Anda di halaman 1dari 17

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: BATERAI DAN

PERAWATANNYA
A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru pembelajar dapat:


1. Menjelaskan fungsi baterai
2. Menjelaskan konstruksi baterai starter sepeda motor
3. Menjelaskan komponen baterai starter sepeda motor
4. Merawat baterai starter sepeda motor

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran 1 ini adalah
dapat dan mampu merawat baterai.

C. Uraian Materi.
Baterai
Baterai adalah merupakan suatu benda sebagai sarana penyimpanan tenaga
listrik. Hal ini terjadi secara elektrokimia. Tenaga listrik dapat diubah menjadi
tenaga kimia dan sebaliknya tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
1. Fungsi baterai :
a) Menyimpan arus listrik dari kumparan pembangkit / generator dalam roda
magnet saat mesin hidup setelah disearahkan.
b) Menghidupkan mesin (elektrik starter)
c) Melayani kebutuhan arus listrik untuk peralatan listrik pada sepeda motor
saat mesin mati dan putaran rendah.
d) Kebutuhan lainnya
2. Jenis – jenis baterai
Baterai sebagai sumber tegangan terbagi menjadi:
a) Baterai kering
Adalah baterai yang elektrolitnya berupa gel, terbuat dari Nikel Cadmium (Ni
Ca) dan Lithium (Li).
b) Baterai basah
Adalah baterai yang elektrolitnya berupa cairan Asam Sulfat (H2SO4), dimana
jenis baterai terdiri dari :
1. Baterai biasa
2. Baterai MF (Maintenance Free)

Gambar 1. 1 Posisi Baterai pada Sepeda Motor


3. Baterai jenis basah biasa.
3.1 Konstruksi

Gambar 1. 2 Konstruksi Sebuah Sel Baterai

Pelat negatif
Pelat positif (PbO2)
(Pb)
Larutan asam
Sulfat (H2SO4)

Gambar 1. 3 Konstruksi Baterai Sepeda Motor 12 Volt

Baterai terdiri dari beberapa sel. Setiap sel terdiri dari plat positif dan pelat
negatif Sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori, dengan maksud
mempermudah terjadi reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut.

Bahan aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO.2) berwarna coklat dan
untuk pelat negatif adalah timbel ( Pb ) berwarna abu – abu.
3.2 Konstruksi blok sel

Gambar 1. 4 Konstruksi Blok Sel

Pelat – pelat ini digabung dalam blok blok sel. pelat positif dibatasi oleh
Isolator (separator) yang terbuat dari fiber berpori dan serat gelas(fibre glass).

Blok – blok sel ini dimasukkan dalam blok baterai yang diisi larutan Asam sulfat
(H2SO4) yang merupakan campuran 79% Air murni dan 21% asam sulfat. Dan
setiap blok sel menghasilkan tegangan sebesar 2 Volt.

3.3 Hubungan blok sel

Gambar 1. 5 Hubungan Blok Sel


Tujuan menghubungkan blok – blok sel secara seri adalah untuk memperoleh
tegangan yang lebih tinggi . Misalnya untuk memperoleh tegangan 12 Volt,
baterai membutuhkan 6 blok yang masing – masing bertegangan 2 Volt.

3.4 Cara kerja / proses elektrokimia dalam baterai


Proses elektrokimia pada saat pengisian dan pemakaian
a) Baterai terisi penuh

Gambar 1. 6 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Terisi Penuh

Baterai berisikan air dan asam sulfat dan sudah dalam keadaan diberi arus
penuh. Pada temperatur 20 C, berat jenis air baterai = 1,285 Kg/1. Dalam
keadaan ini, bahan aktif pelat positif adalah timbel dioksid (PbO2) berwarna
coklat, sedang pelat negatif timbel (Pb) berwarna abu-abu. b) Baterai dalam
keadaan dipakai/dibebani
(O2) yang berada pada pelat positif bereaksi dengan hidrogen (H) dan
membentuk air (H2O). Pada waktu yang bersamaan, timbel Pb pada pelat
positif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4) juga
pelat negatif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4).

Proses elektrokimia
Pembebanan dengan arus
PbO2 + 2H2SO4 + Pb ------------------------------------------  Pb SO4 + 2H2O + PbSO4
dan waktu tertentu

Gambar 1. 7 Keadaan elektrolit dan plat-plat baterai saat baterai dibebani

Baterai dalam keadaan kosong

Gambar 1. 8 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Baterai Kosong

Bila reaksi berlangsung terus menerus maka arus listrik akan habis.
Asam sulfat terbagi menjadi dua bagian, satu bagian membentuk air (H2O) dan
bagian lain bereaksi dengan bahan pelat dan membentuk timbel sulfat (PbSO 4).
Berat jenis elektrolit menurun 1,08 kg/l.
3.5 Pengisian arus listrik

Gambar 1. 9 Keadaan Elektrolit Dan Plat-Plat Baterai Saat Baterai Diisi Arus

Pada saat pengisian arus listrik, keadaan terbalik .Oksigen dalam asam baterai
bereaksi dengan timbal pada plat positif. Sisa asam terurai dari plat – plat dan
bereaksi dengan hidrogen di dalam asam baterai. Hal ini akan menambah
besarnya berat jenis air baterai.
Penambahan ini akan berlangsung selama pengisian, sampai berat jenis 1,285
kg/l. Dan dalam keadaan ini baterai telah terisi penuh.

Proses Elektrokimia:

Pengisian dengan arus



PbSO4 + 2H2O + PbSO4 ---------------------------------------- PbO2 + 2H2SO4 + Pb
dan waktu tertentu

3.6 Keadaan elektroda – elektroda dan berat jenis elektrolit pada proses
elektrokimia di dalam baterai.

Dengan mengukur berat jenis baterai, kita dapat mengetahui keadaan


pengisian baterai tersebut. Untuk mengetes ini digunakan Hydrometer.
Tabel 1. 1 Kondisi Sel Baterai

Keadaan Elektroda Elektroda Berat Jenis


Elektrolit
positif negatif

Penuh PbO2 Pb (Timbal) 2 H2SO4


(terisi) (timbal dioksid) BJ asam sulfat
1,285 kg/l

Kosong PbSO4 PbSO 4 2 H2O


(terpakai) (timbal sulfat) (Timbal sulfat) BJ, air1,08 kg/l

3.7 Kapasitas, Berat Jenis dan Kondisi Isian Baterai


a) Kapasitas baterai
Besaran untuk menyatakan jumlah muatan listrik yang terkandung dalam
baterai disebut kapasitas Hal ini juga menentukan besar kecilnya ukuran suatu
baterai.

Kapasitas baterai tergantung pada : massa aktif dalam plat – plat baterai,
jumlah elemen – elemen/plat baterai, luas penampang plat baterai yang
terendam dalam elektrolit baterai

Kapasitas = Ampere x Jam ( AH )


Disingkat ----- Q=Ixt
Dimana : Q = Kapasitas (I x t) dalam AH

I = Arus pemakaian dalam Ampere

T= Waktu dalam jam

b) Kapasitas spesifik

Menurut DIN (Deutsche Industrie Norm/standar Jerman), kapasitas spesifik


ditentukan oleh besarnya arus pemakai selama 20 jam (10 jam) sehingga
tegangan sel turun menjadi 1,75 volt.
c) Berat jenis elektrolit

Berat jenis elektrolit ( ) dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui kondisi isian
baterai. Sebagai alat pengukur berat jenis ini digunakan hydrometer.

Tabung apung
Pengukur berat
jenis

Gambar 1. 10 Pengukuran elektrolit dengan hydrometer

Jika dari hasil pengontrolan berat jenis antara sel yang satu dan yang lain
terdapat perbedaan lebih dari 0,025 Kg/I, maka hal itu disebabkan ketidak-
samaan tinggi elektrolitnya lagi.
Jika berat jenisnya terlalu rendah maka telah terjadi hubungan singkat atau
baterai sudah tua atau terlalu kehabisan arus.
Semakin lama baterai dipakai, semakin banyak kandungan air di dalam
elektrolitnya, akibatnya semakin kecil berat jenis elektrolit tersebut.
Bila ketinggian elektrolit pada tandanya terlalu rendah, maka baterai harus
ditambah dengan air suling( H2O).
Kondisi isian baterai dibandingkan berat jenis larutan elektrolit baterai dapat
dilihat melalui grafik berikut :

Gambar 1. 11 Grafik Kepekatan Elektrolit Baterai


4. Baterai Maintenance Free (MF)
4.1 Konstruksi

Gambar 1. 12 Konstruksi Baterai MF

a) Bahan plat positif dan plat negatif


Dibuat dari material aktif berupa Lead dan Antimon
b) Separator
Separator harus memiliki konduktifitas yang sangat baik, tahan panas dan
daya tahan asam yang baik sehingga dibuat dari spesial glass fieber.
Separator juga harus memegang plate surface dan menjaga dari jatuhnya
material aktif, serta didesain sebagai penahan untuk menahan goncangan
dari motor. Daya serap cairan elektrolitnya juga baik, sehingga semua cairan
elektrolitnya terserap oleh separator .
c) Katup pengaman
Jika penangananya tidak tepat, dapat menyebabkan tekanan material
baterai meningkat secara tidak normal dan klep pengaman dapat membuka
untuk mengurangi tekanan gas internal tadi sehingga tekanan menjadi
normal kembali. juga dapat mencegah retaknya baterai. Katup akan
menutup jika tekanan normal kembali.
d) Filter
Filter keramik ditempatkan diatas “safety valve” dibawah “battery cover”
untuk mengurangi bahaya ledakan yang disebabkan api dari luar Battery.

e) Penutup/Rumah Baterai
Digunakan dari bahan Poly propylene resin untuk meningkatkan kemampuan
menahan panas, tahan zat-zat kimia dan tahan terhadap goncangan.
4.2 Kelebihan Baterai MF
a) Tidak perlu memeriksa ketinggian air battery
Terbuat dari bahan khusus dan desain yang tertutup, dikarenakan untuk
kondisi penguapan yang kecil, selama pemakaian. Gas yang dihasilkan
diserap oleh plat negative dan menjadi cairan, sehingga hanya sedikit
penguapan dari elktrolit dan tidak ada penambahan air.
b) Anti Bocor dan tahan goncangan
Karena itu tidak ada aliran pergerakan dari elektrolit, dan tidak ada
kebocoran cairan, walaupun dipasang dalam kondisi terbalik. Namun
sebaliknya pemasangan mengikuti posisi awal yang terdahulu (baru) dan
dipasang sesuai dengan spesifikasinya.
c) Self-discharge yang rendah
Digunakan campuran lead-calcium khusus yang membentuk jaringan yang
dapat menahan terjadinya self discharge, sehingga battery dapat disimpan
dalam waktu yang lama dalam kondisi terisi cairan.
d) Penggunakan one-push filing (mudah)
Pengisian elektrolit sangat mudah, hanya dengan menuangkan cairan
khusus ke lubang baterai. Dapat terisi secara tepat tanpa khawatir cairan
akan tumpah dan terpercik ke peralatan dan benda-banda lainnya hanya
dengan sekali tuang.
e) Bentuk yang aman/save
Tersedia katup pengaman jika terjadi kelebihan gas/penguapan jika terjadi
over charge.
f) Mekanisme preventive jika terjadi ledakan
Terdapat filter didalam Baterai untuk mematikan api, yang ada disekitar
Baterai sehingga mencegah timbulnya kebakaran.
g) Bentuk yang kompak
Dengan tidak adanya penambahan cairan, Baterai dapat dikonstruksi
dengan tinggi yang minimal dan juga efisiensi lebih baik.

h) Tidak ada bagian/ part yang menonjol misalnya pipa pernafasan.


Penyerapan gas terjadi di dalam Baterai, sehingga pipa exhaust tidak
diprlukan dan bentuknya menjadi lebih ringkas.

4.3 Kekurangan Baterai MF


a) Pada ukuran yang sama baterai MF lebih berat dibanding baterai basah
biasa
b) Jika terjadi overcharge tidak bisa dilakukan perawatan pada baterai.
4.4 Kerusakan sel akibat pensulfatan

Jika baterai dibiarkan terlalu lama tanpa diisi, maka akan terbentuk kristal –
kristal sulfat yang halus. Tapi karena elektrolit tidak dapat menguap, maka
kristal – kristal itu berubah menjadi kristal timbel sulfat yang kasar. Kejadian
yang demikian disebut pensulfatan.

Gambar 1. 13 Kondisi Plat Baterai Yang Sudah Terjadi Pensulfatan

Pensulfatan bisa menyebabkan pertambahan tahanan dalam dan akan


menghalang – halangi reaksi kimia dalam baterai. Jika dalam keadaan
pensulfatan ini baterai diisi dengan arus, maka baterai menjadi panas dan
tegangan tiba – tiba naik secara tajam
5. Pengisian dan Pengosongan Baterai dengan Sendirinya

a) Pengisian Baterai

Baterai hanya bisa diisi dengan arus searah. Pengisian baterai dapat dibedakan
antara pengisian normal dan pengisian cepat.

b) Pengisian normal

Besar arus pengisian 10 % dari angka kapasitasnya.

Contoh :Baterai dengan kapasitas 5 Ah dapat diisi secara normal dengan arus
pengisian 0,5 Ampere.
Waktu pengisian : 12 – 15 jam, bila baterai 100 % kosong.

Gambar 1. 14 Baterai 12 Volt ~ 5 Ah

5.1 Alat pengisi baterai


a) Alat pengisi baterai sederhana :

Gambar 1. 15 Baterai sedang diisi dengan alat pengisi sederhana

Pada alat ini, arus pengisian akan berkurang secara otomotis sejalan dengan
naiknya tegangan sel. Ini disebabkan perbedaan antara tegangan alat pengisi
dengan tegangan baterai dan tegangan sel baterai menjadi 2,4 volt. Pada
tegangan tersebut mulai terjadi pembentukan titik – titik gas, hingga akhirnya,
arus pengisian secara otomatis mengecil.

b) Alat Pengisian Baterai Otomatis

Gambar 1. 16 Alat Pengisi Baterai Otomatis

c) Tahapan Pengisian baterai secara otomatis

Gambar 1. 17 Tahap-Tahap Pengisian Baterai


Tahap 1 Desulfatisasi

Tujuannya membersihkan timbal dari endapan – endapan timbal sulfat dapat


memperpanjang usia baterai.

Tahap 2 Uji Pengecasan

Menguji apakah baterai dapat menerima pengecasan

Tahap 3 Pengecasan utama

Dilakukan dengan arus maksimum dari kapasitas baterai / alat pengisi.

Tahap 4 Penyerapan

Penentuan besar arus maksimum yang diperbolehkan untuk baterai tersebut


berdasarkan ukuran alat pengisi.

Tahap 5 Analisa

Menguji apakah baterai dapat mempertahankan hasil pengecasan /menyimpan.

Tahap 6 Rekondisi

Memperbaki kondisi baterai dengan memberikan arus yang besar agar


keasaman (H2SO4) merata.

Tahap 7 Apung

Memberikan arus kecil untuk mengakhiri pengisian agar performa dari baterai
membaik.

Tahap 8 Denyut

Memberikan arus kecil terputus – putus agar usia pakai baterai menjadi lebih
panjang.

Keterangan:

Alat tersebut seperti gambar diatas, dilengkapi fasilitas pengisian hanya pada
tahap 1, tahap 3, tahap 4, dan tahap 8
5.2 Pengosongan baterai sendiri

Gambar 1. 18 Ilustrasi baterai yang disimpan lama

Jika baterai akan disimpan dalam jangka waktu tertentu/lama perlu


kiranya diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a) Simpanlah baterai di tempat yang kering
b) Usahakan udara cukup kering, suhu jangan terlalu panas
c) Hindarkan dari jangkauan anak – anak
Jika baterai dalam keadaan penuh, akan terjadi proses elektrokimia yang menyebabkan
baterai kosong. Pengosongan baterai menyebabkan kondisi isian berkurang 0.5 – 1 % dari
kapasitas spesifik perhari. Untuk menghindari pensulfatan, maka setiap minggu 2 sekali,
baterai yang tidak dipakai harus diisi arus.

Anda mungkin juga menyukai