BAB 1.
PERCOBAAN ACAK, RUANG SAMPEL,
PELUANG, PELUANG BERSYARAT
Percobaan acak (random experiment): proses yang memungkinkan paling sedikit
2 hasil percobaan (outcome), dan tidak ada kepastian hasil percobaan yang muncul
dari proses tersebut.
Artinya: kalau diulang, hasil percobaannya dapat berbeda.
Contoh 1:
Percobaan acak: 1 mata uang diundi 2 kali.
Mengapa disebut percobaan acak ?
Ruang sampel ?
Contoh kejadian / peristiwa ?
Jawab:
Hasil percobaannya lebih dari 1: GG, GA, AG, AA
Ruang sampel: 𝓒 = {𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}
Contoh kejadian:
𝑪𝟏 = {𝑮𝑨, 𝑨𝑮} hanya muncul 1 gambar.
𝑪𝟐 = {𝑮𝑮, 𝑨𝑨} muncul muka yang sama.
𝑪𝟑 = {𝑨𝑮, 𝑮𝑨, 𝑨𝑨} paling sedikit muncul 1 angka.
Misal 𝓑 adalah himpunan yang berupa koleksi dari himpunan bagian dari ruang
sampel.
Peluang (Probability), ditulis menggunakan notasi: 𝑷(. ), adalah fungsi bernilai real
yang memiliki domain/daerah definisi berupa 𝓑 dan harus memenuhi sifat:
a) 𝟎 ≤ 𝑷(𝑪) ≤ 𝟏, dimana 𝑪 ⊆ 𝓒
b) 𝑷(∅)=0
c) 𝑷(𝓒) = 𝟏
Pembahasan:
Jelas 𝑪 ⊆ 𝓒 dan 𝑪𝝐𝓑.
Untuk contoh tadi:
Ruang sampel: 𝓒 = {𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}
Himpunan bagian dari 𝓒 berjumlah 𝟐𝟒 = 𝟏𝟔 yaitu: ∅, {𝑨𝑮}, {𝑨𝑨}, {𝑮𝑨}, {𝑮𝑮},
{𝐀𝐆, 𝐀𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐆𝐀, 𝐆𝐆},
{𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀, 𝐆𝐆},
{𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}
Maka 𝓑 = {∅, {𝑨𝑮}, {𝑨𝑨}, {𝑮𝑨}, {𝑮𝑮}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀},
{𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐆𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐆}, {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀}, {𝐀𝐀, 𝐆𝐀, 𝐆𝐆},
{𝐆𝐆, 𝐆𝐀, 𝐀𝐆, 𝐀𝐀}}
Misal 𝑪𝟏 = {𝐀𝐆, 𝐀𝐀, 𝐆𝐀} -> paling sedikit muncul 1 Angka. Maka 𝑷(𝑪𝟏 )=3/4.
Misal 𝑪𝟐 = {𝐀𝐆, 𝐆𝐀} -> muncul 1 gambar, 1 angka. Maka 𝑷(𝑪𝟏 )=3/4.
Contoh 2:
Dua dadu diundi sebanyak 1 kali.
Misalkan 𝑪𝟏 adalah peristiwa/kejadian (event) yang menyatakan jumlah mata
dadu lebih besar atau sama dengan 10.
Misalkan 𝑪𝟐 adalah peristiwa/kejadian (event) yang menyatakan kedua mata dadu
berupa bilangan genap.
a) Tentukan ruang sampel dari percobaan acak tersebut.
b) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪𝟏 dan 𝑪𝟐 . Hitung 𝑷(𝑪𝟏 ), 𝑷(𝑪𝟐 ).
c) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪′𝟏 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan
tersebut. Hitung 𝑷(𝑪′𝟏 ). Tunjukkan 𝑷(𝑪′𝟏 ) = 𝟏 − (𝑪𝟏 ).
d) Tentukan 𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ). Tentukan 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut.
Tentukan 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ). Tunjukkan 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ) = 𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪𝟐 ) − 𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).
Jawab:
a) Ruang sampel 𝓒 = {(𝟏, 𝟏), … . , (𝟔, 𝟔)} memiliki 36 anggota
𝟔
b) 𝑪𝟏 = {(𝟒, 𝟔), (𝟓, 𝟓), (𝟓, 𝟔), (𝟔, 𝟒), (𝟔, 𝟓), (𝟔, 𝟔)}. Maka 𝑷(𝑪𝟏 ) = 𝟑𝟔.
𝑪𝟐 = {(𝟐, 𝟐), (𝟐, 𝟒), (𝟐, 𝟔), (𝟒, 𝟐), (𝟒, 𝟒), (𝟒, 𝟔), (𝟔, 𝟐), (𝟔, 𝟒), (𝟔, 𝟔)}.
𝟗
Maka 𝑷(𝑪𝟐 ) = 𝟑𝟔.
c) 𝑪′𝟏 =
{(𝟏, 𝟏), (𝟏, 𝟐), (𝟏, 𝟑), … , (𝟏, 𝟔), (𝟐, 𝟏), … , (𝟐, 𝟔), (𝟑, 𝟏), … , (𝟑, 𝟔), (𝟒, 𝟏), … , (𝟒, 𝟓),
(𝟓, 𝟏), … , (𝟓, 𝟒), (𝟔, 𝟏), … . , (𝟔, 𝟑)} →Punya 30 anggota.
𝑷(𝑪′𝟏 ) = 30/36.
Maka 𝑷(𝑪′𝟏 ) = 𝟏 − 𝑷(𝑪𝟏 ).
e) 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 =
{(𝟐, 𝟐), (𝟐, 𝟒), (𝟐, 𝟔), (𝟒, 𝟐), (𝟒, 𝟒), (𝟒, 𝟔), (𝟓, 𝟓), (𝟓, 𝟔), (𝟔, 𝟐), (𝟔, 𝟒), (𝟔, 𝟔)}.
punya 12 anggota.
Maka 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ) =12/36.
Sifat-sifat:
1) Misal 𝑪′ : komplemen dari 𝑪. Maka 𝑷(𝑪′ ) = 𝟏 − 𝑷(𝑪).
2) 𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ) = 𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪𝟐 ) − 𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).
Contoh Soal:
1. Misalkan disebuah mangkok terdapat 3 bola merah yang diberi nomor 1,2 dan
3; dan 4 bola biru yang diberi nomor 1,2,3 dan 4. Diambil 2 bola sekaligus
secara acak.
Misal 𝑪𝟏 : kedua bola berwarna sama dan 𝑪𝟐 : kedua bola bernomor sama.
a) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪𝟏 dan 𝑪𝟐 .
b) Tentukan himpunan yang menyatakan 𝑪′𝟏 . Tuliskan dengan kata-kata
himpunan tersebut.
c) Hitung 𝑷(𝑪𝟏 ), 𝑷(𝑪𝟐 ), 𝑷(𝑪′𝟏 ).
d) Tentukan 𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).
e) Tentukan 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ).
2. Misalkan disebuah mangkok terdapat 3 bola merah dan 4 bola biru yang
berukuran sama. Diambil 3 bola sekaligus secara acak.
Misal 𝑪𝟏 : diperoleh paling sedikit 1 bola merah, 𝑪𝟐 : diperoleh paling sedikit 2 bola
biru.
a) Hitung 𝑷(𝑪𝟏 ), 𝑷(𝑪𝟐 ).
b) Tentukan 𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪𝟐 ).
c) Tentukan 𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 . Tuliskan dengan kata-kata himpunan tersebut. Tentukan
𝑷(𝑪𝟏 ∪ 𝑪𝟐 ).
4. Sebuah dadu dibuat sedemikian sehingga jika diundi maka mata dadu 1 atau 2
akan muncul dua kali lebih sering dibanding mata dadu 5, dan mata dadu 5
akan muncul 3 kali lebih sering dibanding mata dadu 3,4 atau 6. Diketahui
peluang munculnya mata dadu 1 sama dengan peluang munculnya mata dadu
2. Peluang munculnya mata dadu 3 sama dengan peluang munculnya mata
dadu 4 dan sama dengan peluang munculnya mata dadu 6.
Hitunglah peluang akan muncul:
a) mata dadu berupa bilangan genap.
b) mata dadu berupa bilangan genap atau bilangan prima
PELUANG BERSYARAT
𝑷(𝑨∩𝑩)
Maka 𝑷(𝑩|𝑨) = .
𝑷(𝑨)
Contoh 2:
Misalkan diberikan ruang sampel 𝓒 = {𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆, 𝒇}
Misal 𝑨 = {𝒂, 𝒃, 𝒄} dan 𝑩 = {𝒄, 𝒅}
o Maka jika ditanya 𝑷(𝑨|𝑩) maka kita cukup melihat himpunan B yang terdiri
dari 2 anggota. Dari semua anggota himpunan B yang menjadi anggota
himpunan A adalah c (hanya 1 elemen). Maka 𝑷(𝑨|𝑩) = 𝟏/𝟐.
𝑷(𝑨∩𝑩) 𝟏/𝟔
Dengan menggunakan rumus di atas: 𝑷(𝑨|𝑩) = 𝑷(𝑩) = 𝟐/𝟔 = 𝟏/𝟐.
Maka jika ditanya 𝑷(𝑩|𝑨) maka kita cukup melihat himpunan A yang terdiri
dari 3. anggota. Dari semua anggota himpunan B yang menjadi anggota
himpunan A adalah c (hanya 1 elemen). Maka 𝑷(𝑩|𝑨) = 𝟏/𝟑.
𝑷(𝑨∩𝑩) 𝟏/𝟔
Dengan menggunakan rumus di atas: 𝑷(𝑩|𝑨) = 𝑷(𝑨) = 𝟑/𝟔 = 𝟏/𝟐.
𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩)
𝑷(𝑨|𝑩) = 𝑷(𝑩|𝑨) =
𝑷(𝑩) 𝑷(𝑨)
Contoh 3:
Misal ruang sampelnya berupa seluruh mahasiswa PS Matematika. Dilakukan
percobaan acak dengan cara memilih 1 mahasiswa secara acak.
Kejadian A dan B saling lepas (disjoint) jika dan hanya jika 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝟎
Jika kejadian A dan B saling bebas maka 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑩)
Contoh 4:
Misal dilakukan percobaan acak: 2 dadu diundi.
A: mata dadu ke-1 berupa bilangan ganjil.
B: mata dadu ke-2 berupa bilangan ganjil
C: jumlah ke dua mata dadu lebih besar dari 10.
𝑩 = {(𝟏, 𝟏), (𝟐, 𝟏), … , (𝟔, 𝟏), (𝟏, 𝟑), (𝟐, 𝟑), … . , (𝟔, 𝟑), (𝟏, 𝟓), (𝟐, 𝟓), … , (𝟔, 𝟓)}
𝑪 = {(𝟓, 𝟔), (𝟔, 𝟓)}.
a) 𝑨 ∩ 𝑩 = {(𝟏, 𝟏), (𝟏, 𝟑), (𝟏, 𝟓), (𝟑, 𝟏), (𝟑, 𝟑), (𝟑, 𝟓), (𝟓, 𝟏), (𝟓, 𝟑), (𝟓, 𝟓)} ≠ ∅. Jadi A
dan B tidak saling lepas.
𝟏𝟖 𝟏𝟖 𝟗
b) 𝑷(𝑨) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟐 , 𝑷(𝑩) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟐, 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟒.
Dapat dilihat bahwa: 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑩). Jadi A dan B saling bebas.
𝟏𝟖 𝟐 𝟏
d) 𝑷(𝑨) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟐 , 𝑷(𝑪) = 𝟑𝟔 = 𝟏/𝟏𝟖, 𝑷(𝑨 ∩ 𝑪) = 𝟑𝟔.
Lihat bahwa 𝑷(𝑨 ∩ 𝑪) = 𝑷(𝑨)𝑷(𝑪). Tetapi A dan C tidak saling bebas.
Contoh Soal:
5. Misalkan ada dua kejadian A dan B dengan 𝑷(𝑨) = 𝟎, 𝟑 dan 𝑷(𝑩) = 𝟎, 𝟒.
Hitunglah 𝑷(𝑨 ∪ 𝑩) jika:
a) A dan B merupakan kejadian yang saling bebas
b) A dan B merupakan kejadian yang saling lepas.
Barisan kejadian A, B dan C disebut mutually exclusive jika A dan B saling lepas, A
dan C saling lepas, serta B dan C saling lepas.
Maka 𝑷(𝑪) = 𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 ) + 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 ) the law of total probability
Contoh 5:
Prosentasi mahasiswa PS Matematika yang berjenis kelamin pria sebanyak 40%,
dan sisanya berjenis kelamin wanita. Prosentase mahasiswa pria yang senang
Teori Peluang sebanyak 10%, sedangkan prosentase mahasiswa wanita yang
senang Teori Peluang sebanyak 20%.
a) Berapa % jumlah mahasiswa PS Matematika yang senang Teori Peluang ?
b) Jika dipilih secara acak 1 orang mahasiswa PS Matematika yang senang
Teori Peluang, berapa peluang mahasiswa tersebut berjenis kelamin pria ?
Jawab:
Ruang sampel kita (𝓒) berupa himpunan mahasiswa PS Matematika.
Misal 𝑳: himpunan mahasiswa PS Matematika yang berjenis kelamin Pria.
Dan 𝑾: himpunan mahasiswa PS Matematika yang berjenis kelamin Wanita.
Ingat bahwa: 𝑾 = 𝑳′ dan = 𝑳 ∪ 𝑾. Jadi 𝑳 dan 𝑾 merupakan partisi dari 𝓒.
Prosentase mahasiswa pria yang senang Teori Peluang sebanyak 10% ->
𝑷(𝑻|𝑳) = 𝟏𝟎%.
prosentase mahasiswa wanita yang senang Teori Peluang sebanyak 20% ->
𝑷(𝑻|𝑾) =20%.
Ditanya:
a) Berapa % jumlah mahasiswa PS Matematika yang senang Teori Peluang ? ->
𝑷(𝑻)
b) Jika dipilih secara acak 1 orang mahasiswa PS Matematika yang senang Teori
Peluang, berapa peluang mahasiswa tersebut berjenis kelamin pria ? -> 𝑷(𝑳|𝑻)
Jawab:
a) Menurut the Law of Total Probabaility:
𝑷(𝑻) = 𝑷(𝑻|𝑳)𝑷(𝑳) + 𝑷(𝑻|𝑾)𝑷(𝑾) = 10%*40% + 20%*60% = 52%
Ingat bahwa
𝑷(𝑪𝟏 ∩ 𝑪)
𝑷(𝑪𝟏 |𝑪) =
𝑷(𝑪)
Maka diperoleh teorema Bayes:
𝑷(𝑪𝒋 ∩𝑪)
𝑷(𝑪𝒋 |𝑪) = .
𝑷(𝑪|𝑪𝟏 )𝑷(𝑪𝟏 )+ 𝑷(𝑪|𝑪𝟐 )𝑷(𝑪𝟐 )+⋯+ 𝑷(𝑪|𝑪𝒏 )𝑷(𝑪𝒏 )
Contoh Soal:
7) Dari seluruh peserta BPJS Kesehatan, 10% menjadi peserta Kelas 1, 20%
menjadi peserta Kelas II dan sisanya menjadi peserta Kelas III.
Ada 5% peserta Kelas I yang pernah menunggak iuran, 15% peserta Kelas II
yang pernah menunggak iuran dan 25% peserta Kelas III yang pernah
menunggak iuran.
a) Hitunglah prosentase peserta BPJS Kesehatan yang pernah menunggak iuran.
b) Jika dipilih secara acak peserta BPJS Kesehatan yang pernah menunggak
iuran, berapa % peluang orang tersebut merupakan anggota BPJS Kesehatan
tersebut merupakan peserta kelas II.