NIM “ 17120006
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih
bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian
kualitatif juga masih bersifatsementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki
lapangan atau konteks sosial. Teori bagi penelitian kualitataif akan berfungsi sebagai bekal
untuk bisa memahami konteks sosial secara mendalam. Peneliti kualitatif harus mampu
melepaskan teori yang dimiliki dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun
dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan
oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif bersifat “perspetif emic” artinya
memperoleh data bukan “sebagai mana seharusnya”. Bukan berdasarkan apa yang
difikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan
Oleh karena itu peneliti kuantitaif jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif karena data yang terkumpul bersifat subjektif dan instrument sebagai
Untuk dapat menjadi instrument yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk
memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan
konteks social yang diteliti yang berupa nilai, budaya, keyakinna, hokum, adat istiadat yang
berkembang pada konteks social tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas,
maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memahami apa
yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terdapat data yang
diperoleh.
Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk
menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang
diteliti walaupun permasalahan tersebut masih bersifat sementara. Oleh karena itu
landasan teori yang dikemukakan tidak nerupakan harga mati, tetapi bersifat sementara.
Penelitian kualitatif justru dituntut untuk melakukan grounded research yaitu menemukan