Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat setempat secara partisipatif dan memberikan edukasi serta obat abate untuk mengendalikan vektor. Evaluasi setelah intervensi menunjukkan penurunan lokasi yang positif jentik dari 6 rumah tangga menjadi 3 rumah tangga.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan1 halaman
Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat setempat secara partisipatif dan memberikan edukasi serta obat abate untuk mengendalikan vektor. Evaluasi setelah intervensi menunjukkan penurunan lokasi yang positif jentik dari 6 rumah tangga menjadi 3 rumah tangga.
Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat setempat secara partisipatif dan memberikan edukasi serta obat abate untuk mengendalikan vektor. Evaluasi setelah intervensi menunjukkan penurunan lokasi yang positif jentik dari 6 rumah tangga menjadi 3 rumah tangga.
Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat setempat secara partisipatif dan memberikan edukasi serta obat abate untuk mengendalikan vektor. Evaluasi setelah intervensi menunjukkan penurunan lokasi yang positif jentik dari 6 rumah tangga menjadi 3 rumah tangga.
Berdasarkan beberapa kajian yang sudah dilakukan ada beberapa cara
pemberdayaan kesehatan yang dapat dilakukan dalam pengendalian DBD. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang berbasis pada penilaian kebutuhan kesehatan masyarakat dilakukan dengan mencari tahu secara mendalam kebutuhan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat , kemudian secara bersama-sama masyarakat diajak untuk merumuskan apa saja pemecahan masalah yang sudah diidentifikasi tersebut. Dalam pencegahan DBD yang kami lakukan di Kelurahan Sanur Banjar Pasek Kuta , kami melakukan pemantauan jentik selama seminggu dalam 10 kartu keluarga di kelurahan tersebut. Dari data-data yang sudah kelompok cari dan sudah survei kelapangan ada 7 tando yang diperiksa positif jentik yaitu dari 6 KK. I Wayan Nurata bak mandi positif jentik, Samuel selanu ember yang berisi genangan air positif jentik, diaha ember yang berisi genangan air positif jentik, I Made agustini bak mandi dan ember positif jentik, I Komang Agus Wijaya gentong yang positif jentik, Edi bak mandi yang positif jentik. Setelah melakukan penyuluhan ke rumah – rumah warga dengan memberi informasi terkait pencegahan DBD dan pemberian obat abate kami melakukan evaluasi kembali ke rumah warga dengan hasil hanya ada 3 tando yang diperiksa positif jentik yaitu dari 2 KK. Samuel Selanu ember masih positif jentik, I Made Agustini bak mandi dan ember yang masih positif jentik,