DISUSUN OLEH :
Rahmat Husain
P3B121033
D3 TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS HALUOLEO
DAFTAR ISI
Daftar Isi
DAFTAR PUSTAKA
Hampir seluruh bagian rumah ini menggunakan bahan bambu, berwarna coklat tua yang
mendominasi.Meskipun begitu, model dan desainnya tetap dibuat modern terutama di bagian desain
jendela dan pintu. Untuk bagian pagarnya, juga bisa dibuat dengan bahan bambu.
Rumah Panggung
Pada zaman dahulu rumah panggung memang sengaja dibangun untuk menghindari serangan
hewan-hewan yang buas. Banyak sekali rumah panggung dibangun di daerah-daerah yang dekat dengn
kawasan hutan terutama di Kalimantan dan Papua.
Pemakaian bambu pada bahan bangunan
1. Digunakan sebagai bekisting atau perkuatan dalam proses pencetakan struktur beton
bertulang sesuai dengan bentuk dan ukuran rencana.
2. Bambu dapat digunakan sebagai tiang rumah, pada rumah bambu dapat memilih jenis
yang cukup kuat dan umur tua sehingga didapatkan struktur kolom rumah yang kuat dan
tahan lama.
3. Sebagai dinding rumah yang bisa disebut juga dengan istilah gedeg, bentuknya berupa
anyaman kulit atau daging bambu yang sudah diiris dan dihaluskan.
4. Penggunaan pada lantai bangunan bisa dilakukan dengan membelah bambu atau langsung
utuh kemudian ditata sedemikian rupa sehingga membentuk lantai yang kuat menahan
aktifitas beban diatasnya.
5. Struktur rangka atap juga dapat menggunakan bahan bangunan bambu, misalnya dalam
pembuatan kuda-kuda bambu, reng bambu, usuk bambu dan bagian lainya sehingga
membentuk satu kesatuan rangka atap yang kokoh.
6. Dapat dibuat sebagai furniture seperti kursi atau meja bambu sehingga suasana rumah
terkesan natural dan alami.
7. Sebagai tiang yang ditancapkan agar tanaman dihalaman rumah dapat berdiri tegak.
8. Sebagai pagar rumah dengan cara membelah bambu kemudian menyambungkanya
menggunakan alat sambung paku sehingga membentuk sebuah pagar bambu yang kuat
dan indah.
9. Pintu rumah juga bisa dibuat dari material bambu, hal ini banyak dilakukan dilingkungan
rumah pedesaan namun seriring perkembangan trend masyarakat ternyata banyak kafe
dan restoran dikota besar yang ingin memberikan suasana kampung halaman sehingga
membangun toko dengan bahan bangunan bambu.
Kali ini saya Menulis sebuah artikel Konstruksi Dinding Bambu (adukan Pasir dan semen)
merupakan konsep Bangun rumah murah dengan karakter rumah tembok yang memanfaatkan
potensi bambu suatu daerah. Bambu dipakai sebagai bahan dinding dan sekalilgus rangka
rumah, yang kemudian diplester untuk mendapatkan tambahan kekuatan dan ekspresi rumah
dinding tembok.
pada Konsep konstruksi dinding bambu plaster dikembangkan berdasarkan penelitian rumah
bambu plaster peninggalan Belanda yang mampu bertahan hingga 90 tahun. Perubahan
mendasar dari konstruksi bambu plaster Belanda adalah pemakaian bambu sebagai rangka
dinding menggantikan kayu. Keseluruhan dinding anyaman sasak dan rangka bambu ini akan
diplester sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih baik dan ekspresi rumah tembok.
1.Dinding
2. Ventilasi
pinterest.com
Bambu merupakan material kayu alami dengan rongga pada bagian tengahnya. Hal ini membuat material
ini bisa dimanfaatkan untuk membuat desain ventilasi udara yang unik. Ventilasi udara dari bambu ini
cocok untuk menghadirkan nuansa natural dan etnik pada rumah pedesaan.
Pemilihan bambu sebagai ventilasi tentu akan memberikan kesan yang sangat unik dan menarik terutama
untuk hunian-hunian yang berfungsi sebagai rumah peristirahatan.
Dengan memilih model dan jenis ventilasi udara yang tepat untuk rumah, kamu bisa menciptakan
sirkulasi dan keadaan udara terbaik untuk hunian sehingga rumah menjadi lebih nyaman sekaligus
menambah daya tarik dari tampilan rumah. So, sudah temukan model ventilasi udara paling tepat untuk
rumah impianmu?
Ingin mengganti furnitur rumahmu dengan yang baru? Di Dekoruma, kamu bisa menemukan aneka jenis
furnitur multifungsi dengan harga bersahabat, lho! Dekoruma jual tempat tidur, meja makan, rak tv, sofa,
dan masih banyak lagi.
Atap adalah bagian bagian paling atas dari bangunan yang melindungi bangunan dan
juga penggunanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain atap, tergantung
dari luas ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang akan digunakan, dan
lapisan atap yang digunakan (Frick, 2004). Elemen-elemen yang terdapat pada atap
adalah kuda-kuda, peran (gording), kasau (usuk), reng, dan talang air.
Tuhan ciptakan matahari sebagai terang, serta hujan yang mengawal puisi. Matahari bersinar
hangat lembut, hujan hadirkan sejuk. Namun, terkadang alam mengamuk. Hujan membentang
badai sesaat setelah matahari panas memanggang, hingga resah penghuni bumi. Lalu
berlindunglah manusia di dalam rumah-rumah, di bawah sehamparan atap. Atap yang
memayungi, atap yang melindungi.
Sudah selayaknya atap tersusun atas rangka yang kokoh, meski hanya terbuat dari bambu
ataupun kayu. Untuk menjadikannya kuat, atap terbentuk atas beberapa komponen:
1. Penutup. Materialnya bisa berupa genteng, dak beton, sirap, ilalang, dsb.
2. Struktur. Bisa berupa kuda-kuda kayu, struktur baja konvensional, rangka baja ringan,
dan sopi-sopi (dinding yang menerus hingga atap, biasanya berbentuk segitiga).
3. Talang. Bagian ini sering diremehkan. Padahal, pemasangan yang salah akan berakibat
fatal. Talang bocor bisa merusak plafon, juga membuat dinding berlumut.
4. Lisplang. Berfungsi mengunci susunan usuk dan sangat berperan sebagai unsur estetika
karena posisinya yang “tampil”.
Struktur, dalam hal ini rangka atap berfungsi menahan beban dan menopang penutup atap. Oleh
karenanya, dibutuhkan material yang teguh menahan beban tekan dan tarik. Bambu, kayu, dan
baja ringan adalah material rangka atap yang paling banyak digunakan. Tentu disesuaikan
dengan desain bangunan dan besaran beban yang harus ditopang. Komponen penyusun rangka
atap terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Kuda-kuda sebagai struktur utama, gording
tempat bertumpu usuk, sedangkan reng disusun berjajar di atas usuk untuk menyangga genteng.
Untuk beban skala ringan, menggunakan usuk dan reng dari bambu adalah pilihan tepat. Hemat,
“hijau”, dan artistik. Jenis yang biasa digunakan usuk dan reng adalah bambu tali (Gigantochloa
apus). Agar awet, selayaknya dipilih bambu yang sudah tua, sudah diawetkan, dan dalam
keadaan kering. Bahkan, kuda-kuda dari bambu betung (Dendrocalamus asper) yang diperkuat
pelat baja dan diisi sambungannya dengan mortar (semen dan pasir) mampu menahan beban
sebesar hingga beberapa ton. Fantastis!
Rangka bambu relatif ringan, hingga beban yang ditopang konstruksi lantai, dinding, maupun
atap menjadi minimal. Simpul serupa engsel pada sistem rangka teramat fleksibel, mampu
bertahan atas terpaan gaya lateral, berupa angin, bahkan terjangan gempa. Seluruh batang
mampu bergoyang dengan kondisi struktur tetap stabil. Maka, rangka atap bambu cocok
diterapkan di daerah rawan bencana.
1. Kuda kuda
dimensi bambu, sambungan bambu pdf, kuda kuda kayu bentang 9 meter, kuda kuda kayu bentang 8
meter, teknik dalam pembuatan bangunan konstruksi dari bambu, gambar kuda kuda cor, teknik
sambungan bambu untuk furniture, harga bambu untuk bangunan, kuda huraa maldives, four seasons
maldives surfing, 4 seasons maldives, kuda works, kuda definition.
2. Atap
Penggunaan bambu untuk rangka atap rumah sudah lajim dan umum digunakan oleh masyarakat
pedesaan/kampung sejak dahulu turun temurun dari nekek moyang. Rangka atap dimaksud
adalah kaso dan reng menggunakan bambu. Jenis bambu yang digunakan adalah jenis bambu tali
yang ukuran diameternya antara 5 sampai 7 cm. Jenis bambu tersebut kalau di kota biasa
digunakan untuk tiang cor lantai beton atau untuk alat bantu seperti tangga dan steger.
a. Atap rumbia
b. Atap Ijuk
Ijuk merupakan jenis atap yang terbuat dari tanaman aren, yang tumbuh di antara pelepahnya.
Penutup atap ijuk akan memberikan kesan alami dan kesejukan pada sebuah bangunan. Atap ijuk
biasanya dapat bertahan lama, antara 15 hingga 50 tahun, tergantung dari kondisi lingkungan
setempat. Penutup atap ini mempunyai kemiringan atap lebih dari 40 derajat. Dimensi dari atap
ijuk merupakan lembaran-lembaran ijuk yang tipis, memiliki panjang yang dapat disesuaikan
berdasarkan kebutuhan.
Ijuk yang digunakan sebagai penutup atap dibentuk dengan ikatan sepanjang 120 cm dan
diameter 6 cm. Ikatan tersebut kemudian dijepit dengan menggunakan sebilah bambu, lalu
diikatkan pada reng. Lapisan ijuk yang digunakan minimal 2 lapis karena semakin tebal
lapisannya akan membuat daya tahannya juga semakin lama.
Atap ijuk biasanya banyak digunakan pada:
Rumah adat
Bangunan lesehan
Rumah makan Minang
Rumah adat Minang
Pembuatan saung
Pembuatan pura
Pembuatan tempat ibadah
Banyak digunakan juga untuk kelenteng
Bangunan tempat wisata
Kesan tradisional yang ditimbulkan merupakan salah satu keunggulan dari pemakaian atap ijuk.
Ijuk juga kerap kali digunakan pada bangunan tradisional dan bangunan vernakular. Bahan ijuk
memiliki sifat yang lentur dan tidak mudah rapuh. Kesulitan yang dimiliki oleh atap ijuk ini
salah satunya adalah sulitnya melakukan perbaikan apabila ada yang rusak. Atap ijuk juga rawan
bocor jika terjadi hujan.