Anda di halaman 1dari 10

TEORI PELUANG

BAB 1.
PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL,
PELUANG, PELUANG BERSYARAT
Percobaan acak (random experiment): proses yang memungkinkan paling sedikit
2 hasil percobaan (outcome), dan tidak ada kepastian hasil percobaan yang muncul
dari proses tersebut.
Artinya: kalau diulang, hasil percobaannya dapat berbeda.

Himpunan semua kejadian/peristiwa yang dapat muncul dari suatu percobaan


acak disebut ruang sampel (sample space) . Notasi: 𝓒

Himpunan bagian dari ruang sampel disebut kejadian/peristiwa (event) . Notasi: 𝑪

Anggota dari ruang sampel disebut titik sampel. Notasi: 𝒄

Contoh 1:
Percobaan acak: 1 mata uang diundi 2 kali.
 Mengapa disebut percobaan acak ?
 Ruang sampel ?
 Contoh kejadian / peristiwa ?

Jawab:
 Hasil percobaannya lebih dari 1: GG, GA, AG, AA
 Ruang sampel: 𝓒 = {𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}
 Contoh kejadian:
𝑪𝟏 = {𝑮𝑨, 𝑨𝑮}  hanya muncul 1 gambar.
𝑪𝟐 = {𝑮𝑮, 𝑨𝑨}  muncul muka yang sama.
𝑪𝟑 = {𝑨𝑮, 𝑮𝑨, 𝑨𝑨}  paling sedikit muncul 1 angka.

Misal 𝓑 adalah himpunan yang berupa koleksi dari himpunan bagian dari ruang
sampel.
Peluang (Probability), ditulis menggunakan notasi: 𝑷(. ), adalah fungsi bernilai real
yang memiliki domain/daerah definisi berupa 𝓑 dan harus memenuhi sifat:
a) 𝟎 ≤ 𝑷(𝑪) ≤ 𝟏, dimana 𝑪 ⊆ 𝓒
b) 𝑷(∅)=0
c) 𝑷(𝓒) = 𝟏

Pembahasan:
Jelas 𝑪 ⊆ 𝓒 dan 𝑪𝝐𝓑.
Untuk contoh tadi:
 Ruang sampel: 𝓒 = {𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}
 Himpunan bagian dari 𝓒 berjumlah 𝟐𝟒 = 𝟏𝟔 yaitu: ∅, {𝑨𝑮}, {𝑨𝑨}, {𝑮𝑨}, {𝑮𝑮},
{𝐀𝐆, 𝐀𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐆𝐀, 𝐆𝐆},

1 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

{𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀, 𝐆𝐆},
{𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}
Maka 𝓑 = {∅, {𝑨𝑮}, {𝑨𝑨}, {𝑮𝑨}, {𝑮𝑮}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀},
{𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐆𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀, 𝐆𝐆},
{𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}}

Misal 𝑪𝟏 = {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀} -> paling sedikit muncul 1 Angka. Maka 𝑷(𝑪𝟏 )=3/4.
Misal 𝑪𝟐 = {𝐀𝐆, 𝐆𝐀} -> muncul 1 gambar, 1 angka. Maka 𝑷(𝑪𝟏 )=3/4.

Lihat bahwa 𝑪 ⊆ 𝓒 dan 𝑪𝝐𝓑. Dan:


1) 𝟎 ≤ 𝑷(𝑪) ≤ 𝟏
2) 𝑷(∅) = 𝟎
3) 𝑷(𝓒)=4/4 =1.

Perhatikan contoh berikut:

Contoh 2:
Dua dadu diundi sebanyak 1 kali.
Misalkan 𝑪𝟏 adalah peristiwa/kejadian (event) yang menyatakan jumlah mata
dadu lebih besar atau sama dengan 10.
Misalkan 𝑪𝟐 adalah peristiwa/kejadian (event) yang menyatakan kedua mata dadu
berupa bilangan genap.
a) Tentukan ruang sampel dari percobaan acak tersebut.
b) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪𝟏 dan 𝑪𝟐 . Hitung 𝑷(𝑪𝟏 ), 𝑷(𝑪𝟐 ).
c) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪′𝟏 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan
tersebut. Hitung 𝑷(𝑪′𝟏 ). Tunjukkan 𝑷(𝑪′𝟏 ) = 𝟏 − (𝑪𝟏 ).
d) Tentukan 𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ). Tentukan 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut.
Tentukan 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ). Tunjukkan 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ) = 𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪𝟐 ) − 𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).

Jawab:
a) Ruang sampel 𝓒 = {(𝟏, 𝟏), … . , (𝟔, 𝟔)}  memiliki 36 anggota

𝟔
b) 𝑪𝟏 = {(𝟒, 𝟔), (𝟓, 𝟓), (𝟓, 𝟔), (𝟔, 𝟒), (𝟔, 𝟓), (𝟔, 𝟔)}. Maka 𝑷(𝑪𝟏 ) = 𝟑𝟔.
𝑪𝟐 = {(𝟐, 𝟐), (𝟐, 𝟒), (𝟐, 𝟔), (𝟒, 𝟐), (𝟒, 𝟒), (𝟒, 𝟔), (𝟔, 𝟐), (𝟔, 𝟒), (𝟔, 𝟔)}.
𝟗
Maka 𝑷(𝑪𝟐 ) = 𝟑𝟔.

c) 𝑪′𝟏 =
{(𝟏, 𝟏), (𝟏, 𝟐), (𝟏, 𝟑), … , (𝟏, 𝟔), (𝟐, 𝟏), … , (𝟐, 𝟔), (𝟑, 𝟏), … , (𝟑, 𝟔), (𝟒, 𝟏), … , (𝟒, 𝟓),
(𝟓, 𝟏), … , (𝟓, 𝟒), (𝟔, 𝟏), … . , (𝟔, 𝟑)} →Punya 30 anggota.
𝑷(𝑪′𝟏 ) = 30/36.
Maka 𝑷(𝑪′𝟏 ) = 𝟏 − 𝑷(𝑪𝟏 ).

d) 𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 = {(𝟒, 𝟔), (𝟔, 𝟒), (𝟔, 𝟔)}. Maka P(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 )=3/36.

e) 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 =
{(𝟐, 𝟐), (𝟐, 𝟒), (𝟐, 𝟔), (𝟒, 𝟐), (𝟒, 𝟒), (𝟒, 𝟔), (𝟓, 𝟓), (𝟓, 𝟔), (𝟔, 𝟐), (𝟔, 𝟒), (𝟔, 𝟔)}.

2 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

 punya 12 anggota.
Maka 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ) =12/36.

Lihat bahwa 𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪𝟐 ) − 𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 )=6/36+9/36-3/36=12/36.


Maka 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ) = 𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪𝟐 ) − 𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).

Sifat-sifat:
1) Misal 𝑪′ : komplemen dari 𝑪. Maka 𝑷(𝑪′ ) = 𝟏 − 𝑷(𝑪).
2) 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ) = 𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪𝟐 ) − 𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).

Contoh Soal:

1. Misalkan disebuah mangkok terdapat 3 bola merah yang diberi nomor 1,2 dan
3; dan 4 bola biru yang diberi nomor 1,2,3 dan 4. Diambil 2 bola sekaligus
secara acak.
Misal 𝑪𝟏 : kedua bola berwarna sama dan 𝑪𝟐 : kedua bola bernomor sama.
a) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪𝟏 dan 𝑪𝟐 .
b) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪′𝟏 . Tuliskan dengan kata-kata
himpunan tersebut.
c) Hitung 𝑷(𝑪𝟏 ), 𝑷(𝑪𝟐 ), 𝑷(𝑪′𝟏 ).
d) Tentukan 𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).
e) Tentukan 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ).

3 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

2. Misalkan disebuah mangkok terdapat 3 bola merah dan 4 bola biru yang
berukuran sama. Diambil 3 bola sekaligus secara acak.
Misal 𝑪𝟏 : diperoleh paling sedikit 1 bola merah, 𝑪𝟐 : diperoleh paling sedikit 2 bola
biru.
a) Hitung 𝑷(𝑪𝟏 ), 𝑷(𝑪𝟐 ).
b) Tentukan 𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).
c) Tentukan 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ).

3. Diketahui A dan B merupakan 2 kejadian yang saling lepas, dengan 𝑷(𝑨) =


𝟎, 𝟒 dan 𝑷(𝑩) = 𝟎, 𝟑. Hitunglah:
a) 𝑷(𝑨 ∪ 𝑩)
b) 𝑷(𝑨′ ∩ 𝑩)

4. Sebuah dadu dibuat sedemikian sehingga jika diundi maka mata dadu 1 atau 2
akan muncul dua kali lebih sering dibanding mata dadu 5, dan mata dadu 5
akan muncul 3 kali lebih sering dibanding mata dadu 3,4 atau 6. Diketahui
peluang munculnya mata dadu 1 sama dengan peluang munculnya mata dadu
2. Peluang munculnya mata dadu 3 sama dengan peluang munculnya mata
dadu 4 dan sama dengan peluang munculnya mata dadu 6.
Hitunglah peluang akan muncul:
a) mata dadu berupa bilangan genap.
b) mata dadu berupa bilangan genap atau bilangan prima

PELUANG BERSYARAT

𝑷(𝑨|𝑩) artinya berapa peluang munculnya peristiwa A jika diketahui bahwa


terlebih dahulu peristiwa B sudah pasti terjadi.
Maka dalam kasus ini himpunan B menjadi ruang sampel yang baru dan yang
ditanya adalah peluang terjadinya peristiwa di daerah yang diarsir, yaitu 𝑨 ∩ 𝑩
(lihat gambar kanan).
𝑷(𝑨∩𝑩)
Maka 𝑷(𝑨|𝑩) = .
𝑷(𝑩)

𝑷(𝑩|𝑨) artinya berapa peluang munculnya peristiwa B jika diketahui bahwa


terlebih dahulu peristiwa A sudah pasti terjadi.
Maka dalam kasus ini himpunan A menjadi ruang sampel yang baru dan yang
ditanya adalah peluang terjadinya peristiwa di daerah yang diarsir, yaitu 𝑨 ∩ 𝑩
(lihat gambar kiri).

4 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

𝑷(𝑨∩𝑩)
Maka 𝑷(𝑩|𝑨) = .
𝑷(𝑨)

Contoh 2:
Misalkan diberikan ruang sampel 𝓒 = {𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆, 𝒇}
Misal 𝑨 = {𝒂, 𝒃, 𝒄} dan 𝑩 = {𝒄, 𝒅}

o Maka jika ditanya 𝑷(𝑨|𝑩) maka kita cukup melihat himpunan B yang terdiri
dari 2 anggota. Dari semua anggota himpunan B yang menjadi anggota
himpunan A adalah c (hanya 1 elemen). Maka 𝑷(𝑨|𝑩) = 𝟏/𝟐.
𝑷(𝑨∩𝑩) 𝟏/𝟔
Dengan menggunakan rumus di atas: 𝑷(𝑨|𝑩) = 𝑷(𝑩) = 𝟐/𝟔 = 𝟏/𝟐.

 Maka jika ditanya 𝑷(𝑩|𝑨) maka kita cukup melihat himpunan A yang terdiri
dari 3. anggota. Dari semua anggota himpunan B yang menjadi anggota
himpunan A adalah c (hanya 1 elemen). Maka 𝑷(𝑩|𝑨) = 𝟏/𝟑.
𝑷(𝑨∩𝑩) 𝟏/𝟔
Dengan menggunakan rumus di atas: 𝑷(𝑩|𝑨) = 𝑷(𝑨) = 𝟑/𝟔 = 𝟏/𝟐.

Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩)
𝑷(𝑨|𝑩) = 𝑷(𝑩|𝑨) =
𝑷(𝑩) 𝑷(𝑨)

Persamaan tersebut dapat juga ditulis sebagai berikut:

𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨|𝑩)P(B) dan 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑩|𝑨)P(A)

KEJADIAN YANG SALING LEPAS (DISJOINT)


KEJADIAN YANG SALING BEBAS (INDEPENDENT)

 Kejadian 𝑨 dan 𝑩 disebut saling lepas (disjoint) jika kedua kejadian


tersebut tidak mungkin muncul secara bersamaan, atau dengan kata lain
tidak mungkin memiliki irisan.

 Kejadian 𝑨 dan 𝑩 disebut saling bebas (independent) jika munculnya


kejadian yang satu tidak dipengaruhi munculnya kejadian yang lain.

Jadi jika kejadian A dan saling bebas maka


𝑷(𝑨|𝑩) = 𝑷(𝑨) 𝑷(𝑩|𝑨) = 𝑷(𝑩)

Contoh 3:
Misal ruang sampelnya berupa seluruh mahasiswa PS Matematika. Dilakukan
percobaan acak dengan cara memilih 1 mahasiswa secara acak.

5 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

 Misal A: terpilih mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dan B: terpilih


mahasiswa berjenis kelamin wanita.
Maka A dan B merupakan 2 kejadian yang saling lepas (disjoint) karena 𝑨 ∩
𝑩 = ∅ artinya tidak punya irisan. Kenapa ? Tidak mungkin terpilih mahasiswa
yang berjenis kelamin pria sekaligus berjenis kelamin wanita.

 Misal A: terpilih mahasiswa berkacamata dan B: terpilih mahasiswa berjenis


kelamin pria
Maka A dan B merupakan 2 kejadian yang saling bebas (independent) karena
terpilihnya mahasiswa berkacamata tidak bergantung pada jenis kelamin
mahasiswa (pria atau wanita), dan sebaliknya.
Ingat A dan B tidak saling lepas karena bisa saja yang terpilih adalah
mahaiswa pria yang berkacamata (jadi 𝑨 ∩ 𝑩 ≠ ∅).

Kejadian A dan B saling lepas (disjoint) jika dan hanya jika 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝟎
Jika kejadian A dan B saling bebas maka 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑩)

Kenapa sifat ke 2 muncul ?


Ingat munculnya kejadian A tidak dipengaruhi muncul atau tidaknya kejadian B.
Jadi 𝑷(𝑨|𝑩) = 𝑷(𝑨) dan 𝑷(𝑩|𝑨) = 𝑷(𝑩).
Maka 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨|𝑩)P(B) = P(A)P(B) dan 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑩|𝑨)P(A) = P(B)P(A).

Contoh 4:
Misal dilakukan percobaan acak: 2 dadu diundi.
A: mata dadu ke-1 berupa bilangan ganjil.
B: mata dadu ke-2 berupa bilangan ganjil
C: jumlah ke dua mata dadu lebih besar dari 10.

a) Apakah A dan B merupakan 2 kejadian yang saling lepas ?


b) Apakah A dan B merupakan 2 kejadian yang saling bebas ?

c) Apakah A dan C merupakan 2 kejadian yang saling lepas ?


d) Apakah A dan C merupakan 2 kejadian yang saling bebas ?

Jawaban dengan logika:


a) A dan B tidak saling lepas karena kejadian Adan B dapat terjadi secara
bersamaan (punya irisan). Contohnya: (1,3) 𝝐 𝑨 dan (1,3) 𝝐 𝑩.
b) A dan B saling bebas karena mata dadu 1 berupa bilangan ganjil tidak
dipengaruhi munculnya mata dadu 2 berupa bilangan ganjil atau tidak.
c) A dan C tidak saling lepas karena kejadian A dan C dapat terjadi secara
bersamaan (punya irisan), contohnya: (5,6)yang merupakan salah satu
anggota dari 𝑨 ∩ 𝑪.
d) A dan C tidak saling bebas karena jumlah mata dadu lebih besar dari 10
(kejadian C) bergantung juga dari dadu ke 1 berupa bilangan ganjil atau
tidak (kejadian A).

Jawaban menggunakan matematika:


𝑨 = {(𝟏, 𝟏), (𝟏, 𝟐), … , (𝟏, 𝟔), (𝟑, 𝟏), (𝟑, 𝟐), … . , (𝟑, 𝟔), (𝟓, 𝟏), (𝟓, 𝟐), … , (𝟓, 𝟔)}

6 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

𝑩 = {(𝟏, 𝟏), (𝟐, 𝟏), … , (𝟔, 𝟏), (𝟏, 𝟑), (𝟐, 𝟑), … . , (𝟔, 𝟑), (𝟏, 𝟓), (𝟐, 𝟓), … , (𝟔, 𝟓)}
𝑪 = {(𝟓, 𝟔), (𝟔, 𝟓)}.

a) 𝑨 ∩ 𝑩 = {(𝟏, 𝟏), (𝟏, 𝟑), (𝟏, 𝟓), (𝟑, 𝟏), (𝟑, 𝟑), (𝟑, 𝟓), (𝟓, 𝟏), (𝟓, 𝟑), (𝟓, 𝟓)} ≠ ∅. Jadi A
dan B tidak saling lepas.

𝟏𝟖 𝟏𝟖 𝟗
b) 𝑷(𝑨) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟐 , 𝑷(𝑩) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟐, 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟒.
Dapat dilihat bahwa: 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑩). Jadi A dan B saling bebas.

c) 𝑨 ∩ 𝑪 = {(𝟓, 𝟔)} ≠ ∅. Jadi A dan C tidak saling lepas.

𝟏𝟖 𝟐 𝟏
d) 𝑷(𝑨) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟐 , 𝑷(𝑪) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟏𝟖, 𝑷(𝑨 ∩ 𝑪) = 𝟑𝟔.
Lihat bahwa 𝑷(𝑨 ∩ 𝑪) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑪). Tetapi A dan C tidak saling bebas.

Soal d) menunjukkan bahwa:


Jika kejadian A dan B saling bebas maka 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑩).
Tetapi jika 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑩), belum tentu kejadian A dan B saling bebas.
Contoh lain:
Misal ada 40 mahasiswa
10 A {berkacamata} -> 20 orang; B--> {naik motor} -> 20 orang
A B Misal yang diluar himpuanan A dan B ada 10 orang (artinya 10 mahasiswa
yang tidak berkacamata atau pun tidak naik motor), contohnya mahasiswa
10 yang tidak berkacamata dan naik mobil).
10 10
Maka 𝐴 ∩ 𝐵={berkacamata dan naik motor} dan
10 20 1
Maka 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = . P(A)=P(B)= =
40 40 2
Lihat bahwa 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴)𝑃(𝐵) tetapi A dan B saling bebas (karena
peluang naik motir atau tidak, tidak dipengaruhi apakah mhs tsb berkacamata
atau tidak)

Contoh Soal:
5. Misalkan ada dua kejadian A dan B dengan 𝑷(𝑨) = 𝟎, 𝟑 dan 𝑷(𝑩) = 𝟎, 𝟒.
Hitunglah 𝑷(𝑨 ∪ 𝑩) jika:
a) A dan B merupakan kejadian yang saling bebas
b) A dan B merupakan kejadian yang saling lepas.

6. Seorang anak mengambil 1 kartu poker secara acak. Hitunglah peluang;


a) Yang terambil berupa as
b) Yang terambil berupa sekop atau king
c) Yang terambil berupa king, jika anak tersebut mengatakan bawa yang
terambil kartu berwarna hitam.
d) Yang terambil berupa as, jika anak tersebut mengatakan bawa yang terambil
kartu bergambar sekop.

MUTUALLY EXCLUSIVE DAN MUTUALLY INDEPENDENT

Barisan kejadian A, B dan C disebut mutually exclusive jika A dan B saling lepas, A
dan C saling lepas, serta B dan C saling lepas.

7 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

Barisan kejadian A, B dan C disebut mutually independent jika A dan B saling


bebas, A dan C saling bebas, serta B dan C saling bebas.

Definisi tersebut dapat diperumum sebagai berikut:

 Barisan kejadian 𝑪𝟏 , 𝑪𝟐 , … . , 𝑪𝒏 disebut mutually exclusive jika 𝑨𝒊 ∩ 𝑪𝑨𝒋 = ∅,


untuk setiap 𝒊 ≠ 𝒋 dimana 𝒊, 𝒋 = 𝟏, … . , 𝒏.

 Barisan kejadian 𝑪𝟏 , 𝑪𝟐 , … . , 𝑪𝒏 disebut mutually independent jika 𝑨𝒊 dan 𝑨𝒊


saling bebas untuk setiap 𝒊 ≠ 𝒋 dimana 𝒊, 𝒋 = 𝟏, … . , 𝒏.

HUKUM PELUANG TOTAL (THE LAW OF TOTAL PROBABILITY)


TEOREMA BAYES

Misalkan 𝑪𝟏 dan 𝑪𝟐 merupakan partisi dari 𝓒.


Artinya 𝓒 = 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 serta 𝑪𝟏 dan 𝑪𝟐 saling lepas (𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 = ∅).
Dan diberikan kejadian 𝑪 seperti diberikan pada gambar.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa 𝑷(𝑪) = 𝑷(𝑪 ∩ 𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪 ∩ 𝑪𝟐 )


Tetapi ingat bahwa 𝑷(𝑪 ∩ 𝑪𝟏 ) = 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 ) dan 𝑷(𝑪 ∩ 𝑪𝟐 ) = 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 ).

Maka 𝑷(𝑪) = 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 )  the law of total probability

Dari peluang bersyarat diperoleh:


𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪)
𝑷(𝑪𝟏 |𝑪) =
𝑷(𝑪)
dan dari the law of total probability diperoleh
𝑷(𝑪) = 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 ).

Maka dapat diperoleh


𝑷(𝑪𝟏 ∩𝑪) 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )
𝑷(𝑪𝟏 |𝑪) = = .
𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )+ 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 ) 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )+ 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 )
Dan juga
𝑷(𝑪𝟐 ∩𝑪) 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )
𝑷(𝑪𝟐 |𝑪) = = .
𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )+ 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 ) 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )+ 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 )
Keduanya merupakan Teorema Bayes.

8 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

Contoh 5:
Prosentasi mahasiswa PS Matematika yang berjenis kelamin pria sebanyak 40%,
dan sisanya berjenis kelamin wanita. Prosentase mahasiswa pria yang senang
Teori Peluang sebanyak 10%, sedangkan prosentase mahasiswa wanita yang
senang Teori Peluang sebanyak 20%.
a) Berapa % jumlah mahasiswa PS Matematika yang senang Teori Peluang ?
b) Jika dipilih secara acak 1 orang mahasiswa PS Matematika yang senang
Teori Peluang, berapa peluang mahasiswa tersebut berjenis kelamin pria ?

Jawab:
Ruang sampel kita (𝓒) berupa himpunan mahasiswa PS Matematika.
Misal 𝑳: himpunan mahasiswa PS Matematika yang berjenis kelamin Pria.
Dan 𝑾: himpunan mahasiswa PS Matematika yang berjenis kelamin Wanita.
Ingat bahwa: 𝑾 = 𝑳′ dan = 𝑳 ∪ 𝑾. Jadi 𝑳 dan 𝑾 merupakan partisi dari 𝓒.

Misal 𝑻: himpunan mahasiswa PS Matematika yang senang Teori Peluang.


Maka:
Prosentasi mahasiswa PS Matematika yang berjenis kelamin pria sebanyak 40%,
dan sisanya berjenis kelamin wanita -> 𝑷 (𝑳) = 40% dan 𝑷(𝑾) = 𝟔𝟎%.

Prosentase mahasiswa pria yang senang Teori Peluang sebanyak 10% ->
𝑷(𝑻|𝑳) = 𝟏𝟎%.
prosentase mahasiswa wanita yang senang Teori Peluang sebanyak 20% ->
𝑷(𝑻|𝑾) =20%.

Ditanya:
a) Berapa % jumlah mahasiswa PS Matematika yang senang Teori Peluang ? ->
𝑷(𝑻)
b) Jika dipilih secara acak 1 orang mahasiswa PS Matematika yang senang Teori
Peluang, berapa peluang mahasiswa tersebut berjenis kelamin pria ? -> 𝑷(𝑳|𝑻)

Jawab:
a) Menurut the Law of Total Probabaility:
𝑷(𝑻) = 𝑷(𝑻|𝑳)𝑷(𝑳) + 𝑷(𝑻|𝑾)𝑷(𝑾) = 10%*40% + 20%*60% = 52%

b) Menurut Teorema Bayes:


𝑷(𝑻|𝑳)𝑷(𝑳) 𝟏𝟎% ∗ 𝟒𝟎% 𝟒
𝑷(𝑳|𝑻) = = = = 𝟐𝟓%
𝑷(𝑻|𝑳)𝑷(𝑳) + 𝑷(𝑻|𝑾)𝑷(𝑾) 𝟏𝟎% ∗ 𝟒𝟎% + 𝟐𝟎% ∗ 𝟔𝟎% 𝟏𝟔

The Law of Total Probability dan Teorema Bayes dapat diperumum:


Misalkan 𝑪𝟏 , 𝑪𝟐 , … . , 𝑪𝒏 merupakan partisi dari 𝓒.
Diberikan kejadian 𝑪.
(lihat gambar).

9 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT


TEORI PELUANG

Menurut the law of total probalility:


𝑷(𝑪) = 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 ) + ⋯ + 𝑷(𝑪|𝑪𝒏 )𝑷(𝑪𝒏 ).

Ingat bahwa
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪)
𝑷(𝑪𝟏 |𝑪) =
𝑷(𝑪)
Maka diperoleh teorema Bayes:
𝑷(𝑪𝒋 ∩𝑪)
𝑷(𝑪𝒋 |𝑪) = .
𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )+ 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 )+⋯+ 𝑷(𝑪|𝑪𝒏 )𝑷(𝑪𝒏 )

Contoh Soal:
7) Dari seluruh peserta BPJS Kesehatan, 10% menjadi peserta Kelas 1, 20%
menjadi peserta Kelas II dan sisanya menjadi peserta Kelas III.
Ada 5% peserta Kelas I yang pernah menunggak iuran, 15% peserta Kelas II
yang pernah menunggak iuran dan 25% peserta Kelas III yang pernah
menunggak iuran.
a) Hitunglah prosentase peserta BPJS Kesehatan yang pernah menunggak iuran.
b) Jika dipilih secara acak peserta BPJS Kesehatan yang pernah menunggak
iuran, berapa % peluang orang tersebut merupakan anggota BPJS Kesehatan
tersebut merupakan peserta kelas II.

10 | BAB 1: PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL, PELUANG, PELUANG BERSYARAT

Anda mungkin juga menyukai