Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asas bernouli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernouli (1700-1782). Daniel
Bernouli lahir di Granian Belanda pada tanggal 18 Februari 1700 dalam sebuah keluarga
yang hebat dalam bidang matematika. Dia dikatakan memiliki hubungan buruk dengan
ayahnya yaitu Johan Bernouli,setelah keduanya bersaing untuk juara pertama dalam
konteks ilmiah di Universitas Paris. Johan tidak bisa menanggung malu harus bersaing
dengan anaknya sendiri. Johan Bernouli juga menjiplak beberapa ide kunci dan baku
Daniel. Aydrodinamika yang diterbitkan lebih dahulu dari buku hydrodinamika. Bernouli
menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat,maka tekanannya justru
menurun.
Pada saat belajar diusia sekolah,ayahnya Johan Bernouli,mendorong dia untuk
belajar bisnis,namun Daniel menolak karena dia ingin belajar matematika. Dia kemudian
menyerah pada keinginan ayah dan bisnis dipelajarinya. Ayahnya kemudian memintanya
untuk belajar di Kedokteran dan Daniel setuju dengan syarat bahwa ayahnya akan
mengajarinya secara peribadi.
Asas bernouli adalah tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil
dari pada ditempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin rendah besar kecepatan
fluida dalam suatu pipa maka semakin kecil tekanannya,dan sebaliknya semakin kecil
kecepatannya fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan bernouli principle adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prinsip yang dikemukakan oleh bernouli
2. Untuk mentukan tekanan dalam aliran pipa yang tidak merata
3. Utnuk mengetahui kapasitas aliran fluida cair yang mengalir dalam pipa
4. Mengetahui definisi tekanan staguasi,tekanan statis,tekanan dinamis

1 Praktikum Mekanika Fluida


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Fluida

Fluida merupakan bagian dari perubahan bentuk benda bermaksud benda cair,
gas, plasma dan padat. Fluida memiliki kemampuan untuk menalir atau umunya
mempunyai untuk mengalir atau umumnya mempunyai untuk mengambil bentuk yang
sesuai dengan wadah mereka. Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidak
mampuan mereka mengadakan tegangan geser (shear stress) atau tidak mampu
mempertahankan bentuknya. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum pascal yang
menekan pentingnya tekanan dalam menggeraktalisasi bentuk fluida. Dapat disimpulkan
bahwa fluida adalah zat atau emitas yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila
diberi tekanan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu.

Dalam fisika, fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Anda
mungkin pernah belajar berdiskusi dari sekolah bahwa materi yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari terdiri dari zat padat, cair dan gas.

2.2 Massa Jenis Fluida

Massa jenis/kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak faktor seperti
temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Akan tetapi pengaruhnya
sangat sedikit sehingga massa jenis fluida dinyatakan sebagai konstan/bilangan tetap.
Massa jenis atau rapat massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan
membagi massa suatu benda atau zat dengan volumenya. Secara matematis massa jenis
ditulis:

m
ρ= v

Keterangan :

ρ = Massa Jenis
M = Massa

V = Volume

Dalam pengukuran massa jenis suatu benda adalah mengukur massa setiap
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.

2 Praktikum Mekanika Fluida


2.3 Prinsip brenoulli

Prinsip brenoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang


menyatakan bahwa dalam suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan
penyederhanaan dari persamaan brenoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada
suatu titik pada suatu aliran tertentu sama besarnya dengan jumlah energy di titik lain
pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini di ambil dari nama ilmuan belanda/ swiss yang
bernama Daniel Bernoulli.

Dalam bentuknya yang sudah di sederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli : yang pertama berlaku untuk aliran tak termampatkan (incopresiblle
flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compresiblle flow)

P + ½  V2 + z = konstan sepanjang garis arus

Dimana :

P : Tekanan termodinamik

½  V2 : Tekanan dinamis

z : Tekanan hidrostatik

Bentuk lain yang ekivalen dari persamaan Bernoulli diperoleh dengan membagi setiap suku
dengan berat jenis (), sehingga menjadi:

P/ + V2/2g + z = konstan pada sepanjang garis arus

Setiap suku dalam persamaan ini memiliki satuan energi per satuan berat ( LF/F = L) atau
panjang (feet, meter) dan menunjukkan suatu jenis head.

Suku ketinggian z, berkaitan dengan energi potensial dari partikel dan disebut sebagai head
ketinggian. Suku tekanan P/, disebut head tekanan dan menunjukkanketinggian kolom
fluida yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan P. Suku Kecepatan, V2/2g, adalah head
kecepatan dan menunjukkan jarak vertikal yang dibutuhkan oleh fluida untuk jatuh
bebas(dengan mengabaikan gesekan) jika fluida tersebut ingin mencapai kecepatan V dari
keadaan diam. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari head tekanan, head
kecepatan dan head ketinggian adalah konstan sepanjang sebuah garis arus.

3 Praktikum Mekanika Fluida


Persamaan Bernoulli’s untuk head (H) konstan :

Untuk kondisi di atas dimana terdapat H1 dan H2 maka persamaannya:

Diamana :

H1 = Head 1

H2 = Head 2

W1= V1 = Laju aliran pada section 1 (m/s)

W2= V2 = Laju aliran pada section 2 (m/s)

hv = Head Loss

4 Praktikum Mekanika Fluida


Laju Aliran massa constant untuk aliran tertutup :

Profil kecepatan dalam venturi tube

Venture tube menggunakan 6 titik pengukuran. Referensim kecepatan pada setiap titik
seperti terlihat pada gambar dan tabel di bawah.

Wref = A1 / A1-6

5 Praktikum Mekanika Fluida


Hdyn = htot. – 80 - hstat

BAB III
6 Praktikum Mekanika Fluida
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum mekanika fluida percobaan Bernoulli di lakukan pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

3.2. Alat dan Bahan

A. Meja kerja HM 150

B. Alat percobaan bernaoulli

7 Praktikum Mekanika Fluida


Berikut adalah gambar sketsa alat percobaan Bernoulli :

Keterangan :

1. Papan peralatan
2. Pengukuran tekanan
3. Pipa pembuangan
4. Katup pembuangan
5. Venture tube dengan titik pengukuran
6. Baut pengunci
7. Prabe untuk tekanan yang di ukur
8. Saluran air masuk
9. Katup
10. Tabung pengukur

3.3. Prosedur percobaan

1. Atur isolasi alat percobaan Bernoulli ke meja kerja HM 150. Yang di gunakan menjadi
penyedia sumber aliran air yang di butuhkan dalam percobaan.

2. Hubungan antara aliran air dari meja kerja HM 150 ke jalur masuk aliran air pada alat
percobaan Bernoulli dengan menggunakan peralatan yang tersedia.

3. Aktifkan energy listrik pada meja kerja HM 150 dengan menggunakan ke jaringan
listrik yang tersedia.

4, Putar baut pengatur pipa saluran air ke alat pengukuran tekanan stagnasi, sehingga
dapat di tarik pipa salurannya keluar dari venture tube, agar tidak terjadi tekanan air
ketika penyetelan alat percobaan.

5, buka katup masuk da katup percobaan Bernoulli

8 Praktikum Mekanika Fluida


6, Aktifkan pompa air dan atur secara perlahan, buka katup aliran air dari meja kerja HM
150 yang menuju alat percobaan

7, Buka katup venturi dan katup tekanan stagnasi

8, perhatikan katup keluar pada bagian pengukur tekanan jangan sampa ada air yang
mengalir.

9, Untuk mendapatkan data tekanan pada percobaan bernoul adalah dengan cara mengatur
bukaan katup masuk dan katup kelua sambil memperhatikan ketinggian air pada
loaker colom pengukuran tekanan statis agar tidak melebihi garis atas pengukuran UL
Lup (Line) atau bawa pengkuran

10, catat ketinggian tekanan pada masing masing loater colom tekanan, baik tekanan statis
maupun tekanan stagnasi yang terlihat, sesuai dengan data yang di perlukan

11, lakukan juga pengambilan data kapasitas aliran q/v (debit aliran) dengan cara mencatat
waktu yang di perlukan pada pengisian air untuk volume tertentu.

BAB IV

9 Praktikum Mekanika Fluida


ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


A. Tabel Pengamatan I

t (s) 10L h tot h stat


NO
(mm) (mm)

1
2
3
4
5
6

B. Tabel Pengamatan II

t (s) 10L h tot h stat


NO
(mm) (mm)

1
2
3
4
5
6

10 Praktikum Mekanika Fluida


4.2 Analisa Data
4.2.1 Rumus-Rumus Yang Digunakan

v
a. Q=
t

Q = Debbit Aliran (m3/s)


V = Volume (m3)
T = Waktu (s)
b. h dyn = htot - h stat

h dyn = Head dynamis (m)


htot = Head Total (m)
h stat = Head Statis (m)
Q
c. V cal = A

V cal = Kecepatan Aliran (m/s)


A = Luas Penampang
d. V meas = √ 2. g . hdyn

V meas = Kecepatan Aliran (m)


g = Percepatan Gravitasi (m/ s2)

11 Praktikum Mekanika Fluida


4.2.2 Perhitungan
A. Pengamatan I

12 Praktikum Mekanika Fluida


13 Praktikum Mekanika Fluida
14 Praktikum Mekanika Fluida
15 Praktikum Mekanika Fluida
4.3 Tabel Hasil Perhitungan
4.3.1 Tabel Pengamatan I

4.3.2 Tabel Pengamatan II

16 Praktikum Mekanika Fluida


4.4 Grafik Dan Pembahasan
4.4.1 Hubungan titik venturi vs head (h)

Grafik 4.1 Hubungan titik venturi vs head

17 Praktikum Mekanika Fluida


18 Praktikum Mekanika Fluida
4.3.2 Hubungan titik venturi vs Kecepatan Aliran (v)

4.2 Grafik Hubungan titik venturi vs Kecepatan Aliran

19 Praktikum Mekanika Fluida


20 Praktikum Mekanika Fluida
4.3.3 Grafis Luas Penampang (A) vs Head Total (htot )

Grafik 4.3 Grafis Luas Penampang (A) vs Head Total (htot )

21 Praktikum Mekanika Fluida


22 Praktikum Mekanika Fluida
4.3.4 Grafis Luas Penampang (A) vs Head Dinamis (h dyn)

Grafis 4.4 Grafis Luas Penampang (A) vs Head Dinamis (h dyn)

23 Praktikum Mekanika Fluida


24 Praktikum Mekanika Fluida
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

25 Praktikum Mekanika Fluida


5.2 Saran

26 Praktikum Mekanika Fluida


DAFTAR PUSTAKA
Modul Prakatikum Mekanika Fluida Percobaan Bernouli. 2019

27 Praktikum Mekanika Fluida


LAMPIRAN

28 Praktikum Mekanika Fluida

Anda mungkin juga menyukai