Anda di halaman 1dari 21

BAB I

KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Kanker pankreas merupakan kanker GI mematikkan yang berkembang cepat.
Kanker ini paling sering menyerang orang kulit hitam. Terutama pria berusia 35-70
tahun. Tumor pankreas hampir selalu merupakan adeno karsinoma dan paling sering
muncul di kepala pankreas. Tumor badan dan ekor pankreas dan tumor sel kepulauan
jarang muncul.
Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker
(selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di amerika
serikat. Manifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang paling sering dijumpai
adalah sakit perut, berat badan turun dan icterus.
B. ANATOMI
Pankreas adalah organ berbentuk lonjong yang terletak pada bagian kiri atas
perut, tepatnya di belakang organ lambung. Organ ini memanjang hingga limpa dan
dikelilingi oleh usus 12 jari, usus besar, serta kantong empedu.Panjang keseluruhan
pankreas adalah 15 – 25 cm. Teksturnya menyerupai spons, dan bentuknya mirip
seperti ikan atau buah pir yang yang memanjang. Berdasarkan posisinya, organ ini
terbagi menjadi lima bagian sebagai berikut.
 Uncinate process. Area ini terletak di bawah bagian pankreas yang lain dan
tertutup oleh usus 12 jari.
 Kepala. Ini adalah bagian organ yang paling luas dengan bentuk melengkung
seperti huruf C.
 Leher. Bagian ini terletak di antara kepala dan badan pankreas.
 Badan. Ini adalah bagian pusat dari pankreas. Lokasinya tepat berada di
belakang lambung.
 Ekor. Ini adalah bagian kiri sekaligus ujung pankreas yang langsung
berbatasan dengan limpa.

Terdapat sejumlah pembuluh darah besar yang mengelilingi pankreas.


Beberapa pembuluh darah terhubung dengan mesenterium, yaitu organ pencernaan
berbentuk membran berliku-liku yang terletak di belakang usus halus dan usus besar

1
Ada pula pembuluh darah yang terhubung dengan organ hati dan usus. Selain
menyuplai darah ke organ-organ utama yang terhubung dengannya, berbagai
pembuluh ini juga memasok darah kaya oksigen menuju pankreas.

Gambar 1,1
C. ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker pankreas. Tetapi ada
beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker
pankreas,yaitu :
 Berusia di atas 55 tahun
 Memiliki berat badan berlebih
 Memiliki golongan darah A, B, atau AB
 Menderita diabetes, pankreatitis kronis, radang gusi, atau periodontitis
 Menderita infeksi bakteri helicobacter pylori, hepatitis C, batu empedu, atau
sirosis hati \
 Memiliki riwayat kelainan genetic yang dapat meningkatkan risiko kanker
seperti neurofibromatosis tipe 1, riwayat kanker ovarium atau kenker payudara
pada keluarga, dan riwayat pankreatitis pada keluarga
 Mengkonsusmi terlalu banyak daging merah
 Mengkonsumsi minuman beralkohol
 Merokok

2
D. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan
melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan
lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput
pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung
empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas
sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis
ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga
dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus
dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang beresiko
mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada
ampulla akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam
duktus pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan
kadar enzim yang mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini
kalau ditumpangi mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam
darah yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh
(muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas
yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan
punggung. Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang
menjalar sampai punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan
dinding duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat
mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk
pada pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan
umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon
asam lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan.
Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan
ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.

3
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan
berdampak peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan
volume dan komposisi cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume
darah. Penurunan volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi
pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan
penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak.
Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi
mual akan menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan
eksitasi system persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).

E. KLASIFIKASI/TIPE/JENIS
Kanker pankreas terbagi menjadi dua jenis yaitu :
 Pancreatic adenocarsinoma
Pancreatic adenocarsinoma adalah kanker pankreas yang tumbuh dari sel
eksokrin, yaitu sel yang memproduksi enzim pankreas. Diperkirakan 95
persen dari seluruh kasus pankreas adalah jenis pancreatic adenocarsinoma
 Pancreatic neuroendocrine tumors (NETs)
Pancreatic neuroendocrine tumors adalah jenis kanker pankreas yang tumbuh
di sel endokrin, yaitu sel yang memproduksi hormone dan mengelola kadar
gula darah
F. MANEFESTASI KLINIK
1. Penurunan berat badan, nyeri abdomen, dan ikterik merupakan tanda-tanda
klasik dan dapat berkembangan hanya jika penyakitnya sudah tahap lanjut.
2. Penurunan berat badan yang cepat, banyak dan progresif.
3. Nyeri abdomen atau nyeri abdomen bagian atas yang tidak jelas asalnya atau
rasa tak nyaman yang tidak berhubungan dengan fungsi gastrointestinal
manapun; menjalar sebagai nyeri boring pada punggung tengah; akan lebih
menghebat pada malah hari; pembentukan asites adalah hal yang umum.
4. Awitan gejala-gelaja dari defiseiensi insulin; glukosuria, hiperglikemia, dan
toleransi glukosa abnormal; diabetes mungkin merupakan tanda dini dari
karsinoma.

4
G. KOMPLIKASI

Kanker pankreas umumnya menyerang jaringan eksokrin pada pankreas.


Jaringan eksokrin merupakan tempat pembentukan berbagai enzim pencernaan yang
bertugas memecah protein, lemak, dan karbohidrat..Selain itu, tumor pankreas juga
bisa terbentuk di jaringan endokrin yang berperan penting dalam menghasilkan
hormon pengatur kadar gula darah.

Tumor ganas pada pankreas cepat atau lambat akan mengganggu fungsi
jaringan tersebut sehingga berdampak fatal pada sistem pencernaan secara
keseluruhan.Mulanya, pasien akan mengalami sejumlah gejala kanker pankreas
seperti sakit kuning dan gangguan pencernaan. Seiring berkembangnya tumor,
kerusakan fungsi pankreas pun dapat menimbulkan sejumlah komplikasi.

1. Malnutrisi

Dalam sehari, jaringan eksokrin pada pankreas bisa menghasilkan sekitar 8


enzim yang berfungsi untuk memecah lemak, protein, dan karbohidrat.Saat tumor
ganas mengambil alih fungsi jaringan eksokrin, pankreas tidak mampu lagi
memproduksi enzim pencernaan secara optimal. Akibatnya, nutrisi tidak dapat
dicerna dengan baik oleh tubuh.Saat tubuh tidak dapat menyerap nutrisi, tubuh akan
kekurangan banyak gizi sehingga organ-organ penting di dalam tubuh tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan optimal. Kerusakan jaringan eksokrin ini selanjutnya
akan mengarah pada kondisi malnutrisi yang menunjukkan kekurangan gizi,
meskipun sehari-hari pasien mengonsumsi nutrisi yang cukup.Komplikasi kanker
pankreas ini akan menimbulkan beberapa gejala seperti nyeri atau kram pada perut,
kembung, muntah, mual, dan diare.

2. Penyumbatan saluran empedu

Tumor ganas bisa menjalar ke saluran pankreas yang berperan mengalirkan


enzim yang diproduksi di jaringan eksokrin. Saluran pankreas ini terhubung langsung
dengan saluran empedu dan kanker bisa menyebabkan penyumbatan di
sekitarnya.Penyumbatan saluran empedu ini disebut juga dengan obstruksi empedu.
Komplikasi kanker pankreas ini bisa menyebabkan cairan empedu tidak dapat
dialirkan ke duodenum (usus kecil).Padahal cairan empedu berperan penting dalam
membantu kerja enzim mencerna lemak, mencegah penggumpalan lemak di dalam
tubuh, serta menyerap vitamin yang larut di dalam lemak.Jika mengalami obstruksi
empedu, Anda bisa mengalami beberapa gangguan seperti rasa nyeri yang kuat di
bagian kanan perut, mual dan muntah, urin berubah gelap, dan feses berwarna terang

3. Penyakit Hati

Lebih lanjut, obstruksi empedu bisa menyebabkan komplikasi kanker pankreas


yang menyerang hati. Karena terjadi penyumbatan, cairan empedu akan kembali ke
hati dan malah dialirkan ke pembuluh darah. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala

5
sakit kuning (jaundice), dapat terlihat pada kulit dan selaput mata yang berubah
menguning. Pasien kanker pankreas selanjutnya bisa mengalami pembengkakan hati
dan kantung empedu sehingga menghambat fungsi hati dalam membersihkan racun,
menyimpan energi, dan mencerna berbagai nutrisi penting. Lama-kelamaan,
pembengkakan hati bisa mengakibatkan kerusakan jaringan hari dan hati pun gagal
berfungsi.

4. Penyumbatan usus

Tumor ganas pada pankreas yang terus berkembang bisa ikut menyerang area
usus kecil di sekitarnya, yaitu duodenum, sehingga terjadi penyumbatan usus.
Komplikasi kanker pankreas ini sangat berbahaya karena bisa menghalangi proses
transportasi makanan ke dalam usus. Akibatnya, timbul sejumlah gangguan
penyerapan makanan yang serius di saluran pencernaan. Jika ini terjadi, Anda harus
segera mendapatkan penanganan medis. Dokter akan memasang stent, yaitu alat yang
dapat menjaga saluran pencernaan yang tersumbat tetap terbuka sehingga makanan
bisa lewat.Alternatif pengobatan lain untuk komplikasi kanker pankreas ini adalah
operasi untuk memotong bagian usus kecil yang tersumbat

5. Diabetes

Kanker pankreas yang menyerang jaringan endokrin bisa menghambat


produksi hormon insulin yang membantu pengolahan glukosa menjadi energi. Ketika
pankreas tidak dapat melepaskan insulin dengan optimal, gula di dalam darah
(glukosa) tidak bisa diserap oleh sel-sel tubuh untuk dibakar menjadi energi.
Akibatnya, kadar gula bisa melonjak naik sehingga pasien kanker pankreas
mengalami diabetes. Komplikasi kanker pankreas ini bisa mengarah pada sejumlah
gangguan seperti risiko penyakit jantung, gangguan penglihatan, dan penurunan imun
tubuh. Dalam studi yang dirilis The Lancet dijelaskan bahwa saat terdiagnosis sekitar
25% pasien kanker pankreas memiliki diabetes melitus, meskipun tidak menunjukkan
gejala. Artinya, kondisi kadar gula darah yang naik secara tiba-tiba juga dapat
menandakan perkembangan tumor ganas pada pankreas.

6. Kaheksia

Istilah kaheksia biasa digunakan untuk penyakit anoreksia yang disebabkan


oleh kanker atau disebut juga anorexia-cachexia syndrome. Fungsi pencernaan yang
terganggu akibat tumor pankreas menyebabkan pasien mengalami penurunan berat
badan secara drastis. Jika kanker semakin menyebar, pasien bisa kehilangan berat
badan dengan sangat cepat. Komplikasi kanker pankreas ini juga berkaitan dengan
minimnya penyerapan nutrisi sehingga organ tubuh tidak bisa bekerja dengan baik.
Oleh karena itu, kaheksia bisa menyebabkan kematian secara langsung pada pasien
kanker pankreas.

6
H. Pemeriksaan penunjang
1 Laboratorium Anemia karena terjadi defisiensi zat besi, nutrisi, perdarahan per
anal.
a) Amylase serum meningkat
b) TES faal hati bilirubin, serum, SGT, SGOT
c) Kadar glukosa darah > 20 %.
2 Pemeriksaan Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen akan terasa suatu massa epigastrium. Letak tumor
pada peritoneal. Pada beberapa pasien dapat di raba adanya pembesaran kandung
empedu, hepatomegali (akibat bermetastasis). Bila ditemukan asites maka akan
terjadi invasi ke peritoneum.
3 Pemeriksaan Radiologi
Yang paling baik adalah dengan menggunakan ERCP (Endoscopic ong
Pancreatography) Retrogade Cholangi. Dengan memasukkan media control ke
dalam canula melalui papilla vateri ke dalam duktus pankreatikus. PTC
(Percutaneous Transhepatic merupakan tindakan  Duodenoskop lain yang dapat
dilakukan untuk mengenali obstruksi  Cholangiography) saluran empedu oleh
tumor pankreas.
Apabila ada tanda kolestasis  ekstrahepatik di ujung duktus koledikus yang
tumpul. Ultrasonografi:
a) Tanda Primer yaitu pembesaran local pankreas, densitas gema massa yang
tampak rendah homogen, pelebaran saluran pankreas pada kaput timbul gejala
pelebaran saluran empedu.
b) Tanda sekunder
4 Pemeriksaan Endoskopi
Akan tampak pendesakan antrum lambung ke ventral.
a) Duodenoskopi
Bila terlihat pembesaran organ di sekitar kurva duodenal yang berbenjol,
dengan disertai vaskularisasi.
b) Laparaskopi
5 Pemeriksaan CT
Dapat dilakukan untuk menentukan apakah tumor tersebut masih dapat diangkat
melalui pembedahan. Pada pelebaran saluran pankreas sebagai akibat sumbatan di
kaput.
7
6 Terapi dengan Suportif
Untuk pasien yang sudah memperlihatkan tanda kolestasis ekstrahepatik maka
dilakukan dekompresi dengan cara pengisapan cairan empedu.
7 Prognosis
Pada fase lanjut, prognosis jelek terutama pada pasien yang sama sekali Bila yang
masih dikpresi, hidupnyatidak mendapatkan terapi apapun. dapat diperpanjang
I. Penatalaksanaan medis
 Prosedur pembedahan adalah ekstensif untuk mengangkat tumor setempat
yang dapat direseksi.
 Pengobatan biasanya terbatas pada tindaka paliatif. Eksisi total pada lesi
sering tidak dapat terlihat karena perumbuhan ekstensif ketika lesi terdiagnosa
dan kemungkinan telah bermetastasis dengan luas, terutama ke hepar, paru-
paru, dan tulanga.
 Mungkin dlakukan radiasi dan kemoterapi; terapi radiasi intraoperatif (IORT)
dilakukan untuk menghilangkan nyeri.

8
J. PATHWAY
PATHWAY CA PANKREAS

Makanan mengandung kolesterol, pecandu alkohol,


perokok, kopi, dan zat karsinogen

Gangguan pertumbuhan seluler pada pankreas

Tumor pankreas

Mempengaruhi fungsi Berkembang menjadi Ca Pankreas Distensi abdomen


pankreas
Iritasi & oedem pankreas Ekspansi paru menurun
Produksi insulin terganggu
Merangsang ujung-ujung saraf sensori Sesak
Gangguan metabolisme
KH/glukosa Nyeri dipersepsikan Pola napas
tidak efektif
Penurunan energi Nyeri

Kelemahan
Pada epigastrium

Intoleransi
Menginduksi mual/muntah Anoreksia
aktivitas

Intake oral kurang


Resiko
kekurangan cairan
tubuh Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Merangsang hipotalamus

Hipertermi Perubahan status kesehatan

Kurang informasi ttg kondisi dan pengobatan

Kurang
pengetahuan

9
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Seorang Pria, 59 tahun datang ke UGD RS Mawar dengan keluhan nyeri ulu hati. Pasien
mengatakan sudah 2 hari merasakan mual muntah, pusing, berat badan menurun dan sesak
nafas. Hasil TTV, S: 38°C, N: 64 x/menit, TD: 100/70 mmHg, RR: 26 x/menit, BB: 45 kg.
Pemeriksaan fisik didapatkan hepatomegali, nyeri tekan abdomen (kuadran I,II,III,IV),
shifting dullness positif, distensi abdomen, splenomegali, pada kuadran III abdomen teraba
massa (tumor dan skibala), hiperperistaltik, BAK>1500 ml/24 jam, terasa gatal saat
berkemih, nyeri tekan pada pinggang, pembengkakan pada daerah ekstremitas bawah, nyeri
sendi, warna kulit kekuningan dan kekuatan otot menurun. Diagnose medis pasien kanker
pankreas.

A. PENGKAJIAN
1. Anamnese
a) Identitas klien
Nama : Tn. P
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Nomor registrasi :13110314
Diagnose medis : Kanker Pankreas
b) Keluhan utama:
Pasien mengatakan bahwa keluhan nyeri ulu hati.
c) Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan sudah 2 hari merasakan mual muntah, pusing, berat badan
menurun dan sesak nafas.
d) Riwayat penyakit dahulu:
Tidak ada penyakit dahulu.
e) Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menderita kanker pankreas.

10
2. Pemeriksaan fisik:
a) Keadaan Umum:
Kesadaran: composmetis.
b) TTV:
Suhu : 38°C
Nadi : 64 x/menit
TD : 100/70 mmHg
RR : 26 x/menit
BB : 45 kg
c) Head to toe:
(1) Kepala:
 Pasien mengeluhkan pusing
(2) Dada:
 Sesak napas
(3) Abdomen:
 Pasien mengeluhkan mual muntah.
 BAK > 1500 ml/24 jam
 Terasa gatal saat berkemih
 Nyeri pinggang
 Shifting dullness positif
 Splenomegali
 Palpasi:
Nyeri tekan abdomen (I, II, III, IV)
Hepatomegali
Distansi abdomen
Pada kuadran III abdomen teraba massa (tumor dan skibala)
 Auskultasi:
Hiperperistaltik
(4) Integument:
 Warna kulit kekuningan
(5) Eskremitas:
 Pembengkakan ekstremitas bawah
 Nyeri sendi

11
 Kekuatan otot menurun

B. ANALISA DATA

No Symtomp Problem Etiologi


DS DO
1 Pasien Dari Pola napas Kerusakan
sistemik
mengatakan pemeriksaan infektif

sesak napas fisik di dapatkan
Asam lambung
distensi abdomen
meningkat
dan hasil TTV:

RR:26x/menit
↑ respons gaster

↑ ritmik

Mual & muntal

Anoreksia

Volume darah
menurun

↓ O2

Sesak napas

MK: Pola
napas inefektif
2 Pasien Pada Nyeri Karsinoma
korpus & kauda
mengatakan pemeriksaan
pankreas
nyeri ulu hati fisik di dapatkan ↓
hepatomegali, Mentastasis ke
hati & limpa
nyeri tekan

abdomen
Hepatonegali
(kuadran &Splenomegali

I,II,III,IV),
MK: Nyeri
shifting dullness
positif, distensi
abdomen,
splenomegali,

12
pada kuadran III
abdomen teraba
massa (tumor
dan skibala),
nyeri tekan pada
pinggang.
3 Pada Resiko kurang Kerusakan
sistemik
pemeriksaan cairan dan

fisik di dapatkan elekrolit
Asam lambung
hiperperistaltik
meningkat

↑ respons gaster

MK: Resiko
kekurangan
cairan dan
elektrolit
4 Pasien Pada Nutrisi kurang Kerusakan
sistemik
mengatakan pemeriksaan dari

mual muntah, fisik di dapatkan kebutuhan
Asam lambung
pusing dan BB pada kuadran III tubuh
meningkat
menurun abdomen teraba

massa (tumor
↑ respons gaster
dan skibala), ↓
hiperperistaltik. ↑ ritmik

Hasil TTV:
Mual & muntal
BB: 45 kg ↓
Anoreksia

BB ↓

MK: Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
5 Pada Resiko Edema pankreas
pd ampulla
pemeriksaan hipertermi

13
fisik di dapatkan Kerusakan
aliran getah
hasil TTV:
bening
Suhu: 38°C ↓
↑ kadar enzim

Peradangan
pankreas

Mikroorganisme
dan masuk
toksik ke darah

Merangsang
hipotalamus

Suhu tubuh ↑

MK: Resiko
hipertermi

C. DIAGNOSA
1. Pola napas inefektif b.d distensi abdomen.
2. Nyeri b.d distensi pada pankreas.
3. Resiko kurang cairan dan elektrolit b.d hiperperistaltik.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah.
5. Resiko hipertermi b.d proses peradangan pankreas.

D. INTERVENSI DAN RASIONAL


1. Pola napas inefektif b.d distensi abdomen.

14
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 pasien dapat bernapas dengan
efektif.
Kreteria hasil:
a. Sesak napas berkurang
b. Pasien bernapas normal: 16-24 kali/menit
Intervensi Rasional
Beri posisi yang nyaman (semi Meningkatkan inspirasi
fowler/fowler) maksimal, meningkatkan
pengeluaran sekret untuk
memperbaiki ventilasi.
Kolaborasi dalam pemberian cairan peningkatan cairan diperlukan
parenteral sesuai indikasi untuk menurunkan
hiperviskositas darah atau
mendukung volume
sirkulasi/perfusi jaringan.

2. Nyeri b.d distensi pada pankreas

Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam nyeri yang dirasakan
pasien teratasi.
Kreteria hasil:
a. Pasien menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.
b. Pasien menilai nyeri dengan menggunakan skala 1-10.
c. Pasien menjelaskan factor-faktor yang mengintensikan nyeri.
d. Pasien mencoba metode non farmakologis untuk mengurangi nyeri.
e. Pasien menjelaskan intervensi yang tepat untuk mengurangi nyeri.
Intervensi Rasional
Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien. Pengkajian berkelanjutan
Tentukan apakah nyerinya kronis atau membantu meyakinkan bahwa
akut. Selain itu kaji factor yang dapat penanganan dapat memenuhi
mengurangi atau memperberat: lokasi, kebutuhan pasien dalam
durasi, intensitas dan karakteristik mengurangi nyeri.
nyeri; dan tanda-tanda psikologis.
Yakinkan bahwa komunikasi verbal Pasien mengalami nyeri sensitive

15
dan non verbal anda dengan pasien untuk menjadi terhakimi. Pesan
adalah positif dan mendukung. negative (verbal atau non verbal)
akan menggangu komunikasi
terbuka
Minta pasien untuk menggunakan Untuk menvasilitasi pengkajian
sebuah sekal 1-10 untuk menjelaskan yang akurat tentang tingkat nyeri
tingkat nyerinya (dengan nilai 10 pasien.
menandakan tingkat nyeri yang paling
berat)
Berikan obat yang dianjurkan untuk Untuk menentukan keefektifan
mengurangi nyeri, bergantung pada obat.
gambaran nyeri pasien. Pantau adanya
reaksi yang tidak diingikan terhadap
obat. Sekitar 30-40 menit setelah
pemberian obat, minta pasien untuk
menilai kembali nyerinya dengan
skala 1-10.
Atur periode instirajhat tanpa Tindakan ini meningkatkan
terganggu. kesehatan, kesejahteraa, dan
peningkatan tingkat energy yang
penting untuk pengurangan nyeri.
Bantu pasien untuk mendapatkan Untuk menurunkan ketegangan
posisi yang nyaman, dan gunakan atau spasme otot dan untuk
bantal untuk membebat atau mendistribusikan kembali tekanan
menyokong daerah yang sakit bila pada bagian tubuh.
diperlukan.
Pada saat tingkat nyeri pasien tidak Teknik non farmakologis
tertaru kentara, impelemtasikan teknik pengurangan nyeri akan efektif
mengendalian nyeri alternative. bila nyeri pasien berada pada
a. Gunakan teknik panas dan tingkat yang dapat ditoleransi.
dingin sesuai anjuran a. Untuk meminimlakan atau
(sebutkan) mengurangi nyeri
b. Lakukan tindakan kenyamanan b. Tindakan tersebut
untuk meningkatnkan relaksasi mengurangi ketengangan
seperti peminjatan, mandi, atau spasme otot,

16
mengatur posisi, dan teknik mendistribusikan kembali
relaksasi tekakan pada bagian-
c. Rencanakan aktifitas distraksi bagian tubuh dan
bersama pasien seperti membantu pasien untuk
membanca, membuat memfokuskan pada subjek
kerajinan, menonton tv, atau pengurang nyeri.
melakukan kunjungan c. Realaksasi untuk
d. Berikan informasi kepada membantunya untuk
pasien contoh, alasan nyeri dan memfokuskan pada
lamanya nyeri berakhir. masalah yang tidak
berhubungan dengan
nyeri.
d. Untuk membantu
meningkatkan toleransi
terhadap nyeri. Tindakan
ini dapat mendidik pasien
dan mendorongnya untuk
mencoba tindakan
pengurang nyeri
alternative
Lanjutkan untuk memberikan obat Untk meyakinkan pengurangan
yang dianjurkan sesuai indikasi nyeri yang adekuat.
 Anjurkan pasien untuk mengunakan Untuk meningkatkan kualitas
aktivitas pengalihan atau rekreasional hidupnya.
dan tindakan pengurang nyeri nonin
pasif
Ciptakan suatu rencana Untuk memberikan penguantan
penatalaksanaan nyeri pada pasien. dan meningkatkan ketaatan
Jelaskan rencana kepadanya dan terhadap rencana.
berikan salinan tertulis

3. Resiko kurang cairan dan elektrolit b.d output berlebih

Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam keadaan cairan seimbang

17
urine
Kreteria hasil:
Input dan output seimbang, kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai
dengan hipotensi dan takikardi.
Kaji suhu, warna kulit dan Demam, kulit kemerahan, kering
kelembaban.     sebagai cerminan dari dehidrasi.
Pantau masukan dan pengeluara Memberikan perkiraan kebutuhan
cairan     akan cairanpengganti, fungsi
ginjal dan keefektifan terapi.
Ukur BB setiap hari   Memberikan hasil pengkajian
yang terbaik dan status cairan
yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan
cairan pengganti.
Pertahankan cairan ± 2500 cc/hari jika Mempertahankan hidrasi/volume
pemasukan secara oral sudah dapat sirkulasi
diberikan
Tingkatkan lingkungan yang nyaman Menghindari pemanasan yang
selimuti dengan selimut tipis     berlebihan pada pasien yang akan
menimbulkan kehilangan cairan
Catat hal-hal yang dilaporkan seperti Kekurangan cairan dan elektrolit
mual, nyeri abdomen, muntah, distensi mengubah motilitas lambung,
lambung.     yang sering menimbulkan muntah
sehingga terjadi kekurangan
cairan atau elektrolit.
Berikan terapi cairan sesuai indikasi Tipe dan jumlah cairan
tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual.
Pasang selang NGT dan lakukan Mendekompresi lambung dan
penghisapan sesuai dengan indikasi.     dapat menghilangkan muntah.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah

Tujuan:

18
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam asupan nutrisi terpenuhi.
Kreteria hasil:
c. Mual muntah berkurang
d. Nafsu makan kembali normal
e. BB dapat di pertahankan
Intervensi Rasional
Berikan makanan dalam porsi kecil Untuk meningkatkan selera
tapi sering makan pasien
Anjurkan oral hygiene 2 kali sehari Untuk mengurangi mual muntah
Obs. Berat badan & turgor kulit pasien Indikator fisiologi lanjut dari
dehidrasi dan kurangnya nutrisi
Anjurkan Klien untuk Diet tinggi Memenuhi kecukupan nutrisi
kalori, tinggi protein. yang tidak terpenuhi
Kolaborasi pembeian  Suplemen Meningkatkan nafsu makan
vitamin B Compleks Klien.
Observasi  bising usus tiap pagi Mengetahui Frekuensi Bising
usus

5. Resiko hipertermi b.d proses peradangan pankreas

Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam suhu tubuh normal.
Kreteria hasil:
a. Suhu tubuh menurun
b. Suhu tubuh kembali normal (36,5 – 37,50C)
Intervensi Rasional
Observasi tanda-tanda vital terutama Pemantauan tanda vital yang
suhu tiap 4 jam. teratur dapat menentukan
perkembangan pasien.
Beri kompres air hangat. Perpindahan panas secara
konduktif.
Longgarkan pakaian, berikan pakaian Proses konveksi akan terhalang
tipis yang menyerap keringat. oleh pakaian ketat dan menyerap
keringat

Beri ekstra cairan (air, susu, sari buah, Saat demam kebutuhan akan
dan lain-lain). cairan tubuh meningkat.
Batasi aktivitas fisik. Aktivitas meningkatkan
metabolisme sehingga

19
meningkatkan panas.
Kolaborasi dalam pemberian Menurunkan panas pada saat
antibiotik, antipiretik pusat hipotalamus dan sebagai
propilaksis

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-
tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit
hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).

B. Saran
Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
pankreas secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit
tersebut.
Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksaan serta
meningkatkan pengetahuan tentang kanker pankreas yang dideritanya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta.

Sylvia, 2005. Patofisiologis Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC : Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai