Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEUBAH ACAK DAN FUNGSI KEPADATAN PELUANG


Untuk memenuhi tugas Matematika Sosial
yang dibina oleh Bapak Susiswo dan Ibu Trianingsih

Oleh:
Kelompok 1
Afiah Rachmawati Zamroh (140311605117)
Heni Kurniasari (140311605180)
Mitafatul Inayah (140311600350)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016
Bab 2
2.2 Peubah Acak
Definisi

Definisi

Misal suatu fungsi yang terdefinisi atas ruang sampel S, pada himpunan bilangan real yaitu

,
Yang mengaitkan untuk setiap ke , ditulis () = , . Maka disebut
peubah acak. Dan daerah jelajah dari , ditulis sebagai = {: () = , } disebut
ruang peubah acak.

Contoh 2.2.1 Misal suatu percobaan melempar sekeping uang logam dua kali. Maka ruang
sampelnya adalah
= {, , , }
Misal peubah acak yang menyatakan banyak muncul muka. Maka
() = 2, () = () = 1, () = 0
Sehingga kita peroleh ruang peubah acak
= () = {0,1,2}
Misalkan kita ambil kejadian
1 = {0}
Kejadian ini ekuivalen dengan kejadian
1 = {}
Sehingga
1
(1 ) =
4
Dengan cara yang sama jika
2 = {1}
Maka kejadian yang ekuivalen adalah
2 = {, }
Oleh karena itu
2
(2 ) = (2 ) =
4
Demikian pula untuk
3 = {0,1}
Ekivalen dengan
3 = {, , }
Dan
3
(3 ) = (3 ) =
4
Menentukan peluang kejadian pada ruang peubah acak dengan menggunakan peluang
kejadian pada ruang sampel disebut sebagai peluang tereduksi oelh peubah acak ,
didefinisikan sebagai () = () = ( ) = () dimana = {: () , }.
Kita perhatikan cara-cara penulisan berikut ini
1. Penuliasan . Penulisan ini merupakan penyederhanaan dari penulisan
{: () , }. Atau = {: () , }
2. Dalam hal kejadian sederhana seperti 1 = {0}, penulisan 1 biasanya ditulis
sebagai = 0, yang merupakan penyederhanaan dari {: () = 0, }. Atau
1 = 0 1 = {: () = 0, }.
3. Dimungkinkan juga muncul penulisan .Penuliasn ini dimaksudkan
penyederhanaan dari penulisan {: () , } atau {: () ,
}.
Contoh 2.2.1 dapat dibuat kedalam bentuk tabel 2.2.1 berikut
TABEL 2.2.1
0 1 2
( 1 2 1
= ) 4 4 4

Tabel 2.2.1 disebut sebagai tabel sebaran peluang dari peubah acak .
Contoh 2.2.2 Lihat kembali contoh 2.2.1, kemudian hitung ( 1).
Penyelesaian
Menghitung ( 1) sama dengan menghitung ( = 0 atau 1), atau sama juga dengan
3
menghitung (), dimana = {0,1}. Pada contoh 2.2.1 kita peroleh () = 4 jadi
3
( 1) = 4. Hasil diatas juga dapat diperoleh pula langsung dari tabel 2.2.1

Contoh 2.2.3 Misal suatu dadu bermata 1,2,3,4,5 dan 6 dlempar sebanyak dua kal, dan misal
suatu peubah acak yang menyatakan nilai maksimum untuk mata dadu dari kedua lempara
tersebut, yaitu = {, }, dimana , {1,2,3,4,5,6}.
a. Buatlah tabel sebaran peluangnya
b. Hitung ( 2) Langsung dari tabel pada hasil a.
Penyelesaian
Untuk memudahkan pekerjaan kita akan lebih baik jika kita buat gambar dari ruang sampel
pelemparan dadu sebanyak dua kali seperti pada gambar 2.2.1 berikut ini.
(1, 6) (2, 6) (3, 6) (4, 6) (5, 6) (6, 6)
(1, 5) (2, 5) (3, 5) (4, 5) (5, 5) (6, 5)
(1, 4) (2, 4) (3, 4) (4, 4) (5, 4) (6, 4)
(1, 3) (2, 3) (3, 3) (4, 3) (5, 3) (6, 3)
(1, 2) (2, 2) (3, 2) (4, 2) (5, 2) (6, 2)
(1, 1) (2, 1) (3, 1) (4, 1) (5, 1) (6, 1)

1 2 3 4 5 6
Gambar 2.2.1

a) Kita peroleh tabel sebaran peluang berikut ini.


x 1 2 3 4 5 6
1 3 5 7 9 11
P(X = x)
36 36 36 36 36 36

b) Dari tabel di atas kita memperoleh hasil


1 3 4
P(X 2) = 36 + 36 = 36 .

Semua peubah acak yang telah kita bahas nilai-nilainya dari himpunan terbilang, atau ruang
peubah acaknya berupa himpunan terbilang. Peubah yang demikian disebut peubah acak
diskret. Sekarang kita akan melihat contoh-contoh peubah acak yang nilainya dari suatu
selang, yaitu disebut sebagai peubah acak kontinu, yaitu peubah acak yang ruangnya berupa
selang.
Contoh 2.2.4
Kita lihat kembali latihan 1.2.5 yang ruang sampelnya adalah:
S = {c : 0 < c < 1}.
Missal peluang dari sebarang kejadian C dari ruang sampel ini didefinisikan oleh :

() =

1 1
Sebagai contoh, jika = { < < 2}, maka
3
1 1
1
() = = []21 = 6
1
2

3 3

Missal peubah acak X didefinisikan sebagai


x = X(c) = 3c + 2.
Maka ruang peubah acak x adalah
= {: 2 < < 5}.
Kita ingin menentukan peluang terinduksi ini, kita sebut
P(A), A .
Misal = {: 2 < < },
Dimana 2 < < 5. mudah kita lihat bahwa himpunan A ini ekuivalen dengan
2
= { 0 < < },
3

Oleh karena itu berdasarkan pada definisi peluang terinduksi kita peroleh
2
2
() = () = 0 3 = .
3

Kita dapat juga mengubah bentuk integral ini dalam peubah x = 3z + 2 , dan kita peroleh
1 1
() = 2 = ,
3 3

Dimana = {: 2 < < }. Bentuk terakhir ini merupakan bentuk peluang yang terdefinisi
pada kejadian yang ditimbulkan oleh peubah acak X, yang nilainya ditentukan langsung oleh
kejadian A.
Contoh 2.2.5
Misal P menyaatakan fungsi peluang dari peubah acak X. sehingga untuk sebarang A
berlaku :

() = () ,
3 2
Dimana () = , = {: 0 < < 2}.
8
3
Misal 1 = { 0 < < 2 } dan 2 = { 1 < < 2 }.

Hitunglah :
a. (1 ) ,
b. (2 ) , dan
c. (1 2 ).
Penyelesaian
3
3
3 2 3 2 27
a. (1 ) = () = 0 2 = [ 8 ] = 64 .
1 8 0
2
2 3 2 3 7
b. (2 ) = () = 1 = [ 8 ] = 8
2 8 1
3
c. Karena 1 2 = {1 < < 2} , maka untuk menghitung (1 2 ) kita gunakan

rumus pada Teorema 1.3.3, yaitu (1 2 ) = (1 ) + (2 ) (1 2 ).


Kita hitung terlebih dahulu (1 2 ) seperti berikut ini.
3
3
3 2 3 2 19
(1 2 ) = () = 1 2 = [ 8 ] = 64 .
1 2 8 1
27 56 19
Jadi, (1 2 ) = 64 + 64 64 = 1

Hasil ini dapat pula kita peroleh dari kenyataan bahwa


3
1 2 = {: 0 < 2} {: 1 < 2}

= {: 0 < < 2}
=
Sehingga, (1 2 ) = () = 1.

Kita kihat kembali table 2.2.1 tentang sebaran peluang dari peubah acak X pada contoh 2.2.1.
table tersebut dapat kita ubah menjadi bentuk sederhana

(2)
() = , = 0,1,2,
4

Atau

(2)
() = , = ,
4

Sedangkan dari contoh 2.2.4 untuk sebarang , kita peroleh

1
() = ,
3

Yang dapat kita tulis sebagai

() = () ,

1
Dimana () = 3 , , dan = {: 2 < < 5}.

Kedua fungsi di atas, yaitu f sehingga

(2)
() = , = {: 0,1,2}
4

Dan sehingga

1
() = , = {: 2 < < 5}
3

Disebut sebagai fungsi kepadatan peluang (probability density function) dari peubah acak
X. untuk selanjutnya fungsi kepadatan peluang ini ditulis pdf yang merupakan kependekan
dari probability density function.

Dua pdf di atas meupakaan pdf dua jenis yang berlainan, yang pertama pdf yang terdefinisi
pada himpunan terbilang dan yang kedua pdf yang terdifinisi pada suatu selang. Beberapa
referensi membedakan nama dari fungsi ini. Untuk ruang sampel diskret fungsi ini disebut
fungsi masa peluang, sedangkan untuk ruang sampel kontinu fungsi ini disebut sebagai fungsi
kepadatan peluang. Dalam buku ini penulis menyebut fungsi kepadatan peluang baik untuk
ruang sampel diskret maupun ruang sampel kontinu.

Definisi 2.3.1 Misal X peubah acak dengan ruang , yang merupakan himpunan dari titik-
titik diskret maka X disebut peubah acak diskret, dan fungsi f sehingga

i. () > 0, ,
ii. () = 1,
iii. Untuk sebarang , () = (),

disebut sebagai fungsi kepadatan peluang.

Contoh 2.3.1 Misal X peubah acak diskret dengan ruang = {: = 0,1,2,3,4} dengan pdf

4 1 4
() = ( ) ( ) ,
2

Jika 1 = {: = 0,1}, dan 2 = {: = 1,3}, maka hitung: a. (1 ), b. (1 ), dan c.


(1 2 ).

Penyelesaian
1 4 1 4 5
a. (1 ) = 1 () = (0) + (1) = (40) (2) + (40) (2) = 16.

1 4 1 4 1
b. (2 ) = 2 () = (1) + (3) = (41) (2) + (43) (2) = 2.

1 4 1 4 1 4
c. ( 1 2 ) = 1 2 () = (0) + (1) + (3) = (40) (2) + (41) (2) + (43) (2) =
9
.
16

Hasil c dapat pula diperoleh dari rumus

(1 2 ) = (1 ) + (2 ) (1 2 ).

Definisi 2.3.2 Misal X peubah acak dengan ruang , yang merupakan selang dari bilangan
real. Maka X disebut peubah acak kontinu, dan fungsi f sehingga

i. () > 0, ,

ii. () = 1,
iii. Untuk sebarang , () = (),

disebut sebagai fungsi kepadatan peluang.

Contoh 2.3.2 Misal X peubah acak kontinu dengan ruang = {: 0 < < 1} dan pdf

() = 3 2 ,

1 1 3
Jika 1 = {: 0 < < 2}, dan 2 = {: 4 < < 4}, maka hitung: a. (1 ), b. (1 ), dan c.

(1 2 ).
1 1
1
a. (1 ) = () = 02 3 2 = [ 3 ] 02 = 8
1
3 3
13
b. (2 ) = () = 14 3 2 = [ 3 ] 41 = 32
2
4 4

Definisi 2.3.3 suatu fungsi indikator dari himpunan bagian didefinisikan sebagai
1,
() = {
0, .
Dengan menggunakan definisi tersebut, penulisan masing-masing pdf pada contoh 2.3.1 dan
contoh 2.3.2 berturut-turut menjadi
4 1 4
() = ( ) ( ) ( = 0,1,2,3,4),
2
Dan
() = 3 2 (0 < < 1).
Jika kontinu dan jika suatu pdf dari , maka jika = {: < < },

() = () = ().

Jika = {: = },

() = () = () = 0

Akibatnya ( < < ) = ( < ) = ( < ) = ( ).


Latihan 2.2
2.2.1 Misal = (, ) menyatakan sebarang hasil dari pelemparan satu dadu sebanyak dua
kali, dan misal () = + . Buatlah tabel sebran peluang dari peubah acak
Penyelesaian :

(1,1) (2,1) (3,1) (4,1) (5,1) (6,1)


(1,2) (2,2) (3,2) (4,2) (5,2) (6,2)
(1,3) (2,3) (3,3) (4,3) (5,3) (6,3)
(1,4) (2,4) (3,4) (4,4) (5,4) (6,4)
(1,5) (2,5) (3,5) (4,5) (5,5) (6,5)
(1,6) (2,6) (3,6) (4,6) (5,6) (6,6)

+ 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
( = + ) 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

2.2.2 Ulangilah latihan 2.2.1 untuk () =


Penyelesaian:
5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5
( = ) 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

2.2.3 Ulangilah Latihan 2.2.1 untuk () = ( )2


Penyelesaian:
( )2 0 1 2 3 4 5
( = ) 6 10 8 6 4 2
36 36 36 36 36 36

2.2.4 Buktikan bahwa pendefinisian peluang terinduksi oleh peubah acak , yaitu () =
(), dimana = {: () , }, memenuhi ketiga asumsi definisi peluang
Penyelesaian :
2.2.5 Misal satu kartu diambil secara acak dari suatu pack kartu bridge. Misal salah satu
kartu dari satu pack kartu tersebut, dan misal peubah acak didefinisikan sebagai :
() = 4, jika kartu as, () = 3, jika kartu raja, () = 2, jika kartu ratu,
() = 1, jika kartu jack, dan () = 0, jika yang lainnya. Tentukan peluang
terinduksi (), dari peubah acak , dimana = {: = 0,1,2,3,4}, =
{0,1,2}.
Penyelesaian :
Misal = {3,4} =
{ , , , , , , , }
8 2
() = () = =
52 13
2 11
() = 1 () = 1 =
13 13
2.2.6 Misal suatu percobaan mempunyai ruang sampel = {: 0 < < 1} dan peluang
daru sebarang kejadian dari ruang sampel ini didefinisikan oleh () = .
Buktikan bahwa pendefinisian ini memenuhi ketiga asumsi peluang.
Penyelesaian :
2.2.7 Misal menyatakan fungsi peluang dari peubah acak sehingga untuk sebarang
2
berlaku () = (), dimana () = 9 , = {: 0 < < 3}. Misal
1 = {: 0 < < 1}, dan 2 = {: 2 < < 3}. Hitung : a). (1 ) b). (2 ) c).
(1 2 )
Penyelesaian :
1 2 1 1 1
a) (1 ) = () = 0 = [9 2 ] = 9
1 9 0
3 2 1 3 5
2
b) (2 ) = () = 2 9 = [9 ] = 9
2 2
c) Karena 1 2 = {1 < < 2} , maka untuk menghitung (1 2 ) kita
gunakan rumus pada teorema 1.3.3 yaitu
(1 2 ) = (1 ) + 2 ) (1 2 )
2
2 2 2 3
Kita hitung (1 2 ) = () = 1 = [ 9 ] = 9
1 2 9 1
1 5 3 3 1
Jadi (1 2 ) = 9 + 9 9 = 9 = 3

LATIHAN 2.3
2.3.1 Untuk masing-masing fungsi berikut ini, tentukan konstanta sehingga merupakan
pdf dari peubah acak .
2
a) () = (3) ( = 1,2,3, )
b) () = (0 < < )
c) () = (+1) (1 < < )
Penyelesaian :
2
a) () = (3) ( = 1,2,3, )
() = 1 (definisi 1)
2
Maka
=1 (3) = 1

2
( ) = 1
3
=1
1 2 3
2 2 2
(( ) + ( ) + ( ) + ) = 1
3 3 3
2
. 3 = 1
2
13
2
. 3 = 1
1
3
. 2 = 1
1
=
2

b) () = (0 < < )

= 1 ( 2.3.2)
0

= 1
0

lim = 1
0
1
lim ( + 1) =

1 1
lim ( + 1) =

1
lim (1) =

=1
d) () = (+1) (1 < < )

(+1) = 1 ( 2.3.2)
1

lim (+1) = 1
1
lim + 1 = 1

1 1
lim + =1
1
1
=1
1
1 = 1
Jadi

2.3.2 Misal peubah acak diskret dengan pdf


1
() = (2) ( = 1,2,3, )

Misal 1 = {: = 1,3,5 }, dan 2 = {: = 2,4,6, ). Hitung :


a. (1 )
b. (2 )
Penyelesaian :
a. (1 ) = 1 () = (1) + (3) + (5) +
1 1 1 3 1 5
= ( ) +( ) +( ) +
2 2 2
1 1 1
= + + +
2 8 32
1
2
(1 ) = 2 =
1
14 3
b. (2 ) = 2 () = (2) + (4) + (6) +
1 2 1 4 1 6
=( ) +( ) +( ) +
2 2 2
1 1 1
= + + +
4 16 64
1
2
(1 ) = 2 =
1
14 3

2.3.3 Misal pdf dari peubah acak , adalah () = (15) ( = 1,2,3,4,5). Hitung :

a. ( = 1 atau 2).
1 5
b. (2 < < 2)
c. (1 2).
Penyelesaian :
1 2 3
a) ( = 1 atau = 2) = 15 + 15 = 15
1 5 1 2 3
b) (2 < < 2) = (1) + (2) = 15 + 15 = 15
1 2 3
c) (1 2) = (1) + (2) = 15 + 15 = 15

2.3.4 Untuk masing-masing pdf dari peubah acak berikut ini hitunglah (|| < 1) dan
( 2 > 4).
2
a. () = (18) (3 < < 3).
+2
b. () = [ 18 ] (2 < < 4).
Penyelesaian :
1 1 2 1
a. (|| < 1) = 0 () = 0 = 54
18
3 3
2
2
( > 4) = () = =1
3 3 18
1 1 +2 5
b. (|| < 1) = 0 () = 0 = 36
18
4 4 +2 11
c. ( 2 > 4) = 3 () = 3 18 = 36

2.3.5 Jika peubah acak kontinu, maka ( = ) = 0. Berikan contoh untuk hasil ini.
Penyelesaian:
Misal pdf dari peubah acak X adalah () = 2 (0 < < 1) sehingga

( = ) = 2

= 2 2
=0
2.3.6 Sebuah modus dari peubah acak adalah suatu nilai sehingga () maksimum.
Tentukan modus peubah acak untuk masing-masing pdf berikut ini.
1
a) () = (2) ( = 1,2,3, )
b) () = 12 2 (1 ) (0 < < 1)
Penyelesaian :
1
a. () = (2) ( = 1,2,3, )
1 1 1
(1) = , (2) = , (3) =
2 4 8
Modus = 1
b. () = 12 2 (1 ) (0 < < 1)
() = 12 2 (1 )
= 12 2 12 3
() = 24 36 2 = 0
(24 36) = 0
2
= 0 =
3
2
Modus = 3
1
2.3.7 Suatu median dari peubah banyak adalah suatu nilai sehingga ( < ) 2 dan
1
( ) 2. Tentukan median peubah acak untuk masing masing pdf berikut ini

4! 1 3 4
a. () = !(4)! (4) (4) ( = 0,1,2,3,4)

b. () = 3 2 (0 < < 1)
Penyelesaian :
4! 1 3 4
a. () = !(4)! (4) (4) ( = 0,1,2,3,4)
81
= 0 () =
256
27
= 1 () =
64
27
= 2 () =
128
3
= 3 () =
64
1
= 4 () =
256
0 1 2 3 4
( < ) 0 81 189 243 256
256 256 256 256
( ) 81 189 243 255 1
256 256 256 256
1 1
Yang memenuhi ( < ) 2 dan ( ) 2 adalah nilai = 1, jadi median
=1

Anda mungkin juga menyukai