“GERATAN HARMONIK”
MAKALAH
OLEH
Kelompok 5
I Gede Juni Artawan 2113021004
Ni Luh Putu Sintya Dewi 2113021004
Desma Lora Simanjuntak 2113021013
4A Pendidikan Fisika
𝑥̈ = −𝜔2 𝑥
𝑑𝑥̇ 𝑑𝑥̇ 𝑑𝑥 𝑑𝑥̇
Dengan 𝑥̈ = = 𝑑𝑥 𝑑𝑡 , sama juga artinya dengan 𝑥̈ = 𝑑𝑥 . 𝑥̇ , maka:
𝑑𝑡
𝑑𝑥̇
𝑥̇ = −𝜔2 𝑥
𝑑𝑥
𝑥̇ 𝑑𝑥̇ = −ω2 𝑥 𝑑𝑥
Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, kedua ruas diintegralkan
∫ 𝑥̇ 𝑑𝑥̇ = ∫ −ω2 𝑥 𝑑𝑥
1
Pada kedua ruas menggunakan aturan ∫ 𝑢 𝑑𝑢 = 2 𝑢2 karena ω2 merupakan konstanta,
sehingga:
1 2 1
𝑥̇ + 𝑐1 = − 𝜔2 𝑥 2 + 𝑐2
2 2
1 2 1
𝑥̇ = − 𝜔2 𝑥 2 + 𝑐2 − 𝑐1
2 2
1 2 1
𝑥̇ = − 𝜔2 𝑥 2 + 𝐶
2 2
Untuk mencari nilai 𝐶 digunakan pendekatan yang diketahui dari simpangan pegas
dari gambar diatas. Pada saat pegas menyimpang paling jauh 𝑥 = 𝐴, pegas tidak
memiliki kelajuan 𝑥̇ = 0. Jika syarat batas ini diterapkan pada persamaan sebelumnya
maka diperoleh:
1 1
(0)2 = − 𝜔2 (𝐴)2 + 𝐶
2 2
1
𝐶 = 𝜔2 𝐴2
2
1 1
Karena nilai 𝐶 telah diketahui, maka persamaan 2 𝑥̇ 2 = − 2 𝜔2 𝑥 2 + 𝐶 secara lengkap
yaitu:
1 2 1 2 2 1 2 2
𝑥̇ = 𝜔 𝐴 − 𝜔 𝑥
2 2 2
𝑥̇ = √𝜔 2 𝐴2 − 𝜔 2 𝑥 2
𝑥̇ = √𝜔 2 (𝐴2 − 𝑥 2 )
𝑑𝑥
= 𝜔√(𝐴2 − 𝑥 2 )
𝑑𝑡
𝑑𝑥
= 𝜔 𝑑𝑡
√(𝐴2 − 𝑥 2 )
Untuk mencari persamaan fungsi posisi terhadap waktu maka kedua ruas
diintegralkan.
𝑑𝑥
∫ = ∫ 𝜔 𝑑𝑡
√(𝐴2 − 𝑥 2 )
Dimana ∫ 𝜔 𝑑𝑡 akan sama dengan:
𝜃 − 𝜃0 = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 )
Untuk membuktikan hasil diatas, maka dapat dihitung integral pada ruas kanan yakni:
𝑑𝑥
∫
√(𝐴2 − 𝑥 2 )
Pada integral tersebut 𝐴 adalah amplitudo, untuk menyelesaikan integral diatas harus
digunakan pendekatan trigonometri untuk mengubah dua suku menjadi satu suku,
dengan memisalkan 𝑥 = 𝐴 cos 𝜃, maka 𝑑𝑥 = 𝐴 sin 𝜃 𝑑𝜃, sehingga:
𝐴 sin 𝜃 𝑑𝜃
∫
√𝐴2 (1 − cos 2 𝜃)
𝐴 sin 𝜃 𝑑𝜃
∫ = ∫ 𝑑𝜃 = 𝜃 − 𝜃0
𝐴 sin 𝜃
𝑑𝑥
Sehingga benar kedua ruas pada persamaan ∫ 2 = ∫ 𝜔 𝑑𝑡 akan sama dengan
√(𝐴 −𝑥 2 )
𝜃 − 𝜃0 .
Kemudian, langkah selanjutnya adalah 𝜃 dikembalikan ke permisalan 𝑥 = 𝐴 cos 𝜃
sehingga diperoleh:
𝑥 = 𝐴 cos 𝜃
𝑥
= cos 𝜃
𝐴
𝑥
𝜃 = cos −1 ( )
𝐴
Maka jika 𝜃 − 𝜃0 = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) dituliskan ulang maka diperoleh:
𝑥
cos−1 ( ) − 𝜃0 = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 )
𝐴
𝑥
cos−1 ( ) = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) + 𝜃0
𝐴
𝑥
= cos(𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) + 𝜃0 )
𝐴
𝑥 = 𝐴 cos(𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) + 𝜃0 )
Pada getaran, jika 𝑡0 = 0 dan 𝜃0 = 0, maka:
𝒙 = 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕
Persamaan yang diperoleh merupakan persamaan simpangan pada gerak harmonis
sederhana. Persamaan tersebut berlaku pada fase awal nol, jika beda fase diperhatikan
maka persamaan tersebut menjadi:
𝒙 = 𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝝎𝒕 + 𝝓)
B. Getaran Terendam
dx
F = -k.x – b.v = k.x b
dt
m x bx kx 0
mp2 + bp + k = 0
1/ 2
b b k
2
p=
2 m 2 m m
3.27
terhadap harga-harga dari p yang diperoleh dari persamaan 3.27 maka dalam
phenomena fisis dapat dibedakan menjadi tiga kasus fisika yaitu:
2
k b
a. Kasus untuk
m 2m
k b
Untuk memperoleh penyelesaiannya misalkan: o , , dan
m 2m
1 ( 2o 2 ) 1/ 2 , dengan disebut koefisien peredaman dan ( o / 2 ) merupakan
frekwensi alami dari getaran tak teredamnya. Dari kasus ini sekarang diperoleh dua
penyelesaian untuk p yaitu:
p = - i 1
x = A e .t cos(1t )
Tetapan A dan bergantung pada keadaan awal. Frekwensi getaran adalah lebih kecil
dibandingkan dengan getaran tak terdamnya.
Energi getaran adalah jumlah dari energi kinetik dan energi potensial getaran yaitu:
E= 1
2 m. x 2 21 kx 2
Energi getaran adalah tidak tetap, gaya gesekan -b x sangat berpengaruh terhadap
enegi getaran. Dalam kasus faktor peredamnya kecil, o dapat dimbil 1 o
selanjutnya diabaikan terhadap o . Dengan pendekatan tersebut diperoleh
pendekatan harga energi getaran adalah:
E= 1
2 kA 2 e 2 .t E o e 2 .t
Dari persamaan 3.32 dapat ditunjukkan bahwa energi getaran berkurang secara
eksponensial terhadap t. Faktor berkurangnya energi secara ekspenensial adalah dua
kali dibandingkan dengan faktor berkurangnya amplitudo getaran.
k b
b. Kasus untuk
m 2m
𝒃
Substitusikan = ini merupakan faktor rendaman persatuan massa
𝟐𝒎
𝑏 𝑏 2 𝑘
1,2 = − √
± ( ) −
2𝑚 2𝑚 𝑚
𝑝 = −1, = − − (2 − 𝜔02 )1/2
𝑝 = −2 = − + (2 − 𝜔02 )1/2
Maka penyelesaian umumnya adalah
x = C 1 e 1t C 2 e 2 t
𝑥 = 𝐶1 𝑒 (− −( + 𝐶2 𝑒 (− +(
2 −𝜔2 )1/2 2 −𝜔2 )1/2
0 0
1 1
k b
c. Kasus
m 2m
Kasus ini disebut dengan getaran dengan rendaman kritis. Pada kondisi ini, sistem
tidak berisolasi dan akan mendekati titik keseimbangan dari suatu titik diluat titik
kesetimbangan. Apabila konstanta redaman yaitu b memiliki nilai terlmapau kecil
maka, akan menimbulkan ayunan yang lama tanpa menimbulkan pengurangan
yang berarti pada amplitudo. Sedangkan apabila b terlampau besar, maka keadaan
akan berubah seolah dalam keadaan terhimpit dan memerlukan waktu yang lama
sebelum dapat kembali menggerakkan massa m.
Penyelesain terhadap kasus diatas adalah
𝑝 = −
Sehingga untuk nilai x adalah
x = e .t
x = t e .t
x e .t . te .t
x 2 e .t 2 . te .t
b k
Dengan menyatakan , dan. o maka
2m m
m x bx kx 0
x 2 x 2o x ( 2o 2 ) t. e .t
x = (C1+C2t) e .t
Jika harga dan o dibuat tetap sedangkan variabel yang lainnya diberika
Kasus getaran teredam dengan = o. disebut keadaan peredaman kritis (critical
damping), jika < o maka getaran sisebut dalam keadaan over teredam dalam
keadaan demikian perilaku peredaman sangat cepat dan tidak dapat kembali
dengan cepat ke posisi x = 0 seperti pada peredaman kritis. Jika > o sistem
getaran disebut berada di bawah peredaman, posisi x bergetas dan sangat cepat ke
posisi x = 0. Perlu dicatat bahwa dalam keadaan peredaman kritis 1 = 0 maka
periode getaram menjadi tak berhingga.
Contoh getaran yang teredam kritis adalah pegas dalam arloji, alat gym yang
ditarik, pegas dalam senapan, dll.
Daftar Pustaka
Rusianto, T., Anak A. P. Sus. (2021). Getaran Mekanis. Yogyakarta : Akprind Press.