3. Dimensi Psikologis
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa
yang sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan
mengamati perilaku orangtua. Orangtua biasanya mempunyai pengaruh
signifikan pertama pada anak-anaknya.
Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas melalui komunikasi yang
halus dan nonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk
seksual berhubungan dengan apa yang telah orangtua mereka tunjukan
kepada mereka tentang tubuh dan tindakan mereka. Orangtua
memperlakukan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda berdasarkan
jender.
4. Dimensi Biologis
Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan yang ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam
telur yang telah dibuahi terorganisir dalam kromosom yang menjadikan
perbedaan seksual. Ketika hormone seks mulai mempengaruhi jaringan
janin, genitalia membentuk karakteristik laki-laki dan perempuan. Hormon
mempengaruhi individu kembali saat pubertas, dimana anak perempuan
mengalami menstruasi dan perkembangan karakteristik seks sekunder, dan
anak laki-laki mengalami pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif
konstan dan perkembangan karakteristik seks sekunder.
5. Manifestasi Stress
a. Manifestasi emosional, berupa rasa tidak aman, mudah tersinggung, sulit
mengambil keputusan, merasa depresi dan cemas.
b. Manifestasi dalam bentuk kelakuan, berupa terlalu banyak tidur, tidak
bergairah atau malas, mudah merasa lelah, tubuh merasa lunglai.
c. Manifestasi kardiovaskuler, berupa merasa tekanan darah meningkat,
susah bernafas atau tersengal-sengal dan jantung berdebar-debar.
d. Manifestasi pencemaan, berupa sering merasa sakit perut, perut sering
kejang atau kram dan sakit maag.
e. Manifestasi dalam bentuk perilaku yang nampak, berupa sering minum
alkohol, » sering minum obat, sering minta resep dokter dan merasa mudah
terserang penyakit.
6. Faktor Lingkungan
Kemiskinan, kekurangan gizi, bencana alam dan sebagainya.
7. Faktor Organisasi
Kondisi perekonomian yang tidak bagus, persaingan hidup yang keras,
perubahan tidak pasti dalam berbagai aspek kehidupan. Hal-hal tersebut
mempersempit kesempatan individu untuk meraih kehidupan yang layak
sehingga menyebabkan timbulnya frustasi pada diri seseorang.
12.PENGKAJIAN BUDAYA
Prinsip-prinsip pengkajian budaya
- Jangan menggunakan asumsi
- Jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misal : orang padang pelit,
orang jawa halus
–Menerima dan memahami metode komunikasi
-Menghargai perbedaan individu
-Menghargai kebutuhan pribadi dari setiap individu
-Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien
- Menyediakan ptivacy terkait kebutuhan pribadi