Anda di halaman 1dari 3

PENYIMPANAN VAKSIN DAN PELARUT PROGRAM IMUNISASI

TINGKAT PUSKESMAS

No. Dokumen : 440/C.VIII.SOP.0182.01/436.7.2.44/2019

No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 21 Januari 2019

Halaman : 3/3

UPTD
dr. Nurul Lailah, M.Kes
PUSKESMAS NIP. 19681120 200003 2 003
SIMOMULYO

1. Pengertian Penyimpanan vaksin di cold chain adalah suatu kegiatan menyimpan


vaksin di tingkat puskesmas yang sesuai standart operasional (suhu
+2°C s.d. +8°C).
Penempatan lemari es:
1.1 Jarak minimal antara lemari es dengan dinding belakang kurang
lebih 10-15 cm.
1.2 Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lainnya kurang
lebih 15 cm.
1.3 Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung.
1.4 Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup.
1.5 Setiap unit lemari es menggunakan hanya 1 stop kontak listrik.
1.6 Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk
penyimpanan vaksin dan pelarut di puskesmas.
3. Kebijakan Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Simomulyo Nomor :
440/C.VIII.SP.0012.01/436.7.2.44/2019 Tentang Kebijakan
Penunjang Pelayanan Klinis di Bidang Farmasi.
4. Referensi 4.1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
4.2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12
tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
4.3. Modul Peningkatan Kapasitas Pengetahuan Refreshing
Program Imunisasi Tahun 2015.
5. Prosedur/ 5.1 Petugas menyimpan vaksin dalam lemari es dalam ruang vaksin.
Langkah - 5.2 Petugas memastikan suhu lemari es +2°C s.d. +8°C.
Langkah 5.3 Petugas meletakkan water pack sebagai penahan dingin di bagian
bawah lemari es sebagai penstabil suhu.
5.4 Petugas meletakkan dus vaksin dengan jarak minimal 1-2 cm atau
satu jari tangan.
5.5 Petugas meletakkan vaksin Heat Sensitive dekat evaporator (BCG,
Polio, Campak).
5.6 Petugas meletakkan vaksin FreezeSensitive berjauhan dengan
evaporator (Combo, Hb. Dt, Td, TT).
5.7 Petugas meletakkan thermometer muller dan atau freeze tag di antara
vaksin Combo, Dt, Td, TT.
5.8 Petugas meletakkan vaksin dengan VVM B meskipun masa
kedaluwarsa lebih panjang di bagian atas, atau vaksin dengan masa
kedaluwarsa dekat meskipun VVM A.
5.9 Petugas meletakkan pelarut vaksin pada suhu ruangan (20°C - 25°C).
5.10 Petugas meletakkan pelarut dalam lemari es minimal 12 jam pra
pelayanan imunisasi.

1/3
5.11 Petugas mencatat suhu lemari es sebanyak 2 kali dalam sehari (pagi
dan sore).
5.12 Petugas membuka lemari es maksimal 2 kali sehari.
6. Bagan Alir
Masuk ruang
vaksin

Pastikan suhu lemari es +2°C s.d. +8°C

Letakkan water pack pada bagian bawah

Letakkan vaksin HS dekat evaporator


(BCG, Polio, Campak)

Letakkan vaksin FS jauh evaporator


(Combo, Hb. Dt, Td, TT)

Letakkan Muller/thermometer diantara vaksin


FS

Simpan pelarut pada suhu ruangan

Masukkan lemari es 12
jam pra digunakan
(suhu +2°C s.d. +8°C)

Catat suhu sehari 2 kali

Buka lemari es maksimal 2 kali sehari

Vaksin siap
digunakan

7. Unit Terkait 7.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.


7.2 Pelayanan Bersalin.
7.3 Pelayanan Farmasi Puskesmas Pembantu.
7.4 Pelayanan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel).
8. Dokumen 8.1. Kartu stok.
Terkait 8.2. Lembar monitoring suhu.
8.3. Lembar monitoring ketersediaan obat.
8.4. Lembar monitoring kedaluwarsa obat.

2/3
9. Rekaman Histori Perubahan
Tanggal
No
Yang dirubah Isi Perubahan mulai
.
diberlakukan
1. Nomor dokumen Perubahan nomor dokumen dari 21 Januari
440/C.VIII.SOP.0137.04/436.6.3.45/201 2019
6 menjadi
440/C.VIII.SOP.0137.01/436.7.2.44/201
9
2. Nomor revisi Perubahan nomor revisi dari 00 21 Januari
menjadi 01 2019
3. Nama Kepala Perubahan nama kepala puskesmas 21 Januari
Puskesmas dari drg. Dharmawati Zahara menjadi 2021
dr. Nurul Lailah, M.Kes
4. Logo Tidak mencantumkan logo puskesmas 21 Januari
pada kop SOP 2019
5. Kebijakan Perubahan kebijakan dari Penetapan 21 Januari
Kepala UPTD Puskesmas Simomulyo 2019
Nomor:
440/A.1.SP.0001.01/436.6.3.45/2016
Tentang administrasi dan manajemen
Puskesmas Simomulyo menjadi
Penetapan Kepala UPTD Puskesmas
Simomulyo Nomor :
440/C.VIII.SP.0012.01/436.7.2.44/2019
Tentang Kebijakan Penunjang
Pelayanan Klinis di Bidang Farmasi.
6. Referensi Penambahan referensi Peraturan 21 Januari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2019
Nomor 75 tahun 2014 dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015

3/3

Anda mungkin juga menyukai