keseimbangan
- Pengeluaran urine output cairan dan

Universitas Sumatera Utara


adekuat elektolit
- Tidak ada rasa haus dalam tubuh
berlebihan - Memberikan - Kebutuhan
- Berat badan dalam cairan intravena cairan tubuh
keadaan ideal terpenuhi
- Menginstruksian - Terjadi
pasien dan peningkatkan
keluarga untuk Hb pada darah
kebutuhan
penggantian darah
- Pemberian - Mengurangi
medikasi untuk iritasi pada
menghindari pH tukak
lambung yang lambung
ekstrem
- Menginstruksikan - Tampak
pasien dan dengan jelas
keluarga penyebab
mengenai perdarahan
prosedur pada muntah
endoskopi dan feses
- Mendokumentasi
kan warna, jumlah
dan karakter feses
dan muntah
Jumat, 2. Tujuan: - Mengkaji - Masukan
03 Pemenuhan nutrisi makanan pasien nutrisi
Juni yang adekuat setiap hari terkontrol
2016 Kriteria hasil: - Anjurkan pasien
- Nafsu makan untuk makan - Meningkatnya
meningkat dengan perlahan- asupan nutrisi
- Intake dan output lahan pada

Universitas Sumatera Utara


dalam batas normal - Menganjurkan kebutuhan
- Berat badan dalam pasien makan pasien
batas ideal sedikit tapi sering - Asupan nutrisi
- Makanan habis 1 - Memberikan terpenuhi
porsi asupan intravena
- Balance cairan
terkontrol

5. IMPLEMENTASI
Pada tabel.4.1 Implementasi keperawatan ini dilakukan selama 2 hari
Hari/ No. Implementasi keperawatan Evaluasi
Tanggal Dx (SOAP)
Kamis, 1. - memantau keadaan umum S: pasien mengatakan sering
02 Juni pasien merasa haus dan ingin
2016 - memonitor tanda-tanda minum
vital pasien O:
- mengkaji kelembapan kulit - TD: 120/70 mmHg
dan elastisitas kulit, - HR: 82 x/menit
kelembaban mukosa, serta - RR: 20 x/menit
keluhan rasa haus - Temp: 37oC
- menganjurkan pada pasien - HB: 8 gr/dl
dan keluarga untuk - Turgor kulit kembali
meningkatkan asupan lambat
cairan sebanyak 2-3 liter - Membrane mukosa
dalam 24 jam kering
- memberikan cairan - Tampak perdarahan
intravena sesuai terapi: pada muntahan
OMZ fls/12 jam (40 mg), - Balance cairan = -
Amino fluid 500 ml/hari, 1.225cc
Ceftriaxone 1gr/12 jam A: masalah belum teratasi
dilarutkan dengan NaCl dengan tanda:
0,9% 5 ml - Turgor kulit kembali

Universitas Sumatera Utara


- monitor masukan (intake) lambat
dan pengeluaran (output) - Membrane mukosa
antara lain: kering
Intake makanan 150 cc ×3= 450 - Balance cairan tidak
cc, minum = 1.000 cc, air seimbang
metabolisme (AM) = P: intervensi dilanjutkan
5×56= 280cc, infuse = dengan:
1.000cc/24 jam, OMZ - Pemberian terapi amino
fls/12 jam = 40 ml, Amino fluid dan transfuse darah
fluid = 500 ml, Ceftriaxone sesuai program terapi
= 5 ml, transfuse darah 500
ml, total intake cairan =
3.815 cc
Output IWL = 15×56 = 840 cc,
BAB keras + BAK pada
diapers + muntahan +
perdarahan = 7 × 600 =
4.200 cc, total output
cairan = 5.040 cc.
Balance cairan = intake –
output = 3.815 – 5.040 cc =
-1.225 cc
- Memberikan transfuse
darah pada pasien 1 bag
darah untuk ditransfusikan
2. - Memberikan terapi obat S: pasien mengatakan mual
oral Scopamin dan Ulsafat dan muntah saat makan
syrup pada pukul 15.00 O:
WIB - Pasien tampak tidak
- Memonitor asupan nafsu makan
makanan pasien setiap hari - Pasien hanya
- Memberikan diet bubur menghabiskan ½ porsi

Universitas Sumatera Utara


putih dengan porsi 200 cc makanannya
- Menganjurkan pasien untuk - Membrane mukosa
menghabiskan makanannya kering
dengan perlahan A: masalah belum teratasi
- Menganjurkan keluarga dengan tanda:
pasien untuk member - Mual dan muntah
makan sesering mungkin - Tidak nafsu makan
dalam porsi sedikit seperti
bubur, roti, atau makanan P: intervensi dilanjutkan:
lunak lainnya dengan - Menganjurkan
menghindari makanan yang makanan untuk di
mengandung zat iritatif telan seperti menelan
seperti MSG, bersoda, obat dengan
makanan pedas, asam, menggunakan air
terlalu manis dan berlemak minum
Jumat, 03 1 - memantau keadaan umum S: pasien mengatakan sering
Juni 2016 pasien merasa haus dan ingin
- memonitor tanda-tanda minum
vital pasien O:
- mengkaji kelembaban kulit - TD: 120/80 mmHg
dan elastisitas kulit, - HR: 80 x/menit
kelembaban mukosa, serta - RR: 20 x/menit
keluhan rasa haus - Temp: 37oC
- menganjurkan pada pasien - HB: 8,6 gr/dl
dan keluarga untuk - Turgor kulit kembali
meningkatkan asupan lambat
cairan sebanyak 2-3 liter - Membrane mukosa
dalam 24 jam kering
- memberikan cairan - Tampak perdarahan
inravena sesuai terapi: pada muntahan
OMZ fls/12 jam (40 mg), berkuurang
Amino fluid 500 ml/hari, - Balance cairan = -

Universitas Sumatera Utara


Ceftriaxone 1gr/12 jam 725cc
dilarutkan dengan NaCl A: masalah sebagian teratasi
0,9% 5 ml. dengan tanda:
- monitor masukan (intake) - Turgor kulit kembali
dan pengeluaran (output) lambat
antara lain: - Membrane mukosa
Intake makanan 150 cc ×3= 450 kering
cc, minum = 1.200 cc, air - Balance cairan tidak
metabolisme (AM) = seimbang namun
15×56= 280cc, infuse = tampak peningkatan
1.000cc/24 jam, OMZ pada volume cairan
fls/12 jam = 40 ml, Amino - Perdarahan pada
fluid = 500 ml, Ceftriaxone muntahan berkurang
= 5 ml, transfuse darah 500 P: intervensi dilanjutkan
cc, total intake cairan = dengan:
4.015 cc Pemberian terapi amino fluid
Output IWL = 15×56 = 840 cc, dan transfuse darah sesuai
BAB + BAK pada diapers program terapi
+ muntahan + perdarahan =
6×650cc = 3.900cc, total
output cairan = 4.740cc.
Balance cairan = intake –
output = 4.015 – 4.740 cc =
-725 cc
- Memberikan transfuse
darah pada pasien 1 bag
darah untuk
ditransfusikan
2 - Memberikan terapi obat oral S: pasien mengatakan mual
Scopamin dan Ulsafat syrup dan muntah saat makan
pada pukul 15.00 WIB O:
- Memonitor asupan makanan - Pasien tampak tidak

Universitas Sumatera Utara


pasien setiap hari nafsu makan
- Memberikan diet bubur - Pasien hanya
putih dengan porsi 200 cc menghabiskan ½ porsi
- Menganjurkan pasien untuk makanannya
menghabiskan makanannya - Membrane mukosa
dengan perlahan kering
- Menganjurkan keluarga A: masalah belum teratasi
pasien untuk member makan dengan tanda:
sesering mungkin dalam - Mual dan muntah
porsi sedikit seperti bubur, - Tidak nafsu makan
roti, atau makanan lunak P: intervensi dilanjutkan:
lainnya dengan menghindari Menganjurkan makanan
makanan yang mengandung untuk di telan seperti
zat iritatif seperti MSG, menelan obat dengan
bersoda, makanan pedas, menggunakan air minum
asam, terlalu manis dan
berlemak

6. EVALUASI
Setelah penulis membahas Asuhan Keperawatan pada pasien perdarahan
saluran makan bagian atas (PSMBA) dengan prioritas masalah kekurangan cairan
kurang dari kebutuhan tubuh, terdapat tanda dan gejala yang sama pada panduan
kasus kegawatdaruratan gastrointestinal atas maka penulis akan melakukan
tindakan keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, rumusan masalah,
intervensi serta implementasinya kepada pasien Ny. R.
Berdasarkan analisa data dan rumusan masalah maka penulis mendapatkan
diagnosa yang sama dengan peta konsep penyakit yaitu kekurangan volume cairan
kurang dari kebutuhan tubuh dan penulis juga menemukan masalah yang perlu
diperhatikan untuk ditangani secara bersamaan yaitu kebutuhan nutrisi yang tidak
adekuat diakibatkan oleh tukak pada usus dua belas jari (duodenum) yang
menyebabkan perdarahan , nyeri perut, serta rasa perih setelah mengkonsumsi
makanan dengan selang waktu 1 jam.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengkajian intake dan output yang dilakukan pada tanggal 02
Juni 2016 maka didapatkan jumlah intake cairan mencapai 3.815cc/24 jam dan
jumlah output cairan mencapai 5.040cc/24 jam. Dapat dismpilkan bahwa balance
cairan berada dibawah nilai normal (normal balance cairan ±200cc). dengan data
pengkajian intake dan output tersebut pasien mengalami gangguan pemenuhan
volume cairan didalam tubuh.
Evaluasi intake dan output pada tanggal 03 Juni 2016 didapatkan data intake
cairan mencapai 4.015cc/24 jam dan output cairan mencapai 4.740cc/24 jam
dengan peningkatan Hb=8,6 gr/dl. Hal ini menyatakan masalah keperawatan
prioritas belum teratasi sepenuhnya, maka intervensi keperawatan dilanjutkaan
dengan program terapi yang sudah direncanakan.Evaluasi pada nutrisi pasien juga
ditemukan bahwa pasien mengalami mual dan muntah, serta penurunan nafsu
makan.Hal ini bisa saja terjadi diakibatkan oleh peningkatan asam pada lambung
dan efek samping dari terapi yang diberikan. Dari kedua evaluasi masalah
keperawatan tersebut, maka penulis menemukan belum teratasinya masalah
tersebut sampai berakhirnya jadwal dinas di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 hari di rumah sakit, maka
data disimpulkan bahwa cairan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia dalam
mempertahankan homeostatis.Dimana tubuh manusia terdiri dari 2/3 adalah
cairan, sehingga sangat perlu untuk mempertahankan keseimbangan cairan di
dalam tubuh.
Dengan pembahasan kasus pada bab sebelumnya maka sangatlah perlu
diketahui hal-hal yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tubuh
seperti, usia, suhu lingkungan, diet/makanan, stress, dan penyakit. Banyak hal
yang harus diperhatikan dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh
seperti asupan cairan yang masuk dan pengeluaran cairan yang harus
diperhitungkan secara detail.
Pada kasus di bab sebelumnya data kita temui bahwa data yang paling
dominan adalah data yang diungkapkan oleh klien yang mengeluh sering
merasakan haus dan secara objektif terjadi penurunan berat badan yang drastis,
kelemahan otot dalam melakukan akivitas, serta penurunan turgor/elastisitas kulit
dan tampak membrane mukosa bibir kering. Sehingga, apabila terdapat data
subjek dan data objek seperti diatas maka seseorang dapat dikatakan mengalami
kekurangan cairan atau sering disebut dehidrasi, maka untuk mengatasi masalah
tersebut yang harus dilakukan seorang perawat adalah memantau tanda-tanda
vital, elastisitas kulit, penyebab deficit volume cairan, memantau intake dan
output cairan serta mengganti segera jumlah cairan yang hilang.
Bila kekurangan volume cairan disebabkan oleh gangguan pada
gastrointestinal maka, harus diperhatikan secara teliti jenis kerusakan atau
gangguannya kemudian memperhitungkan intake dan output cairan serta
kecukupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini dilakukan karena seiring
dengan penurunan volume cairan maka nutrisi yang berlangsung pada tubuh juga
berkurang ditandai dengan mual dan muntah, serta penurunan nafsu makan dan
proses terapi yang sedang berlangsung seperti berpuasa saat akan melakukan
tindakan medis seperti endoscopy. Apabila pada gangguan gastrointestinal

Universitas Sumatera Utara


ditemukan muntah darah (hematemesis) dan feses berwarna kopi/ter (melena)
maka, kehilangan cairan aktif berupa darah dan kebutuhan nutrisi di dalam tubuh
menjadi inadekuat.

B. SARAN
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi informasi
baru tentang kebutuhan volume cairan di dalam tubuh.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Dalam praktik keperawatan, perawat tidak hanya memberikan perawatan
terhadap pasien dengan kebutuhan cairan namun, perawat diharapkan mampu
memberikan informasi yang tepat tentang pentingnya dalam menjaga
keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Dalam pemenuhan cairan di dalam tubuh perawat perlu memperhatikan fakto-
faktor yang mempengaruhi homeostatis di dalam tubuh sehingga, asuhan
keperawatan yang dilakukan tepat sasaran sehingga, mampu meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M dan Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah:
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8 Buku 1.
Singapore:Elsevier.
Bulechek, Gloria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), 6t
Indonesian Edition. Singapore: Elsivier.
Emmanuel, A dan Inns, Stephen. 2014. Lacture Notes: Gastroenterologi dan
Hepatologi. Jakarta: Erlangga.
Hidayat, A. Azis Alimul. 2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep danProses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Lemone, Priscilla., dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 5,
Vol. 1.
Jakarta: EGC.
Potter dan Perry. 2010. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3. Jakarta:
Salemba
Medika.
Tarwoto dan Wartonah. 2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan
Jilid 4. Jakarta: PT. Salemba Medika.

Universitas Sumatera Utara


CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tan Masalah Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi


ggal Keperawatan (IMPLEMENTASI) (SOAP)
Kamis/0 Kekurangan 08.00 - memantau keadaan umum S: pasien mengatakan
2 Juni volume WIB pasien sering merasa haus
2016 cairan - memonitor tanda- dan ingin minum
tanda vital pasien O:
- mengkaji kelembapan - TD: 120/70
kulit dan elastisitas mmHg
kulit, kelembaban - HR: 84 x/menit
mukosa, serta keluhan - RR: 20 x/menit
rasa haus - Temp: 37oC
- menganjurkan pada - HB: 8 gr/dl
pasien dan keluarga - Turgor kulit
untuk meningkatkan kembali lambat
asupan cairan - Membrane
sebanyak 2-3 liter mukosa kering
dalam 24 jam - Tampak
- memberikan cairan perdarahan pada
intravena sesuai terapi: muntahan
OMZ fls/12 jam (40 - Balance cairan =
mg), Amino fluid 500 - 1.225cc
ml/hari, Ceftriaxone A: masalah belum
1gr/12 jam dilarutkan teratasi dengan tanda:
dengan NaCl 0,9% 5 - Turgor kulit
ml kembali lambat
- monitor masukan - Membrane
(intake) dan mukosa kering
pengeluaran (output) - Balance cairan
antara lain: tidak seimbang
Intake makanan 150 cc P: intervensi

Universitas Sumatera Utara


×3= 450 cc, minum = dilanjutkan dengan:
1.000 cc, air - Pemberian terapi
metabolisme (AM) = amino fluid dan
5×56= 280cc, infuse = transfuse darah
1.000cc/24 jam, OMZ sesuai program
fls/12 jam = 40 ml, terapi
Amino fluid = 500 ml,
Ceftriaxone = 5 ml,
transfuse darah 500
ml, total intake cairan
= 3.815 cc
Output IWL = 15×56 =
840 cc, BAB keras +
BAK pada diapers +
muntahan +
perdarahan = 7 × 600
= 4.200 cc, total
output cairan = 5.040
cc.
Balance cairan = intake –
output = 3.815 – 5.040
cc = -1.225 cc
Memberikan transfuse
darah pada pasien 1 bag
darah untuk ditransfusikan
Kamis/ Gangguan 08.00 - Memberikan terapi S: pasien mengatakan
02 Juni nutrisi WIB obat oral Scopamin mual dan muntah
2016 kurang dari dan Ulsafat syrup pada saat makan
kebuttuhan pukul 15.00 WIB O:
tubuh - Memonitor asupan - Pasien tampak
makanan pasien setiap tidak nafsu
hari makan

Universitas Sumatera Utara


- Memberikan diet - Pasien hanya
bubur putih dengan menghabiskan ½
porsi 200 cc porsi makanannya
- Menganjurkan pasien - Membrane
untuk menghabiskan mukosa kering
makanannya dengan A: masalah belum
perlahan teratasi dengan tanda:
- Menganjurkan - Mual dan muntah
keluarga pasien untuk - Tidak nafsu
memberi makan makan
sesering mungkin
dalam porsi sedikit P: intervensi
seperti bubur, roti, dilanjutkan:
atau makanan lunak - Menganjurkan
lainnya dengan makanan untuk
menghindari makanan di telan seperti
yang mengandung zat menelan obat
iritatif seperti MSG, dengan
bersoda, makanan menggunakan air
pedas, asam, terlalu minum
manis dan berlemak.
Jumat/ Kekurangan 08.00 - memantau keadaan S: pasien mengatakan
03 Juni volume WIB umum pasien masih sering merasa
2016 cairan - memonitor tanda- haus
tanda vital pasien O:
- mengkaji kelembaban - TD: 120/80
kulit dan elastisitas mmHg
kulit, kelembaban - HR: 82 x/menit
mukosa, serta keluhan - RR: 20 x/menit
rasa haus - Temp: 37,3oC
- menganjurkan pada - HB: 8,6 gr/dl
pasien dan keluarga - Turgor kulit

Universitas Sumatera Utara


untuk meningkatkan kembali lambat
asupan cairan - Membrane
sebanyak 2-3 liter mukosa kering
dalam 24 jam - Tampak
- memberikan cairan perdarahan pada
inravena sesuai terapi: muntahan
OMZ fls/12 jam (40 berkurang
mg), Amino fluid 500 - Balance cairan =
ml/hari, Ceftriaxone -725 cc
1gr/12 jam dilarutkan A: masalah sebagian
dengan NaCl 0,9% 5 teratasi dengan tanda:
ml. - Turgor kulit
- monitor masukan kembali lambat
(intake) dan - Membrane
pengeluaran (output) mukosa kering
antara lain: - Balance cairan
Intake makanan 150 cc tidak seimbang
×3= 450 cc, minum = namun tampak
1.200 cc, air peningkatan
metabolisme (AM) = pada volume
15×56= 280cc, infuse cairan
= 1.000cc/24 jam, - Perdarahan pada
OMZ fls/12 jam = 40 muntahan
ml, Amino fluid = 500 berkurang
ml, Ceftriaxone = 5 P: intervensi
ml, transfuse darah dilanjutkan dengan:
500 cc, total intake - Pemberian terapi
cairan = 4.015 cc amino fluid dan
Output IWL = 15×56 = transfuse darah
840 cc, BAB + BAK sesuai program
pada diapers + terapi
muntahan +

Universitas Sumatera Utara


perdarahan = 6×650cc
= 3.900cc, total output
cairan = 4.740cc.
Balance cairan = intake –
output = 4.015 – 4.740
cc = -725 cc
Memberikan transfuse
darah pada pasien 1 bag
darah untuk ditransfusikan
Jumat/ Gangguan 08.00 - Memberikan terapi obat S: pasien mengatakan
03 Juni nutrisi WIB oral Scopamin dan mual dan muntah
2016 kurang dari Ulsafat syrup pada saat makan
kebutuhan pukul 15.00 WIB O:
tubuh - Memonitor asupan - Pasien tampak
makanan pasien setiap tidak nafsu
hari makan
- Memberikan diet bubur - Pasien hanya
putih dengan porsi 200 menghabiskan ½
cc porsi makanannya
- Menganjurkan pasien - Membrane
untuk menghabiskan mukosa kering
makanannya dengan A: masalah belum
perlahan teratasi dengan tanda:
- Menganjurkan keluarga - Mual dan muntah
pasien untuk member - Tidak nafsu
makan sesering makan
mungkin dalam porsi P: intervensi
sedikit seperti bubur, dilanjutkan:
roti, atau makanan - Menganjurkan
lunak lainnya dengan makanan untuk di
menghindari makanan telan seperti
yang mengandung zat menelan obat

Universitas Sumatera Utara


iritatif seperti MSG, dengan
bersoda, makanan menggunakan
pedas, asam, terlalu
manis dan berlemak

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai