Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial sudah dikenal sejak manusia menjalankan
kehidupan. Stratifikasi sosial terbentuk akibat dari kebiasaan manusia dalam hal
berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi satu sama lainnya dengan teratur atau
tersusun, baik itu secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Akan tetapi pada akhirnya
apapun bentuknya dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan penataan dan juga
organisasi, oleh karena itu dalam rangka menata kehidupan inilah yang pada akhirnya akan
terbentuk sedikit demi sedikit stratifikasi sosial.
Masyarakat sejak dahulu kalah sudah memiliki kelas secara hierarkis, perwujudannya
adalah lapisan. Proses terbentuknya stratifikasi sosial:
tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan, dan kepemilikan harta yang diwariskan.
II. Bagaimana fenomena Kelompok Sosial di era modern seperti saat ini yang
mengusung individualitas?
Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta memiliki
aturan-aturan yang tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya adalah memiliki program
kegiaan yang terus menerus dalam pencapaian tujuan yang jelas. Dibagi atas:
in group dan outgroup: in group kelompok sosial dimana individu
mengindentifikasi dirinya sendiri. Sedangkan outgroup : diindentifikasi oleh
individu sebagai lawan dr in group.
Kelompok primer dan sekunder: kelompok primer: kelompok dimana para
individu saling mngenal satu sama lain dan berinteraksi secara pribadi serta sifat
interaksi nya bersifat tatap muka ( karyawan dalam suatu perusahaan ). Sedangkan
sekunder: merupakan kebalikan dari kelompok primer, yang dimana hubungan
sosial diantaranya tidak begitu baik atau langgeng.
Paguyuban dan petembayan: Paguyuban merupakan kelompok yang iktannya
berupa ikatan batin memiliki sifat yang ilmiah dan kekal contohnya seperti
hubungan antar suku atau ras. Sedangkan patembayan: suatu hubungan kelompok
yang bersifat kontraktual atau berdasarkan perjanjian. Contoh: Perjanjian suatu
perusahaan.
Formal dan informal: perbedaan di keduanya adalah pada letak penyusunan
koordinasi kelompok, seperti ketua, wakil, sekretaris, dll. Formal memiliki
koordinasi tersebut sedangkan informal tidak.
Membership group dan reference group: Membership: suatu individu secara
fisik menjadi kelompok tersebut, sedangkan reference group: individu tidak
tercatat secara fisik dalam suatu anggota atau kelompok untuk membentuk
kepribadian setiap anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya fans klub.
Ilustrasi:
Konflik yang tidak terselesaikan dalam Negara contoh Konflik di Papua sampai saat
ini. Maka ada elemen social (organ) yang tidak berfungsi seperti lembaga penegak
hukum tidak berjalan semestinya, fungsi social engineering di daerah tersebut tidak
berfungsi untuk menyelesaikan masalah. Pemerintah daerah tidak menjalankan
fungsinya sebagai penyelesai masalah/obat.