Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI MASTERPLAN PELABUHAN MAUMERE

DEDI IMANUEL PAU


Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan

setiap pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan

pembangunan pelabuhan. Kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu rencana

pengembangan keruangan yang kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan

pelaksanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan

jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dan untuk menjamin

kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu,

efisien dan berkesinambungan. Kerangka dasar rencana pengembangan dan

pembangunan suatu pelabuhan tersebut diwujudkan dalam suatu rencana induk atau

masterplan pelabuhan yang menjadi bagian dari tata ruang wilayah dimana

pelabuhan tersebut berada, untuk menjamin sinkronisasi antara rencana

pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah.

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan

Menteri Perhubungan No. KM 54 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan

Laut, menyatakan bahwa penyelenggaraan pelabuhan laut wajib melakukan kaji

ulang rencana induk atau masterplan pelabuhan selambat-lambatnya setiap 5 (lima)

tahun sekali atau sesuai dengan kebutuhan.

1
EVALUASI MASTERPLAN PELABUHAN MAUMERE
DEDI IMANUEL PAU
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Pelabuhan Maumere merupakan salah satu pelabuhan laut yang berada

dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang hierarkinya menurut Keputusan

Menteri Perhubungan No.KM 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan

Nasional adalah sebagai Pelabuhan Lokal. Berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Sikka No.2 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Sikka tahun 2012-2032 maka Pelabuhan Maumere diarahkan sebagai

Pelabuhan Pengumpul, berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara

Timur No.1 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Nusa

Tenggara Timur tahun 2010-2030 maka Pelabuhan Maumere juga diarahkan

sebagai Pelabuhan Pengumpul dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional maka

Pelabuhan Maumere diarahkan sebagai simpul transportasi nasional dangan status

tahapan pengembangan I / Pengembangan Pelabuhan Nasional (I/3).

Masterplan Pelabuhan Maumere tahun 2002-2025 ditetapkan oleh

Direksi PT. Pelabuhan Indonesia III (PERSERO) pada tahun 2003 berdasarkan data

kondisi eksisting pelabuhan sampai dengan tahun 2000 yang meliputi; Daerah

Pendukung (Hinterland) Pelabuhan Maumere; Pelabuhan-pelabuhan di sekitar

Pelabuhan Maumere; Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan

Kepentingan (DLKp); Fasillitas dan Peralatan Pelabuhan; Arus Barang,

Penumpang, Hewan, BBM dan Kunjungan Kapal; dan Pokok Kajian terhadap

Lingkungan Hidup.

Berdasarkan uraian seperti tersebut diatas dan untuk lebih meningkatkan

pelayanan Pelabuhan Maumere, penulis merasa tertarik melakukan suatu penelitian

2
EVALUASI MASTERPLAN PELABUHAN MAUMERE
DEDI IMANUEL PAU
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

untuk mengkaji ulang Masterplan Pelabuhan Maumere yang ada, dalam suatu

penelitian dengan judul “Evaluasi Masterplan Pelabuhan Maumere”.

Rencana Tata Guna Lahan Pelabuhan Maumere berdasarkan Masterplan

Pelabuhan Maumere Tahun 2002-2025 seperti terlihat dalam Gambar 1.1. Dalam

gambar tersebut ditunjukan zonasi lahan Daerah Lingkungan Kerja daratan

(DLKr daratan) Pelabuhan Maumere.

Gambar I.1 Rencana Tata Guna Lahan Pelabuhan Maumere


Sumber : Masterplan Pelabuhan Maumere Tahun 2002-2025

1.2 Lokasi Penelitian

Pelabuhan Maumere terletak pada Teluk Maumere, pantai utara di Pulau

Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk dalam wilayah Kabupaten

Sikka yang secara geografi terletak pada posisi: 080 37’ 08” LS dan 1220 13’ 00”
3
EVALUASI MASTERPLAN PELABUHAN MAUMERE
DEDI IMANUEL PAU
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BT. Secara alamiah letak Pelabuhan Maumere berhadapan dengan Pulau Besar,

Pulau Kambing dan Pulau Pemana.

Peta lokasi penelitian ditunjukan dalam Gambar 1.2. Dalam gambar

tersebut diperlihatkan letak Pelabuhan Maumere dan pelabuhan–pelabuhan lain

yang ada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur serta sistem transportasi laut

yang menghubungkan pelabuhan–pelabuhan tersebut maupun dengan pelabuhan-

pelabuhan lain yang berada di luar wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis kebutuhan akan ruang pelabuhan (lapangan penumpukan peti

kemas, gudang dan lapangan penumpukan terbuka, dermaga, gedung terminal

penumpang dan areal parkir) pada saat ini dan pada saat mendatang (jangka

pendek, menengah, panjang).

2. Menganalisis kebutuhan peralatan penanganan peti kemas (shore crane, head

truck, mobile crane).

3. Membuat prediksi perkembangan kunjungan kapal dan peningkatan bongkar

muat.

4. Menganalisis SWOT kondisi pelabuhan yang ada saat ini.

5. Membuat penyempurnaan masterplan yang ada sesuai dengan perkembangan

arus kapal, barang dan penumpang.

4
EVALUASI MASTERPLAN PELABUHAN MAUMERE
DEDI IMANUEL PAU
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gambar I.2 Peta Lokasi Penelitian

5
EVALUASI MASTERPLAN PELABUHAN MAUMERE
DEDI IMANUEL PAU
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan dua manfaat, yakni :

1. Secara teoritis dapat menambah dan memperkaya studi mengenai evaluasi

masterplan pelabuhan,

2. Secara praktis dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan

kebijakan untuk lebih meningkatkan pelayanan Pelabuhan Maumere, baik

dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

1.5 Batasan Penelitian

Bertolak dari kondisi tersebut di atas dan mengingat keterbatasan penelitian

dalam waktu, biaya dan tenaga, penelitian ini dibatasi hanya dalam hal menganalisis

kebutuhan akan ruang pelabuhan (lapangan penumpukan peti kemas, gudang dan

lapangan penumpukan terbuka, dermaga, gedung terminal penumpang dan areal

parkir) pada saat ini dan pada saat mendatang (jangka pendek, jangka menengah

dan jangka panjang), menganalisis kebutuhan peralatan penanganan peti kemas

(shore crane, head truck, mobile crane), membuat prediksi perkembangan

kunjungan kapal dan peningkatan bongkar muat, menganalisis SWOT kondisi

pelabuhan yang ada saat ini dan membuat penyempurnaan masterplan yang ada

sesuai dengan perkembangan arus kapal, barang dan penumpang.

Anda mungkin juga menyukai