BAB 4
MODUS, PERSENTIL, MEDIAN dan EKSPEKTASI
Langkah yang pertama kitalakukan adalah: urutkan data tersebut dari kecil ke
besar, diperoleh: 2//3//3 //4//4//5//5//5//7//8//9.
Modus titik data yang paling sering muncul (frekuensinya paling besar)
peluang munculnya paling besar modus = 5
Median membagi data menjadi 2 bagian yang sama banyak, setelah data tersebut
diurutkan median = 5.
2 3 3 4 4 5 5 5 7 8 9
50% 50%
Median = 5
Data terurut
Catatan:
Ada pendapat mengatakan jika kelompok data memiliki lebih dari satu nilai data
yang paling sering muncul maka kelompok data tersebut memiliki lebih dari 1
modus. Kelompok data yang memiliki 2 modus maka disebut bimodal, jika
memiliki lebih dari 2 modus maka disebut multimodal.
Jika dalam kelompok data tidak terdapat satupun nilai data yang paling sering
muncul, maka dikatakan kelompok data tersebut tidak memiliki modus.
Contoh 1:
Diketahui fungsi massa peluang dari peubah acak 𝑿:
𝟒 ,𝒙=𝟎
𝟑𝟓
𝟏𝟖 , 𝒙 = 𝟏
𝟑𝟓
𝒑𝑿 (𝒙) = 𝟏𝟐 , 𝒙 = 𝟐
𝟑𝟓
𝟏 ,𝒙=𝟑
𝟑𝟓
0 , untuk 𝒙 yang lain
Jawab:
Ingat 𝑿 adalah peubah acak diskret. Modus dari distribusi adalah nilai peubah acak
(yaitu 𝒙) yang memaksimumkan fungsi peluang (yaitu pmf 𝒑𝑿 (𝒙)) karena
𝑿 merupakan peubah acak diskret. Untuk soal tersebut modus dari distribusi
adalah 𝒙 = 𝟏 (nilai maksimum dari 𝒑𝑿 (𝒙) adalah 18/35, dicapai jika = 𝟏).
Contoh 2:
Diketahui fungsi massa peluang dari peubah acak 𝑿:
𝟏 𝟐 𝒙
𝒑𝑿 (𝒙) = ( ) , 𝒙 = 𝟏, 𝟐, 𝟑, …
𝟐 𝟑
Tentukan modus (mode) dari distribusi tersebut.
Jawab:
modus dari distribusi adalah 𝒙 = 𝟏 (nilai maksimum dari 𝒑𝑿 (𝒙) adalah 1/3,
dicapai jika = 𝟏).
Contoh 3:
Diketahui fungsi kepadatan peluang dari peubah acak kontinu 𝑿:
𝒙 ,𝟎 < 𝒙 < 𝟏
𝒇(𝒙) = 𝟐−𝒙 ,𝟏 < 𝒙 < 𝟐
0 , untuk 𝒙 yang lain
Jawab:
Fungsi pdf 𝒇(𝒙) memiliki nilai maksimum 1, tercapai saat 𝒙 = 𝟏. Maka modus dari
distribusi adalah 𝒙 = 𝟏.
Definisi:
Catatan:
Jika 𝑿 peubah acak kontinu maka cukup dipenuhi syarat 𝑷(𝑿 < 𝜻𝒑 ) =
𝑷(𝑿 ≤ 𝜻𝒑 ) = 𝒑.
Persentil ke 50 disebut median (𝒑 = 𝟎, 𝟓).
Contoh 4:
Diketahui fungsi massa peluang dari peubah acak 𝑿:
𝟏 𝟐 𝒙
𝒑𝑿 (𝒙) = ( ) , 𝒙 = 𝟏, 𝟐, 𝟑, …
𝟐 𝟑
Tentukan median dan persentil ke 75 dari distribusi tersebut.
Jawab:
𝑿 adalah peubah acak diskret.
a) Median ?
Cari 𝒙 = 𝜻𝒑 sehingga 𝑷(𝑿 < 𝜻𝒑 ) ≤ 𝒑=50% dan 𝑷(𝑿 ≤ 𝜻𝒑 ) ≥ 𝒑 = 𝟓𝟎%.
b) Persentile ke 75?
Cari 𝒙 = 𝜻𝒑 sehingga 𝑷(𝑿 < 𝜻𝒑 ) ≤ 𝒑 = 75% dan 𝑷(𝑿 ≤ 𝜻𝒑 ) ≥ 𝒑 = 𝟕𝟓%.
Contoh 5:
Diketahui fungsi kepadatan peluang dari peubah acak kontinu 𝑿:
𝒙 ,𝟎 < 𝒙 < 𝟏
𝒇(𝒙) = 𝟐−𝒙 ,𝟏 < 𝒙 < 𝟐
0 , untuk 𝒙 yang lain
Jawab
Karena 𝑿 merupakan peubah acak kontinu maka fungsi distribusi (cdf) dari
𝑿 adalah
0 ,𝒙 < 𝟎
𝟏 𝟐
𝒙 ,𝟎 ≤ 𝒙 < 𝟏
𝑭(𝒙) = 𝟐
𝟏
𝟐𝒙 − 𝒙𝟐 − 𝟏 ,𝟏 ≤ 𝒙 < 𝟐
𝟐
1 ,𝒙 ≥ 𝟐
a) Median ?
b) Persentil ke 60 ?
𝟏
Lihat bahwa 𝑭(𝟏, 𝟏𝟎𝟓𝟔) = 𝟐(𝟏, 𝟏𝟎𝟓𝟔) − 𝟐 (𝟏, 𝟏𝟎𝟓𝟔)𝟐 − 𝟏 = 𝟎, 𝟔 .
𝟏
(Gunakan rumus abc untuk mencari solusi dari 𝟐𝒙 − 𝟐 𝒙𝟐 − 𝟏 = 𝟎, 𝟔 )
EKSPEKTASI
Perhatikan contoh berikut.
Seoraang anak ditawarkan permainan menggunakan sebuah dadu. Aturan
permainan: sebuah dadu diundi. Jika muncul mata dadu 1,2,3 atau 4 maka anak tsb
harus bayar $1. Jika muncul mata dadu 5 atau 6, maka anak tersebut akan
memperoleh $3.
Definisikan peubah acak 𝑿 yang menyatakan besar uang yang diterima. Maka
fungsi massa peluang dari peubah acak 𝑿:
4/6 , 𝒙 = −𝟏
𝒑(𝒙) = 2 ,𝒙 = 𝟑
0 , untuk 𝒙 yang lain
Jika disuruh membayar $1 untuk ikut permainan tersebut, maka lebih baik jangan
ikut karena uang yang harus dibayar lebih besar dibanding ekpektasi uang yang
akan diperoleh.
Misal peubah acak diskret 𝑿 memiliki ruang (Range) 𝓐 dengan fungsi massa
peluang 𝒑(𝒙) dan 𝒖(𝑿) adalah fungsi dari peubah acak 𝑿.
Catatan: 𝐸(𝑢(𝑋)) tidak selalu ada (eksis). Jika 𝐸(𝑢(𝑋)) divergen maka 𝐸(𝑢(𝑋)) tidak ada (tidak
eksis)
Contoh 6:
Misalkan pmf dari peubah acak diskret 𝑿:
1/9 ,𝒙 = 𝟏
3/9 ,𝒙 = 𝟐
𝒑(𝒙) = 5/9 ,𝒙 = 𝟒
0 , untuk 𝒙 yang lain.
Maka:
𝑬(𝑿) = ∑𝒙𝝐𝓐 𝒙𝒑(𝒙) = (𝟏)(𝟏/𝟗) + (𝟐)(𝟑/𝟗) + (4)(5/9)=3
𝟏
𝑬(𝑿𝟐 ) = ∑𝒙𝝐𝓐 𝒙𝟐 𝒑(𝒙) = (𝟏)𝟐 (𝟏/𝟗) + (𝟐)𝟐 (𝟑/𝟗) + (𝟒)𝟐 (5/9)=93/9=10 𝟑
𝑬(𝑿𝟐 − 𝟏) = ∑𝒙𝝐𝓐(𝒙𝟐 − 𝟏)𝒑(𝒙)
𝟏 𝟑 𝟓
= [(𝟏)𝟐 − 𝟏] (𝟗) + [(𝟐)𝟐 − 𝟏] (𝟗) + [(𝟒)𝟐 − 𝟏] (𝟗)=24/9.
𝑬(𝒖(𝑿)) = ∫ 𝒖(𝒙)𝒇(𝒙)𝒅𝒙
𝒙𝝐𝓐
Catatan: 𝐸(𝑢(𝑋)) tidak selalu ada (eksis). Jika 𝐸(𝑢(𝑋)) divergen maka 𝐸(𝑢(𝑋)) tidak ada (tidak
eksis)
Contoh 7:
𝟏 𝟏
𝒙− ,𝟏 < 𝒙 < 𝟑
𝟒 𝟒
𝒇(𝒙) = 𝟏
,𝟑 < 𝒙 < 𝟒
𝟐
𝟎 , untuk 𝒙 yang lain
Maka:
𝟒 𝟑 𝟏 𝟏 𝟒 𝟏
𝑬(𝑿) = ∫𝟏 𝒙 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = ∫𝟏 𝒙 (𝟒 𝒙 − 𝟒) 𝒅𝒙 + ∫𝟑 𝒙 (𝟐) 𝒅𝒙 = 1,1677 + 1,75 = 2,9177
𝟏 𝟏 𝟒 𝟏
𝟒 𝟑 𝒙𝟐 (𝟒 𝒙 − 𝟒) 𝒅𝒙 + ∫𝟑 𝒙𝟐 (𝟐) 𝒅𝒙
𝑬(𝑿𝟐 ) = ∫𝟏 𝒙𝟐 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = ∫𝟏
= 2,833 + 6,1677=9.0007
𝟒 𝟑 𝟏 𝟏 𝟒 𝟏
𝑬(𝑿𝟐 − 𝟏) = ∫𝟏 (𝒙𝟐 − 𝟏) 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = ∫𝟏 (𝒙𝟐 − 𝟏) (𝟒 𝒙 − 𝟒) 𝒅𝒙 + ∫𝟑 (𝒙𝟐 − 𝟏) (𝟐) 𝒅𝒙
= 2,988 + 5,667 =8.655
Definisi:
Contoh:
Raw Moment ke-1 dikenal dengan nama mean atau nilai rata-rata.
Central moment ke-2 nilainya selalu nol (nanti dapat dijelaskan setelah
belajar sifat-sifat ekspektasi).
Catatan:
Skewness menjadi ukuran ketidak simetrisan (kecondongan) distribusi.
Nilai skewness Kecondongan (bisa dilihat dari kurva pdf atau pmf)
nol simetris
positif Condong ke kanan
negatif Condong ke kiri
Jika kurtosis > 3 disebut lepto kurtosis (lebih runcing dibanding distribusi
normal)
Jika kurtosis < 3 disebut platy kurtosis (lebih tumpul dibanding distribusi
normal)
Sifat-sifat ekspektasi:
Coba kerjakan untuk bukti no 2, dan 3. Juga untuk kasus peubah acak kontinu 𝑿.
Akibatnya:
𝝈𝟐 = 𝑬(𝑿𝟐 ) − 𝝁𝟐
Bukti:
𝑽𝒂𝒓(𝑿) = 𝑬[(𝑿 − 𝑬(𝑿))𝟐 ]
Sifat-sifat variansi:
Catatan:
Sifat sifat ekspektasi dan sifat-sifat variansi harus diingat karena banyak sekali
digunakan.
Contoh 8:
Misalkan 𝐗 peubah acak kontinu yang memiliki pdf:
𝟏
𝒙 ,𝟎 < 𝒙 < 𝟐
𝒇(𝒙) = 𝟐
0 , untuk 𝒙 yang lain
Jawab:
a) Menggunakan definisi:
𝟐 𝟐 𝟏 𝟏 𝟐 𝟒
𝑬(𝑿) = ∫𝟎 𝒙𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = ∫𝟎 𝒙 ( 𝟐 𝒙) 𝒅𝒙 = (𝟔 𝒙𝟑 ) = 𝟑 .
𝟎
𝟐 𝟐 𝟏 𝟏 𝟐
𝑬(𝑿𝟐 ) = ∫𝟎 𝒙𝟐 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = ∫𝟎 𝒙𝟐 (𝟐 𝒙) 𝒅𝒙 = (𝟖 𝒙𝟒 ) = 𝟐 .
𝟎
𝑽𝒂𝒓(𝑿) = 𝑬[(𝑿 − 𝑬(𝑿))𝟐 ]
𝟒
= 𝑬 [(𝑿 − 𝟑)𝟐 ]
𝟐 𝟒 𝟐
= ∫𝟎 (𝒙 − 𝟑) . 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
𝟐 𝟒 𝟐 𝟏
=∫𝟎 (𝒙 − 𝟑) (𝟐 𝒙) 𝒅𝒙
𝟐 𝟏 𝟖 𝟏𝟔
= ∫𝟎 (𝟐 𝒙𝟑 − 𝟔 𝒙𝟐 + 𝟏𝟖 𝒙) 𝒅𝒙
=…
= 2/9 .
𝑬(𝟐𝑿 − 𝟏) 𝟐 𝟐 𝟏 𝟐 𝟏 𝟓
= ∫𝟎 (𝟐𝒙 − 𝟏)𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = ∫𝟎 (𝟐𝒙 − 𝟏) ( 𝟐 𝒙) 𝒅𝒙 = ∫𝟎 (𝒙𝟐 − 𝟐 𝒙) 𝒅𝒙 = 𝟑
𝟐
𝑬[(𝟐𝑿 − 𝟏)𝟐 ] = ∫𝟎 (𝟐𝒙 − 𝟏)𝟐 . 𝒇(𝒙)𝒅𝒙
𝟐 𝟏
= ∫𝟎 (𝟐𝒙 − 𝟏)𝟐 . ( 𝟐 𝒙) 𝒅𝒙
=…
𝟐
=𝟑 𝟑
Contoh Soal:
𝒙+𝟏
, 𝒙 = 𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑
𝒑𝑿 (𝒙) = 𝟏𝟎
0 , untuk 𝒙 yang lain
a) Hitunglah mean dan variansi dari 𝑿
b) Hitunglah 𝑬(−𝟑𝒙 + 𝟐) dan 𝑽𝒂𝒓(−𝟑𝒙 + 𝟐)
c) Tentukan modus dari distribusi tsb
𝟏 𝟑 𝒙
𝒑𝑿 (𝒙) = ( ) ( ) , 𝒙 = 𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑,…
𝟒 𝟒
0 , untuk 𝒙 yang lain
𝟏 𝟏
𝒙− ,𝟏 < 𝒙 < 𝟑
𝟒 𝟒
𝒇(𝒙) = 𝟏
,𝟑 < 𝒙 < 𝟒
𝟐
𝟎 , untuk 𝒙 yang lain