Model Atom Hidrogen
Model Atom Hidrogen
Secara geometri, gerakan elektron mengelilingi inti atom ini dapat diwakili
oleh suatu sistem koordinat bola, sehingga persamaan Schroedinger yang
digunakan juga harus ditransformasi ke dalam sistem koordinat bola.
ℏ2 2
− 𝛻 𝜓 + 𝑉𝜓 = 𝐸𝜓
2𝑚
Untuk koordinat Cartesian, maka berlaku
𝜕 2𝜓 𝜕 2𝜓 𝜕 2𝜓
𝛻2𝜓 = + +
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑧 2
Konversi dari sistem kooordinat Cartesian ke sistem
koordinat bola
Pada sistem koordinat bola terdapat tiga sumbu koordinat yaitu 𝑟, 𝜃, dan 𝜙
𝑥 = 𝑟 ′ cos 𝜙
𝑦 = 𝑟 ′ sin 𝜙
𝑧 = 𝑟 cos 𝜃
𝑟 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2
Dari gambar terlihat bahwa
𝑟 ′ = 𝑟 sin 𝜃 = 𝑥2 + 𝑦2
𝜕𝜓 𝜕𝜓 𝜕𝑟 𝜕𝜓 𝜕𝜃 𝜕𝜓 𝜕𝜙
= + +
𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝜙 𝜕𝑥
𝜕𝜓 cos 𝜃 cos 𝜙 𝜕𝜓 sin 𝜙 𝜕𝜓
= sin 𝜃 cos 𝜙 + −
𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙
Sekarang didapatkan
𝜕2𝜓 𝜕 𝜕𝜓 𝜕 𝜕𝜓 cos 𝜃 cos 𝜙 𝜕𝜓 sin 𝜙 𝜕𝜓
2
= = sin 𝜃 cos 𝜙 + −
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙
𝜕 𝜕𝜓 𝜕 cos 𝜃 cos 𝜙 𝜕𝜓 𝜕 sin 𝜙 𝜕𝜓
= sin 𝜃 cos 𝜙 + −
𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝑟 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙
𝜕𝛼 𝜕𝛽 𝜕𝛾
= + −
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕 𝜕𝜓 𝜕𝛼 𝜕𝛼 𝜕𝜃 𝜕𝛼 𝜕𝜙 𝜕𝛼 𝜕𝑟
sin 𝜃 cos 𝜙 = = + +
𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝜙 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥
𝜕𝛼 𝜕𝜃 𝜕𝜓 𝜕2𝜓 cos 𝜃 cos 𝜙
= cos 𝜃 cos 𝜙 + sin 𝜃 cos 𝜙
𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝜃𝜕𝑟 𝑟
𝜕𝛼 𝜕𝜙 𝜕𝜓 𝜕2𝜓 sin 𝜙
= − sin 𝜃 sin 𝜙 + sin 𝜃 cos 𝜙 −
𝜕𝜙 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝜙𝜕𝑟 𝑟 sin 𝜃
𝜕𝛼 𝜕𝑟 𝜕2𝜓
= sin 𝜃 cos 𝜙 2 sin 𝜃 cos 𝜙
𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝜕𝑟
Suku kedua di ruas kanan menghasilkan
𝜕 cos 𝜃 cos 𝜙 𝜕𝜓 𝜕𝛽 𝜕𝛽 𝜕𝜃 𝜕𝛽 𝜕𝜙 𝜕𝛽 𝜕𝑟
= = + +
𝜕𝑥 𝑟 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝜙 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥
𝜕𝛽 𝜕𝜃 cos 𝜙 𝜕𝜓 𝜕 2 𝜓 cos 𝜃 cos 𝜙
= − sin 𝜃 + cos 𝜃 2
𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝑟 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑟
𝜕𝛽 𝜕𝜙 cos 𝜃 sin 𝜙 𝜕𝜓 cos 𝜃 cos 𝜙 𝜕 2 𝜓 sin 𝜙
= − + −
𝜕𝜙 𝜕𝑥 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 𝜕𝜙𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃
𝜕𝛽 𝜕𝑟 cos 𝜃 cos 𝜙 𝜕𝜓 cos 𝜃 cos 𝜙 𝜕 2 𝜓
= − + sin 𝜃 cos 𝜙
𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝑟2 𝜕𝜃 𝑟 𝜕𝑟𝜕𝜃
Suku ketiga di ruas kanan menghasilkan
𝜕 sin 𝜙 𝜕𝜓 𝜕𝛾 𝜕𝛾 𝜕𝜃 𝜕𝛾 𝜕𝜙 𝜕𝛾 𝜕𝑟
− =− =− − −
𝜕𝑥 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝜙 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥
𝜕𝛾 𝜕𝜃 cos 𝜃 sin 𝜙 𝜕𝜓 sin 𝜙 𝜕 2 𝜓 cos 𝜃 cos 𝜙
− = 2
−
𝜕𝜃 𝜕𝑥 sin 𝜃 𝑟 𝜕𝜙 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃𝜕𝜙 𝑟
𝜕𝛾 𝜕𝜙 1 𝜕𝜓 𝜕2𝜓 sin 𝜙
− = − cos 𝜙 + sin 𝜙 2 −
𝜕𝜙 𝜕𝑥 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 𝜕𝜙 𝑟 sin 𝜃
𝜕𝛾 𝜕𝑟 sin 𝜙 𝜕𝜓 sin 𝜙 𝜕 2 𝜓
− = 2 − sin 𝜃 cos 𝜙
𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝑟𝜕𝜙
𝜕2 𝜓 𝜕2 𝜓
Dengan prosedur yang sama dapat diperoleh juga untuk dan
𝜕𝑦 2 𝜕𝑧 2
𝜕2 𝜓 𝜕2 𝜓 𝜕2 𝜓
Sehingga setelah ketiga komponen , , dan dapat diperoleh maka
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑧 2
sekarang Laplacian untuk koordinat bola dapat dituliskan sebagai berikut
𝜕 2𝜓 2 𝜕𝜓 1 𝜕 2𝜓 cot 𝜃 𝜕𝜓 1 𝜕 2𝜓
𝛻2𝜓 = 2 + + 2 2+ 2 + 2 2
𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 2
2
1 𝜕 2
𝜕𝜓 1 𝜕 𝜕𝜓 1 𝜕2𝜓
𝛻 𝜓= 2 𝑟 + 2 sin 𝜃 + 2 2
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 2
Dengan demikian sekarang persamaan Schroedinger untuk koordinat bola
dapat dituliskan sebagai berikut
ℏ2 2
− 𝛻 𝜓 + 𝑉𝜓 = 𝐸𝜓
2𝑚
2
2𝑚
𝛻 𝜓+ 2 𝐸−𝑉 𝜓 =0
ℏ
Perhatikan bahwa sekarang energi potensial Coulomb antara elektron dan
roton pada atom hidrogen, 𝑉(𝑟), dapat dinyatakan sebagai berikut
𝑒2
𝑉 𝑟 =−
4𝜋𝜖0 𝑟
Dimana r adalah jarak antara proton dan elektron dalam atom hidrogen.
Sekarang persamaan Schroedinger dapat ditulsikan kembali sebagai berikut
1 𝜕 𝜕𝜓 1 𝜕 𝜕𝜓 1 𝜕 2𝜓
𝑟 2 + 2 sin 𝜃 + 2 2
𝑟 2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 2
2𝑚 𝑒2
+ 2 𝐸+ 𝜓=0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Bentuk ini merupakan suatu persamaan diferensial parsial yang terdiri dari
tiga variabel yaitu 𝑟, 𝜃, dan 𝜙.
𝜓 𝑟, 𝜃, 𝜙 = 𝑅 𝑟 . Θ 𝜃 . Φ 𝜙
Sekarang didapatkan
𝜕𝜓 𝑑𝑅
= Θ. Φ
𝜕𝑟 𝑑𝑟
𝜕𝜓 𝑑Θ
= 𝑅. Φ
𝜕𝜃 𝑑𝜃
𝜕 2 𝜓 𝑑2 Φ
2
= 2
Θ. 𝑅
𝜕𝜙 𝑑𝜙
Jika disubstitusikan pada Persamaan Schroedinger maka didapatkan
1 𝜕 𝑑𝑅 1 𝜕 𝑑Θ 1 𝑑 2Φ
𝑟 2 Θ. Φ + 2 sin 𝜃 𝑅. Φ + 2 2 Θ. 𝑅
𝑟 2 𝜕𝑟 𝑑𝑟 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝑑𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝑑𝜙 2
2𝑚 𝑒2
+ 2 𝐸+ 𝑅. Θ. Φ = 0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Jika kedua ruas dibagi dengan 𝑅 𝑟 . Θ 𝜃 . Φ 𝜙 maka diperoleh persamaan
berikut ini
1 1 𝑑 𝑑𝑅 1 1 𝑑 𝑑Θ 1 1 𝑑 2Φ
𝑟 2 + 2 sin 𝜃 + 2 2
𝑟 2 𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 𝑟 sin 𝜃 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃 𝑟 sin 𝜃 Φ 𝑑𝜙 2
2𝑚 𝑒2
+ 2 𝐸+ =0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Jika kedua ruas dikalikan dengan 𝑟 2 sin2 𝜃 maka akan didapatkan
sin2 𝜃 𝑑 2
𝑑𝑅 sin 𝜃 𝑑 𝑑Θ 1 𝑑 2
Φ
𝑟 + sin 𝜃 +
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃 Φ 𝑑𝜙 2
2𝑚 2 2 𝑒2
+ 2 𝑟 sin 𝜃 𝐸 + =0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Sekarang terlihat bahwa suku yang mengandung Φ 𝜙 telah terpisah
sehingga dapat dituliskan kembali sebagai berikut
sin2 𝜃 𝑑 𝑑𝑅 sin 𝜃 𝑑 𝑑Θ 2𝑚 𝑒 2
𝑟2 + sin 𝜃 + 2 𝑟 2 sin2 𝜃 𝐸 +
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
1 𝑑2 Φ
=−
Φ 𝑑𝜙 2
Karena suku yg mengandung Φ 𝜙 telah terpisah, maka sekarang kedua ruas
pada persamaan di atas akan sama dengan suatu konstanta. Didefinisikan
konstanta tersebut adalah 𝑚𝑙 2 sehingga sekarang persamaan diferensial
tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut
sin2 𝜃 𝑑 𝑑𝑅 sin 𝜃 𝑑 𝑑Θ 2𝑚 𝑒 2
𝑟2 + sin 𝜃 + 2 𝑟 2 sin2 𝜃 𝐸 +
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
1 𝑑2 Φ 2
=− = 𝑚 𝑙
Φ 𝑑𝜙 2
Sekarang terdapat dua kelompok persamaan diferensial yaitu
sin2 𝜃 𝑑 𝑑𝑅 sin 𝜃 𝑑 𝑑Θ 2𝑚 2 2 𝑒2
𝑟2 + sin 𝜃 + 2 𝑟 sin 𝜃 𝐸 + = 𝑚𝑙 2
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
1 𝑑2 Φ 2
− = 𝑚 𝑙
Φ 𝑑𝜙 2
Persamaan diferensial berikut
sin2 𝜃 𝑑 2
𝑑𝑅 sin 𝜃 𝑑 𝑑Θ 2𝑚 2 2 𝑒2
𝑟 + sin 𝜃 + 2 𝑟 sin 𝜃 𝐸 + = 𝑚𝑙 2
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Dapat diubah lagi menjadi sebagai berikut ini
sin2 𝜃 𝑑 2
𝑑𝑅 2𝑚 2 2 𝑒2 2
sin 𝜃 𝑑 𝑑Θ
𝑟 + 2 𝑟 sin 𝜃 𝐸 + = 𝑚𝑙 − sin 𝜃
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃
Selanjutnya jika kedua ruas dibagi dengan sin2 𝜃 maka akan didapatkan
1 𝑑 2
𝑑𝑅 2𝑚 2 𝑒2 𝑚𝑙 2 1 𝑑 𝑑Θ
𝑟 + 2 𝑟 𝐸+ = 2
− sin 𝜃
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 sin 𝜃 sin 𝜃 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃
Sekarang antara 𝑅(𝑟) dan Θ(𝜃) sehingga kedua ruas paad persamaan di atas
akan sama dengan suatu konstanta. Konstanta untuk kedua ruas ini adalah
𝑙 𝑙+1
Sehingga persamaan diferensial yang mengandung suku 𝑅(𝑟) dan Θ(𝜃) dapat
dituliskan kembali sebagai berikut
1 𝑑 𝑑𝑅 2𝑚 𝑒 2 𝑚 2 1 𝑑 𝑑Θ
2 2 𝑙
𝑟 + 2 𝑟 𝐸+ = − sin 𝜃
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 sin2 𝜃 sin 𝜃 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃
=𝑙 𝑙+1
Jika dituliskan secara terpisah, mak akan didapatkan dua persamaan sebagai
berikut
1 𝑑 𝑑𝑅 2𝑚 𝑒 2
𝑟2 + 2 𝑟2 𝐸 + =𝑙 𝑙+1
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
𝑚𝑙 2 1 𝑑 𝑑Θ
− sin 𝜃 =𝑙 𝑙+1
sin2 𝜃 sin 𝜃 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃
Sekarang terdapat tiga persamaan diferensial yaitu
1 𝑑2 Φ 2
− = 𝑚 𝑙
Φ 𝑑𝜙 2
𝑚𝑙 2 1 𝑑 𝑑Θ
− sin 𝜃 =𝑙 𝑙+1
sin2 𝜃 sin 𝜃 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃
1 𝑑 2
𝑑𝑅 2𝑚 2 𝑒2
𝑟 + 2 𝑟 𝐸+ =𝑙 𝑙+1
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Ketiga persamaan diferensial tersebut dapat dituliskan dalam bentuk standar
sebagai berikut
𝑑2 Φ 2Φ = 0
+ 𝑚 𝑙
𝑑𝜙 2
1 𝑑 𝑑Θ 𝑚𝑙 2
sin 𝜃 + 𝑙 𝑙+1 − 2 Θ=0
sin 𝜃 𝑑𝜃 𝑑𝜃 sin 𝜃
1 𝑑 𝑑𝑅 2𝑚 𝑒 2 𝑙 𝑙+1
𝑟 2 + 𝐸 + − 𝑅=0
2
𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 2 4𝜋𝜖0 𝑟 𝑟 2
2
1 𝑑 2
𝑑𝑅 2𝑚 𝑒 𝑙 𝑙+1
𝑟 + 2 𝐸+ − 𝑅=0
𝑟 2 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 𝑟2
𝑙
−𝑟 𝑛.𝑎0
𝑟 𝑟
𝑅 𝑟 =𝑒 𝐺𝑛,𝑙
𝑎0 𝑎0
Dimana
4𝜋𝜖0 ℏ2
𝑎0 =
𝑚𝑒 2
𝑛 = 𝑙 + 1, 𝑙 + 2, 𝑙 + 3, …
𝐺𝑛,𝑙 : fungsi polinomial yang tergantung pada nilai 𝑛 dan 𝑙
Selanjutnya persamaan berikut ini
1 𝑑 𝑑Θ 𝑚𝑙 2
sin 𝜃 + 𝑙 𝑙+1 − 2 Θ=0
sin 𝜃 𝑑𝜃 𝑑𝜃 sin 𝜃
𝐹𝑙, 𝑚𝑙 cos 𝜃 : suatu fungsi cos 𝜃 yang nilainya tergantung pada 𝑙 dan 𝑚𝑙
Bentuk penyelesaian bagi 𝑅 𝑟 , Θ 𝜃 , dan Φ 𝜙 untuk n = 1, 2, dan 3
Untuk jari-jari lintasan elektron mengelilingi inti atom pada kulit pertama,
karena hanya terdiri dari satu nilai 𝑙 saja yaitu 𝑙 = 0 maka pendekatan yang
diperoleh melalui postulat Bohr cukup memadai sehingga bersesuaian
dengan yang dihitung melalui persamaan Schroedinger, namun saat 𝑙 ≠ 0
maka perhitungan yang akurat untuk jari-jari atom hanya dapat diberikan oleh
persamaan Schroedinger
Contoh
Tunjukkan bahwa untuk fungsi gelombang Schroedinger bagi elektron di kulit
kedua 𝑛 = 2 dengan 𝑙 yang berbeda 𝑙 = 0 dan 𝑙 = 1
3 2
1 𝑍 𝑍𝑟 −𝑍𝑟 2𝑎
𝑅2,0,0 = 2− 𝑒 0
2 2 𝑎0 𝑎0
3 2
2
1 𝑍 𝑍𝑟 −𝑍𝑟 2𝑎
𝑅2,1,1 = 𝜋𝑟 𝑒 0 sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙
8 𝜋 𝑎0 𝑎0
Keduanya akan memiliki energi yang sama (degenerasi energi) tetapi memiliki
bentuk jari-jari lintasan lintasan yang berbeda. Bandingkan nilai energi ini
dengan prediksi dari postulat Bohr untuk 𝑛 = 2
Penyelesaian
Untuk 𝑛 = 2, 𝑙 = 0 maka penyelesaian untuk 𝑅 𝑟 adalah
3 2
1 𝑍 𝑍𝑟 −𝑍𝑟 2𝑎
𝑅2,0,0 = 2− 𝑒 0
2 2 𝑎0 𝑎0
Perhatikan untuk atom hidrogen berlaku 𝑍 = 1 , sehingga sekarang
persamaan Schroedinger dapat dituliskan kembali dalam bentuk
1 −3 2
𝑟
𝑅2,0,0 = 𝑎0 2− 𝑒 −𝑟 2𝑎0
2 2 𝑎0
Perhatikan persamaan schroedinger yang hanya mengandung variabel 𝑅(𝑟)
yaitu
2
1 𝑑 2
𝑑𝑅 2𝑚 𝑒 𝑙 𝑙+1
𝑟 + 2 𝐸+ − 𝑅=0
𝑟 2 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 𝑟2
Sekarang untuk 𝑙 = 0 persamaan tersebut akan menjadi
𝑑 2 𝑅 2 𝑑𝑅 2𝑚 𝑒2
+ + 𝐸+ 𝑅=0
𝑑𝑟 2 𝑟 𝑑𝑟 ℏ2 4𝜋𝜖0 𝑟
𝑑𝑅 𝑑2𝑅
Jika pada persamaan ini dimasukkan 𝑅 𝑟 , , dan maka akan
𝑑𝑟 𝑑𝑟 2
didapatkan
1 −3 2
𝑟
𝑅2,0,0 = 𝑎0 2− 𝑒 −𝑟 2𝑎0
2 2 𝑎0
𝑑𝑅 1 −3 2
1 −𝑟 2𝑎 1 𝑟
= 𝑎0 − 𝑒 0 − 2− 𝑒 −𝑟 2𝑎0
𝑑𝑟 2 2 𝑎0 2𝑎0 𝑎0
1 −3 2 −𝑟 2𝑎
1 1 𝑟
=− 𝑎0 𝑒 0 + 2−
2 2 𝑎 0 2𝑎 0 𝑎0
𝑑2 𝑅 1 −3 2
1 −𝑟 2𝑎
2
= 𝑎0 2
𝑒 0
𝑑𝑟 2 2 2𝑎0
1 1 1 −𝑟 2𝑎 𝑟
− − 𝑒 −𝑟 2𝑎0 + − 𝑒 0 2−
2𝑎0 𝑎0 2𝑎0 𝑎0
1 −3 2 −𝑟 2𝑎0
1 1 1 1 𝑟
= 𝑎0 𝑒 2
+ + 2−
2 2 2𝑎 0 2𝑎0 𝑎0 2𝑎 0 𝑎0
Sekarang gunakan kembali persamaan
𝑑 2 𝑅 2 𝑑𝑅 2𝑚 𝑒2
2
+ + 2 𝐸+ 𝑅=0
𝑑𝑟 𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
1 −3 2 −𝑟 2𝑎
1 1 1 1 𝑟
𝑎0 𝑒 0
2
+ + 2−
2 2 2𝑎0 2𝑎0 𝑎 0 2𝑎 0 𝑎0
2 1 −3 2 −𝑟 2𝑎0
1 1 𝑟
− 𝑎0 𝑒 + 2−
𝑟2 2 𝑎0 2𝑎0 𝑎0
2𝑚 𝑒2 1 −3 2
𝑟
+ 2 𝐸+ 𝑎0 2− 𝑒 −𝑟 2𝑎0 =0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 2 2 𝑎0
Jika kedua ruas dikalikan dengan
2 2𝑎0 3 2 𝑒 𝑟 2𝑎0
1 1 1 1 𝑟 2 1 1 𝑟
+ + 2 − − + 2 −
2𝑎0 2 2𝑎0 𝑎0 2𝑎0 𝑎0 𝑟 𝑎0 2𝑎0 𝑎0
2𝑚 𝑒2 𝑟
+ 2 𝐸+ 2− =0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 𝑎0
1 1 1 1 𝑟 2 1 1 𝑟
+ + 2− − + 2−
2𝑎0 2 2𝑎0 𝑎0 2𝑎0 𝑎0 𝑟 𝑎0 2𝑎0 𝑎0
2𝑚 𝑒2 𝑟
+ 2 𝐸+ 2− =0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 𝑎0
Jika disusun lagi maka akan didapatkan bentuk berikut ini
3 𝑟 2 1 1 𝑟 4𝑚 𝑒2
− − + 2− + 2 𝐸+
2𝑎0 2 4𝑎0 3 𝑟 𝑎0 2𝑎0 𝑎0 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
2𝑚 𝑟 𝑒2
− 2 𝐸+ =0
ℏ 𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑟
3 𝑟 4 1 4𝑚 4𝑚𝑒 2 2𝑚 𝑟 2𝑚 𝑟 𝑒 2
− − + + 𝐸+ − 𝐸− 2
2𝑎0 2 4𝑎0 3 𝑎0 𝑟 𝑎0 2 ℏ2 4𝜋𝜖0 ℏ2 𝑟 ℏ2 𝑎0 ℏ 𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑟
=0
5 𝑟 4 4𝑚 2𝑚 𝑟 4𝑚𝑒 2 2𝑚𝑒 2
− − + 𝐸− 2 𝐸+ − =0
2𝑎0 2 4𝑎0 3 𝑎0 𝑟 ℏ2 ℏ 𝑎0 4𝜋𝜖0 ℏ2 𝑟 4𝜋𝜖0 ℏ2 𝑎0
5 𝑟 4 4𝑚 2𝑚 𝑟 4𝑚𝑒 2 2𝑚𝑒 2
− − + 𝐸− 2 𝐸+ − =0
2𝑎0 2 4𝑎0 3 𝑎0 𝑟 ℏ2 ℏ 𝑎0 4𝜋𝜖0 ℏ2 𝑟 4𝜋𝜖0 ℏ2 𝑎0
0 0
Sekarang terdapat dua persamaan yaitu
5 𝑟 4
− − =0 (1)
2𝑎0 2 4𝑎0 3 𝑎0 𝑟
4𝑚 2𝑚 𝑟 4𝑚𝑒 2 2𝑚𝑒 2
𝐸− 2 𝐸+ − =0 (2)
ℏ2 ℏ 𝑎0 4𝜋𝜖0 ℏ2 𝑟 4𝜋𝜖0 ℏ2 𝑎0
Jika Persamaan (1) dikalikan dengan −4𝑎0 3 𝑟 maka akan didapatkan
𝑟 2 − 10𝑎0 𝑟 + 16𝑎0 2 = 0
Sekarang didapatkan
𝑟 = 2𝑎0 atau 𝑟 = 8𝑎0
ℏ2
Jika Persamaan (2) dikalikan dengan maka
didapatkan
2𝑚
𝑟 2𝑒 2 𝑒2
2𝐸 − 𝐸 + − =0
𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑟 4𝜋𝜖0 𝑎0
dapat dituliskan kembali sebagai berikut
𝑟 𝑒2 2𝑒 2
2𝐸 − 𝐸 = −
𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑟
𝑟 𝑒2 2𝑒 2
2𝐸 − 𝐸 = −
𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑟
𝑟 𝑒2 1 2
𝐸 2− = −
𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑎0 𝑟
1 2
𝑒 2 −
𝑎0 𝑟
𝐸=
4𝜋𝜖0 2 − 𝑟
𝑎0
𝑎0 𝑟
Jika ruas kanan dikalikan dengan maka didapatkan
𝑎0 𝑟
2
𝑒 𝑟 − 2𝑎0
𝐸=
4𝜋𝜖0 2𝑎0 𝑟 − 𝑟 2
Perhatikan bahwa jika digunakan 𝑟 = 2𝑎0 maka diperoleh 𝐸 = 0. hal ini tidak
mungkin terjadi sehingga nilai yang bisa digunakan adalah 𝑟 = 8𝑎0 .Sekarang
dengan nilai 𝑟 ini maka diperoleh
𝑒2 8𝑎0 − 2𝑎0 𝑒2 1
𝐸= =−
4𝜋𝜖0 2𝑎0 8𝑎0 − 8𝑎0 2 4𝜋𝜖0 8𝑎0
Sekarang didapatkan persamaan persaman berikut
𝑟 = 8𝑎0
𝑒2 1
𝐸=−
4𝜋𝜖0 8𝑎0
Dimana
4𝜋𝜖0 ℏ2
𝑎0 =
𝑚𝑒 2
Jika nilai 𝑎0 disubstitusikan pada persaman 𝑟 dan 𝐸 maka didapatkan
32𝜋𝜖0 ℏ2
𝑟=
𝑚𝑒 2
𝑚𝑒 4
𝐸=−
8 4𝜋𝜖0 2 ℏ2
Kedua nilai adalah nilai 𝑟 dan 𝐸 untuk bilangan kuantum 𝑛 = 2, 𝑙 = 0
Sekarang jika dihitung dengan postulat Bohr
𝑛2 ℏ2
𝑟𝑛 = 4𝜋𝜖0
𝑚𝑒 2 𝑍
𝑍 2 𝑚𝑒 4 1
𝐸𝑛 = −
2 4𝜋𝜖0 2 ℏ2 𝑛2
𝜓 𝑟, 𝜙, 𝜃 = 𝑓 𝑟, 𝜙 . sin 𝜃
𝜓 𝑟, 𝜙, 𝜃 = 𝑔 𝜃, 𝜙 . 𝑟. 𝑒 −𝑟 2𝑎0
Sekarang gunakan persamaan Schroedinger berikut ini
1 𝜕 𝜕𝜓 1 𝜕 𝜕𝜓 1 𝜕 2𝜓 2𝑚 𝑒 2
2
𝑟2 + 2 sin 𝜃 + 2 2 2
+ 2 𝐸+ 𝜓
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
=0
2
𝑟2 + 2 sin 𝜃 + 2 2
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 2
2𝑚 𝑒2
+ 2 𝐸+ 𝜓=0
ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Akan diperoleh
1 1 1 2𝜓 2𝑚 𝑒2
2 2− + 2
𝜓− 2 + 2 𝐸+ 𝜓=0
𝑟 𝑎0 𝑟 8𝑎0 𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Selanjutnya dapat disusun ulang sebagai berikut
1 1 1 1 2𝑚 𝑒2
2 2− + 2
− 2 𝜓+ 2 𝐸+ 𝜓=0
𝑟 𝑎0 𝑟 8𝑎0 𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
1 1 𝑚 𝑒2
− + + 2 𝐸+ =0
𝑎0 𝑟 8𝑎0 2 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
𝑒2 ℏ2 1 1
𝐸+ =− − +
4𝜋𝜖0 𝑟 𝑚 𝑎0 𝑟 8𝑎0 2
ℏ2 1 1 𝑒2
𝐸=− − + −
𝑚 𝑎0 𝑟 8𝑎0 2 4𝜋𝜖0 𝑟
ℏ2 1 1 𝑒2
𝐸= − −
𝑚 𝑎0 𝑟 8𝑎0 2 4𝜋𝜖0 𝑟
Selanjutnya ingat kembali bahwa
4𝜋𝜖0 ℏ2
𝑎0 =
𝑚𝑒 2
Sehingga sekarang
ℏ2 1 1 𝑒2
𝐸= − −
𝑚 𝑎0 𝑟 8𝑎0 2 4𝜋𝜖0 𝑟
ℏ2 ℏ2 𝑒2
𝐸= − 2
−
𝑚𝑎0 𝑟 8𝑚𝑎0 4𝜋𝜖0 𝑟
ℏ2 ℏ2 𝑒2
𝐸= − 2 − 4𝜋𝜖 𝑟
4𝜋𝜖0 ℏ2 2
𝑚 2 𝑟 8𝑚 4𝜋𝜖0 ℏ 0
𝑚𝑒 𝑚𝑒 2
𝑚𝑒 4
𝐸=−
8 4𝜋𝜖0 2 ℏ2
Dari contoh ini terlihat bahwa elektron dengan 𝒏 sama akan memiliki energi
yang sama walaupun nilai 𝒍 𝐝𝐚𝐧 𝒎𝒍 berbeda. Sifat ini disebut sebagai
degenerasi energi
Penafsiran bilangan kuantum azimut 𝑙 pada
penyelesaian persamaan Schroedinger
Perhatikan kembali persamaan Schroedinger yang telah dipisahkan dan hanya
mengandung 𝑅(𝑟) berikut ini
1 𝑑 𝑑𝑅 2𝑚 𝑒 2
𝑟2 + 2 𝑟2 𝐸 + =𝑙 𝑙+1
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟
Persamaan ini dapat dituliskan kembali dalam bentuk sebagai berikut
2
1 𝑑 2
𝑑𝑅 2𝑚 𝑒 𝑙 𝑙+1
𝑟 + 2 𝐸+ − 𝑅=0
𝑟 2 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 4𝜋𝜖0 𝑟 𝑟2
Diketahui bahwa suku berikut ini
𝑒2
𝐸+
4𝜋𝜖0 𝑟
Akan setara dengan energi kinetik elektron 𝐾
Energi kinetik elektron ini terdiri dari energi kinetik radial 𝐾rad yang terjadi
saat elektron bergerak mendekati atau menjauhi inti atom, dan energi kinetik
orbital 𝐾orb yang terjadi saat elektron bergerak mengelilingi inti atom
Dengan demikian sekarang persamaan energinya dapat dituliskan sebagai
berikut
𝑒2
𝐸+ = 𝐾 = 𝐾rad + 𝐾orb
4𝜋𝜖0 𝑟
Jika suku energi ini disubstitusikan kembali pada persamaan Schroedinger
yang mengandung 𝑅 𝑟 maka akan diperoleh
1 𝑑 2
𝑑𝑅 2𝑚 𝑙 𝑙+1
𝑟 + 2 𝐾rad + 𝐾orb − 𝑅=0
𝑟 2 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 𝑟2
2
1 𝑑 𝑑𝑅 2𝑚 𝑙 𝑙 + 1 ℏ
2
𝑟2 + 2 𝐾rad + 𝐾orb − 2
𝑅=0
𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝑟 ℏ 2𝑚𝑟
Jika sekarang fungsi 𝑅 𝑟 hanya berkaitan dengan sifat radial dari gerak
elektron, maka sekarang kedua suku dalam kurung siku harus bernilai nol,
sehingga
𝑙 𝑙 + 1 ℏ2
𝐾orb − 2
=0
2𝑚𝑟
atau
𝑙 𝑙 + 1 ℏ2
𝐾orb =
2𝑚𝑟 2
Diketahui pula
1
𝐾orb = 𝑚𝑣orb 2
2
Ingat kembali bahwa momentum anguler elektron dapat dinyatakan sebagai
berikut
𝐿 = 𝑚𝑣orb 𝑟
Sehingga sekarang persamaan energi kinetik dapat ditulsikan sebagai berikut
𝐿2
𝐾orb =
2𝑚𝑟 2
Jika digabungkan dengan persamaan sebelumnya maka akan didapatkan
𝐿2 𝑙 𝑙 + 1 ℏ2
=
2𝑚𝑟 2 2𝑚𝑟 2
Sehingga momentum anguler elektron mengelilingi inti dapat dinyatakan
sebagai berikut
𝐿 = 𝑙 𝑙+1 ℏ
Karena 𝑙 hanya dapat memiliki nilai tertentu yaitu
𝑙 = 0, 1, 2, 3, … (𝑛 − 1)
Maka dapat disimpulkan bahwa momentum anguler elektron terkuantisasi
dan hanya bisa memiliki nilai 2ℏ, 6ℏ, 12ℏ, … .
Notasi keadaan elektron pada atom hidrogen
l=0 l=1 l=2 l=3 l=4 l=5
n=1 1s
n=2 2s 2p
n=3 3s 3p 3d
n=4 4s 4p 4d 4f
n=5 5s 5p 5d 5f 5g
n=6 6s 6p 6d 6f 6g 7h
Penafsiran bilangan kuantum magnetik 𝑚𝑙 pada
penyelesaian persamaan Schroedinger
Bilangan kuantum azimuth 𝑙 menunjukkan nilai besar momentum anguler
yang mungkin dimiliki oleh suatu atom saat bergerak mengeliling inti atom.
Untuk menunjukkan arah momentum anguler tersebut maka diperlukan
suatu parameter lain
Misalkan terdapat suatu medan magnet eksternal B pada arah sumbu z, maka
interaksi antara medan magnet tersebut dan elektron akan memberikan
petunjuk bagaimana momentum anguler akan mengalami orientasi. Ingat
kembali bahwa salah satu penyelesaian persamaan Schroedinger terkait
dengan Φ 𝜙 yaitu
Φ 𝜙 = 𝐴𝑒 −𝑖𝑚𝑙𝜙
Persamaan ini mengukur posisi relatif elektron terhadap sumbu z yang
diwakili oleh sudut 𝜙
Sekarang nilai momentum anguler relatif terhadap sumbu z dapat dinyatakan
sebagai berikut
𝐿 𝑧 = 𝑚𝑙 ℏ
Nilai 𝑚𝑙 yang mungkin adalah
𝑚𝑙 = −𝑙, − 𝑙 − 1 , − 𝑙 − 2 , … 0, … . . 𝑙 − 2 , 𝑙 − 1 , 𝑙
Nilai kuantisasi ruang yang mungkin dimiliki oleh suatu elektron adalah
2𝑙 + 1
Sehingga jika 𝑙 = 0 maka nilai yang mungkin untuk 𝐿𝑧 adalah hanya 0.
Sedangkan untuk nilai 𝑙 = 1 maka nilai yang mungkin untuk 𝐿𝑧 adalah
− ℏ, 0, dan ℏ
Misalkan untuk suatu bilangan kuantum 𝑙 = 2 maka kemungkinan-
kemungkinan arah dari momentum anguler dapat ditunjukkan pada gambar
berikut ini
Untuk elektron: ms = +½ or ms = -½
Jika elektron diletakkan pada medan magnet, efek intrinsic spin dapat
dimunculkan (dasar ESR: Electron Spin Resonance).