Anda di halaman 1dari 9

MEKANIKA

“GERATAN HARMONIK”

MAKALAH

OLEH
Kelompok 5
I Gede Juni Artawan 2113021004
Ni Luh Putu Sintya Dewi 2113021004
Desma Lora Simanjuntak 2113021013

4A Pendidikan Fisika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
A. Getaran Harmonik Sederhana
Masalah yang terpenting yang muncul dalam gerak satu dimensi dan yang
tampaknya paling mudah untuk pemecahannya adalah getaran harmonik atau getaran
linier. Contoh yang paling sederhada yaitu sebuah benda bermassa 𝑚 dikaitkan pada
sebuah pegas yang memiliki konstanta 𝑘 seperti gambar

Dengan menganggap pengaruh gesekan antara lantai dan roda-roda benda


sangat kecil sekali sehingga dapat diabaikan, kemudian benda ditarik atau ditekan
sejauh 𝑥 dari keadaan bebas maka pegas akan melakukan gaya pemulih sebesar:
F = −𝑘𝑥
Jika dikaitkan dengan perumusan Hukum II Newton, maka diperoleh:
Σ𝐹 = 𝑚𝑎
−𝑘𝑥 = 𝑚𝑥̈
𝑚𝑥̈ + 𝑘𝑥 = 0
1
Untuk menghilangkan 𝑚 maka kedua ruas dikalikan dengan 𝑚 menjadi:
𝑘
𝑥̈ + 𝑥=0
𝑚
𝑘
Kita ketahui bahwa 𝜔2 = 𝑚, sehingga:

𝑥̈ = −𝜔2 𝑥
𝑑𝑥̇ 𝑑𝑥̇ 𝑑𝑥 𝑑𝑥̇
Dengan 𝑥̈ = = 𝑑𝑥 𝑑𝑡 , sama juga artinya dengan 𝑥̈ = 𝑑𝑥 . 𝑥̇ , maka:
𝑑𝑡

𝑑𝑥̇
𝑥̇ = −𝜔2 𝑥
𝑑𝑥
𝑥̇ 𝑑𝑥̇ = −ω2 𝑥 𝑑𝑥
Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, kedua ruas diintegralkan

∫ 𝑥̇ 𝑑𝑥̇ = ∫ −ω2 𝑥 𝑑𝑥
1
Pada kedua ruas menggunakan aturan ∫ 𝑢 𝑑𝑢 = 2 𝑢2 karena ω2 merupakan konstanta,

sehingga:
1 2 1
𝑥̇ + 𝑐1 = − 𝜔2 𝑥 2 + 𝑐2
2 2
1 2 1
𝑥̇ = − 𝜔2 𝑥 2 + 𝑐2 − 𝑐1
2 2
1 2 1
𝑥̇ = − 𝜔2 𝑥 2 + 𝐶
2 2
Untuk mencari nilai 𝐶 digunakan pendekatan yang diketahui dari simpangan pegas
dari gambar diatas. Pada saat pegas menyimpang paling jauh 𝑥 = 𝐴, pegas tidak
memiliki kelajuan 𝑥̇ = 0. Jika syarat batas ini diterapkan pada persamaan sebelumnya
maka diperoleh:
1 1
(0)2 = − 𝜔2 (𝐴)2 + 𝐶
2 2
1
𝐶 = 𝜔2 𝐴2
2
1 1
Karena nilai 𝐶 telah diketahui, maka persamaan 2 𝑥̇ 2 = − 2 𝜔2 𝑥 2 + 𝐶 secara lengkap

yaitu:
1 2 1 2 2 1 2 2
𝑥̇ = 𝜔 𝐴 − 𝜔 𝑥
2 2 2
𝑥̇ = √𝜔 2 𝐴2 − 𝜔 2 𝑥 2

𝑥̇ = √𝜔 2 (𝐴2 − 𝑥 2 )
𝑑𝑥
= 𝜔√(𝐴2 − 𝑥 2 )
𝑑𝑡
𝑑𝑥
= 𝜔 𝑑𝑡
√(𝐴2 − 𝑥 2 )
Untuk mencari persamaan fungsi posisi terhadap waktu maka kedua ruas
diintegralkan.
𝑑𝑥
∫ = ∫ 𝜔 𝑑𝑡
√(𝐴2 − 𝑥 2 )
Dimana ∫ 𝜔 𝑑𝑡 akan sama dengan:
𝜃 − 𝜃0 = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 )
Untuk membuktikan hasil diatas, maka dapat dihitung integral pada ruas kanan yakni:
𝑑𝑥

√(𝐴2 − 𝑥 2 )
Pada integral tersebut 𝐴 adalah amplitudo, untuk menyelesaikan integral diatas harus
digunakan pendekatan trigonometri untuk mengubah dua suku menjadi satu suku,
dengan memisalkan 𝑥 = 𝐴 cos 𝜃, maka 𝑑𝑥 = 𝐴 sin 𝜃 𝑑𝜃, sehingga:
𝐴 sin 𝜃 𝑑𝜃

√𝐴2 (1 − cos 2 𝜃)
𝐴 sin 𝜃 𝑑𝜃
∫ = ∫ 𝑑𝜃 = 𝜃 − 𝜃0
𝐴 sin 𝜃
𝑑𝑥
Sehingga benar kedua ruas pada persamaan ∫ 2 = ∫ 𝜔 𝑑𝑡 akan sama dengan
√(𝐴 −𝑥 2 )

𝜃 − 𝜃0 .
Kemudian, langkah selanjutnya adalah 𝜃 dikembalikan ke permisalan 𝑥 = 𝐴 cos 𝜃
sehingga diperoleh:
𝑥 = 𝐴 cos 𝜃
𝑥
= cos 𝜃
𝐴
𝑥
𝜃 = cos −1 ( )
𝐴
Maka jika 𝜃 − 𝜃0 = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) dituliskan ulang maka diperoleh:
𝑥
cos−1 ( ) − 𝜃0 = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 )
𝐴
𝑥
cos−1 ( ) = 𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) + 𝜃0
𝐴
𝑥
= cos(𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) + 𝜃0 )
𝐴
𝑥 = 𝐴 cos(𝜔(𝑡 − 𝑡0 ) + 𝜃0 )
Pada getaran, jika 𝑡0 = 0 dan 𝜃0 = 0, maka:
𝒙 = 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕
Persamaan yang diperoleh merupakan persamaan simpangan pada gerak harmonis
sederhana. Persamaan tersebut berlaku pada fase awal nol, jika beda fase diperhatikan
maka persamaan tersebut menjadi:
𝒙 = 𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝝎𝒕 + 𝝓)

B. Getaran Terendam

Untuk membahas peristiwa dari getaran harmonik teredam, tinjaualah kasus


getaran pada pegas di atas di mana pada sistem gerak pegas selain bekerja gaya
pemulih oleh pegas sebesar F = -k.x, masih bekerja gaya gesekan yang bergantung
linier terhadap kecepatannya yang besarnya dapat dinyatakan dengan F = -bv .
Dengan demikian persamaan geraknya dapat dinyatakan sesuai dengan persamaan
3.5, yang dalam notasi sederhananya dituliskan:

dx
F = -k.x – b.v =  k.x  b
dt

m x  bx  kx  0

dengan menerapkan metode penyelesaian persamaan differensial orde kedua pada


seksion 3.1 diperoleh:

mp2 + bp + k = 0

persamaan 3.26 merupakan persamaan aljabar biasa, yang penyelesaiannya untuk p


adalah:

1/ 2
b  b  k
2

p=      
2 m  2 m  m 

3.27

terhadap harga-harga dari p yang diperoleh dari persamaan 3.27 maka dalam
phenomena fisis dapat dibedakan menjadi tiga kasus fisika yaitu:

2
k  b 
a. Kasus untuk  
m  2m

k b
Untuk memperoleh penyelesaiannya misalkan:  o  ,  , dan
m 2m
 1  ( 2o   2 ) 1/ 2 , dengan  disebut koefisien peredaman dan (  o / 2 ) merupakan
frekwensi alami dari getaran tak teredamnya. Dari kasus ini sekarang diperoleh dua
penyelesaian untuk p yaitu:

p = -   i 1

Dengan demikian penyelesaian umum dari persamaan 3.25 adalah:

x = C1e  t i.1t  C 2 e  t i.1t


Dengan mengambil C1 = 21 Ae i. dan C2 = 1 Aei. diperoleh bentuk:
2

x = A e .t cos(1t   )

persamaan 3.30 menyatakan sebuah getaran dengan frekwensi (  1 / 2) dan

amplitudo A e   .t yang berkurang secara eksponensial terhadap waktu t, seperti yang


dilukiskan pada gambar 3.2 di bawah.

Tetapan A dan  bergantung pada keadaan awal. Frekwensi getaran adalah lebih kecil
dibandingkan dengan getaran tak terdamnya.

Energi getaran adalah jumlah dari energi kinetik dan energi potensial getaran yaitu:

E= 1
2 m. x 2  21 kx 2

Energi getaran adalah tidak tetap, gaya gesekan -b x sangat berpengaruh terhadap
enegi getaran. Dalam kasus faktor peredamnya kecil,    o dapat dimbil  1   o
selanjutnya  diabaikan terhadap  o . Dengan pendekatan tersebut diperoleh
pendekatan harga energi getaran adalah:

E= 1
2 kA 2 e 2  .t  E o e 2  .t

Dari persamaan 3.32 dapat ditunjukkan bahwa energi getaran berkurang secara
eksponensial terhadap t. Faktor berkurangnya energi secara ekspenensial adalah dua
kali dibandingkan dengan faktor berkurangnya amplitudo getaran.

k b
b. Kasus untuk 
m 2m
𝒃
Substitusikan =  ini merupakan faktor rendaman persatuan massa
𝟐𝒎

𝑏 𝑏 2 𝑘
1,2 = − √
± ( ) −
2𝑚 2𝑚 𝑚
𝑝 = −1, = − − (2 − 𝜔02 )1/2
𝑝 = −2 = − + (2 − 𝜔02 )1/2
Maka penyelesaian umumnya adalah
x = C 1 e   1t  C 2 e   2 t
𝑥 = 𝐶1 𝑒 (− −( + 𝐶2 𝑒 (− +(
2 −𝜔2 )1/2 2 −𝜔2 )1/2
0 0
1 1

𝒙 = 𝑒 − 𝑡 (𝐶1 𝑒 −( −𝜔0 ) + 𝐶2 𝑒 ( −𝜔0 ) )


2 2 2 2 2 2

Dengan 𝑒 − 𝑡 adalah faktor rendaman


Osilasi semacam ini disebut osilasi terendam, dalam hal ini sistem tidak besosilasi
namun akan kembali ketitik kesetimbangannya.
Contoh getaran yang teredam kuat adalah Pompa ban, pemutar oven, dll

k b
c. Kasus 
m 2m
Kasus ini disebut dengan getaran dengan rendaman kritis. Pada kondisi ini, sistem
tidak berisolasi dan akan mendekati titik keseimbangan dari suatu titik diluat titik
kesetimbangan. Apabila konstanta redaman yaitu b memiliki nilai terlmapau kecil
maka, akan menimbulkan ayunan yang lama tanpa menimbulkan pengurangan
yang berarti pada amplitudo. Sedangkan apabila b terlampau besar, maka keadaan
akan berubah seolah dalam keadaan terhimpit dan memerlukan waktu yang lama
sebelum dapat kembali menggerakkan massa m.
Penyelesain terhadap kasus diatas adalah
𝑝 = −
Sehingga untuk nilai x adalah
x = e   .t
x = t e   .t

x  e   .t   . te   .t

x  2 e   .t   2 . te   .t

b k
Dengan menyatakan   , dan.  o  maka
2m m

m x  bx  kx  0
x  2 x   2o x  ( 2o   2 ) t. e   .t

persamaan ini akan menjadi nol untuk    o , sehingga bentuk penyelesaian


umum adalah

x = (C1+C2t) e   .t

Jika harga  dan o dibuat tetap sedangkan variabel yang lainnya diberika

berubah secara bebas diperoleh keadaan untuk  yaitu:


1 > c > 2

Kasus getaran teredam dengan  = o. disebut keadaan peredaman kritis (critical
damping), jika  < o maka getaran sisebut dalam keadaan over teredam dalam
keadaan demikian perilaku peredaman sangat cepat dan tidak dapat kembali
dengan cepat ke posisi x = 0 seperti pada peredaman kritis. Jika  > o sistem
getaran disebut berada di bawah peredaman, posisi x bergetas dan sangat cepat ke
posisi x = 0. Perlu dicatat bahwa dalam keadaan peredaman kritis 1 = 0 maka
periode getaram menjadi tak berhingga.
Contoh getaran yang teredam kritis adalah pegas dalam arloji, alat gym yang
ditarik, pegas dalam senapan, dll.
Daftar Pustaka

Karyasa, T. B. (2011). Dasar-Dasar Getaran Mekanis. Yogyakarta :Penerbit ANDI


Yogyakarta.

Rusianto, T., Anak A. P. Sus. (2021). Getaran Mekanis. Yogyakarta : Akprind Press.

Anda mungkin juga menyukai