Anda di halaman 1dari 348

Anoul[AH At-MusHr[r

HAKI
Ag* Anda Tidak Teperdaya
,-a Pa itu Syi'ah? Bagaimana akidahnya?
( I H Siapa tokoh-tokoh ulamanya? Buku
apa saja yarrg menjadi rujukan orang-
orang Syi'ah dan apa isinya? Bagaimana
kedudukan Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Al-
Khaththab, dan shahabat lainnya di mata mereka?
Dan bagaimana pula kedudukan imam empat
mazhab dalam pandangan Syi'ah?

Insya Allah Ta'ala, buku ini adalah tamu


kehormatan yang sangat ditunggu-tunggu
kedatangannya. Kenalilah hakikat Syi'ah, agar
Anda tidal teperdaya.

ISBN 974-979- 3036-87 -8

|ililn]lllilililililt
,llill

i.;1i',,]lr:=
DAFItrB' ISI

PENGANTAR CETAKAN KEDUA PULUH ...................xiii


PENGANTAR ..................... xv
PENGANTAR CETAKAN PERTAMA .....)qv

PASAL I

TAQIYAH PADA ORANGORANG SYI'AH


Pembahasan Pertona
TAQIYAH PADAOMNGORANG SYI'AH, DAN MEREKA
ENGGAN MENYATAKAN SECARA TERBUKA KEYAKIMN.
KEYAK!MNNYA............. ..........................1
Pembahasan Kedw
SAMPAI KAPAN ORANGORANG SYI'AH AKAN
MENTNGGALKAN TAQTYAH?.................. ....................29

PASAL !I
AKIDAH.AKIDAH SYI'AH IERHADAP ISLAil DAN
KAUM iIUSLIMIN 37
Pembahasan Pertama
KAFIR HUKUMNYA ORANG YANG TIDAK PERCAYA KEPADA
KEKUASMN PARA lltlAM ITSlt,lAASYAR ..................37
Pembahasm Ke&u
AN-NAWASHIB (PARA PEMBANGKANG) DAN AL-MUKHALIF
(PARA PENENTANG) MENURUT KEYAKIMN SYF'AH
ADALAH KAUMAHLISUNMH WALJAMA'AH ..........50

Dattar lsi v!l


Pembahasan Ketiga
DARAHKAUMAHLISUNMHITUHAI.AL .................66
Pembahasan Keempat
HAI.AL MERAMPAS HARTA KAUM AHLI SUNMH........................ 76
Pembahasan Kelima
MENURUT SYTAH, PARA PENGIKUT AHLI SUNMH ITU NA.JIS.. 80
Pembahasan Keenarn
SYI'AH MEI.ARANG BEKERJA DENGAN AHLI SUNMH
KECUALI DENGAN TAQIYAH.... ............87
Pembahasan Kenjuh
MEREKA MENGUTUK KAUM AHLI SUNMH DI DEPAN
JENAZAH MEREKA..... ......90
Sebuah Catatan .................92
Pembahasan Kedelapan
SHATAT TAQIYAH UNTUK MENIPU KAUM AHLI SUNMH ...........98
Pembahasan Kesembilan
TIDAK BOLEH MEMBERIKAN ZAIGT KEPADA
OMNG-OMNG AHLI SUNMH..... ..... 106
Pembahasan Kesepuluh
BOLEH MEMPERGUNJING ORANG-ORANG AHLI SUNNAH
wAL JAMA'AH ................. 108

Pembahasan Kesebelas
MENURUT SYI'AH, AGAMAYANG BENAR IAI.AH YANG
,I15
BERTENTANGAN DENGAN YANG DIPEGANG AHLI SUNNAH...
Pembahasan Kedua Belas
BOLEH MENGUCAPKAN SUMPAH PALSU DEMITAQIYAH
UNTUK MENIPU KAUM AHLI SUNNAH.........................................121
P emb ahasan Ketiga Belas
TUDUHAN KEJITERHADAP KAUM MUSLIM]N .......123
A. Tuduhan Keji tefiadap Aisyah Radhiyallahu Anha............ .........125
B. Tuduhan Kejiterhadap Umar Radhiyallahu Anhu......................-. 128
C. Tuduhan Keji terfiadap Utsman bin Afian Radhiyallahu Anhu.....129
Pembahasm Keempat Belas
ORANGOMNG SYI'A'H MENCACI-IriAK!, DAI{ MENGA}IGGAP
KAFIR PARA SI{AI{ABAT MDHIYALLAHU AI|HUM..................... 130
A. PemyahaFPemyataan yang Mengarygap lGfir
dan Merghujat Shahabat ................137
B. Kutukan terfiadapAbu BakarAstrShiddiq, UmarAl-Fann,
dan Para Pemiqfn Umat........... ....142
C. Rujukan-Rujukan tlhma Syr'ah Yarg ilemhtrakan Doa
Tadi (Kutukan)................. ................146
D. Suka Cita Syi'ah atas Kematian Umar Radt*yallahu Anhu
dan Merieka lllenganggap Hari Kemtiannya sebagai
Hari Raya Mereka......... ........-..........155
P embahasan Kelima Belos
KECAMAN SYPAH TERHADAP EMPAT litlAM itlAZllAB
AHL| SUNMH ..................1@
Pembahasan Keenmt Belas
PANDANGAN SYTAH YANG BERLEBIHAN TER}IADAP
PARA lirA[,|. .....................169
Pertama:
Keubmaan Pana lmam lbnaAsFarAlas Para
NabiAlaihimussalam ........169
Kedua:
Menurut Syi'ah, Para lrmm ltu lUla'shum. ......-..-.........178
Ketiga:
Pandangan yang Bedebihan OrangOrang Sy'ah tentang
Proses Penciptaan Para lmam ..............180
Keempat:
BerlebihandalamMensihtiParalmam... ...................187
Kelima:
Sikap Berlebihan Kaum Syi'ah dahm Mengubrnakan
Menziarahi Kubur Pana lmam........... .....194

Daltar lsi ir
I
I

Pembahasan Ketujtrt Bebs I

MAHDIORANGORANG SYI'AH DATANG DENGAN I

MEMBAWAAL.QUR'AN YANG SEMPURM ....,..,,....2U :

Pembahasan Kedelapan Belas


MAHDI SYI'AH MEIAKSAMKAN HUKUMAN HAD
TERHADAPABU MKAR DAN UMAR ......................240
P embahasan Kesembilan Belas
MAHDI SYI'AH AKAN MEMOTONG TANGAN
BAN| SYATBAH ................. ....................242
Pembahasan Kedua Puluh
MAHDI SYI'AH MENGHUKUMI BERDASARKAN HUKUM DAUD 244
Pembahasan Ke&n Puluh Satu
MAHDI SYI'AH AKAN MEROBOHKAN MASJIDIL MRAM........ .... 2&
Pembahasan Kedua Puluh Dua
BAGI SYIAH TIDAK ADA JIHAD KECUALI SETEI.AH
KEHADTRAN AL-MAHD| .......................248

PASAL III
HAKIKAT{{AKIKAT SYTAH LAINNYA
Pembahosan Pertarna
PENGAKUAN MEREKAADANYA t.lASH ATAS
KEKHII.AFAHAN ALI RADHIYALI.AHU ANHU ..........253
Pembalwsan Kedua
MELIBATKAN DAN MENJERUMUSIGN ORANG.OMNG
AWAM .........258
Pembahasan Ketiga
ISNAD DAN RIWAYAT DIIGI.ANGAN SYTAH SELALU
SALING BERTENTANGAN SATU SAtrrA tAlN .............................. 265

X Mengungkap Hakikat Syi'ah


Pembahasan Keempat
TUDUHAN TERHADAP Ar -AZHAR ATAS PEUYIMPAI{CaAI,I
BEBERAPA KTTAB !N0UK......... .,.........268
Pembahosan Kelima
SIAPA AL.KISRAW? DAN KEMPA OMNGORANG SYTAH
MEMBUNUHNYA?........... .....................273
Pembahasan Keenam
SIKAP PEMILIH ORANG SYI'AH TER}IADAP I(AI{DIDAT
oRANG SUNNT ................285

PASAL IV
RISALAH KEPADA IKI{UYANUL ilt'SUTIN... ..........288
Pembahasan Pertona
IKHWANUL MUSLIMIN DAN TAQIYAH ORANG
oRANG SYrAH......... .......288
Pembahasan Ke&n
SYAIKH MU}IAMi'AD AL.GHAZATI MHIMAHULIIH
DAN SYt',Alt .....................291
Pembalusot Keligo
ORANGOMNG YN{G MENENTANG UPAYA IGRUKUMN...... ilX
Penbahosan Keenpat
TARGET SYTAH DI MIIK SERUAiI KERUKUMN....................... 317

PENUruP
SERUAN KEPADA PARA PENDUKUNG,
DAN STMPATTSAN SYt',AH ....................323

Daltar lai xi
PENGAT{TAB
CETAKAI{ I(E)UA PTJUJH

dE egala puji kepunyaan Allah, puji f'ang banyalq }lang


+/baik, dan yang diberkahi. Segda puji kepunyaan
Allah sampai Dia ridha. Segala puji kepmyaan Allah ketika
Dia ridha. Dan segala puji kepunyaan Allah setelah Dia
ridha. Rahmat dan salam sejahtera semoga senantiasa
dilimpahkan kepada manusia terbaik serta sayid orang yang
terdahulu dan kemudian, yakni Muhammad bin AMullah,
berikut segenap keluarga dan shahabatnya yang mulia.
Selanjutnya, ini cetakan kedua puluh dari buku kami
Hatta In Nanlchadih (Supaya Kita Tidak Tertipu) atau yang
lebih dikenal dengan Haqiqat Asy-Sgiht (Hakikat Syi'ah),
yang berkat pertolongan Allah culnrp laris dan dapat dite-
rima oleh banyak kaum terpelajar dan kalangan lain, baik
dari golongan Ahli Sunnah maupun Syi'ah. Soalnya kami
tetap setia pada sikap netral. Apa pun yang ltarni kutip dari
suatu kaum, kami pasti memperkuat dengan menyebutkan
sumber-sumbernya, jilid, halaman, dan penerbitrya.
Ini adalah cetakan baru yang sudah kami tambahkan
beberapa riwayat dan ktrtipan. I(ami juga mengurutkan
pasal-pasalnya, pembahasan-pembahasannya, dan )xang
lainnya.
I(ami mohon kepada Allah semoga Dia berkenan mene-
rima kami, dan menjadikan pahala menulis buku ini berada

Pryantar Cetatcan Kdua Puluh Xiii


I
1

dalam timbangan amal-amal kami pada hari ketiki kami


kelak bertemu dengan-Nya. Segala puji kepunyaan Allah
Tuhan seru semesta alam.

AMullahAl-Mushili

XiV Mengungkap Haklkat Syi'ah


PENGANTAR
Oleh: Dr. AbAdhh bin Ismail

d[esunggUhn],a setala puji kepunyaan Allah, Tghan


.{/yar$selalu Hta puji, kita mohon pertolongan, dan
kita mintakan ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah
dari kejahatan-kejahatan nafsu kita, dan dari keburukan
amal-amal perbuatan kita. Siapa yang dittmjuki oleh Allah
niscaya tidak akan ada yang dapat menyesatkannya, dan
siapa yang disesatkan oleh Allah niscaya tidak akan ada yang
dapat menunjukinya. Aku bersalci bahwa sesuugguhnya
tidak ada Tuhan selain Allah semata yang tidak berselartu
sama sekali, dan alar pun bersalci bahwa sesungguhnya
Muhammad adalah hamba sekaligus Rasul utusan-Nya.
"Hai orang-orang yang berimol berta*walah kcpada
Allah sebeno-benq talwa kcpda-Ny; dot jotgoilah
selrali-lali k@ru moti melainkm dalm, keadao beragama
Islam. " (Ali Imran: 102)
"Hai sekdiqt mqrusia" bertalwalah keryda Tulunmu
ymg telah menciptaknt kornu doi seor(mg diri, dan
daripadanya Allah menciptakm istriqn; dan duipada
Allah memperkcmborybiat*m loki-laki dan
perempu(m yory banyok" Dot bertalwalah kepada Allah
yang dengan (mempergmakan) nama-Nya kmtu saling
meminta satu sama lain, dan (pelihoalah) lrubmgot
silatwrahim. Sesuggulmya Allah selalu menjaga dot me-
ngawasi kamu. " (An-Nisa': l)
"Hai orotg-orang yang berimot bertahwalah kamu ke-
pada Allah dan katakonlah perkatam yotg benar, niscaya

Pengantar xv
t
I
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan meng-
amptmi bagimu dosa4osamu. Dan barangsiapa mentaati
Allah serta Rasul-Nya, maka sesunggubrya ia telah men-
dapat kemenangan yang besar. " (Al-Ahzab:70-7l)
Amma ba'du. Sesungguhnya ucapan yang paling benar
ialah Kitab Nlah Azzn u;a Jalla, dan sebaik-baik petunjuk
ialah petunjuk Muhammad Rasulullah Shalllallahu Alaihi
wa Sallam. Seburuk-buruk perkara ialah yang diada-
adakan. Setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, setiap
bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka.
Allah Taba ralr.n wa Ta' ala berfirman,
"Pada hori ini telah Aht sempurnakon tmt* lamu
agamamu dan telah Afu cukapkon kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Afu ridhai Islon itu jadi agoma bagimu. " (Al-
Maa-idah:3)
Allah Tahla mengabarkan suatu keyakinan untuk ke-
sempurnaan agama-Nya dan kecukupan nilonat-Nya, yakni
kesaksian dari Tuhan TabarakawaTa'ala unhrk Rasul-Nya
Shalllallahu Alaihi wa Sallam karena beliau telah melak-
sanakan tugas dalamh serta memberi keterangan yang
dibebankan oleh Allah kepadanya. Kesaksian ini sekaligus
mengandung kesaksian para shahabat Rasulullah Shollal-
lahu Alaihi u.ro Sallom. Merekalah orang-orang yang me-
nerima berbagai ajaran Islam dari beliau, baik secara teori
maupun praktek. Kemudian mereka membawa amanat dak-
wah dan disampaikan kepada umat manusia.
Sesungguhnya Nlah Tahlatelah meridhai Islam sebagai
agama dan manhaj, speff yang dipahami dan dipraktekkan
oleh para shahabat yang memegangnya dengan teguh,
penuh kepercayaan, dan jujur terhadap apa yang diberikan
oleh Allah kepada mereka. Bahkan mereka rela mengor-

XVi Mengungkap Hakikat Sllah


bankan harta dan jiwa demi memperjuangkan kejayaan
Islam di seluruhbelahan dunia.
Sesungguhnya mereka adalah orang-onang f,ang dipilih
oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya dalam rangka mene-
gakkan agama serta grariat-Nya. Allah juga menjadikan me-
reka sebagai para pembantu dan pewaris Rasul-Nya sepe-
ninggalannya dalam memilarl amanat serta menyampaikan
dakwah, sehingga apa yang dikehendaki oleh Allah bisa
sampai kepada kita sebagai orang-orang yang mengilarti
mereka dengan baik Allah akan senantiasa menjaga Islam
sesuai dengan janji-Nya,
"Sestmgguluya lbmiloh y@tg mernrrmkot Al-Qu'an,
dan sestmggulmya lCami beno-benq memelilworya"
(Al-Hijr:9)
Oleh karena ihrlah, Allah ?aala menganggap mencintai
mereka sebagai bagan dari agama dan keimanan. Sebalik-
nyaAllah menganggap membenei mereka sebagai perbuatan
kufur dan munafik Allah mewajibkan seluruh umat unhrk
menyayangi mereka semua, menyebut-nyebut kebaikan ser-
ta keutamaan-keutamaan mereka, dan tidak mengomentari
perselisihan yang terjadi di antara mereka, mengingat ke-
baikan mereka, kemuliaan mereka dalam beramal, kejujuran
mereka dalamberkorban, dan kebesaran kedudukan mereka
di sisi Nlah,Az,znwaJalla. Salah satu hal yang sangat patut
disayangkan ialah sikap keras kepala orang-orang yang suka
berlebihan dan membuat kenrsakan. Mereka telah menga-
caukan sejarah dengan berani dan sombong kepada para
shahabat yang menepati apa )rang telah mereka janjikan
kepada Allah. Sepanjang zaman mereka selalu menyerang
para pemimpin umat. Tetapi kendatipun harus menanggurg
rasa sedih dan keluh kesah, hati orang-orang yang beriman
masih sanggup menahannya, menghxagurkan para pelaku-

Pengantar XVii
nya, dan menghentikan kejahatan serta pengrusakan me-
reka terhadap Islam, para pemimpinnya, dan para pengl-
kutnya. Semenjak tiga belas abad lamanya mereka selalu
menyerang Islam dan kaum Muslimin dengan menggu-
nakan cara-cara makar yang sangatjahat, tipu daya, kebo-
hongan, kecurangan, dan pemutarbalikan fakta. Seandainya
Allah tidak berjanji akan selalu menjaga agama-Nya dan
melindungi pemeluknya, niscaya nasib Islam akan sama se-
perti nasib agama-agama terdahulu.
Kendatipun mereka banyak berbuat kejahatan, mem-
buat kerusakan, dan kuatnya tipu daya, tetapi beberapa
tokoh dari umat Islam yang diberkahi ini berhasil mem-
pertahankan agama, syariat Allah, serta Islam dan para
pemimpin umat yang pertama.
Benar. Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menampilkan
beberapa orang beriman sebagai ulama yang mau beramal.
Allah mengulurkan pertolongan kepada mereka dalam
pergumulan melawan kuatnya kejahatan dan kerusakan.
Sepanjang zaman mereka datang silih berganti unhrk mem-
bela agama yang benar. Mereka mengungkapkan kepalsuan
yang disembunyikan oleh orang-orang yang suka berbuat
kebatilan, dan yang ditekuni oleh orang-orang yang gemar
berbuat kejahatan. Demi tugas yang sangat penting ini
mereka telah banyak mengorbankan wa}fir, harta, bahkan
jiwa mereka. Semua itu mereka persembahkan semata-mata
karenaAllahTa'ala, sehingga Islam bisa sampai kepada kita.
Dan ini jelas merupakan karunia nihnat yang sangat besar.
Lihat, karya-karya tulis mereka memenuhi rak-rak per-
pustakaan sebagai wujud khidmat kepada Allah dan kepada
agama-Nya. Semoga Allah meridhai mereka dan membuat
mereka pun ridha demi mewujudkan janji Allah Tabaraka
waTa'ala.

XViii Mengungkap Hakilot Syi'ah


"Seswtggulmya Allah nembela orotg-or@rg yug telah
berimqr. " (Al-Haji: 38)
Itami telah membaca apa yang telah ditulis oleh
saudaraku Al-Ustadz, pejuang, drn guru utama AMullah Al-
Mushili dalam risalah ini. Saya merasa sangat senang, Demi
Allah, apa yanB larbaca dalam risalah ini, maka kudapati
rasa ghirahnya demi agama Allah dan demi kebenaran
berikut para pembela serta para penolongnya yang pertama.
IGmi juga merasa sangat senang mendapati hihnah dan
kelembutan dalam menjelaskan fakta-fakta Syi'ah yang sesat
dan murtad, serta sekaligus dalam memperingatkan orang-
orang Ahli Sunnah wal Jama'ah agar segera insaf dari
kelalaian dan tidur mereka yang lelap. Ini merupakan
nasihat kepada setiap orang Syl'ah yang merasa tertipu dan
tidak tahu apa yang diinginkan, yang direncanakan, dan
yang dirancang oleh tokoh-tokoh mereka yang suka mem-
buat kejahatan serta kerusakan, sejak dahulu hingga seka-
rang. Dan ini juga merupakan nasihat kepada setiap orang
Muslim Sunni, supaya ia tetap mengenali agamanya yang
haq, dan tidak mudah teperdaya oleh musuh-mnsuh agama
ini.
Sesungguhnya Abdullah Al-Mushili -semoga Allah se-
lalu membimbingnya kepada kebenaran- dalam risalahnya
ini berusaha mengungkapkan aspek-aspek akidrh, akhlalq
dan perilaku-perilaku kaum Syi'ah terhadap orang-orang
Ahli Sunnah yang dianggap halal darah maupun hartanya,
dan boleh dicaci maki, dikutulq dihujat, dituduh yang
bukan-bukan, serta ditipu. Mereka melakukan taqiyah
kepada orang-orang Ahli Sunnah untuk menjelaskan bahwa
semua itu merupakan bagran dari sikap menilai mereka
kafir, keluar dari agama, dan akan kekal abadi di dalam
neraka *y"* mereka percaya pada kekhilafahan para

Pengantar xiX
Khulafa'ur Rasyidin, dan tidak setuju dengan ; Syi'ah
yang mempercayai imamah para imam mereka yang
berjumlah dua belas. Sebab bagi kaum Syi'ah, mhsalah
imamah adalah salah satu ruliun agama yang paling penting.
Artinya, tidak ada iman sama sekali bagi orang 1ang tidak
mengenal imam-imam dua belas. Dan juga tidak ada iman
sama sekali bagr orang yang tidak memperrcayai mereka
berikut hak-hak mereka. Bagi kaum Syt'ah, imamah adalah
pangkat ketuhanan ),ang dipilihkan oleh Allah buat
makhluk-Nya yang Dia kehendaki, sebagaimana Allah me-
milih di antara hamba-Nya unhrk menerima nubuwah dan
risalah.
Imamah adalah kelangzungan bagi nubuwah dan seka-
ligus merupakan kelembutan dari Allah. Dalam setiap
zaman harus ada seorang imam yang menggantikan nabi
untuk meneruskan hrgas-tugasnya yang sangat besar. Para
imam adalah huiiah-hujiah Allah atas makhluk-Nya. Seba-
gaimana halnya nabi-nabi, para imam juga memiliki hak
tasyri'. Mereka ma'shum dari hal-hal yang nista, baik secara
lahir maupun batin. Mereka ma'shum dari lalai, salah,lupa,
dan bodoh semenjak kecil sampai mati. Mereka menjadi
berbeda dari yang lain, karena mereka memiliki sifat-sifat
dan kekhususan-kekhususan yang diberikan oleh Allah
kepadamereka.
Tetapi dalam hal ini kaum Syi'ah terlalu berlebih-
lebihan, karena memberikan sifat-sifat uluhiyah (ketu-
hanan) dan rububiyah kepada para imam yang dianggap
kuasa mengahr dunia, dan yang dipatuhi oleh benda-benda
mati, binatang-binatang, serta segala sesuatu di dunia ini.
Kunci-}unci perbendaharaan bumi ada di tangan mereka.
Mereka sanggup meliputi segala sesuatu. Mereka mengeta-
hui segala yang tampak maupun yang tidak tampak Mereka

Mengungkap Hakikat Syl'ah


mengetahui apa )ang tersembunyi di balik dada, yang tidak
terlihat oleh mata, dan lain sebagainya dalam kehidupan
dunia. I€bih dari itu kaum Syi'ah percaya kalau para imam
dapat memasukkan ke surga siapa saja yarg mereka ke-
hendaki dari kalangan para penglkut serta golongannya.
Sebaliknya mereka juga dapat memasukkan neraka siapa
pun yang mereka kehendaki dari kaum Ahli Sunnah yang
mereka antgap sebagai musuh.
Salah seorang imam sekaligus hujiah kaum Syi'ah me-
ngatakan,
"Sesungguhnya seorang imam 6s6ilild kedudukan
yang terpuji, derajalyang luhur, dan khilafah alam
yang mengharuskan seluruh atom di dunia ini tun-
duk kepada kekuasaannya."l
Sang penulis buku ini juga berusaha menjelaskan aspek-
aspek sikap kaum Syl'ah yang berani menghils shahabat-
shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan pe-
mimpin-pemimpin umat. Padahal merekalah para pelopor
pembawa agama yang dipilih oleh Allah, dan yang diridhai
atama serta pengorbanan mereka. Ia jrga membisikkan
nasihat-nasihatnya di telinga para penyeru Islam yangjustru
tertipu oleh kaum Rafidhah, revolusi mereka, semboyan-
semboyan mereka yang palsu, dan suara-suara mereka yang
nyaring tetapi kosong, sehingga mereka terpengaruh dan
percaya begitu saja. Mereka membenarkan ajaran taqiyah,
meskipun hanrs dengan menghinakan diri sendiri dan me-
ninggalkan keluarga. Akibatnya, para penyeru Islam terse-
but lalu berubah menjadi para penganjur generasi muda
Islam dan para pengikutrya untuk ilart mengawal revolusi

I
.. . Deqriklan yang dikatakan oteh At-Khomeini datam kitabnya AI-
Hukumat Al-lslamiyat, hal. ?rZ.

Pengantar XXi
I

tersebut, mendukungnya, dan mengilartinya dalam perja-


lanan Islam, tanpa mempedulikan akidah-akidah Syi'ah
yang jahat dan tipu daya mereka yang culas dalam lintas
sejarah pemerintahan Islam. Di mana sikap dan peran aktif
mereka terhadap kekhilafahan l0ulafa'ur Ra.syidin? Di
mana sikap dan peran serta mereka terhadap pemerintahan
Dinasti Umaryah dan Dinasti Abasifh? Dan mana peran
serta serta akhlak mereka dalam rezim pemerintahan me-
rekayangbersih?
"Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benq ter-
dapot peringatan bagi oroq-orang yang mempwtyai alal
atau yang menggunakan pendengoawtya, sedang dia me-
nyaksikonnya. " (Qaaf: 37)
Sebaiknya mereka membaca sejarah guna mengenali
akidah-akidah kaum Syi'ah, karena sejarah tidak mengenal
rasa iba terhadap mereka. Sejarah juga tidak akan mengam-
puni kesalahan-kesalahan mereka dalam menyerukan keru-
kunan yang semu, menjerumuskan kaum muda yang penuh
semangat dan berkobar-kobar rasa ghirahnya terhadap
Islam ke pelukan kaum Rafidhah. Setiap kalian adalah pe-
mimpin, dan setiap kalian pasti akan dimintai pertanggung
jawaban atas kepemimpinanryta.
Saya memohon kepada Allah Taborala wa Ta'ala se-
moga Dia berkenan memberikan balasan yang terbaik
kepada Al-Ustadz yang mulia ini atas apa yang telah ia
lakukan dalam rangka mengungkap hakikat-hakikat Syi'ah
lewat buku-buku dan literatur-literatur mereka sendiri. Se.
moga Allah berkenan menulis jasanya ini ke dalam catatan
amal kebaikannya, serta menjadikan kita semua yang mau
membacanya agar bisa sampai kepada kebenaran termasuk
dalam golongan para ulama dan para penuntut ilmu yang
dirahmati oleh Allah, dipercaya untuk membela agama-Nya,

XXii Mengungkap Hakikat Syi'ah


dan dipilih untuk mengungkap kepalsuan kepercayaan-
kepercayaan yang bathil. Semoga Allah berkenan menja-
dikan kita termasuk orang-orang )xang menerima pembuk-
tian janji Allah dengan fi rman-Nya,
"Sesunggulttya Allah membela orory-orcmg yang telah
berimot " (Al Hajj: 38)
Semoga Allah berkenan menjadikan kita termasuk
orang-orang yang membela agams-Nya, Rasul-Nya, serta
para shahabat. Dan semoga pula Allah menjadikan kita
termasuk orang-orang yang memberikan nasihat untuk
Allah, untuk agama-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk para
pemimpin Islam, dan untuk kaum Muslimin kebanyakan.
Sesungguhnya Allah menguasai hal itu. Dan akhir seruan
kami ialah bahwa sesungguhnya segala puji kepunyaan
Allah, Rabb seru semesta alam.

Dr.Abdullahbinlsmail

Pengantar XXill
PENGANTtrR
CEf,AKAT{ PERTAMA

egala puji milik Allah Rabb seru semesta alam.


Semoga rahmat dan salam senantiasa dilimpah-
kan kepada imam orang-orang )xang bertakwa, yakni
Muhammad bin AMullah berikut segenap keluarga dan
shahabatnya serta orang yang berjalan pada jalannya sampai
hari Kiamat nanti.
Amma ba'du. Kendatipun begihl tinggi semangat yang
dimiliki oleh orang-orang Syi'ah dalam menyebarkan aliran
mereka yang sesat di tengah-tengah kaum awam Ahli
Sunnah, dan kendatipun begitu besar urgensi yang me-
nuntut kekompakan serta kerja sama semua golongan kaum
Ahli Sunnah guna menghadapi perang ideologi ini, namun
kami lihat serantan terhadap bahaya tersebut belum men-
capai tingkat standar, apalagi ideat
Hal itu berpulang kepada dua sebab:
Pertama, kebodohan dan kekurangan datadata tentang
Syi'ah yang dimiliki oleh sebagianbesarAhli Sunnah.
Kedua, intrik dan makar yang dimiliki oleh para ulama
Syi'ah adalah berdasarkan akidah taqiyah dan menyimpan
rahasia. Mereka enggan memperlihatkan hakikat mazhab-
nya dan sikap permusuhannya kepada kaum Ahli Sunnah.
Mereka menampakkan kecintaan kepada kaum Ahli Sunnah.
Mereka berlepas diri dari kecaman-kecaman dan serangan-
serangan yang ditujukan kepada mazhab mereka. Akibat-

PilgantarOdalrc.r, Peftana XXV


nya, orang yang berhati bersih di antara kita pasti akan
tertipu. Ia tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka
biasa mengucapkan sesuahr yang tidak mereka yakini dalam
hati mereka.
Orang-orang Syl'ah menipu kaum Muslimin yang bo-
doh, yang ldai, termasukyang mengaku sebagai intelekttral.
Mereka mengklaim bahwa sesungguhnf taqiyah itu berlalu
dalam Kitab NlahAzzawalalla. Mereka tidak tahu bahwa
taqiyah yang berlalar dalam Al{ur'an adalah sebagai
rulirhsah atau keringanan dalam keadaan-keadaan yang da-
pat mengancam nyawa atau kehormatan seorang Muslim
oleh orang kafir. Tetapi taqiyah omng-orang Syi'ah adalah
bentuk kemunafikan, karena memperlihatkan kepada orang-
orang Ahli Sunnah kebalikan dari fakta yang disembunyi-
kan.
* Al-Khomeini dalam kitabnyaAl-Rasa'il (Il/zor), ter-
bitan Qumm, Iran 1385 Hijriyah, mengatakan sebagai beri-
kut,
"Selanjutnya, bahwa kebolehan menjalankan kewa-
jiban taqiyah itu tidak hams tergantung pada kekha-
watiran atas keselamatan nyawa atau lainnya. Bah-
kan yang jelas, sesungguhnya kepentingan-kepen-
tingan apa pun bisa menjadi alasan bagi diberla-
kukannya kewajiban melakukan taqiyah terhadap
kaum pembangkang.2 Jadi taqryah dan menyimpan
rahasia itu hukumnya wajib, kendatipun seseorang
merasa aman dan tidak mengkhawatirkan kesela-
matan dirinya."

tYang dimaksud dengan para penentang ialah orang-orang Ahli


Sunnah wal Jama'ah.

XXV| Mengungkap Hakikat Syi'ah


Saudara kami sesama Muslim, sesungguhnya dalam
keyakinan kaum Syi'ah Imamiph Itsna Agrar, orang-orang
Ahli Sunnah itu kafir. Mercka menganggap seorang Sunni
sebagai pembangkang, baik ia penganut msz}6| Asy-SJraf i,
atau mazhab Hanbali, atau mazhab Maliki, atau mazhab
Hanafi, dan juga orang-orang yang mereka tuduh sebagai
Pen8anutwahabi.
Dalam melalukan makar dan tipu muslihat, mereka
tidaksegan-segan menggunakan cara memecah belah lawan,
dan memisahkan mereka satu demi satu. Musuh paling ber-
bahaya bagi mereka ialah orang yang mengetahui mazhab
dan taqiyah mereka. Sebaliknya musuh yang ringan bagi
mereka ialah orang yang tidak mengetahui keyakinan-keya-
kinan mereka, atau yang.tertipu oleh kitab-kitab mereka
yang berisi propaganda. Mereka cenderung bersikap ter-
tutup dan pura-pura menghormati para ahli pikir yang
menulis untuk kepentingan mereka. Mereka sangat respek
terhadap jenis manusia seperti ini. Dan mereka meqg-
gambarkannya seolah-olah ia telah sampai pada puncak
ilmu dan fatwa.
Setelah mengamati dengan cermat buku-buku l<ar5ra
para penulis yang simpati kepada kaum Syi'ah, kami men-
dapati mereka sudah menjadi korban buku-buku propa-
ganda yang berdasarkan akidah taqiyah. Kami heran, De-
reka tidak pernah membaca dengan seksama, minimal
buku-buku tulisan Al-Khomeini. Seandainya membacanya,
tentu mereka tidak akan menaruh rasa simpati atau tertarik
kepada Syl'ah.
Sesungguhnya orang-orang Syt'ah selalu membela
buku-buh yang bersifat propaganda. Dan para simpatisan

Perymtar Cetalan Pemrn nVli


)rang membaca buku-bulu ini, mereka akan mengambil
sikap berdasarkan taqi)rah dan basa-basi yang diajarlonnya.
il Seorang ulama Syi'ah terkemuka asy-$aUrastani
dalam catatan pinggir halaman ry8 kitabAwa'ilAl-Maqalat
oleh guru kaum Syi'ahAl-Mufidyang merupakan salah sahr
kitab penting kaum Syi'ah, mengatakan,
'Para imam dari keluarga rasul menyatakan terpak-
sa sering merasa perlu menyembunyikan adat kebia-
saan atau akidah atau fatwa atau tulisan dan lain
sebagainya yang hanya Lhusus bagi mereka saja."
Benar, mereka memang sering menyembunyikan adat
kebiasaan atau akidah atau fatwa atau tulisan yang hanya
khusus bagi mereka saja. Cara licik seperti yang dikemu-
l€kan oleh Asy-$ahrastani inilah yang membuat mereka
memberikan gambaran yang salah terhadap sebagian ulama,
sehingga mereka menjauh dan menjauhkan manusia dari
hakikat yang sebenarnya.
Sesungguhn)ra banrrak orang Ahli Sunnah yang tidak
tahu alon sikap hakiki Syi'ah. Dengan izin Allah dalam btrku
kecil ini kami akan mencoba mengrrngkapkan tentang aki-
dah Syi'ah ItsnaAqrarterhadap Islam dan kaumMuslimin.
ss*2b

xxviii Mengungkap Hakikat Sylah


PASAL I
TAQIYAII PADA
ORANG-ORAIIG S'N'AII

Pembahasan Pertama
TAQTYAIT PADA ORANGORANG SA'Alr,
DAI{ MEREI(A ENGGAN MENYATAKAN SECARA
TERBI,JKA KETAISNAT{.KETAISNANNYA

(lf aqiyah pada orang-orang Syr'ah, ialah bersikap


5 menampakkan kebalikan fakta yang sebenarnya.
Taqiyah memperbolehkin seorang Syr'ah menipu orang lain.
Berdasarkan taqiyah ini, seorang Syr'ah mengingkari lahi-
riyah sesuatu yang ia yakini dalam batin. Sebalikryra taqiyah
juga memperbolehkan oftu-rg Syi'ah mempercayai apa yang
ia ingkari dalam batin. Itulah sebabnya Anda lihat orang-
orang Syr'ah sering mengingkari keyakinan-keyakinan me-
reka sendiri di depan kaum Ahli Sunnah. Contohnya seperti
pendapat tentang perubahan pada Al-Qur'an, mencaci-maki
shahabat, menganggap kafir orang lain, menuduh keji kaum
Muslimin, dan keyakinan-keyakinan lain yang insya Allah
akan kami teranglen nanti dalam bular ini.

Pasal l: Taqiyah p& OruqOrang Syi'alt


* Salah seonang ulama yang begitu bagus mendefi-
nisikan akidah keji ini ialah Syail,.h Muhibuddin Al-Khathib
Rahimalntllah. Ia mengatakan,
"Kendala utama yang menghalangi upaya terwujud-
nya interaksi yang jujur dan tulus antara kita dan
kaum Syi'ah ialah apa yang mereka sebut dengan
taqiyah. Sesungguhnya taqiyah ialah suatu akidah
keagamaan yang memperbolehkan mereka memper-
lihatkan kepada kita kebalikan fakta yang mereka
sembunyikan. Akibatnya, orang yang berhati sehat di
antara kita akan tertipu terhadap kepura-puraan
mereka terhadapnya. Mereka ingin dianggap sepa-
ham dan tidak ada persoalan dengannya. Padahal
sejatinya mereka tidak menginginkan hal itu, tidak
menyukainya, dan juga tidak mau melakukannya,
kecuali dalam keadaan damrat atau kepentingan-
kepentingan mereka yang lain." (Lihat AtrKhuthut
AlAridhah, hal. f0).
rlSeorang guru dan tokoh ahli hadits Syi'ah ber-
nama Muhammad bin Ali bin Al-Husain yang dijuluki Ash-
Shaduq dalam Rlsalah Al-ftiqadat, hal. ro4, terbitan
Markaz NasyruAl-Kitab (Pusat Penyebaran Kitab Iran) r37o
Hijrilah, mengatakan,
'Menurut keyakinan kami, bahwasanya taqiyah itu
hukumnya wajib. Siapa meninggalkan taqiyah, kedu-
dukannya sama dengan orang yang meninggalkan
shalat. Taqiyah adalah kewajiban yang tidak boleh
dihilangkan sampai munculnya AI-Qairz. Siapa me'
ninggalkan taqiyah sebelum munculnya Al-Qa'im,
berarti ia telah keluar dari agama Allah dan dari

Mengungkap Hakikat Syi'ah


agama Imamiyah. Bahkaa ia telah berani menentang
Allah, Rasul-Nya, dan para imam."
ll Para ulama Syi'ah menaruh perhatian yang cukup
besar terhadap masalah taqiyah. Anda lihat Muhammad bin
Al-Husain bin Al-Hurm Al-&nili dalam ensiHopedi mo-
derennya, Wasa'r? Asy-Syi'ah (N,/472), menulis satu bab
dengan judul, Bab Kewajiban Memperhatilan Taqiy ah dan
Merneruthi Hak- Hak Sesama Saudara.
tl
Dalam ensiHopedi tersebut (frlqZo),ia j"Ea menulis
bab dengan judul, Bab Kamjiban Mempergauli Ahlus
Sunnalr deng an Taqig oh.
Dan ia juga menulis bab dengan judul, Bab Kalajiban
Taat kepada Penguasa Bqdasarlcan Taqig ah, Wosa'il Asy-
Syihh ()rJlqn).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh guru dan
Ayatullah Syi'ah, Husain Al-Barujardi dalam kitab .Iamf,
Ahadits Asy-Syi'ahjilid Xr\/, hal. 5o4 dan seterusnya, ter-
bitan lran.
Itu tadi hanya sekedar contoh bukan sebagai pemba-
tasan.
Terdapat banyak sekali riwayat yang menganjurkan
orang-orang Syi'ah untuk setia pada tagi)rah. Di antaranya
seperti yang diriwayatkan oleh Al-Kulaini dalam Al-Kafi,
bab "Taqiyah" (ll/ zrg), dari Ma'mar bin lGallad, ia berkata,
'Aku bertanya kepada Abul Hasan tentang berdiri
untuk menghomat para penguasa. Ia menjawab,
'Kata Abu Ja'far, taqiyah itu bagian dari agamaku
dan agama nenek moyangku. Tidak ada iman sama
sekali bagi orang yang tidak mengamatlran tagiyah'."

Pasal l: Taqlyah pclaOnngAnng Syi,ah


l* Disebutkan dalam Al-Kafi (Illztil sebuah riwayat
dari Abu AMullah, sesungguhnya ia berkata,
"\Mahai Abu Umar,'sesungguhnya sembilan puluh
persen agama itu ada pada taqiyah. Tidak ada agama
sama sekali bagi orang yang tidak mengamalkan
taqiyah. Taqiyah berlaku pada segala sesuatu, ke-
cuali pada perasan anggur dan mengusap sepasang
khuf."
* Guru kaum Syl'ah Muhammad Ridha Al-Muzhaffar
dalam kitabnya Aqa'id Al-Imamiyah, pasal Tentang Akidah
Kita tentang Taqiyah, berkata, "Diriwayatkan dari Ash-
ShadiqAlul BaitAlarhrissalam dalam sebuah atsar yang sha-
hih, ia mengatakan,
'Taqiyah itu agamaku dan agama nenek moyangku.
Siapa yang tidak mengamalkan taqiyah, ia tidak
punya agama sama sekali'."
* Diriwayatkan oleh Al-Kulaini dalam Al-Kafi (lllzrZ)
dari Ash-Shadiq, ia berkata, "Aku pernah mendengar ayahlar
mengatakan,
'Tidak. Demi Allah, tidak ada sesuatu yang Paling
aku sukai di muka bumi ini dari taqiyah. Wahai
habib (putraku tersayang), sesungguhnya orang yang
mengamalkan taqiyah, niscaya Allah akan meng-
angkat derajatnya. Wahai putraku tersayang, orang
yang tidak mengamalkan taqiyah, niscaya Allah
akan merendahkan derajatnya. Wahai putraku ter-
sayang, sesungguhnya manusia itu dalam kondisi
menahan diri. Jika ia sudah muncul, hal itu akan
terjadi'."

Mengungkap Hakikat Syi'ah


* Disebutkan dalam Al-Kafi (Il/zzo) sebuah riwayat
dari Abu Abdullah/laihissalam, ia berkata, 'Taqiyah adalah
perisai Allah antara Dia dan makhluk-Nya."
{ Disebutkan dalam Al-Kafi (Illzr8) sebuah riwayat
dari Abu AMullah Alaihissalam, ia berkata,'NlahAzzawa
Jalla tidak berkenan menerima kami d"n kalian dalam
agama-Nya, kecuali taqiyah."
* Disebutkan dalam Al-Kafi (lUzzo) sebuah riwayat
dari Abu AMullah Alaihissalam, ia berkata, 'Ayahku per-
nah mengatakan,
'Sesuatu apa lagi yang lebih menyejukkan mataku
daripada taqiyah? Sesungguhnya taqiyah adalah pe'
risai orang Mukmin'."
* Disebutkan oleh Al-Kulaini dalam Al-Kafi (lIlSZz),
dan oleh AI-Faidh Al-Kasyani dalam Al-Wafi (III/r59), Dar
Al-Kutub Al-Islamiyat Teheran, sebuah riwayat dari Abu
Abdullah A laihissalam, ia berkata,
"Barangsiapa yang membuka harinya dengan me-
nyiarkan rahasia kami, niscaya ia akan dikuasai oleh
panasnya besi dan sempitnya majeli+majelis."
* Disebutkan dalam AI-Kafi (lUzzz),.dan Al-Raso'r?
oleh Al-Khomeini (II/r8S), sebuah riwayat dari Sulaiman
bin Khalid, ia berkata, Abu AMullahAlarhissalcm berkata,
"Wahai Sulaiman, sesungguhnya kamu harus berpe-
gang teguh pada suatu agama. Siapa menyimpannya,
Allah akan memuliakannya. Dan siapa menyiarkan-
nya, Allah akan menghinakannya."
*Disebutkan oleh Al-Humr Al-Amili dalam Wasa'il
Asy-Syihh(Xl/qZg), sebuah riwayat dari Amirul Muhninin

Preal l: Taqiyah pthonngOnng Syi'*


Alaihissalam, ia berkata, "Taqiyah adalah amal paling
utama bagi orang-orang Muhnin."
Disebutkan dalam Wasa )I Asy-Syf 'ah (Xl I ql 4, sebuah
riwayat dari Ali binAl-HusainAlarhissalam, ia berkata,
"Allah mengampuni setiap dosa orang Mukmin dan
membersihkan ia daripadanya di dunia dan di
akhirat, kecuali dua dosai yakni meninggalkan taqi-
yah dan mengabaikan hak-hak sesama saudara."
Disebutkan dalam Jami' Al-Alchbar oleh guru Syl'ah,
Tajuddin Muhammad bin Muhammad Asy Sya'iri, hal. 95,
Haidiriyah-Najf, sebuah riwayat dari Nabi Shallallahu
Ataihi wa Sallam, 'Orang yang meninggalkan taqiyah ada-
lah seperti orang yang meninggalkan shalat."
* Disebutkan dalam Wasa'il Asy-Syi'ah (XI/+66), se-
buah riwayat dari Ash-shadiq Alaihissalarn, ia berkata,
"Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak setia
pada taqiyah."
* Disebutkan dalam Jami' Al-,4(&bar, hal. 95, Abu
Abdullah Alaihb Shalattt wa Salam berkata, 'Bukanlah
termasuk pengikut Ali orang yang tidak mengamalkan
taqiyah."
Menurut kami, orang-orang Syl'ah sesuai dengan ideo-
loginya, mereka dituntut untuk selalu berpegang teguh pada
taqiyah sampai bangkitnya Al-Qa'im, yakni imam mereka
yang kedua belas yang mereka klaim. Barangsiapa mening-
galkan taqiyah sebelum kebangkitannya, ia bukan termasuk
golongan mereka, sebagaimana yang diceritakan oleh guru
dan juru bicara Syi'ah, Muhammad bin Al-Hasan Al-Humr
Al-Amili dalam kitab ltsbat Al-Hudat (lll/+n), Maktabah
Al-Ilmiyah, Qumm-Iran, dari Abu Abdullah Alaihissalam
dalam sebuah hadits tentang taqiyah, ia berkata, "Barang-

Mengungkap Hakikat Syi'ah


siapa meninggalkan taqiyah sebelum kehadiran Al-Qa'im
kami, ia bukan termasuk golongan kami." Dan juga seba-
gaimana yang diriwayatkan oleh Asy Sya'iri dalam Jami'Al-
Alchbar, hal. 95, dari Ash Shadiq, ia berkata, "Barangsiapa
meninggalkan taqiyah sebelum keluarnya A l-Qa'im kami, ia
bukan termasuk golongan kami."
* Ayatullah Ruhullah Al-Mausawi Al-I(homeini dalam
kitab Al-Rosa' il (ll / 17 4) mengatakan,
"Sekali tempo taqiyah itu dilakukan karena alasan
khawatir atau takut, dan pada tempo yang lain ka-
rena alasan basa'basi. Yang dimaksud dengan basa-
basi ialah mempertahankan satu cakupan kalimat
yang sama. untuk menyenangkan para pembangkang
(Ahlus Sunnah) dan menarik simpati mereka, tanpa
ada kekhawatiran timbulnya mudharat seperti yang
berlaku dalam taqiyah karena alasan takut yang
penjabarannya akan dikemukakan nanti. Taqiyah
terkadang harus dilakukan karena alasan lain yang
bersifat ekternal, dan terkadang pula harus dilaku-
kan dengan sendirinya, dalam arti menyembunyikan
sebagai bandingan menyiarkan."
Perhatikan ucapan basa-basi orang ini '... unhrk me-
nyenangkan para pembangkang (Ahlus Sunnah) dan me-
narik simpati mereka tanpa ada kekhawatiran timbulnya
mudharat."
Perhatikan pula, bagaimana ia memperbolehkan taqiyah
tanpa ada alasan kekhawatiran timbulnya mudharat. Re-
nungkan hd itu. Jika 1lang fianggap para pembangkang
adalah saudara-saudaranya seagama sendiri, kenapa harus
melalarkan taqiyah terhadap mereka?

Pasal l: TafuahFcborugQang Syi'ah


rI Imam Al-Khomeini dalam AI-Rasa'il (lU rlil menga-
takan,
"Di antara taqiyah ada yang disyariatkan demi basa-
basi kepada manusia dalam rangka untuk menarik
rasa simpati mereka. Dan ada yang dilakukan de-
ngan mempertimbangkan orang yang menjadi obyek-
nya. Pertama, taqiyah dilakukan terhadap orang-
orang kafir dan orang-orang yang tidak meyakini
Islam, bai.k dari kalangan para penguasa atau rakyat
biasa. Kedua, taqiyah dilakukan terhadap para pe-
nguasa dan para tokoh kaum Ahli Sunnah. Ketiga,
taqiyah dilakukan terhadap para ulama ahli fiqih
dan para ulama ahli hukum (qadhil dari kalangan
terpelajar. Dan keempat, taqiyah dilakukan terhadap
para ulama ahli fiqih dan ahli hukum (qadhil dari
golongan orang-orang kebanyakan mereka. Kemu-
dian taqiyah terhadap orang-orang kafir dan lainnya
terkadang dilakukan dengan cara melakukan suatu
perbuatan yang cocok dengan orang-orang Ahli
Sunnah, seperti misalnya seorang penguasa yang me-
wajibkan kaum Muslimin untuk mengikuti fatwa
Imam Abu Hanifah, dan terkadang pada selainnya."
Wahai saudara kami sesama Muslim, coba Anda per-
hatikan ucapan Al-Khomaeni "disyariatkan". Ini jelas meru-
pakan kewajiban atau penekanan (bukan sifatrya sam-
pingan), bukan kemurahan. Ucapan Muhammad Al-Ghazali
Rahimahullah bahwa taqiyah itu disebabkan oleh kezaliman
sebagian orang Sunni terhadap kaum Syi'ah -seperti yang
akan diterangkan nanti- hal itu tidak perlu digubris. Apalagi
kita tahu bahwa Al-Ghazali bukan ulama khusus dalam ma-
salah ini. Barangkali ia mengutip ucapan tersebut dari bebe-
rapa penulis Syr'ahyang menggunakan taqiyah.

Mengungkap Haklkat Syi'ah


l* Imam Al-I(homaeni dalam kitab AI-Rosc'iI (Illrg6),
mengatakan,
"Perlu diketahui bahwa yang bisa disimpulan dari
riwayat-riwayat tersebut ialah keabsahan amal yang
dilakukan karena taqiyah, disebabkan adanya per-
bedaan antara kita dan mereka dalam soal hukum.
Contohnya seperti hukum mengusap sepasang khuf
dan berbuka bagi orang yang sedang uzur, atau
dalam soal menetapkan masalah yang bersifat
eksternal. Contohnya seperti melakukan wuquf pada
tanggal delapan Dzulhijjah, karena menurut mereka
bulan sabit sudah tetap."
Perhatikan, bagaimana Al-Khomeini membaur dengan
kaum Ahli Sunnah seperti seekor bunglon untuk merekat-
kan para pengilartnya dengan mereka, sehingga rahasia
mereka tidak terbongkar. Bukannya menganjurkan dan
menunjukkan para pengikutnya bahwa kita ini adalah sau-
dara-saudaranya seagama, ia malah merekayasa taqiyah,
mengajarkan jenis-jenisnya kepada mereka, dan tata cara
melakukannya terhadap kita.
Selanjutnya Al-I(homeini berusaha membuka apa yang
disembunyikannya, yakni bahwa taqiyah yang dilakukan
terhadap kita adalah demi kepentingan-kepentingan ter-
tentu. Ia tidak mensyaratlan hal itu demi mengkhawatirkan
keselamatan nyawa.
* Dalam kitab Al-Rasc'il (Illzor), Al-Khomeini me-
ngatakan,
"Sesungguhnya kebolehan bahkan kewajiban me-
lakukan taqiyah itu tidak tergantung pada kekha-
watiran atas keselamatan nyawa atau sejenisnya.
Bahkan yang jelas, kepentingan-kepentingan terten-

Pasal l: Taqiyah p& Onng@rang Syi'ah


tu merupakan sebab diwajibkannya melakukan taqi-
yah kepada orang-orang Ahli Sunnah. Jadi, taqiyah
dan menyimpan rahasia itu hukumnya wajib, jikalau
dalam keadaan aman dan tidak khawatir atas kese-
lamatan nyawanya."
r* Al-Khomeini dalam kitab Mrshbah Al-Hidayah, hal.
r54, cetakan pertama, Muassasah Al-Wafa'-Beirut Libanon,
mengatakan,
"Waspadalah wahai teman spiritualku kemudian
waspadalah -semoga Allah selalu menolong Anda di
dunia dan di akhirat- jangan sampai rahasia-rahasia
ini terbongkar oleh orang luar, atau kamu ceritakan
tidak pada tempatnya. Sesungguhnya ilmu batin
syariat berupa hukum-hukum Ilahi dan rahasia-
rahasia Tuhan harus tetap terjaga dari tangan-
tangan orang lain dan dari pandangan-pandangan
mata mereka, karena ilmu ini jauh jangkauannya
dari ketajaman pikiran-pikima mereka. Jangan sam-
pai kamu memikirkan hal ini sebelum melakukan
penelitian yang sempurna tentang kalimat-kalimat
orang-orang yang merniliki cita rasa tinggi, dan mem-
pelajari pengetahuan-pengetahuan dari para ahlinya,
yakni guru-guru besar yang arif dan mulia. Kalau
tidak, maka hanya dengan meruju' kepada pengeta-
huan-pengetahuan seperti itu saja akan menambah
kerugian dan tidak menghasilkan apa-apa."
Saudara kami sesama Muslim, statemen Al-Khomeini
tadi sama dengan statemen para ulama Syi'ah sebelumnya,
yakni bahwa orang-orang Syi'ah tidak berani menyatakan
terus terang keyakinan-keyakinan mereka yang bernada
kufur dan syirik. Perhatikan, bagaimana Al-Khomeini tidak

10 Mengungkap Hakakat Syi'ah


menuntut taqiyah harus ditutupi dari orang kebanyakan.
Tetapi ia menuntut supaya taqiyah dittrtupi dari orang-
orang lain yang tidak seideologi dengannya. Tentu yang ia
maksudkan ialah orang-orang Ahli Sunnah.
Al-Khomeini tidak ingin ilmu ini hanya diketahui oleh
para ulama saja. Ia juga tidak mengkhawatirkan atas orang
awam. Tetapi atas orang-orang lain.
* Penyembunyian inilah yang diisyaratkan oleh seorang
doktor Syi'ah terkini bernama Muhammad At-Tijani As-
Samawi dalam kitabnya yang berjudul I'rif Al-Haqqa, hal.
13, cetakan pertama, Daar Al-Mujtaba-Beirut tahun 1995
Masehi. Ia mengatakan,
"Sikap ini penting sekali. Terkadang perlu sedikit
keterusterangan, meskipun tetap harus disembunyi'
kan demi kepentingan-kepentingan yang bersifat
kondisional. Seperti yang telah diketahui oleh seba-
gian kalian, terkadang yang menjadi kendala ialah
faktor situasi."
* fita kembali kepada Al-tr(homeini dalam pembica-
rannya tentang taqiyah. Kita lihat ia mengatakan,
"Di antara taqiyah ada yang secara otomatis wajib
dilakukan, yaitu untuk menandingi publikasi. Dan
itulah makna menjaga untuk tidak mempublikasikan
mazhab dan tidak menyiarkan rahasia Ahlul Bait.
Dari keterangan beberapa riwayat tampak jelas bah'
wa sesungguhnya taqiyah yang mendapat perha-tian
besar para imam Alaihimussalan ialah taqiyah yang
satu ini. Sikap menyembunyikan kebenaran di negeri
yang zalim adalah suatu kewajiban, dan kepen-
tingannya ialah aspek-aspek politik agama. Sebab,

Pasal l: Taqiyah p& OnngQnng Syi'ah 11


tanpa taqiyah tentu mazhab akan terancam musnah
dan bangkrut." Lihat, AIBasa4 GI/188).
Menurut kami, hal ini dan yang sebelumnya tadi meru-
pakan statemen dari Al-IGomeini bahwa mazhab atau aliran
Syi'ah berdiri berdasarkan keterhrtupan, kesembunyian, dan
rahasia-rahasia. Semua ihr adalah cabang-cabang dari taqi-
yah yang seandainya tidak ada maka praktis mazhab akan
terancam musnah dan bangkrut.
Apakah Muhammad Al4hazali Rohimahullah dan para
simpatisan Syr'ah yang lain menyadari bahwa mereka se-
dang berpihak dengan orang-orang Syl'ah drlam statemen
ini?
Ulama-ulama Syi'ah biasa pergr merantau ke negara-
negara Sunni. Di sana mereka mengamalkan taqiyah dan
berdusta kepada orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah,
yakni dengan berpura-pura memperlihatkan kalau mereka
termasuk golongan Ahli Sunnah wal Jama'ah. Hal itu ber-
tujuan demi kepentingan mencari-cari kesalahan orang-
orang Ahli Sunnah wal Jama'ah. Di antara mereka yang
melakukan missi culas tersebut ialah guru Syr'ah bernama,
Muhammad bin Al-Husain Ibnu AMush Shomad yang
dikenal dengan nama Syaikh Al-Baha'i yang wafat pada
tahun ro3r Hijriyah. Ia mengatakan, 'Aku berada di Syiria
dengan berpura-pura memperlihatkan seolah-olah aku ada-
lah penganut mazhab Syaf i ...." Taqryah dan kisahnya ini
diceritakan sendiri oleh guru Syi'ah bernama Muhammad
Muhammadi Al-Asytaharadi dalam kitabnya Ajwad Al-
Munazharat, hal. r88, cetakan pertama tahun 1416 Hijriyah,
Daar Ats-Tsaqalan-Libanon.
Saudara kami sesama Muslim, coba Anda perhatikan
bahwa ternyata taqiyah yang diagung-agungkan oleh imam-

12 Mengungftaptlaktratsg'afi
imam kaum Syi'ah, adalah taqiyah yang menganjurkan
mereka untuk menjaga diri jangan sampai mazhab dan
kebohongan yang mereka sembunyikan tersiar di kalangan
orang-orang Ahli Sunnah.
Syaikh Muhammad Al-Ghazali Rahimahullch dengan
gigih membela fatwa Syaihtr Syaltut tentang diperboleh-
kannya beribadah berdasarkan mazhab Syi'ah Itsna Asyar-
Kami sangat yakin bahwa Al-Ghazali dan Syaltut Rahima-
humallah tidak memahami ucapan-ucapan yang sangat
berbahaya dan riwayat-riwayat yang menganggap kafir
kaum Ahli Sunnah tersebut.
l* Seorang ulama Syi'ah terkemuka bernama
Syahrastani dalam catatan pinggrr halaman r38 kitab
Awa'il Al-Maqalat, ymB terbit di Beirut tahun r4o3
Hijriyah, surat edaran Maktabah At-Turats Al-Islami,
mengatakan sebagai berikut,'Oleh karena itulah, golongan
para imam dari Alul Bait seringkali merasa sangat perlu
untuk menyembunyikan tradisi, atau akidah, atau fatwa,
atau tulisan, dan lain sebagainya yang hanya khusus bagi
mereka. Demi tujuan yang sakral inilah orang-orang Syl'ah
memanfaatkan taqiyah untuk melakukan penyesuaian-
penyesuaian secara lahiriah' dengan kelompok lain, karena
mereka mengikuti jejak langkah para imam dari keluarga
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam serta keputusan-
keputusan penting mereka sekitar kewajiban melalcukan
taqiyah, berdasarkan prinsip salah seorang ulama terke-
muka Syr'ah, Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek

' Uhat, bagaimana Allah membuat orang aliran Rafidhah ini ber-
bicara dengan terus terang bahwa pergaulan orang-orang Syi'ah
dengan kita selama ini hanya sekedar basa-basi sala, bukan yang
sebenamya. Apakah orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah menya-
dari halitu?

Pasa! t: Taqiyah p&Orang@nng Syi'ah 13


moyanglu. Barangsiapa )xang tidak melalarkan taqiyah, ia
tidak punya agama sama sekali.'Jadi kalau demikian, agama
Allah itu berjalan di atas sunnah taqryah."
Menurut saya, taqiyah yang buruk ini telah memakan
korban Sydttrt, Muhammad Al-Ghazali Rahimahumallah,
dan selainnya oleh niat baik mereka sendiri. Tetapi kami
ingin mengomentarinya sebagai berilart:
Pertama, sesungguhnya menurut kaum Syi'ah, taqiyah
itu bukan demi menjaga keselamatan nyawa, seperti ang-
gapan beberapa orang dari kaum Ahli Sunnah yang selalu
mengandalkan niat yang baik. Tetapi secara mendasar,
taqiyah adalah untuk menutupi kenistaan-kenistaan ma-
&hab Syi'ah dan sikap permusuhannya terhadap orang-
orangAhli Sunnah.
Kedua, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya
tentang target statemen Al-Khomeini bahwa taqiyah bu-
kan hanya untuk menjaga jiwa dan harta. Melainkan juga
untuk kepentingan yang lain. Contohnya untuk melalukan
shalat dengan versi mereka. Diriwayatkan oleh Al-Humr Al-
Amili dalam Wasa'il Asy-Syi'ah (N,/466), dari Ali bin
Muhammad, ia berkata, 'Wahai Daud, jika kamu katakan,
sesungguhnya orant yang meninggalkan taqiyah itu seperti
orang,rang meninggalkan shalat, berarti kamu benar."
t*Disebutkan dalam Wasa'il Asy-Syfah Qil/466), se-
buah riwayat dari Ash Shadiq, ia berkata,
'Kalian hame melakukan taqiyah, karena sesung-
guhnya bukan termasuk golongan kami orang yang
tidak mau menjadikan taqiyah sebagai semboyan dan
kedoknya di depan orang yang ia anggap aman,
supaya hal itu menjadi karakter dalam menghadapi
orang yang perlu ia waspadai."

14 Mengungftap thfif(8t Syi'ah


* Di antara keanehan-keanehan yang boleh jadi tidak
bisa diterima oleh orang yang tidak punya pengetahuan
sama sekali terhadap keyakinan-keyakinan kaum Syi'ah
sekalipun, ialah bahwa para ulama Syi'ah memperbolehkan
shalat di belakang seorang Sunni karena alasan taqiyah,
meskipun mereka menganggap orang Sunni itu najis, kafir,
dan halal harta serta darahnya, sebagaimana yang akan
dikemukan dalam kitab ini nanti. Itulah yang diriwayatkan
oleh Ayatullah Al-I(homeini dalam kitab al-Rasa'il (Illrg8),
daiZararah bin A'nrn dari Abu Ja'far, ia berkata,
"Tidak apa-apa hukumnya shalat di belakang se-
orang Sunni, dan tidak membaca di belakangnya
dalam shalat jahriyah, karena apa yang dibacanya
itu mencukupimu."
Setelah mengemukakan riwayat tersebut, Al-I(homeini
mengatakan,'Dan masih banyak lagi contoh lain yang tegas
dan jelas tentang keabsahan shalat karena alasan taqiyah."
* Sementara Al-I(homeini sendiri memperbolehkan
merampas harta orang Sunni yang mereka sebut an-nashib
atau pembangkang. Ia mengatakan dalarn Tahrir Al-
Wasilah A /3Sz) sebagai berikut,
"Menurut pendapat yang paling kuat, orang-orang
Sunni itu disamakan dengan kaum pemberontak
yang hartanya boleh dirampas sebagai ghanimah dan
berlaku al-khumus atau pembagian seperlima. Bah-
kan menurut pendapat yang populer, boleh hukum-
nya mengambil harta orang Sunni di mana ditemu-
kan dan dengan cara apa pun. Dan bagian seperlima-
nya harus dikeluarkan."
r* Perhatikan, bagaimana Al-Khomeini memperboleh-
kan orang Syi'ah melakukan shalat di belakang orang Sunni

Pasal l: Taqiyah p& OangAnng Syi'ah 15


yang dianggap najis dan terlnrtuk, seperti yang ia kemuka-
kan dalam kitabnya Tahrir Al-Wasilah (I/rr8). Shalat kaum
Sn'ah di belakang kaum Ahli Sunnah (fiang menurut keper-
cayaan mereka disebut sebagai an-nawashlb), bukan berarti
bahwa kaum Ahli Sunnah inr mereka anggap suci dan beri-
man. Tetapi demi mengamalkan taqilxah dan menipu agar
bisa menarik simpati orang)rang mau membela mereka.
Ji Kendatipun demikian, Doktor Izzuddin Ibrahim
seorang penulis yang bekerja di kalangan kaum Syi'ah,
dalam kitabnya As-Sunnah wa,4sy-Syi'ah, hal. 47, erutalian
keempat, terbitan hrsat Kebudayaan Islam Iran di Roma,
mengutip ucapan seorang dosen senior Unirrcrsitas Al-Azhar
Muhammad Muhammad Al-Fahham yang dihdukan kepada
salah seorang ulama Syi'ah yang biasa dipanggil Hasan
Sa'id. Coba simak kutipannya, Tang terhormat Sfikh
Hasan Sa'id, salah seorang ulama besar Teheran telah
membuat aku merasa terhormat karena ia mau berkunjung
ke rumahku di jalan Ali bin Abu Thalib No. S. Beliau datang
bersama yang mulia, ymg sungguh pandai, teman karibku
Sayid Thalib Ar-Rifa'i. Kunjungan tersebut masih terus
membangkitkan kenangan-kenangan )rang sangat indah
dalam jiwaku, kenangan hari-hari yang pernah aku lewatkan
di Teheran pada tahun 1970 Masehi. Saat itu aku mengenal
sekelompok besar dari kelompok-kelompok ulama Syi'ah
Imamiyah. Di tengah-tengah mereka aku mengenal makna
kesetiakawanan dan kemuliaan yang tidak pernah aku kenal
sebelumnya. Kunjungan mereka kepadaku pada hari itu
adalah demi menunjukkan sikap kesetiakawanan mereka.
Semoga Allah berkenan membalas semua kebaikan mereka,
dan menghargai usaha mulia mereka dalam upaya meru-
kunkan antara mazhab-marhab Islam yang pada hakikatnya
memiliki kesamaan dalam soal dasardasar akidah Islam

16 Mengungkap Hakikat Syi'ah


yang mampu menyatukan mereka dalam persaudaraan
Islam, sebagaimana firman Allah'Orang-orang beriman iru
s e sung g uhny a b er s audar a.' (N-Hujurat r o)

Adalah kewajiban seluruh ulama umat dari mana pun


mazhabnya untuk mewujudkan persaudaraan ini. Betapa-
pun mereka harus membuang jauh-jauh segala faktor per-
pecahan yang dapat menghambatnya dan mengotori ke-
jernihannya, dan yang telah diperingatkan oleh Allah dalam
Kitab-Nya, "Dan jonganlah kamu berbantah-bantahan,
Aang menyebabkan kamu meniadi gentar dan hilang
kehntanmu." (Al-Anfal +6). Semoga Allah merahmati
Syail<h Syaltut yang mengabaikan nilai yang sangat mulia
ini. Ia tidak henti-hentiryra selalu memberikan fatwa yang
tegas dan berani yang isinya boleh mengamalkan mazhab
Syi'ah Imamiyah dengan pertimbangan karena ia adalah
sebuah mazhab fiqih Islam yang juga berdasarkan AI-
Qur'an, As-Sunnah, dan dalil yang lmat. IGmi mohonkan
kepada Allah semoga Dia berkenan menolong orang-orang
yang menempuh jalan lurus ini guna memperekat tali
persaudaraan akidah Islam yang sejati.'Dan katakanlah,
'Belcerjaloh lamu, malrn Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang Mukmin akan melihat peleerjaanmu ittt'(At-Taubah
ro5). Akhir seruan kita ialah bahwa segala puji bagi Allah,
Tuhan seru semesta alam."
Kami katakan, Hasan Sa'id yang disinggung dalam pem-
bicaraan syaikh Al-Fahham ini adalah orang yang menulis
pengdntar krtab Kadzabu Ala Asy-Syi'ah karya Muhammad
Ar-Radhwi yang akan kami kutip dalam buku ini. Dengan
sombong ia berani menghina Imam Abu Hanifah Rahima'
hullah. Dalam kitabnya tersebut halaman r3S ia menga-
takan, 'semoga Allah membikin kamu celaka, wahai Abu

Pasat t: Taqlah pa&OnryQnng Syi'ah 17


Hanifah. Bagaimana kamu menganggap kalau shalat itu
bukan bagian dari agamaAllah?"
Ia juga berlepas tangan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq dan
Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhuma. Dalam kitab
tersebut halaman 49, ia menyanggah salah seorang penulis
As-Sunnah,
"Sikap lepas tangan kami dari Abu Bakar dan Umar
adalnh karena keharusan agama kami. Ini meru-
pakan lambang syariat atas kejujuran rasa cinta
kami kepada imam kami dan rasa sayang kami ke-
pada para pemimpin kami Alaihimussalam.'
Ktab Kadzabu Ala Asy-Syi'ah ini penuh dengan ke-
caman-kecaman terhadap para shahabat Radhiyallahu
Anhum, tokoh-tokoh terkemuka hadits, dan para pemimpin
kaum Muslimin. IGmi akan mengutip kesalahan-kesalahan
tersebut dalam hrlisan tersendiri. Dan bular ini bukan tem-
pat yang pas untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh Ar-Radhawi dan lainnya. Tetapi satu
hal penting yang harus kami tegaskan di sini ialah, bahwa
Hasan Sa'id yang disinggung oleh Syaikh Al-Fahham adalah
orang yang menulis bagian mukadimah kitab itu. Di sana ia
mengatakan,
"Sesungguhnya Al-Allamah yang agung Sayid
Muhammad Ar-Radhi Ar-Radhawi menentang tu-
lisan dan pemikiran-pemikiran para ulama yang
sumbernya tidak jelas dan rancu. Hal itu ia lakukan
demi mengamalkan sabda Rasulullah ShaIIaIIahu
Alaihi wa Sallam, 'Seorang yang alim harus berani
memperlihatkan ilmunya', untuk menjelaskan sta-
tusnya sebagai golongan Syi'ah."

18 Mengunglep tlakfot Syi'ah


Benar, dalam kata pengantar kitab karya Ar-Radhi Ar-
Radhawi, Hasan Sa'id sama sekali tidak berusaha meng-
kritik sang penulis yang melancarkan kecaman-kecaman
terhadap para khalifah, para shahabat, dan para tokoh
salafafus sunnah. Syaihtr Al-Fahham Rahimahullah tidak
mengetahui hal itu. Keadaannya sama seperti keadaan
kebanyakan kaum Atrli Sunnah. Dan orang-orang Syi'ah
begitu antusias untuk mempertahankan orang-orang yang
mengalar sebagai para ulama Ahli Sunnah yang seperti itu.
Lihat, kelicikan dan tipu muslihat orang-orang Syr'ah
yang nyaris dapat melenyapkan gunung-gunung. Dalam kata
pengantar kitab tersebut, Hasan Sa'id tokoh Syr'ah yang satu
ini mengecam para shahabat dan para imam Ahli Sunnah.
Sementara Al-Fahham Rahimahulloh hanya sekedar memi-
liki kenangan-kenangan sekitar kunjungannya ke Teheran.
Mahasuci Allah. Sesungguhnya kami perlu memberikan
saran kepada para ulama dan para ahli pikir bahwa betapa
pun mereka harus benar-benar sadar kalau kaum Syi'ah
selalu berpura-pura memperlihatkan sesuatu yang berla-
wanan dengan faktayang mereka sembunyikan.
Dengan demikian Anda bisa mengeahui secara jelas
bahwa di sana ada hubungan-hubungan antara kedua belah
pihak, yaitu antara pihak yang menipu dan pihak yang
ditipu. Pihak yang menipu ialah orang-oftmg Syr'ah yang
tunduk kepada para ulama mereka yang sangat piawai
bermain taqiyah dalam pergaulan mereka bersama orang-
orang yang belum mengetahui siapa mereka sebenarnya.
Dan pihak yang ditipu ialah sebagian ulama Ahli Sunnah
yang tergesa-gesa dan ceroboh mendukung Syi'ah dan
menegaskan kepada kaum Muslimin bahwa boleh hukum-
nya beribadah berdasarkan mazhab Syi'ah, sebagaimana
mazhab-mazhab Ahli Sunnah lainnya.

Pasal t: Taqiyah paeOnng.Onng Syi'ah 19


Saudara kami sesama Muslim, tidak perlu diperde-
batkan lagi bahwa orang-orang yang tergesa-gesa dan
ceroboh mendukung Syi'ah atau orang-orang yang menye-
rukan kerukunan dengan Syl'ah, bukanlah orant-orang
khusus atau para pengarnat di bidang yang mereka geluti.
Mereka adalah orang-orang yang menjadi korban taqryah
dan kebodohan. Apakah mereka tidak memperhatikan,
bagaimana Al-I(homeini memperbolehkan meletakkan ta-
ngan kanan pada tangan kiri sebagai bentuk penipuan dan
mempermainkan dagu, padahal di sisi lain ia menganggap
hal itu termasuk sesuatu yang dapat membatalkan shalat?
Itulah yang ia katakan dalam kitab Zahnr Al-Wosilah
(I/186),
"Takfir ialah meletakkan salah satu tangan pada
tangan yang satunya seperti yang biasa dilakukan
oleh orang lain. Jika dilakukan secara sengaja hal itu
dapat membatalkan shalat. Tetapi tidak apa-apa jika
untuk mengamalkan taqiyah."
ri Guru Syl'ah bernama Muhammad bin Muhammad
bin Shadiq Sadr Al-Musawi dalam kitab Tankh Al-Gaibah
Al-Kubra, hal. 352, cetakan kedua, Maktabah Al-Alfin-
Kuwait, tahun r4o3 Hijriyah, mengatakan sebagai berikut,
"Perintah melakukan taqiyah itu berlaku pada za-
man Al-Ghibah Al-Kubn Inilah ringkasan isi dari
riwayat-riwayat Syi'ah Imamiyah, bukan dari selain
mereka. Ash Shaduq dalam lkmal Al-Din, Syaikh Al-
Hurnr Al-Amili dalam Wasa'il Asy-Syt'ah, dan Ath
Thibrisi dalam I'lam Al-Wara, mengemukakan se-
buah riwayat dari Imam Ar-Ridha Alaihissalam, se-
sungguhnya ia berkata, 'Tidak ada agama sama
sekali bagi orang yang tidak bersikap wira'i. Dan

20 Mengungftap Haklkat Syl'ah


tidak ada iman sama sekali bagi orang yang mening-
galkan taqiyah. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling
rajin mengamalkan taqiyah. Barangsiapa mening-
galkan taqiyah sebelum munculnya A|-Qaial kami,
maka ia bukan termasuk golongan kami'."
I(ami katakan, lihatlah, bagaimana kesetiaan orang-
orang Syi'ah terhadap ajaran taqiyah. Artinya, mereka begihr
antusias berpura-pura memperlihatkan kepada kita sesuattr
yang menjadi kebalikan fakta yang mereka sembunyikan,
sampai munculnya Al-Qa'im alias AI-Mahdi yang mereka
tunggu-tunggu. Yaitu imam mereka yang kedua belas ber-
nama Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari. Padahal jelas
kalau Al-Mahdi, berdasarkan keterangan beberapa riwayat
hadits shahih, bernama Muhammad bin AMullah yang
sampai sekarang belum lahir. Tetapi kalau Al-Mahdi versi
yang dipercaya oleh orang-orang Syl'ah, ia sudah lahir sejak
seratus tahun lebih yang lalu. Tetapi anehnya dalam pan-
dangan mereka, ia masih samar.
* Seorang imam yang menjadi rujukan kaum Syi'ah
bernama Muhammad Taqi Al-Musawi Al-AsMahani dalam
kitabnya Wadhifat Al-Anam fi kman Gsibah Al-Imam,
hal. 43, cetakan pertama, Dar Al-Qari'-Beirut tahun 1987
Masehi, mengingatkan akan tugas-tugas yang harus dila-
kukan oleh orang-orang Syl'ah pada saat imam mereka
belum muncul. I"ebih lanjut ia mengatakan sebagai berikut,
Taqiyah harus dilakukan terhadap para musuh -maksud-
nya ialah kaum Ahli Sunnah-. Malora taqryah yang wajib
ialah seseorang harus menyembunyikan akidahnya ketika
muncul mudharat yang kemungkinan dapat mengancam
jiwanya atau hartanya atau kedudukannya. Ia harus mem-
perlihatkan apa yang berlawanan dengan akidahnya lewat

Pasal l: TaqUah WdaOruVQEng Syi'ah 21


kata-kata, supaya ia bisa menjaga nyawa dan hartanya. Ia
wajib menyembunyikan akidahnya yang benar di dalam
hati."
* Dalam kitab yang sama hal. 44, iajuga mengatakan,
"Riwayat-riwayat tentang kewajiban melakukan taqiyah cu-
kup banyak Dan apa yang sa)la kemukakan untuk mene-
rangkan makna taqiyah yang wajib, merupakan pemahaman
hadits tersebut demi membela Amirul Muhninin Alaihis-
salam. Tiga kali saya tekankan untuk tidak boleh mening-
galkan taqiyah, karena hal itu akan menimbulkan kehinaan."
Kami katakan, coba perlatikan, bagaimala taqiyah
dipahami oleh seorang ulama Sn'ah yang satu ini dan juga
oleh Al-I(homeini. Ternyata menurut mereka, hrjuan taqifh
bukan untuk menjaga nyawa, melainkan untuk mewujudkan
tujuan-hrjuan dan kepentingan-kepentingan tertentu. Oleh
karena itu, bagi mereka tidak ada istilah kejujuran dan
kesetiaan, karena akidah Syi'ah menganjurkan kepada
mereka untuk menyesuaikan diri dan berbasa-basi terhadap
orang-orang Ahli Sunnah supaya orang-orang yang lugu di
antara kita mengira bahwa mereka itu tidakbanyak berbeda
dengan kita.
Al-Ashfahani dalam kitabnya tersebut, hal. q4 menge-
mukakan sebuah riwayat dari AI-Imam Ali yang sanadnya
dishahihkan. Sang imam mengatakan, 'Janganlah kalian
tertipu oleh banyaknya masjid dan oleh poshrr-postur tubuh
kaum yang berbeda-beda." Seseorang bertanya, 'Wahai
Amirul Mukminin, bagaimana cara hidup pada zaman
seperti itu?" Ia menjawab, 'Bergaullah dengan mereka se-
cara banraniyah." Maksudnya, berbaurlah dengan mereka
secara lahiriah, dan berbedalah dengan mereka dalam batin.
Seseorang akan menuai sesuai apa yang telah ia usahakan,

22 Mengungftap llakikat Syi'ah


dan ia akan bersama orang yang ia cintai. Walaupun begthl
tunggulah kelapangan dai Nlah Azza wa Jalla."
IGta Al-Ashfahani, "Hadits-hadits senada ini culcurp ba-
nyak. Sebagiannya disebutkan dalam pembicaraan secara
global tentang ulauan-ukuran akhlak."
* Guru orangtrang SYi'ah bernama Murtadha Al-
Anshari yang mereka beri gelar Syar'kh Al'Fuqaha uta Al-
Mujatihidin Guru para ulama ahli fiqih dan para ulama
mujtahid) dalam kitabnya Rrsalah At-Taqiyah, hal. 53, cet.
Daar Al-Hadi Al-Ula r99z Masehi-Beirut Ubanon, menga-
takan,
"Pertama-tama, taqiyah itu disyaratkan harus terha-
dap mazhab kaum Ahli Sunnah, karena hal itulah
yang diyakini dari dalil-dalil yang berlaku tentang
izin dalam ibadah-ibadah berdasarkan taqiyah, kare'
na yang diutamakan ialah taqiyah terhadap mazhab
mereka, bukan taqiyah terhadap orang-orang kafir
dan orang-orang Syi'ah yang zalim."
Kami katakan, perhatikan, bagaimana dalildalil yang
meyakinkan menurut meteka, yakri bahwa taqiyah itu
dilalarkan terhadap orangtrang Ahli Sunnah, bukan ter-
hadap orang-orang kafir dan orangtrang Syl'ah yang zalim.
Perhatikan pula ucapan Syaikh Musa Jarullah, bahwa me-
reka menganggap orangtrang Ahli Sunnah wal Jama'ah
sebagai musuh bebuyutan mereka.
li Ayahrllah yang agung Abul Qasim Al-Khau'i dalam
kitabnya At-Tanqih Syorah Al-Uruah Al-Wutsqa (Iv/ggz-
333), Mathba'ah ShaderQumm, dan Daar Al-Hadi-Qumm
tahun r4or Hijriyah, membicarakan tentang taqiyah. Ia
mengatakan,

Pasat l: TaqW W OtugOrW Syi'et 23


"Hal itu karena yang bisa diambil [ssimpulan dari
riwayat-riwayat hadits tentang taqiyah ialah bahwa
taqiyah dianjurkan untuk menyembunyikan mazhab
Syi'ah dari orang-orang yang menentang karena
mereka tidak boleh mengenal gerakan tasyayyu'atau
rafidhah, atau untuk berbasa basi dengan mereka.
Yang jelas, jika seorang mulrnllaf 6s-perlihatkan
mazhab Hanbali di depan seseorang yang bermazhab
Hanafi misalnya, atau sebaliknya, ini berarti ia telah
berhasil mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Jika ia
shalat di masjid orang-orang bermazhab Hanafi,
padahal ia cocok dengan mazhab Hanbali, berarti
sama halnya ia shalat di masjid mereka atau sedang
bersama mereka. Alasannya, karena yang diwajibkan
ialah taqiyah terhadap orang-orang Ahti Sunnah dan
berbasa basi dengan mereka. Tidak ada satu pun di
antara dalil-dalil tadi yang menerangkan kewajiban
mengikuti berbagai golongan mereka yang berbeda-
beda. Dan juga tidak ada satu pun dalil yang
menjelaskan atas kewajiban mengikuti orang yang
ditakuti mazhabnya. Sebab, yang harus dilakukan
ialah bersikap basa basi dengan orang-orang Ahli
Sunnah dan menyembunyikan identitas Syi'ah dari
mereka."
Makna ucapan Al-I(hau'i bahwa orang Syi'ah tidak
harus menjadi seorang Hanafi ketika berada di antara para
penganut mazhab Hanafi, atau ia tidak harus menjadi orang
Syaf i di tengah-tengah para penganut slaz}xf Syaf i, dan
seterusnya dan seterusnya, sudah cularp sebagai bukti
bahwa untuk menyembunyikan identitas Syi'ah ia boleh
tampil dengan mazhab apa pun dari mazhab-mazhab Ahli
Sunnah wal Jama'ah. Artinya, tidak apa-apa seorang Syi'ah

24 Mengungkap Hakikat Syi'ah


I

i
tampil dengan mazhab Imam Abu Hanifah misalnya di
depan orang-orang penganut mazhab Maliki. Yang penting,
jangan sampai terbongkar kalau ia adalah orang Syi'ah.
Al-Khau'i dalam kitab Al-fonqih Syarah Al-Urutah AI-
Wut sqa (tV/ggz), mengatakan,
"Seseorang yang mengamalkan taqiyah di depan
orang-orang bermazhab Hanafi, tetapi ia melakukan
amal sesuai dengan ajaran mazhab Hanbali, atau
Maliki, atau Syaf i, maka hal itu tidak ada masalah
sama sekali."
* Ayatullah Al-Khau'i dalam kitab Al-fanqih Syarah
Al-Urwah Al-Wutsqa G\r/zgz) mengatakan, 'Contoh lain
ialah melalarkan wuquf di Arafah pada hari kedelapan
Dzulhijiah. Soalnya para imam Alaihimussclcm hampir
setiap tahun selalu menunaikan ibadah haji. Sementara
murid-murid dan para pengikut mereka juga biasa menu-
naikan ibadah haji bersama orang-orang Ahli Sunnah."
Perhatikan, bagaimana terkadang mereka menyebut
kaum Ahli Sunnah dengan sebutan Al-Ammah, dan ter-
kadang pula mereka menyebutnya dengan sebutan orang-
orang yang menentang atau para pembangkang. Al-I(hau'i
dalam kitab Al-Tanqih Syarah Al-Urwah Al-Wutsqa
(fV/Sy) mengatakan,
"Adapun taqiyah dalam arti yang lrhusus ialah
taqiyah terhadap Al-Ammah. Hal ini secara prinsip
hukumnya wajib, berdasarkan beberapa riwayat
hadits yang menunjukkal atas kewajibannya. Bah-
kan secara global mengaku beberapa hadits ada yang
mutawatir."
Perhatikan, bagaimana taqiyah yang dilakukan terhadap
Al-Ammah alias orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah,

Pasal t: Teqlyah N&OrngQruU Syt'ah 25


sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Amin dan lainnya,
hukumnya adalah wajib bahkan mutawatir.
* Al-Khau' i dalam kitab Al-Tanqih G\r I zS5), mengata-
kan, "Disebutkan dalam suatu riwayat,'Bahwasanya taqiyah
adalah agamahr dan agama nenek moyanglar. Tidak ada
agama sama sekali bagi orang yang tidak melalnrkan
taqiyah." Ungkapan apa lagi yang lebih kuat dalam me-
nunjukkan sebagai kewajiban daripada ungkapan tersebut?
Ditegaskan, bahwa orang yang tidak setia melakukan
taqiyah dianggap tidak beragama. Peran taqiyah tampak
begitu penting bagi orang-orang Syi'ah, sehingga orang yang
berani meninggalkannya juga dianggap tidak memiliki
agama sama sekali. Dalam versi riwayat lain disebutkan,
'Tidak ada iman sama sekali bagi orang yang tidak me-
lakukan taqiyah." Ungkapan ini juga menunjukkan atas
kewajiban, sebagaimana ungkapan dalam riwayat sebe-
lumnya. Dalam versi riwayat ketiga disebutkan, "Seandainya
kamu mengatakan, bahwa orang yang meninggalkan taqiyah
itu sama seperti orang yang meninggalkan shalat, maka
kamu benar." Dalil tentang kewajibannya sudah jelas,
karena shalat adalah titik yang membedakan antara keka-
firan dan keimanan, seperti yang dijelaskan dalam beberapa
riwayat hadits. Sementara kedudukan taqiyah itu sama
dengan kedudukan shalat, dan sekaligus menunjukkan bah-
wa taqiyah juga titikyang memisahkan antara kekafiran dan
keimanan. Dan dalam versi riwayat keempat disebutkan,
'Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak
menjadikan taqiyah sebagai semboyannya." Dalam riwayat
lain disebutkan, orang yang meninggalkan taqiyah itu di-
anggap termasuk orang yang menyiarkan rahasia kaum
Syi'ah dan memperkenalkan mereka kepada musuh-musuh-

26 Mengungkap tlaklkat S$'ah


nya. Masih banyak lagi riwayat-riwayat serupa. Tetapi pada
dasarnya hukum taqiyah itu wajib."
Menurut kami, taqiyah yang dihukumi wajib dalam
pandangan Al-Khau'i ialah taqiyah dalam arti khusus, yakni
taqiyah yang dilakukan terhadap orang-orang Ahli Sunnah
wal Jama'ah. Sungguh sangat detail istilah atau ungkapan
yang digunakan oleh Musa Jarullah. Adapun taqiyah dalam
arti umum 1lakni taqiyah yang dilalarkan terhadap orang-
orang kafir, hukumnya hanya boleh, berbeda dengan Ahli
Sunnah wal Jama'ah (hukumnya wajib). Coba Anda simak
bagaimana hal itu ditegaskan oleh Al-IGau'i. Ia mengata-
kan dalam Al-Tanqih (TVlzy), 'Adapun taqiyah dalam arti
lunlun, pada dasarnya dihukumi boleh atau halal."
Ini merupakan bukti yang menguatkan bahwa di mata
kaum Syi'ah, orang-orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah
itu lebih jahat daripada orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani, dan orang-orang musyrik. Mengamalkan taqiyah
terhadap orang-orang Ahli Sunnah itu hukumnya wajib, dan
terhadap orang-orang kafir hularmnya hanya boleh.
* Al-Khau'i dalam kitabnya Shirath An-Najat fi
Ajwibat Al-Isffia'at, jilid II, hal. 79, Maktabah Al-Faqih-
Kuwaittahun 1996 Masehi, ditanya,
"Apa yang dimaksud dengan taqiyah dalam ibadah?
Apakah mungkin mensifatinya dengan kelima hu-
kum agama? Dan apakah taqiyah itu harus dilaku-
kan karena alasan kekhawatiran terkena mudharat
atau hanya sekedar memperlihatkan sikap basa-basi
begitu saja?'
Al-Khau'i menjawab,'Mengamalkan taqiyah dengan
alasan karena khawatir timbulnya mudharat yang
dimungkinkan terjadi adalah wqiib. Dan taqiyah da-

Pasl l: TaqiyahpcbOruryiArang Syi'ah 27


lam hal shalat bersama mereka (kaum Ahli Sunnah)
hukumnya sunnat, meskipun tanpa alasan adanya
kekhawatiran timbulnya mudharat."
Di sini tadi Al-Khaui menegaskan bahwa taqiyah itu
dilalctrkan terhadap orang-orang Ahli Sunah wal Jama'ah,
meskipun tanpa ada alasan kemungkinan timbulnya mu-
dharat.
* Ayatullah yang agung Kazhim Al-Hairi dalam kitab-
nya Al-Fatawa Al'Muntal<habat, hal. r5o, jilid I, Maktabah
Al-Faqih-Kuwait, juga ditanya,
'Apa kriteria-kriteria taqiyah yang boleh diamalkan
menurut syariat? Apakah ucapan yang menyakitkan,
kritik terhadap mazhab, dan mendiskreditkan itu
termasuk hal-hal yang memperbolehkan untuk mela-
kukan taqiyah?"
Al-Kazhim menjawab, "seorang Syi'ah sebaiknya
menjalin pergaulan sedemikian rupa dengan orang
Sunni, sehingga ia selalu berbaik sangka kepada
Syi'ah dan bukannya membuat lari dari mereka."
s\€8,,a

28 Mengungil<ap Haldkat Syi'ah

E
l
Pembahasan Kedua :
SAMPAI I(APAT{ OMNGORANG SII'AH
AI(AN MENINGGAIKAI{ TAQTYAII?

fiaudara kami sesama Muslim, sesungguhnya orang-


.{,,7orang Syi'ah mewajibkan untuk berpegang teguh
pada taqiyah sampai munculnya Al-Mahdi yang mereka
klaim.
* Diriwayatkan oleh seorang ulama ahli tafsir Syl'ah,
Al-Iyasyi dalam kitabnya Tafsir Al-Iyasyi (IIl35r), Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyah Al-Islamiyah -Teheran, oleh Al-Hurnr
Al-Amili dalam Wasa'il Asy-Syi'ah (fr,lq6z), dan oleh
Abdullah Syibr dalam Al-Ushul Al-Ashliyat, hal. 3zr, siaran
berita Maktabah Al-Mufiq- Qumm, dari Ja'far Ash Shadiq
tentang firman Nlah,Azz,a wa Jalla surat AI-Kahfi ayat 88,
'Maka apabila sudah datang janji Tfuhanlo+ dia alcan men-
jadikannyahananr luhth." Kata Ja'far Ash Shadiq, "Taqiyah
dihilangkan ketika kasyqf -muncul imam mereka yang me-
reka klaim-, lalu membalas musuh-musuh Allah." Yang
dimaksud dengan musuh-musuh Allah ialah orang-orang
Ahli Sunnah wal Jama'ah, karena kaum Sn'ah bermu'a-
malah dengan Ahli Sunnah dengan taqryah. Dan yang di-
maksud dengan kasyaf ialah muneulnya imam merekayang
merekaklaim.
* Diriwayatkan oleh Al-Kulaini.dalam Al-Kafi lt/2t7,
dan oleh Al-Faidh Al-Kasyani dalam Al-Wafi III/rzz, dat'.
ayahku Abdullah A laihissalam, ia berkata,
"Wahai habib (putraku tersayang), sesungguhnya
barangsiapa yang setia pada taqiyah niscaya Allah

Pasal l: Taqiyah p&OrangAnng Syi'ah 29


I
akan mengangkat derajatnya. Wahai habib, barang-
siapa yang tidak setia pada taqiyah niscaya Allah
akan merendahkan derajatnya. Dan wahai habib, se'
sungguhnya manusia itu dalam kondisi menahan
diri. Jika ia sudah muncul, hal itu akan terjadi."
* Sayid Ali Akbar Al4hifari dalam catatan pinggirnya
atas kitab A l- Kafi (lI / zrZ), mengatakan,
'Yang dimaksud dengan kalimat "ia sudah muncul"
ialah munculnya AI-Qaiaz. Dan yang dimaksud de-
ngan kalimat hal itu akan terjadi ialah taqiyah pun
mulai ditinggalkaa."
* Diriwayatkan oleh seorang ulama ahli hadits seka-
ligus muhaqiq Syi'ah, Muhammad bin Al-Harrifi dalam
Wosail .Asy-Syi'ah ()f.USfl, dari Al-Hasan bin Harun, ia
berkata,
"Aku sedang duduk di samping Abdullah Alaihis
salam. Lalu Ma'la bin Khunais bertanya kepada
beliau, Apakah imam ALQairz akan berjalan tidak
seperti berjalannya Alr Alaihissalaan.2' Beliau menja-
wab, Ya. Hal itu disebabkan Alr Alaihissalaa ber-
jalan dengan memberi dan menahan, karena ia tahu
bahwa golongannya akan diberikan kemenangan.
Sementara AtrQaiar akan berjalan di tengah-tengah
mereka dengan membawa pedang dan tawanan,
karena ia tahu bahwa sepeninggalannya golongannya
tidak akan diberikan kemenangan untuk selama-
lamanya'."
* Seorang ulama terkemuka Syl'ah, Ayatullah Al-Hajj
Mirza Muhammad Taqi Al-Ashfahani dalam kitabnya
Mikgal Al-Makaim fi. Fausa'id Ad-Di'a Lil-Qa'fm, jilid I,
hal. 246, Mansyurat Al-Imam Al-Mahdi-Qumm, mengutip

30 MengungkapHaldkatsyi'ah
penafsiran Ali bin Ibrahim Al-Qummi tentang firman Allah
Ta'ala surat Ath Thariq ayat t7 , u Karena itu furi tanggathlah
orang-orang kafir itlu, yairu beri tangguhlah mereka idt
barang sebentar.'Yaitu sampai pada waktu bangkitnya Al-
Qa'im. Ia lalu membalas untuldar dari para diktator dan
para thaghut dari kaum Quraisy, Bani Umaryah, dan ma-
nusia lainnya."
ri Ayatullah Al-Ashfahani dalam kitabnya Milqal Al-
Makaim fi Fawa'id Al-Dih Lil-Qa'im (Ur+8), mengutip
riwayat dari Ali bin Al-HusainAlarhfssa/am, ia berkata,
"Ketika AlQail,nr ka'ni sudah bangkit, Allah Azza wa
Jalla al*an melenyapkan Ahli Sunnah dari golongan
kami, menjadikan hati mereka seperti bubur besi,
dan memberikan kepada salah seorang mereka ke-
kuatan empat puluh orang. Mereka semua akan
menjadi para hakim dan pemimpin bumi."
{ Diriwayatkan oleh guru kaum Syi'ah, Muhammad bin
Muhammad bin Shadiq Sadr Al-Musawi dalam kitabnya
Tarilch ma Ba'daAzh-Zhuhur,hal. T6z,cetakan kedua, Daar
At-Ta'aruf-Libanon, dari Abu Ja'far Alcrftissclam, ia ber-
kata,
"Sesungguhnya manusia itu dalam penantian. Kita
a[an 6snikahi mereka, mewarisi mereka, member-
lakukan hukuman-hukuman atas mereka, dan me-
nyampaikal amanat mereka. Dan ketika tetah
muncul AtrQaiaq maka timbullah perpecahan." Ia
mengartikan maLna perpecahan ialah perpecahan
dan perselisihan antara para pembela kebenaran dan
para pembela kebathilan.
AI-Hajj Ayahrllah As-Sayid Ibrahim tw-?anjafi dalam
kitabnya HadaiqAl-Ansr, hal. 1o4, Daar /.r"-Zahra'Ubanon,

Pasal l: Taqiyah p&OnngAnng Syt'ah 31


mengutip riwayat dari Amirul Mulsninin Alaihissalam,
sesungguhnya ia berkata,
"Para ulama ahli fiqih mereka memberikan fatwa
berdasarkan apa yang mereka ingini. Para qadhi
mereka sama mengatakan sesuatu yang tidak me-
reka pahami. Kebanyakan mereka memberikan ke-
saksian dusta. Dan begitu AIQairz muncul, ia akan
menghukum para ulama pemberi fatwa."
Mengomentari riwayat ini, Ayatullah Az-Zanjani menga-
takan,
'Yang dimaksud dengan fuqaha ialah para ulama
ahli fiqih dari kalangan kaum Ahli Sunnah, karena
mereka memberikan fatna dengan selain yang telah
diturunkan oleh Allah. Bukti yang menunjukkan hal
itu ialah ucapan Imam Al-Baqir Alaihissalam, 'Ke-
tika nanti Imam Al-Mahdi ini muncul -semoga Allah
mempercepat kemunculannya- maka musuhnya
yang nyata hanyalah para ulama ahli fiqih saja. Ia
dan pedang adalah pasangan. Seandainya ia tidak
memegang pedang di tangannya (maksudnya ialah
kekuasaan dan kekuatad, niscaya para ulama ahli
frqih tersebut akan memberikan fatwa untuk mem-
bunuhnya. Tetapi Allah memberinya kekuatan de-
ngan pedang'."
Demikian yang dikatakan oleh Az 7ar$ani.
iI
Seorang ulama Syi'ah terkemuka Muhammad Baqir
Al-Majelisi dalam kitab ^Elaggu Al-Yaqin berbahasa Persi
mengemukakan apa yang pernah dikutip oleh seorang ula-
ma terkemuka berkebangsaan India, Maulana Muhammad
Manzhur Nu'mani dalam kitab Al-Tsaurah Al-Iraniyah fi
Mizan Al-Islam, hal. r48, bahwasanya mereka sama meni-

32 Mengungkap Hakikat Syi'ah


kahi kami dan mernrarisi kami sampai munculnya AI.Mahdi
yang kemudian akan memulai membunuh para ulamA Ahli
Sunnah lalu orang-orang awam meneka.
rl Diriwayatkan oleh guru Syl'ah, Abu Zainab alias
Muhammad bin Ibrahim An-Nu'mani, murid guru Syi'ah Al-
Kulaini dalam kitab Al-Gafboh, hal. 233, Maktabah Ash
Shaduq-Teheran, dari Muhammadbin Muslim, ia berkata,
'Aku pernah mendengar Abu Ja'far Alaihissalam
mengatakan, 'Seandainya manusia tahu apa yang
akan dilakukan oleh AI-Qa ia ketika ia telah muncul
nanti, niscaya kebanyakan mereka akan merasa se-
nang melihat ia membunuh sebagian manusia. Ia
akan memrrlainya dengan membunuh orang-orang
Quraisy. Yang ia ambil dan yang ia berikan hanya
pedang, sehingga banyak manusia yang mengatakan,
'Orang ini bukan termasuk keluarga Muhammad.
Seandainya termasuk keluarga Muhammad, ia pasti
punya rasa kasihan'."
Riwayat ini dikemukakan oleh Muhammad Ash Shadiq
Sadr dalam Taikh Ma Ba'da Azh-Zuhur, hd. 56Z,
Maktabah Ash Shaduq-Teheran. Riwayat ini juga dikemu-
kakan oleh ulama ahli fiqih sekaligus ahli hadits terkemuka
Syi'ah, Al-Hajj Syaikh Ali Al-Yazdi Al-Hairi dalam kitab
Ilzam An-Nashrb fi l*bat Al-Hujjati Al-Gaib II/zBg, ce-
takan keempat LqTT Masehi, Mansyurat Muassasah AI-
A lami lil-Mathbu'at-Beirut.
* Disebutkan dalam kitab Al-Gaibah oleh An-Nu'mani,
hal. z3r, dan kitab Tarikk ma Ba'da Azh-Ztuhur, hal. 566,
sebuah riwayat dari Zurarah, dari Abu Ja'far Alcrhrssclam,
ia berkata,

Pasal l: Taqiyah ptbftang.Orang Syi'* 33


''Iolong sebutkan padaku nama salah seorang shalih
aLiaa A-LQa'im." Ia berkata, "Namanya sama dengan
namaku." Aku bertanya, 'Apakah ia berperilaku se-
perti perilaku Muhammad Shallallahu Alaihi wa
SaIIam dan keluarganya?" Ia menjawab, '"Tidak
mungkin, wahai Zurarah. Ia tidak berperilaku seper-
ti perilaku beliau dan keluarganya." Aku bertanya,
"Aku menjadi tebusan Anda. Kenapa begitu?" Ia
menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa SaIIam dan keluarganya berjalan di te'
ngah-tengah umatnya dengan pemberian yang me-
nyatukan manusia. Sementara AI-Qaiaz berjalan
dengan membunuh. Dalam kitab yang dibawanya ia
disuruh untuk membunuh. Ia tidak merninta ber-
taubat kepada siapa pun. Bahkan sungguh celaka
orang yang berani menentangtxya."
*Syaikh Muhammad Shadiq Sadr dalam kitab Tanlth
Ma Ba'da Azh-Ztuhur, hal. STo-S7L, mengutip dari Rufaid
budak Ibnu Hubairah, iaberkata,
"Aku bertanya kepada Abu Abdullah Alaihissalam,
'Aku menjadi tebusan Anda, wahai cucu Rasulullah.
Apakah AIQai'', akan berperilaku seperti perilaku
AIi bin Abu Thalib di tengah-tengah publik kaum
Muslimin?' Ia menjawab, 'Tidak, wahai Rufaid. Se'
sungguhnya Ali bin Abi Thalib berjalan di tengah-
tengah publik kaum Muslimin dengan apa yang ada
pada sumur hitam. Sedangkan Al-Qriar berjalan di
tengah orang-orang Arab dengan apa yang ada dalam
sumur merah.'Aku bertanya, 'Aku menjadi tebusan
Anda, apa itu sumur merah?' Sambil menempelkan
jari pada leher ia berkata,'Penyembelihsl'."

34 Mengungkap Hakikat Syi'ah


jl Disebutkan dalam kitab Al-Gaibch oleh An-Nu'mani,
hal. 234, dan kitab TafikhMaBa'da,4zh-Zutlur,oleh Sadr,
hal. rr5, sebuah riwayat dari Abu AMullah Alaihisx.lam,ia
berkata,
"Ketika nanti AIQa'ia muncul, tidak ada di
antaranya, dan di antara orang-orang Arab dan suku
Quraisy kecuali pedang."
jiDisebutkan datam kitab al{aiboft oleh An-Nu,mani,
hal. 236, sebuah riwayat dari ayahku, AMullah Alaihis-
salam, ia berkata,'Yang ada antara kami den orang-orang
Arab hanyalah penyembelihan." Ia lalu memberi isyarat
yang menunjuk ke lehenryra.
Mereka mengutip ucapan imam mereka yang ma'shum
dan tidak berbicara dari nafsu,
"Seandainya kami tidak mengkhawatirkan salah se-
orang kalian akan membunuh salah Beorang mereka,
sementara satu orang di antara kalian itu lebih baik
daripada seribu orang dari mereka, niscaya kami
perintahkan kalian untuk membunuh mereka. Tetapi
hal itu akan kita serahkan kepada Al-Imam Alaihi*
salam."
Riwayat yang buruk ini diketengahkan oleh guru kaum
Syi'ah, Al-Humr AI-Amili dalam kitab Wasa'il Aq-Syi,ah
(Xti/6o), oleh Al-Bahrani dalam kitab At-Iloda'iq An-
Nadhirah ()il[IIlrSS), dan Syaikh Husain Alu Ushfur dalam
htab Al-MahasinAn-Nafsaniyah, hal. 166. Riwayat ini juga
dikemukakan oleh guru kaum Syi'ah, AI-Faidh Al-Iksyani
dalam Al-Wafi (X/ 5il, dengan redaksi,
"Seandainya kami tidak mengkhawatirkan salah se-
orang dari kalian akan membunuh salah Beorang
dari mereka, padahal satu orang di antara katian itu

Parg.l l:Te$nh@Aang0rlrySyi,* 35
tebih baik daripada seribu bahkan seratus ribu orang
dari mereka, niscaya kami perintahkan kalian untuk
membunuh mereka. Tetapi hal ini terserah pada Al-
Imam."
s\ffi4

36 M€ngungkap lbkikat Syi'ah


PASAL II

N{IDAII-AI{IDAII S''N'Afl
TEBIIADAP ISUIITI
DAI! ITAUM FIUSLIIIIIN

Pembahasan Peftama
I(AFIR HI,'KI.'MNYA ORANG YAI{G TIDAK
PERCAYA KEPADA KEIruASAAN PARA IMAM
TSNA ASYAR

(ftf)enurut orang-orang Syr'&, bahwasanya ima-


1, , l mah adalah salah satu dasar di antara dasar-
dasar agama, dan bahwasanya Nabi Shallatlahu Alaihi usa
Sallamlah yang menenhrkan dua belas imam.
Saudara kami sesama Muslim, sekarang coba Anda
simak sikap mereka terhadap orang yang tidak setuju pada
pendapat mereka.
l[ Seorang ulama ahli hadits Syl'&, Muhammad bin Ali
bin Al-Husain bin Babawaih Al-Qummi, yang di kalangan
mereka dijuluki Ash-shaduq dalam kttab Al-ttiqadat, hal.
ro3, Markaz An-Nasyr Al-Kitab-Iran lg7o Hijriyah, menga-
takan sebagai berikut,
"Keyakinan kami terhadap orang yang menentang
imamah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib

Pasal ll: Aki&h-Akidah Syi'dtlethadap lslam ... 37


Alaihissalaar dan imam-imam lain Alaihimussalam
sesudah beliau, sama seperti orang yang menentang
nubuwah seluruh nabi. Dan keyakinan kami ter-
hadap orang yang mengakui Amirul Mukminin tetapi
ia mengingkari salah seorang imam dari mereka
selain beliau, aama seperti orang yang mengakui se-
mua nabi namun mengingkari nubuwah Nabi kita
Muhammad. Shallallahu Alaihi wa Alihi;'
Ia mengutip sebuah hadits yang dikaitkan kepada Imam
Ash-Shadiq, bahwa sesungguhnya ia mengatakan, 'Orang
yang mengingkari imam terakhir kami berarti mengingkari
imam pertamakami."z
Bahkan ia juga mengaitkan hadits tersebut kepada Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa sesungguhnya beliau
pernahbersaMa,
"Imam-imam sepeninggalanku ada dua belas. Yang
pertama di antara mereka ialah Amirul Mukminin
AIi bin Abi Thalib Alaihissalan, dan yang terakhir
iatah Al-Qa'im. Mentaati mereka sama dengan
mentaati aku, dan mendurhakai mereka sama de-
ngan Inendurhakai aku. Siapa yang mengingkari
salah seorang di antara mereka, berarti ia menging-
kari aku."3
Ucapan-ucapan Ash Shaduq dan juga hadits-hadits yang
diriwayatnya ini, dilartip oleh salah seorang ulama Syi'ah,
Muhammad Baqir Al-Majelisi dalam Bilur Al'Anwar
)QilIII/6r62.

2
Lihat, Abtfiadat, hal. 103.
3
tbid.

38 Mengungkap tlakikat Syi'ah


* Seorang ulama terkemuka Syl'ah secara mutlak Ibnu
Al-Muthahar Al-Hulli mengatakan,
"Sesungguhnya imamah adal,ah kelembutan umum,
dan nubuwah adalah kelembutan khusus. Menging-
kari kelembutan umum, yakni imam-imam dua
belas, lebih buruk daripada mengingkari ketembutan
khueus. Artinya, orang yang rnengrngkari imamah
itu lebih buruk daripada orang yang mensrngkari
uubuwah."
ji Berikut Anda simak apa yang dikatakan oleh orang
yang sesat sekaligus juga menyesatkan ini dalam kitabnya
Al-Alfainfi Imamat Amir Al-Muktninin Ali Bin Abi Thalib,
hal. 13, cetakan III, Muassasah Al-A'lami lil-Mathbuat-
Beirut 1982,
"Imamah adalah kelembutan umum, dan nubuwah
adalah kelembutan khusus. Soalnya sangat mungkin
zaman akan kehilangan seorang nabi yang masih
hidup. Berbeda dengan imarn, berdasarkan apa yang
akan diterangkan nanti. Mengingkari kelembutan
umum lebih buruk daripada mengingkari kelem-
butan khusus. Itulah yang diisyaratkan oleh Ash
Shadiq Alaihissalan dengan pernyataannya tentang
orang yang mengingkari imam secara mendasar. Ia
adalah orenB yang buruk di antara mereka."
rl Guru sekaligus ahli hadits Syr'ah, yusuf Al-Bahrani
dalam ensiHopedinya yang menjadi pegangan kaum Syihh,
Al-Hada'iq An-Nadhirah fi ,4hkam Al-Itrat Al-Thahirat,
jilid XVIU, hal r53, DarAl-Adhwa'-Beirut Libanon, menga-
takan,
"Sungguh yaitu sangat jauh perbedaan antara orang
yang mengufuri Allah Subhaaahu wa Ta,ala dan

Paal ll: Ncithtt-Ahduh Syt'a/l-tehaclap tstairl. ... 39


Rasul-Nyai dan antara orang yang mengufuri para
imam Alaihimussalaar disertai dengan penetapan
imamah sebagai salah satu dasar agama."
* Seorang pengwlsa, peneliti, dan filosof Syi'ah,
Muhammad Muhsin, atau yang lebih dikenal dengan nama
Al-Faidh Al-Kasyani dalam kitabnya Marihai An-Na.J'at, hal.
48, Daar Al-Islamiyat-Beirut 1987 Masehi, mengatakan,
"Orang yang mengingkari salah satu imamah yang
dua belas, berarti ia mengingkari nubuwah seluruh
nabi Alaihimussalam."
* Al-Malla Muhammad Baqir Al-Majelisi yang oleh
orang-orang Syi'ah dijuluki Al-Allamah Al-Huliah Fakhru
Al-Ummat dalam kitabnya Bahru Al'Anwar (XXIII/ggo),
mengatakan,
"Ketahuilah, sesungguhnya memberikan predikat
syi rik dan kafrr atas orang yang tidak meyakini
Amirul Mukminin dan para imam dari keturunan
beliau Alaihimussalam' dan lebih mengptamakan
mereka atas yang lain, menunjukkan bahwa mereka
akan kekal di neraka."
Kami ingin mengatakan, bahwa orang-orang yang sim-
pati kepada Syl'ah pasti akan kekal di neraka berdasarkan
keyakinan mereka sendiri. Apakah ada yang bisa mengambil
hal ini sebagai pelajaran?
* Guru Syl'&, Muhammad Hasan An-Najfi dalam
kitabnya Jawahir Al'Kalam NU6z)' Daar Ihya' At-Turats
Al-Arabi-Beirut, mengatakan,
"I(ami semua sepakat bahwa orang yang menentang
orang{rang yang ahli kebenaran itu kafir, tidak ada
perbedaan di antara kita- Itulah yang dikatakan

40 MengungkaP Httkikat SYi'ah


oleh orang yang mengutip dari Al-Fadhil alias
Muhammad Shalih dalam kitab Ushul A.LKafi.
Bahkan Ash Sharif Al-Qadhi Nurullah dalam lhqaq
Al-Haqq menetapkan kekafiran orang yang-meng-
ingkari alwilayah, karena hal itu merupakau.salah
eatu dasar agama."
Coba Anda perhatikan, bagaimana mereka semua sepa-
kat kalau orang yang mengingkari al-uilayah atau imamah
itu kafir. Ini artinya bahwa menurut kaum Syi'ah, seluruh
orang Ahli Sunnah adalah kafir tanpa ada perbedaan dian-
tara mereka.
iI Ayatullah Syi'ah, AMullah Al-Mamaqani yang oleh
kaum Syi'ah dijuluki Al-AllamahAts-lkcni dalam kitabnya
Tanqih Al-Maqal (I/zo8), bab Beberapa Catatan, terbitan
An-Najaf r95z Masehi, mengatakan,
"1{ssimpulam dari 6emua riwayat hadits yang ada
ialah diberlakukannya hukum kafir dan musyrik di
akhirat nanti bagi setiap orang yang tidak percaya
kepada kedua belas imam."
i[ Guru sekaligus ahli hadits Syl'ah, Abbas AlQummi
dalam kitabnya Manazil Al-Alchirat, hal. r49, Daar AI-
Ta'aruf lil-Mathbu'at r99r Masehi, mengatakan,
"Salah satu tempat di akhirat yang sangat menge-
rikan ialah shirat. Di akhirat nanti shirat adalah
gambaran jalan yang lurus di dunia, yakni agama
yang benar, sistem al-wilayah, dan mengikuti Amirul
Mukminin serta para imam yang suci dari keturunan
Nabi Sial/allahu Alaihi wa Sallam. Setiap orang
yang menyimpang dari jalan ini dan condong kepada
kebatilan, baik dengan ucapan uraupun perbuatan, ia

Pasl ll: Alcktah-Alfieh Syt'ahtedn&p lslam ... 41


akan terpeleset oleh rintangan tersebut lalu jatuh ke
dalam Jahannam."
Menurut kami, yang dimaksud dengan mengiktrti Ali
dan imam-imam yang zuci ialah seperti yang diklaim oleh
kaum Syi'ah dalam kitab-kitab khusus mereka. Contohnya
seperti kitab : Al- Kqfi, Tahdzib Al-Ahkam, Al-Istibsha r, M en
la Yahdhunrhu Al-Faqih, Al-Wafi, Wasa'il Asy-Syihh,
Tafsir Al-Qummi, Tafsir Al-Iyasyi, Al-Shafa Bihar Al-
Anwar, dan kitab-kitab mereka yang lain. Sementara yang
dimaksud dengan jalan yang lurus ialah apa yang terdapat
dalam kitab-kitab kaum Syi'ah, yakni keyakinan mereka.
*Seorang ulama terkemuka Syl'ah, Muhammad Al-
Baqir Al-Majelisi, seperti yang dikutip oleh seorang ahli
hadits Syr'ah, Abbas Al-Qummi dalam kitabnya Manazil Al-
Alchirat, hal. r5o, mengatakan,
"Semua rintangan tersebut ada pada shirat. Salah
satunya bernama al-wilayah. Seluruh makhluk akan
ditahan di dekatnya, kemudian mereka ditanya ten-
tang al-wilaya.& atau kekuasaan Amirul Mukminin
dan para imam Alaihimussalam sepeninggalannya.
Srapa yang datang dengan mempercayai alwilayah
atau kekuasaan tersebut, ia akan selamat dan ber-
hasil melewati shirat. Sebaliknya siapa yang datang
dengan tidak mempercayainya, ia akan terjun ke
neraka Jahannam." Selanjutnya ia menyebutkan fir'
man Allrah Azza wa Jalla, "Dan tahanlah mereka (di
tempat perhentian), karena sesunggahnya meteka
akaa ditanya. "(Ash-Shaffat: 24)
Dalam latab Manozil Al-Alchirat, hal. 97, menafsiri
fi rman lrJlah Azza ua Jalla surat An-Naml ayat 89:

42 MengungkapHakikatSytah
'Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia
memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya,
sedang meteka itu adalah ofiang-onang yang:.aman
tenteram daripada kejutan yang dahsyat pada hari
r/u", disebutkan sebuah riwayat dari Amirul Muk-
minin Alaihissalam,'\arlg dimaksud dengan keba-
jikan ialah mengetahui al-wilayahdan kita mencintai
Ahlul Bait."
Coba Anda perhatikan, bagaimana al-wilayah tidak
hanya diartikan mencintai Ahlul Bait. Melainkan juga ber-
arti meyakini bahwa kedua belas imam S,ri'ah sudah dinash
dalam Al-Qur'an, dan bahwa mereka semua berpredikat
ma'shum. Ucapan mereka merupakan wahyu llahi, sama
seperti ucapan nabi.
* Salah seorang ulama yang menjadi rujukan utama
kaum Syi'ah, Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini
dalam kitabnya Al-Arba'una Haditsan hal. 5ro-5rr, Dar Al-
Ta'aruf lil-Mathbu'at-Beirut t99r, cetakan tahun 1998 hal.
63o, mengetengahkan sebuah riwayat dari Muhammad bin
Muslim Ats Tsaqifi, ia berkata,
"Aku bertanya kepada Abu Ja'far alias Muhammad
bin Ali Alaihissalan tentang firman Allah Azza wa
Jalla surat Al-Furqan ayat 7O: 'Maka itu kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan, dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
B'eliau menjawab, "Pada hari Kiamat nanti seorang
Mukmin yang berdosa akan didatangkan lalu ia disu-
ruh berdiri di tempat penghisaban. Allah lah yang
berkuasa menghisabnya, sehingga tidak ada satu
pun manusia yang dapat memproses penghisaban-
nya. Oleh Allah, ia diperlihatkan dosa-dosanya.

Pasal il: Aki&h-N<i&tt Syi'ahteil7d,dap lslam ... 43


Dan ketika ia telah mengakui akan kesalahan-
kesalahannya, Allah Azza wa Jallaberfirman kepada
mal"ikat pencatat amal, "Gantilah kejahata*ke'
jahatannya dengan kebajikan-kebaiikan, lalu perli'
hatkanlah hal itu kepada manusia." Sehingga pada
waktu itu mereka sama mengatakan, "Hamba ini
sudah tidak punya kejahatan satu pun-" Selanjutnya
Allah memerintahkan untuk membawanya ke surga."
Itulah takwil ayat tentang orang-orang berdosa, ter'
utama yang dikutip dari golongan kami."
Al-Khomeini mengomentari riwayat tersebut dalam
kitabnya Manazil Al-Alchirat, halaman 5rr, cetakan tahun
1998, hal. 63r. Ia mengatakan,
"Satu hal yang telah dimaklumi, bahwa perintah ini
hanya khusus berlaku pada pengikut Ahlul Bait, dan
diharamkan dari manusia yang lain. Soalnya iman
tidak bisa dihasilkan kecuali dengan perantara wi-
layah Ali dan para pewasiatnya yang berpredikat
mabhum dan suci Alaihimussalaar. Bahkan iman
kepada Allah dan Rasul-Nya tidak diterima tanpa
ada al-wilaya.&, sebagaimana yang akan kami kemu-
kakan pada pasal berikutnya nanti-"
r* Al-Ktromeini dalam kitabnya Al-Arba'una Haditsan,
hal. 5rz, cetalilan tahun 1998, dan hal. 632, mengatakan,
"sesungguhnya keterangan pada catatan kaki ter-
hadap hadits tersebut ialah, bahwa mencintai dan
mengenal Ahlul Bait sebagai suatu syarat bagi
diterimanya semua amal, dianggap termasuk hal-hal
yang bisa diterima bahkan merupakan keharusan
dalam mazhab Syi'ah yang suci. Hadits-hadits dalam
topik ini terlalu besar untuk dibandingkan dengan

44 Mengungkap Hakikat SYi'ah


kemampuan kitab-kitab mukhtasar unhrk biea di-
muat dengan lengkap dan lebih banyak dari ukuran
mutawatir. Bahkan dengan mengemukakan bebe-
rapa hadits tersebut saja, kitab ini menjadi penuh
berkah."
Coba perhatikan, bahwa al-wilagah yang berlaku
khusus bagi orang-orang Syi'ah dirnggap termasuk bagian
dari akidah utama yang akan selalu dipegangl oleh mereka
sampai hari Kiamat nanti. Bagi mereka, hal itu lebih banyak
daripada jumlah hadits mutawatir, seperti yang dikatakan
oleh Al-Khomeini. Semua amal tidak diterima tanpa aI-
uilayah. Bahkan iman kepada Allah dan Rasul-Nya juga
tidak bisa diterima tanpanya. Coba Anda simak pula,
bagaimana Al-Khomeini menyatakan hal itu dengan tegas
dan jelas dalam kitabnya Al-Manazil Al-Alchirat, hal. sr3,
cetakan tahun 1998, hal. 633. Ia mengatakan,
"Hadits-hadits yang membicarakan tentang masalah
ini sangat banyak. Secara keseluruhan dari hadits-
hadits tersebut bisa disimpulkan bahwa menyayangi
Ahlul Bait Alaihimussalam adalah syarat bagi diteri-
manya amal-amal di sisi Allah. Bahkan merupakan
syarat bagi diterimanya iman kepada Allah dan ke-
pada Nabi yang mulia Shallallahu Alaihi wa Sallaa."
* Al-Khomeini dalam kitabnya Al-Bai' (lU+6+),
Muassasah Ismail lil-Thiba'at wa An-Nasyr wa Al-Tauzil
Qumm Iran, mengatakan,
'Tidak ada yang musykil pada mazhab yang benar
bahwa para imam, pil8 penguasa sepeninggalan
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallaa, dan Amirul
Mukminin yang menjadi pemimpin para washi beri-
kut putra-putranya yang mabhua Shalawatullahi

Pasal lt: Aki&h-Aki&h Syi'ah terhadap lslam ... 45


Alaihim, secara turun temurun eampai pada zaman
Al-Gaibah nanti mereka adalah para penguasa se-
mua urusan. Seperti halnya Nabi Shallallahu Alaihi
wa Alihi, mereka adalah pemegang kekuasaan umum
dan khila{iah Ilahi secara universal."
it Ayatullah )rang agung, Abul Qasim Al-I(hau'i yang
menjadi rujukan kaum Syi'ah dalam kitabnya Mishbah Al-
Fuqahat fi Al-Mu'amalat, jilid II, hal. rr, Daar Al-Hadi-
Beirut, mengatakan sebagai berikut,
"... Bahkan tidak perlu diragukan lagi tentang keku-
furan mereka (kaum Ahli Sunnah). Soalnya meng-
ingkari al-wilayah dan para imam, sekalipun hanya
satu saja di antara mereka, dan meyakini kekhi-
lafahan selain mereka, serta akidah-akidah yang
khurafat seperti pemaksaan dan lain sebagainya itu
dapat menyebabkan kafir dan zindiq. Hal ini ber-
dasarkan beberapa hadits mutawatir yang secara
nyata menunjukkan kekafiran orang yang meng-
ingkari alwilayah."
* Al-Khau'i dalam kitabnya Mishbah Al-Fuqahat fi Al-
Mu'amalat, jilid II, hal. rz, Daar Al-Hadi-Beirut, juga me-
ngatakan, "Sesungguhnya tidak ada tali persaudaraan sama
sekali antara kami dan kaum penentafrg."
* Seorang guru Syi'ah, I(amil Sulaiman ddam kitab
Yaum Al-I(halashfi Zilli Al-Qa'im Al-Mahdi Alaihissalam,
hal. 45, cetakan kehrjuh, Daar AI-Kuhrb Al-Lubnaniyah-
Beirut Libanon, meriwayatkan sebuah hadits yang dikaitkan
kepada Nabi ShaIIa llahu Alaihi wa Sallam, yakni,
"Allah telah memberikan pemahamanku kepada dua
belas orang dari anggota keluargaku. Merekalah
para khalifahku, para washiku, putra-putraku, dan

46 Mengungkap Hakikat Syi'ah


ketumnanku. Siapa taat kepada mereka berarti taat
kepadaku. Siapa durhaka kepada mereka berarti
durhaka kepadaku. Dan siapa mengingkari mereka
atau mengingkari salah seorang mereka berarti ia
mengingkariku. Dikarenakan menekalah AUah mena-
han langit sehingga tidak jatuh ke bumi, kecuali
dengan izin-Nya. Dan juga dikarenakan merelralah
Allah menjaga bumi sehingga tidak membinasakan
penghuninya."
* Guru Syi'ah tersebut drlam kitab yang sama hal. 44
juga meriwayatkan sebuah hadits yang dikaitkan kepada
Nabi Shclla llahu Alaihi ua Sallam,
'Orang yang mengakui mereka (kedua belas imam)
adalah orang Mukmin, dan orang yang mengingkari
mereka adalah orang kafir."
* Guru kaum Syi'ah lainnya, Yusuf Al-Bahrani dalam
kitab a l-FIa da' iq An-N adhirah (XUU/SS) mengatakan,
"Sesungguhnya kamu sudah tahu bahwa orang yang
menentang itu kafir. Oleh karena itu, perhatikan
keislamannya dari salah satu segi, sebagaimana yang
kami tegaskan dalam kitab kani /^qr-Syihab Ate
Tsaqib."
li Seorang ulama terkemuka Syi'ah, Sayid Abdullah
Syibr yang oleh mereka dijuluki Al-SayidAl-A'zhamwaAI-
Imad. Al-Aquam, Allamah Al-Ulama', Taaj Al-Fuqaha',
Wa Rais Al-Milla wa Al-Din, yang menguasai berbagai
disiplin ilmu, dalam kitabnya Haqqu Al-Yaqin fi Ma'rifat
Ushul Al-Din (II/r88), terbitan-Beirut, mengatakan,
'Adapun penentang-penentang lain yang bukan ter-
masuk para pembangkang, yang tidak keras kepala,
dan yang tidak fanatik, menurut pendapat beberapa

Pasal ll: Aki&h-Akdah Syl'ahterhadap lskrm ... 47


ulama Syfah Imamiyah seperti, Sayid Al-Murtadha,
meneka adalah orang{rang kafir di dunia dan di
qt(hirat. Sementara menunrt pendapat kebanyakan
ulama yang terkenal, mereka adalah orang-orang ka-
fir yang alran lskal di alrhirat."
it Al-Mufid dalamAl-Mosa )'Iyang mengutip dariErhor
Al-Anwar olehAl-Majelisi OOmI/Sgr), mengatakan,
"Ulama Sylah Imamiyah sepakat bahwa orang yang
mengingkari kepeminrpinan salah seorang di antara
para imam, dan bersikap keras kepala terhadap apa
yang telah diwajibkan oleh Allah kepadanya supaya
taat, maka ia adalah orang yang ltqfir, sesat, dan
akan kekal di neraka."
Benar apa yang dikatakan oleh graikh Musa JaruIlah At-
Turkistani dalam kitabnya Al-Wasyibt fi Naqdi AqaM Asy-
$f'at, hal. zz7,'c"t.3, terbitan l-ahore tahun 1983 Masehi, ia
mengatakan,
'Aku merasa heran dan sangat menyesal ketika
membaca kitab-kitab Syi'ah yang menyatakan bahwa
musuh bebuyutan paling kuat bagi mereka ialah
orang{rang Ahli Sunnah wa AlJama'ah. Aku meli-
hat dengan mata kepala sendiri bahwa semangat
permusuhan tersebut benar-benar mendominasi ba-
tin seluruh lapisan kaum Syi'ah."
Itulah statemen SJraikh Musa Jarullah yang telah mem-
baca sendiri Htab-kitab kaum Syi'ah, d^'l )'ang pernah ber-
gaul dengan mereka. Unhrk menambah kryakinan akan
kebenaran pandangan yang berdasarkan fakta ibniah terce-
but, berikut ini coba Anda simak statemen guru Syi'ah,
Muhammad Hasan An-Najfi. Secara tegas dan terang-
terangan ia menyatakan permusuhan yang sangat kaum

48 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Sn'ah terhadap omng-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah. Ia
mengatakan hd itu dalam EnsiHopedi Ftqih yang beredar
luas di kalangan orang-orang Syi'ah berjudul Jawahir Al-
Kalam fi Syarah Syara' i' Al-Islam QOil/62{3),
'Sudah jetras bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala me
ngikat persaudaraan di antara orang{rang yang
beriman dengan frrman Nya, 'Onng.orang beriman
itu *sungguhaya bersudata.'(Al-Hujurat 10) untuk
selain mereka Ghli Sunnah). Tetapi bagaimana
mungkin dapat dibayangkan ada persaudaraan an-
tara seorang yang berinan dan seorang penentang,
setelah adanya beberapa riwayat hadits mutawatir
dan ayat-ayat Al-Qur'an yang mewajibkan untuk
memusuhi mereka dan berlepas diri dari merekal
Perhatikan; bagaimara statemen kervajiban memu-
suhi orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah dan berlepasdiri
dari mereka disampaikan lernrat beberapa riwayat hadits.
Yang menurut mereka mutawati& seperti yang dikatakan
oleh ulama Syi'ah penduduk Najf yang disanjung-sanjung
oleh Imam Al-I(homeini dalam kitabnl,a Al-Malcasib Al-
Muharrantah. Oleh karena itu, sadarlah wahai orang-orang
yang lalai.
smre

Pasal ll: Aki&h-Akicbh Syi'ah teha&p lsbm ... 49


Pembahasan Kedua
AN-NAWASTTTB CARA PEn{BANGKANG)
DAt{ ALMLJKHAUF (PARA PEI\EMAITG)
MEIYI.'RUT KETAI(NAI\ SYI'ATI ADAIAH IGUM
AHU SI.'NNA}I WAL JAMA'ATI

ftesungguhnya kaum Syl'ah beranggapan bahwa


<L/orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah selalu me-
musuhi keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Itulah sebabnya mereka menyebut Ahli Sunnah wal Jama'ah
dengan sebutan An-Nawashib, yaitu orang-orang yang me-
lancarkan permusuhan terhadap keluarga Rasul. Padahal
sebenarnya orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah berlepas
diri dari apa yang dituduhkan mereka.
* Seorang tokoh ulama Syi'ah yang ahli fiqih sekaligus
ahli hadits, Yusuf Al-Bahrani dalam kitabnya At-Hada'iq
An-Nadhirah QffIII/r57), Muassasah An-Nasyr Al-Islami-
Qumm, mengatakan,
"Dalam kontek riwayat-riwayat hadits dan ucapan
para ulama terdahulu, kalimat A*Nashib itu secara
mutlak dimaksudkan sebagai para pembangkang
atau para penentang."
* Dalam kitab yang sama hal. r57, ia juga mengatakan,
"Dalam riwayat-riwayat para imam, kalimat .Aa-
Nashib terkait masalah-masalah hukum seperti na-
jis, larangan pernikahan, dihalalkannya harta atau
darah, dan lain sebagainya, itu ditafsiri sebagai
orang yang menentang."

50 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Kami katakan, menurut pendapat yang populer di ka-
langan kaum Syi'ah bahwa yang dimaksud dengan penen-
tang ialah kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah atau selain Syl'ah
ItsnaAsyar.
* Diriwayatkan oleh orang kepercayaan Islam mereka,
Muhammad bin Ya'qub Al-Kulaini dalam AI-Kafi (VIII/
z9z), Daar Al-Kuhrb Al-Islamiyah-Teheran, Iran, berikut
sanadnya dari Muhammad bin Muslim, ia berkata,
"Aku menemui Abu Abdullah yang saat itu ia sedang
bersama Abu Hanifah. Aku berkata, 'Sungguh aku
mengdami suatu mimpi yang sangat menakjubkan.'
Ia berkata kepadaku, 'Wahai putra Muslim, cerita-
kan pengalaman mimpimu itu, kanena di sini sedang
ada seorang yang ahli dalam tafsfu mimpi.' Ia ber-
kata seperti itu sambil menunjuk ke arah Abu
Hanifah. Aku lalu menceritakan pengalaman mimpi-
ku, 'Aku melihat seolah-olah sedang masuk ke ru'
mahlru. Lalu istriku muncul menyambutku sambil
membawa segenggam kacang kemudian melempar-
kannya padaku. Aku beaar-benar heran terhadap
pengalaman mimpiku itu.' Abu Hanifnh berkata,
'Kamu akan terlibat dalam perdebatan dan perteng-
karan sengit soal harta pusaka keluargamu. Dan
setelah bersusah-payah, insya Allah ka-u akan ber-
hasil mendapatkan apa yang kamu perlukan.'Abu
Abdullah menyahut, 'Demi Allah, jawaban Anda
benar, wahai Abu Hanifah.'
Setelah Abu Hanifah pamit pulang, aku berkata
kepada Abu Abdullah, 'Sungguh aku tidak suka apa
yang dilratakan oleh pembangkang tadi.' Ia berkata,
'Wahai putra Muslim, Allah tidak alran berbuat bu-

Pasal lt: Aki&h-Akidah Syi'ah teha&p lslam -.. 51


ruk kepadamu. Istilah mereka berbeda dengan isti'
lah kita, dan apa yang kita katakan tidak sarna
seperti yang ia katakan tadi.'Aku berkata, 'I(alau ia
salah, kenapa tadi aku dengar Anda malah mem-
benarkannya bahkan dengan bersumpah segala?' Ia
menjawab,'Benar. Tadi aku Eernang bersumpah pa'
danya kalau ia telah membenarkan kesalahan.'Aku
bertanya kepadanya, 'Jadi apa tafsir mimpiku itu?'Ia
menjawab, 'Wahai putra Muslim, itu artinya kamu
akan menikahi seorang wanita secara mut'ah. Dan
ketika wanita itu diketahui oleh istrimu, ia marah
sambil merobek-robek baju di depanmu'."
ilGuru Syr'ah, Muhammad bin Muhammad bin An-
Nu'man yang dijuluki Al-Mufid juga menyatakan bahwa
yang dimaksud An-Noshfb atau pembangkang ialah Abu
Hanifah Rahimahullch, sebagaimana yang ia tulis dalam
kitabnya Iddatu Rasa'il, P asal Al-M asa' il Al- Shaghaniy at :
zgg, z69, 265, 268, 22o, terbitan Qumm.
* Sayid Ni'manrllah AlJaza'iri dalam kitabnya Al-
Anwar An-Nu'maniyah (\l/SoZ), terbitan Tibriz lran, me-
ngatakan sebagai berikut,
'Yang menguatkan makna seperti itu ialah bahwa
para imam Alaihimussalaan dan ulama-ulama khu-
sus kaum Syfah menyatakan bahwa secara mutlak
kalimat Aa-Nashibi atau pembangkang ialah untuk
Abu Hanifah dan ulama-ulama lain yang sepertinya."
Padahal sebenarnya Abu Hanifah bukan termasuk
orang{rang yang melancarkan rasa permuslrhan
terhadap keluarga Rasul Alaihimussa,larz. Bahkan
secara terang-terangan ia memperlihatkan rasa ka'
sih sayang kepada mereka."

52 Mengungkap Hakikat Syi'ah


* Guru Syr'&, Husain bin Syaihh Muhammad Alu
Ushfur Ad-Darazi Al-Bahrani dalam kitabnya Al-Mahasin
An-Nafs aniy ah fi Aj wibah AI-M asa' il Al-tr(har s aniy ah r57,
terbitan Beirut, mengatakan,
"Satu hal yang terlebih dahulu harus kamu ketahui
ialah, bahwa istilah A*Nashib atau pembangkang
ialah untuk orang yang tidak mau mendahulukan Ali
Alaihissalaar atas lainnya."
Imam Abu Hanifah Rohimahullaft adalah orang yang
lebih mendahulukan Abu Bakar, Umar, dan Utsman Radhi-
yallahu Anhum atas AIi. Itulah sebabnya mereka menye-
butnya An-Nash ib. Na'udzu billah.
* Dikarenakan Ahli Sunnah wal Jama'ah lebih men-
dahulukan Abu Bakar, IJmar, dan Utsman atas Ali, maka
mereka oleh orang-orang Syr'ah dianggap sebagai An-
Naruoshfb atau para pembangkang. Itulah yang juga dika-
takan oleh Husain bin Syaikh alias Muhammad AIu Ushfir
Ad-Darazi Al-Bahrani dalam kitabnya Al-Mahasin An-
Nafsaniyahfi AjwibahAl-Masa'ilAl-Kharsaniyahr4T,
'Bahkan riwayat-riwayat para imam Naihim ussalam
menyatakan bahwa yang disebul A*Nashib ata!
pembangkang ialah yang dikalangan kaum Syi'ah di-
sebut orang Sunni."
* Guru, ulama, peneliti, penganalisa, orang yang bijak-
sana menurut Syr'ah, Husain bin Syihabuddin Al-IGrki AI-
Amili dalam kitabnya Hidayah Al-Abrar IIa Thariqi Al-
Aimmah Al-Athhar, hal. ro6, cetakan pertama, tahun 1996
Masehi, mengatakan,
"Hal itu seperti keragu-raguan yang mendorong
orang{rang kafir mengingkari nubuwat Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan para

Pasal ll: Aki&h-Akida/l Syi'ahted,e&p lslan ... 5it


pembangkang yang sama mengingkari khilafah Al-
Washi."
l*
Seorang grrm Syi'ah, Alu Muhsin dalam kitabnya
Kasyfu Al-Haqa'iq, Daar Al-Shafi^at-Beinrt 249, mengata-
kan,
"Pembangkang-pembangkang yang berasal dari para
ulama Ahli Sunnah wal Jama'ah itu cukup banyak.
Di antara mereka ialah Ibnu Taimiyah, Ibnu l(atsir
Ad-Dimasyqi, Ibnu AlJauzi, Syamsuddin Adz-
Dzahabi, Ibnu Hazm Al-Andalusi, dan yang lainnya."
l* Seorang ulama Syi'ah terkemuka, Muhsin AI-
Mu'allim dalam kitabnya An-Noshbu ua An-Nawashib,
Daar Al-Hadi-Beirut, bab kelima, pasal ketiga, hal. 259,
menulis sebuah judul'Pembangkang-Pembangkang pada
Hamba" menuturkan dua rahrs lebih nama pembangkang
menurut pengakuannya. Di antara mercka ialah: Umar bin
Khaththab, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Utsman bin Affan,
Ummul Mukminin Aisyah, Anas bin Malik, Hassan bin
Tsabit, Az-Zubur bin AI-Awwam, Sa'id bin Al-Musayyab,
Sa'ad bin Abu Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, Imam Al-
Auza'i, Imam Malih Abu Musa Al-Asy'ari, Urwah bin Az
Zubair, Ibnu Hazrn, Ibnu Taimiyah, Imam A&-Dzahabi,
Imam Al-Bukhari, Az-Ztrhri, Al-Mughirah bin Syutah, Abu
Bakar Al-Baqilani, Syaikh Hamid Al-Faqi seorang tokoh
pembela sunnah Muhammadiyah di Mesir, Muhammad
Rasyid Ridha, Muhibuddin Al-Khathib, Mahmud Syulai Al-
AJusi, dan masih banyak yang lainnya.
Jadi, para pembangkang adalah semua ulama Ahli
Sunnah wal Jama'ah. Itulah yang juga dikatakan oleh
Ayatullah yang agung Muhammad Al-Htrsaini Asy-$airazi
dalam EnsiHopedi Al-Fiqhu ()OOilII/98), cetakan kedua,

54 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Daar Al-Ulum-Beirut r4o9 Hijriyah, 'trGtiga, pertentangan
kedua riwayat tersebut memang hanrs terjadi, setelah
kalimat An-Noshrb secara umum ditafsiri sebagai orang-
orang awam atau kaum Ahli Sunnah. Contohnya seperti
riwayat Ibnu Sinan dari Abu Abdullah ...."
Jika ada yang bertanya, bagaimana kita mengetahui
bahwa yang mereka maksudkan dengan orangrrang awam
itu para ulama Ahli Sunnah wal Jama'ah, maka akan kami
jawab bahwa kita ini mengenal Sn'ah hanya dari buku-buku
mereka dan ucapan-ucapan para ulama mereka.
Ayatullah yang agung, Mushin Al-Amin dalam kitabnya
yang cukup populer A'yan Asy-Syi'aht (l/zr), Daar AI-
Ta'aruf-Beirut Libanon t986, mengatakan,
"Al-I(hashsha^& oleh teman-teman kita diartikan se-
bagai diri mereka sendiri. Dan sebagai bandingan-
nya ialah Al-Ammah, yaitu orang-orang yang mereka
sebut sebagai Ahli Sunnah wal Jama'ah."
* Guru, ulama, peneliti, dan sekaligus orang yang bijak-
sana menurut Syr'ah, Husain bin Syihabuddin Al-IGrki Al-
Amili yang wafat pada tahun ro76 dalam kitabrya Hidayah
Al-Abrar lla Thariqi Al-Aimmah /J-Athhar, hal. 264, ce-
takan pertama 1396 Masehi, mengatakan,
"Ada beberapa orang yang tergabung dalam golongan
ALAmmah, yaitu seperti Al-Muzani, Al-Ghazali, dan
Ash-Shairafi. Dan yang termasuk dalam golongan Al-
I{hashshah ialah Al-Allamah dalam salah satu
ucapannya...."
* Ayatullah agung yang dikalangan orang-orang Syi'ah
disebut sebagai peneliti besar Syail,rtr Fathullah An-Namazi
Asy-Syairazi dalam kitabnya Qa'idah la Dharara WaIa

Pasal ll: Akidah-Akiclah Syi'at tefia&p lslan ... 55


Dhirara, hal. zr, cetakan pertama, Daar Al-Adhwa'-Beirut,
mengatakan,
"Hadits yang beraeal dari eanad A.LAmmah ba-
nyak diriwayatkan oleh sebagian beear ulama-ulama
ahli hadits mereka. Contohnya seperti Al-Bukhari,
[\d11slim, ....'
Jadi, menurut orang-orang Syr'ah, Al-Ammah ialah
kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah. Dan berdasarkan hd itu,
maka secara umum An-Nawashfb atau pembangkang ialah
seluruh pengilct Ahli Sunnah wal Jama'ah.
* Kemudian muncul ditengah-tengah kami seorang
yang berpaham Syi'ah, Muhammad At-Ttjani As-Samawi da-
lam kitabnya Asy-Syi'ah Hum Ahlu, s-Strnnah yang diter-
bitkan oleh Muassasah Al-Hajr di London dan Bairut. I(ami
mendapatkan kitabnya ini dari sebuah perpustakaan di
Syi'ah. Orang ini memperoleh dua ijazah Ayatullah agung
dari dua orang ulama terkemuka Syr'ah. Pertama dari Imam
Al-Khau'i di Najf, dan yang kedua dari Al-Mar'asyi An-Najfi
di Qumm. Telah dijelaskan dalam kitabnya tersebut ha-
laman 316 ini menyatakan,
"Telah muncul di tengah-tengah kami seorang yang
beraaham Syr'ah yang berterus-terang bahwasanya
Ahli Sunnah adalah An-Nawashib atau para pem-
bangkang. Menurut kaum Syi'ah, orang-orang Ahli
Sunnah wal Jama'ah itu najis. Bahkan darah dan
harta mereka halal, sebagaimana yang akan dikemu-
kakan nanti."
* et-Tijani dalam kitabnya tersebut halaman 79 me-
ngatakan,
"Boleh jadi bahwa para ulama ahli hadits, mereka
sendiri adalah Ahli Sunnah wal Jama'ah. Tetapi

56 Mengungkap Hakikat Syi'ah


berdasarkan bukti yang tidak perlu diragukan, bah-
wa As-Sunnah yang mereka maksudLan ialah mem-
benci, melaknat, dan berlepae dari Ali bin Abi Thalib.
Dan itulah yang disebut pembangkangan."
Wahai hamba-hamba Allah, apakah ada kaum Ahli
Sunnah yang pernah mengutuk Ali RadhiyallahuAnftu dan
berlepas diri darinya? Mahasuci Engkau, ya Allah. Sungguh
ini suatu kebohongan yang besar.
* At-Tijani dalam kitabnya tersebut halaman 161 me-
ngatakan,
"Tidak perlu dijelaslra" lagi, bahwa aliran para pem-
bangkang adalah aliran Ahli Sunnah wal Jama'ah."
Tetapi sikap para ulama Ahli Sunnah wal Jama'ah
menentang dan menolak para pembangkang dengan cara
menyusun biografi para Ahlul Bait Radhryallahu Anhum
yang bisa ditemukan oleh kaum Syi'ah dalam kitab-kitab
induk mereka, merupakan bukti atas kebohongan At-Tijani
dari Allah apa yang tidak berhalc
ji Dalam kitab yang sama halaman 169, At-fijani me-
ngatakaD,
"Setelah pemaparan ini, jelas bagi kita bahwa para
pembangkang yang selalu memusuhi Ali dan meme-
rangl Ahlul Bait Alaihimussalam adalah orang-orang
yang menyebut dirinya sebagai Ahli Sunnah wal
Jama'ah."
i[ At-Ttjani dalam Htabnya Kullu Al-Hulul hda Ali Ar-
Rasul, hal. ro, Daar Al-Mujtaba-Libanon, juga mengatakan,
"Sulit bagi orang{rang Syi'ah untuk melakukan
shalat dengan imam kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah,
yaitu orang-orang yang dalam satu segi mereka

Pasal ll: Aki&tr-Akiaan Sy'antelrirac&rp tslal,r. ... 57


menggunakan ijtihad dalam masalah yang menyang-
kut hukum-hukum shalat, namun dari segi yang lain
di tengah-tengah shalat mereka justru menghujat Ali
dan Ahlul Bait."
* et-Tijani dalam kiabnya Asy-Syi'ah Hum AhIi As-
Sunnah, halaman 295, mengatakan,
"Jika ingin memperluas pembahasan ini, kita harue
mengatakan bahwa Ahli Sunnah wal Jama'ah adalah
orang{rang yang memerangi keluarga besar Nabi
lewat rezim para penguasa Dinasti Umayah dan
Dinasti Abasiyah."
i* Tidak cukup hanya itu. At-Tijani
pada halaman tS9
dalam kitabnya tersebut juga menulis pasal dengan judul
'Permusuhan IGum AhIi Sunnah terhadap Ahlul Bait telah
Membuka Kedok Mereka.'Pada halaman yang sama ia me-
ngatakan,
"Sesungguhnya seorang peneliti akan tercengang
ketika ia terbentur pada hakilrat Ahli Sunnah wal
Jama'ah. Ia akan tahu bahwa mereka adalah orang-
orang yang memusuhi keturunan yang suci. Mereka
ikut-ikutan kepada orang yang memusuhi, mengu-
tuk, dan berusaha membunuh keturunan yang suci,
serta menghapus jejak peninggalannya.'
* Pada halaman r64,iamengatakan,
"Perhatikan pasal ini, maka Anda akan tahu hal-hal
yang disembunyikan oleh kaum Ahli Sunnah wal
Jama'ah. Bahkan mereka telah jauh dan telah berani
bersikap dengki terhadap keluarga besar Nabi. Me-
reka sedikitpun tidak menyebutkan keutamaan-
keutamaan Ahlul Bait Alaihimussalaa, kecuali me-
reka telah menyelewengkannya."

58 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Menurut kami, orang sesat ini memang aneh. Ia me-
netapkan keutamaan-keutamaan Ahlul But Radhiyallahu
Anhum dari kitab-kitab Ahli Srurnah wal Jama'ah berda-
sarkan As-Sunnah. Tetapi anehnya, kenapa iajustm berar-
gumen dengan hadits-hadits yang diselenengkan dengan
ucapann)la sendiri?
* Dan pada halamM4g,ia juga mengatakan,
"Tetapi karena terdorong oleh rasa permusuhan yang
sangat berat, secara membabi-buta orang-orang Ahli
Sunnah wal Jama'ah selalu berseberangan dengan
Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Bart Alaihimussalam
dalam segala sesuatu. $smpai-sampai semboyan me-
reka ialah menentang Ali dan golongannya dalam
segala hal, sekalipun mereka 6smilild daear eunnah
Nabi yang kuat."
- Wahai para ulama dan orang-orang awam golongan
Ahli Sunnah wal Jama'ah, benarkan.sembopn kita
ialah menentangAli dalam segala hal?
- Selain itu, apakah kalian tidak sadar bahwa penganut
Syi'ah, tidak memelihara (hubungan) kerabat ter-
hadap orant-orang Islam dan tidak (pula mengin-
dahlen) perjanjian?
- Saudara-saudara kami sesama kaum Muslimin, da-
lam bular ini kalian akan tahu mazhab Syi'ah Itsna
Asyar memberbolehkan para pengilartnya untuk ber-
bohong dan mendustakan orang-orant )rang me-
nentangmereka.
* Pa& halaman 2gg,iamengatakan,
"Dengan melihat seldlae saja akidah-akidah kaum
Ahli Sunnah wal Jama'ah, kitab-kitab mereka, dan

Pasal ll: Aki&tuAl@h Syt'ah ter/nedap lslan ... 59


perilaku historie mereka terhadap Ahlul Bait, secara
gamblang Anda akan tahu bahwa mereka selalu me-
6ilih jalan yang bertolak-belakang dan berlawanan
dengan Ahlul Bart Alaihimussalam, dan bahwa me-
reka tidak segan-segan menghunus senjata buat me-
merangi keluarga Nabi tersebut, serta menggoreskan
pena untuk mencari kekurangan-kekurangannya dan
memperoleh kelemahan dari mereka untuk Eengang-
kat harkat snhh terhadap musuh mereka."
* Dan pada halaman goo, ia mengatakan,
"Kita perhatikan mereka (kaum Ahli Sunnah wal
Jama'ah) bersikap diam dan merestui peristiwa pem-
bantaian Husqir.. Hal itu tidak aneh, karena semua
pembunuh Hueain adalah orang{rang Ahli Sunnah
wal Jama'ah."
Kebohongan yang dituduhkan oleh At-Tijani bahwa
para pembunuh Husain itu kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah
itu sangat jelas, sehingga tidak perlu untuk disanggah.
Penyebab peristiwa pembantaian terhadap Husain Radhi-
yallahu Anhu adalah orang-orrng Syi'ah sendiri. Orang-
orang Ahli Sunnah wal Jama'ah sendiri, alhamdulillah ber-
sih dari darahnya (traeedi pembunuhan itu).
ifrSeorang ulama mujtahid besar Syt'ah, Ayahrllah
Muhsin Al-Amin meriwayatkan dalam kitab A'yan Asy-
Sui'aft (Uz6) dari Abu Ja'far alias Muhammad bin Ali Al-
Baqir yang ketika ditanya tentang orang yang beftanggung
jawab atas darah cucu Rasulullah Shollallahu Alaihi wa
Sallam tersebut, ia mengatakan,
"Setelah Hasan dibai'at dan diambil janji oleh putra-
nya, ia lalu ditipu dan dibiarkan begitu saja. Hasan
diserang oleh penduduk Irak sehingga lambungnya

60 Mengungkap Hakikat Syi'ah


tertikam, dan pasukannya dirampas. Mu'awiyah lah
yang menqmpahkan darahnya dan darah anggota
keluarganya. Setelah Husain dibatat oleh sebanyak
dua puluh ribu penduduk Irak, mereka kemudian
melanggar bai'at tersebut. Mereka keluar untuk me-
nantangnya. Padahal saat itu bafat masih terikat di
leher mereka. Mereka membunuhnya."
Penduduk Irak tersebut berasal dari kaum Syl'ah, bukan
dari kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah. Fatimah A^sh-shughra
Radhiy allahu Anha mengatakan,
"Selanjutnya, ketahuilah wahai penduduk Kufrah,
wahai orang{rang yang suka berbuat makar, yang
suka berkhianat, dan yang sombong, sesungguhnya
kami Ahlul Bait diuji oleh Allah lewat kalian, dan
kalian juga diuji-Nya lewat kami. Mudah-mudahan
Allah menjadikan kalian sebagai ujian yang baik."
Riwayat tadi diketengahkan oleh guru Syi'ah Abu
Manshur Ath-Thabrasi dalam Al-Ihtijaj (lUzil, NEf, AI-
A'lami-Beirut, cetakan kedua, hal. 3oz, seperti yang ditu-
h*an oleh Shadiq Mal,rki dalam htab Mazlulim Ahli Al-
Baft, hal. z65, cetakan pertama, Daar Al-Alamiyah, r4o4
Hijriyah.
* Imam AIi bin Al-Htsain As-Sajjad Radhiyallahu
Anhumaberkata kepada pendahulu-pendahulu kaum Syi'ah,
"Itu tidak mungkin, wahai orang{rang suka ber-
thienat dan berbuat makar. Kalian terhalang dari
keinginan-keinginan nafsu kalian. Apakah lralian

Pasl ll: Aki&h-Alddah Syi'al,tetha&p lsbnt ... 61


ingin mendatangi aku sebagaimana sebelumnya ka'
lian mendatangi bapak-bapakku?'r
* Coba simak berikut apa )xang dikatakan oleh cucu
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Al-Hasan bin Ali
RadhigaftahuAnhuma, seperti yang diriwayatkan oleh Abu
Manhsur Ath-Thibdsi dalam Al-Ihtijaj, terbitan An-Najf
(Illto) Najf, Al-A1ami-Beirut, jilid II, hal. z9o,
"Demi Allah, aku melihat Mu'awiyah lebih baik bagi-
ku daripada mereka. Mereka mengaku sebagai para
pengikutku. Tetapi mereka malah berusaha membu-
nuhku dan merampas hartaku. Demi Allah, untuk
mengambil janji dari Mu'awiyah yang dapat melin-
dungi darahku dan merasa arnan di tengah-tengah
keluargaku, hal itu lebih baik daripada mereka
membunuhku. IGlau aku memerangi Mu'awiyah,
pasti mereka memegang leherku lalu menyerahkan-
ku kepadanya."
Menurut kami, tidak hanya ini persoalan yang dihadapi
oleh para pendahulu At-fijani terhadap Al-Hasan dan Al-
Husain, bahkan juga terhadap ayah mereka, dengan alasan
karena ia lebih mengutamakan para pengilut Mu'awiyah.
Dengarkan apa yang ia katakan dalam Nofuu Al-Balaghah,
(I/r88-rgo), Daar Al-Ma'rifah,
'Demi Allah, sesungguhnya aku suka kalau
Mu'awiyah menukar aku dengan kalian seperti ia
menukar dinar dengan dirham, lalu ia mengambil
dariku sepuluh orang dari kalian, dan memberikan
kepadaku satu orang dari mereka. Wahai penduduk

' Riwayat ini diketengahkan oleh Ath-Thibrisi dalam Ahthtijai,


llB2, Al-Alami-Beirut, jilid l!, hal. 306.

62 Mengungkap Hakikst Syi'ah


Kufrah, aku mendapatkan cnobaan karena kalian
berkat tiga dan duai ia tuli walaupua 6smitild pen-
dengaran, ia bisu walaupun bisa berbicara, ia buta
walaupun mernililri penglihatan, tidak merdeka dan
tidak jujur dalam berperang, dan tidak ada kawan
yang tepercaya ketika tertimpa musibah."
i* Diriwayatkan oleh ahli hadits tokoh Syi'ah, Abu Amr
AI-KiExsyi', dalam kitab AI-Rg'aI, pada biografi Abu AI-
I(hattab, 254, dari imam Ash-Shadiq, sesungguhnya ia ber-
kata,
"Setiap ayat yang ditumnlran oleh Allah Tabla tea-
tang orang-orang munnfilr, pasti menyinggung soal
Syi'ah &etika dilihat dari positif dan negatif-re0."
li Diriwayatkan oleh Al-Karysyi dalam kitab eI-RUbI,
hal. 253, dari Imam Ash-shadiq Rahimahullah, sesung-
gtrhnya ia berkata,
'Ketika nanti AlQaiiz muncul, yang pertama kali
akan mendustakan aku adalah golonganku sendiri,
lalu ia akan membunuh mereka."
Di antara onang-orang yang disebutkan oleh Imam Ash-
Shadiq, yang merasa keberatan han),a yang telah menuduh
kaum Ahli Sunnah selalu memusuhi Ahlul Bait Rodhi
yallahuAnhum.
* Diriwayatkan oleh Muhammad bin Ya qub Al-Kulaini
dalam AI-Kafi (VIII/zz8), dari Imam Al-IGzhim Rahima-
hullah,sesungguhnya ia mengatakan,
"Jika aku berueaha memilih dari para pengikut
(Syi'ah)ku, niscaya tidak aku dapatkan kecuali sifat-
nya saja. Jika aku uji mereka, niscaya tidak aku
temukan kecuali orang-orang yang murtad. Dan jika

Pasal ll: Aki&h-Alffih Syi'ahtedwbp ts in... 6tl


aku seleksi mereka, niscaya dari seribu orang tidak
ada satu pun yang lolos."
Riwayat ini diketengahkan oleh Waram dalam kitabnya yang
terkenal Tanbih Al-I(hawathir wa Nuzhat An'Nawazhir
(II/r5z), Muassasah Al-A'lami-Beirut. Berdasarkan hal ini,
penisbatan orang-orang Syi'ah terhadap Ahlul Bait sama
seperti penisbatan orang{rang Nashrani terhadap Nabi Isa,
dan seperti perlalaran orangtrang Yahudi terhadap Nabi
Musa.'s
Itulah nash-nash yang menerangkan bahwa yang di-
maksud denganAn-Noshib ialah Ahli Sunnah wal Jama'ah.
Sementara nash-nash yang menerangfun bahwa yang di-
maksud denganAl-Mukhah/ juga Ahli Sunnah wal Jama'ah;
dalam hal ini adadua nashyangbisa sayakemukakan secara
tegas, yakni:
a. Ayatullah agung, At-IGlba)ral€ni ditanya tentang be-
berapa pertanyaan sebagai berikut "Siapa itu al-
Mul,halift Apakah ia orang yang menentang ideologi
Syr'ah dalam soal imamah, atau orang yang menentang
sebagian imam dan setia kepada sebagtan yang lain,
sehingga dalam hal ini tennasuk aliran Zaidiyah dan
yang lain? Dan apakah hukum seorang penentang itu
sama seperti hukum yang berlaku pada seorang Pem-
berontak, atau pembangkang, atau ekstrimis, atau
bukan?"
Ia menjawab, 'Dengan menyebut nama Allah ?ahlo,
menurut istilah kami, Al-Mri,halif itu berarti orang
yang mengingkari kekhilafahan Amirul Mukminin Ali

s
Bagiyang ingin mengetahui bagaimana Al-Husain Radhiyallahu
Anhu dibantai, silahkan baca k{tab Man Qatala AhHusain, oleh
Abdullah bin AbdulAziz, terbitan Kairo.

64 MengungkaP Hakikat Syi'ah


Alaihissalam, tanpa perlu dirinci. Orang 1lang hanya
percaya kepada beberapa imam Alaihimussalam saja,
kendatipun ia masih dianggap termasuk golongan
Syihh, namun hukum-hukum yang berlaku pada Itsna
Asyar tidak memberla}ukan haknya. "o
b. Al-Mulhalifin
Yang mereka maksudkan dengan istilah
ialah setiap orang Muslim 1rang bulon termasuk
pengrkut Syl'ah Imamiyah. Dan menurut mereka, kaum
Ahli Sunnah wal Jama'ah ialah orang-orang yang
mempercayai kekhilafahan Abu Bakar Ash-Shiddiq d"n
Umar bin Khaththab R adhiy allahu Anhuma.
Ayatullah agun& Muhammad Sa'id Al-Hakim (yang
sekarang berlarasa di Najfl dalam kitabnya AI-MuhIccm
fi Ushul Al-Fiqhi Nl/ryO mengatakan, 'Jelasnya, yang
dimaksud dengan Al-Ammah Al-Mulhalifun ialah
orang-orang yang loyal pada Abu Bakar Ash-Shiddiq
dan Umar bin Khaththab, dan mengalari kekhila-
fahannya, dari mana pun asal golongan mereka. Sebab,
ia adalah termasuk orant yang terdapat dalam daftar-
dafar nash yang telah disebutkan tadi."
s€,a

6
Lihat, trcyad As-Sa'il, oleh A!-lGlbayakani, hal. 199, perlanyaan
nomot742.

Pasal ll: Aki&h-Akiclat Syi'ahteillrldep tstan... 65


Pembahasan KetiSa
DARAII KAUM AIIU SI,'NNNI TTU HAIJ\L

1J[esungguhn],a onang-orant Syi'ah mengauggap halal


4/darah kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah yang dimu-
liakan oleh Allah. Bahkan mereka dihukumi sebagai orang-
orant kafir. Dalam keyakinan mereka, sesungguhnya orang
Sunni ituAn-IVashib atau pembangkang. Berikut ini adalah
fakta-fakta yang membuka kedok kebusukan dan kejahatan
mereka.
it
Diriwayatkan oleh guru mereka, Muhammad bin Ali
bin Babawaih AIQummi, seorang ulama ahli hadits ter-
kemuka yang oleh orang-onang Syr'ah dib€ri gelar Ash-
Shaduq dalam kitabnya llal Asy-Syarayi', hal. 6or, terbitan
An-Najf, dari Daud bin Furqad, ia mengatakan,
"Aku bertanya kepada bapakku Abdultah Alaihis
salam,'Apa pendapat Anda tentang membunuh .r{a-
Nashib'pembangkang'? Ia menjawab,'Halal darah-
nya, tetapi aku merasa khawatir kepadamu. Sedang
jika kamu mampu menimpakan dinding atau me-
nenggelamkannya ke dalam air agar tidak ada se-
orang pun yang bersaksi atasmu, maka lakukanlah.'
Aku bertanya lagi, 'Dan apa pendapat Anda tentang
hartanya? Ia menjawab, 'sedapat mungkin rampas-
lah'."
png buruk tadi dituturkan oleh guru Syihh,
Riwayat
Al-Humr Al-Amili dalam kitabnya Wasa'il .Asy-Syi'ah

66 Mengung[<apHatdkatsyi'ah
(X\[II/+69), dan oleh Sayid Ni'matullah Al-Iazairi dalam
kitabnya Al-Anuar An-Nu'ntaniVoh (lllSoT). Mereka me-
ngatakan,'Boleh hukumnya membunuh An-Nauashib atau
para pembangkang dan harta meneka halal."
Menurut kami, yang menjadi alasan di sini ialah ke-
inginan larat supaya orang Syl'ah tidak terjerat hukum
syariat, sehirgga ia akan dijatuhi sanlai hukuman qishas.
Berdasarkan hal ini, maka orang Syl'ah boleh membunuh
orang Sunni dengan cara diracun atau dibakar atau disetnrm
listrik. Ini dengan adanya taqiyah yang dimakzudkan demi
melindungi keyakinan-keyakinan dan semangat Syi'ah.
Seandainya tidak ada taqiyah maka praktis akan terjadi
pembunuhan massal terhadap orangrrangAhli Sunnah wal
Jama'ah, seperti yang telah kami kemukakan dalam pasal
tentang 'Kapan Kaum Syi'ah Mulai Meninggallcan Taqi-
yah?"dalam bulu ini.
Kalau kita menengok sejarah, pemerintahan Dinasti
Abasiyah adalah pemerintahan ala Sunni. tr(arena niat baik
kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah, seorang khalifah Abasiyah
berkenan mengangkat seorang menteri dari Syi'ah bernama
Mu'ayryadin Ibnu Al-Alqami. Tetapi belakangan sang men-
teri Syi'ah malah tega berbuat khianat terhadap sang
khalifah, karena secara diamdiam ia berseletu dan berse-
kongkol dengan pasukan Tartar. Akibatnya, terjadi peristiwa
pembantaian massal di Baghdad yang menelan korban
ratusan ribu nyawa kaum Muslimin disebabkan peng-
khianatan sang menteri Syi'ah tadi. Apakah orang-orang
Syi'ah menangisi para korban tersebut? Atau mereka malah
merestui perbuatan pembela mereka orang Thusi, yang
belakangan menjadi antek Holago IGan dan berkomplot
dengannya terhadap kaum Mr:slimin?

Pasal ll: Aki&h-Akdah Syi'ah teilrrrcflp lslan ... dl


l'- rl Seorang ulama Syl'ah yang biasa mereka panggil Al-
Mirza Muhammad Baqir Al-Musawi Al-I(hunasari Al-
A.shbahani dalam kitabnya RaudhatAlJannati fi Ahwal Al-
Aama ' roaAs-saadat (l/goo-go1), kantor berita Maktabah
Ismai'iliyan-Qumm, Iran, mengatakan tentang orang culas
ini sebagai berilnrt,
"Ia adalah seorang peneliti, pandai berbicara, bijak-
sana, 4lim, dan terpandang. Di antara ceritanya yang
cukup terkenal ialah hikayat tentang dukungannya
terhadap seorang penguasa yang sangat glgih dalam
menjaga Iran bernama Holago Khan bin Tauli Khan
Jangis Khan dari kalangan penguaea besar Tartar
dan orang-orang Turki Mongol. Kedatangannya da-
Iam rcmbongan penguasa yang didukung dengan
persiapan yang sempurna ke negara damai Baghdad
untuk mendidik rakyat, memperbaiki negeri, mernu-
tus mata rantai kejahatan, dan menumpas keza-
liman, dengan cara menghancurkan daerah kekua-
eaan Bani Abasiyah dan melakukan pembunuhan
massal terhadap para pengikut orang-orang jahat
tersebut sehiugga darah mereka mengalir bercampur
kotoran laksana suugai Dajlah dan sebagiannya ke
neraka Jahannam negeri kehancuran dan tempat
orang-orang yang jahat serta celaka."
Kendatipun demikian, Al-I(homeini dalam kitabnya
yang cukup populer Al-Huhtmah Al-Islamiyah, het. 142,
cetakan keempat, malah mengatakan,
'?ika tuntutan taqiyah mengharuskan salah seorang
kita masuk dalam komunitas para penguasa, ia wajib
menolaknya, sekalipun penolakan tersebut membuat
ia harus dibunuh. Kecuali jika masuknya tersebut

68 Mengungkap Hakikar Syi'ah


hanya sekedar fomalitas demi pembelaan yang ha'
kiki terhadap Islam dan kaum lV[uslimin, seperti
dilakukan oleh Ali bin Yaqthin dan Nashiruddin Ath-
Thusi Rahimah umallah."
Coba Anda perhatikan, bahwa ternyata peristiwa pem-
bantaian massal di Baghdad yang telah diahrr Nashiruddin
Ath-Thusi, oleh Khomeini dianggap sebagai bentuk pem-
belaan yang sejati terhadap Islam dan kaum Muslimin.z
Orang Syi'ah yang berhasil menyrsup dalam kelarasaan
kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah, ia tidak segan-segan mem-
bunuh mereka begitu ada kesempatan, seperti yang telah
dilalukan oleh Ali bin Yaqthin ketika ia berhasil menjebol
penjara yang dihuni oleh lima ratus kaum Muslimin,
kemudian ia membunuh mereka. Peristiwa ini dibeberkan
kepada kita oleh seorang ulama Syi'ah yang mereka sebut
Al.Kamil Al-Ba&il seorang ulama terkemuka, dan juga oleh
Ni'matullah Al-Jazairi dalam kitabnya yang cukup populer
Al-Anutar An-Nu'maniyah (II/So8), terbitan fibriz, Iran.
Berilart ini adalah kisah selengkapnya,
"Disebutkan dalam beberapa riwayat, bahwasanya
Ali bin Yaqthin berkumpul di dalam penjara yang
dihuni oleh sekelompok kaum pembangkang. Maka

' Para ulama Syi'ah sangat memuji penjahat dad Thusi ini. Al-
Hurru Al-Amili misalnya, dalam kitab Amat Al-Amal juga memujinya.
Pujian juga disampaikan oleh Abdul Husain Syarafuddin dalam An-
Nash wa Al-ljtihad. Bahkan ia ditempatkan di tempat yang sangat
terhormat. Dan masih banyak lagi ulama Syi'ah yang memujinya.
Dengan demikian jelas bahwa orang-orang yang bersimpati kepada
Syi'ah, karena mereka tidak mengetahui sejarah dan keyakinan-ke-
yakinan Syi'ah. Akibatnya, mereka terkadang begitu bersemangat
membelanya jika sedang berdiskusi tentang masalah-masalah ini.
Karena ketidaktahuannya itulah, sulit bagi mereka untuk menarik
kembali dari posisinya.

Pasal ll: Aki&h-Aki&h Syi'ah terhadap lslam ... 69


ia menyuruh budak-budaknya untuk meruntuhkan
atap agar 6saiynp& orang-orang yang ada di penjara,
sehingga mereka semua mati. Dan jumlah mereka
ada lima ratus orang laki-laki dari kaum Sunni. Ia
lalu membunuh mereka semua."
I(arena ingin terbebas dari tanggung jawab dari tindak
pembunuhan terhadap mereka, ia lalu berkirim surat ke-
pada Imam Maulana Al-IGzhim. Dan sang imam langsung
membalas surat jawaban yang berisi sebagai berikut,
"Seandainya kamu datang menghadapku sebelum
membunuh mereka, kamu justru harus membayar
untuk tanggungan darah mereka dengan seekor
kambing hutan, dan kambing hutan itu lebih baik
daripadanya."
Perhatikanlah, diyat atau denda yang sama sekali tidak
sebanding dengan diyat saudara mereka yang paling kecil,
yaitu seekor anjing pemburu. Sebab diyatnya hanya sebesar
dua puluh dirham. Tetapi di akhirat kelak nasib mereka
pasti sangat buruk sekali.
Riwayat ini juga dikutip oleh MuhsinAl-Mu'allim dalam
kitabnya An-Noshbu wa An-Narooshib, hal. 6zz, Dar Al-
Hadi-Beirut, untuk menunjukkan bahwa dalam pandangan-
nya penjahat ini boleh membunuh orangrrangAhli Sunnah
walJama'ah
l*
Seorang doktor Muslim berkebangsaan India, Yusuf
An-Najrami dalam kitabrya Asy-SJn'oh,fi AI-Mizan, hal. 7,
terbitan Mesir, mengatakan,
"Sesungguhnya peristiwa-peristiwa Perang Salib yang
dilancarkan oleh orang-orang Kristen melawan umat
Islam hanyalah sebuah lingkaran yang telah diatur
oleh kaum Syi'ah untuk mencelakakan Islam dan

70 Mengungkap Hekikat Syi'ah


kaum Mugli-in, seperti yang dituturkan oleh Ibnu
Al-Atsir dan para ulama ahli sejara[ leinnya. Upaya
mendirikan pemerintahan Dinasti Fatimiyah di
Mesir dan aksi-aksinya, adalah upaya mengaburkan
sosok orang-orang Sunni untuk menjatuhkan sanksi
kepada setiap orang yang berani mengingkari keya'
kinan-keyakingn Syfah. Raja An-Nadir dijatuhi hu'
kuman mati di wilayah New Delhi oleh hakim Syi'ah
bernama Ashif Khan di depan publik. Darah orang-
orang Sunni juga ditumpnhkan oleh penguasa Abul
Fatah Daud yang juga orang Syr'ah. Tlagedi pem'
bantaian orang-oranB Sunni di kota Laknao India
yang menelan banyak korban, adalah hasil ran'
cangan para pemimpin Syi'ah dengan dalih karena
mereka tidak mau berpegang teguh pada Syi'ah yang
mengajarkan untuk menghujat ketiga orang shaha'
bat Radhiyallahu Anhum, pelanggaran Mir Shadiq
atas tindakan kriminal pengkhianatan terhadap
penguasa Tibo, dan tikaman yang dilakukan oleh Mir
Ja'far di belakangAl-Amir Sirajud Daulah ...."
Do}tor Muhammad Yusuf An-Najrami dalam kitab dan
halaman yang sama juga mengatakan,
"Sesungguhnya tindakan-tindakan kejam yang dila-
kukan oleh pemerintahan Imam Al-Khomeini terha-
dap kaum Ahli Sunnah bukanlah sesuatu yang asing,
karena sejarah secara gamblang mengungkapkan
bahwa orang-orang Syi'ah berada di belakang tragedi

Pasal ll: Aki&h-Aki&h Syt'ah tefiaciap tslam ... 71


kemanusiaan yang pernah menimpa umat Islam
dalam pentas sejarah."8
* Ketika menulis tentang kaum Ahli Sunnah, Abdul
Mun'im An-Namr mengemukakan tentang teror dan an-
caman yang dilancarkan kepada mereka. Ia mengemukakan
hal itu dalam kitabnya Asy-Syt'aft, Al-Mahdi, AI-Dana
Tarilch wa Watsa'fq, hal. 10, cetakan kedua tahun 1988
Masehi,
"Sesungguhnya orang-orang Syi'ah sama menyimpan
rasa dendam, permusuhan, dan kebencian terhadap
kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah. Tetapi mereka tidak
mau menyatakan secara terang-terangan perasaan
tersebut karena terikat pada akidah taqiyah yang
culas. Akibatnya, mereka hanya bersikap basa-basi
terhadap kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah dengan
memperlihatkan perasaan sayang. Inilah yang mem-
buat kaum Ahli Sunnah tidak pandai memahami
sikap orang-orang Syi'ah yang sebenarnya."
* Dalam hal ini Doltor Abdul Mun'im An-Namr dalam
kitabnya Al-Mu 'amarah AIa AI-Kabah min Al-Qaramithah
Ila Al-I(homeint, hal. u8, Maktabah At-Tiuats Al-Islami-
Kairo, mengatakan sebagai berikut,
"Tetapi kami orang-orang Arab tidak mengetahui hal
itu. Bahkan kami menganggap bahwa selama bebe-
rapa kurun waktu yang cukup paojang telah menja-
min kalau Islam akan tetap eksis dan tidak akan
lenyap atau musnah, sehingga kami tidak perlu
mengkhawatirkannya. Kami biasa bergembira ber-

8
Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang keadaan kaum
Ahli Sunnah walJamaah di lran, silahkan membaca kilab Ahwal Ahli
As-Sunnah ft lran,oleh Muhammad Abdullah Al-Gharib.

72 Mengungkap ilakikat Syi'ah


sama orang-orang Iran. Ikmi yalrin bahwa seperti
halnya kami, Imam Al-I(homeini 6kan 6smaafknn
atau melupakan eemua persoalan sejarah tersebut.
Ia akan berperan sebagai Beorang pernimpin Muslim
yang membimbing umat Islam pada perdarnainn dan
kerukunan. Hal itu demi kebaikan Islam serta selu-
ruh kaum Muslirrin, tanpa membed"lran antara
orang Persi dan orang Arab, atau antara oriang Syi'ah
dan orang Sunni. Tetapi setelah itu terjadi peristiwa-
peristiwa yang mengungkapkan bahwa selarna ini
kami tenggelam delam rnirnpi-mimpi indah, atau
dalam lautan harapan-harapan kami yang membuat
sebagian besar generasi muda kami dan tokoh-tokoh
pemimpin kami tenggelam di dalamnya sampai
sekarang, meskipun telah terjadi peristiwa-peristiwa
yang menggelisahkan."
* Majalah Ruz Al-Yuxrf, edisi 34o9, tanggal u O}tober
tahun 1999, memuat berita tentang Hakikat Syi'ah di Mesir.
Sebagian berita tersebut kami kutip sebagai berikut,
"LIntuk menghilangkan kendala psikologis antara
mereka dan perangkat-perangkat keamanarL orang-
orang Syi'ah di Mesir berusaha memanfaatkan segala
media yang mereka miliki untuk menghadapi arus
jihad dan kelompok-kelompok yang menentang. Soal-
nya, seperti pengakuan orang-orang Syi'ah, mereka
adalah pihak yang paling mampu mengatasi masalah
ini. Mereka juga mengaku sanggup membuka aib-aib
fatwa yang disampaiLan oleh Ibnu Taimiyah yang
oleh kelompok-kelompok penentang tersebut untuk
melakukan pembunuhan, melancarkan teror, dan
menyebarkan tindakan-tindakan yang anarkis."

Pasal ll: Aki&h-Aki&h Syi'ah teha&p lslam ... 73


Wahai saudara kami sesama Muslim, waspadalah ter-
hadap sanggahan kaum syi'ah terhadap kebenaran berita
yang terkait dengan mereka tersebut. Anda harus tahu
bahwa ulama-ulama mereka telah bersekutu dengan orang-
orang kafir untuk melawan kaum Muslimin lerrat bular-
buku mereka sendiri. Tirjuan mereka ialah untuk meya-
kinkan Anda atas kesepakatan mereka menganggap kafir
setiap orang yang tidak mempercayai kedua belas imam
mereka, baik dari segi keamanan di Mesir atau kelompok-
kelompok Islam. Yakinlah bahwa orang-orang Syi'ah sangat
memusuhi kaum Ahli Sunnah yang setia, terutama kepada
orang yang sudah mengetahui akan hakikat mereka berikut
ajaran taqiyahnya.
Sekarang, tahukah Anda wahai saudara kami sesama
Muslim, apa yang dilakukan oleh orang Syi'ah terhadap
orang lain yang berani menentangnya kedka ia tengah
berkuasa di sebuah negara ),ang mer€ka tidak punya we-
wenang?
* Sebagai jawabannya, mari kita dengar apa yang
dikatakan oleh guru Syi'ah, Abu Ja'far alias Muhammad bin
Al-Hasan Ath-Thusi dalam kitab fiqihnya yang menjadi
pegangan mereka yang terkenal, fkni An-Niluyat fi
Mujarradat Al-Fiqhi usa Al-Fatanoa, hal. 3o2, Dar AI-Kitab-
Beirut tahun 4oo Hijri,rah. Ia mengatakan sebagai berikut,
Sarangsiapa yang memangku kekuasaan dari se-
orang penguasa yang zdim dalam meuegalrlren had
atau melaksanakan hukum, ia hams yalrin bahwa ia
6qr"peroleh kekuasaan tersebut dari seorang pe'
nguasa yang jujur, dan ia hams melaksanakannya
berdaearkan tuntutan syariat iman. Dan kapanpun
jika ia mampu menegakkan hukuman terhadap se'

74 Mengungkap Hakikat Syi'ah


orang penentang ia harus melaksanakannya, karena
hal itu merupakan jihad yang agung-'i
Itulah sikap mereka yang penuh permusuhan terhadap
orang Sunni lrang mereka tetapkan dalam kitab Al-Istibshar,
krtab Tdhdzib Al-.Ahkam, dan kitab-kitab lainnya yang ditu-
lis oleh ulama-ulama Syi'ah.
Itulah sikap mereka ketika sedang memegang suatu
kekuasaan di sebuah pemerintahan non Syi'ah. Bagaimana
jika orang seperti Ath-Thusi dan lainnya yang sedang
berkuasa dalam pemerintahan Syi'ah?
Kita memohon kepada Allah Yang Mahatinggi lagi Maha
Agung semoga Dia berkenan tidak memberikan mereka
kelorasaan pada kaum Muslimin.

s\8&a

Pasal ll: Akidah-Aki&li $yt'ah @E&p lslam ... 75


Pembahasan Keempat
HAI.ALITIERAMPN HARTA KA['M ATILI SUNNAH

entang halal hukumnya menampas harta milik


kaum AhIi Sunnah wal Jama'ah, selain berda-
sarkan apa ),ang telah Anda baea tadi, kami juga ingin
mengemukakan kepada Anda riwayat yang dikutip oleh
beberapa ulama ahli hadits Syi'ah, dari Abu AMullah
Alaihisslam, bahwasanya ia berkata, "Ambillah harta si
pembanglang di mana pun kamu dapati, drn serahkan
kepada kami bagian seperlimanya.T Menurutnya, hadits
seperti itu cukup banyak
iIlkndungan riwayat inilah yang difatwakan oleh se-
orang ulama yang menjadi rujukan Syt'ah, Ruhullah Al-
tr(homeini dalam Tahir Al-Washilah (USSz).Ia mengata-
kan,
"Menurut pendapat yang paling kuat, pembangkang
itu disamakan dengan kaum pemberontak yang har-
tanya boleh dijadikan ghanimah dan berlaku pemba-
gian eeperlima. Bahkan menurut pendapat yang di-
unggulkan, boleh mengambil harta si pembangkang
di mana pun berada dan dengan cara apa pun, serta
wajib disisihkan bagian seperlimanya."

e
Riwayat inijuga diketengahkan oleh guru Syt'ah, Abu Ja'far Ath
Thusi dalam kitabnya Tahdzib AfAhkam,lVl122, dan oleh A!'Faidh Al'
Kasyani dalam Al-Wafi, Vll43, Dar Al-Kutub Al-lslamiyah'Teheran.
Riwayat ini iuga dikutip oleh guru Syi'ah, Ad-Darazi At-Bahrani dalam
kitabnya Al-Mahasin An Nafsaniyah, hal. 167.

76 Mengung[<apHaldkatsyi'ah
il Riwayat ini juea dikutip oleh Muhsin Al-Mu'alim
dalam kitabnya An-Nashbu wa An-Nawoshib, Daar Al-
Hadi-Beirut, hal. 615. Riwayat ini dijadilon dalil, boleh
hulcurmya mengambil harta kaum Ahli Sunnah, karena
menurut pandangan orang yang sesat ini, status mereka
adalah para pembangl€ng. Bahkan menurut Al-trOomeini,
menipu, curang, mencuri, menampas, dan cara-cara lain
png diharamkan boleh dilakukan terhadap harta kaum Ahli
Sunnah. Buktinya ia mengatakan " ... dengan cara apa pun."
Di lran, beberapa orang Ahli Sunnah yang patut dika-
sihani suatu hari sama menemui Al-I(homeini untuk mengu-
capkan selamat kepadanya. Sementara sebagian mereka
yang lain sama mengucapkan bela sungkawa atas kematian
para pengikutnya. Sangat ironis. Rupanya mereka tidak
membaca apa yang ditulis oleh Al-I(homeini. Mereka juga
tidaktahu sama sekali apayang dimaksud olehAl-Khomeini
dengan istilah kaum pembangkang, dan juga tidak tahu
dulnrngan Al-tr(homeini terhadap Nashir Ath-lhusi yang
melakukan pengkhianatan terhadap Islam serta kaum
Muslimin di Bagbdad. Itulah 1,ang tidak diketahui oleh
mereka, sehingga mereka berlomba-lomba melakukan se-
suatu yang sangat konyol. Dan celakanya, orangyang paling
beruntung di antara mereka ialah yang paling tidaktahu.Io
haula wala quuutata illa billoh.
r[ Benar. Mereka adalah orant-omng yang patut dika-
sihani. Mereka tidak tahu bahwa halal merampas harta dan
mengalirkan darah orang Sunni menurut keyakinan Syi'ah.
Itulah yang telah disepakati bersama. Seorang ulama ahli
fiqih dan ahli hadits Syi'ah, Syaikh Yusuf Al-Bahrani dalam
kitabnya yang cukup populer dan yang menjadi pegangan
kaum Syi'ah, N-Hada'iq An-Nadhirah fi Alilcam Al-Itrat
Ath-Thahirah (XII/SzS-Sz4), mengatakan sebagai berikut,

Pasal ll: Aki&h-Al<i&h Syi'ahtehacrap lslam ... Tl


'Sebutan Muslia bagi pembangkang dan tidak boleh
mengambil hartanya dalam pandangan Islam, dari
dulu san'pai sekarang adalah bertentangan dengan
kesepalratan golongan Syfah sejati yang menganggap
kafir dan najis seorang pembangkang. Bahkan me-
rampas harta dan membunuhnya pun dibolehkan."
r* Ni'matullah AlJazairi dalam AI-Anwar An-Nu'mcni-
yah, (llfto7), mengatakan, "Boleh hu}umnya membunuh
dan merampas harta para pembangkang."
*Yusuf Al-Bahrani dalam kitabnya Al-Hada'iq An-
Nadhirahfi ,4hlcamAl-ItratAth-Thahirah(X/g6o),menga-
takan,
"Inilah pendapat yang dijadikan dasar oleh Abus
Shalah, Ibnu Idris, serta Sallar. Dan inilah pendapat
yang benar, yang dor"inan, dan yang tegas, karena
diperkuat oleh banyak riwayat hadits senada yang
menganggap kafir orang Sunni serta menganggap
halal darahnya, seperti yang kami paparkan dengan
tegas, lengkap, dan jelas dalam kttab Asy'Syihab Ats'
Tsaqib fi Bayan Ma'na An'Nashib wama Yatarattabu
ain Al'Mathalib."
IGmi ingin menutup pasal ini dengan suahr catatan
,rang menurut kami lepas dari perhatian semua oranB, yakni
bahwa An-Nashir Ath-Thusi dan Ibnu Al-Alqami bukanlah
satu-satunya dari kalangan ulama Syi'ah yang menyebabkan
jatuhnya ratusan ribu korban kaum Muslimin di Baghdad.
Menurut pengamatan kami, mereka dibanhr oleh ulama
Syi'ah yang lain, yakni Jamaluddin Al-Hasan bin Yusuf bin
Al-MuthaharAl-Hulli, yang oleh kaum Syl'ah diberi gelarAl-
Allamah. Hal ini diungkapkan kepada kami oleh guru
Syr'ah, Muhammad bin Hasan An-Najfi dalam Jawahir Al-

78 Mengungkap Haklkat Syi'ah


Kalam OOgl/6d. Bahkan hal ini juga dikemukakan oleh
ulama-ulama Syr'ah lainryra, meskipun ia tidak menyebut
nama-nama mereka flsngan jelas.
s€srA

Pasalll: Akl&h-Aktdeh Syi'ahte/rledap tstam ... 79


Pembahasan Kellma
MENTJRUT SYI'AH, PARA PENGIKUT
AIIU SIJNNA}I ITU NA.IIS

(f,eorang ulama yang menjadi rujukan Syl'ah


,{L/Ayatullah Muhsin Al-Hakim dalam kitabnya Mus-
tamsik Al-tlrwat Al-Wutsqa (Uggz-SgS), cetakan keempat,
g9r Hijriyah, mengatakan,
terbitan Al-Adab An-Najf,
"Disebutkan dalam At Tahdzib yang mengutip ke-
terangan dalam kitab Al-Muqannaht A-l-Waihi, bah-
wa pembangkang'orang Sunni' terhadap Ahlul-haq
'ulama Syfah'itu kafir, maka wajib padanya hukum
berlaku sama dengan hukum orang-orang kafir lain-
nya, selain pengecualian yang ada dalilnya. Betapa
tidak. Hal itu bisa ditinjau dari beberapa aspek.
Pertama, kesepakatan yang dikutip oleh Al-Hulli
menyatakan bahwa orang Sunni itu najis. Kedua,
berdasarkan nash-nash yang sangat banyak sekali
sehingga dikatakan: mutawatir yang mengandung
tentang kekufuran mereka. Ketiga, karena ia meng-
ingkari hal-hal yang sudah pasti dalam agama,
seperti yang diterangkan dalam kitab Mahki Al-
Muntaha tentang masalah masih adanya iman bagi
orang yang berhak menerima zakat, dalam kitab
Fashshu Al-Yaqul serta kitab-kitab lainnya. Jadi
Becara umum, orang-orang Sunni itu tercakup dalam
dnlil atas kekafiran orang yang mengingkari hal-hal
yang sudah pasti dalam agama. Keempat, berda-

80 Mengungkap Hakikat Syi'ah


sarkan dalil ijma'atau kesepalratan sebelumnya yang
menyatakan seorang pembangkang itu najis, seperti
yang juga diperkuat oleh riwayat Ma'la bin Khanis."
rI Setelah berdiskusi panjang lebar tentang status
orang-orang Sunni, Muhsin Al-Hakim dalam htab
Mustamsik Al-Urwat Al-Wutsqa (l I SgZ -Sg8), menutupnya
dengan mengatakan,
"Pada dasarnya seorang pembangkang itu najis. Di
luar kesepakatan, perbedaan pendapat tentang ma-
salah ini hanya terjadi di kalangan para ulama ahli
bahasa dari segi pemahaman lafazh saja. Yang jelas,
referensinya harus kembali kepada pendapat paling
kuat dan populer bahwa seorang pembangkang itu
memusuhi para imam Alaihimussalan, yakni bahwa
ia najis. Terlebih pendapat ini juga sesuai dengan
pendapat Ibnu Abu Ya'fur, dan juga sesuai dengan
dua riwayat Ibnu Khanis serta Sinan yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa orang yang mem-
bangkang kepada para imam Alaihimussalam berarti
ia juga membangkang kepada golongan mereka. Ada
pepatah yang mengatakan, 'Teman dekat musuh
adalah musuh." Pepatah ini sudah ditetapkan kebe-
narannya. Itulah yang harus diperhatikan."
Itulah yang telah ditetapkan, yakni bahwa dalam pan-
dangan MuhsinAl-Hakim, para ulamaAhli Sunnah dan para
pengikutnya adalah musuh.
* Ulama yang menjadi rujukan kaum Syl'ah sekarang
ini Abul Qasim Al-Musawi AI-Khau'i dalam kitabnya
Minhaj Ash-Shahhin (I/116), terbitan Najf, juga mengata-
kan,

Pasal ll: Aki&tTAK&h Syi'ahtethadap lslam ... 81


'Barang-barang najis itu ada sepuluh. Dan yang
kesepuluh ialah orang kafir, yaitu orang yang tidak
memeluk agama, atau yang memeluk agama non'
Islam, atau yang memeluk Islam tetapi ia menging-
kari sesuatu yang diketahuinya sebagai bagian dari
agama Islam. Contohnya seperti mengingkari risa-
lah. Mengingkari hari Pembalasan, secara mutlak
menyebabkan kafir. Tidak ada bedanya antara orang
murtad, orang kafir asli, orang kafir pemberontak,
orang kafir dzimmi, orang Khawarij, orang ekstrimis,
dan seorang pembangkang, yaitu orang Sunni."
* Seorang ulama senior yang menjadi rujukan kaum
Syr'ah, Muhammad Kazhim Ath-Thabathaba'i dalam kitab-
lnya Al-Urutat Al-Wutsqa (I I 68), terbitan Teheran, mengata-
katr,
'Tidak ada persoalan tentang najisnya kaum ekstri-
mis, kaum Khawarij, dan kaum pembangkang."
ii Al-Allamah Syi'ah, Ayatullah Al-Hasan bin Yusuf bin
Al-Muthahhar Al-Hulli atau yang Iebih dikenal dengan nama
Al-Allamah Al-Hulli dalam kitabnya Nihayoh Al-Ahlr'nm fr
Ma'rifahAl-Alilam(TlzZq),terbitanBeirut,mengatakan,
"Kaum Khawarij, kaum ekstrimis, dan seorang pem-
bangkang yang terang-terangan memusuhi Ahlul
Batt Alaihimussalam adalah najis."
* Ayatullah Syi'ah, Ruhullah Al-Musawi Al-I(homeini
dalam kitabnya yang culcup terkenal Tahir Al'Washilah
I/rr8, terbitan Beirut, mengatakan,
'Adapun kaum pembangkang dan kaum Khawarij
semoga Allah melaknati mereka, adalah najis tanpa
ada keraguan."

82 MengungkapHaklkatsylah
i*Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini dalam kitabnya
yang cukup terkenal Tahrir Al-Washilah lftrg, terbitan
Beirut, mengatakan,
"Golongan Syi'ah selain Itsna Asyar jika tidak secara
terang-terangan menampalrkan kebencian, permu-
suhan, dan hujatan terhadap para imam yang tidak
mereka yakini imamahnya, maka mereka adalah
suci. Tetapi jika pgt ka melakukan semua itu, maka
statusnya sama dengan para pembangkang."
Pembaca yang budiman, coba Anda perhatikan bagai-
mana selain orang Syi'ah Itsna Agmr ihr suci, tetapi dengan
syarat ia harus dari golongan Sy'ah. Tetapi kalau dari
golongan Ahli Sunnah, mereka mengatakannya pasti najis.
Tanpa menggunakan definisi mereka tentang siapa pem-
bangkang, ucapan Al-Khomeini tadi zudah cu}up sebagai
bukti bahwa menurut mercka kaum Ahli Sunnah itu para
pembangkangdan najis.
li Diriwayatkan oleh guru Syi'ah, Muhammad AIi bin
Al-Husain AlQummi yang dijuluki Ash-shaduq dalam kitab
Iqab Al-A'mal, hal. z5z, terbitan Beirut, dari Al-Imam Ash
Shadiq, iaberkata,
"Sesungguhnya orang Mukmin itu bisa disyafa'ati
oleh teman dekatnya, asal ia bukan seorang pem-
bangkang. Jika ia seorang pembangkang, semua nabi
yang diutus dan malaikat yang dekat dengan Allah
eekalipun tidak akan dapat mensyafa'atinya."
liRiwayat tadi juga diketengahkan oleh guru Syi'ah
Muhammad Baqir Al-Majelisi dalam ensiklopedinya Bihar
Al-Anwar (YIII/+I).

Pasal ll: Aki&h4kidah Syi'ah terha&p tslam ... 83


* Diriwayatkan oleh Ash-shaduq dalam kitab yang
sama dan halaman yang sama, dari Abu Bashir, dari Abu
Abdullah, iaberkata,
"Sesungguhnya Nuh juga membawa anjing dan babi
dalam kapalnya. Tetapi ia tidak mau membawa anak
zina, dan seorang pembangknng itu lebih bumk dari-
pada anak zina."
rI
Ayatullah Sayid AMul A'la Al-Musawi As-sabzawari
dalam kitabnyaJami'Al-Al*am, hal. 57,et.4, surat edaran
Daar Al-Kitab Al-Islami, Beirut 1992 Masehi, mengatakan,
'Orang kafir ielah orang yang tidak memeluk agama,
atau yang memeluk agama non-Islam, atau yang
memeluk Islam tetapi ia mengingkari sesuahr yang
diketahuinya sebagai bagian dari agama Islam. Con-
tohnya, seperti ia mengingkari ketuhahan atau risa-
lah, atau mengingkari hari Pembalasan. Dalam hal
ini sama saja antara orang murtad, orang kafir asli,
orang kafir pemberontak, orang kafir dzimrni, kaum
Khawarij, kaum ekstrimis, dan kaum pembangkang."
* Ayahrllah Syi'ah, Al-Haj Sayid Muhammad Ridha Al-
Kalbayakani dalan kitabryra Mukhtashar Al-Altlcam, hal. 9,
Mathbaat Amirul MukmininQumm, dan Daar AI-Qur'an
Al-IGrim-han, mengatakan,
"Orang yang memusuhi satu di antara empat belas
imam Alaihimussalam yarrg ma'shum atau mencaci-
p4kinya, hukumnya najis, meskipun ia mena-f'ak-
kan Ialam. Orang-orang ekstrimis jelas kafir dan
najis. Mereka inileh yang meyakni bahwa Ali adalah
Tuhan. psmildan pula dengan kaum Khawarij dan
kaum Sunni."

84 MengungkapHakilGtsyi'ah
Coba Anda perhatikan, bagaimana ia menyebut orang-
orang yang memusuhi dan mencaci-maki Ahlul Bait Radhi-
yallahu Anhum sebagai para pembangkang yang sudah
terkenal dalam sejarah. Padahal sekarang ini mereka semua
sudah tidak ada. Kemudian ia menyebut para pembangkang
dari jenis lain. Di antaranya ialah kaum lGawarij dan kaum
Ahli Sunnah. Dan seperti yang telah dikemukakan sebelum-
nya, bahwa menurut mereka pembangkang ialah orang
Sunni. Lihat, pasal tentang para pembangkang menurut
Syi'ah, ialah Ahli Sunnah wal Jama'ah.
iI Guru Syt'ah, Yusuf Al-Bahrani dalam syarah Al-
Risalah Ash-Shalatiyat, hal. gB4, eetakan pertama, Muas-
sasah Al-A'lami-Beirut 1988 Masehi, mengatakan,
"Dan tidaklah samar pengambilan dalil seperti itu
jelas lemah, berdasarkan dalil beberapa hadits yang
mustafidhah bahkan mutawatir, sebagaimana yang
telah kami jelaskan dalam Ar-Risalatyang mengisya-
ratkan atas status kafir dan najis bagi orang Sunni.
Kedua hadits ini hanya sekedar menyanggah hadits-
hadits yang sudah mutawatir dari segi sanad, jumlah
dan dilalah atau konotasinya. Sehamsnya hadits-
hadits mutawatir inilah yang diamalkan, bqik berda-
sarkan tuntutan syariat taqiyah. Dan inilah yang
diutamakan berdasarkan qarinah para perawinya,
atau mengkhususkan kedua hadits tersebut, selain
yang berlaku pada orang Sunni, kaum ekstrim, dan
kaum Khawarij, dengan pengertian yang sudah po-
puler di kalangan teman-teman yang sepakat meng-
anggap kafir mereka semua."

Pasal ll: Aki&h-Akiclah Syi'ah teilul&p lslan ... 85


*Ni'mahrllah Al-Iazairi dalam kitab Al-enwar An-
Nu'maniyah (ITlSo6), terbitan Al-Alami, Beirut, menga-
takan,
"Tentang pembangkang berikut hal ihwalnya, cukup
dengan penjelaean dua hal. Pertama, dengan menje-
laskan makna A*Nashib yang berlaku dalam bebe-
rapa riwayat hadits bahwa ia najis, bahwa ia lebih
jahat daripada orangYahudi, Naehrani, serta Majuei,
dan bahwa berdasarkan kesepakatan para ulama
Syilah Imamiyah ia kafir dan najis ...."
l[ Seorang ulama yang menjadi rujukan Syl'ah, Al-Mirza
Hasan Al-Hairi Al-Ihqaqi dalam kitabnya Ahkam Ary'Syi'ah
(T rgZ),Maktabah Ja'far A^sh-shadiq-I(nnnit, mengatakan,
I
'sesuatu yang najis ada dua belas. Di antaranya
ialah orang-orang kafir dan para pembangkang, yaitu
kaum Sunni itu termasuk bagian dari orang-orang
kafir."
Hal senada dikatalen oleh Ayatullah Jawwad At-Tibrizi
dalam Al-Masa'ilAl-Muntalchaboh, hal. 66, Makatabah Al-
Faqih-Kuwait; oleh Ayatullah AIi As-sayastani dalam AI-
Masa'il Al-Muntalchabah, hal.' 8r, Dar Al-Tauhid-Kuwait;
dan oleh Ayatullah Mirza Ali Al-Gharawi dalam Muiiz Al'
Fatausa Al-Mustanbathoh, hal. rr5, Daar Al-Mahajjah AI-
Baidha'-Beirur
ssa

86 Mengungkapllakr(at$l'ah
Pembahasan Keenam
SYI'AH MEIARANG BEIGR.IA DENGAN AHLI
SI..INNAII KECUAI,I DENGAIT TAQTYAH

ft-okoh-tokoh Syi'ah sengaja masuk ke dalam ling-


-{ kungan-lingkungan kerja para penguasa Ahli
Sunnah dengan tujuan untuk melindungi para pengikutnya,
dan melemahkan kekuatan mereka. Hal itulah yang dian-
jurkan oleh mazhab mereka. Diriwayatkan oleh Al-Amili
dalam Wasa'il Asy-Syi'ah (XII/rgZ), dari Abul Hasan Ali
bin Muhammad Alarhfssalam, bahwasanya Muhammad bin
Ali bin Isa menulis sepucuk surat kepadanya menanyakan
tentang pekerjaannya di tengah-tengah kalangan Bani
Abbas, dan ia mendapatkan hasil dari harta mereka. Apakah
ada kemurahan dalam masalah ini? Sang imam menjawab,
"Kalau hal itu kamu lakukan karena terpaksa, Allah pasti
menerima alasan ini. Jika bukan karena alasan terpaksa,
hukumnya jelas makruh. Melakukan makruh yang sedikit
itu lebih baik daripada yang banyak..Apa pun yang ada di
tangannya yang membuat kamu suka, kami dan maula-
maula kami sanggup menyediakannya."
Atas jawaban itu, Muhammad bin Ali bin Isa bertanya
lagi, "Aku beritahukan kepada Anda bahwa dengan masuk di
ling}ungan kerja mereka akan membuka jalan untuk menye-
rang dan melemahkan kekuatan mereka sebagi musuh de-
ngan perantara kedekatan hubungan kerja." Sang imam
menjawab, "Barangsiapa bisa melakukan hal itu, ia tidak
terkena hukum haram. Bahkan ia memperoleh balasan pa-
hala."

Pasal ll: Akidah-Akidah Syi'ah terhadap lslam ... 87


Pembaca yang budiman, coba Anda perhatikan bagai-
mana ketika orang Syl'ah itu memberitahu sang imam
bahwa hrjuannya bekerja dalam lingkungan keluarga Bani
Abbas ialah untuk memasulikan sesuahr fiang tidak mereka
sukai dan juga untuk melemahkan kekuatan mereka, sang
imam menjawab bahwa hal itu menjanjikan balasan pahala.
* Al-Humr Al-Amili dalam Wasa'il Asy-Syi'ah
()ilI/gr), meriwayatkan dari Shafinan bin Mahran AI-
Jamal, ia bercerita, 'Alcu menemui Abul Hasan yang per-
tama. Ia berkata kepadalar, nVahai Shafiran, segala sesuatu
yang ada padamu sangat baik dat' elok Kecuali satu hal."
Aku bertanya, oApa itu?" Ia menjawab, 'Perbuatanmu yang
menyewakan untamu kepada Hanrn Ar-Rasyid-" Alar ber-
kata, 'sesungguhnya aku menyewakan untalar kepadanya
bukan unhrk melakukan kejahatan, atau berburu, atau
bermain-main. Melainkan untuk perS ke Makkah. Dan aku
pun tidak iktrt menemaninya. Tetapi aku menyuruh be-
berapa orang pembantuku.'Ia bertanya kepadaku, 'Wahai
Shafin'an, apakah kamu masih akan tenrs menyewakan
untamu kepadanya?" Aku menjawab, 'fentu." Ia bertanya,
"Apakah kamu suka kalau orang sepertinya den para pengl-
kutnya tetap hidup?" Aku menjawab, 'Ienhr." Ia berkata,
'Barangsiapa yang ingin mereka tetap hidup berarti ia ter-
masuk golongan mereka. Dan barangsiapa yang termasuk
golongan mereka, tempat kembalinya adalah neraka."
Mendengar ancaman itu, akhinrya aku menjual untahr-
Harur Ar-Rasyid yang mendengar ini lalu memanggillm. Ia
berkata, "Wahai Shafi^ran, alar dengar kamu telah menjual
oBenar.'
untamu." Alar menjawab dengan jujur, Ia bertanya,
'Kenapa?" Alar menjawab, 'Aku ini sudah orkup tua, dan
para pembantuku juga sudah tidak sanggup melakukan tu-
gas pekerjaan yang aku berikan kepada mereka." Ia berkata,

88 Mengungftap Hakikat Syi'ah


'Ihr tidak mungkin. Aku tahu siapa yang telah mempenga-
ruhimu, yaitu Musa bin Ja'far." Aku pura-pura berkata, "Apa
hubunganku dengan Musa bin Ja'far?" Ia menjawab, 'Biar-
kan saja orang itu. Seandainya kita bukan sahabat baik, aku
pasti membunuhmu."
* Diriwayatkan oleh Al-Hurm AI-Amili dalam Wasa'il
Asy-Sgi'ah (XlUr+o), dari Ali bin Yaqthin, ia berkata, aku
bertanya kepada Abul Hasan, 'Apa pendapat Anda soal
bekerja dengan mereka?" Ia menjawab, "Jika kamu harus
melakukan itu, waspadalah terhadap harta kaum Syi'ah."
Belakangan Ali binYaqthin memberitahu alar bahwa iabiasa
mengambil harta itu dari Syi'ah secara terang-terangan, dan
mengembalikannya kepada mereka secara diamdiam."
Wahai para ulama kaum Muslimin, sadarlah dan ambil
pelajaran dari kalimat, "Ia mengambilnya dari orang-orang
Syl'ah secara terang-terangan, dan mengembalikannya ke-
pada mereka secara diamdiam."

sffia

Pasal ll: Akidah-Aki&h Syi'ahteil,a&p lslam ... 89


Pembahasan Ketujuh
MEREI(A MENGUTTJK KAI.'M ATIU SI.'NNAH
DI DEPAN JENAZAII MEREKA

uru Srri'ah, Muhammad bin Muhammad An-


Nu'man yang bergelar Al-Mufid dalam kitab AI-
Muqna'at, hal. 85, Muassasah An-Nasyri Al-Islami-Qumm
Iran, mengatakan,
"Tidak boleh hukumnya bagi seorang yang beriman
memandilran dan menshalatkan jenazah orang Sunni
demi hak al-wilayah, kecuali karena alasan damrat
yang mendorong hal itu dari eegi taqiyah. Meka is
boleh memandikannya dengan cara kaum AhU
Sunnah. Dan ia tidak boleh membiarkannya telan-
jang. Jika menghalatkannya, ia harue mengutuknya
tanpa perlu mendoakannya."
l[ Ucapan ini di}utip guru Syi'ah, Abu Ja'far
Muhammad bin Al-Hasan Ath-Thusi dalam Tahdzib Al-
Ahlam (I/$S), etakan ketiga-Teheran Ia menganggap
siapa pun yang tidak mengiktrti mazhabnya sebagai orang
jahat dan dengki. Ia mengatakan,
"Alasannya, kar€na orang Sunni bagi kaum Sytah itu
kafir. Jadi, hukuurnya aama seperti orang kafir lain-
nya, kecuali yang berdasarkan dalil. IGlau memandi-
kan jenazah orang kafir dilarang, maka memandikan
jenazah orang Sunni juga dilarang. Tentang mensha-
latkan jenazahnya, hanya terbatae seperti yang per-
nah dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Alihi

90 M€ngrrglcpllddctsyi'ah
dan para imam Alaihimussalan terhadap jenazah
orang-orang munqfik. Insya Allah, nanti kami akan
menjelaskan tata caranya. Dalil yang melarang me-
mandikan jenazah orang kafir adalah kesepakatan
umat. Soalnya mereka semua sepakat bahwa hal itu
dilarang dalam syariat."
i[ Bagian dari ucapan Ath-Thusi ini dikutip oleh guru
Syr'ah, Muhsin Al-Hakim dalam Mustamslk Al'Urutata Al-
Wutsqa(l/Sgz).
* Diriwayatkan oleh Ath-Thusi dalam Tahdzib Al-
Al*am(III/rg6), dari Al-Majelisi. dari Abu Abdullah, ia ber-
kata,
"Ketika Abdullah bin Ubai bin Salul mati, Nabi
Shallallahu Alaihi wa Alihi menghadapi jenazahnya.
Umar lalu bertanya, 'Wahai Rasulullah, bukankah
Allah melarang Anda berdiri di depan kuburnya?'
Beliau hanya diam saja. Umar mengulang pertanya-
annya, 'Wahai Rasulullah, bukankah Allah melarang
Anda berdiri di depan kuburnya?' Beliau bersabda
kepada lJmar, 'Celaka kamu. Kamu tahu apa yang
aku baca? Tadi aku berdoa, Ya Allah, penuhilah
perutnya dengan api, penuhilah kuburnya dengan
api, dan campaLkan ia ke neraka'."
Abu Abdullah Alcihissalam berkata,
"Itulah yang aku ketahui dengan jelas dari
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi dan keluar-
ganya apa yang tidak disenangi."
*
Al-Humr Al-Amili memasukkan riwayat ini dalam
Wasa'il Asy-Syi'ah (lUno), di bawah bab 'Tata Cara Men-
shalatkan Jenazah Seorang Pembangkang, dan Makruh
Menjauhi Jenazahnya Jika Ia Telah Memperlihatkan Islam".

Pasattl: Aki&h-Akidah Syi'ahteillardrrp lskrm ... 91


Itulah dalil yang menunjukkan bahwa doa tadi cocok
dibacakan buat Ahli Sunnah. Semoga Allah melindungi kita
daripadanya.
rl Diriwayatkan oleh Ath-Thusi dalam To.hdzib Al-
Ahkam (lll/rgil, dan oleh Ibnu Babawaih Ash-Shaduq da-
lam Fagrlr Man la Yahdhuruhu Al-Faqih (I/ro5), cetakan
kelima, Dar Al-Kutub Al-Islamiyah-Teheran, dan oleh Al-
Hurnr Al-Amili dalam Wasa'flAsy-Syi'aft (IUZZI), dari Abu
Abdullah, bahwasanya seorang munafik meninggal dunia.
Al-Husain bin Ali berjalan keluar rumah. Di tengah jalan ia
berpapasan dengan seorang budaknya. Al-Husain bertanya,
'Mau ke mana kamu, hai fulan?" Budaknya menjawab,'Aku
mau menghadiri jenazah orang munafik ini. Aku mau men-
shalatkannya saja." Al-Husain berkata, "Nanti berdirilah di
sebelah kananku. Ingat, apa yang kamu dengar dariku
tirukanlah." Selesai takbir, Al-Husain berdoa,'Allah Maha-
besar. Ya Allah, lartuklah si Fulan hamba-Mu ini seribu kali
kutukan yang dapat membinasakannya. Ya Allah, hinakan
hamba-Mu ini di antara hamba-hamba-Mu yang lain di
negeri-Mu. Rasakanlah ia akan panasnya api nerakamu, dan
cicipkanlah akan azab-Mu yang sangat pedih. Sesungguhnya
ia menyayangi musuh-muzuh-Mu, memusuhi kekasih-ke-
kasih-Mu, dan membenci anggota keluarga Nabi-Mu."

SEBUAH CATATAN

Muhammad bin Al-Hasan Ath-Thusi dalam Tahdzib Al-


Al*am (III/g16), mengatakan, 'Bertalbir sebanyak empat
kali mungkin karena taqiyah, karena hal itu adalah mazhab
kaum penentang."

92 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Dari sini bisa dipahami bahwa yang dimaksud dengan
kaum penentang ialah teruama kaum Ahli Sunnah wal
Jama'ah, karena merekalah yang melaktrkan takbir seba-
nyak empat kali dalam shalat jenazah. Dan berdasarkan hal
ini menjadi jelas apa yang diterangkan dalam kitab flrasa'r7
Asy-Sgi'ah,bab Merchalatlan Jenazoh Orang Sunnf yang
di dalamnya terdapat riwayat-riwayat berikut ini:
Diriwayatkan oleh Al-Amili dalam Wasa'il Asy-Syi'ah
(II/VI), bab *Iata Cara Menshalatkan Jenazah Orang
Sunni", dari Muhammad bin Muslim, dari salah seorang
mereka berdua, ia berkata,
"Jika ia orang yang keras kepala menentang kebe-
naran, maka doakanlah, Ya Allah, penuhilah perut
dan kuburnya dengan api, serta kelilingilah ia de-
ngan ular-ular dan kala'."
* Riwayat ini diketengahkan oleh guru Syl'ah, Yusuf AI-
Bahrani dalam Hada'iq An-Nadhirah (X/4r4), dan oleh
Muhammad Hasan An-Najfi dalam Jawahir Al-Kalam
(xII/+8).
ii Diriwayatkan oleh guru Syl'ah, Ash-Shaduq dalam
kitab Fcgrh ManlaYahdhunthuAl-Faqih (I/roS), dari Abu
Abdullah, iaberkata,
"Jika kamu menshalatkan jenazah musuh Allah,
berdoalah, Ya Allah, sesungguhnya setahu kami, ia
adalah musuh-Mu dan musuh Rasul-Mu. Ya Allah,
penuhilah kuburnya dengan api dan bawalah segera
ia ke neraka, karena ia menyayangi musuh-musuh-
Mu, memusuhi kekasih-kekasih-Mu, dan membenci
keluarga Nabi-Mu. Ya Allah, ssmpitkanlah kubur-
nya.' Jika keranda jenazahnya mulai diangkat, ber-

Pasal ll: Akidah-Akieh Syi'ah tehadap lslam ... 93


doalah, Ya Allah, jangan Engkau angkat derajatnya
dan jangan memuliakannya'."
* Riwayat tersebut juga diketengahkan oleh Al-Hurm
Al-tunili dalam Wasa'ilAsy-Syi'ah (llln), bab Tata Cara
Menshalatkan Jenazah Pembangkang". Dan juga dike-
tengahkan oleh Al-Bahrani dalam Hoda'iq An-Nadhirah
(Xl++), serta oleh An-Najfi dalam Aldautahir Al-Kalam
(xrV+q.
rI Setelah mengemukakan riwayat tersebut dan riwayat-
riwayat lain yang senada dalam kitabnya Al-Hada'iq An-
N adhir ah (X I +rS), Yusuf Al-Bahrani mengatakan,
"Semua riwayat tersebut, seperti yang kamu lihat,
jelas menyinggung tentang seorang pembangkang
dari golongan Ahli Sunnah wal Jama'ah. Jadi, ma-
sing-masing dari riwayat hadits tadi serta dua hadits
sebelumnya harus dikembalikan pada sumbernya."
* Yang dimaksud dengan ucapan Al-Imam, 'Jika ia
menentang kebenaran" ialah, jika ia tidak percaya kepada
kedua belas imam yang bagi kaum Syi'ah merupakan salah
satu rukun agama. Itulah sebabnya guru Syi'ah, Ibnu
Babawaih Ash-Shaduq dalam Faqih Man laYahdhunhu Al-
Faqih (I/ror), mengatakan, 'Alasan kenapa tal$ir atas
jenazah sebanyak lima kali, karena Allah Yang Mahasuci lagi
Mahatinggi mewajibkan kepada manusia lima kali shalat
fardhu, zakat, puasa, haji, dan al-wilayah."
* Al-Wtlayoh, seperti yang kita katakan, menurut
mereka ialah imamah para imam dua belas, sebagaimana
yang ditegaskan oleh Sfil& Yusuf Al-Bahrani dalam
H ada' iq An-Nadhirah (X/ SSg),
"Tidak ada perselisihan Bauta sekali tentang kewa-
jiban shalat atas orang Mulrmin yang mempercayai

94 MengunglGp llald<at Syi'ah


imamah kedua belas orang imam Alaihimussalam,
sebagaimana tidak ada perselisihan dan persoalan
sama sekali tentang tidak adanya kewajiban bahkan
tidak adanya kebolehan -kecuali karena alaean taqi-
yah- atas kaum Khawarij, kaum Ahli Sunnah, kaum
ekstrimis, kaum Zaidiyah, dan orang-orang yang
tidak percaya kebalikan apa yang telah diketahui
dengan pasti dari agama."
* Yusuf Al-Bahrani dalam kitab Sycrah Ar-Risalah
Ash-Shalatiyah, hal. 328, mengatakan,
'Perlu diketahui bahwa doa yang dibaca sesudah
takbir [ggmpat ialah bagi mayit yang Mulrmin. Se-
mentara bagi mayat yang non-Mukmin dan tidak
mempercayai para imam, ia harus didoakan celaka,
yaitu, Ya Allah, penuhilah perutnya dengan api,
penuhilah kuburnya dengan api, dan lepaskanlah
ular-ular dan kala kepadanya.' Demikian yang ter-
dapat dalam Shahih Muhammad bin Muslim. Ia juga
meriwayatkan yang lain."
'* Yusuf Al-Bahrani dalam kitabnya Hada'iq An-
Nadhir ah (X / +r:), mengatakan,
"Secara global kamu sudah mengetahui apa yang
telah kami kemukakan dalam pasal awal, bahwa
jenazah seorang pembangkang tidak boleh dishaLat-
kan, kecuali kalau kamu melakukannya karena
alasan taqiyah."
* Guru Syi'ah, Abu Ahmad bin Ahmad bin IGalaf Alu
Ushfur Al-Bahrani catatan pinggirnya terhadap Syarah Ar-
Rrsalah Ash-Shalatiyah (catatan kaki, hal. 3gg), mengutip
ucapan Al-Allamah Syi'ah Al-Mufid dengan mengatakan,

Pasal ll: Akihh-Akidah Syi'ahterhadap lslan ... 95


"Sang guru setuju dengan pendapat ini, seperti yang
ia tegaskan dalam Tadzhib AIAhkam. Dan itulah
yang beliau jadikan sebagai dalil bahwa orang yang
menentang imamah para imam itu kafir, sehingga
hukumnya sama seperti hukum yang berlaku pada
orang{rang kafu Lainnya. Abu Shalah melarang
menshalatkan jenazah orang Sunni, kecuali karena
tuntutan taqiyah. Ibnu Idris juga menolak kewajiban
menshalatkan jenazah, kecuali jenazah orang yang
mempercayai para imam dan orang yang telah lemah
serta anak kecil yang usia enam tahun. Begitu pula
yang dipahami dari pernyataan Sallar. Sedangkan
pendapat Sayid Al-Murtadha tentang para pembang-
kang sangat jelas, bahwa mereka dihukumi kafrr."
ti
Al-Mirza Hasan Al-Hairi Al-Ihqaqi dalam kitabnya
Ahkam Asy-Syi'ah, jilid I, hal. 186, Maktabah Jafar Ash-
Shadiq-Kuwait 1997 Masehi, mengatakan,
"Tidak boleh hukumnya menshalati jenazah orang
kafir dengan semua jenisnya, baik kafir kitabi mau-
pun lainnya. Demilrian pula dengan jenazah orang
Sunni, kecuali karena alasan melakukan taqiyah
atau karena darurat. Tetapi begitu selesai takbir
[ssynpat ia harus mendoakan celaka, tanpa perlu
menemskan takbir yang kelima."
Dalam kitab yang sama jilid I, hal. r87, Al-Mirza Hasan
Al-Hairi juga mengatakan,
'Wajib hukumnya takbir lima kali. Empat di antara-
nya berisi doa jika menshalati orang yang percaya
para imam. Jika terhadap orang yang tidak memper-
cayai para imam atau orang munafik, maka shalat-

96 Mengungkap Haklkat Syi'ah


nya hanya empat kali takbir. Setelah takbir keempat,
mendoakan celaka padanya."
* Fatwa ini juga disampaikan oleh Ayahrllah Syi'ah, Al-
Mirza Abd Ar-Rasul Al-Ihqaqi dalam kitabnya .4}/cam Asy-
Syari'ah, jilid I, hal. 229, Jami'Al-Imam Al-Shadiq-Kuwait.
sffia

Pasal ll: Akidah-Akidah Syi'ah terhadap lslam ... 97


Pembahasan Kedelapan
S}IAI.AT TAQTYAH I,JNTUK MENIPU
KAI.'M AIIU ST,INNAII

da seseorang yang tertipu oleh shalatnya orang-


orang Syi'ah di belakang imam dari golongan kaum
Ahli Sunnah. Ia mengira ini adalah bukti atas kecintaan dan
persaudaraan mereka dengan kaum Ahli Sunnah. Dalam
pasal tentang akidah Syi'ah terhadap orang yang tidak
mempercayai imamah dua belas imam yang telah dike-
mukakan sebelumnya, Al-Ktromeini mengatakan,
"Sesungguhnya iman harus dengan perantara wila-
yah Ali dan para washinya, dan bahwa wilayah ada-
lah syarat bagi diterimanya amal."
Al-Khomeini juga menyatakan bahwa ini termasuk hal-hal
yang telah disepakati di kalangan kaum Syi'ah.
l* Guru sekaligusulama ahli hadits Syl'fr, Muhammad
bin Al-Hasan Al-Hurm Al-Amili dalam ensiHopedinya yang
menjadi p(Eangan kaum Syl'ah, Wasa'il Asy-Syf'ah lla
Tahshil Masa'il Asy-Syari'ah (I/9o), membuat satu bab
dengan judul 'Batalnya Shalat tanpa Wilayah para Imam
Alaihimussalam dan Mempercayai Imamah Mereko." Di
dalam bab tersebut ia memasukkan sembilan belas riwayat
hadits. Di antaranya, riwayat dari Abu Ja'far Alaihissalam,
ia berkata kepada para pengikutnya, 'Demi Allah, sesung-
guhnya yang bergelar haji selain kalian. Tetapi Allah hanya
menerima kalian."

98 Mengungkap Hakikst Syi'ah


It Setelah menyebutkan hadits yang kesembilan belas,
Al-Hurnr Al-&nili dalam Wasa'il Asy-Syi'ahkemudian me-
ngatakan, 'Hadits-hadits tentang hal ittr sangat banyak."
Selanjutnya ia juga membuat satu bab dalam kitabnya
Wasa'il Asy-Syf ah (V/988), dengan judul 'Syarat Imam
Shalat Jama'ah harus Orang yang Percaya pada Para Imam,
dan Tidak Boleh Menjadi Makmum Orang yang Membang-
kang Terhadap Keyakinan-IGyakinan yang Benar dan Prin-
sipil, kecuali karena Alasan Taqiyah."
Kemudian guru, sayid, pemimpin, tokoh Islam muhaq-
qiq dan allamah imam ayatullah mereka yang agung'o, Al-
Haj Aqa Husain Ath-Thabathaba'i Al-Barwarjadi dalam
ensiHopedinya yang dianggap sangat penting oleh Syi'ah,
Jami' Ahadits Asy-Sytah, jilid I, hal. 426, jntga membikin
satu bab dengan judul "Syorat Diterimanya AmaI Harus
dengan Wilayah kepada Para Imam Alaihimtssalam dan
Meyakini Imamah Mereka." Di dalamnya ia memasukkan
tujuh sampai delapan riwayat hadits. Di antaranya ialah
hadits yang ia riwayatkan dalam kitab yang sama jilid I, hal.
429, dari Nabi Shcllcllahu Alaihi usa Sallam, bahwasanya
beliaubersabda,
'Demi Allah yang telah mengutusku dengan mem'
bawa kebenaran, sekalipun salah Beorang mereka
beribadah selama seribu tahun di antara Rukun
Yamani dan Maqam Ibrahim, kemudian ia datang
dengan tidak membawa wilayah kepada Ali serta
para imam dari putrarya Alaihimussalaa, niscaya
Allah aLan membenamlran lehernya ke neraka."

10
Begitulah yang mereka sifati dan yang mereka tulis disampul
kitab yang kita nukil darinya, dan kami bersaksi kepada Allah bah-
wasanya tidak mengatakan tentang mereka kecuali apa yang mereka
nukildan yakini.

Pasal ll: Aki&lrAfficbl, Syi'ahtedul&p lslam ... 99


Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Barujardi dalam
kitab yang sama (I/43r), dari Abu Hamzah, ia berkata,
"Aku pernah mendengar Abu Abdullah mengatakan,
'Orang yang menentang kalian meskipun telah beri-
badah dan bersungguh-sungguh, ia tetap akan dikait-
kan pada firman Allah surat Al-Ghasyiyah ayat 2-4
berikut ini,'Banyak muka pada hari itu tunduk ter-
hina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
yang sangat paaas (neraka)'."
Itulah pokok yang telah ditetapkan menurut keyakinan
mereka. Dikarenakan agama mereka berdasarkan taqiyah,
menipu orang lain, dan tidak jujur, maka mereka memper-
bolehkan taqiyah dan menipu kaum Ahli Sunnah.
Al-Hurnr Al-Amili dalam kitabnya Wasa'fl As-Sunnch
(V/988), menulis satu bab dengan judul "Syarat Imam
Shalat Jama'ah harus Orang yang Percaya pada Para Imam,
dan Tidak Boleh Menjadi Makrnum Orang yang Membang-
kang Terhadap Keyakinan-Keyakinan yang Benar dan
Prinsipil, kecuali karena Alasan Taqiyah."
Dalam kitab yang sama (V/983), Al-Amili juga menulis
satu bab dengan judul 'Anjuran Melaksanakan Kewajiban
Shalat Fardhu Di Depan Si Pembangkang dan Harus Mela-
kukan Hal itu Bersamanya."
Dan dalam kitab yang sama (V/38r), ia juga menulis
satu bab dengan judul "Anjuran Menghadiri Shalat Jama'ah
Di Belakang Orang yang Tidak Patut Menjadi Imam karena
AlasanTaqiyah, dan Berdiri Di Shaf Pertama Bersamanya."
* Al-Barujardi dalam kitabnya Jami' Ahadi* Asy-
Syi'ah M/+ro), juga membikin satu bab "Tidak Boleh
Hukumnya Shalat Di Belakang Orang yang Menentang
Keyakinan-Keyakinan yang Benar, kecuali karena Alasan

100 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Taqiyah. Jika karena Alasan ini, Dianjurkan Menghadiri
Jama'ah Mereka dan Berdiri Bersama Mereka Di Shaf
Depan.'
* Al-Barujardi dalam kitabnya Jami' Ahadi* Asy-
Syi'ah (VIl+r8), jt'ga membikin satu bab dengan judul
"Seseorang Dianjurkan Shalat Fardhu pada Waktunya, Ke-
mudian Ia Shalat lagi Bersama Si Pembangkang karena
Alasan Taqiyah, Baik Sebagai Imam atau Makmum, atau Ia
Menjadikan Shalatnya yang Kedua ini Sebagai Shalat
Sunnah, atau Ia Memperlihatkan kepada Mereka bahwa Ia
Ikut Shalat, Meskipun Sebenarnya Ia Tidak Sedang Shalat."
Itulah sebabnya ketikaAyatullah S,ri'ah, Abul Qasim Al-
Khau'i, sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Masa'il
uta Rudud (l/26), terbitan Mahar-Qumm, ditanya tentang
shalat bersama jama'ah kaum Muslimin, ia menjawab,'Hu-
kumnya sah jika karena alasan taqiyah."
Ketika ditanya tentang shalat di masjid kaum Muslimin,
Ayatullah Syr'ah, Muhammad Ridha Al-Musawi Al-Iklkaya-
baleni seperti yang terdapat dalam kitab /rsycd As-Sa'rI,
hal. 38, Maktabah Al-Faqih-Kuwait, menjawab,
'Dalam keadaan sedang mengamalkan taqiyah se-
mua itu hukumnya boleh, dengan syarat jika sampai
menolak shalat bersama mereka atau shalat di mas-
jid mereka dapat menimbulkan fitnah dan keben-
cian."
Dalam htab Majma' Al-Masa'rt, jilid I, hal. 194,
Maktabah Al-Urfan-Kuwait, Muhammad Ridha Al-Musawi
juga ditanya, apakah boleh menjadi malsnum shalat jama'ah
dengan imam oxang Sunni atau tidak? Ia menjawab, "Dalam
keadaan sedang mengamalkan taqiyah hal itu hularmnya
boleh. Bahkan pahalanya sangat besar."

Pasalll: Aki&h-Andah Syi'ahterhadap Han ... 101


Dalam kiab Irsyad As-,Sa'iI, hal. 39, Maktabah Al-
FaqihrRrwait, ia jWa ditanya, bolehkah shalat di belakang
seorang imam orang Strnni, tanpa membaca unhrk diri
sendiri? Ia menjawab, "Dalam keadaan darurat hukumnya
tidak apa-apa. Dan jika tidak dalam keadarn darurat, se-
dapat munglin harus mengulang shalat. Wallohu a\am."
Al-I(homeini dalam kitabnya Ajwibah Al-Istifta'ar, hal.
r78, Daar Al-Haq-Beirut, ditanya, bolehkah shalat di bela-
kang orang AbIi Sunnah wal Jama'ah? Ia menjawab, "Boleh
hularmnya shalat jama'ah di belakang meneka jika untuk
kepentingan basa-basi dengan mereka."
Tetapi, wahai saudara kami sesama Muslim, ketika kitab
tersebut telah beredar di Kuwait oleh distributor Dar An-
Naba', orang-orang Syi'ah menerapkan akidah taqiyah, dan
mengubah kalimat jr&a untuk kqerting an ban-basi deng an
mereka, menjadi kalimat demi menjaga persatttan Islam.
i* Ayatullah Syi'ah, IGzhim Al-Hairi dalam kitabnya
Al-Fataua Al-Muntalchabah, cetakan pertama, hal. TS,
Maktabah Al-Faqih-Kuwait, ditanya, bolehkah shalat di
belakang saudara-saudara kami Ahli Sunnah bukan karena
alasan taqiyah? Lalu bagaimana dengan fatwa Imam Al-
I(homeini pada musim haji tentang kebolehan shalat di
belakang mereka? Ia menjawab, 'Hukumnya tidak boleh.
Mengkiaskannla dengan fatwa sang imam pada musim haji
itu tidak tepat, karena masalahnya berbeda."
iI Ketika ditanya, apakah topik persatuan Islam diang-
gap ada korelasinya dengan kebolehan shalat di belakang
imam orang Sunni? Ayatullah Syi'ah, Kazhim AI-Hairi dalam
kitab yang sama, hal. 8r, menjawab, 'Ada. Tetapi untuk hati-
hati sebailoya perlu mengulangi shalat."

1O2 Mengungkap ltakikat Syi'ah


l* Ayatullah Syi'ah, Muhammad Husain Fadhlullah
dalam kitab Al-Masa'il Al-Fiqhiyah, jilid I, hal. ro7, Daar
Al-Mallah ditanya, bolehkah menjadi mahnum shalat
jama'ah di belakang imam orang yang tidak satu mazhab
dengan kita, dengan alasan kita berbeda dengan mereka
dalam beberapa hulum shalat? Ia menjawab, 'Boleh, de-
ngan alasan taqiyah."
l* Al-Mirza Hasan Al-Hairi Al{hqaqi dalam kitabnya
Al*am Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 34l-942, dengan judul
Sumber-Sumber Dalil Shalat Berjama'ah, mengatakan se-
bagai berikut, 'Dengan alasan darurat dan taqiyah, wajib
hukumnya shalat berjama'ah bersama orang-orang Sunni,
dan itu mencukupi."
Ia juga mengatakan, "Jika orang Syl'ah memungkinkan
untuk shalat sendirian terlebih dahulu di rumahnya,
sebelum shalat jama'ah dengan imam orang Sunni dimulai,
kemudian ia ikut shalat berjama'ah bersama mereka, atau ia
mengulangi shalatnya setelah berjama'ah dengan mereka, ia
boleh melakukan hd itu."
Dan ia juga mengatakan, "Di luar keadaan darurat,
dianjurkan ikut shalat jama'ah bersama orang-orang Ahli
Sunnah dan menempati shaf terdepan bersama mereka,
karena alasan taqiyah. Ia melakukan hal itu hanya sekedar
pura-pura, karena ia hanrs shalat sendiri bukan sebagai
mahnum."
Saudara kami sesama Muslim, dari fatwa-fatwa tadi
Anda sudah tahu bahwa shalatrya orang-orang Syi'ah di
belakang orang-orang Ahli grrnn2[ itu hanya sekedar tipu
muslihat belaka. Hal ini dialui sendiri oleh seorang da'i
Syr'ah bernama Muhammad At-Tiiani. Ia mengatakan,
"Orang-orang Syl'ah sering shalat bersama kaum Ahli

Pasal ll: Aki&tt-At<ithtt g'ah teilwbp tsbm ... 103


Sunnah wal Jama'ah karena alasan taqiyah, selesai shalat
mereka. segera mundur. Mungkin sebagian besar mereka
mengulangi shalatnya ketika pulang di rumah." Uhat, Kullu
Al-Hulul Inda Alu Ar-Rasul, hal. 16o, Dar Al-Mujtaba-
Beirut.
Sesungguhnya meletakkan tangan kanan pada tangan
kiri dan mengucapkan amfn setelah membaca Al-Fatihah,
seperti yang lazim dilakukan oleh orang-orang Ahli Sunnah,
menurut Syr'ah hd itu termasuk yang membatalkan shalat.
Tetapi demi alasan taqiyah hal itu diperbolehkan.
Ulama Syl'ah yang memberikan fatwa seperti itu ialah:
1. Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini dalam Tahir AI-
Wasilah (I/186-19o). Ia berpendapat, meletakkan ta-
ngan kanan pada tangan kiri itu termasuk yang mem-
batalkan shalat. Tetapi ia memperbolehkannya demi
alasan taqiyah.
2. Ayatullah Syi'ah, Muhammad Ridha Al-Kalbayakani da-
lam Muldttashar Al-Ahkam, hal. 68-69.
3. Ayatullah Syi'ah, Sayid Abdul A'la As-Sabzawari dalam
Jami' Al-Al*am, hal. 92g5.
4. Hasan Al-Hairi Al-Ihqaqi dalam Ahkcm Asy'Syi'ah, jilid
II, hal S2S-r992 Masehi.
S. Muhammad Husain Fadhlullah dalam N-Masa'il Al-
Fiqhiyah, hal. 92, terbitan Al-Mallak-Beirut.
6. Al-Mirza Ali Al-Gharawi dalam Mujiz N-Fatausa AI-
Mustanbathah wa Al-Ibadat, hal. 181, Daar Al-
Mahajjah Al-Baidha' -Beirut.
Z. AIi Al-Bustani dalam N-Masa'il Al-Muntalchabah, hal.
r39, Daar Al-Tauhid-Kuwait.

104 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Jawwad At-Tibrizi dalam N-Masa'il Al-Muntalchabah,
hal. rr9, Maktabah Al-Faqih-Kuwait.
Abul Qasim Al-Khau'i dalam N-Masa'il Al-Munta-
khabah, dengan judul "Di Antara Hal-Hal yang Memba-
talkan Shalat.
s\ffia

Pasal ll: Aki&h-Akicbh Syi'ahtedrrldep k;krnt ... 105


Pembahasan Kesembilan
TIDAI( BOLEII MEMBERIKAN ZAKAT
KEPADA ORANGORANG AHII SI.,INNATI

di esungsuhnya ulama-ulama Syi'ah, terutama yang


lDU"te;"t Ayatullah melarang memberikan zakat ke-
pada orang-orang Ahli Sunnah wal Jama'ah' Lihat,
Ayatullah Syi'ah, Ali Al-Husaini As-Sayastani dalam kitab-
nya Mhhai Ash-Shalihin, jilid I, hal. 373, dalam pemba-
hasan tentang kriteria Al'Mustohiggin (orang-orang yang
berhak menerima zakat), mengatakan sebagai berilart,
"7akat tidak boleh diberikan kepada orang kafir' Demikian
pula orang Sunni."
Ia juga mengatakan, 'Jika seorang Sunni memberikan
zakatnya kepada sesama orang Sunni, lalu ia masuk ke
mazhab kita, maka ia wajib memberikan zakat lagi' Dan jika
ia memberikan zakatnya kepada orang Syi'ah, hal itu sudah
dianggap ctrkup."
* Fatwa yang sama disampaikan oleh ulama-ulama
yang menjadi rujukan kaum Syi'ah dan bergelar Ayatullah
dalam kitab-kitab mereka pada pembahasan tentang kri-
teria-kriteri a Al'Mustahigqin (Orang-orang yang berhak
menerima zakat). Mereka adalah:
1. Ayatullah aBung, Muhammad Al-Husaini Asy-Syairazi
dalam kitabnya AI -Masa' il Al-Islamiyah.
2. Ayatullah agung, Al-Khomeini dalam kitabnya Tahrir
Al-Wasilah.

106 MengungkaP Hakikat Syi'ah


Ayatullah agung, Al-Mirza Hasan Al-Ihqaqi dalam kitab-
nya Altlam,Asy - Sy ari'ah.
Ayatullah agung, Al-Mirza Abdurrasul Al-Ihqaqi dalam
kitabnya Ahta m Asy - Sy arihh.
Ayatullah agung, Ali Al€harawi dalam kitabnya Mujiz
Al-Faawa Al-Musntanbathah wa Al-Ibadat.
Ayatullah agung, Muhammad Al-Fadhil Al-tankarani
dalam kitabnyaAFAhftam Al-Wadhihah.
Ayatullah agung, Muhammad Al-IGlbayakani dalam
kitabnya ^Eliday ah Al-Ibad, terbitan Beirut.
s€sh

Pa*l ll: Aktuh-Al(ruh qi'ah /H/rl@. lstalt ... 1Ol


Pembahasan Kesepuluh
:

BOLEH MEIT{PERGT,'NJING
ORANGORANG AHU SI.'NNAII WAL JAMA'AH

(l]f,)ujtahid besar Syr'ah, Ruhullah Al-Musawi Al-


f, ) 5l(homeini dalam klrtab Al-Makasib Al-Muhar-
ramah (U zSt), terbitan Qumm-Iran, mengatakan,
"Telah berlaku adil orang yang mengamati beberapa
riwayat tidak seharusnya untuk ragu dalam memba-
tasi tentang penetapan keharaman mempergunjing
mereka, namun tidak seharusnya ia ragu kalau yang
muncul dari keseluruhan riwayat-riwayat tersebut
ada pengkhususan untuk memFergunjing orang
Syi'ah yang percaya kepada para imam Alaihimu*
saIam."
Coba Anda perhatikan, menurutnya keharaman mem-
pergrrnjing itu hanya tertentu terhadap orang Syr'ah yang
mempercayai kedua belas imam. Sebelumnya ia juga me-
negaskan, bahwa riwayat-riwayat yang ada padanya juga
menetapkan kalau keharaman mempergunjing hanya ber-
laku bagi mereka, yakni orang-orang Ahli Sunnah. Perha-
tikan, cara-cara yang diselewengkannya. Ia tidak menyebut
nama Ahli Sunnah. Melainkan hanya mengatakan, 'Mene-
tapkan kalau keharaman mempergunjing hanya terbatas
bagi mereka."
* Dalam kitab yang sama (I/249), Al-I(homeini juga
mengatakan,

108 Mengungkap Hakikat Syi'ah


"Kemudian yang jelas ada pengecualian tentang ke-
haraman mempergunjing bagi orang Syilah. Artinya,
ia boleh mempergunjing orang-orang Sunni, kecuali
demi mengamalkan taqiyah dan alaean-alasan lain
yang mencegah mempergunjing mereka."
l* Ayatullah Sayid Abdul Husain Dastaghib yang oleh
orang-orang Syi'ah disebut Syahid Al-Mihrab dalam kitab-
raya Al-Dzunub Al-Kabirat lI/267, cetakan kedua, Daar Al-
Islamiyah-Beirut tahun 1988 Masehi, mengatakan sebagai
beriktrt,
'Wajib diketahui bahwa keharama" mempergunjing
itu hanya khusus berlaku terhadap orang Syilah yang
6s-percayai akidah-akidah yang benar. Antara lain
meynferlcayai para imarn dua belas Alaihimussalam.
Berdaearkan hal itu, maka mempergunjing orang-
orang Sunni tidaklah haram."
IGmi ingin mengatakan, bahwa mengacu pada apayang
dikatakan oleh Sayid Dastaghib, salah seorang yang terkenal
dekat dengan Ayatullah Al-I(homeini dqn 17ang menjadi
tokoh panutan para pemimpin renolusi di Syiraz sejak tahun
1983 Masehi, maka tidak mempergunjing kaum Ahli Sunnah
sesara terang-terangan muncul dari sikap taqiyah, bukan
karena kita kaum Muslimin yang sehanrsnya haram untuk
dipergunjingkan oleh mereka. Sebab bagi mereka, yang ha-
ram dipergunjing adalah orang Syi'ah yang mempercayai
kedua belas imam.
jl Gunr Syi'ah, Muhammad Hasan An-Najfi dalam ki-
tabnya Jawahir Al-Kalam 0fiIl/6g), mengatakan sebagai
berikut,
"Dalam keadaan apa pun ada pengecualian haram
mempertunjing bagi orang-orang Syi"ah yang mem-

Pasal ll: Aki&h-Affilt Syt'ah teiln@ lstan ... 109


percayai kedua belas imam, bukan orang-orang kafir
dan orang-orang Sunni, sekalipun mereka hanya
mengingkari salah seorang di antara imam-imam
tersebut."
* Dalam kitab yang sama ()OilIl6z), Muhammad
Hasan An-Najfi juga mengatakan,
"Dalam keadaan apa pun, yang jelas dalam masalah
ini orang-orang Sunni bisa disamakan dengan orang-
orang musyrik, karena dari segi Islam dan iman
mereka sama-sama kafir. Bahkan mengejek mereka
di hadapan umum merupakan ibadah yang utama,
sepanjang tidak dilarang oleh taqiyah. Terlebih mem-
pergunjing mereka seperti yang selama ini lazim
dilakukan oleh orang-orang Syi'ah di mana-mana,
baik dari kalangan para ulama maupun orang-orang
awam. Bahkan bagi mereka, hal itu termasuk bentuk
ibadah yang utama dan amal ketaatan yang sem-
purna. Tidak aneh kalau kemudian muncul penga-
kuan bahwa hal itu sudah menjadi kesepakatan.
Bahkan juga muncul pengakuan bahwa hal itu meru-
pakan hal-hal yang sudah pasti dari agama-"
*Ayatullah Syl'ah yang menjadi rujukan mereka, Abul
Qasim Al-Khau'i menjelaskan apa yang dimaksud dengan
orang Muhnin yang haram dipergrrnjing, dalam kitab
Mishbah Al-Faqahat, jilid II, hal. 11, Dar Al-Hadi-Beirut. Ia
mengatakan sebagai berilut, "Yang dimaksud dengan orang
Mulunin di sini ialah orang yang beriman kepada Allah,
kepada Rasul-Nya, kepada hari Akhirat, dan kepada dua
belas imamAlcihimussalam.Yang pertama ialah Ali bin Abi
Thalib Alafhrssalam, dan yang terakhir ialah Al-Qa'im'
Semoga Allah mempercepat kemunculannya, dan menja-

1 10 Mengungkap Hakikat Syi'ah


dikan kita termasuk dari pendukung dan pembelanya. Siapa
yang mengingkari salah seorang dari mereka, ia boleh
dipergunjing karena beberapa alasan sebagai berikut:
Pertama, karena ditetapkan dalam beberapa riwayat,
doadoa, dan pertimbangan-pertimbangan atas kebolehan
mengutuk para penentang,tt karnjiban melepaskan diri dari
mereka, sering mencaci-maki mereka, mencurigai mereka,
dan mempergunjing mereka. Soalnrra mereka adalah orang-
orantyang suka membikin bid'ah dan keraguan."
l[ I(ami telah berhenti sejenak membaca buku saku
berjudul Maniyyatu As-Sa'iI yang berisi }umpulan fatwa-
fatwa penting Ayatullah Syi'ah, Abul Qasim Al-I(hau'i yang
dicetak ulang oleh penerbit Daar Al-Mujtaba Beirut tahun
r4rz Hijriyah, hd. zr8. Di sana ada pertaryaan yang di-
ajukan kepada Al-Khau'i,'Bolehkah mempergunjing orang
Sunni? Yang dimaksud orang Mulonin dalam kitab Minftoj
Ash-Shafthin itu dalam pengertian umum adalah Islam, atau
dalam pengertian khusus yang berarti al-wilayah kepada
para imam yang ma'shum?'
Al-Khau'i menjawab, oBenar. Boleh hukurnnp mem-
pergunjing orang Sunni. Dan yang dimalsud dengian orang
Mulsnin yang haram dipergunjing ialah oraug Mukmin da-
lam pengertian khusus."
* Diriwayatkan oleh Syi'ah dari Nabi ShatlaltahuAlaihi
wa Nihi, bahwasanya beliau bersabda, 'Jika sepening-
galanku nanti kalian akan melihat orang-orang ahli bid'ah
dan penyebar lebimbangan, maka nyatakan tenrs terang
bahwa kalian terbebas dari mereka sering-seringlah men-

tr Yang dimakard hlatr orangorang Atrli Sunnah, atau orang


non-Syi'ah ltsna Asyar.

tuffrl tl: Aki&h-Atffitt Syfat ta,E&/g M,tt ... 1 I 1


caci-maki mereka, mempergunjing mereka, dan mendusta-
kan mereka, supaya mereka tidak bersemangat membikin
kerusakan dalam Islam dan membuat takut manusia."P
Riwayat ini diketengahkan oleh guru Syi'ah, Abul
Husain Waram bin Abu Faras Al-Asyri yang wafat pada
tahun 6oS Hijriyah dalam Tanbih&-I(hausathir waNuzhat
An-Nawazhir, atau yang terkenal dengan nama koleksi
Waram, hal. 16z, jilid kedua, Muassaah Al-A'lami-Beirut.
Riwayat ini juga diketengahkan oleh seorang ulama ahli
hadits Syr'ah, Muhammad bin Al-Hasan Al-Humr Al-Amili
dalam Wasa' il Asy -Syi'ah, jilid )C, hal. 5o8.
Dan riwayat ini juga diketengahkan oleh guru SYi'ah
yang lain, Ash-shadiq Al-Musawi dari imam As-saiiad da-
lam kitabryra Nah;u Al-Intishar. Dalam catatan kaki, hal.
152, ia memberikan komentar sebagai berikut,
"Sesungguhnya Imam As-Sajjad memperbolehkan
berbuat apa saja terhadap para ahli bid'ah yang ter-
kenal zalim dan suka menipu umat Islam, termaeuk
mencaci-maki mereka, menyiarkan kejelekan-keje-
lekan mereka, mempergunjing mereka, dan mendus-
takan mereka. Semua itu agar mereka tidak punya
keinginan membuat kenrsakan dalam Islam di ne'
gara kaum Muslimin, dan supaya manusia tidak
merasa takut kepada mereka karena sering melihat
dan mendengar ucapan-ucapan yang meugerikan
tentang mereka. Begitulah yang dianjurkan para pe'
mimpin Islam demi membasmi orang-orang yang
gemar melakukan kekufuran, kezaliman, dan bid'ah.

12
Bunyi riwayat bedkutnya "... dan bidah-bid'ah mereka tidak di'
pelajari, niscaya dengan begitu akan dicatat untuk kalian beberapa
kebajikan, dan diangkat untuk kalian beberapa derajat di akhirat."

112 Mengungkap Hakikat Syi'ah


I(aum Muslimin ss[aiLnya belajar dari para pemim-
pin mereka dan mengikuti jejaknya."
Ihmi ingin mengatakan, coba Anda perhatikan keya-
kinan mereka yang sangat jauh dari nilai-nilai ajaran Islam
tersebut. Contohnya seperti "segala tindakan"...,'berlepas
diri"..., "cacian"..., "meliariskan berbagai isu yang buruk"...,
"mendustakan"... r "memfibrah ".
Kesimpulan mereka ialah "Supaya manusia tidak me-
rasa takut karena sering melihat dan mendengar ucapan-
ucapan yang buruk tentang mereka." Ini adalah bunyr
protokol ulama-ulama zionis, bahkan lebih jahat lagi.
Tidak cukup dengan hal itu, mereka bahkan meminta
kaum Muslimin untuk mempelajari qra-cara yang dilarang
oleh syariat. Mereka menerapkan semua itu kepada kaum
Ahli Sunnah berikut para pemimpinnya. Mereka membawa-
bawa nama Umar, dan menuduhnya sebagai orang yang
mengidap penyakit yang hanya bisa disembuhkan dengan
air kencing kaum laki-laki.
Hal itu diterangkan dalam kitab Syi'ah yang ctrkup
populer Al-Anwar An-Nu'maniyah, jilid I, bab I, hal. 69.
Lihat, tuduhan terhadap Umar bin Al-IGaththab dalam
kitab tersebut.
Mereka juga menuduh bahwa Umar pernah punya
keinginan membakar rumah Fatimah.
* Muhammad Jawwad Mughniyat dalam kitabnya
Hadzihi Hiya Al-Wahabigah, juga menuduh orang-orang
Wahabi memperbolehkan praktek sihir dan meletakkan
mushaf di kamar mandi. Semoga Allah melindurgi kita
daripadanya. Apakah kalian pemah mendengar atau meli-
hat atau membaca ada seorang ulama Wahabi -Salaf- yang

Pasal ll: Akl&h-//rrtuh syi'ah talrtsdrrp E&lm ... 1 13


memperbolehkan apa yang didustakan oleh para pendusta
tersebut?
l[ Islam selalu menghadapi musuh-musuhnya dengan
menggunakan dalildalil, bukti-bukti, kejujuran, dan ke-
adilan. Bukan dengan menggunakan cara caci-maki, me-
nyiarkan kejelekan-kejelekan, memfitnah, dan mendusta-
kan. Allah Yang Mahamulia lagi Maha Agung berfirman,

,:.ii'..^,iyt t-)u, rf & ri'uU'&i O,

,s:rfu.
"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
koum, mendorong komu wttuk berlaht tidak adil. Berlaku
adillah, korena adil itu lebih dekat kcpda takwa. " (Al-
Maa-idah:8)
s.ffilh

114 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Pembahasan Kesebelas
MEIYI.JRUTSYI'AH, AGAMA YAIIG BEIIAR I.AI.AH
YANG BERTET{TANGAN DENGAN YANG
DIPEGANG AIIU SI.JNNA}I

dfi"luh seorang penulis Syl'ah di era sekarang, Sayid


{9Mutadha Al-Askari dalam kitabnya Ma'alim Al-
Madrasatafu,u jilid I, hal. 22-25, Maktabah Al-Faqih-
Kuwait, bercerita, bahwa ia mengunjungi Madinah Al-
Munawwarah. Setelah menetap di sana sebagai dosen di
Universitas Islam Madinah, ia menghadiri kongres ulama-
ulama kaum Muslimin di Irak Ia mengatakan, "Dewasa ini
kaum Muslimin sangat membutuhkan persatuan, karena di
berbagai belahan bumi mereka telah dijajah oleh koloni
kafir." Dan pada catatan kaki kitabnya tersebut (Uzg), ia
menyatakan, "Dalam konteks ini kami ingrn mengemukakan
beberapa hadits untuk mengetahui sejauh mana ketulusan

'3 Yang dimaksud dengan Al-Madrasatain ialah mazhab Ahli


Sunnah yang ia sebfi Madrasah N-Khulata', dan mazhab Syi'ah yang
ia sebut Madrasah Ahlul Bait. Hal itu ia katakan dalam kitabnya
tersebut (1177), "Dalam seiarah pemikiran lslam pasca wafatnya
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi,l<ami menemukan dikotomi yang
nyatia antiara dua madrasah yang berteniangan, yakni madnasah yang
berkuasa setelah Rasul hingga akhir kurun rezim para khalifah
Utsmani, dan madrasah para imam Ahlul Bait hingga imam yang
kedua belas. Selalu te{adi ketegangan antara para alumni kedua
madrasah ini berikut para pengikutnya dad kalangan kaum Muslimin.
Dan itu terus tedadi sampai sekarang ini, bahkan entah sampai kapan.
Dalam pembahasan bedkut ini l(ami menyebut madrasah yang per-
tama sebagai madrasah para khalifah, dan yang kedra sebagai
madrasah Ahlul Bait ...."

Pa,xl ll: Aki&h-Aki&h Syi'ah tefiachp lsta n ... 115


kami demi semboyan yang ingn kami angkat tinggi-tinggi,
dan kami juga ingin menyampaikan pemaparan-pemaparan
yang terkadang membuat hati kami terasa sakit ...."
Menanggapi hal itu kami ingin mengatakan, "Bahwa
seorang ulama ahli hadits Syr'ah, Al-Humr Al-Amili da-
lam Wcsa'il Asg-Syi'oh (X1/III/84), meriwayatkan dari
Abdurrahman bin Abu AMullah, ia berkata, Ash-Shadiq
Alaihissalam mengatakan,
'Apabila kalian menemukan dua hadits yang saling
bertentangan, kembalikan keduanya kepada Al-
Qur'an. Gunakanlah hadits yang cocok dengan Kitab
Allah tersebut, dan tolaklah hadits yang berten-
tangan dengannya. Jika kalian tidak mendapatinya
dalam Kitab Allah, konfirmasikan pada riwayat-
riwayat kaum Al-Ammat. Tinggalkan hadits yang
cocok dengan riwayat-riwayat mereka, dan gunakan
hadits yang bertentangan dengan riwayat-riwayat
mereka."
Yang dimaksud dengan kaum Al-Ammat, ialah orang-
orang yang mengaku bahwa Al-Imam Ash-shadiq menyuruh
untuk menggunakan hadits yang bertentangan dengan
mereka, yakni kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah, seperti yang
ditegaskan oleh seorang mujtahid Syl'ah, Muhsin Al-Amin
dalam kitabnya A'yan Asy-Syi'ah (Uzt), Daar Al-Ta'aruf-
Beirut, sebagai berikut, "Secara mutlak, yang dimaksud
dengan Al-I&ashshoh ialah kawan-kawan kita sendiri se-
bagai bandingan AI-Ammat, yakni orang-orang yang mena-
makan diri Ahli Sunnah."
Seorang ulama yang menjadi rujukan Syi'ah, Ar-Rahil
Ruhullah Al-Khomeini dalam kitabnya Al-Raso'il (U/8g),
mengatakan, 'Betapapun sudah jelas bahwa berseberangan

1 16 Mengungkap Hakikat Syi'ah


dengan kaum Al-Ammat, adalah termasuk yang menjadi
prioritas ketika terjadi pertentangan."
l[ Seorang ustadzyang sangat mendambakan persatuan
Murtadha Al-Askari lah yang mengetengahkan riwayat tadi.
Riwayat ini menuntutrya supaya para ulama ahli hadits
yang saling bertentangan untuk mengambil riwayat yang
ditentang kaum Ahli Sunnah. Sebelum mengetengahkan
riwayat tadi dalam kitabnya tersebut (lll/z6g), ia menga-
takan,
"Berdasarkan apa yang telah kami kemukakan da-
lam pembahasan ini, di antara dua hadits yang ber-
tentangan, kami harus meninggallran hadits yang
cocok dengan pihak Madrasah AII{huIa&'.'
Rupanya dalam dadaAl-Askari memang sudah dipenuhi
dengan rasa dengki dan kebencian kepada para ulama Atrli
Sunnah, sehi.gga dalam kitabnya tersebut (UzBg) ia me-
ngatakan,
"Ka'r'i melihat para ulama di Madrasah,4ll{hulafa'
sepakatt4 untuk menyembunyikan setiap riwayat
atau hadite yang menyebablrnn munculnya kritik ke-
pada para penguasa pada zaman permulaan Islam."
* Dalam kitab yang sama (I/z6g), Al-Askari menga-
takan,
"Di antara yang disembunyikan di Madtasah Al-
I{hulafa' ialah membuat hadits dan menyebarkan

'a Perhatikan, bagaimana Al-Askari tidak rn€ng€clralikan seorang


pun dad ulama Ahli Sunnah. Psrmusuhan At-Askari terhadap merek;
memang sudah kelewat batas, sehingga ketika ia membir:arakan ten-
tang mereka ia mendustakannya.

Pasl ll: AkWt-Ndcbh Syfah itsrdrr&p Btan ... 117


riwayat-riwayat yang kontroversial, bukan riwayat-
riwayat yang shahih."
it Dandalam kitab yang sama (I/zS+), ia juga menga-
takan,
"Jenie penyembunyian seperti ini -yakni menyembu-
nyikan riwayat yang lengkap- aangat banyak dite-
mulran di kalangan para ulama Madtasah AI
Khulafa'."
i* Masih dalam kitab yang sama (IIl+8-49), Al-Askari
mengatakan,
"sesuugguhnya Madrasah A-l-I{hulafa' ketika me-
ngunci rapat-rapat pintu atas kaum Muslimin untuk
membicarakan tentang hadits dari Rasulullah Shal-
IaIIahu Alaihi wa Alihi sebagaimana yang telah kami
isyaratkan, namun di siei lain mereka malah mem-
buka lebar-lebar pintu untuk membicarakan tentang
hadits-hadits I sraili."
Di kalangan para ulama Syi'ah terdapat banyak riwayat
yang menganjurkan mereka untuk menggunakan yang ber-
tentangan dengan AhIi Sunnah.
* Diriwayatkan oleh Al-Hurm Al-Amili dalam Wasa'il
ArA-SAi'ah0VIII/8S-86), dan oleh Ruhullah Al-Musawi Al-
Khomeini dalam Ar-Rasa'il (II/8r), oleh Muhammad Baqir
Sadr dalam Ta'antdh Al-Adillah Asy-Syar'iyah, hal' 359,
cetakan kedua, Daar Al-Kitab Al-Lubnani, tahun 1980, dari
Muhammad Baqir bin AMullah, ia mengatakan,
"Aku bertanya kepada Ar-Bidha Alaihissalam, apa
yang harus aku lakukan terhadap dua hadits yang
bertentangan? Ia menjawab,'Jika kalian menemukan
dua hadits yang sa'ling bertentangan, gunakanlah

118 MetyungkaPHakikatSyi'ah
hadits yang ditentang oleh kaum Ahli Sunnah, dan
tinggalka''lah yang disetujui oleh mereka'."
* Guru, ahli hadits, dan muhaqiq Syi'ah, Muhammad
bin AI-Hasan bin Al-Humr AI-Amili dalam kitab Al-Firshul
Al-Muhimmah fi Malrifah Ushul Al-Aimmah, hal. 225,
Maktabah Bashirati-Qumm, Iran, mengatakan, "Hadits-
hadits tentang masalah ini mutawatir. Sebagian kami sebut-
kan dalam kitab Wosa'il Asy-Syi'ah.'
* Guru Syr'ah, Yusuf Al-Bahrani dalam kitab llada'ig
An-Nadhirah (l/gil, meriwayatkan beberapa hadits senada
yang menganjurkan untuk mencocokkan dengan pendapat
Ahli Sunnah, kemudian menggunakan yang sebalikqra.
* Pada bagran lain dalam kitab .E[ada'iq An-Nadhirah
(I/rro), Syaikh Yusuf Al-Bahrani kembali meriwayatkan
hadits-hadits tersebut dan menilainya sebagai hadits musta-
fozhah.
* Guru Syi'ah, Husain bin Syihabuddin Al-Karki dalam
kitab fidayat Al-Abrar Ila Thaiqi Al-Aimmati Al-Athhar,
hal. roz, mengatakan,
"Sesungguhnya kaum Ahli Sunnah cenderung me-
mandang masalah dengan upaya mengaburkan,
menyembunyikan kebenaran di [elik kebathilan,
menanpakkan kebathilan dalam bentuk kebenaran,
dan menganalisanya sesuai dengan karakter kaum
awam serta orang-orang yang cenderung pada khu-
rafat demi kepentingan urusrn duniawi, kendatipun
hal itu harue mengorbankan kepentingan agama
menjadi terlantar. Orang-orang kuno mereka ada
orang munafik yang pura-pura menampakltan Islam
dan menyembunyikan kekafiran, ada orang pendusta
yang berpura-pura berpenampilan zuhud tetapi Sila

Pasl ll: Am&lr-AlcldElh Syt'anwp l*nt... 119


kekuasaen sehingga ia tega membikin hadita untuk
membela setiap bid'ah yang dilakukqnnya, ada orang
menbabi-buta yang tidak peduli dari ulana ia
mengambil agBmanya, dan ada orang dungu tak
berperasaan yang Eengutip begitu saja setiap apa
yang didengamya eerta mempercayainya, beit itu
menguntungkan atau merugikannya."
iI Ayatullah Syi'ah, IGzhim Al-Hairi dalam kitabqaaAF
Fataua Al-Muntatdubah, jilid I, hal. $o, Maktabah Al-
Faqih-I(nnait, ditanfra oleh seseorang,
'Banr-baru ini kani mendengar bahwa seorang
Syi.'ah yang mengaku sebagai ulama mengatakan,
bahwa boleh hukumnya beribadah berdasarkan
mazhab-mazhab Sunni lninnys. Apa komentar Anda?
Apakah Anda menyangkal pengakuannya tersebut?
Ia menjawab, 'Itu ucapan yang bathil-"
su€*2h

12O lrlst$rt$apHaldkatsyi'ah
Pembahasan Kedua Belas
BOI.ETI MENGUCAPIGN SI,JMPA}I PAISU
DEI}il TAQTYAH r,JNTtrK MENTPU KALnil
AIILI SI,'NNAII

4("gi orang-orang Syl'ah, termasuk sumpah palsu


a/pun diberlakukan dalam taqiyah. Seorang tokoh
ulama ahli fiqih dan ahli hadits Syi'ah, Murtadha Al-Anshari
dalam RisalahAt-Taqiyyah, hrl. Zg; dan oleh seorang ulama
ahli fiqih Syr'ah, Ayatullah Abul Qasim Al-I(hau'i dalam
Sy arah Al-Urunti Al-Wutsqa (fiI I zZ8-So7), meriwiyatkan
dari Ja'far Ash-Shadiq, bahwasanya ia mengatakan,
'Apa pun yang kalian perbuat atau apa pun yang ka-
lian bersumpah atas sesuatu karena mengamalkan
taqiyah, maka kalian tetap dalam posisi yang aman."
Berdasarkan riwayat yang menurut mereka shahih ini,
maka seorang Syi'ah yang taat sekalipun tidak segan-segan
untuk bersumpah dusta. Dengan sumpah dusta inilah ia
menipu orang Sunni. Soalnya cakupan taqiyah itu luas,
seperti yang dikutip oleh Murtadha Al-Anshari dalam
Rrsalah At-Taqiyyah, hal. 72, dari Al-Imam Al-Ma'shum, ia
mengatakan,'Sesungguhuya taqiyah itu luas. Apa pun yang
dilakukan dengan alasan taqiyah, insya Allah pelalarnya
mendapatkan pahala."
Mereka tidak berpendapat untuk memberikan kepada
orang Sunni yang menyanglart soal hak-hak harta, seperti:
al-lchumus atau bagian seperlima, zakat, dan lain seba-

Pasal ll: Aki&lt-Akklah Syi'ah tefieclap lsbm ... 121


gainya, kecuali ada kepentingan yang mendorongnya. Ketika
ditanya teutang masalah memberikan kepada orang Sunni
hak-hak yang menyangkut soal harta drtt lain sebagainya,
seperti al-ldumus atau bagian seperlima, zakat, kafarat,
zakat fiuah, Ayahrllah Syi'ah, Abul Qasim Al-I(hau'i men-
jawab, 'Ttdak boleh. Tetapi terkadang diperbolehkan jika
ada kepentingan."
Hal itulah yang ia terangkan &larn kitab Masa'il wa
Rudnd., hal. 64, jilid I, Mathba'ah MahrQumm, Iran, yang
diedarkan oleh DaarAl-Hadi ahrm r+rz Hijrif'ah.
Orang Syi'ah harus memberikan zakat dan lainnya
kepada sesama orang Syr'ah. Dan orang png menyelisihi
mereka tidak akan mendapatkan dari mereka sama sekali,
kecuali jika ada kepentingan tertentu Contohnya seperti
memanfaatkan orang-orang yang sedang dalam kesulitan
ekonomi agar mereka mau pindah ke maz.hab Syr'ah, seperti
yang terjadi di negara-negara Asia: Indonesia, Malaysia,
kamp-kamp pengungsian Palestina yang ada di Libanon.
Demikian pula yang terjadi di negara-negara Afrika, seperti:
Tanzania, Nigeria, Uganda, dan lain sebagainya. Di negara-
negara tensebut para penyeru Syi'ah memanfaatkan orang-
orang miskin kaum Ahli Sunnah untuk diseret ke mazhab
Syr'ah.
s#a

122 Mengungkap Flakikat Syi'ah


Pembahasan Ketiga Belas
TUDUHAN KE.II TERHADAP I(AUM MUSUMIN

antara tuduhan keji yang dilontarkan oleh Syi'ah


|f.}i
'€kepada umat Islam ialah seperti yang diriwayatkan
oleh Al-Majelisi dalam Bihar Al-Anu)ar,jilid )O(W, hal. 3rr,
bab 67; dan oleh Al-Kulaini dalam Ar-Raudhah riwayat
nomor 43r, dari Al-Imam Baqir, bahwasanya ia berkata,
"Demi Allah, wahai Abu Hamzah, sesungguhnya semua
manusia itu anak-anak pelacur, kecuali golongan kita."
* Diriwayatkan oleh Al-Iyasyi dalam Tafsir Al-Iyasyi,
jilid II, hal. 234, Daar Al-Tafsir-Qumm, Iran, dari Ja'far bin
Muhammad Ash-Shadiq, bahwasanya ia berkata,
"Setiap anak yang lahir pasti sedang dihadiri iblis.
Jika tahu ia dari golongan kita, si iblis terhalang
darinya. Dan jika tahu ia bukan dari golongan kita, si
iblis akan memasukkan jari telunjuknya ke anus
anak itu sehingga tersumbat. Jika anak itu laki-laki,
iblis akan menyerang wajah. Dan jika anak itu
perempuan, iblis akan mengincar kemaluannya yang
nanti akan menjadi seorang pelacur."
r& Diriwayatkan oleh Al-Majelisi dalam Bihar Al-
Anwar,jilid XI, hal. 85, bab "Tentang Keutamaan Berziarah
ke Kubur Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi pada Hari
Arafah, Hari Raya Fitri, dan Hari Raya Adha." Dan juga
diriwayatkan oleh Ash-Shaduq dalam Faqih Man La
Yahdhuruhu Al-Faqih, jilid II, hal. 4gt, Tentang Pahala

Pasal ll: Akidah-Akidah Syi'ahterhadap lslam ... 123


Ziarah ke Kubur Nabi dan Para Imam, Daar Al-Adhwa'-
Beirut, dari Abu Abdullah Alaihbsalam, ia -perawi-
berkata,
"sesungguhnya Allah lebih dahulu memandang para
peziarah kubur Al-Husain pada sore Hari Arafah,
sebelum Dia memandang orang-orang yang sedang
wuquf di Arafah. Benarkah begitu?'
Ia menjawab, "Benar. Soalnya di antara orang{rang
yang sedang wuquf di fuafah terdapat anak-anak
zina. Sementara di antara para peziarah tersebut
tidak terdapat anak-anak zitta."
ii Al-Altamah AMullah Syibr dalam kitabnya Tasliyah
Al-Fu' ad fi Bay an Al-Mauti u: a Al-Ma'a4 hal. 16z, Daar Al-
A'lami-Beirut, menulis pasal yang ia beri nama, "Sesung-
guhnya pada hari Kiamat nanti manusia akan dipanggil
dengan menggunakan nama-nama ibu mereka, kecuali
kaum Syi'ah." Ia menuturkan beberapa riwayat, yang antara
lain, '.... Pada hari Kiamat kelak manusia akan dipanggil
dengan menggunakan n{rma-nama ibu mereka, kecuali go-
longan kami. Sesungguhnya mereka akan dipanggil dengan
menggunakan nama-nama ayah mereka, karena kelahiran
mereka yang sangat bagus."
r* Diriwayatkan oleh Al-Kulaini dalam Al-Kafi. VI, hal.
39r, Dar Al-Adhwa'-Beirut, dari Ali bin Asbath, dari Abul
Hasan Ar-Ridha A lathissalam, ia berkata,
"Aku pernah mendengar ia menyebut-nyebut Mesir,
lalu mengatakan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Alihi bersabda, 'Janganlah kalian makan dalam be-
jananya, dan janganlah kalian membasuh kepala
kalian dengan airnya, karena sesungguhnya hal itu

124 Mengungkap Hakikat Syi'ah


dapat menghilalgkan sifat cemburu dan menimbul-
kan sifat tidak punya rasa cemburu'."

A. Tuduhan Kejiterhadap Aisyah Radhiyallahu Anha

Orang-orang Sf'ah menganggap bahwa firman Allah


Yang Mahasuci lagi Mahatinggi suratAt-Tahrim ayat 10,

umpamaan bagi orang-orang ka/ir. Kedunya berada di


bau,ah pengawasan dua orang hamba yory saleh di antara
hamba-hamba lfumi; lalu kcdua istri itu berHtianat kepada
suaminya (masing-masing). Maka suaminln itu tiada dopat
membantu mereka sedikitpun dui 6iksa) Allah; dan di-
katakan (k pdo keduanya), 'i,Iasuklah ke dalam Jahan-
nam bersama orotg-or@tg yang masuk (j ahannam). "
Adalah menyinggung tentang AiErah dan Hafshah
RadhigallahuAnhuma.
Sebagian ulama Syt'ah ms''afsiri kalimat, d6ti 'IaIu
kedua rstn ltu berlchianat kepad.a saaminya masing-
masing'dalam firman Allah tadi, dengan melakukan per-
zinaan. Semoga Allah melindung kita daripadanya.
i* Seorang tokoh ulama ahli tafsir Syt'ah, Al{ummi
dalam kitabnya Tafsir AlQummi ketika menafsiri ayat tadi
mengatakan, "Demi Allah, yang dimaksud dengan kalimat,
6st;.i 'lalu kedua rsfri r:tu berlchianat lcepada suaminya
masing-masing', tidak lain ialah berselingkuh atau tegasnya

Pasalll: Alci&h-Akidah Syi'ahteillcdEf. tstan ... 125


berbuat zina. Oleh karena itu, hukumanhad harus dijatuh-
kan kepada si Fulanah atas kejahatan yang telah dilaku-
kannya di jalan ( ). Dan si Fulan mencintainya. Sehingga
ketika si Fulanah hendak perg ke .... si Fulan berkata
kepadanya, 'Kamu tidak boleh pergl tanpa ditemani
mahram. Akhirnya si Fulanah menyerahlan dirinya untuk
dinikahi si Fulan."
* Al-Bahrani juga mengetengahkan riwayat tersebut
dalam kitabnyaAl-Burhan,jilid IV, hal. 358, Daar Al-Tafsir,
Qumm.
Saudara kami sesama Muslim, orang-orang Syi'ah me-
ngamalkan taqiyah ketika mereka menggunakan kalimat
fulanah, bukan menyebut langsung nama Aisyah. Atau
mereka memakai kode tanda larrung kosong atau titik-titik.
Semua itu termasuk cara taqiyah.
Salah satu bukti yang menguatkan kalau yang dimaksud
dengan kalimat/ulanah adalah Aisyah, ialah riwayat-riwayat
dusta yang dikemukakan oleh Syi'ah. Di sana disebutkan,
'sesungguhnya ketika turun firman Allah surat Al-Ahzab
ayat 6,

:&61 L$':?s'.*.-lJ1
i',+'#u jtf'n4r
"Nabi itu (hendalcnya) lebih utama bagi orang-orang
Muhnin dari diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah
ibu-ibu merela...",
dan Allah mengharamkan kaum Muslimin atas istri-istri
Nabi Shallallahu Alaihi uta Alihi sepeninggalan beliau,
Thalhah marah-marah. Ia mengatakan,'Kami diharamkan
atas istri-istri Muhammad. Sementara ia bisa menikahi
wanita-wanita kami. Seandainya nanti Muhammad telah
dimatikan oleh Allah, kami akan benar-benar bergoyang di

126 Mengungkap Hakikat Syi'ah


antara gelang-gelang istrinya, sebagaimana ia bergoyang di
antara gelang-gelang wanita-wanita kami."
* Riwayat tadi juga dikemukakan oleh Al-Bahrani da-
lam Al-Burhan, jilid IU, hal. SSS-g34, oleh Sulthan Al-
Janabi&i dalam Boyan As-Sa'adah, jilid III, hal. 253, AI-
A'lami-Beirut; dan oleh Zainuddin An-Nabathi dalam Al-
Shirath Al-Mustaqfm, jilid III, hal. 23, 2;,Al-Mathba,ah Al-
Murtadhawiyah.
* Aisyah RadhiyallahuAnhadituduh berbuat zina oleh
seorang ulama Syl'ah bergelar Al-Hafizh Rajab Al-Barsi
dalam kitabnya Masyariq Anwar Al-yaqin, hal. 96, Al-
A'lami-Beirut. Ia mengatakan,
"Sesungguhnya Aisyah berhaeil mengumpulkan uang
sebanyak empat puluh dinar dari hasil perseling-
kuhan, Ialu ia membagi-bagikannya kepada orang-
orang yang membensi Ali."
* Aisyah RadhiyallahuAnha dituduh berbuat zina oleh
seorang ulama Syl'ah, Al-Majelisi ketika ia mengemukakan
suattr riwayat yang menyebutkan, bahwa Aisyah Radhi-
yallahuAnha dan Ali RadhiyallahuAnhupernah tidur satu
ranjang dan dalam sahr selimut, dalam kitabnya Bihar Al-
Anusar,jilid XL, Dar lhya' At-Tirats Al-Arabi-Beirut. Riwa-
yat selengkapnya ialah, Ali bercerita,
"Aku bepergian bersama Rasulullah Shallallahu
AlaiM wa Alihi. Beliau tidak membawa seorang
pelayan pun selain aku. Dan beliau hanya membawa
selembar eelimut satu-satunya. Aisyah ikut bersama
beliau. Beliau tidur dengan posisi diapit oteh Aisyah
dan aku. Kami bertiga dalam satu selimut. Ketika
bangun untuk melakukan ehalat malam, beliau me-
nurunkan selimut dengan tangannya dari bagian

Pasalll: Alci&h-Aki&h Syi,ah teha&p,sb,ln ... 127


tengah antara aku dan Aisyah, sehingga selimut
menyentuh alas yang ada di bawah kami."

B. Tuduhan Kejiterhadap Umar Radhlyallahu Anhu


Orang-orang Syr'ah menuduh bahwa Umar menderita
penyakit di anusnya yang hanya bisa disembuhkan dengan
air kencing laki-laki. Tuduhan yang menjijikkan ini dice-
ritakan oleh Al-Allamah Syi'ah, Ni'matullah Al-Iazairi dalam
kitabnya AI-Anwar An-Nu'maniyah, jilid I, bab I, hal. 63,
Al-A1ami-Beirut. Mereka juga menyatakan bahwa Umar
suka disodomi.
l* Seorang ulama Syl'ah ahli tafsir, Al-IyaEi dalam
kitabnya Tafsir Al-Iyasyi, jilid I/3oz; dan seorang ulama
Syl'ah juga ahli tafsir, Al-Bahrani dalam kitabnya AI-
Burhan, jilid I/+16, bahwasanya seseorang menemui Abu
Abdullah. Ia mengucapkan salam,'Assalamu alaika, wahai
Amirul Muloninin." Seketika Abu Abdullah berdiri dan
berkata, 'Jangan begtu. Itu tadi adalah nama yang hanya
patut bagi Ali Alcrhissalom. Siapapun selain beliau yang
disebut seperti itu dan ia suka, berarti ia orang yang tidak
punya rasa malu. Dan jikatidaksuka, berarti ia sedang diuji.
Dan itulah makna firman Allah dalam Kitab-Nya surat An-
Nisa' ayat tLT , 'Yang mereka sembah selain Allah iru, tidak
lain hangalah berhala, dan (dengan menyembah berhala
iar) mereka tidak lain hanyalah menyembah syetan yang
durhaka."
Orang itu bertanya, 'Lalu apa yang harus aku ucapkan
kepadaAl-Qo'im Anda?"

128 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Abu Abdullah menjawab, 'Ucapkan kepadanya, 'As-
salamu alaika, wahai yang sisa (ketrntungan) dari Allah.
Assalamu alaika, wahai putra Rasulullah'."
Padahal telah dikaahui bahwa Umar Al-Faruq Radhi-
yallahu Anhu adalah orang yang pertama kali dipanggil
AmilulMulcminin.
* Al-Allamah Syi'ah, Zainuddin An-Nabathi dalam ki-
tabnya Ash-Shirath Al-Mustaqim, jilid lll/28, menghina
Umar bin Al-I&aththab dengan mengatakan, 'Asal usul
Umar adalah orang jahat.... Neneknya adalah seorang
pelacur."

C. Tuduhan Kejiterhadap Utsman bin Affan


Radhiyallahu Anhu
l* Seorang ulama Syr'ah, Zainuddin An-Nabathi dalam
kitabnya Ash-Shr'rath Al-Mustaqrm (UI/go), bahwasanya
seorang perempuan dihadapkan kepada Utsman untuk dija-
tuhi huluman had. Dan setelah menggauli perempuan
tersebut, Utsman menyuruh untuk menjatuhkan hukuman
rajam terhadapnya.
* Dalam sumber yang sama ia jrrga mengatakan, 'S€-
srmgguhnya Utsman RadhiyallahuAtthu adalah orang yang
bisa dipermainkan. Dan bahwasanya ia adalah seorang yang
banci."
li Tuduhan yang keji tersebut juga dikemukakan oleh
Ni'maullah AlJazairi dalam Al-Anwar An-Nu'maniyah,
jilid I, bab I, hal. 65, Tauzi'Al-A'lami-Beirut.
sffirh

Pasal ll: Aki&lt-Alffih Syi'ah tiltlrr&lp lslan ... 129


Pembahasan Keempat Belas
ORANGORANG SYIA'H MEhICA(X-MANI,
DAN MENGANGGAP KAFIR PARA SITAHABAT
RADHIYNIATIU ANHI,'M

lfiesungguhnya para ulama Syi'ah menalarili ayat-


U ayat AIQur'an yang menyebut tentang orang-
onang kafir don orang-orang munafik sebagai para shahabat
terbaik Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi. Dan dise-
babkan taqiyah, mereka membuat kode tensendiri bagi
ketiga orang khalifah, yakni: Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
Contohnya seperti kode Al-Foshil berarti Abu Bakar, Rama'
berarti Umar, dan Na?sal berarti Utsman. Mereka juga
memiliki kode-kode lain. Contohnya seperti Fulan, Fttlan,
dan Fulon. Maksudnya ialah, Abu Bakar, Umar, dan
Utsman. Atau kode Yang Pertama, Yang Kedua, dan Yang
Ketiga. Yang dimaksudkan juga Abu Bakar, Umar, dan
Utsman. Atau kode Habtar dan Dallam, yang berarti Abu
Bakar dan Umar. Atau bisa berarti Umar dan Abu Bakar.
Selain semua itu mereka juga memiliki kode lain, yaitu Dua
Berhala Qurarsy, yang berarti Abu Bakar dan Umar. Atau
Fir'aun dan Hamman, atau Ijlu Al-tlmmct dan As-Samin,
yang berarti Abu Bakar dan Umar.
Sementara di lingkungan pemerintahan Shafiniyah, me-
reka jarang menggunakan taqiyah. Yang mereka berlaku-
kan ialah menganggap kafir shahabat-shahabat terbaik
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Alihi secara tegas dan
terbuka.

130 Mengungkap Haklkat Syi'ah


Coba Anda simak beberapa talovil berilut ini:
ii Diriwayatkan oleh Al-Kulaini dalam AI-Kaf, jilid
VIII, riwayat nomor S2g, dari Abu AMullah tentang firman
Allah surat Fushshilat ayat 29,'Ya Rabb kami,
"ahla lcqada lami dua jenis orang yang telah
perlihatlanlah
menyesatlan lami (yairu) sebagian dari jin dan manusia
agar kami letaldcan lceduanga di bawah telapak kaki lcami
ntpaya lcedua jenis iu menjadi orang-orang yang hina." la
mengatakan, 'Yaitu mereka berdua." Kemudian ia menga-
takan,'Si Fulan ialah syetan."
* Al-Majelisi dalam kitabnya Mir'at Al-UryI, jilid
(X\[/+88) dalam syarah atau ulasanryra terhadap kitab AI-
Kq/i, soal penjelasan yang dimalaudkan oleh penulis kitab
Al-Kafi, dengan kalimat mereka. IGtanla, mereka adalah
Abu Bakar dan Utsman. Dan yang dimaksud dengan kalimat
Fulan adalah Umar. Atau yang dimaksud dengan kalimat;nn
dalam ayat tersebut ialah Umar. Disebut seperti itu, karena
ia adalah syetan, mungkin disebabkan karena ia sekutu
syetan lantaran ia dituduh sebagai anak zina, ulau mt'ngkin
karena dianggap seperti syetan 1'ang suka berbuat makar
dan menipu. Dan terakhir mungkin sebaliknya, yakni bahwa
yang dimaksud denganFLlcn ialahAbu Bakar.
* Dalam Tafsir Al-Iyaryi (l/rzt), N-Burhan (IIlzoS),
dan Ash-Sh afi (I / z4z), beberapa ulama Syi'ah meriwayatkan
dari Abu Abdullah, sesungguhnya ia mengatakan tentang
firman Allah Tahla surat Al-Baqarah ayat 168, "Dan ja-
nganlah lcamu mmgilati langkah-langkah syetanr.' la
mengatakan,'Demi Allah, yang dimaksud dengan langkah-
langkah syetan ialah kekuasaan Fulan dan Fulan", yakni Abu
Bakar dan Umar.

Pasalll: Aki&h-Aki&h Syi'ah|rdurc&ip lslam ... 131


It Dalam Tafsir Al-Iyo.syi (IIlgSS), N-Burhan (l[l+n),
dan AI-Sha.f (IIUze6), mereka meriwal'atkan dari Abu
Ja'far tentang firman Allah To'ala surat Al-IGhfi ayat 51,
"Dan tidaldah All.t mengambil orang-orang yang menye-
satkan itu se,bagai penolong." IGtanya, sesungguhnya
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi berdoa, Ta Allah,
jalaakanlah agarna lonrat jasa Umar bin Khaththab, atau
lewat jasa Abu Jahal bin Hisyam.' Ialu Allah menurunkan
ayat,"Dan tidaklahAht mengambil orang-orang yang me-
ny esatlan iru sebag ai peralong.'
ii Dalam Tafsir Al-Iya.sgi (llSoil, Ash-Sk6 (I/5rr),
dan Al-Burhan (Tl4zz), mereka meriwayatkan dari Abu
Abdullah tentang firman Allah Ta'ala surat An-Nisa' ayat
tg7, " Sesrng gthng a orantg - orang y ang beiman kemudian
kafir, kemudian beiman Grula), lcemudian lcnfir lagi,
kemudian bertambah kelafiranngo." IGtanya, ayat ini
turun menyinggung tentang si Fulan dan si Fulan (Abu
Bakar dan Umar). Semula mereka beriman kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi uta Alihi, kemudian mereka
menjadi l<afir setelah mereka disodori Al-Wilayah oleh
beliau yang bersaMa,'Barangsiapa aku jadikan tuan, maka
Ali yang menjadi tuannya." Selanjutnya mereka beriman lagr
dengan membai'at Amirul Muluninin Alaihissalam. Sebe-
lum membai'at beliau, mereka mengatakan, 'Ini karena
perintah Allah dan Rasul-Nya.'Tetapi begltu Rasulullah
Shallallahu Alaihi uta Alihi berlalu, mereka kembali kafir
dan tidak mengakui bai'at. Selanjutnya mereka bertambah
kafir dengan memusuhi orang yang mereka bai'at. Terakhir,
di dalam diri mereka tidak ada iman sedikit pun.
r* Dalam Tafsir Al-Iy asy i (lU z+o), Al- Burha n (II /3 o9),
mereka meriwayatkan dari Abu Ja'far tentang firman Allah
nDan
Ta'ala surat Ibrahim ayat 22, berkatalah syetan tat-

132 Mengungkap Hakikat Syi'ah


lcala perlara (hbab) telah diselesailcan' IGtaq'a, itu
adalah Yang K€dua. Dan png mereka maksud dengan Yang
Kedua ialah Umar bin Khaththab Radhiyallahu Atthu.
Dalam Al-Wafi, kitab Al-frrg,'ah, bab tentang ayat yang
diturunkan kepada mereka Alaihimtssalam dan tentang
musuh-musuh mereka, jilid II, hal. 9zo, mereka meriwa-
yatkan dari Zurarah, dari Abu Ja'far tentang firman Allah
surat Al-Insylqaq ayat 19, 'sentngguhnya lamu melalui
tinglat demi tinglcat (dalam kehidupan).'Ia mengatakan,
"Wahai Zurarah, apakah umat ini sepeninggalan Nabinya
tidak melalui tingkat demi tingkat dalam unsan si Fulan, si
Fulan, dan si [trlan?" Yang meneka maksudkan ialah Abu
Bakar, Umar, dan Utsman RadhiyallalutAnlutm.
i[ Al-Allamah Syi'ah, AI-Faidh Al-IGErani mengatakan,
melalui tingkatan Abu Bakar, IJmar, dan Utsman sdalah
istilah lain dari menjadikan mereka sahr demi satu sebagai
khalifah.
i*Tentang firman Allah Tahlasurat At-Taubah alxat rz,
*
M aka perangilah pemimpin-pemimpin orang -orang kafir
ftu", mereka meriwayatkan dalam Tafsir Al-Igasyi (l[l8z),
Al- Burhan (ll / ro7), dan Ash-Shq/l (TU SU), dari Hanan bin
Sudair, dari Abu AMullahAlarhissalam, ia berkata,
"Aku pernah mendengar ia mengatakan, 'Beberapa
orang dari penduduk Bashrah menemuiku. Mereka
bertanya kepadaku tentang Thalhah dan Az-Ztbair.
Aku katakan kepada mereka,'Mereka adalah dua pe-
6impin di antara pemimpin-pemimpin orang kafir'."
l* Tentang kalimat;rbt dan thaghut yang disebutkan
dalam firman NlahTa'ala suratAn-Nisa' ayat 5t,"Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang Aang diberi
bahagian dari Al-Kitab? Merela percaya lcepad,a jibt dan

Pasal ll: Aki&h-Aucbh Syi'ahted1E'd6lp tsta/m ... 133


thaghut", para ulama ahli tafsir Syi'ah menafsirkan, bahwa
keduanya adalah dua orang shahabat, pembantu dekat,
mertua, dan sekaligus wakil Rasulullah, yakni Abu Bakar
dan Umar R adhiy allahu,Anhuma.s
i* Tentang firman Allah surat Al-Hijr ayat 44,
'Jahannam ifit mempunyai fitjtth pintu. tiaytiap pinnt
(telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dan
merelca', Al-Iyasyi dalam Tafsir Al-Iyasyi (lUz6g), dan Al-
Bahrani dalam Al-Burhan (lI/S6q), meriwayatkan dari Abu
Bashir, dari Ja'far bin Muhammad Alaihissalam, ia berkata,
'Tujuh pintu dipasang pada Jahannam. Pintu per-
tama untuk orang yang zalim, yakni Zuraiq. Pintu
kedua untuk Habtar. Pintu ketiga untuk Yang Ke-
tiga. Pintu keempat untuk Mu'awiyah. Pintu kelima
untuk Abdul Malik. Pintu keenam untuk Askar bin
Hausar, dan pintu ketujuh untuk Abu Salamah. Dan
mereka memiliti beberapa pintu untuk para pengi-
kut masing-masing."
* Menafsiri hal itu, Al-Majelisi dalam kitab Bhar AI-
Anw ar (YIII/So8), mengatakan,
"Zuraiq ialah si mata hijau. Ini nama lain dari Yang
Pertama alias Abu Bakar, karena orang-orang Arab
merasa sial dengan matanya yang berwarna hijau.
Eabtar ialah pelanduk. Ini adalah nama lain dari
Yang Kedua alias Umar. Disebut seperti barangkali
karena ia pintar membuat rekayasa dan makar.
Menurut keterangan riwayat-riwayat yang [ein, dan
inilah yang dominan, fakta yang ada justru seba-

t5 Lihat, Tabir At-lyasyi (W2731, At-Shafi (l/459), dan Al-Burhan


(v377).

134 MengungkapHakikatSyi'atr
liknya. Nama llabtar itu lebih cocok bagi Yang
Pertama, dan mungkin itu pula yang dimaksudkan.
Kalau Yang Kedua lebih didahulukan, karena ia
terkenal lebih kejam, kasar, dan keras. Askar bin
Hausar adalah nama lain dari beberapa khalifah
Dinasti Bani Umayyah atau Bani Abbas. Demikian
Abu Salamah adalah nema Iain d6ii Abu Ja'far Ad-
Dawaniqi. Atau mungkin Askar adalah nama lain
dari Ausyah dan para pasukan Perang Jar"al, karena
unta yang dipakai oleh Aisyah dalam Perang Jamal
bernama Askar. Tetapi ada yang meriwayatkan,
bahwasanya ia adalah syetan."
Tentang finnan Allah Tahla surat An-Nisa' ayat ro8,
"Ket*a pada suattt malam mqeka mmetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak ridhai", terdapat riwayat dari Abu
Ja'far, bahwasanya ia mengatakan,'Yang dimaksud ialah si
Fulan, si Fulan, dan si Fulan, yakni Abu Bakar, Umar, dan
Abu Ubaidah bin AlJarrah." Riwayat tadi disebutkan oleh
Al-Iyasyi dalam Tafsir Al-Iysa.syi (I/gor), dan oleh Al-
Bahrani dalam AI-Bu rhan (l / 4t4).
Disebutkan dalam riwayat lain dari Abul Hasan, ia ber,
kata, 'Mereka adalah Abu Bakar, IJmar, dan Abu Lrbaidah
bin AlJamah. Dalam sumber )rang sama, Al-Iyasyi menga-
takan, "Mereka adalah Abu Bakar dan Umar." Dalam
riwayat yang lain lagi disebutkan, "Mereka adalah yang
Pertama, Yang Kedua, dan Abu Ubaidah bin AlJarrah."
Yang dimaksud dengan Yang Pertama ialah Abu Bakar, dan
yang dimaksud dengan Yang IGdua ialah Umar.
f Tentang kalimat pobuatan lceji dan kemungkaran
dalam firman Allah ?ahla surat An-Nahl ayat go,'Dan
Allah melarang dari pobuatan lceji, kemungkaran dan

Pasal ll: Aki&h-Al(ideh Syi'eh terhadap lslan ... 135


Wrmueiton', mer€ka mena6irinya dengan kepemimpinan
Abu Bakar, Umar, d"n Utsman.
* Mereka meriwayatkan dalarn Tqfsir Al-Iyasyill/289,
Al-Burhan (Illg8r), dan Ash-Shqf (III/rSr), dari Abu Ja'far
Alaihissalarm, bahwasanya ia berkata, "Allah melarang dari
yang keji (Yang Pertama), yang mungkar Cfang I(edua), dan
pennusuhan CYang Ketiga)."
Disebutkan dalam Bihar Al-Anutar,ji[d )OfiIII/S8, si
perawi berkata, aku bertaryra kepada seorang imam Syl'ah,
"Siapa musuh-musuh Allah itu, semoga Allah mem-
perbaiki mu?' Ia menjawab, Taitu, keempat berhala."
Aku bertanya, "Siapa mereka?' Ia menjawab, 'Abul
Al-Fashil, Rama', Na'tsal, dan Mu'awiyah berikut
para pengikutnya. Siapa yang memusuhi mereka
berarti ia memusuhi musuh-mueuh A]lah."
Guru Syi'ah, Al-Majelisi dalam Bihar Al-Anwar QO(UI/
S8) ketika menjelaskan istilah-istilah ini mengatakan,
'Abul Fashil adalah Abu Bakar, karena kalimat l/-
Fashil da:n Al-Bakar itu memilild kemiripan makna.
Kalimat RamC adalah kebalikan kalimat Uman dan
yang dimaksud dengan Na'tsalialah Utsman."
Tentang firman Allah Taiala surat An-Nuur ayat 40,
"Atau seperti gelap gulita.'IGta mereka, si Fulan dan si
Fulan 'di lautan gang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yaitu Na'tsal 'yang di atasnya ombak Qrula)", yakni
Thalhah dan Az-Zubair " di atosny a (lag 0 aw an g elap g ulita
yang tindih-bertindih, yakni Mu'awiyah.
Kata Al-Majelisi dalam Bihar Al-Anwar QOilI/go6),
yang dimaksud dengan si Fulan dan si Fulan, ialah Abu

136 Mengungkap Haldkat Syi'ah


Bakar dan Umar. Dan yang dimakzud dengan Nc'tsal ialah
Utsrnan.
Di antara istilah-istilah kaum Syi'ah yang juga mereka
gunal€n untuk memberi kode Abu Bakar dan Umar ialah
penalarilan mereka terhadap surat Asy-SJxams ayat g "Dan
siang apabila menampalclcannya", yaihr munctrlnya AI-
Qa'im,'dan molam apobila menutupinyc", 5/aittt Habtar.
Habtar dan Dallam adalah orant yang suka menutupi ke-
benaran. Demikian yang dituturkan oleh Al-Majelisi dalam
Bihar Al-Anwar ()[fJ1ll/72-79), d,n Tafsir AlQummi
GU+sil.
Guru Syi'ah, Al-Majelisi dalam Bihar Al-Anu)or, CrOry
rc) juga mengatakan, 'Habtor dan Dollam adalah Abu
Bakardrn Umar."

A. Pernyataan-Pernyataan yang Menganggap Kafir


dan Menghujat Shahabat
* Seorang ulama Syr'ah, Ni'mahrllah AlJazairi dalam
kitabnya Al-Anwar An-Nu'maniych, jilid II, hal. 44,
Mansytuat Al-A'lami-Beirut, mengatakan sebagai berikut,
"Imamiyah atau Syi'ah Itsna Asyar mengatakan ber'
dasarkan nash yang jelas atas imamah 'kepemim'
pinan'Ali. Mereka menganggap kafir dan menghujat
para shahabat. Mereka mengkhususkan imamah ke-
pada Ja'far Ash-Shadiq Alaihissalarz sampai kepada
putra-putranya yang ma'shum Alaihimussalam. Pe-
nulis kitab ini, insya Allah termasuk golongan yang
selamat tersebut."
l* Al-Allamah Syi'ah, Muhammad Baqir Al-Majelisi da-
lam kitabnya Mir'at Al-UquI, jilid )O(\[, hal. zr3, mengang-

Pasl tt: Aki&h-Aki&h Ei'ahteilpchp lslam... 137


gap shahih riwayat atas kemurtadan para shahabat, seperti
yang dituduhkan oleh Syi'ah. Al-Kulaini dalam Ar-Raudhah
minAl-Kafi mengetengahkan suatu riwayat nomor 941, dari
Abu Ja'far A laihbsalam, ia berkata,
"Sepe"i"ggalan Nabi Shallallahu Alaihi wa SaIIam,
semua manusia menjadi murtad. Kecuali hanya tiga
orang, yakni Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-
Ghifari, dan Salman Al-Farisi Rahimahuaullah."
*,{^s-Sayid Murtadha Muhammad Al-Husaini An-Najfi
dalam kitabnya As-Sab'ah Minassal$, ha). 7, mengatakan
sebagai berikut,
"Sesungguhnya Rasul diuji oleh beberapa orang sha-
habat yang murtad atau keluar dari agama, kecuali
hanya sedikit saja.'
t* Al-Allamah Syi'ah, Ni'matullah AlJazaili dalam ki-
tabnya Al-Anutar An-Nu'maniyah, jilid I, bab I, hal. 53,
mengatakan sebagai berikut,
"Sesungguhnya Abu Bakar shalat di belakang
Rasulullah Sballallahu Alaihi wa SaIIam dengan
mengenalran berhala yang bergambar dan bergan-
tung di lehernya. Ia bersujud kepada berhala itu."
* Al-Allamah Zainuddin An-Nabathi dalam kitabnya
Ash-Shirath Al-Mustaqir?L jilid III, hal. rz9, mengatakan
sebagai berikut,
"Lfmar bin Khaththab adalah orang kafir yang me-
nyembunyikan kekafirannya, dan pura-pura mem-
perlihatkan keislamannya."
Ji Al-Allamah Zainuddin An-Nabathi ddam kitabnya
Ash-Shirath Al-Mustaqim, jilid III, hal. :i6r-l:67, membuat
dua pasal tersendiri. Pasal pertama ia namakan, Posal

138 Mengungfiap Hakikat sfi'ah


tentang lbu Kejalttan Aisyah Ummul Mubninin; d-n pasal
kedua s@ara khusus membahas tentang kecaman terhadap
Hafshah Radhiyallohu AnIw- Yang ia beri nama- Pasal
Tentang Saudaru Prenpuanny a H$shah.'
it Al-Allamah Al-Majelisi dalq- Mir'at N-UEL, intd
)O(V, hal. 1S1 mengomentari riwayat ctrkup panjang 1lang
terdapat dalarnAl-Kofi,jilid VIII, riwayat nomor 29. Antara
lain dikatakan, 'Allah membunuh para diktator dengan
keadaan baik-baih mematikan Haman, dan membinasakan
Fir'aun."
Kata Al-Majelisi, riwayat ini shahih. Yang dimalsud
dengan lolimat mematikan Haman ialah mematikan Umar,
dan yang dimalsud dengan kalimat membinasalcan Fir'aun
ialah membinasakan Abu Bakar. Mungkin sebaliknya.
Namun yang jelas, yang dimaksud ialah kedua orang celaka
tersebut.
{ Al-Majelisi dalam Mir'atAl-Uqrl, jilid )O(\ff, hal 167
menilai shahih riwayat Al-Kulaini yang diriwayatkannya
dalam Ar-Raudhah, hal. r87, riwayat nomor go1. Riwayat
ini bersumber dari Ajlan Abu Shalih, ia berkata,
"Pada suatu hari seseorang menemui Abu Abdullah
Alaihissalam. Ia berkata, 'Aku menjadi tebusan
Anda. Inilah kubah Adam Alaihissalam.' Abu
Abdullah berkata, 'Benar. Demi Allah, kubah seperti
itu banyak. Ingat, sesungguhnya di belakang tempat
pengasingan lralian ini ada tiga puluh sembilan
tempat pengasingan yang tanahnya beryarna putih
dan dihuni oleh banyak makhluk. Mereka tampak
bersinar karena cahayanya. Mereka tidak pernah
durhaka kepada Allah Azza wa Jallabarang sekejap
mata pun. Mereka tidak tahu, apakah Adam dicip-

Pasl ll: Aki&tr-Akidetr Syt'ahtedn&p tsbtn ... 139


takan atau tidak. Mereka terbebas dari si Fulan dan
si Fulan."
IGta Al-Majelisi, riwayat ini shahih. Yang dimaksud
dengan Fulan dan htlanialah Abu Bakar dan Umar.
l* Al-I(homeini dalam kitabnya Kasilfit Al-Asrar, hal.
t26, mengatakan,
"sesungguhnya kami di sini tidak ada urusan sama
sekali dengan kedua orang tua itu berikut perbuatan
mereka yang menyalahi Al-Qur'an, 6smpermainkan
hukum-hukum T\rhan, menghalalkan maupun meng-
haramkan seenaknya sendiri, melakukan kezaliman
terhadap Fatimah putri Nabi dan .na[-snsknya-
Tetapi kami hanya ingrn mengatakan bahwa me-
reka itu tidak mengerti hukum-hukum T\rhan dan
agama."
* Dalam kitab yang sama halaman t27, setelah menu-
duh Abu Bakar dan Umar bodoh, ia mengatakan,
"sesungguhnya orang-orang bodoh, dungu, dau pan-
dir tersebut tidak patut memegang jabatan imam
maupun menjadi waliyul amri."
* Dalam kitab yang sama halamm 137, ia juga me-
ngatakan,
"Faktanya mereka memang telah menghargai Rasul
yang telah berjuang, bersungguh-sungguh, dan me-
ngalami berbagai cobaan demi membimbing mereka.
Beliau han s memejamkan mata karena telinganya
selalu mendengal' [slimaf-kalimat Umar bin Khath-
thab yang mengada-ada, dan muncul dari perbuatan-
perbuatan kufur serta zindiq."

140 MengungkapHskikatSyi'ah
*
Seorang ulama ahli tafsir Syl'ah, Al-Ilasyi dalam
kitabnya Tafsir Al-Iya.qi; Al-IGryani dalam kitabq'a Ash-
Shafi; dan Al-Bahrani dalam kitabnya Al-Burlun, menye-
butkan bahwa Aisyah dan Hafshah Radhiyallahu Anhuma
pernah mencoba meracuni Rasulullah Skallallalu Alaihi wa
Sallam, yaitu ketika turun ayat t44 dari surat Ali Imran,
"Muhammad rtu tidak lain hanyalah *orang rosttl,
rungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang ras,.tl.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh knmu berbalik lce
belalang (murtad)?"
*
Seorang ulama yang oleh kaum Syi'ah dijuluki
Umdah Al-[/rama' wa Al-Mtilr,qqiqir., Muhammad Nabi At
Tnsirakani dalam kitabnya La'ali Al-Alchbar, Maldabah Al-
Alamat-Qumm, jilid fV. hal. 92, mengatakan sebagai beri-
lut,
"Ketahuilah, bahwasanya tempat, waktu, dan keada-
an yang paling baik dan pnling pantas untuk mengu-
tuk mereka, ialah ketika kamu sedang sendirian
berada di tempat buang air kecil yang sedang sepi
dan kosong, maka berdoalah mengutuk meneka, Ya
Allah, kutuklah Llmar, kemudian Abu Bakar dan
LJmar, kemudian Utsman dan lJmar, kemudian
Mu'awiyah dan Umar, kemudian Yazid dan Umar,
kemudian Ibnu Ziyad dan lJmar, kemudian Ibnu
Sa'ad dan Umar, kemudian Syamr dan Umar, kemu-
dian pasukan mereka dan Umar. Ya Allah, kutuklah
Aisyah, Hafshah, Hindun, Ummul Hakam. Kutuklah
orang yang merestui perbuatan-perbuatan mereka
sampai hari Kiamat."
*Ulama yang oleh Syi'ah disebut sebagai mujtahid
terakhir, Muhammad Baqir Al-Majelisi, mernbuat suahr bab

Pasat tt: Akicatt-Aktdatt Syl'ah teilrr*rp lslen ... 141


yang ia beri nama bab'Kelatfuran, Kemunafikan, Kebu-
sukan Perbuatan, dan Kejelekan Jejak peninggalan Tiga
Orang, serta Kantamaan Melepaskan Diri dari Mereka dan
Mengutt*Mereko" dalam kitab Brhcr Al-Anutar,jilid )Ofi,
hal.79, Dzawi Al-Qurba. Yang dimaksud dengan tiga orang
tersebut, ialah Abu Bakar, Umar, dan Utsman Radhiyallahu
Anhum.
*
Kata Al-Majelisi dalam kitab Bhar Al-Anwar, jilid
)OO( hal. z3o,
"Riway4t riwayat yang. menunjukkan atas kekafiran
Abu Bakar-fan Umar 6_6.ffit shahabat-shahabatnya,
pahala mengutuk mereka, dan berlepas diri dari
mereka dan perbuatan bid'ah mer.eka lebih banyak
dari jilid ini, atau terdiri dari berjilid-jilid kitab yang
bermacam-macam."

B. Kutukan terhadap Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar At-


Faruq, dan Para Pemimpin Umat
tl
Diriwayatkan oleh guru Syr'ah, Taqiyuddin alias
Ibrahim bin Ali bin Al-Husain bin Muhammad bin Shalih
Al.Amili, atau yang lebih dikenal dengan nama Al-Kafami
'o
dalam kitab Al-Mtshbah, hal. 5S2-S5g, cetakan kedua, 1975
Masehi, Muassasah Al-A'lami-Beirut, Libanon; dan cetakan
tahun 1994 Masehi,hal. Tgz, Al-Mula Muhammad Baqir Al-
Majelisi dalam Bihar Al-Anwar (DOOVz6o-z6r); As-

" Kata s€orang uhma Syi'ah ahli hadits, Abbas Al-eummi, dalam
buku Al-Kuna wa Al-Nqab (3195, Shaida), "la adalah seorang ulama
afll:hadits yang juiur dan mulia, sekaligus seorang penyiir atau
sgpJpwan yang zuhud dan wira'i. la telah menulis beberapa kitab. Di
alltAlanya iellah Al-Mbhbh, dan Allannatu At-Wafiyatu wa AtJan-
natu N-Baqiyatu, buku tersebut besar dan banyak faidahnya.

libl u"ngungkap Hakikatsyt'ah


Sayid Nurullah Al-Husaini Al-Mar'asyi At-Tastari atau yang
oleh orang-oraug Syi'ah diberi gelar Juru Bicara Syi'ah
dalam lhqaq AI-Haqqi (l/99il, Maktabah Ayatullah Al-
Mar'asyi-Qlunm, Iran; Abdullah Muhammad Az Tahid
dalam Alcsir Al-Da'awati, hal. 6z; dan Kazhim Ahmad Al-
Ihsa'i An-Najfi dalam kitabnya Fausa'idAl-Du'a,hal. 3or.
Berikut doa jahat yang mereka kait-kaitkan kepada Ali
bin Abu Thalib,z,
'Ya Allah, bacakanlah shalawat kepada Muhammad
berikut keluarganya, kutuklah dua berhala dan tha'
ghut Quraisy berikut kedua putrinyars yang me-
langgar perintah-Mu, mengingkari wahyu-Mu, meng-
kufuri nikmat-Mu, mendurhakai Rasul-Mu, mengu-
bah agama-Mu, menyelewengkan Kitab-Mu, mencin-
tai musuh-musuh-Mu, tidak mau berterima kasih
atas anugerah-Mu, mengabaikan hukum-hukum-Mu,
merusak kewajiban-kewajiban-Mu, tidak memperca-
yai tanda-tanda kekuasaan-Mu, memusuhi kekasih-
kekasih-Mu, loyal terhadap musuh-musuh-Mu, mero-
bohkan negeri-Mu, dan merusak hamba-hamba-Mu.
Ya Allah, kutuklah mereka berikut para pengikut,
para pendukung, para pembela, para simpatisan, dan
para penolong mereka. Mereka telah merobohkan
rumah nubuwat, merusak pintunya, menjebol atap-
nya, mempertemukan langit dan buminya, bagian

17
Ada doa lain yang disebut dengan Doa Ziarah Asyura yang
berisi kutukan terhadap Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Mu'awiyah.
Mereka memberikan kode dengan istilah yang peftama, yang kedua,
yang ketiga, dan keempat Lihat, Matatih AlJinan, oleh Abbas Al-
Qummi.
"
Anhuma.
Yang dimaksud ialah Aisyah dan Hafshah Radhiyallahu

Pasat ll: Akidah-Akidah Syi'ah terhadap lslam ... 143


atas dan bagian bawahnya, luar dan dalamnya, me-
numpas penghuninya, rnembinasakan para pendu-
kungnya, membunuh anak-anak kecilnya, mengo-
songkan mimbarnya dari washinya serta pewaris
ilmunya, dan menentang imamahnya. Mereka telah
berani 6smpersekutukan Tuhan, dan melakukan
dosa besar. Abadikan mereka di neraka Saqar.
Tahukah kamu apa (nerakd Saqar itu? Saqar itu
tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Ya
Allah, kutuklah mereka sebanyak kemungkaran
yang pernah mereka lakukan, sebanyak kebenaran
yang pernah meneka sembunyikan, sebanyak mimbar
yang pernah mereka naiki, sebanyak orang Mukmin
yang pernah mereka 2qlimi, sebanyak orang munafik
yang pernah mereka sayangi, sebanyak wali yang
pernah mereka sakiti, sebanyak penjahat yang
pernah mereka lindungi, sebanyak orang jujur yang
pernah mereka usir, sebanyak orang kafir yang
pernah mereka tolong, sebanyak imam yang pernah
mereka paksa, sebanyak kewajiban yang pernah
mereka langgar, sebanyak kebenaran yang pernah
mereka ingkari, sebanyak kejahatan yang pernah
mereka bela, sebanyak darah yang pernah mereka
alirkan, sebanyak berita yang pernah mereka
palsukan, sebanyak kekufuran yang pernah mereka
tegakkan, sebanyak harta warisan yang pernah
mereka rampas, sebanyak harta fai' yang pernah
mereka korupsi, sebanyak riba yang pernah mereka
makan, sebanyak khumus atau bagian seperlima
yang pernah mereka halalkan, sebanyak kebathilan
yang pernah mereka tegakkan, sebanyak kesewe-
nang-wenangan yang pernah mereka lancarkan,

144 MengungkapHakikstsyi'ah
sebanyak kemunafilran yang pernah mereka sembu-
nyikan, sebanyak kecurangan yang pernah mereka
rahaeiakan, sebanyak kezaliman yang pernah me-
reka sebarkan, sebanyak janji yang pernah mereka
salahi, sebanyak amanat yang pernah mereka khia-
nati, sebanyak pesan yang pernah mereka langgar,
sebanyak perkara halgl yang pernah mereka
haramkan, sebanyak perkara haram yang pernah
mereka halalkan, sebanyak perut yang pernah me-
reka bedah, sebanyak janin yang pernah mereka
gugurkan, sebanyak tulang rusuk yang pernah
meneka pecahkan, sebanyak persatuan yang pernah
mereka cerai beraikan, sebanyak orang mulia yang
pernah mereka hinakan, sebanyak orang hina yang
pemah mereka muliakan, sebanyak kebenaran yang
pernah mereka hambat, sebanyak kebohongan yang
pernah mereka gelapken. sebanyak hukum yang
pernah mereka rubah, dan sebanyak pemimpin yang
pernah mereka tentang. Ya Allah, kutuklah mereka
berdua dengan setiap ayat yang pernah mereka
eelewengkan, setiap kewajiban yang pernah mereka
tinggalkan, setiap kesunatan yang pernah mereka
rubah, setiap keutamaan-keutamaan yang pernah
mereka halangi, setiap ketetapan-ketetapan yang
pernah mereka terlantarkan, setiap bai'at yang
pernah mereka langgar, setiap tuduhan yang pernah
mereka mentahkan, setiap bukti yang pernah me-
reka ingkari, setiap rekayasa yang pernah mereka
adakan, setiap pengkhiaaatan yang pernah mereka
lakukan, setiap rintangan yang pernah mereka pa-
sang, setiap orang lemah yang pernah mereka tindas,
setiap kepalsuan yang pernah mereka upayakan,

Pasal il: Aki&tt-A,(i&h Syi'ah tefilEldsp tslam... 145


setiap kesaksian yang pernah mereka sembunyikan,
dan setiap wasiat yang pernah mereka acuhkan. Ya
Allah, kutuklah mereka atas kemunafikannya de-
ngan kutukan yang banyak, terus-menerus, dan
abadi tanpa pernah terputus. Kutuklah mereka ber-
dua berikut para pembantu, para pendukung, dan
para pembela mereka, dan kaum Muslimin yang
condong kepada mereka, yang memegangl argumen-
argumen mereka, yang menuruti ucapan mereka,
dan yang percaya pada keputusan-keputusan me-
reka. Ya Allah, azablah mereka dengan azab yang
membuat para penghuni neraka sama memohon
pertolongan daripadanya. Kabulkanlah, wahai Tuhan
seru semesta alam."

C. Rujukan-Rujukan Utama Syi'ah Yang


Memfatwakan Doa Tadi (Kutukan)
Doa ini terdapat dalam kitab mereka dengan bahasa
Urdu berjudul ?Lhlat Al-Awam Maqbulun Jadrdun, oleh
Manzhur Husain, hal.4zz dan setenrsnya. Ia menyatakan,
doa ini sesuai dengan fatwa keenam orang ulama yang
menjadi rujukan Syl'ah. Mereka adalah:
r. Sayid Muhsin Al-Hakim.
z. Sayid Abul Qasim Al-Khau'i.
3. Sayrd Ruhullah Al-Khomeini.
4. Al-Haj Sayid Mahmud Al-Husaini Asy-Syaharwadi.
5. AI-Haj Sayid Muhammad Kazhim Syarya'tamadari.
6. Al-Allamah Sayid Ali Naqi An-Naqwi.
Doa tadi juga terdapat dalam kitabnya berjudul Tuhfat
Al-Awam MuTabar usa Mukmal, hal. 3o3. Disebutkan di
sana bahwa doa ini sesuai dengan fatwa sembilan orang

146 Mengungkap Hakikat Syi'ah


ulama besar yang menjadi rujukan kaum Syi'ah. Mereka
adalah:
r. Ayatullah Sayid Abul Qasim Al-I(hau'i.
z. Sayid Htrsain Banrajardi.
g. Safd MuhsinAl-Hakim.
a. SayidAbul HasanAl-Ashfthani.
S. Sayrd Muhammad Baqir Shahih Qablah.
6. Sayid Muhammad Mawi Shahib Qablah.
7. Sayld Zhuhur Husain ghahi[,
8. Sayid Muhammad Shahih Qablah.
g. Sayid Husain Shahih Qablah.
iI Al-Allamah Syi'ah sekarang, Ayatullah Al-Uzhma
Sayid Syihabuddin Al-Husaini Al-Mar'asyi dalam catatan
pinggirnya terhadap kitab Ihgog Al-Haqqa, oleh Nurullah
Al-Husaini Al-Mar'asyi (catatan kaki I/g7), mengatakan,
"Selanjutnya ketahuilah, bahwa sahabat-sahabat ka-
mi memiliki beberapa kitab syarah yang mengulas
doa ini. Di antaranya, syarah yang sudah disebutkan
tadi. Di antaranya kttab Dhiya' AlKhafiqia, yarrg
ditulis oleh beberapa ulama murid Al-Fadhil Al-
Qazwini penulis kitab Zisaa Al-Khawwash. Di an-
taranya lag1 Syarah ll,fasyhun bilFawa)Z oleh A]-
MauLa Isa bin Ali Al-Adabili, salah seorang ulama
sufi yang cukup ternama. Semuanya dalam bentuk
manuskrip. Secara global, doa ini cukup meyakinkan
karena dikutip oleh beberapa ulama besar Syi'ah
delam kitab-kitab mereka dan dijadikan sebagai
pegangan."
Setelah kami mengajak Anda untuk mencenmati doa
)xang ditulis dan dipanjatkan oleh orang-onang Syi'ah ter-
sebut, selanjutnya Anda perlu tahu bahwa yang dimaksud

Pasg,l ll: Aki&tt-Ahidah Syi'ah tedncbp lslalrr. ... 147


dengan dua berhala auraisy oleh mereka ialah Abu Bakar
dan Umar R adhiyallalru Anhuma.
r* Guru dan ulama terkemuka Sla'ah, Abu.{.s-Sa'adat
As'ad bin AMul Qahir datam kitabrya Al-Mishbah, oleh
Kafami, catatan lold, hal. 5S2; dan Bihar Al-Anwar, oleh
Al-Majelisi (LJOO(V/z63), mengatakan,
'Tindakan mereka yang mengubah agaura meng'
isyaratkan bahwa ia telah berani mengubah agama
Allah. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Umar
yang mengharamLan nikah mut'ah,r9 dan contoh-
contoh lain yang tidak bisa kami sebutkan di sini."
* Guru sekaligus ulama ahli sejarah Syi'ah, Muhammad
Muhsin atau yang terkenal dengan nama Ba'gha Bazrak
Ath-Thahrani dalam ht^b Adz-D?ari'ah lla Taslunif Asy-
Syi'ah (Xl g), terbitan Najf, mengatakan,
'simpanan selumh alam ada pada doa buat kecela-
kaan bagr eepasang berhala, yaitu dua berhala
Quraisy yang disebutkan dalam kitab tadi iilid VIII,
hal. 192, yakni lata dan Uzza aliae Abu Bakar dan
IJmar, yang ditulis oleh orang berkebangsaan Persia
Al-Maula Ali Asghar bin Muhammad Mahdi bin Al-
Maula bin Ali Asghar bin Muhammad Yusuf Al-
Qazmdni dengan nama samaran. Syah Sulthan
Husain Ash-Shaf i."
* AI-Mula Muhammad Muhsin bin Syah Murtadha
yang bergelar Al-Faidh Al-IGsyani dalam QwratuAl-Uyun,

re Barangsiapa yang mengatakan kalau Umar bin Al'Khattab


yang mengharamkan nikah mufah, mungkin ia orang bodoh atau
pendusta. Jika ingin melihat sikap Ahli Sunnah wal Jama'ah tentang
nikah mut'ah, sihhkan baca kitab Tahrim Al-Muth'ah ti Al'Kitab wa Al-
Sunnat, oleh Yusuf Al-Muhammadi.

l/l8 Mengungfiap Haldkat Syi'ah


hal. 9z6, cetakan kedua tg7g, Daar el-Xitab Al-Irbnani,
mengatakan,
'Kg6udien mereka bemsaha mengubah hukum-
hukum syariat, dan menciptakan bid'ah-bid'ah di da'
lnrnnya. Mereka melakukan penrbahan kerena tidak
tahu. MereLa melakukan penggantian karena esuai
dengan tujuan-tujuannya. Dan mereka mengadakan
bid'ah karena mereka memang suka. AEirul Muk-
minin Alaihisalarz telah mengisyaratkan sebagian
kemungkaran mereka dalam don' Shaaaai Quniey-
Dan Abu Bakar pernah mengatakan, 'Sesungguhnya
s[u nsmilild syetan yang selalu menggodaku ...'."
ii Selanjutnl,a mujtahid terakhir Syi'ah, Al-Mula
Muhammad Baqir Al-Majelisi, sebagaimana yang dikutip
oleh salah seorang guru Syi'ah, Ahmad Al-Ahsa'i atau yang
diberi jululen SJnaild Al-Aubad dalam Syarah Az'Ziyarah
AIJ amiht Al- Kabir (III/r8g), mengatakan,
'Si tukang sihir inlnh Abu Bakar, ei thaghu, ialsh
IJmar, dan syetan-syetan ialah Bani Umayyah dan
Bani Al-Abbas. Golongan mereka ialah para pengikut
mereka dan orang-orang yang telah merampas wa-
riean kalian benrpa imamah, fa.i', tanah di Fadak,
bagian seperlima, dsn lainnya."
i* Al-Mula Muhammad Baqir Al-Majelisi yang oleh
kanrn Syi'ah diberi jululon Slxaikh Al-Islam dalam Bilmr N-
Anwar (IJOOilT 268), mengatakan,
"Kemudian knrni fsffi menguraikan lebih lanjut
pembicaraan kami yang mengecam Abu Bakar dan
Umar dalam krtab AIFitan I{ami hams utengemu-
kakan apa yang pemah dikatakan oleh Al-Ihfami
untuk mengingatkan orang yang membaca doa ini

Past ll: At<i&h-Alct&tt syi'ah ted1El4p /f,un ... 149


akan keserakahan orang{rang seperti mereka. Mu-
dah-mudahan kutukan Allah atas mereka dan siapa
saja yang mendukung mereka."zo
ii Di sini ada satu lelucon, bahwa AMul Husain
Sprafuddin Al-Musawi yang pernah dilcunjungi oleh Syaikh
Musthafa As-Siba'i di kediamannya meriwayatkan dalam
kitabnya Al-M$alis Al-Falhirahfi Ma'dam Al-'Itrah Ath-
Thahirah, hal. 3r, Muassasah Al-Wafa'-Beirut tahun r4oo
Hijriyah, dari Al-Imam Ash-shadiq yang berlepas diri
darinya dan orang-omng sepertinya, pada suatu hari ia
berdiri di depan kubur kakeknya Al-Husain Alaihissalam,
lalu iaberkata,
"Aku bersaksi bahwa Anda menjalankan ehalat, me-
nunaikan z-akat, menyuruh kepada yang ma'ruf,
mencegah dari yang mungkar, taat kepada Allah
serta Rasul-Nya, beribadah kepada-Nya dengan
murni, dan berjuang di jalan-Nya deugan sabar dan
tabah hingga kematian datang kepadamu. Semoga
Allah mengutuk umat yang telah membunuh Anda.
Semoga Allah mengutuk umat yang telah menzalimi
Anda. Dan semoga Allah mengutuk umat yang
mendengar hal itu tetapi mereka merestuinya."
Saudara kami sesama Muslim, tahukah Anda apa yang
dimalaud oleh orang sesat ini dengan trmat yang ia kutuk?
Sesungguhnya umat yang membtrnuh Al-Husain dan umat
yang mendengar peristiwa itu tetaPi mereka diam saja

a lnna lillahi wa inna ilaihi raii'un. Sungguh suatu bencana besar


kalau di tengah-tengnh kita ada orang yang menyerukan kerukunan
dengan Syi'ah dan monganggap mereka sebagai saudara seagama'
lvl€rska suka meniru sikap hakiki orang'onng Attli Sunnah. Biarkan
saia apa kata orang-orang yang nrnlilat moreka' baik sengaia mau'
pun lidak sengaia.

150 MengungfiapllakkdSfi'atl
sesuai dengan keyakinan mereka, ialah Ahli Sunnah wal
Jama'ah. Hal ini diungkapkan oleh seorang do}tor Syl'ah
bernama Muhammad At-Tijani ^A'.s-samawi dalam kitabnya
Asy-Syi'ah Hum.4hluAs-$nnah, hd. 3oo. Ia mengatakan
sebagai berikut,
"Jika kita menginginkan bukti lain, mau tidak mau
kita harus menganalisa eikap kaum Ahli Sunnah wal
Jama'ah terhadap peringatan hari Asyura'. Pertama,
coba perhati[.an, bagaimana sikap meneka yang diam
saja bahkan terkesan merestui dan mendukung atas
peristiwa pembunuhan Al-Husain ...."
Dengan demikian jelas bagi Anda bahwa AMul Husain
Syarafuddin telah menggunakan taqiyah terhadap Syaikh
Musthafa As-Siba'i ketika ia berkrurjung ke rumahnya untuk
menyerukan kerulcunan antara Syi'ah dan Ahli Sunnah.
Dengan penuh semangat orang penganut Rafidhah yang
licik dan culas ini menawarkan ide kenrlcruran. Dalam batin
ia yakin bahwa Musthafa As-Siba'i2r adalah termasuk bagtan
dari umat yang merestui peristiwa pembantaian Al-Husain
Radhiyallahu Atthu, dan menurutnya balasannya ialah lu-
tukan. Sementara bukti yang ada bertentangan dengan
riwayat Abdul Husain. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
menyimpan syafaatnya untuk orang-orang yang melakukan
dosa besar dari umatnya berdasarkan riwayat para ulama
Syi'ah sendiri.

2' Dialah orang yang pergi mengunjungi orang diyakini kafir dan
dikutuknya. lnilah salah satu virus pandangan negatif lkhwanul
Musliminterhadap masalah kerukunan antara Syi'ah dan Ahli Sunnah.
Tokoh organisasi ini, Hasan Al'Banna selalu menyerukan hal itu. Se'
baliknya ia melarang melakukan penelitian dan kajian terhadap lasa-
lah ini, seperti yang dicerttakan oleh Al-Tilmisani. Akibatnya, Doktor
At-Tiiani harus pergi menguniungi orang yang ia yakni kafir, sepeili
yang akan diceritakan oleh Doktor Musthafa A.s'Siba'i nanti.

Pasat lt: Aki&h-Akidah Syi'ah terha&P lsbm . .. 1 51


Diriwayatkan oleh guru Syi'ah, Ibnu Babawaih Al-
Qummi Ash-Shaduq dalam Uyun Al-Alchbar (I/rg6),
terbitan Teheran, bahwasaryra Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, "Sesungguhryra ryafaatku adalah bagi
umatku yang melakukan dosa besar. Kitabullah Azza wa
Jallo mengabarkan kepada kita, 'Don lwndaklah ada di
antara lcamu segolongan umat yang ditampillcan kepada
manusia...." (Ali Imran: tga) Anah juga berfirman, uDan
demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi
scksi atas Qrcrbuatan) mcnusia." (Al-Baqarah: r43)
Bagaimana mungkin umat Rasulull ah Shallallahu Alaihi
ua Sallamadalah umat yang dikutuh wahai musuh Allah?
t*Sesnngguhnya Al-Husain Radhiyallahu Anhu dibu-
nuh karena penglhianatan orang-orang Syi'ah terhadapnya.
Hal itu berdasarkan riwayat mereka sendiri, sebagaimana
yang telah kami kemukakan dalam pasal Para Penentang
Menunfi Keyakinan Syi'ah Adalah Kaum Ahli Sunnah wal
Jama'ah. Coba Anda tengok lagi.
l*Tentang ucapan At-Tijani dalam kitabnyaAsy-$ri'oft
Hum Ahluz{s-Sunnoh, hal. 3or-3o2, "Sesungguhnya orang-
orang Ahli Sunnah suka mengadakan upacara Hari Asyrra',
menjadilran hari itu sebagai hari raya, dan membuat hadits
maudhu'tentang keutamaan hari tersebut', maka jawaban-
nya ialah:
Bahwasanya yang dilakukan oleh orang-orang Ahli
Sunnah pada Hari Asytrra'ialah berpuasa demi mendekat-
kan diri kepada Allah Az.za wa Jalla. Dan sekarang giliran
kami yang ingin mengajukan pertaryaan kepadamu:

152 MengurEkap tlaldlcai Syi'ah


Apakah hari yang di dalamnya lllahAzxnwalallame-
lebur dosadosa ini disebut hari kesedihan atau hari kegem-
biraan?
Jika kamu menjawab, "Sesungguhnya ihr hari kese-
dihan", berarti kamu telah mendekatkan diri dengan dirimu
sendiri.
Jika kamu menjawab, "Sesungguhnya itu had kegem-
biraan", maka ihrlah yang dikehendaki dari Hari Asyura'.
Dan jika kamu bertanya, apa dalilnya?
IGmi jawab, dalil yang menjadi dasarnl,a ialah beberapa
hadits shahih yang juga diriurayatkan oleh Htab-kitab pe-
gangan kalian. Misalnya saja ulama kalian, Abu Ja'far Ath-
Thusi dalam Al-Istibshcr (Illryq), dan ularna ahli hadits
kalian, Muhammad bin Al-Hasan Al-Humr Al-Amili dalam
Wasa'il Asy-Syi'oh (YllI SSl), mengetengahkan tiga riwayat
tentang keutamaan Hari Asyura' sebagai berilart:
r. Diriwayatkan dari Abu Abdullah Alaihissalam dari
ayahnya, bahwasanya Ali Alarhissalam berkata,
"Berpuasalah Asyura, yakni pada tanggal kesem'
bilan dan kesepuluh, karena sesungguhnya hal itu
dapat melebur dosa selama setahun."
2. Diriwayatkan dari Abul Hasan4larhissalam,ia berkata,
"Rasulullah Shallaltahu Alaihi wa SaIIam drn ke-
luarganya biasa berpuasa pada Hari AgJrura'."
g. Diriwayatkan dari Ja'far dari ayahnya Alaihimas Salam,
ia berkata,
"Puasa Asyura' itu dapat melebur dosa setahun."
rr Itulah sebabnya onang-orang Ahli Sunnah sama ber-
puasa pada Hari Asyura' demi mengikuti petunjuk Nabi

Pasal ll: Alci&h-Al<i&h Syi'al, talrl&p lstam ... 153


terpilih ShaltallahuAlaihiwa Sallam- Sementara kamu dan
para penglkuunu tanpa peduli justru sama meratap di hari
ihr. Padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamber-
sabda,'Meratapadolahtermast*perbuatanala jahiliyah-"
Hadits ini jtrga diketengahkan oleh tokoh ulama ahli hadits
kalian, Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Babawaih
Al-Qummi Ash-shaduq dalam kitab Fcgih Mon LaYaMhu'
nthuAl-Fagrh, jilid II, hal. 27t'272.
li Disebutkan dalam riwayat Al-Allamah kalian Al-
Majelisi dalam kitab Brhar Al'Anwar, hal. 8z-ro3,'Meratap
adalah perbuatan orang-orang jahiliyah." Selamat untulanu
yang biasa melakukan perbuatan-perbuatan ala jahiliyah'
Dan selamat untuk para penganut AhIi Sunnah wal
Jama'ah yang biasa berpuasa pada hari di mana Allah me-
lebur dosadosa selama setahun, berdasarkan riwayat kalian
sendiri.* Kami merasa perlu mengingatkan kepada pem-
baca yang budiman, bahwa topik buku kecil ini ialah upaya
mengungkap hakikat mazhab Syl'ah dan sikapnya terhadap
Ahli Sunnah wal Jama'ah. Bukan menyanggah kebathilan
para pengilctrtrya. Soalnya untuk masalah tersebut, secara
khusus kami telah menulis bular lain yang tebal lebih dari
lima rahrs halaman. Kami memohon kepada Allah semoga
dengan buku tersebut Dia berkenan memberi manfaat bagi
kaum Muslimin, dan menjadikannya sebagai amal yang
murni unhrk memperoleh keridhaan-Nya.

2 Untuk lebih detailnya, silahkan baca kitab Man Qatala Ab


Husain? oleh Abdullah bin Abdul Aziz, terbitan Kairo.

154 MengungftaP Hakikat SYI'ah


D. Suka Cita Syi'ah atas Kematian Umar Radhiyallahu
Anhu dan Mereka Men$anggap Hari Kematiannya
sebagai Harl Raya Mereka
Sesungguhnya orang-orang Syr'ah Itsna Asyar bersuka
cita dan bergembira atas kematian Umar Radhiyallahu
Anhu. Mereka mengangtap hari kematian Umar sebagai
hari raya bagi mereka. Bahkan menurut mereka, hari
kematian Umar merupakan kemurahan dari Allah sehingga
pada hari itu Dia tidak menulis dosa sama sekali atas orang-
orang Syr'ah. Mereka menamakan hari tersebut dengan
beberapa nama. Antara lain: hari istirahat, hari berkah, hari
suka cita S1ri'ah, dan masih banyak lagi.
Diriwayatkan oleh AI-AIlamah Syi'ah Al-Majelisi dalam
Bihar Al-Anwar, jilid XC\/, hd. 35r-35S; dan juga oleh
Ni'matullah AlJazairi dalam Al-Anwar An-Nu'maniyah,
jilid I, hal. ro8-rrr, dengan judul Nunrn Samawi (Cahaya
LangrQ yang mengungkapkan pahala kematian Umar bin
Khaththab.
Salah satu bukti yang menunjukkan orang-orang Syi'ah
mempercayai riwayat-riwayat tersebut ialah apa yang ditulis
dalam kitab Agdu Ad-Durar fi
Baqi Bathni I/mar, hal. 6.
Kitab ini masih berupa manuskrip yang belum sempat
dicetak, dan masih tersimpan di perpustakaan Ridha di
Rambo, India, dengan kode nomor 2oo3. Sang penulis
membuat sebuah pasal dengan judul Pasal Keempat
Tentang Penjelasan lGadaan Suka Cita Orang'arang
Syi'ah Pada Hari ltu.la kemudian menulis beberapa bait
lagu tentang hari itu. Ia mengatakan,
"lni adalah kalimat-kalimat kecil yaIE elok, dan lafazhlafazh
kecil yang indah. Had itu tebit harapan dad segenap ufuk.
Angin pun berhembus lembut pagi dan petang mengiringi

Pasal lt: Aki&h-At<i&tt Syi'ah tedadap lsbm ... 155


kematian orang yang tidak beriman kepada Allah dan had
Kiamat yakni Umar bin Khaththab yang jahat, yary
memfihah banyak orang, dan yang gemar memproduksi
kerusakan di muka bumi sampai kelak hari kebangkitan'
Gelas4elas kegembiraan taisi penuh, dan dari sadpati
arwah yang telah tiada dirnmpur dengan air jemih dan
dengan air yang sangat bening.'

Selanjutnya ia mengakhiri kalimat-kalimat tersebut de-


ngan mengemukakan beberapa bait qna'ir cukup panjang
yang menggambarkan rasa suka cita atas kematian Umar
bin Khaththab RadhiyallahuAnhu, hal. 9-rr. Berikut kutip-
an dari bait-bait sya'irtersebut:
Aku merasa gembira di hari ketika angin berhembus
membawanya
menyalakan api neraka sa ir yang sarqat panas
ia tinggalkan si Lata yang menangisi dan meratapinya
di tengah{engah para penguasa yang khianat dan kafir
setiap yang zalim darigolongan manusia dan jin
pun ikut menangisi ahs kesesatannya
Ayo, bertedaklah sekeras-keranYa
karena iniadalah hari raya Fatimah
hari kegembiraan atas tertembusnya perut Umar
hari ketika sang surya kesesahn mengalami gerfiana
hari ketika segenap keluarga Nabi merasa besuka cita
begitu pun dengan semua yang menyayargi rnereka
baik dari kota maupun desa
hari ketika iblis yang sesat menierit-jerit pilu
di tengah sekumpulan jin dan manusia yang juga sesat
para pembela Umar terhenyak,
lalu npreka berduyun{uyun menghampirinya
dan ketika mereka srdah sama berkumpuldisekitamya

Mengungkap Hakikat S$'ah


seseomng rrcngabarkan kepada mereka
tentang berita kematian Unnryang tidak lama lagiakan tiba
di tengahtengah mereka ia berpidato:
'Hari ini pilar kekafiran dan kejahatan telah mati
hari ini pemimpin orarq{rang munafik tehh mati
hari ini dedengkot iblis yang menguasaijin dan manusia
telah mati
hari ini omng yang sehlu membelaku rnembikin bid'ah telah
mati
hari ini tokoh kezaliman telah mati
hari initali kejahatan telah lepas dan kekufunan berda
diambang keharrcuran
hari ini guruku yarg munafik blah mati
hari iniorang yarq selalu aku banggakan telah mati
Aduh, celaka sepeninggalannya siapa lagi yang bisa aku
harapkan
dapat mengacaukan urusan-urusan agama
aku sudah tedanjur terpesona
pada tirdakan-tindakannya yang serba murgkar
berakhir sudah keajaiban-keaiaiban kekufuran
yang sulitdipahamioleh manrcia kecualiyarq mau bepikir
WahaiAbu Lu'lu'23,
selamat untukmu yang telah membunuh siculas
kamu robek perutsi musuh Allah pembikin bU'ah
kamu dapaten pahala Karun karcna blah nremfunuh
penyesat yang te{ah rnenyakiff Nabi berikut segenap
keluarganya yang strci

a la adalah Abu Lu'lu'ah Al-illaiusi, dan iangnn kamu lupa bah-


wasanya orang syi'ah rnnluluki pembunuh Unar Radhiyallahu Anhu
dengan jufukan, Baba Syuja'uddin', liturl Al-Kuna wa Al-Alqab }lrya
Abbas Al-Qummi, 1/147.

Pas€l ll: Aki&h-Ald&h syi'ah tednd8lp lstan ... 1tl


telah kau bunuh orang yang peftuna kalimerrcntang
keluarga nabi
sepanjang haridan sepanjarB zaman
telah kau bunuh Fi/aunnya Ahlul Bait
yang berani menargguhkan berlakunya takdir
telah kau bunuh lambarB kehsikan dan kesesatan
telah kau bunuh orang yang ingkar kepada Sang Khaliq
telah kau bunuh onang fasik yang selalu bikin kisruh
telah kau bunuh orang yang selalu menenhng Ali
telah kau bunuh onang yang selalu mengulang kekafiran,
secara diam{iam maupun terang-terangan
Hari kematiannya inilah yang disebut had naya sejati
ketika arwah-arwah kembali kepada sosoknya
hanya Abu Bakar yang perhma kali menanamkan
permusuhan
dan hanya Umar yang pertama kali menanamkan kezaliman
keduanya adalah haghut
yang memfihah sebagian besar manusia, dari kota dan dari
desa
mereka sesat sekaligus menyesatkan
celaka, kelak mereka akan tebaring dinenaka Saqar
si Utsman pun menampakkan keanehan di tengahtengah
manusia
ia berjalan di antara mereka dengan rupa yang buruk
didalam lslam aku lepas tangan daritindakan ketiga orang
itu
dalam menitijalan kepada Allah
aku berharap Allah berkenan menolongku
bisa melihat dengan mata kepala sendid
kedua orang itu dibongkar kubumya

158 Mengungkap Hakikat Syi'ah


sepertiyang dikatakan Nabi kepada kamizr
mereka pastiakan diperlihafl<an didepan seluruh makhluk
mereka disalib pda batang pohon kurma, lalu dibakar

sffi2h

2t
Ketika itu yang memborgkar kubur dua orang tersebut adalah
Al-Mahdi, monurut sarpkaan orang Syi'ah.

Pasl ll: Aki&h-Akt&t Syfahtaiudrip tstaizr.... 159


Pembahasan Kellma Belas
KECAMAN SYI'A}I TERI{ADAP EMPAT IMAM
MAZIIAB AIIU STJNNNI

esungguhnya ketika orang-orang Syi'ah pura-pura


memperlihatan sikap hormat kepada empat imam
Ahli Sunnah wal Jama'ah, )'akni Imam Abu Hanifah, Imam
Malik,Imam Syaf i, dan ImamAhmadbin Hanbal Rahima-
humullah, itu hanya sekedar basa-basi karena mengamalkan
taqiyah.
li Diriwayatkan oleh Tsiqat Islam Al-Kulaini dalam Al-
Kafi (US8) di Teheran, dari Sama'ah bin Mahran dari imam
Syi'ah yang ketnjuh, Abul Hasan Musa Alarhissalam dalam
sebuah hadits,
'... Apabila datang kepada kaliansesuatu yang telah
kalian ketahui, maka katakanlah hal itu. Dan apa-
bila datang kepada kalian sesuatu yang tidak kalian
ketahui daripadanya -sambil menunjuk ke mulut-
maka semoga Allah melaknati Abu Hanifah. Inilah
yang dikatakan oleh Ali Alaihissalan, aku sendiri,
dan para sahabat."
Riwayat ini juga dikemukakan oleh seorang ulama ahli
hadits Syr'ah, Al-Humr Al-Amili dalam Wasa'il Asy-Syi'ah
()fE[/zg), terbitan Beirut, maka rujuklah.
rI Diriwayatkan oleh seorang sandaran ulama ahli
hadits Syr'ah dibidang AlJarah wa At-Ta'dil, Muhammad
bin Amr AI-IGsysyi dalam kitabnya llchtiyar Ma'rifat Al'

160 MengungkapHakikatSyi'ah
Rijal, atau yang lebih dikenal dengan judul RijalAl-Kasysyi,
hal. r49, terbitan Masyhad-Iran, dari Hanrn bin Kharijah, ia
berkata, "Alar bertanya kepada Abu AMullah Alaihissalam
tentang fi nn an Nlah Az,za wa Jalla surat Al-An'arn ayat 82,
'Orang-otang yaag berimaa dan tidak mencampur-
adukkaa iman meteka dengan kezaliman'Ia men-
jawab, Yaitu sesuatu yang diwajibkan oleh Abu
Hanifah dan Zurarah'."
Disebutkan dalam suatu riwayat dari Abu Bashir dari
AbuAMnllah Alaihisslam, ia berkata, 'Aku membaca ayat,
'Orang-orang yang beriman daD tidak mencampur
adukkan i-an meteka deagan kezalimaa.'Ia ber-
kata, 'Semoga Allah melindungi kita dari kezaliman
tersebut.' Aku bertanya, Apa itu?' Ia menjawab,
'Demi Allah, itu adalah seeuatu yang diada-adakan
oleh Zararah, dan Abu Hanifqh. Itu adalah suatu
jenis kezaliman.'Aku bertanya, oTermasuk zindl' Ia
menjawab,'Zina adalah suatu dosa'."2s
Juga disebutkan dalam Rijal N-Kasysyi, hal. 146, se-
buah riwayat dari Abu Bashir, ia berkata,
"Aku bertanya kepada Abu Abdullah Alaihissalam
tentang ayat,'Omng-onang yang beriman daa tidak
mencarnpunadukkan iman meteka dengan keza-
Iiman.'Ia menjawab,'Mudah-mudahan Allah melin-
dungi kami dan Anda, wahai Abu Bashir, dari keza-
liman tersebut. Itulah yang dianut oleh Zurarah beri'
kut murid-muridnya, dan juga oleh Abu Hanifah
berikut murid-muridnya."

6 Litrat, Rijal Al-lhsysyi,hal. 145.

Pasal ll: Akt&trAl<i&h Sy'ah tarra@ry. ts&lnt ... 161


* Disebutkan dalam Rijal Al-Kasysyr, hal. r87, dan
Majma' Al-Ry'al oleh Al-Qahba' i, (,III 0,terbitan Asbahan,
"sesungguhnya Abu Hanifah berkata kepada seorang
Syi'ah penduduk Thaq, dan ketika itu Ja'far bin
Muhammad, Alaihissalam t€lah meninggal dunia,
'Wahai Abu Ja'far, sesungguhnya imammu sudah
meninggal dunia.' Abu Ja'far menjawab, "Tetapi
imammu adalah orang yang ditunggu-tunggu sampai
pada hari yang telah ditentukan-' Yang dimaksud
ialah syetan."
* Diriwayatkan oleh Syi'ah, seperti yang terdapat dalam
Rijal AbKasysyi, hal. r9o, bahwasanya Jabir AlJufi pada
suatu hari menemui Abu Hanifah. Abu Hanifah berkata,
"Saya dengar ada suatu masalah tentang kalian go-
Iongan Syilah." Ia bertanya, 'Apa itu?" Abu Hanifah
menjawab, 'Saya dengar jika ada yang meninggal
dunia di antara kalian, tangan kirinya kalian retak-
kan supaya kelak ia menerima buku catatan amal-
nya dengan tangan kanan." Ia menyangkal, "Itu men-
dustakan kami, wahai Nu'man. Tetapi saya juga
mendengar tentang kalian, wahai pengikut mazhab
Murji'ah, apabila ada yang meninggal dunia di
antara kalian, anusnya digodat" lalu dituangi se-
genggam air supaya kelak pada hari Kiamat ia tidak
akan kehausan." Abu Hanifah berkata, "Itu mendus-
takan kami dan juga kalian."
* Seorang guru Syi'ah, Muhammad Ridha Ar-Radhwi
dalam kitabnya Kadzdzabu Ala Asy-Sgi'ah, hal. r35, terbitan
Iran, mengatakan sebagai berikut,

162 Mengungkap Hakikat SYi'ah


"Semoga Allah memburukkan kamu, wahai Abu
Hanifah. Bagaimana kamu mengatakan kalau ehalat
itu bukan bagian dari agama Allah? ..."
ii Dalam htab Kadzdz.obu Ala Asy-Sylalu hal. z7g,
Ridha Ar-Radhwi juga mengatakan,
'Seandainya para penyeru Islam dan Ag-Sunnah
mencintai Ahlul Batt Alaihimuesalaa, tentu mereka
akan mengikuti keluarga Nabi tersebut. Dan tentu
mereka tidak qkan mengambil agama mereka dari
orang-orang yang menyesatkan mereka. Contohnya
seperti Abu Hanifah, Asy-Syafit, Malik, dan Ibnu
HanbaL"
ti Seorang ulama Syi'ah, As-Sayid Ni'mahrllah Al-
Jazairi dalam kitabnya Orhosh Al-Anbiya', cetakan kede-
lapan, hal- 947, terbitan Beirut, mengatakan sebagai berilart,
"Aku katakan ini untuk mengungkapkan kepadamu
tentang banyak hal. Antara lein kebathilan ibadah
yang dilakukan oleh para penentang. Sebab sekali'
pun mereka mel,akukau puasa, ehalat, haji, zakat.
dan ibadah-ibadah serta ketaatan-ketaatan lainnya,
bahkan mereka lebih rqiin daripada yang lain, na-
mun meneka mendatangi AUah Ta'ala bukan lewat
pintu-pintu yang Dia perintahkan untuk dimasuki.
Mereka menjadikan empat imam ,nazhab sebagai
sarana-Barana dan pintu-pintu yang dapat mengan-
tarkan mereka bertemu Tuhan. Mer,eka mengambil
hukum dari empat imam mnrhab tersebut. Mereka
mengambilnya dari kiyas-kiyas, istinbath-ietinbath,
pendapat-pendapat, dan ijtihad yang dilarang oleh
Allah. Bahlran Allah mencela mereka karena men-

Pe6€l ll: Alci&h-Alffih Syl'ahtaMp ttun... lGl


campuradukkan sebagian dari hal itu ke dalam
agatDa."
tcami ing'l mengatakan, itulah yang mereka yakini
dalam menetapkan diri sendiri. Dan itulah yang mereka
ajarkan kepada generasi-generasi muda mereka. Selanjutrya
gum mereka, Doktor Muhammul At-Ttjani menyatakan te-
rus terang kepa& kaurn Ahli Sunnah dan meugtrngkapkan
rasa permusuhan yang disembunyikan oleh Syi'ah terhadap
mereka, bahwa mereka adalah para pembangkang. Dalam
kitabnya Tsumma lhtadaiu, hal. rzT, Muassasah AI-Fil<ri-
Beirut dan Inndon, ia mengatakan sebagai berikut,
'Disebabkan d.alam keempat mazhab terdapat ba-
nyak perselisihan, maka jelas ini bukan dari sisi
Allah maupun dari sisi Baaul-Nya."
Kitab hrlisan At-Ttjani ini juga dicetak oleh Persahran
S,ri'ah Internasional di India dengan beberapa versi bahasa.
Demikian yang diakui sendiri oleh At-Tijani dalam kitabnya
Fas'aluAhlaAl-Dzibi, hal. u, cetakan pertama-Beirut 1992
Masehi.
* At-Tijani dalam kitabnya Asy-Syi'ah Hum,tthlu As-
Sunnaft, hal. 84, mengatakan,
'Bagaimana kami tidak heran terhadap orang{rang
yang mengaku dirinya sebagai Ahli Sunnah wal
Jama'ah, sementara mereka terdiri dari beberapa
jama'ah, yaitu jama'ah Maliki, jama'ah Hanafi,
jama'ah Syafii, dan jama'ah Hanbali. Produk-produk
hukum mereka berbeda satu eama lafur."
Dalam kitab yang sama hal. 1o4, ia mengatakan,
'Dengan demikian kami paham kenapa mazhab-
mazhab yang diciptakan oleh para penguasa yang

164 MengungkapHaklkatsyi'ah
tengah berkuaea ini tersebar luas ke mana-mana.
Oleh para penguasa tersebut, mazhab ini dinamakan
mazhab Ahli Sunnah wal Jama'ah."
Dalam kitab yang sarna hal. 1o9, ia mengatakan,
Tang penting bagi kami dalam pembahasan ini ialah
menjelaekan berdasarkan bukti-bukti yang kuat,
yakni bahwa [sgmFat mazhab Ahli Sunnah wal
Jama'ah isleh rna2[s[-mazhab yang diciptakan oleh
politik...."
Dalam kitab yang sama hal. 88, ia mengatakan,
"Kami lihat Abu Hanifsh menciptakan suatu mazhab
dengan berdasarkan kiyas dan meugamalkan pen-
dapat, bukan berdasarkan nash-nash yang tegas.
IGmi lihat Malik menciptakan suatu mazhab dalam
Islam. Demilrian pula yang lrami lihat pada Asy-
Syafri danAhmad bin Hanbal."
Dalam kitab yang sama hal. 93, ia mengatakan,
"Begitu}ah yang kami tahu, bahwa alasan tensebar-
nya mazhab Abu Hanifah sepeninggalannya, karena
Abu Yusuf dan Asy-Syaibani, pengikut sekaligus
murid Abu Hanifah 6srnilild hubungan yang cukup
dekat dengan Harun Ar-Rasyid khalihh dari Dinasti
Abasiyah. Mereka berdtra punya peranan yang besar
bagi stabilitas kekuasaan sang ft[alifah berkat du-
kungan dan pembefuennya. Hann Ar-Rasyid meno-
lak lelucon dan perkataan yang keji kepada siapa
pun tanpa ada rnekomendasi mereka berdua. Akibat'
nya, Abu Hanifrh menjadi ulama sangat besar, dan
mazhab fiqihnya adalah mazhab yang paling banyak
diikuti, kendatipun slamg-qlsma lain pgaganggap'
nya orang kafir dan zindiq."

Pasl ll: ki&trMh Syi'at teillgr&ip ls&rnt... 165


Dalam Htab yang sama hal. rz5, ia mengatakan,
"Dengan flsynikiaa, sekali lagi kita menjadi jelas ber-
dasarkan bukti-bukti kuat yang tidak bisa ditolak,
bahwa Syl'ah Imamiyah adalah kaum Ahli Sunnah
Nabi yang sejati, dan bahwa orang-orang Ahli
Sunnah wal Jama'ah telah tunduk kepada para
pemimpin serta pembesar mereka yang menyesatkan
dan membiarkan mereka meraba-raba dalam kege-
hpan. Mereka telah ditenggelamkan dalam lautan
kekufuran terhadap nikmat-nilrmat, dan dibinasakan
dalam belantara kezaliman."
Dalam kitab yang sama hal. 168, ia mengatakan,
"Ihmi katakan kepadanya, bahwa seluruh pengikut
{[i $snnah wal Jama'ah berikut para pemimfin
mereka telah meuyalahi eunnah Nabi yang jelas,
mencan'Fakkan begitu saja, dan membiarkannya
terlantar."
Dalam htab yang sama hal. zST,iamengatakan,
"Ahli Su"nah wal Jama'ah bohong. Sesungguhnya
mereka t€lah melanggar sebagian besar sunnah
Nabi."
Bahkan At-Tijani begitu bersemangat menuduh mereka
telah menyalahi ajaran-ajaran Islam. Kalau begitu, apa per-
lunya ada seruan kerukunan dengan Ahli Sunnah kalau
mereka tetap memandang kita dengan pandangan pennu-
suhan seperti itu? IGnapa ulama-ulama Syi'ah suka beper-
gian dan melalnrkan kunjungan-kunjungan ke berbagai
negara Islam, terutama At-fijani ini?
Jawabnlra, karena taqiyah yang telah kami bicarakan
dalam pasal tersendiri dalam buku ini. Dan di balik ittt

166 MengungtapHaldkatsyi'ah
mereka punya target lain, yakni ingin menyebarluaskan
mar.hab mereka
Kami lihat At-fijani yang culas, tidak punya rasa malu,
dan tidak punya sopan santun terhadap para ulama Islam
ini, tampil lalcana bunglon ketika ia mengunjungi Bombai,
India. Ia ditemui para ulama Ahli Sunnah dengan watak dan
kebathilan-kebathilan Syr'ah. Ia berbicara di hadapan me-
reka dengan penuh basa-basi, seperti yang ia tegaskan
dalam kitabnya Fos'alu ,Ahla Al-Dzilai, hal. rz. Ia menga-
takan,
"Bertakwalah kepada All,ah, wahai saudara-sauda-
raku. Tuhan kita sama, Nabi kita sarna, kitab kita
sama, dan kiblat kita jugp sama ....'
IGmi ingin bertanya, lagaimana mereka mau menjadi
saudara-saudara At-Tijani yang begitu kejam menjelek-
jelelkan mereka serta para pemimpin mereka seenalarya
sendiri? Sesungguhnya ini adalah makar, kebohongan, dan
tipumuslihat.
l* Selanjutnya coba Anda simak bagian isi sepucuk surat
yang pernah dikirimkan oleh At-Tijani kepada SJxaikh Abul
Hasan An-Nadwi, seperti yang tercantturl dalam kitabnya
Fas' alu Ahla Al-Dzilai, hal. r+.
"Aku ingin menyatakan suatu sikap yang tulus dan
tegas bahwa Anda adalah termasuk orang{rang
yang dibebani tanggung jawab oleh Allah sepanjang
Anda berbicara atas nama Islam di tempat tersebut
,,

grpi ingin mengatakan, brgaimana Allah membeban-


kan tanggung jawab kepadanya, padahal dalam pandangan
At-Ttjani, An-Nadwi adalah seorang pembangkang yang
memeluk suatu madzab 1,ang diciptakan oleh para politikus,

Past tl: Akl&lt-r'irlldrrh Syi'ahteilui&p lstam ... 16i7


darr bahwa ia adalah termasuk orang yang taat kepada para
pemimpin dan para pembesarnya lang membuatnya me-
nempuh jalan sesat?
Apa motivasi di balik ajakan panjang lebar yang mereka
serukan untuk menrlnrnkan Ahli Sunah dan Syi'ah?
Jawabnya, motivasiqra ialah unttrk meq'ebarhraskan
mazhab S,ri'ah di tengah-tengah orang awam AhIi Sunnah,
seperti yans akan kami bahas dalam pembicaraan tentang
target Syi'ah di balik kampanye soal kenrktrnan dalam buku
ini. Target mereka ini tidak akan terwuju4 tanpa harus
mengamati tulisan-tulisan dan penelitian-penelitian yang
alran mengrrngkap keyakinan-keyakinan Syi'ah yang keliru.
Ketika membaca kitab mereka yang membahas masalah
tersebut -1lal<ni tentang segala kebathilan Syi'ah- Anda
akan mendapati mereka menyanglel hal ini dengan dalih
bahwa hal itu dapat mengancam persatuan kaum Muslimin
dan memecah belah barisan mereka. Tetapi hujatan mereka
terhadap para shahabat, kecaman mereka terhadap Al-
Qur'an, upaya mereka untuk menggoyahkan keyakinan para
pengkut Ahli Sunnah, serta intervensi mereka terhadap
para pengi}ut Ahli Sunnah yang lemah dan bodoh supaya
beralih ke mazhab SD,i'ah dengan memanfaatkan kefakiran
dan kebodohan mereka, semua itu tidak mereka sebut
sebagai ancaman dan tidak memecah shaf kaum Muslimin
dalam pandangan komunitas Syi'ah Imamiyah. Jadi, apa
yang dikatakan oleh At-Ttjani itu han)'a bualan.
s.su

168 uenomdoPtlakhtsyreh
Pembahasan Keenam Belas
PANDANGAN SYI'ATI
YANG BERTEBIHAN TER}HDAP PARA IMAM

Pertama:
Keutamaan Para lmam ltsna AsYar
Atas Para Nabi Alaihimussalam

fi esunggubnya pandangan orang-orang Syi'ah ter-


lP Uadap Ahlul Bart Rodhiy ollahu Anhum, tidak sama
seperti pandangan kia kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah
terhadap mereka. Ahlul Bait yang mereka serukan untuk
diikud, ialah para Imam Itsna Asyar yang mana mereka
lebih utamakan daripada para nabi. Benar. Mereka lebih
utamakan para imam tersebut daripada nabi-nabi Allah
Alcihimussalom.
i* Seorang grrnr Syi'ah, ds-Sayid Anrir Muhammad Al-
Kazhimi Al-Qazwini alalam kitabnya Asy-SJnoh fi Aqa'idi'
him wa Ahlcamihim, hal. 73, cetakan lcdua, mengatakan,
.para imam dari Ahlul BaitAlorhimussclcm itu lebih utama
daripada para nabi."
Ayatullah Abdul Husain Dastaghib, salah seorang pen-
d*ung Al-Khomeini, dalam kitabnl'a Al-Yaqin' hal' 46'
Daar At-Ta'aruf-Beirut, Libanon, 1989 Masehi, mengatakan
sebagai berikut, 'Dtra belas imam kita z{Iarhimussclam inr
lebih utama daripada semua nabi, kecuali Nabi terakhir
Shallallahu Alaihi wa Alihi." Barangkali salah mhr sebabnya
karena mereka terlalu Yakin.

Pa*l ll: At<&r/t-Alct&h Syt'ah tqtwlap tsbm ... 169


iIHal ]rang sama juga dikatakan oleh Al-trftomeini
dalam kitabnya Al-Huhtmah Al-Islamiyah, hd. 52, AI-
Maktabah Al-Islamiyah AI-Kubra. Ia yakin bahwa para
imam memiliki kedudukan mulia yang tidak akan terjang-
kau oleh malaikat yang delot dengan Allah dan juga oleh
nabi yang diutus. Banyak penulis dan pemikir dari kaum
Ahli Sunnah yang mengutip statemen ini.
i* Jauh sebelum mereka, hal itu zudah dikatakan oleh
guru Syi'ah, Muhammad bin Ali bin Al-Husain AI-Qummi
atau yang oleh orang-onang Syi'ah diberi julukan Ash-
Shaduq dalam kitab Uyun Alcltbar Ar-Ridha; dan guru
Syi'ah, Muhammad bin Al-Hasan Al-Humr Al-Amili dalam
kitab Al-Ffrshu I Al-Mtiimmah.
It Inilah yang dikatalon oleh Al-I(homeini,
'Sesungguhnya seorang imam 6s6ilild kedudukan
yang teryuji, tingkatan yang mulia, dan kekhilafahan
alami di mana seluruh atom di dunia ini tunduk
kepada kekuaeaan dan dominasinya. Salah satu hal
yang sangat ditekankan dalam mazhab kami ialah,
bahwa imam-imam [a6i 6smilild kedudukan yang
tidak akan dapat dijangkau oleh malaikat yang dekat
dengan Allah dan juga oleh nabi yang diutus
sekalipun."
* Ni matullah AlJazairi dalam kitabnya Al-Anusar An-
Nu'maniy ah (l / zo-zt) menjelaskan pendapat Syt'ah Imami-
yah tentang mana yang lebih utama antara para nabi atau
para imam. Ia mengatakan,
"Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada perselisihan di
antara sahabat-sahabat kami Bidhwanullahi Alaihim
tentang kemuliaan Nabi kita ShaIIaIIahu Alaihi wa
Sallam atas seluruh nabi Alaihiaussalam, berda-

17O Mengungkap Hakikat Syi'ah


sarkan beberapa riwayat hadits yang mutawatir.
Yang diperselieihkpn di antara kami irlnh tentang
keutamaan Aminrl Mukminin dan para imam yang
suci Alaihimusslam atas para nabi eelnin moyang
mereka."
Sebagian ulama Syl'ah berpendapat, bahwa para
itttam lebih utama daripada semua nabi, kecuali
nabi-nabi yang bergelar ulul azmi. Sesungguhnya
mereka lebih utama daripada para irnam Alaihimus
salam. Sebagian yang lnin berpendapat, bahwa kedu'
dukan mereka sarna. Sementara menurut sebagian
besar ulama dari generasi belakangan, para imam
Alaihimussalam lebih utama daripada nabi-nabi
yang bergelar ulul azai matpun yang lainnya. Dan
inilah pendapat yang benar."
* Seorang mujtahid terakhir Syi'ah bernama
Muhammad Baqir Al-Majelisi dalam kitabnya Mir'at Al-
Ugul, jilid II, hd. 29o, bab Beda Antara Rasul, Nabi, dan
Ahli Hadits, mengatakan,
"Sesungguhnya mere[s -6al(sudnya para imam-
lebih utama dan lebih mulia daripada seluruh nabi,
kecuali Nabi kita Muham"'ad Shalawatullahi Alaihi
wa Alaihim."
* Begitu pulayang disebutkan dalam kitabz4sh-shirath
Al-Mustaqim tulisan Al-Allamah ahli hadits, ahli ilmu
kalam, dan guru Syi'ah, Zainuddin aliasAbu MuhammadAli
bin Yunus Al-Amili An-Nabathi Al-Bayadhi yang ditashih
dan dikomentari oleh Muhammad Baqir Al-Bahbudi. Pem-
baca yang budiman, sebelum kami mengajak Anda untuk
menyimak isinya, kami ingin mengemukakan kepada Anda
pujian dan sanjungan salah seorang ulama yang menjadi

Pasal ll: Ahi&h-Aldclah Syi'att taturhp tsten ... 171


rujukan SDri'ah sekarang ini, yakni Ayatullah Abu Al-Ma'ali
alias Syihabuddin Al-Husaini Al-Mar'asyi An-Najfi Ali ke-
pada An-Nabathi dalam bentuk terjemah yang ia beri nama
Riyodh AI'Afahi dalam bi%rafi Al-Allamah Al-Bayadhi'
padabagian mukadimah.
Al-Mar'asYi mengatakan,
"Salah satu hal terbaik yang menurutku layak ditem-
patkan
-Shinth pad.a
peringkat pertama ialah kitab z{slF
Al'Mustaqim lta Mustahiqqi Al-Taqdim oleh
Al-Altamah Syeikh Zainuddin Abu Muhammad Ali
bin Yrinus AI-Amili An-Nabathi Al-Bayadhi -semoga
Allah'tmemurnikan kelembutannya dan membalas
kemuliaannya. Sungguh ini adalah kitab yang topik-
nya sangat mengagumkan. Kata Al-Allamah penulis
krte& Ar-Raudhat, selain ktt'ab Asy-Syafi oleh Sayid
Al-Murtadha Alamul Huda, saya tidak pernah me-
lihat kitab yang sepertinya. Bahkan dari beberapa
segi kitab ini lebih unggul daripada kitab Asy'Syafi''
IGmi ingin mengatakan, a& beberapa teman kami
simpatisan Slri'ah yang marah ketika dikatakan kepada
,nu""k", 'Bahwa Ar-Rafidhah adalah golongan yang paling
dusta yang membawa-bawa nama Islam'" Zainuddin AI-
Bayadhi dalam kitabrya Shirath Al-Mttstaqim (I/zo)' ce-
t l*" pertama, Maktabah Haidiriyah Al-Murtadhiwiyat li
Ihya' Al-Atsar AlJa'fari,'at, mengatakan sebagai berikut'
"Imam Malik bin Anas mengutip banyak riwayat
tentang keutamaan-keutamaan Ali bahwa ia lebih
utama daripada nabi-nabi yang bergelat ulul azai''
Wahai harnba-harnba Allah, apakah mungkin Malik bin
Anas menganggap Ali lebih utama daripada nabi-nabi yang
bergelar ulut aznn? Selanjutnya ia juga menyebutkan bahwa

172 MenCnmgltap Hakll€tSyi'ah


sebagian besar guru-guru syi'ah menganggap lebih utama
Ali daripada sebagran besar nabi-nabi yang bergelar ulul
anni.I€bih lanjut ia mengatakan,
"Sebagiran besar gum-guru kami mengauggap Ali
lebih utama daripada nabi-nabi yang bergelart uIuI
azmi karena kepernimfinannya yang bersifrt umum
dan kekhilalhtrannya yang memberikan banyak
manfaat bagi seluruh penduduk du"ia."
Benarkah selunrh penduduk dunia mendapatkan man-
faat dari kekhilafahan N Railhfuallall'uu Anhu? Sesunsguh-
nya mereka sepakatbahwa para imam lebih utarna daripada
para nabi, selain nabi-nabi yang bergelar ulul ami. Di
antara mereka memang ada yang menganggap seperti itu.
Tetapi di antara mereka juga ada yang menganggap para
nabi yang bergelar ulul azmi lebih utama daripada para
imam. Tetapi sebagan besar ulama Syi'ah cenderung pada
pendapat pertama. Ini yang berlaku pada zaman Zainuddin
An-Nabathi. Sementara sekarang ini mereka semua mene-
gaskan bahwa para imam lebih utama daripada selunrh
nabi, selain Nabi Muhammad ShallallahuAlaihiwa Sallam,
sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnl'a dan yang
kami kutip dari pendapat-pendapat ulama Syi'ab. ndak
perlu diperhitungkan orangyang mengingkari hal ini karena
mengamalkan taqiyah.
i*AI-Amili An-Nabathi dalam kitabnya Shirath Al'
Mustaqim (I/ror), tentang kesamaan Amirul Muhinin
dengan para nabi, mengatakan,
"Berkat doa Muea, Allah berkenan menghidupkan
euatu kaum, sebagaimana yang diielaskan dalam fir-
man Allah Ta'ala gurat Al-Baqarah ayat 66, "Setehh
itu kami bangkitkaa kaau *sudah kaau aati.'Dan

Parr/ tl: AtffilrAtffih *rdr.taWp tslalln ... 173


karena Ali, Allah menghidupkan kembatn Ashabul
I{ahfr, para penghuni gua. Katanya, karena AIi lah
Allah menghidupkan kembali Sam bin Nuh, dan
Allah juga menghidupkan kembali tengkorak Al-
Jalandi, Raia Ethiopia."
'I Al-Bayadhi dalam kitabnya tersebut (Uroz), menga-
takan,
"Ikan-ikan di laut sama mengucapkan sdam kepada
Afi. Allah menjadikannya sebagai imam bagi manu-
sia dan jin."
Colia perhatikan, sebelumnya Al-Bayadhi menggunakan
kalimat katanya yang berkonotasi tidak yakin. Tetapi ke-
mudian ia menggunakan kalimat 'dan Allah iuga menghi'
dupkan lcembali tengkorok AlJalandi, R$a Ethiopia'yang
bernada fkin. Ayahrllah Al-Mar'asyi tidak mau diam. Ia
setuju dengan Al-Bayadhi. Seorang mujtahid Syr'ah di Syiria
bernama Muhsim AI-Amin, seperti yang terhrlis pada
halaman g bagian mukadimah menyebut-nyebut kitab ini.
Dan ia mengatakan bahwa hal itu menunjukkan keutamaan
penulis4ra.
Ialu apa jawaban orang yang mengatakan bahwa di
kalangan ularna Syi'ah dari generasi belakangan sikap
ekstrim ittr dianggap biasa-biasa saja. Sesungguhnya orang
yang mengatakan seperti ittr adalah bodoh dan kekanak-
kanakan. Ia tidak tahu tentang propaganda Syiah. IGlau pun
tahu, yang ia ketahui han)ra sekedar kulitnya saja.
iI Dalam kitab yang sama (I/ros), Al-Bayadhi iwa
berkata kepada sahabat-sahabat AIi,
"sesungguhnya Musa dan Isa diperlihatkan mukji-
zat-mu\iizat. Dan seandainya kita diperlihatkan
salah satu mukjizat saja, kita akan merasa senang.

174 }tengungkap Hekt€t Syi'ah


Dari satu arah Ali Alaihissala^a2 memperlihatkan
beberapa surga kepada eahabat-sahabatnya, dan dari
arah yang lain ia memperlihatkan neraka kepada
mereka. Sebagian beear ulama Syl'ah mengatakan,
'Ali memperlihatkan kepada mereka kerikil masjid
Kuffah seperti pemata. Salah seorang mereka kufur,
dan Yang lain fstaP PercaYa'."
Pada halaman )ang sarna kitab Ash-Skirat Al-
Mustaqim, Al-Bapdhi mengatakan,
"Seorang penganut r"azhab Khawarij bertengkar
dengan seorang wanita. Mendengar orang itu berte-
riak-t€riak, Ali Alaihiwlam berkata kepadanya, 'Ce-
laka kamu.' fiba-tiba kepala orang I(hawarij itu
berubah menjadi kepala eeekor qrjing."
* Dalam kitab yang salnrra (Uz+r), Al-Bayadhi menga-
takan,
"Pasal kedua puluh tiga ialah keberadaan Ali
Alaihissalam sama dengan kedudukan eurat Al-
Ikhlas, sumur yang kosong, kebajikan, dan ayah para
imam."
,* Dan dalam kitab yaqg sama hal. ro5, Al-Bayadhi juga
mengatakan,
"Allah menghidupkan kembeli ssepsag lelaki dari
Bani Makhzum teman dekat Ali. Ia mengatakan,
'Aku penuhi panggilanmu, aku penuhi panggilanmu
wahai junjungan kami.' Ah Alaihissalam bertanya
kepadanya, 'Bulrankah kamu orang Arab?' Ia menja-
wab, 'Benar. Tetapi aku meninggal dunia atas ke-
kuasaan si Fulan dan si Fulan. Lalu lisanku bembah
menjadi lisan penghuni neraka'."

Pa*l ll: Altidatr4tddat Syt'at tarturcfip ls&rzt... 175


Menurut kami, siapa yang dimalsud dengan si Ftrlan
dan si Ftrlan sudah jelas, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq dan
Umar Al-Faruq Radhiyallahu Anhuma. Orang-orang Syi'ah
menjadikan si Fulan dan si Fulan sebagai contoh )rang me-
reka malcsudkan bagi nama Abu Bakar dan Umar. Secara
umum hal ittr mereka taftirkan sebagai pihak orang-orang
Ahli Sunnah.
if Dahm kitab yang sama hal. ro7, Al-Bayadhi menga-
takan,
'Ketika Ali Alaihissalam pulnng dari Perang Shiffin,
ia berbicara kepada Sungai Efrat. Seketika sungai ini
bergejola\ dan manusia bisa mendengar suaranya
yang mengucapLat dua kalimat eyahadat eerta me-
ngakui akan kekhilafah'nnya. Dalam eatu riwayat
dari Ash.Shadiq Ahihissalam, dari nenek moyang-
nya Alaihiaussalam, eesungguhnya Ali memukul
Sungai Efrat dengan tongkat sehingga sungai ini
memancarkan air yang Bangat deras. Ikan-ikannya
aama mengucapkan salam kepadanya, dan mengakui
. bahwa ia adalah huiiah Allah."
Seorang mujtahid besar Syi'ah, Muhamrnad AI-Amin
memuji-muji kitab ini pada bagian mukadimah yang menS-
iElaratl<an atas keutamaan penulisnya. Muhsin Al-Amin
dalam kitabqra Asy-Slrfldr Baina //'Haqa'iq wa Al-Aulum
membe}a Syi'ab. Ia mengatakan bahwa para pemeluk Syl'ah
terbebas dari khurafat-khurafat dan hal-hal negatif yang
dil<aitltan kepada mereka. Lihat, bagaimana ajaran taqiyah
Syi'ah menganjurkan mereka untuk selalu tampil laksana
bunglon
lI Dalam kitab yang sama (I[/5), Al-Bayadhi menga-
takan,

176 Mengrmgkap ilaldkatSyi'alt


"Dqlam riwayat Abu Dzar disebutknn, bahwa ketika
eelesai menghimpun Al-Qur'an, Ali membawanya ke-
pada Abu Bakar. IGrena isinya banyak mengungkap
aib-aib para shahabat, Abu Bakar 1"1t1 nsaqlalmya.
Umar menyumh Zaid bin Tsabit untuk menghimpun
Al-Qur'an verei yang lain. TetapiZatd' berkata,'Jika
aku melakukannya, ueahaku itu hanya akan eia-eia
belaka.' Umar lalu menyuruh Zaid menemui Ali
supaya ia mau mengubah isi Al-Qur'an itu. Tetapi
Ali menolaknya. Akhinnya Umar berencana untuk
membunuh Ali lewat tahgan Khalid. Cerita ini eudah
populer."
Riwayat tadi menyatakan bahwa orang-orang Syi'ah
tidak mqrakini keabsahan AQur'an yang beredar di ka-
langan kaum Muslimin. I(ami akan mengemukakan be-
berapa riwayatyang memastikan hal itu dalam pasaltentang
Mahdi Syi'ah yang akan mengeluarkan Al{ur'an yang
sempuma.
i[ Al-Bayadhi mengetengahkan sebuah riwayat yang
sangat aneh sebagai berikut,
'Aliberkata kepada seseorang yang membawa se-
orang budak, 'Orang ini membawa Beorang Israil.' Ia
bertanya, 'Sejak kapan seorang budak berubah men-
jadi seorang Israil?' Ah Alaihissalam menjawab, 'Se-
sungguhnya orang ini akan psninggal duttia pada
hari kelima.' Begitu meninggal dunia dan sudah di-
kubur, AIi membongkar kubur orang itu dengan
mengguuakan kakinya. AIi berdiri seraya berkata,
'Orang yang berani membantah Ali sama seperti
orang yang berani membantah Allsh dan Ra.sul-Nya.'
Ali lalu berkata kepada orang itu, 'Kembalilah ke

Pasat ll: Akicah-Akidrltt Syt'ahtolnltap ts&rtn ... 1Tl


kuburmu.' Orang itu lalu segera memaeuki Iagi ku-
burnya."
Itulah khurafat-khtrafat )rang dikemukakan oleh
Zainuddin Al-Amili An-Nabathi Al-Bayadhi, dan yang tidak
disangkal oleh Ayahrllah Al-Mar'asyi. Ini membuktil€n bah-
wa ia menerima khurafat-khurafat tersebut dan juga khu-
rafat-khurafat lainnya, tanpa perlu mencari tesaUnannya.

Kedua:
Menurut Syi'ah, Para lmam ltu Ma'shum

* Muhammad Ridha Al-Muzhaffar dalam kitabnya


AqaM Al-Imamiyah, hal. 91, Daar Al.Shafi^rat-Beirut, E€-
ngatakan,
"I(ami yalrin bahwa i-am itu seperti seorang nabi. Ia
wajib ma'shum (dij.gr) dari hal-hal yang nista dan
yang keji, secara Inhir 6aspun batin, mulai dari
kanak-kanak sampai mati, bailr sengaja atau lupa.
Seorang irnarn juga ma'shum (aijagd dari lupa dan
galah."
rl Iajugamengatakan,
"BqhLan kami yakin bahwa perintah para imam
adalah perintah Allah Ta'ala,larangan mereka ada-
lah larangan-Nya, taat kepada mereka sarna dengan
taat kepada-Nya, durhaka kepada mereka sama
dengan durhaka kepada-Nya, kekaeih mereka adalah
kekaeih-Nya, dan mueuh mereka gdnlnh mueuh-Nya.
Tidak boleh membantah mereka. Orang yang mem-
bantah mereka sana seperti orang yang membantah

178 ttegrgnrrruqreh
Rasulullah, dan yang berani membantah Rasul sama
halnya membantah Allah Tahla."
ifr Al-Khomeini dalam kitabryra Al-Huhtmat Al'
Islamiy ah, hal. 9r, mengatakan,
"Kami yakin bahwa kedudukan yang diberikan oleh
para fuqaha kepada para imam akan selalu terjaga,
karena para imam adalah orang-orang yang sulit
dibayangkan bisa lupa atau lalai. Dan kami pun
yakin bahwa para imam pasti akan senantiasa mem-
perhatikan kemaslahatan kaum Muslimin. Mereka
tahu bahwa sepeninggalan mereka kedudukan ini
tidak akan lenyap dari para fuqaha."
* Imam besar MuhammadAl-Husain IGsyif Al-Ghitha'
dalam kitabnya Ashlu Asy-Syi'ah wa tlshuhtho, hal. 59,
mengatakan, 'seorang imam wajib bersifat ma'shum atat
terjaga dari kesalahan dan dosa, sama seperti seorang nabi."
r* Seorang ulama Syl'ah Az'?anjani dalam kitabnya
Aqa'id Al-Itsna,Asyar (l[l tSil, Al-A'lami-Bairut, mengata-
kan mengutip dari Ash-Shaduq, tokoh para ulama ahli
hadits sebagai berikut,
"Keyakinan kami terhadap para nabi, para rasul, dan
para imam ialah bahwa mereka semua bersifat
mabhum dan suci dari segala yang kotor. Mereka
tidak akan melakukan dosa yang kecil maupun yang
besar. Mereka tidak akan mendurhakai Allah atas
apa yeng Dia perintahkan kepada mereka, dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. Siapa yang
menafikan slfat aabhum dari mereka barang sedikit
pun, berarti ia tidak mengenal mereka. Dan siapa
yang tidak mengenal mereka ia adalah orang kafir."

Pasal lt: Aki&h-Aki&h Syi'ahterhaclap lslan ... 179


Keti$a:
Pandangan yang Berlebihan Orang0ran$ Syi'ah
tentang Proses Penciptaan Para lmam

J* Al-I(homeini dalam kitabnya Zubdat Al-Arba'in


Haditsan, hal. 332, cet.Daar Al-Murtadha-Beirut, yang di-
ringkas oleh Sami dan dia berbicara tentang kedudukan para
imam; dan dalam kitabnya Al'Arba'una Haditsan l<ar1'a Al-
I(homeini, hd. 6o4, Daar Al-Ta'aruf-Beirut, mengatakan
sebagai berikut,
"Ketahuilah, wahai Al-Habib, bahwasanya Ahlul Bait
yang bersifat ma'shum Ahihimussalan itu menya-
mai Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam d"lam kedu-
dukannya yang bersifat rohani dan kasat mata,
eebelum terciptanya alam. Cahaya-cahaya mereka
bertasbih dan mengucikan sejak eaat itu. Dan itu
jauh di atas jangkauan kemampuan seseorang, ter-
masuk dari eegi ilmiah."
Disebutkan dalam nash yang mulia, "Wahai
Muhammad, sesungguhnya Allah Tabaraka wa
Ta'ala sel,alu dalam otoritas keesaan-Nya- Kemudian
Dia menciptakan Muhammad, Ali, dan Fatimah.
Seribu tahun kemudian AUah baru menciptakan
segala sesuatu, dan Allah meminta ftsgakeian mereka
atas penciptaan-Nya itu. Allah mengharuskan segala
eesuatu untuk taat kepada mereka, dan juga menye-
rahkan semuanya kepada mereka. Mereka boleh
menghalalkan dan mengharamkan apa saja yang
mereka kehendaki. Dan mereka tidak akan berke-
hendak kecuali dikehendaki oleh Allah Ta'ala- Selan-
jutnya Allah berfirman, 'Wahai Muhattt-ad, siapa

180 Menqlngtapllak*atSYi'ah
yang berani menentang kepercayaan ini berarti ia
keluar daripadanya, siapa yang menjauhinya ia
tertinggal, dan siapa yang setia kepadanya ia dalam
posisi yang benar. Peganglah kepencayaan ini, wahai
Muhammad'."
Itulah hak para imam Alaihimusmlam yang terdapat
dalam kitab-kitab yang menjadi pegangan Syi'ah. Hal ini
sama sekali tidak rasional, karena siapa pun tidak akan
sanggup mengetahui hakikat dan rahasia-rahasia mereka
selain diri mereka sendiri Shalawatullahi wa fulamulru
Alaihim.
i* Seorang ulama Syi'ah yang menjadi rujukan mereka,
Al-Mirza Hasan AI-Hairi dalam kitabrya Ad-Din Baina As'
Sa'ilwaAl-Mujib,jilid II, hal.7z, Maktabah Al-Imam Ash-
Shadiq Al-Ammah-Kuwait, ditanya, "tr(alau Imam Ali
Alaihissalam lebih utama daripada Nabi Musa Alaihis-
salam, lalu apa artinya ucapan Ali "Aku adalah tongkat
Musa"? Apakah Al-Imam Amirul Mukminin sebagai tanda-
tanda besar merupakan mu\iizat bagi Musa? Padahal sang
imam sudah mengatakan sendiri, "Tanda-tanda apa lagr
yang lebih besar daripada aku?"
Dengan hormat kami mengharapkan jawaban yang
rinci,lahir maupun batin. Dan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya atas jawaban Anda. Sekian.
Al-Hairi menjawab,
"Kalimat penuh berkah fafi 6smilild dua makna
atau penafsiran. Pettam4 yang dimaksud keduduk-
an Ali Alaihissalam sebagai tongkat Musa utusan
Allah ialah bahwa ia merupakan tanda yang paling
besar, mukjizat yang paling agung untuk menetap-
kan nubuwat saudaranya, putra ptmannya dalam

Pasal tt: Akicerh-Atcidalt Syi'ah teilrrrtap lslam ... 181


hal ilmu, mukjizat, dan kemuliaan-kemuliaannya.
Kedua, seeungguhnya Ali yang menimbulkan penga-
ruh pada tongkat Muea Alaihissalam. Tanpa ada
pengaruh kekuasaannya yang besar, maka tongkat
tersebut akan bembah menjadi seekor ular. Jadi, AIi
adalah pembela bagi seluruh nabi dalam pemunculan
mukjizat serta karomah-karomah mereka, pengaruh
pada hujjah-hujjah mereka, dan faktor penentu ter-
hadap orang-orang yang mengingkari risalah-risalah
mereka. Itutah yang ditegaskan oleh riwayat-riwayat
mereka atas kekuasaannya yang besar dan universal.
Jadi, ia adalah tanda kebesaran sekaligus berita
yang besar."
i* Dalam kitab yang sama jilid II, hal. 219, ia ditanya,
"Bagaimana hulcurn seseonang yang shalat membelakangi
cungkup Ali Alarhissalam? Bagaimana pendapat Anda de-
ngan crrngkup para syuhada'dan para shalihin dari putra-
putra para imam yang ma'shum? Dan bagaimana hukumnya
seseorang ),rang shalat di samping cunglop yang diberkahi?"
Al-Hairi menjawab,
Serdaearkan kesepakatan para ulama Imamiyah, ti'
dak boleh hukumnya shaliat membelakangi cungkup
Ali Al-Ma-shum, dan shalatnya bathil. Sebab meski-
pun sudah wafat, ia tetap dianggap masih hidup. Se'
mentara hukum shalat membelakangi cungkup Abul
Fadhel Al-Abbae Alaihissalan, hanya dinilai tidak
hormat dan tidak sopan dengan kedudukannya. Dan
tida}. apa-apa hukumnya shalat di samping cungkup
Ni Alaihisslaa, asalkan tidak sampai membela-
kangr kubumya yang suci yang ada di dalam cung-
kup. Mudah-mudahan Allah berkenan selalu meno'

182 uen$mCtapHddctsYi'atr
long kita untuk melakukan hal-hal yang Dia sukai
dan diridhai-Nya. Atas kebenaran Muhammad beri-
kut selurlh keluarganya yang suci, tolong kabulkan
doa kami."
li Dalarn kitab yang sama jilid II, hal r8r, Al-Allamah,
Al-Imam, dan Al-Mushlih Mirza Hasan AI-Hairi jWa di-
tanya, 'Dari para mubaligh kami mendengar bahwa
Rasulullah Shallallohu Alaihi usa Sallam memiliki cahaya
yang mengalahkan cahaya matahari dan rembulan. Jika se-
dang melewati matahari, bayangannya tidak terlihat. I(ami
harap Anda berkenan menjelaskan tentang cahaya ini."
Al-Hairi menjawab,
"Dengan nama Allah Ta'ala, semoga keselamatan,
rahmat, serta berkah-Nya senantiasa dillmpahkan
kepada kalian. Wahai putraku yang tercinta' semoga
Allah selalu menolongmu 6smperoleh keridhaan'
Nya. Ketahuilah, bahwaeanya Allah Tahla teLah
menciptakan cahaya Nabi-Nya Muhammad Shal-
lallahu Alaihi wa SaIIam dari cahaya keagungan-
Nya, sebagaimana yang telah disepakati di antara
Sylah dan Ahli Sunnah. Artinya, bahwa pada awal
wujud, Allah sudah menciptakan cahaya yang suci,
yang mulia, dan yang bersinar terang. Allah
mengaitkan cahaya itu kepada diri-Nya berikut sifat-
sifiat-Nya. Dari cahaya itulah Allah menciptakan
Muhammad, lalu Dia menciptakan AIi Amirul
Mukrninin Alaihissala.rz dari cahaya Nabi'Nya ini.
Jadi, seperti cahaya yang muncul dari cahaya. Atau
seperti lilin dari lilin yang lain. Lilin kedua ini
menggambarkan lilin yang pertama dengan segala
keistimewaannya dari sifat-sifat Ilahi. Keutamaan

Pasal tl: Aki&lt-Akidah Syi'ah tertn&p lslan ... 183


bagr cahaya yang pertama, karena i8 memang
diciptakan yang pertama. Demikian pula dengan
orang{rang yang ma'shum lainnya, yskni Fatimah
Az-Zahra' dan putra-putranya yang suci Shalawa-
tullahi Alaihia. Mereka diciptakan dari cahaya ter'
sebut sesudah Ni AlaihisffiIaal Seperti cahaya yang
muncul dari cahaya. Masing-masing dari mereka
menggambarkan Yang lain dslarn seluruh sifatnya
yang diberikan oleh Ar-Rahman berkat kebaikan ser-
ta kedermawanan-Nya. Kemudian dari lahiriah sinar
cahaya tersebut Allah menciptakan para nabi, para
rasul, para mnlaikat, da.. seluruh makhluk yang
lain."
tt Ayatullah S,,i'ah yang besar, Jawwad At-Tlbrizi dalam
komentar dan fatwa-fatwaryra terhadap kitab Shirath An-
Najat oleh Al-Khau'i, jilid III, hal. 438-439, Malcabah AI-
Faqih-Kuwait, ditanya,'Bagaimana pendapat Anda tentang
orang yang meyakini bahwa Nabi dan anggota keluarganya
Alaihimttssalcm sudah ada berikut an^rah dan jasadnya,
sebelum terciptanya alam, bahwa mereka sudah diciptakan
sebelum terciptanya Adam Alaihissalam, dan bahwa Allah
Ta'ala menciptakan bentuk mereka di sekitar Arasy. Bagai-
manajawabannya?'
At-Tlbrizi menjawab,
"Cahaya mereka Alaihimusslam sudah ada sebelum
terciptanya Adam Alaibissalaaz Tetapi mereka se-
cara materi baru diciptakan setelah penciptaan
Adam, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama
dengan jelas. Wallahu a'lam."
'|I Ia juga ditanlra, 'Bagaimana pendapat Anda bahwa
stnrktur penciptaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sal-

184 tvlaqpnd<apllakltatSyi'ah
Iam itn lebih dahulu diciptakan daripada Adam Naihis'
salam? Dan bahwa Rasulullah berikut keluargaryalah yang
menciptakan makhluk?'
Iamenjawab,
"Yang dimakeud dengan lebih dahulu diciptakan
ielah dari segi cahayanya, bukan frsiknya. Sebe-
lumnya telah dikem'rkakan bahwa Allah Ta'ab ada-
lah yang menciptakan eelumh rnakhluk. Allah ber-
firman dalam surat Al-An'am ayat LOZ,'Demikian itu
ialahAllah lbhan kamui tidak ada Ttuhan *lainDiai
Pencipta segala esuatu. Maka *mbahlah Dia; dan
dia adalah pemelihata *gala esuatu.'
Memelihara itu tidak berarti mencakup memulai
menciptakan. Ayat-ayat eenada itu cukup banyak.
Tetapi kami tidak mungkin menyebutkannya.
Terciptanya sesuatu dari eesuatu yang lain itu se-
perti terciptanya seonggok dagrng dari segumpal
darah. Terciptanya janin dari seonggok daging itu
bukan berarti bahwa yang menciptakan janin adalah
seonggok dagrng. Betapa pun Allah lah yang mencip-
takan janin tersebut dari seonggok daging. Dari sini
tampak jelas bahwa riwayat-riwayat yang menyata-
kan kalau golongan kami diciptakan dari unsur
tanah yang terbaik, atau kalau Allah menciptakan
sebagian makhluk dari cahaya ka-i, bukan berarti
bahwa keutamaan unsur tanah kami atau cahaya
kami adalah yang menciptakan. Betapa pun sang
pencipta adalah Allah. Sama seperti Allah mencip-
takan manusia dari tanah. Wallahu a'lam."
ii et-fibrizi ditanya,'Bolehkah percaya bahwa Sayidah
yang suci Fatimah Az-7ahra' Alailussalam itu bisa hadir di

Pasal ll: Akidatr-Alfuh Syt'eL tedal&rp tden ... 185


majelis-majelis kaum wanita dalam waktu yang sama, dan
dimajelis-majelis yang berbeda dengan setenaP jiwa, darah
dan dagingnya?"
Ia menjawab,
"Kehadiran Fatimah ddam bentuk cahaya di bebe-
rapa tempat dalam waktu yang saura, bukan eesuatu
yang tidak mungkin. Sebab, bentuk cahaya Fatimah
itu berada di luar tempat dan waktu. Berbeda de-
ngan jisim atau frsik yang memang membutuhkan
tempat dan waktu. Wallahu a'Iam-"
It At-Tlbrizi juga ditaryra,'Apakah ada kekhususan atau
ciri lrhas pada penciptaan Fatimah Az-?*.hra' Alaihassalam,
terkait denganberbagai obaan yang ia alami sepeninggalan
ayahqra Rasulullah Shallallahu Alaihi wo Sallom, berupa
kezaliman banrrak orang kepadanya sehingga ia pernah me-
ngalami keguguran. Bagaimana pendapat Anda?"
Iame{awab,
"Benar. Sesungguhnya penciptaan Fatimah itu sama
seperti penciptaan imam-imam yang latn' SaIamuI-
Iahi Alaihim, yaitu dengan kelembutan dari Allah
Subhanahu wa Ta'ala- Allah memang memberikan
keistimewaan pada penciptaan mereka dari manusia
yang lain. Ketika Fatimah Alaihassalam masih da-
Iam pemt ibunya, ia sudah dibicarakan. Bahkan
6qlail€t tumn kepadanya setelah Rasulullah ShaI-
Iallahu Alaihi wa Sallamwafat."

186 ir€ngun*aptlddotsyi'ah

I
Keempat:
Berlebihan dalam Mensifatl Para lmam

Untuk menerangkan sifat-sifat para imam oleh kaum


Syi'ah, kami orhrp mengemukakan beberapa bab dalam
kitab-kitab yang dijadikan pegangan oleh kaum Syi'ah.Bagt
yang membaca daftar bab-bab temebut, berkat izin Allah ia
akan tahu dengan jelas adanya sikap berlebihan terhadap
para imam Alaihimussalam hingga derajat ketuhanan :

A. Kitab Al-Kafi oleh seorotg penulis yang oleh orang'


orang Syi'ah diberi gelar Tsiqatul Islam Mulummad
binYa'qub Al-Kulaini.
Ayatullah AMul Husain Syarafuddin memuji kitab Al-
Kafi. la mengatakan dalam kitabnya Al'Muraja'at (mura-
ja'ah rro) sebagai berikut,
"Keempat kitab inilah yang menjadi rujukan dalam
segala masalah ushul (pokoD dan furu' (cabang)
kaum Syi'ah Imamiyah, mulai dari dahulu sampai
sekarang. Yakni: kttab AII{afi, kitab At Tahdzib,
lettab A.l-Istibehar, dan latab Man la Yahdhuruhu Al-
Faqih. Keempat ini sudah mutawatir, dan isinya
dijamin shahih. Al-I{afr adalah yang paling dulu,
paling besar, peling baik, dan paling cemat di antara
keempat kitab tersebut."
Daftar isi kitab Ushul Al-Kafi,jilid I, Daar At-Ta'aruf-
Beirut:
Bab: Bahwasanya para imam Alaihimussalam adalah
penguasa-penguasa Allah sekaligus Para bendahara
ilmu-Nya.

Past ll: Akl&h-Akieh syi'ah teillgldglP lsbm ... 187


Bab: Bahwasanya para imanr Alaihimussalam adalah
khalifah-khalifah Allah Ana ua Jalla di bumi-Nya
sekaligrrs pinhr-pinhr masrk-Nya.
Bab: Bahwasanya para imam Naihimussalam adalah
cahaya Allah,4za wa Jalla.
Bab: Bahwasanya ayat-ayat yang dittrturkan oleh Allah Azza
wa Jalladalam Kiab-Nya adalah para imam.
Bab: Alam yang telah ditentukan oleh Allah Azz'a wa Jalla
dan Rasul-Nya Shallollahu Alaihi ua Sallam dari
alam ini adalah bersama para imam Alaihimtssalam.
Bab: Bahwasanya yang dimaksud dengan Ar'Rosil,hina fi
Al-Ilmi (orang-orang yang mendalam ilmunya) adalah
para imam Alaihimussclam.
Bab: Orang-orang yang dipilih oleh Allah di antara hamba-
hamba-Nya dan yang diwariskan kepada mereka Al-
Kitab adalah para imam Naihimussolam.
Bab: Bahwasanya jika para imam Alathimussalcm ingin
mengetahui, mereka ptrn mengetahui.
Bab: Bahwasanya para imam Alaihimtssalam tahu kapan
mereka akan mati, dan merrcka tidak akan mati kecuali
karena pilihan dari mereka sendiri.
Bab: Bahwasanya para imam Alaihmussalam mengetahui
apa yang telah dan akan terjadi. Tidak ada satu pun
yang samarbagi mereka.
Bab: Bahwasanya setiap ilmu yang diajarkan oleh Allah
Azza wa Jallc kepada Nabi-Nya, Dia pa.*i akan me-
ngajarkanryra kepada tudrul Mukminin Alaihissalcm.
Sesungguhnya ia adalah sektrttr Nabi dalam hal ilmu.

188 MerrgnodrapHaldkatSyi'ah
Bab: Bahwasanya jika para imam Alaihimussalam terhrhrp,
tentu mereka tidak akan mengabarkan kepada setiap
orang apayang menjadi hakdan kernajibannya.
Bab: Hartrs pasrah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam dan kepada para imam dalam urusan-unrsan
agama.
Bab: Bahwasanya AlQur'an dihadiahkan kepada sang
imam.
Bab: Bahwasanya nikmat yang disebut-sebut oleh Allah
Azza wa JaIIa dalarn Kitab-Nya adalah para imam
Aloihimussalam.
Bab: Semua amal diperlihatkan kepada Nabi ShcIIaIIahu
Alaihi wa Sallam dan kepada para imam Alaihimts-
salam.
Bab: Bahwasanya pira imam adalah sumber ilmu, pohon
nubuwah, dan yang diperselisihkan oleh para ma-
laikat.
Bab: Bahwasaryra para imam Alaihimussalam adalah para
peuaris ibnu. Sebagian mercka melmariskan ilmu
kepada sebagian yang lain.
Bab: Bahwasanya para imam mewarisi ilmu Nabi dan
semua nabiAlaihimussolom serta para washi sebelum
mereka.
Bab: Bahwasanl,a para imam Alaihimussalam memiliki
semua kitab yang ditunrnkan dari sisi lrJlah Arua wa
Jalla. Mereka mengetahui semua kitab yang berbeda-
bedabahasanya.
Bab: Bahwasanya )xang mampu menghimpun semua kitab
hanya para imamAlaihimrssalam, dan bahwa sesung-
guhn)ra mereka mengetahui semua ilmu AlQur'an.

p*a it et<ta n-atwn syrah bilE1bp tslen ... 189


Bab: Bahwasaryra para imam Alaihimtssalam bertanrbah
padamalamJum'al
Bab: Seandainya para imam Alaihimussalam tidak bertam-
bah, tenttr apayang ada pada mereka alon habis.
Bab: Bahwasarryra para imam Alaihimussalam mengetahui
semua ilmu yang dikeluarkan kepada para malaikat,
para nabi, dan para rasulAlcrhimussalara

B. Bsb-bab daftar isi kitab Bihar Al-Arutor oleh muita'


hid teraWtir, Muhammad Baqir Al-Maielisi, halaman
23-27, Kitab Imamoh, Daar Al-Ihya' At-Turats Al-
Arabi-Beirut.
Bab: Bahwasaryra Allah mengangkat imam Alaih;s-
salam sebagai "ahla
pilar untuk melihat amal-amal para
hamba.
Bab: Bahwasanya tidak ada yang terhrtup bagi para imam
tentang hal ihwal golongan mereka dan semua ilmu
yang dibutuhkan oleh mereka. Mereka mengetahui se-
mua yang akan menimpa mereka, dan mereka meng-
hadapinya dengan sabar. Seandainya mereka berdoa
memohon untuk menolak musibah tersebut, doa me-
reka pasti dikabulkan. Mereka juga mengetahui apa
yang ada dalam batin, ilmu kematian, bencana-ben-
cana, kefasihan, dan kelahiran-kelahiran.
Bab: Bahwasanya para imam memiliki semua ilmu para
malaikat dan para nabi. Mereka diberi oleh Allah
semua yang Dia berikan kepada kepada para nabi.
Setiap imam Alaihissalam mengetahui ilmu imam
yang sebelumnya. Dan bumi tidak akan abadi tanpa
adaulama

190 Mengungkap Hakikat Syi'ah


Bab: Para imam Alaihimssalam memiliki kitab-kitab para
nabi Alarhimussalam. Mereka bisa membacanya de-
ngan bahasanya yang berbeda-beda.
Bab: Para imam Alaihimtssalam mengetahui semua jenis
bahasa dan bisa berbicara dengannya.
Bab: Bahwasanya para imam Alaihimussalam lebih tahu
daripada para nabi A laihimussalam.
Bab: Bahwasanya para imam Alaihimussalam tahu kapan
mereka akan mati, dan bahwasanf'a kematian tidak
terjadi pada mereka lccuali karena pilihan mereka
sendiri.
Bab: Daging mereka sesudah mati haram dimal€n bumi,
dan bahwasanya mereka segera diangkat ke langit.
Bab: Setelah mati mercka bisa melihat, dan dari mereka
muncul hal-hal 1lang gaib.
Bab: Bahwasanya nama-nama mereka terhrlis di Arasy, di
Al-Kursi, di Iauh Al-Mahfuzh, di dahi para malaikat,
di pintusurga, dan di lainnya.
Bab: Bahwasanya para jin a&Iah pelayan mereka yang
tunduk dan menanyakan kepada mereka tentang hal-
halyanggaib.
Bab: Mereka sanggup menglidupkan lembali orang yang
telah mati, menyembuhkan penyakit hrsta, dan me-
miliki semna mu\iizat para nabi A laihimussalam.
Bab: Bahwasanya awan ditnndukkan unttrk mereka, dan
semua sarana dimudahkan bagi mereka.
Bab: Mereka lebih utama daripada para nabi dan semua
makhluk Merekalah yang mengambil perjanjian atas
para malaikat dan semua ma}fiIuk predikat AulAnni
adalah dengan mencintai mereka Aloihimussalcm.

Pasal ll: Al<i&lt-Ald&h Syi'att teduldap tsta/n... 191


Bab: Bahwasanya doa para nabi dikabulkan dengan cara
bertawassul dan meminta ryafaat lerruat para imam.
Bab: Bahwasanya para malaikat biasa mendatang para
imam dan mensinjak-injak tempat tidur mereka. Se-
mentara mereka dapat menyaksikannya dengan jelas.
Bab: Bahwasanya para imam dapat melihat dengan jelas
ilmu langit dan brrmi, surga dan neraka. IGrajaan
lansrt dan bumi diperlihatkan kepada mereka- Dan
mereka juga mengetahui apa yang telah dan akan ter-
jadi sampai hari Kiamat nanti.
Bab: Bahwasanya para imam mengetahui orang yang
benar-benar beriman dan orang yang benar-benar
munafik Mereka memiliki sebuah kitab yang berisi
nama-nama penghuni surga, nama-nama penghuni
neraka, dan nama musuh-musuhqra. ndak ada yang
dapat menjangkau tentang kabar mereka.
Bab: Ada binatang-binatang ternak dan unggas tertentu
yang dicintai oleh para imam Alcihimussolam. Keu-
tamaan mereka terhrlis pada sayap burung hud-hud.
Dan bahwasarrya mereka mengetahui bahasa burung
dan binatang-binatang temak
Bab: Benda-benda mati dan hrmbuh-tumbuhan meng a}ui
akan kekuasaan para imarn Alaihimussalam.

C. Bab-bab daftar isi kitab Basha'ir Ad-Daraiat, oleh


Abu Ja'far Mulwmmad bin Al-Hasan Ash-Shaffar, Al'
A'lami-Iran.
Bab: Semua amal disodorkan kepada Rasulullah Shol-
tallahu Alaihi wa Sallam dan para imam Alaihims'
salam.

192 MengungkapHaldkatsyi'ah
Bab: Semua amal diperlihatkan kepada para imam, baik
yang masih hidup maupunyang su&h wafat.
Bab: Para imam Alaihimussalam diperlihatkan pada amal-
amal dalam masalah pilar yang mengangkat para
imam dan apa yang dilakukan terhadap mereka dalam
perut ibu mereka.
Bab: Bahwasanya seorang imam santgup melihat jarak
antara timur dan barat dengan menggunakan cahaya.
Bab: Bahwasanya para imam mengetahui kelebihan d^n ke-
kurangan di muka bumi, baik soal kebenaran maupun
kebathilan.
Bab: Para imarn mengetahui ilmu tentang kematian, ben-
cana, nasab keturunan orangArab, den kefasihan.
Bab: Dengan izin Allah para imam bisa menghidupkan
kembali orang-orang yang telah mati serta dapat me-
nyembuhkan penyakit lcusta d"n lepra.
Bab: Seorang imam dapat membedakan mana golongannya
dan mana musuh-musuhnya berkat tanah yang kare-
nan)4a mereka diciptakan, yaitu larat wajah dan
nama-uama mereka.
Bab: Tentang Amirul Mulominin yang sanggup meugendarai
awan dan menjelqiahi semua sarana dan planet.
Bab: Tentang &nirul Mukrninin 1lang berdialog langsung
dengan Allah ketika gelap malam mulai tiba, lalu Jibril
turun di antara keduanya.
Bab: Para imarn Alaihimssalon mengetahui apa yang ada
di langit, di buni, di srrga, di neraka, serta semua
yang ada di alam dunia sampai hari Kiamat nanti.

Pasal ll: Al<i&tt-Atti&h Syt'an tetu@ tslalrr- ... 1gtl


Bab: Bahwasanya para imam Alaihimusslam diberi ilmu
untuk mengetahui apa yang telah lampau dan apa
/an$ tengah terjadi sarnpai hari Kiamat kelak
Bab: Para imam Alaihimussalam mengerti ucapan bina-
tang-binatang ternak Binatang-binatang tersebut da-
pat mengenali mereka dan menjawab jika dipanggil.

Kelima:
Sikap Berlebihan Kaum Syi'ah dalam Mengutamakan
Menziarahi Kubur Para lmam

A. Bab-bab kitab Kamil Az-Ziyrat oleh Abu AlQasim


Jafar bin Mulumnad bin Qufuwaih Muasssah
Nasyru Al-Faqahot-Qumn y@g mentahqiq kitob in,
holaman I memuji:
"Kitab ini eangat populer fi lralqngan para asbab"
dan menrpakan sumber utama yang dijadikan 1ledo
man. Kitab ini juga menjadi mjukrn Arv-Syaikh da'
lam menulis kitab At Tahdzih dan juga beberapa
ulema ahli hadits lainnya seperti Al-Hurr Al-Amili-
Sebagian beear yang menulie dari mereka tentang
hadits, ziarah, dan lainnya, mengutip dari kitab yang
satu ini. Kitab ini sscara lengkap membahas tentang
masalah-masalah ziarah, keutamaan para imam, dan
biografr guru-guru besar yang terkenal di bidang
hadits dan ilmu-ilmu lainnya yang secara umum
aangat dihargai oleh penulisnya yang mulia. Kitab
ini juga terkandung faidah yang besar tentang pem-
bahasan-pembahasan frqih berikut tokoh-tokohnya'

194 MengungkaPHakil<atSyi'ah
Meskipun di dalamnya ada pembahasan namun ti'
dak dapat dikemukakall di trsynpat ini."
Selanjutrya si penulis menguatkan sendiri dalam kitab-
nya ini, yakni pada halam{r gZ.-Ia mengatakan sebagai
berilart:
"Setelah berpikir keras dan menghimpun keinginan
kuat, saya lalu memohon pertolongan kepada Allah
Tabaraka wa Ta'ala, sehingga saya berhasil men-
takhrij dan menghimpun hadits-hadits para imam
Alaihimussalaz. Saya tidak mentakhrij satu hadits
pun yang bersumber dari selnin mereka. Sebab, apa
yang saya riwayatkan dari mereka sudah cukup. Sa-
ya tahu, bahwa saya tidak bisa menghimpun semua
hadits mereka tentang masalah ini dan masalah-
masalah lainnya. Tetapi kredibilitas teman-teman
saya yang saya kemukakan, dan komitmen saya yang
tidak mengetengahkan satu hadits pun dari tokoh-
tokoh perawi yang kontroversial, hal itu lebih pen-
ting. Saya namai kitab ini l(amilAz-Ziyarat."
Berikut beberapa bab dari daftar isinya, Daar As-Surur-
Beirut-r997 Masehi:
Bab (SS): Sesungguhnya orangoang yang berziarah ke
kubur Al-Husain Alorftissolarn akan masuk surga
sebelum seluruh manusia.
Bab (S8): Sesungguhnya berziarah ke kubur Al-Husain
Alaihissalam adalah amal yang paling utama.
Bab (Sg): Barangsiapa yang berziarah ke kubur Al-Husain
Alaihissalam, ia seperti orant yang mengunjungi
Allah diArasy-Nya.

Pasl ll: Aki&lrA,(Wt Syl'ahtel/nadap bkrlrl' ... 195


Bab (6o) : Sesungguhnya pahala menziarahi kubur Al-
Husain dan para imam lainnya Alaihimtssalam
sebanding dengan pahala menziarahi kubur
Rasulullah Slnllallahu Alaihi wa Sallam dan
keluargaryta.
Bab (6r): Sestrnguhnya menziarahi kubur Al-Husain
Alaihissalam dapat menambah usia &n rsfti.
Dan jika tidak menziarahiqra dapat menguraryi
usiadan rezki.
Bab (62): Setrngguhn,"a menziarahi kubur Al-Husain AIoi-
hissalcm dapat melebur dosadosa.
Bab (69) Sesungguhn)ra menziarahi larbur Al-Husain AIai-
hi,,ssolcm sebanding dengan umrah.
Bab (6a) Sesrmguhryra menziarahi }ubur Al-Husain Alai-
hissclom sebanding dengan haji.
Bab (6s) Sestrngguhnf menziarahi larbur Al-Husain AIoi-
hissalam sebanding dengan haii dan umrah.
sab (62): Sesungguhnf menziarahi kubur Al-Husain Alci-
hissolom sebanding dengan memerdelolon bu-

Bab (68) Sesungguhnf omng-omnt yang menziarahi ku-


bnr Al-Hnsain Nahissalarn akan memperoleh
s3tafaat.

Bab (69) Sesungguhnya menziarahi kubur Al-Husain AIai-


hissalam dapat melapanglran kesempitan dan
menyelesaikanqra.
Bab (gr) Dianjurkan berobat tanah }uburan Al-Husain
Alaihissalam, kanena hd itu merupakan terapi
pengobatan.

196 MengungkapHddotSyi'air
Bab (gz) : Sesungguhqra tanah kuburan Al-HusainAlarhis-
salamadalah obat dan jaminan keselamatan.
Bab (gS) : Dari mana tanah kuburan Al-Husain Alaihis-
salamdiambil, dan bagaimana ia diambil?
Bab (g+): Yang dibaca oleh seseorang setelah ia memakan
tanah lnrbur Al-Husain Alaihrssalam.

B. Keutamaan-keutamaan meraiarahi htbur para imom


yang dihttip dari kitab Nw Al-Aini fi Al-Mosyyi ila
Ziyarat Qobri Al-Husain, oleh Syait*r Mulwmmad
Hasan Al-Ashthahbanati, Dau Al-Mban-Beirut.
Bab-bab daftarisi:
Bab: Sesungguhnya orang yang berziarah ke kubur Al-
Husain Alarhissclam, pada hari Kiamat nanti ia akan
diberi cahaya yang dapat menerangi antara timur dan
barat.
Bab: Sesungguhnya menziarahi kubur Al-Husain Alaihis-
salam dapat membebaskan dari neraka.
Bab: Sesungguhnya orang-orang yang berziarah ke kubur
Al-Husain Alaihissalam, mereka akan berada di sisi
Rasulullah, AIi, dan Fatimah Shalauatullahi Alaihim.
Bab: Sesungguhnp menziarahi larbur Al-Husain Alaihis-
salam mengharuskan dicatat beberapa kebajikan, di-
hapus beberapa kebunrkan, dan diangkat beberapa
derajat.
Bab: Sesungguhnya menziarahi }ubur Al-Husain Alaihb-
salam menyebabkan diampuni dosadosa selama lima
puluhtahun.

Paral ll: AlfulrAffih Syt'ah te@ rshrn... 1gl


Bab: Sesungguhnya menziarahi lctrbur Al-Husain Alaihis-
salam sebandins dengan meurerdekakan budalq ber-
jihad, bersedel€h, dan berPuasa-
Bab: Sesunguhnya menziarahi kubur Al-Husain Alaihis-
salam sebanding dengan umrah sebanyak dua puluh
duakali.
Bab: Sesungguhnya menziarahi kubur Al-Husain Alaihis-
salam sebanding dengan haji bagi orang yang beltrm
siap melaksanakannya, dan juga sebanding dengan
umrah bagi orang )'ang belum siap melaksanakannya'
Bab: Sesungguhnya Allah Tabarolca wa Ta'alatampak jelas
oleh orang-orang )ang menziarahi lubur Al-Husain
Alaihissalam, dan Allah berbicara langsrng dengan
mereka.
Bab: Sesungguhnya Allah Jalla ua ?la mengunjungi kubur
Al-Husain A laihissalam setiap malam Jum'at.
Bab: Sesungguhrya para nabi sama meminta kepada Allah
dalam ziarah ke kubur Al-Husain Alarhissolam.
Bab: Sesungguhnlxa Nabi yang agury dan keluarganya yang
suci biasa menziarahi kubtrr Al-Husain Alaihissalam
Bab: Sesungguhnya Nabi Ibrahim Alorhissclom sang ke-
kasih Allah biasa berziarah ke ktrbur Al-Husain
Alaihissalam-
Bab: Sesungguhnya Musa bin Imran Alaihissalotn memo-
hon kepada Allah Jotla wa 'Ala agar diizinkan men-
ziarahi lcubur Al-Husain Alaihissalam.
Bab: Sesungguhnl'a para mdaikat sama memohon kepada
Nlah A?za wa Jalla agar diizinkan menziarahi kubur
Al-Husain A laihis salam.

198 MengungkapHaldkatSyi'atr
Bab: Setiap malam malaikat Jibril dan Mikail berziarah ke
kubur Al-Husain Alarft rissalcm.
Bab: Sesungguhnya Alah Tahla membanggakan orang
yang menziarahi kubur Al-Husain Alaihissalam ke-
pada para malaikat penghuni l"ngt dan para malaikat
pembawaArasy.
Bab: Sesungguhnya Nlah Az,za wa Jalla bersumpah untuk
tidak mengecewakan orang-orang yang menziarahi
kubur Al-Husain Alarhissalam.
Bab: Sesungguhnya menziarahi kubur Al-Husain Alaihis-
salam sebanding dengan tiga puluh kali haji yang
mabrur, yang diterima Allah, dan yang bersih bersama
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallom.
Bab: Barangsiapa berziarah ke kubur Al-Husain Alaihis-
salam sama seperti orang yang menziarahi Allah di
atasArasy-Nya.
Bab: Barangsiapa berziarah ke kubur Al-Husain Alaihis-
salam sama seperti orang yang menziarahi Allah di
atas Kursi-Nya.
Bab: Barangsiapa berziarah ke kubur Al-Husain Alaihis-
salam sama seperti orang yang menziarahi larbur
Rasulullah Slwllallalru Alaihi wa Sallam.
Bab: Barangsiapa berziarah ke kubur Al-Husain Alaihis-
salam sama seperti orang yang menziarahi kubur AIi
Alaihissalam.
Bab: Barangsiapa b€rziarah ke kubur Al-Husain Alaihis-
salam, Allah menenttrkannlra berada di surga lhggin.

Pa*l lt: Al<idrAlfuh Syfeh/tsdlrrdap tslant ... 199


C. Orang-orang SW'ah memalcan tanah latbtln:an Al-
Husain.
Sesungguhnya orang-orang Syi'ah ketika berziarah di
trhrbala, mereka boleh memakan trnah larburan Al-Husain.
Hal inilah yang difatwakan oleh banyak para tokoh Syi'ah
dalam kitab-kitab merrka, dengan judul 'Hulum-Huhrlrl
Makanan dan Minumnn.'Merrka itu ialah:
r. Ayahrllah yang agung, Al-tr(homeini dalam kitabqra
Tahrir Al-Wasilah, @L Daar Ash-Shirath AI-Mus-
taqim-Beirul
2. Ayahrllah yary agmg, Mirza Hasan Al-Ahqaqi dalam
Htabnya Ahlam Asy-Syi'ah, cet Jami' A.sh-Shadiq-
Kuwait
3. Ayahrllah )rang agung, MiEa Abdurasul Al-Ahqaqi
dalarn kitabnl'a Alicam Asy-Syari'oh, cetJauri' Ash-
Shadiq-Kunnait.
4. Ayatullah yang agung, Muhammad Al-Husaini Asy-
SJrairazi dalam kitabnlra Al-Masa'il Al-Islamiyah,
Tauzi' Makatabah Haiat IGaddarn Al-Mahdi -Kuwait.
S. Ayatullah yang agun& Muhammad Ali Al-Husaini As-
Sayastani dalam kiabq'a Minllrrj .Ash-Shchhin, cet.
Daar Al-Mu'arrikh Al-Ambi-Beirut
6. Ayahrllah ]rang aguq& Abul Qasim AI-Khau'i dalam
kitabnya Minluj Ash-Slulihiq cet Daar Al-Balaghah-
Beirut.
T. Ayahrllah yang agung, Ali Al-Gharawi dalam kitabqra
Mujiz N-Fataua Al-Mur,tanbithal\ cet. Daar Al-
Mahaiiat Al-Baidha' -BeiruL

Xn MengmgltapHddcais)fah
Ayahrllah yang agung, Muhammad Al-Fadhil Al-
Iankarani dalarn kitabryra Al-Ahkam Al-Wadhihah,
cet. MaharQumm.
9. Ayahrllah )xang agung, Jawwad At-Tibrizi dalam ki-
tabnya Al-Masa'il Al-Murlf;al'Jr..bah cet Al-Faqih-
Kuwair

D. Keutamaan tanah Kubala atos Mafi*ah Al-


Mukarramah
Ayatullah yang agung yang menjadi rujukan kaum
Syr'ah, Muhammad Al-Husaini Asy-s5nairazi dalam Htabnya
Fiqih Al-Aqa'td, hal. 37o, Tauzi' Maktabah Al€hadir-
Kuwait, ditanya,
'I(atanya, sesungguhnya tanah l&rbala itu lebih
utama daripada tanah Makkah Al-Mukarramah, dan
sujud di atas tanah Hueainiyah itu lebih utama dari-
pada sujud di atas tanah baram. Apakah ini benarl
Ia menjawab, oBenar."
Seorang ulama Syi'ah terkemuka, Ayahrllah Sayid Al-
Husaini AI-IGsyani dalam kitabnl'a Mashabih /J-Jitrnt\ hal.
g60, cet. no. 59, DaarAl-Ftqhu-han, menulis judul'Keuta-
maan lG$ala atas Tempat-Tempat lainnya." Ia menga-
takan,
*Ientang keutamaan lGrbala atas tempat-tempat
yang lain temasuk IGbah, hal itu sudah jelas. fidak
boleh diragukan lagi bahwasanya tanah Ikrbala
adalnh tempat yang paling suci dala- lgbm.'I(ami
telah mengemukakan banyak nash yang menerang-
kan tentang kemuliaan dan keietimewaan tanah ter-
sebut, dibanding dengan tempat mana puu. IGrbaIa
adalah tanah Allah yeng euci dan diberkahi, tanah

Pasal ll: Aki&lrAlffitt *t'an W l*nt ... 21}1


Allah yang Banhrn, tanah Allah yang tanahnya
mengandung obat. IGietimewaan-keistimewtan yang
ada pada IGrbala tersebut tidak ditemukan pada
tempat mana pun di muka bu-i, termasuk Katah."
Catatan: Kitab ini dan penulisry"a mendapat pujian dari
Ayatullah yang agung, Muhamrnad Al-Hadi Al-Mailani, dan
seorang ulama terkemuka syi'ah yans sekali5$ mujtahid
besar, Muhammad Al-Mahdi Al-I&masari-
Saudara kami sesama Muslim, itulah contoh tentang
sikap berlebihan orang-orang Syi'ah terhadap para imam.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa para ulama, para pemikir,
dan para penyem syi'ah yang selalu mempropagan&kan
mazhabq,a dan yang telah sanggup membeli hati nurani
orang{rang yang menulis unttrk kepentingan mereka,
enggan mengrrngfupkan kepercayaan-kepercayaanu5na terse-
but secara terang-terangan di depan publik Sebalilinya kita
justru melihat mereka aenderung menginglurinya, bahkan
mengalar tidak memperca)rai semua yang terdapat dalam
buku-buku mercka. Tetapi kecurangan dan kebohongan
tersebut terlihat jelas berdasarkan fakta-fakta sebagai beri-
kut:
Peftama, sesungguhn)ra mereka tidak menyangkal
khurafat-khurafat yang menjunrs pada kekafiran seperti itu.
Bahkan seperti yang kita lihat, di sana justnr ada yang
mengemukakan kiab-kitab seperti itu dan mernujinya.
Kedua, ketika menyampaikan biografi penulis kitab-
kitab seperti ifir, mereka mendiarnkan saja sikapnya yang
menerima kebathilan-kebathilan tersebut. Bahkan sebalik-
nya mereka malah mendoalran, memqii, menyanjtrng, dan
menganggap tulisan-tulisan tersebut sebagai bukti yang
menguatkan keutarnaanrya. Hal itu untuk memberikan

zul ['brtgund(ap!{skfl(dsfrah
kesan jelas kepada Anda, bahwa sikap mereka terhadap
orang-orang Ahli Sunnah tersebut adalah demi menga-
malkan taqifhyang merupakan sembilan puluh persen dari
ajaran Syi'ah.
Sesungguhryra kebiasaan orang-orang Syi'ah ialah
mengingkari, menyanggah, mengancam, dan menolak jika
mereka didislceditkan dalam sebuah tulisan atau pidato,
kendatipun hanya sekilas saja. Tetapi kenapa mereka diam
saja sambil menahan nafas tanpa mau memprotes perlakuan
seperti itu?
Kenapa mereka cuhrp menolak di hadapan kaum Ahli
Sunnah, tanpa mau mengungkapkan penolakanqra sesara
riil?
Kenapa mereka tidak mau menyangkal secara umum
hal-hal yang dikaitkan kepada mereka?
Dan kenapa mereka tidak mau mengamati sanad-sanad
riwayat iui, lalu menjelaskan mana yang lemah, dan ddak
dapat dijadikan sebagai hujjah?
sB2A

Pasal lt: I&@rtr-Al<ittritr Syi'al, @ l*n .;. 21rg


Pembahasan Ketujuh Belas
MAIIDI ORANGORAITG SYI'ATI DATANG
DENGAN MEIIIBAWA ALQITR'AIII
YANG SEMPT'RI{A

filiriwayatkan oleh gunr Syi'ah, Muhammad bin An-


jululon Al-Mufid dalam kitab-
'€Nu'man yang diberi
rrya Al-Ircyad, hal. g6$ cetakan ketiga, Muassasah Al-
A'lami-Beirut tahun tgZg Masehi, dari Abu Ja'far Alaihis-
salam,iaberkata,
"Jika nanti AIQairz keluarga Muhammad telah
muncul, ia akan memasang beberapa tenda. Di sana
ia akan mengajarkan Al-Qur'an sebagaimana yang
diturunkan. Ia akan mempersoalkan Al-Qur'an yang
dijaga oleh orang'orang sekarang ini, karena ia
menyalahi Al-Qur'an yang asli." Riwayat ini juga
dikemukakan oleh I1"mil Sulaiman dalam kitab
Yaum ALKhaIasb hal. 372.
iI Diriwaltatkan oleh grrnr Syi'ah, An-Nu'mani dalam
kitabAl-Galbah, hal. 3r8, dari Ali Alaihissalanm, ia berkata,
"Aku seolah-olah berada di tengah-tengah orang
ajam. Aku berada di tenda-tenda mereka di depan
Masjid Kufrah sedang mengajarkan kepada manusia
tentang Al-Qur'an sebagaimana yang ditumnkan.
Aku (sang perawi) bertanya, 'Wahai Amirul Muk-
minin, bukanlah Al-Qur'an tersebut seperti yang
diturunkan? Ia menjawab, Tidak. Ada tujuh puluh

2(X ,rrguqrqrrustfr,
orang Quraisy berikut naula-nama mereka dan na-
ma-nama bapak-bapak meneka yang dihapus dari-
nya. Yang tidak ditinggalkrn hanya nama Abu
Lahab, karena ia adalah pqmen Rasulullah ShaI
IaIIahu Alaihi wa Alihi'.'
* Dilortip oleh gum kanrn SJn'ah" Muhammad Shadiq
Ash-Sadr dalam kitab farilh Ma Ba'da Azh-Zuthur, hal.
657, da;i Abu AMullah Alaihissalanm, bahwasanya ia ber-
kata,
"...seakan-akan aku melihat ia berada di antara
rukun Al-Yamani dan maqam Ibrahim. Ia sedang
membai'at banyak orang untuk percaya kepada kitab
baru yang bagi orang-orangArab sangat berat."26
ii Disebutkan dalam TattilchMa Ba'daAzh-Zttthur, hal.
638, dari Abu Ja'far Alaihissalam, ia berkata, 'AlQa'im
akan muncul pada tahun ganjil ..." Lebih lanjut ia menga-
takan,
"Derni Allah, gsakan-alran aku seperti melihat ia ber-
ada di antara rukun Al-Yamani dan maqam Ibrahim.
Ia sedang membafat banyak onang untuk percaya
kepada perkara yang baru, kitab yang baru, dan ke-
kuasaan yang barl dari langit."
Ji Disebutkan dalam kitab Yaum Al-Ihalasholeh l(amil
Sulaiman, hal. g7g, dari Imam Ja'farAsh-Shadiq, ia berkata
"Ketika ALQa'im Alaihisslam muncul, ia membaca
Kitab AIIah Azza wa Jalhapa adanya, lalu ia menge-
luarkan mushaf yang ditulie olehAli Ahihisalaa."

6 Riwayat hiiuga dkennrlokan oleh guru Syi'ah, Kamil Suhiman


dahm kitab YaumN-Ktalch, hal.371.

Pecal ll: Alcitht>MtsyfanW b&rn ... zlE


it Diriwayatkan oleh Mubammad bin Muhanmad
Shadiq ^dsh-Sadr dalam Tarikh Ma Ba'da,Azh-Zatlun, hal'
698, dari Muhammad bin AliAlaihimos fulam,ia berkata,
'seandainya ALQaiar keluarga Muharnmad Alaihis
salaa telah muncul --- ia elren membawa sesuatu
yang baru, sunnah yang batr, dan keputusan ban
yang bagr orang{rang Arab sangat berat."
li Disebutkan dalam kitab Yaum Al'Klulasholeh l&sril
Sulaimen, hal. g7z, sebuah riwayat dari fuiirul Mukminin,
iaberkata,
'Aku seakan-aLan melihat golonganku berada di
Masjid Kufiah sedang meulasang tenda- Meneka me-
ngajarkan Al-Qur'an sebagaimana yang diturunkan'"
il Dilutip oleh Ibmil Sulaiman dalam kitab Yaum Al-
Khalosh, hal. 373, tentang mushaf yang akan dibawa oleh
Al-Mahdi. Ia mengatakan,
'Ali yang akan mengeluarkan mushaf kepada manu-
sia ketika ia selesai menulisnya. Ia berkata kepada
mereka, 'Inilah Kitab Allah Azza wa Jalla aepetti
yang Dia turunkan kepada Muhammad Shallallahu
Alaihi wa AIihi.IGmi menghimpunnya dari dua lauh
(maksudnya dari dua sisi awal sampai akhir)'' Me'
reka berkata, 'Kami sudah memiliki mushaf yang
lengkap bernama Al-Qut'an. Jadi kami tidak mem-
butuhkan 6s5[af ini.' Al-Mahdi berkata, 'Demi
Allah, setelah [a1i ini, selamanya kalian tidak akan
bisa melihatnya lagi. Ketika menghimpun mushaf
ini, sesungguhnya aku sudah bermaksud memberi-
tahukannya kepada kalian supaya dibaca '"
l* Ni'matullah AlJaziri dalam kitabryra Al'Anuar An-
Nu'maniyah, jilid II, hd. 36o, mengatakan,

26 lel€ttgungftapllatdkstSyi'aft
'Diriwayatkan dabm beberapa hadits, seeungguhnya
para irnam Alaihimuwlam menyumh golongari
mereka untuk membaca Al-Qur'an yang ada ini di
delam shalat dan ibadah-iba6slh lainnya, serta me-
ngamalkan hukum-hukumnva sampai muncul mau-
lana sang pemilik zarnan, Al-Mahdi. AlQur'nn yang
ada ini aknn lgpss melayang dari tangan manusia ke
langrt. Al-Mahdi lalu rnengBluar}an Al-Qur'an yattg
ditulie oleh Amiml Mukninin Alaihisslaa- Ia mem-
bacanya dan mengamnltan hukum-hutumnya-"
* Abul Hasan Al-Amili dalrm kitabnya Mir'at N-
Anuor wa Misylcat //,'Asror,, hal. 36, Daar At-Tafrir-
Qumm, mengatakan,
'seeungguhnya Al-Qur'an yang akan dipelihara dari
hal-hal tersebut, dan yang sesuai dengan apa yang
diturunkan oleh Allah Ta'ala, ialnh yang dihimpun
dan dipelihara oleh ltb Alaihissalam hineg3 sampai
kepada putranya Al-Hasan Alaihissalaa. Dernikian
seterusnya hingga sampai kepada AIQa'im Alaihi*
sahm, Al-Mahdi. Sekarang ini Al-Qur'an tersebut
masih ada padanya."
* Muhammad bin An Nu'man yang diberi gelar Al-
Mufid dalam kitabnya N-Masa'iIAs-San ryat, hal 88-89,
mengatakan,
"Sesungguhnya ada riwayat shahih dari para imam
kita Aleihimussalambahwa mereka menyumh untuk
membaca Al-Daftain. Kita tidak boleh berlaku curang
dengan menambahi atau menguranginya, sampai
muncul AIQa'im Alaihisslam. Ia aLan membaca-
kan kepada manueia apa yang telah diturunlran oleh

Pasrlt tt: Alideitril<i&h Syfilter@p t#n ... mT


Allah Ta'ala, dan yang dihimFun oleh Amirul
Mukminin Alaihiwlam!
Itulah ideologi orang-oDang Syi'ah, bahwa Imam Al-
Mahdi a&lah imam kedua belas yang akan datang dengan
membawa AlQur'an f'ang tidak diselernrengkan oleh para
sahabat -menurut keJnakinan mereka-.
ji Guru katrm Syi'ah &n hujiah merelra, Ayattrllah
Mirza Hasan Al-Hairi seperti yang dilutip dalam kitabq'a
Al-Din BainaAs-Sa'il ua Al'Muiib, hal. 89, cetakan tahun
rgg+ Hijrifh, disodori pertaqraan sebagai berikut, Tang
sudah terkenal bahwa AlQur'an yang diturunkan kepada
Rasulullah St:.rr.tlallalru Alaihi wa fullamialah dalam bentuk
alxat-ayat yang terpisah. Jadi, Uagaimana AlQr:r'an bisa
dihimpun dalam beberapa surat? Siapa yang pertama kali
menghimpun AlQur'an? Apal€h AlQur'an yang kia baca
selama ini memuat selunth ayat yang ditunrnkan kepada
seorang Rasul paling mulia Muhammad Shallallohu Alaihi
wa Sallam, ataukah di sana-sini sudah ada penambahan
dan pengurangan? IaIu bagaimana tentang mushaf Fatimah
Az-Z,ahra' Alailnssolam?"
Al-Hairi me{awab,
'Benar. Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan dari
sisi AUah Tabanka wa Ta'ala kepada Basul-Nya
Muhammad bin Abdullah ShaIIaIIahu Alaihi wa
Sattam selama waktu dua puluh tiga tahun seial
beliau diutus hingga hari wafatnya. Orang pertama
yang menghimpunnya dan membilrinnya menjadi
sebuah kitab ialsh Amirul Mukminin Ali bin Abu
Thalib Alaihiwlam. Al-Qur'an ini kemudian diwa-
risi oleh irnnrn demi imam yang terdiri dari anak
cucunya yang hrprcdikat Al-Ma'ehum Alaihimus

208 lren$rtgf€ptlddtasYdr
salam. Al-Qur'an ini qlrnn dikeluarkan otreh Imam AL
Mahdi yang ditunggu-tunggu. Begrtu muncul, Al-
Mahdi akan gegera diberi kemudahan oleh Allah.
Kemudian Al-Qur'an ini dihimpun oleh Utsman bin
Afran ket'l.a ia eedang menjabat sebagai khnlifah.
Inilah Al-Qur'an yang telah dihimpun oleh Utsman
pada zaman permulaan shahabat, atau yang mereka
tulis seperti yang ada di antara kita sekarang ini."
Saudara kami sesama Muslim, coba Anda perhatikan
uraian Al-Hairi di atas t€ntang adanya dna buah mushaf.
Pertama, mushaf yang dihimprm N Radh$al/a,lut Atitt1.
Dan yrang kedua mtrshaf yang dihimlnur oleh Utsman
Radhiyallalutuiluu,
Al-Hairi tidak menyatakan secara tegas bahwa lcedua
mushaf tersebut sinknon. Misalnya, ia jrrga tidak menga-
takan bahwa mushaf Utsman itu berbeda dengan mushaf
AIi.
Sesungguhryra mushaf AIi diwarisi oleh para imam yang
ma'shum. Mereka tidak memperlihatkannya kepada siapa
pun. Tetapi nanti akan diperlihatkan oleh seorang imam
mereka yang ditunggu-tunggu pada wahu kemuncrrlannya.
Dan orang boleh bertaqa, jika mushaf yang akan diper-
lihatkan oleh imam kaum Syi'ah 1rang dihmggu-tunggu ihr
mushaf yang beredar di tengan-tantan kaum Muslimin saat
ini, lalu apa perlunya mushaf yang akan dibawa oleh imam
yang ditunggu-tunggu tersebut?
Mari kita serahkan jawabannya kepada para ulama
Syi'ah.
il
Guru Syi'ah, Muhammadbin MuhammadAn-Nu'man
yang diberi julul€n Al-Mufid dalam kitabnya Aua'il Al-
Maqalat, hal. 54, cetakan kedua-fibriz Iran, dan hal. 9r,

Pasl ll: Att*blrMh Syril W lfut ... Zfrg


Daar Ald(itab Al-Islami-Beirut, mengatakan sebagai beri-
kut,
"Sesungguhnya terdapat banyak riwayat hadits yang
menjel,askan tentang para imam pembawa petunjuk
dari keluarga Muhammad Shallallahu Alaihi wa
SaIIam yang berbeda dengan Al-Qur'an berikut pe-
nambahan dan pengurangan yang diada-adakan oleh
sebagian orang{rang yang zalim di dalamnya."
l[ Seseorang yang oleh kaum Syi'ah disebut filosofnya
para ahli fiqih dan ahli fiqihn),a para filosof yang sekaligw
guru satu-satunya pada zamannlxa bernama, AI-Maula
Muhsin yang diberi julukan AI-Faidh Al-IGsyani dalam
kitabnya Tafsir Ash-Shaf -mukadimah lceenam- U4, e*
takan pertama 1979, Muassasah Al-A'lami-Beirut Libanon,
mengatakan,
"Kesimpulan yang bisa diambil dari semua hadits
tadi dan riwayat-riwayat lainnya dari sanad Ahlul
Bart Alaihimussalam ialah, bahwasanya Al-Qur'an
yang ada di tengah-tengah kita sekarang ini bukan
persis seperti yang diturunknn kepada Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam. Bshkan sebagiannya
berbeda dengan apa yang telnh diturunkqn oleh
Allah. Sebagian lagi sudah diubah dan diseleweng-
ksn. Soalnya ada banyak bagran fang telah dibuang
daripadanya. Contohnya seperti nama Ah Alaihis
salan yang telah dihapus pada beberapa bagian.
Contoh hin sspsrti kalimat keluarga Muhammad
yang juga dibuang. Contoh lain lagi seperti nama
orang{rang munafik yang juga dihapus pada bebe-
rapa bagian. Dan masih banyak lagi contoh yang
lain. Lagi pula Al-Qur'an yang sekarang id tidak

2lO iasrsnltapHdddsyrah
dalam susunan yang diridhai oleh Allah dan Rasul-
Nya Shalhllahu Alaihi wa Sallam berikut keluarga-
nya."
* AIi bin Ibrahim alQunmi dalam kitabrya Tdsir Al-
Qummi,jilid I, hd. 36, Daar As-SurunBeirut, mengatahn,
'Adapun yang berMa dengan apa yang telah dihrrunkan
oleh Allah ialnh fi16xa-\1y,a,

o"# ) ?\lF.su, o};U ffi:e fl {t ;'F


ta

"Kamu adalah uut yang terfui* 1mg dilahirkm nt*


!"rorft rg'*
motusia, menwuh kepada yang nofufi, dot nencegalt
doi yotg tmtlgn, dan berinn kcpdo Allall" (Ali
Imran: ll0)
Abu AMullah Alaihissalarn berkata kepada orang )rang
membaca ayat ini, "Sebaik-baik umat" yang membunuh
Amirul Mukrninin, Al-Hasan bin AIi, dan Al-Husain bin Ali
Alaihimussalam?" Seseorang bertanya, "IaIu bagaimana
ayat ini bisa ditunrnkan, unahai crrcu Rasulullah?" Ia men-
jawab, 'Sesungguhnya yang diturunkan ialah ayat,

,r$',;;t*!;'#
"I(alian adalah imorrpirnorn yang tefiai* ymg dilahirkan
uttfitk montsia-"
IGliankan tahu, bagaimana Allah memuji mereka dalam
alatberikutnla,
:- 'ct ctv 'zol?. . '.-o.. 'ctl?.
Opgg ,s..^lt ,f issps ota)\ oStV
-.t..2-
ir\
"yotg nerywuh kcpda yang na'n$, dot mencegah doi
yorg mwtko, dm berimm kepda Allall"

Paral ll: A*tffrdittidett gtA.WWp &iellr,... 211


Contoh lain ialah a)'at )xang dibacakan kepada Abu
AMullahAlaihissalam,
ij *ifr|j ary';i ; r:i l; ,1, oj:rr; ;i,t
r1,cy'rp?t:.t;g;i!
ft
"Dot orotgorantg yang berkaa, 'Ya Tulmn lcnni, oru'
gerahkanlah kcpada komi istri'istri kami dan ketutnot
kami sebagai penyenang hati (Kani), daniodikanloh lruni
iman bagi orumg-or(mgyotg bertakwa " (Al-Furqan : 74)
oMereka me-
Abu Abdullah Alaihissalam mengatakan,
mohon kepada Allah sesuatu )xang sangat besar, yakni agar
Allah berlcenan menjadikan mereka sebagai imam bagi
orangrrang yang bertal$a." Ditaqrakan kepadanya, 'Wa-
hai cucu Rasulullah, bagaimana sehanrsnya ayat tersebut
ditunrnkan?" Ia menjawab, 'sebenarnya yang diturunkan
ialah afrat,

a:; *!r';j r-"ti;i ,: g 'J €t oJf- btltt


z ll
.a aO -.
t
. a.lr.

tttl1';jfi 6|frr,' ,r.f


"Dot orotg or@tgy@rg berkaa, 'Ya Ttltot kanni, ouge-
rahleoiah kcpado kot i isti'istri kmti do, ketwmm kami
sebagai peryenory luti (Ksni), dort iadihanloh unlu*
kanti seorory imon doi or@tg-orang yotg bertakwa "
Contoh lain tag ialah aYat,

:' rf i'r;rr;. y w iln i)cb*) d


-Bagi norusia do maloilat'malaika yotg selalu mengr'
Arttrya bergilir@a di mufu dur, di bb*ansnyo' mereka
nenjagoqn das perintah AA&L " (Ar-Ra'd: l1)

212 lttesngftrpHffisyrah
Abu Abdullah berkata, 'Bagaimana menjaga sesuahr
atas perintah AIIah? Dan bagaimana ada mateikat-malaikat
yang selalu mengikutinya secara bergiliran di mukanya?"
Ditanyakan kepadanya,'Jadi bagaimana hal ittr sebenanrya,
wahai Rasulullah?' Ia menjawab,

'u.'ijrrx-
i:i- tr'n*Jj ylE e'-,ir;J ,;
"Bagi nanusia da nalaikat-malailca
!'if
lwtg selalu mengi-
httbrya bergilirm dari blohangnya don moloikd nqU
dari di nuhanya Mereka menjagarya ot^ p"rtiot,
Allall"
' Masih ban)raklag contohyanglain.
iI
Ali bin Ibrahim Aleummi dalam kitabnya Tofsir Al-
@mmr"jilid I, hal. gZ Daar As-.Surur-Beirut, mengatakan,
'Ayat yang diselewengkan ialah firrran Allah,
c,
44,; ti.cf
'flti|i q'r#; io, 4
D,-
dtt d: .l_
o:til;.-'r&'^litt
"Tetapi Allah mengakui Al-ew'ot yotg ditmorkor-W
ke_padamu tentangAti. Allah menwikonya dengo, iln u-
Nya; dan malaika-nalaika pm menjdi,o*"i
6ito1.
-
FirmanAllah,

i't tEe 'eij


u qjf { y,
Ji.:St6:s_
'A*r'.^*.6 Jir
"Hoi rasal, sanpaiknldt qW
Wrg ditwtot*o kcpdmu
dqi Tuhonu urrtorA en mt itta tidak kntu i"firt*,

ful ll: ttffiur**bfi Syfahtl7p1f1g tsfur, ... 213


yory diperintahkan in+ beratti) kamu tidok menyam-
(apa
paikm omout'NYa-"
FirmanAllah,

o' F'f '& lf5J.JT rrfr'rrt:f Gltht


5';11
l-r ,. -.
"sesungguhnya orortg-orqrrg yang kofir dot melahtkmt
kezahnlh kipada keiuarya Muhanmad, Allah sekali-kali
tidak akot mengampuri (dosa) mereka-"
FirmanAllah,

*'"61
'& 1;;lJT rr,Jib i!'*t
'- c t{-c'
Olt:'-
"Dan orotg-orang yang berbut zalim kepoda keluuga
Muhammod itu trclak akot mengenlrui ke tempat mana
mereka akon kembali-"
DanfirmanAllah,
'-)i
Ji olri"rr :\
"i
o,ncr.rJl
c

"Alorykah dahsanya sekiranya kamu melilut ai *ota"


orang-orang ymg berbuat zalim kepada kelwrga
*t uiaM berada dalom tekntot saksaul msut
"'

dan

214 Macrngkap HaldkatsYfatr


l* Gum kaum Syi'ah terkemukaNi'matullah Al"Jazairi
dalamkitabqraAl-AnusarAn-Nu'mudyah(fi lstil,terbitan
Tibriz, Iran, mengatakan,
'Yang ketiga, konsekuensi menerima qin'at sbht
berstatus mutawatir dari wahyu Ilahi, dan seluruh-
nya telah ditumnkan oleh Jibril, ialah hanre mem-
buang aemua riwayat mustafizhah bahkan muta-
watir yang secara tegas menunjukkan adanya pertr-
bahan pada Al-Qur'an, baik dari segi ucapan atau
materi atau frab. Sementara teman-teman kami
Ridhwanu I ln h i Alaihiatelah terlanjur membenarkan
dan mengamalkan riwayat-riwayat yang shahih ter'
sebut."
* Guru terkernuka kaum Syi'ah, Muhammad Baqir Al-
Majelisi dalam kitabnl,a Mirht Al-UWl fi Syarhi Aldtbar
Ali Ar-Ra.rul QqI/SzS-Sz6), cetakan kedua, Daar Al-Kutub
Al-Islamiyat-Teheran, meriwayatkan dari Abu Abdullah
Alaihissalam, bahwasanya ia berkata,
"Sesungguhnya Al-Qur'an yang dibawa oleh Jibril
Alaihissalaa kepada Muhammad Shallallahu Alaihi
wa SaIIam berikut keluarganya ada tujuh belas ribu
ayat."
Ia mengomentari riwayat tersebut dengan mengatakan,
"Riwayat ini dapat dipercaya. Dalam satu lafazh disebutkan
bahwa riwayat ini berasal dari Hisyam bin Salim, bukan
Harun bin Muslim. Hadits ini shahih. Padahal jelas hadits
ini dan hadits-hadits shahih lainnya sesara tegas menya-
takan tentang kekurangan dan perubahan Al{ur'an. Me-
nurut saya, hadits-hadits tentang hal ini secara makna
adalah mutawatir. Membuang semuanya, mengharuskan
menghilangkan kepercayaan terhadap riwayat-riwayat ha-

Pasl ll: N<i&tr-At<i&h Syi'ahtedur&p ts&lnt... 215


dis secara langsung, bahkan riwayat-riwayat tersebut men-
jadt zhanni dalam bab ini karena tidak terbatas tentang
hadits-hadits imamah saja. Lalu bagaimana hal itu bisa
ditetapkan berdasarkan riwapt hadits?"
lI
Gum Syl'ah, Abu Manshur Ahmad Ali bin Abi Thalib
Ath-Thibrisi dalam kitabqra yang culary populer Al-Ihtijai
Gl *S- zz8), Syirkah Al-Kuhrbi, tahun rara H[jriyah-Beirut,
dan Al-A1ami-Beirut, jilid I, hal. r55, mengutip riwayat dari
Abu Dzar Al-Ghifari, bahwasaryra ia berkata,
Alaihi wa Alihi wa'
"Setelrah Rasulullah Shallallahu
fat, Ali Alaihissalan menghimpun Al-Qur'an. De-
ngan membawa Al-Qur'an tersebut ia mendatangi
orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar. Ia
memperlihatkannya kepada mereka, kalena hal
itulah yang dipesankan oleh Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Alihi kepadanya. Begitu dibuka oleh Abu
Bakar, pada halaman pertama ia mendapati bebe-
rapa aib mereka. Umar segera 6slqynpat dan ber-
kata, '\ilahai Ali, tariklah kembali AlQur'an itu,
karcna kami tidak membutuhkannya.'Ali segera me'
narik kembali lalu pergi Kemudian muncul Zaid bin
Tsabit, seorang shahabat yang ahli membaca Al-
Qur'an. Umar berkata kepadanya,'Sesungguhnya
tadi Ali datang dengan membawa Al-Qur'an yang
isinya mengungkapkan aib-aib kaum Muhajirin dan
kaum Anshar. Menunrt kami sebaiknya karnu tulis
Al-Qur'an yang isinya tidak mengungkapka" aib-aib
kaum Muhajirin dan kaum Anshar.' 2sifl 6gmenuhi
permintaan tersebut."
Ketika telah diangkat sebagai khalifah, Umar me-
minta supaJra Ni Alaihiwlam menyerahkan Al-

216 r,ht$mgf(ap tbtd(atsfi'ah


Qur'an yang ada padanya untuk diubah isinya,
karena mengungkaplra" aib-aib kaum Muhajirin dan
kaum Ansbar. Umar berkata, nYahai Abul Haean,
tolong kamu [sn'rLnn Al-Qur'an yang dulu pernah
kantu bawa kepada Abu Bakar, supaya lrami dspsf
mengubahnya.' Ali Alaihisalam menjawab, "Iidak
mungkin. Hal itu tidak ada alasan satna sekali. Aku
pernah membawakannya kepada Abu Bakar adalah
sebagai hujiah atae kalian, supaya kelak pada hari
Kiamat kqliea tidak mengatakan,'SeeunggUhnya
kani 6ani Adad adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan), atau jangan sampai
kalian mengatakan kepada Allah, 'Engkau tidak
pernah -"-6rarakrnnya kepada kami.' Al-Qur'an
yang ada padaku ini tidak boleh dieentuh kecuali
orang-orang yatrg suci dan para washi dari putraku.'
Umar bertanya, Apakah ada waktu tertentu bagi
kemunculannyaze? Ni Alaihisslam menjawab, Ya.
Yaitu ketika AIQaia, dari putraku muncul. Ia yang
,kan membasakannya kepada rnanunia. Maka eaat
itu berlakulah gqnnahnya-."
lI Guru dari mazhab Syi'ah Imamiyah, Ath-ltibrisi
dalam kitab Al-Ihtrjq, GlSn), Al-A1ami-Beirut, jilid I, hal.
q9, jugamengatakan,
'Secara umum taqiyah tidak memperbolehkan meng-
ungkapkan terus terang nama orang{)rang yang
mengubah dan yang menambahi ayat ayatnya. Un-

x Kami katrakan kepada orang-orang Syt'ah, "lvbngapa Umar


tidak mengambil mushaf tersebut secara paksa dari Ali sebagaimana
Umar telah menikahi s€cara paksa dengan anak perempuan Ali seba-
gaimana yang kalian tuduhkan?"

Pasl ll: Aki&h-Aki&h fli'ahter/nr@lp ls&rttr... 217


tuk jawaban masal,ah ini kamu cukup dengan apa
yang telah kamu dengar saja, kanena sesungguhnya
syariat taqiyah melarang mengungkapkan lebih jauh
lap-"
'* Gurl dari marhab Syi'ah Imamiyah, Ath-Thibrisi
dalam kitab Al-Ihtiiai $lSn-gz8), Al-A'lami-Beinrt, jilid I,
hal. 254, juga mengatakan,
"Jika aku jelaskan kepadamu semua ayat Al-Qur'an
yang dihapus, dirubah, diganti, dan lain sebagainya,
akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan ini
akan mengungkapkan biografi-biografr para wqli ser-
ta keserakahan para musuh, dan itu dilarang oleh
syariat taqiyah."
* Guru Syr'ah yang biasa dipanggil Al-Arif alias Al-Haii
Sulthan Muhammad AlJanabi&i yang bergelar Sulthan Ali
Syah dalam kitab EayanAs-Sa'adatfi Maqamat Al'Ibadat'
hal. r9-zo, jilid pertama, Muassasah Al-Alami, Beirut pada
tahun r+o8 Hijriyah, mengatakan sebagai beriktrt,
"Ketahuilah, bahwasanya terdapat banyak riwayat
dari para imam yang suci Alaihiaussalaar tentang
adanya penambrhan, pengurangan, perubahan, dan
penggantian hampir terjadi keraguan pada sebagian
sisi dari mereka. Menurut takwil para imattt, bahwa
penambahan, pengurangan, dan perubahan sesung-
guhnya berdaearkan pengetahuan mereka tentang
Al'Qur'an, padahal pada lafazh Al-Qur'an sebenar-
nya tidak ada kerancuan sama sekali dan sudah
sepantasnya bagi orang'orang yang benar-benar me-
ngerti (menunrt klaim mereka<dit) tidak lagi ber-
debat dengan orang-orang awam --.."

218 frengmgftapHakt(atsyi'ah
it
Guru Syi'ah )xang biasa dipangBil Al-Fadhil, Al-Arif,
,lan Al-Ba&iI Juhdahu fi Sabil At-Taklif alias Abul Hasan
Al-Amili Al-Maula Muhammad Thahir bin Abdul Hamid bin
Musa bin AIi bin Ma'tuq bin AMul Hamid Al-Amili An-
Nabatli Al-Fatuni dalam mukadimah Tafrir btab Mir'atAl'
Arutnr wa Misylcat Al-Asrar, hal. 36, Mathba'at Al-Aftab-
Teheran, tahun rSZ+ Hijrifh, dan ia dari kantor berita
Muassasah Ismailiy5ran di Qumm, mengatakan sebagai
beriln&
"IGtshuilah" bahwasanya kebenaran yang tidak
mungkin dapat diingkari berrlasarkan riwayat-riwa-
yat yang mutawatir berikut ini dsr' riwayat'riwayat
lain irlnh, bahwa AlQur'an yang ada di hadapan
kita inr, sepeninggBlan Rasufulhh Shallallahu Alaihi
*a AEbi sudah mengalami penrbahan-penrbahan-
Orang-orang yang menghimpuurya sepeninggalatr
beliau telah menghilangkan beberapa kilirnat dan
' ayat 5rang sudah tidak sesuai lagi dengBn apa yang
telsh ditunrnkan oleh Allah" yatni seperti yang
sndah dihirnfun dan dipelihan oleh Ali Alaihiwlam
hingga sa-Fd kepada putranya Al-Hasan Alaihis
slatu- Begthr setemsn5ra sampai kepada munculnya
ALQa'im Alaihiwlam- Sekarang ini Al-Qur'an yang
asli tersebut ada padan5ra."
jf Dahm Al-AmiliAl-Fatuni,hal.49, juga mengatakan,
'Ketahuilah, bahwasanya Tsiqat AI-IsIam Muhammad bin
Ya'qub Al-Kulaini merasa yakin ada perubahan dan pengu-
rangan pada AlQtu'an. Soalnya ia telah mengetengahkan
beberapa riwayat dalam kitabnya Al-Kafi yang pada bagian
awal menyatakan, bahwa apa )xang diriwayatkanryra tersebut
dapat dipercaya. Tetapi untuk seterusnya ia tidak berani
mengungkapkan, karena adabanyakyang cacat pada isinya.

Pasl lt: At<itblt-Akdrirt Syi'ah tetha&p t*rtt -.. 219


Demikian pula yang dilalarkan oleh gurunya, yakni Ali bin
Ibrahim al-Qummi Tafsirnya juga penuh dengan hal-hal
seperti itu. I€bih lanjut ia mengatakan dalam kitab tafsimya
tersebut, 'Salah satu ayat AlQur'an yang menyalahi apa
yang telah diturunkan ialah surat Ali Imran alat 11o,

r'il.'e/ir-X;'g
"Kamtt adalah wut yang terbaih yotg dilahirkot mak
manusia."
Sesungguhnya Ash-shadiq Alaihisxlam berkata kepada
orang yang membaca ayat ini, '... sebaik-baik umat yang
membunuh Ali dan Al'Husain bin Ali Alaihimassalom?"
Seseorang bertanya, 'Bagaimana a)rat ini bisa ditunrnkan?"
Ia menjawab,'sesungguhnya yang dihrnrnkan ialah ayat,

/6;G?i*i;'#
"Kalian adalah irna?rr-irnamyang tefiaih yory dilahirknt
tnttuk montsia."
IGliankan tahu, bagaimana Allah memuji mereka da-
lam ayat berilartnfia, '5ang menyuuh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah.'
Setelah menyebutkan beberapa ayat sebagai bandingan-
n1ra, ia kemudian mengatakan, "Adapun bagan yang di-
buang dari Al-Qur'an )rang asli ialah firrran Allah,

t;d- ,fit-;1iu-.W- bt41.:


'Tetqi Alloh mengafui Al-Qtr'm yory ditwukan-Nya
kepdarutcatongAli'

A2O UenffnUtrapl{aldcatsyfa}t
Begitulah alat asli yang diturunkan Jadi Allah menunrnkan
AlQur'an dengan sepengetahuan Ali, dan para malaikat
samammjadi saksinya."
Selanjutqra sebagai bandingannr ia iwa menuturkan
beberapa ayat lainnya. Apa yang dikatakan oleh AlQummi
dan Al-Kulaini ini disetuiui oleh beberapa sahabat kard dari
kalangan ulama ahli tafsir- Contohrya seperti Al-I)"asyi, An-
Nu'mani, Farat Al-Kufi, dan 1,ang lain. Inilah pendapat
sebagan besar muhaqiq dan para ulama ahli hadits dari
gerenasi belakangan. Dan ini iuga pendapat SJail& Al-dal
Ahmad bin Abi Thalib Ath-Thibrisi, seperti f'ang ia q'atakan
dalam kitabnya Al-Ihtijaj. Pendalnt ini juga didukung oleh
Staikh Al-Allamah Baqir yang bergdarAlim ,tihli&'Bait wa
Klrrdim AlJnfurilriiim Alaihimtsslan dalam kitabrya Bihar
Al-Anwar. Dalam htab ini ia membicarakan masalah ter-
sebut. Dan saya sendiri menilai keabsahan pendapat ini
sete}ah mengarnati beberapa hadits den atsar 1lang bisa
digunakan sebagai dasar unttrk menetapkan bahwa hd itu
merupakan hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh mazhab
Syi'ah, dan sekaligus merupakan kerusakan yang terbesar
dalam meriampas kekhilafahan."
* Setelah mengenrukakan beberapa riwapt tentang
adanya perubahan dalam AQur'an, Al-Allarrlah Al-Huiiat
As-Sayid Adnan Al-Bahrani dalam kiabqra Masyariq,{sy'
Sgumts Ad-Durriy at, hal. rz6, mengatakan,
'Biwayat-riwayat seperti ini sangat banyak, gehingga
tidak terhitung dan sangat mutawatir. fidak banyak
manfaat untuk mengutipnya setelah maraknya pe-
nyimpangan dan perubnhan di antara kedua golong-
an, karena keadaan di kalangan para shahabat dan
tablin hal itu juga diterima. Bahkan sudah disepa-

Paat ll: Aki&trAl<ithtrsyfantqfulap t*n -.. 21


kati oleh golongan Syilah yang sejatr, karena
ke-
adaannya sudah menjadi kebutuhan-kebutuhan ma-
zhab mereka. Dengan dsynildan riwayat-riwayat
mereka menjadi lemah."
Setelah mengetengahkan beberapa riwayat hadits yang
menunjulikan atas perubahan AIQur'an, seorang ulama
ahli hadits yang c-ukup terkenal Al-Allamah Yusuf Al-
Bahrani dalam kitabnya Al-Durar An-Najfiyat, Muassasah
Alu Al-Bait hal. 298, mengatakan sebagai berikut,
'Sudah jelas bahwa dalam riwayat-riwayat hadits ini
ada petunjuk yang jelas dan perkataan yang fasih
yang menjadi pilihaa lrattti. Ka[au ada kecaman ter-
hadap riwayat-riwayat iniao karena begitu banyaknya
dan tersiar di mana-rnana, hal itu memungkinkan
mengeeam riwayat-riwayat pada semua syariat seba-
gaimana hal itu sudah jelas. Sebab, sumbenrya aama.
Demilrian pula dengan sanad-sanadnya, para perawi-
nya, para gurunya, dan kutipannya. Demi hidupku,
sesungguhnya pendapat yang mengatakan tidak
adanya perubahnn dan penggantian, hal itu tidak
muncul dari baik sangka terhadap para imam yang
zalim, dan bahwa mereka tidak rkan mengkhianati
amanat yang besar dengan munculnya pengkhianat-
an mereka terhadap emanat lain yang lebih memba-
hayakan agama."
AI-AIIalnah Al-Muhaqiq Al-Hqi Mirza Habibullah Al-
Hasyimi AI-Khau'i dalarn kitabnya Minhaj Al-Baraht fi
Slurhi Nafui Al-Balaghat, Muassasah Al-Wafa'-Beirut,
jilid z, pasal pertama, hal, 2r4-22o, juga menyebutkan
s Yakni, dwayat-riwayat tentang kekurangan dan perubahan
padaAl{uian.

*2, MengurgkapllakikatSlt'ah
beberapa bukti atas kekurangan AlQur'an. Berikut ini l€mi
kemukakan beberapa d"Iil tersebut, seperti yang dikatakan
oleh seorang ulama Syi'ah:
r. Ke}urangan suratAl-Wilayah-
z. Kekurangan suratAn-Nurain.
3. Kekurangan sebagian kalimat dalam beberapa ayat.
Selanjutnya ia mengatakan,
"Sesungguhnya Imam Ali tidak dapat mentashih Al-
Qur'an pada zaman [gkhilafFhennya disebabkan
taqiyah. Lagi pula supaya hal itu menjadi hujjah pa-
da hari Kiamat nanti atas orang-orang yang menye-
lewengkan dan orang-orang yang mengubah."
Ulama Syi'ah ini juga mengatakan,
"Sesungguhnya para i-4m tidak dapat mengeluar-
kan Al-Qur'an yang benar karena khawatir terjadi
perselisihan di antara manusis sshingga mereka
akan kembali kepada kekufuran yang hakiki."
Itulah sebagran dari pengalaran para ulama
Syl'ah, bahwasanya AI-Qur'an itu kurang dan sudah dise-
lewengkan. Karena anggapan AlQur'an sudah diseleweng-
kan merupakan kebutuhan mazhab Syi'ah, maka sejak
dqhulu sampai sekarang para ulama mereka kemudian
menulis kitab-kitab yang khusus membahas tentang kqra-
kinan yang jahat tersebut. Setahu kami, di antara mereka
yang terakhir menulis ialah guru Syt'ah yang terkenal alim,
Mirza Husain bin Al-Mirza Muhammad Taqi bin Al-Mirza
Ali bin Muhammad An-Nuri Ath-Thibrisi. Ia menulis sebuah
kitab dengan judul Foshlu ;dJ,-I<hitl:,rrb fi ltsbat Tohrif Kitab
Rabbi Al-Arbab. Dalam kitab ini ia mengaliiu terjadi pe-

Pasal ll: Aki&h-Nci&tt Syi'ah teilBcbp lstalrl. ... ng


nyelewengan dan perubahan pada Al-Qur'an, berdasarkan
keterangan dua ribu riwayat menunrt prasangkanya'
Padabagian mukadimah kitab tersebut ia mengatakan,
'T(tab ini sangat bagus dan barang yang berharga,
saya tulis untuk menyatakan adanya penyimpangan
Al-Qur'an, dan beberapa aib orang-orang yang zalim'
Saya namakan kitab iti Fashlu Al'Khithab fi ltsbat
Tahrif Kitab Rabbi AI-Arbab-"
Ulama sesat dan menyesatkan ini mengatakan tentang
Al-Qur'an Al-Karim dengan mengemukakan beberapa bukti
atas penyimpangan, pada halaman 211. IGtanya,
'Kefiasihan Al-Qur'an dalam beberapa poin yang
baligh dan sampai pada batas i'jaz, dan saling terkait
satu gama lnin."
Sepengetahuan kami, tidak ada sahr pun ulama Syi'ah
yang mengingkari kitab Fashlu Al'Kl:ritabiil.
An-Nuri Ath-Thibrisi adalah ulama yang memiliki ke-
dudukan yang mulia di kalangan s}'i'ah' Biografinya disuzun
oleh Ayatullah Muhsin Al-Amin dalam kitab A'ycn Asy-
Syi'ah. Ia juga dipuji-puji oleh gum syi'ah, Abbas AlQummi
dalam kitab AI-Kuna uta Al-Alqab, dan oleh Agha Bazrak
Ath-Thahrani dalam kitab Nugaba' Al-Basycr. Padahal
sudah jelas bahwa kitabnya yang beriudul Mustadrak Al-
Wasa'il roc Mu*anbath Al-Mosa'il, termasuk kitab-kitab
yang dijadikan pedoman oleh Syi'ah, sPed yang dikatakan
oleh AI-Hurm Al-Amili dalam Wasa'il Asy-Syi'oh. Bahkan
di kalangan Syi'ah, tur-Nuri Ath-Thibrisi diberi iulukan
I(hatimah Al'Muhadditsin atau pamunglas Para ulama ahli
hadits.

224 ttlengrrnsaplldrftatsyfah
Secara global, orang-orang Syi'ah me5nakini adanya pe-
rubahan dalam AlQur'an. Mereka memberikan apresiasi
yang positif terhadap para perawi dan para ulama ahli hadits
mereka yang berani mempersoalkann5ra. Jika meneka me-
nyangkal adanya perubahan di depan Ahli Sunnah, fidak
lain karena tipu muslihat dan tuntutan taqiyah )'ang me-
mang memperbolehkan mereka berpura-pura, berdusta, dan
bersikap munafik di depan kaum AhIi Sunnah. IGlau tidah
kenapa An-Nuri Ath-Thibrisi, Al-Qurrrmi, Al-Kulaini, dan
ulama-ulama lain yang meyakini adanya perubahan Al-
Qur'an, begitu dihormati dan dipuji-puji oleh Syi'ah?
Contoh paling nyata ditulis oleh ulama intlektual Syi'ah
yang menjadi rujukan di Najf, yakni Abul Qasim Al-Khau'i
dalam kitabnya Al-Bayan fi fafsir Al-Qur'an" hal. 278,
cetakan keempat tahun 1389 Hijriyah. Ia mengatakan, 'Se-
sungguhnya pembicaraan tentang adanya perubahan pada
AI-Qur'an adalah khurafat dan fiktif belaka. Yang menga-
takan hal itu hanya orang yang kurang normal akalnya.
Tetapi bagi orang pintar, jujur, dan cermat ia pasti yakin
bahwa cerita itu keliru dan hanya khayalan saja."
I(ami jadi ingin bertanya, apakah Al-Kulaini, AI-Qummi,
Ath-Thibrisi, Al-Majelisi, An-Nuri, Al-Fahrni, Al-Mufid, dan
yang lain adalah termasuk orang-oreng yang lauang normal
akalnya? Siapa yang menuduh mereka seperti itu dari ulama
mereka?
Apakah kita percaya pada AI-I(hau'i, atau kita menghu-
kumi ucapannya ini berdasarkan taqiyah yang memper-
bolehkan mereka untuk berdusta terhadap musuh-musuh
mereka?
Berikut masalah-masalah sangat penting yang sengaja
kami kemukakan di hadapan para pembaca )xang budiman

Past ll: Akidalt-Akruh Syi'ehtedadep Is/rrm... 225


terkait dengan sikap Al-I(hau'i terhadap AlQur'an. Dan
tentang,penilaiarrn5xa, kami serahkan kepada para pembaca.
Per&ma, Al-Khau'i perca),a kepada Ali bin Ibrahim Al-
Qummi yang mengecam AlQur'an. Lihat, Mu'jam Rijal Al-
H adits, oleh Al-Khau' i.
Kedua, sesungguhn)ra Abul Qasim Al-Kbau'i ini adalah
termasuk orang yang memberikan fatwa untik mendoakan
celaka dua berhala Quraisy. Dalam doa ini ada dua poin
penting yang menuduh Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu
Anlutma telah mengubah AlQur' an:
1. Ta Allah, laknatilah dua berhala Quraisy, yaitu dua
orang )rang telah menyalahi perintah-Mu dan mengubah
Kitab-Mu."
2. 'Ya Allah, laknatilah mereka berdua dengan setiap ayat
yang telah mereka ubah...."
Ketiga, sesungguhnlxa orang ini dengan sempurna
merasa puas bahwa Imam Ali Radrliyallalur Anhu memiliki
mushaf yang berbeda dengan AlQur'an )ang menjadi pedo-
man seluruh kaum Muslimin dari penjunr timur sampai ke
barat. Yang mana ia berkata dalam tafsirnyaAl-Bayan,hal.
243, sebagai berikut,
'Sesungguhnya keberadaan mushaf aililr Amirul
Mukminin Ali Alaihiwlam yang berbeda dengan Al-
Qur'an yang ada dalam hel uruf,-q11tan surat, jelas
tidak perlu diragtkan lagi. Para ula.r"a terkemuka
juga berrlamai menyatakan keberadaan mushaf ter-
sebut. Jadi, kita tidak perlu untuk membuktikan-
nya.'
K@, bahwasaryra orang ini yangberpendapatbah-
wa adanya nasakh bacaan membuktikan terjadinya peru-

2216 umm*apllakrldsyi'arr
bahan pada AlQur'an. Dikar,enakan nasakh bacaan dite-
tapkan dalam Al-Qur'an d"t' hadits, berarti memang ada
perubahan dalam AlQur'an. Ittr pendapat Al-Khaut. Ter-
serahAnda menilainya.
Dalam kitab yang sama hal. er9, AI-I(hau'i mengatakan,
'Sesungguhnya pendapat yang menyatakan adanya
nasakh bacaan, secara otomatis juga mengakui ada-
nya perubahan. Akibatnya, di kalangan para ulama
Ahli Sunnah sendiri beredar pendapat yang menya-
takan telah terjadi perubahan pada Al-Qur'an."
Dalam kitab yang sama hal. zz4, Al-I(hau'i mengata-
kan,
"Bukan rahasia lagi bahwa pendapat yang mengata-
kan adanya naspkh bacaan, dengan sendirinya meru-
pakan pendapat yang mengakui adanya perubahan."
Kelima, dalam kitab yang sama hal. zr9, Al-Khau'i juga
mengatakan,
"Dan telah dinisbatkan oleh beberapa kumpulan pen-
dapat tentang tidak adanya pembahan (y.og dinis-
batkan) kepada beberapa ulama besar. Di antara me-
reka ialah sang maha guru, Al-Mufrd ...."
IGmi ingin mengatakan kepada pembaca, Anda sudah
tahu bahwa menurut Al-Mufid, terdapat banyak riwayat
hadits yang menerangkan terjadinya perubahan pada Al-
Qur'an. Tetapi Al-Khau'i sengaja menyesatkan dan menga-
burkannya derrgan menggunakan istilah dan telah dinis-
batlcan la sengaja tidak menunjuk pada pendapat shahih
yang dikemukakan oleh Al-Mufid.
Keenam, sesungguhnya Al-Khau'i menguatkan hadits-
hadits yang berlaku di kalangan Syi'ah ihr tentang peru-

Pasal ll: Akidah-Aki&h Syi'ah terhadap lslam ... 227


bahan dalam Al{ur'an. Ia mengatakan dalam kitabnyaAl-
Bay an fi Tafsir Al-Qur'cn, hal. 45-246,
"sesungguhnya banyak riwayat -meskipun sanadnya
dha'if- yang sebagian besar dikutip dari kitab-kitab
Ahmad bin Muhammad As-Sayyari yang telah dise-
pakati oleh para ulama ahli hadits bahwa pendapat-
nya itu keliru, karena ia mengatakan adanys saling
nasakh. Diriwayatkan dari Ali bin Ahmad Al-Kufi,
sebagaimana yang dikemukakan oleh para ulama
ahli hadits, bahwa ia adalah seorang pendusta, dan
pemahemannya rusak. Tetapi banyaknya riwayat
menyebabkan kesimpulan dengan timbulnya se-
bagian riwayat tirsebut dari orang-orang yang
ma'shum Alai.himussalam dan tidak kridibel. Di sana
ada yang diriwayatkan dengan sanad yang dipertim'
bangkan, sehingga kami tidak perlu membicarakan
tentang sarad setiap riwayat secara khusus."
Kefitjuh, Abul Qasim AI-I(hau'i dalam Mu'iam Riial Al-
Hadits, hal. z4S, jilid )m/, terbitan Beirut tahun r4o3
Hijriyah, meriwayatkan dari Barid Al-Aiili dari Abu
Abdullah Alarhissalcm, ia berkata,
"Di dalam Al-Qur'an Allah menurunkan tujuh nama
mereka. Tetapi kemudian orang-orang Quraisy meng-
hapus enarn nama, dan hanya membiarkan satu
nama Abu Lahab. Aku bertanya kepadanya tentang
yang dimaksud dengan frrman Allah Azza wa Jalla
surat Asy-Syu'ara' ayat 22L-222 berikut ini:
'Apakab akan Aku beritakan kepadamu, kepada
siapa syeta*syetan itu turun? Mercka turun kepada
tiaptiap pendusta lagi yang banyak dosa.' Ia men-
jawab,'Mereka ada tujuh orang, yalrni: Al-Mughirah

228 Men$mgl€pHald(atsyi'ah
bin Sa'id, flenaan, Sha'id An-Nahdi, Al-Harits Asy-
Syami, $dullah bin Al-Harits, Hqrnzsh bin Ammar
Az-Zubatri, dan Abu Al-Khathab."
Selain riwayat tadi, Al-tr(hau'i jWa mengutip banyak
riwayat lain. Dan ia mengomentarinya dalam kitab yang
sama, jilid )GV, hal. 259,
Tang bisa disimprrllran dari riwayat-riwayat ini
ialah bahwasanya Muhammad bin Abu Zainab ada-
lah orang yang sesat, menyesatkan, dan rusak aki-
dahnya. Kendatipun sanad sebagian riwayat ini
lemah, tetapi yang shahih diantaranya cukup dija-
dikan sebagai dasar bahwa secara global tidak jauh
dari mutawatir."
Sebagaimana telah jelas bahwa Al-Khau'i memang tidak
mau menjelaskan tingkatan riwayat tersebut dari segi shahih
dan dha'iftrya. Tetapi dalam kitabnya tersebut jilid DL hal.
42, ia menjadikan dalil riwayat buruk yang mengecam Al-
Qur' an tersebut, dengan mengatakan,
"Dalam biografr Muha"'mad bin Abu Zainab dise-
butkan tentang tafsir firman Allah Ta'ala, 'Apakah
akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syetan-
syetan itu turun? Mercka turua kepada tiaptiap pe*
dusta lagi yang banyak dma.'Bahwasanya Sha'id
An-Nahdi adalah salah aeorang dari mereka."
Seperti yang kita ketahui bersama, apa yang dijadikan
dasar oleh AI-I(hau'i di sini adalah bagran dari riwayat yang
buruk tersebut. Dan seperti biasanya ia tidak menjelaskan
tentang shahih dan dha'i6ya, padahal ada beberapa alasan
yang cularp banyak yang dapat menyelamatkan dan mem-
bela Kitab Nlah Azza usa Jalla. Tetapi, ia tidak mau me-
lakukannya.

Pasal ll: Aki&h-Al<i&h Syi'ah terhaclap tstsn ... ng


Kedelapan, sesungguhnya Al-I(hau'i tidak merasa malu
unhrk melalarkan kebohongan secara terang-terangan dalam
kitab yang sama hal. zr9. Menafsiri ayat tadi ia mengatakan,
"sesungguhnya yang populer di kalangan ulama-
ulama Syl'ah dan para muhaqiq mereka, bahkan
yang telah disepakati di antara mereka semua ialah
pendapat tidak adanya perubahan pada Al-Qur'an-"
Tetapi kemudian ia membantahnya sendiri dengan menga-
takan,
'selanjutnya beberapa ulama ahli hadits Syilah dan
beberapa ulama Ahli Sunnah berpendapat, ada peru-
bahan pada Al-Qur'an."
Perhatikan, beshr berani ia mengatakan "...dan bebe-
rapa ulama Ahli Stmnah.'
Itulah Al-I(hau'i berilart statemen-statemen dan pi-
kiran-pikirannya. Betapapun kita harus ingat bahwa Al-
I(hau'i memperbolehkan sumpah bohong demi mengarnal-
kan taqiyah. Dalam kitabnya At-Tanqih Syarah AI'Urwat
Al-Wutsqa (fiIlzZ8-So7), ia mengutip dan membenarkan
sebuah riwayat dari Ja'far Ash-Shadiq, bahwasanya ia me-
ngatakan, "Apapun yang kalian perbuat dan sumpah yang
kalian ucapkan demi melakukan taqiyah, kalian masih tetap
memiliki keluasan (untuk dibenarkan)."
Waspadalah terhadap syetan-syetan pem-buat makar
tersebut. Mereka adalah oranS-orang )xang memperbolehkan
sumpah yang keji dan jahat untuk menipu dan membohongi
kaum Muslimin.
Satu hal sangat penting dan bahaya sekali yang harus
Anda perhatikan, wahai saudara kami sesama Muslim, ialah
bahwa Al-Khau'i tidak menganggap kafir orang-orang yang

2$ tfiuuq,qtffiflwt
mengatakan adanp perubahan pada AlQur'an. Kenapa?
IGrena mazhab Syi'ah dalam segala sesuatu yang menyang-
kut prinsip dan cabang adalah berdasarkan riwayat orang-
orang yang mengatakan adanya perubahan pada AlQur'an,
kendatipun riwayat drn ucapan-ucapan mereka itu disang-
gah dan mereka menglofirkan niscalra akan roboh mazhab
dan akan sirnaberbarengan dengan hempasan angin.
Saudara kami sesama Muslim, jangan heran atas bacaan
orang-orang Syi'ah terhadap Al-Qur'an yang ada sekarang
ini yang menurut persangkaan mereka telah diubah. Sebab
menurut ucapan mereka, itulah yang diperintahkan kepada
mereka.
* Nimatullah AlJazairi dalam kitab AI-Anwar An-
Nu'maniyah, jilid II, hal. 363, Mansyurat Al-A'lami-Beirut,
menyebutkan alasan kenapa orang-orang Syi'ah tetap mau
membaca Al-Qur'an yang ada sekarang ini, meskipun me-
reka mengatakan ada perubahan padanya. Ia mengatakan,
"Disebutkan dalam beberapa riwayat bahwasanya
para imam Alaihimussalam men5ruruh orang-orang
Syfah untuk membaca Al-Qur'an yang ada ini dalam
shalat maupun lainnya, serta mengapslkaa hukum-
hukumnya sampd munculnya AIQa'r'm sang pe-
nguasa zauran yang akan merenggut Al-Qur'an ini
dari tangan manusia untuk dibawa ke langit. Selan-
jutnya ia akan mengeluarkan Al-Qur'an yang ditulis
oleh Amirul l\,fqlrninin Alaihissalam kemudian diba-
ca dan diamalkan hukum-hukumnya."
* Muhammad bin An-Nu'man yang bergelar Al-Mufid
dalam kitabnya AI-Mosa'iI As-Sarauiyat, hal. 78-8r, dan
juga dalam kitab Aara' Haula Al-eur'an, oleh Al-
Ashfahani, hal. r35, mengatakan,

Pasalll: Aki&h-Akidah Syi'ahtefiadap lstam ... 231


-Ierdapat riwayat shahih dari para imam kami
Alaihimussalaa bahwasanya mereka menyuruh
untuk membaca Al-Qur'an ini, tanpa boleh berbuat
kelewat batas dengan menambahi atau mengurangi-
DyB, sampai muncul ALQa'im Alaihissalam yarlg
akan membacakan kepada manusia apa yang telah
diturunkan oleh Allah Ta'ah, dan yang telah dihim-
pun oleh Amirul Mukminin Alaihissalam.I(alau kita
dilarang membaca humf-huruf tambahan yang ada
pada mushaf seperti yang diterangkan dalam bebe-
rapa riwayat, karena riwayat-riwayat tersebut tidak
mutawatir. Tetapi hanya sekedar khabar. I{alau
hanya satu orang saja, sangat boleh jadi ia salah
dalam mengutip. Alasan lain, jika seseorang mem-
baca sesuatu yang menyalahi apa yang ada di antara
dua sampul ini, berarti ia telah tertipu dan menjeru-
muskan diri sendiri ke dalam kebinasaan. OIeh ka-
rena itulah, kita dilarang membaca Al-Qur'an yang
isinya berbeda dengan apa yang ada di antara kedua
samPul ini."
Pengalman orang-orang syr'ah bahwa yang dimalaud
dengan perubahan adalah perubahan tafsir. Ucapan ini jelas
bathil. Bukti yang bisa kami ajukan atas kebathilan tersebut
ialah:
* Penga}uan mereka bahwa AlQur'an yang benar ada
padaAl-Mahdi yang ditunggu-tunggu. Ini artinyabahwa Al-
Qur'an yang ada sekarang tidak benar. Sebab kalau Al-
Qur'an yang ada pada Al-Mahdi sama seperti Al{ur'an
yang ada sekarang ini, lalu apa artinya pengakuan orang-
orang Syi'ahtersebut?

232 Mengungkap Hakikat$l'ah


i* Riwayat yang ada dalam N-K6,jilid II, hal. S9Z,
kitab ?entcng Kantamaan AlQur 'cru Di sana disebutkan
bahwa AIQur'an yang diturunlen kepada Muhammad
Shallallohu Alaihi usa Sallam ada tujuh belas ribu ayat.
Tetapi yang ada sekarang ini haryra ""ggal kira-kira enam
ribu dua rattrs ayat. Ini artinya bahwa dua pertiga ayat Al-
Qur'an telah berkurang. Hal ini dikemukakan oleh beberapa
ulama "hli hadits Syi'ah. Antara lain oleh Al-Allarnah
Al-Majelisi dalam kitabnl,a Mirht Al-UEtl, jilid )CI, hal.
525. Dan juga oleh Al-Allamah Muhammad Shalih Al-
Mazandarani dalam kitabnya Syarah Jami' Al-Kafi, jilid )O,
hal.T6yang mengutip dari dasardasar mazhab Syi'ah.
i* Beberapa ulama terkemuka Syi'ah mengalmi bahwa
perubahan pada AIQur'an bukan terletak pada tafsirnya
saja, melainkan juga pada lafazh-lafazhn1,a. Contohnya
seperti yang dikemukakan oleh Al-Majelisi dalam Mir'at Al-
Uqul, jilid XII, hal. 5zS; dan oleh Habibullah Al-Hasyimi
dalam kitabnya Al-Ba ra'at fi Sy arhi Nahji Al-Balaghat, jilid
II, pasal pertama, hal. z16.
li Pengakuan para ulama Syi'ah tentang ber}urangnya
secara penuh beberapa surat AlQu'an. Contohqra seperti
surat AI-WiIayah dan surat An-Nurain, sebagaimana yang
dikatakan oleh Al-Allamah Al-Majelisi dalam kitabnya Tadz-
kirat Al-Aimmah, hal. r8-zu oleh Al-Allamah Habibullah
Al-Hasyimi dalam kitabnya Al-Baraht fr Syarhi Nohji Al-
Balaghat,jilid II, hal. zr7; dan oleh AD-Nuri Ath-Thibrisi
dalam kitabnlra Foshlu Al-Iftthab, hal. r8o.
l[ SuratAn-Nuraiu:

E;i:;" ,;c: 'rSa; or/i r:irii , ;1r:/lu:$1 GY'*,ru'


a. . -'..
l:l .+t't'c

Pasl tl: Aki&tr-Alddcrh Syt'ahteliaa&p tstaizr' ... 23it


d :q e. !.r;: i' j<-,, ii; ;-!,
,;-!,t U,tt Lr?*
^:t;J?'St i:sG Yi eg'€erf-fr6 y 4tjg
'uti
))'S,,rl,ri*i'#f tt* #teoiy
io , o:t
*r'"?'tlli:t c.,t'3t tY ,s:{t.i,r Lt
f;
i'j;* * e'urf 4Ftt,u-.lr-*tiro, jubg
W n',;-!, k i 'rl:Sr ',#:St 'tL'r\iU ir-- c
'$^l i 'fj U* 3yf Lyifr, dnt'*n
"i,r Lr
a.ti;.i o:t fr rui;"t f i*t,:i^ir ,'*. f,ilis (,G
o'fq.';;;l i ot'&i o:)t +?, ;; e ;b
n Pt i. c'&,1;..rr 3r ,i"i'"<Lr; a €
,+ i' ;rti; 'ri.*:t Lt o:fu- ; ,+tr;t t::rlpt-
"oit

,;!t * i o:t k- ;:t; g.,t;r;t'*. J?1t rea:t;-'62


'Jl,y.Li! Glt J, t;rf |*, ,F * rlu-
,VL, # ir':*;iii,r itnJ,?e &."
hi?', 4q.* *';; r; /-\, ;;'b,*t tt)'#t
iu;\
Ty
e"ie Lr' oi;y €rlt ';;Lf .,rff
"r"
6fur ;t:;ir A: # fF Y::,t; ft:;< G*.'S q,/l
43;i,'#i t;;, i'r !:';i 6 "#, u'r*,;a6
s?';6u o':W'€*i Jetri € q* i:t u,fi y

234 Mengungkap Hakikat Syi'ah


u {i ut LV t* u Q o6 .,r,'I Uil tiif i
e i r:;r;t i uy op r'#|ey;;??t'o\:H-'!y
'^bti,61'# CC'tto:*;F .e're',#o f;
;; e'rf u, a,*llst ii, et, rL;'# t:r,xS
;;'it'gda; J+';;"t o\116 rya;it-tt L. oj)6,
L5 u} o\*;-
*6 o:fr i; i;tiat .,:a$
v3'& u w;, *A' 4 +4 G!"'#, u
trtr.l,$t,,L'; iy elt,r ,)F- u, .rry;|'cJ
ga Au G n'J;}qJG. ,q6t *';c;'ri ))t
uiru rlti $; b '.J
-e fa, ,1 ;t ili- ff ' tfi Glt
l)'

t# Glt e_t'J; S i:, *r;;;ri7.ti ):;;- riTr:,


eaf * i, eet a .l>t;!i W i:A;.,;)*. i:
W o:ri:t;: u;lt'fit: *sil, frr:E€,5it't;:-
o:rt; i!, **r t:r*Ai;Gr;fii*tL;t'-trb A
rf i!,*,ircf iid'*'!f i'*
,) i.i:*stti4 :e,A € irl;c, A'fru
-.oJat
*Wahai yotg berino4 berimoilah kcpda An-
or(mg-or@rg
Nwain yang telah lbmi twurkor. Mereka berdualah yotg
akon membacaknt kcpada kalim ayat-ayat-K4 don yang akan

Past tl: Aki&trAkiclat Syfah tefiadap tstatrn. ... 235


memperingatkon kalian d*i ozab pada hoi yory sangat best.
Dua cahaya itu sebagian doi sebogiotr yang lain. Dot Aht
Maha Mendengo lagi Maha Mengetahui. Sesutgguhnya
or(mg-orang ycmg memenuhi janji Allah dan Rosul-I'Iya, pada
beberqa tanda bagi merelca strga yang penuh kenibnatot
Dan orotg-orongyory k$r setelah berimq4 naka disebabkot
mereka mengingkoi jo{i mereka dor apa yorg telah dijot-
jilrot oleh Rnsul kcpada nereka, mereka akm dilempukan kc
dalam neraka Jahim Mereka telah mengotiaya diri sendiri,
dot men&rhokai Al-Washi Al-Rosul. Mereka alcan diberi
minun dari air yong sotgat poras. Sesutggulmya Allah loh
yang menerotgi loryit dm bumi sekehendak-Nya, yang
memilih paro malailcol, dot yotg or@tg-or@tg
yang berimol Mereka berada di antoa nafrhl* ciptaan-Nya.
Allah berbut apa sqja yory dikclwnda*i-Nya. Tidok ada
Tuhm selain AAah Yotg Maha Pengasih lagi Maha Penya-
yotg. Orang-orang sebelun mereka yang berbuat makfr terha-
dap para rasul merek4 Afu akan menyiksa merela disebabkmt
oleh mako mereka" Sesmggalmya siba-Ku s(mgat keras dan
pedilt Sesmggularya Allah telah membinasakot kaum 'Ad dot
koum Tsamud disebabkm apayotg mereka lafukor. Dot Allah
menjadikan mereka sebagai peringata bagi kaliot. Oleh
ksena ita joqoilah kalion tahtt. Dot Fir'otot atas keza-
lina vrya terhadq Musa dot sdtorya Hrun. Aht telah
menengelamkan Fir'atn dot semua or@tg yory mengihtti-
nya, supaya hal ia nmjadi toda peringator bagi kalian.
Sesmggulmya kcboryakm kalim adalal, orang-orotg yang
fasik Pada hoi kebangkitot noti seswtggulmya AAah akon
mengunpulkon merelco, lalu mereka tifuk leuasa menjav,ab
ketilro ditanya Sestmgguluya neraka Jahim adolah tempat
tinggal mereb dan bahwasotya Allah Malu Mengetahui lagi
lrlalra Bijaksana Wahoi Rasul, sanpaikan peringatan-Ku,
niscaya mereka akot mengetalrui. &ngguh merugi orang-

236 Mettgungl<apllaldkatsy{'ah
orotg yory berpaling doi aya-Kt dot keptnaorKt" Per-
wnpamoo, or@tg-or@rg Wrg memenuhi jorji-f,fu naka Aht
akot nemberi balasm kcpda mereka swga yotg penuh
nilonat. Sesugguluya Allah memiliH onpuan do, parrala
yang beso, seswrggaluya Ali temas* orang-or@rg yang ber-
takwa, dan sesuggulmya l<omi akn, mencuhryi halo4n pada
lwi Kiqnat nmti. I(otti tidak akm lalai atas kcalimot yotg
diperlafukan kcpadanya Komi telal, memuliakonya atas
selwuh keluogamu. Sesmgularya io dm ouk crcurya ada-
lah orory-orotg yang sabo, dot yotg memtsuhi mereka ada-
lah pemimpin orang-orotg yory berdosa lfutakmlah kcpada
orailg-or@tg kafir setelah berimot 'I{aliot bwu-bwu mencoi
perhiasot dmia, dot nelupakm apa y@rg telah dijotjikot oleh
Allah dan Rosul-Nya kcpada kaliot. Ifulim telah merusak janji
yang telah dilarfuhkan. &ngguh l(ami telah membuot perwn-
pomao, kcpada kalian sqpmya kalim mendapotkot peturrjuk'
Walni Rasul, sesutgubtya Kami telah mentrtmkan kepadamu
6yat-qyd yang sotgat jelas. Di dalamtya ada orory yory
dimatikot oleh Allah dalam keadoan Mubnin. Bootgsiapa
yong berhnsa sepeninggalotmu berjaya, maka berpalinglah
doi mereka" Sesmggulurya mereka adalah or@rg-orang y@tg
berpaling. Sesmggulvrya mereka akan dihadirkm pada hoi
ketika mereka s@tgat membuuhkan pertolongot don tidak
ada yang mengasihi mereka- Sesurygulmya bagi mereka di
Jahannam oda tempa yotg pasti. Oleh koreno iu bertasbihlah
dengan menyebut nama Tuhormu dan jadilah kamu termasuk
orcmg-orotg yory bersujud. Sunggh Kami telah mengutus
Musa dot Honn wrtuk menyampaiknt risalah Tetapi mereka
soma menzalimi Hottr y@tg sotgat sabar. Lalu di antua
mereka Komi jadiko, kcra dan babi. Karni laboti merelea
sampai poda hoi mereka dibangkitksn kembali. Bersabulah,
niscaya mereka akant melihat. Sesmggulurya Kmti telah
memberimu hibnah sebagaimana poa rasul sebelwnmu, dan

Pasal ll: Aki&tr-Al<t&h Syi'alrtedlacirrp lslann ... Xrl


Kami juga telah menjadikm tmtukmu Washi di antoa mereka,
supcrya mereka mau kcmball Bwangsiapa yong berpaling dari
perintah-Ku, maka sesunggulmya Afu adalah tempat kembali-
nya Bitkan mereka menibnati keh{tran mereka sebentar,
dan jangotlah komu bertotya tentang ororg-or@tg y@tg
melanggo sumpah Walui Rasul, seswtggulmya Komi telah
menjadikan untubnu janji pada leher orang-or@tg y@tg
beriman Maka ambillah janji itu, dan jadilah kamu termasuk
or(mg-or(mg yang bersythrr. Seswtggulmya Ali adalah or(mg
yang tehm beribadah pada malom hari seraya bersujud lcarena
tahtt akhirat dan mengharapkan pahala Tuhannya. Kata-
konlah apakah sqma ororg-or(mg yang berbuat zalim kepada
Tuhon mereka, sedangkon mereka sudah mengetahui azab-Ku.
Kami alran memas(mg belenggu-belenggu pada leher mereka,
dan mereka alrant menyesali perbuotan-perbuatan mereka Se-
sutgguhnya Kami memberikan klubar gembira kepadomu
dengan keturutannya yory shalih, dot sesutgguhnya mereko
tidak menyalahi perintah Kami. Maka bagi mereka yoq masih
hidup maupun y@rg sudah mati ada shalov,a dot raltmat dari-
Ku pada hqi mereka dibongkitkan. Bagi orory-orang yotg
menzalimi mereka sepeninggalotm4 merela akan terkena
murlra-Ku Sesutgguhnya mereka adalah katrn yory jaha dot
merugi. Dot bagi orcng-or(mg yotg menempuh jejak mereka,
ada ralanot doi-Ktt. Mereka mcrosa amot tinggal di kono-
knne surga Segala puji bagi AAah Tuhon seru semesta
alam."
*
Lagi pula surat ini zudah dibuang seperti yang ditu-
turkan oleh Al-Allamah Al-Muhaqiq Habibullah Al-Hasyimi
dalam kitabnya Mitrhqi Al-Bara'at fi Syarhi Mhhaj Al-
Balaghat,jilid II, hal. zr7; dan oleh Al-Allarnah Al-Majelisi
dalam kitabnya Tadzkirat Al-Aimmah, hal. r9-zo, dengan
bahasa Persia -Mansyurat Maulana- Iran.

238 Mengungkap llakikat Syi'ah


yt
f J\ *y-y- *rv; i:i:r'S ttt t'fl"rt ;t Glr vfi;-
#t6r,fr qti'ax.U,U #
i-!t'ot/41
$q'# 4 ,il';4" ,O3r Le',Ji ii't * oii.
i ay sy |r{ id'& C'#'tti.f -yqitirs r:1;m,

+;t'i*Y ;,+'A.oN.i<lt3tyt ;i i;-


8:, "2" &; i-;'.pt S;n$..ir o& cyi5iu...t1.
iyrlistiV3
"W'ahai orang-orang yory berilnm kcpada Nabi dm Al-Wali
yang telah Ifut i uus untuk meruotjuklcm kaliot kcpada jalot
yotg hrtu. Nabi dm wali itu sebagiot mereka berasal doi
sebagian yory lain. Afu Malu Mengetalrui lagi Maha Ber-
pengalamot Sesmgguhnya orang-or@rg yotg memenuhi jattji
AAah, bagi mereka surga yang penuh kcnibnatot. Ormg-
orang yotg apabila dibacakan ke@a mereka q)at-ayot Kot i,
tetapi mereka malah mendustakomyg naka bogi mereka oda
tempat y@tg s@rgat besar di Jahannan Apabila pada hoi
Kiamat kelak diserukan kepada mereka, 'Mora orotg-orong
yang zalim dan yory men&tstaknt pora rasul', maka tidaHah
di belakory merelea pua rasul kcctali kebenmot. Allah tidak
akan memperlihotkan mereka sampai pada walau yory dekat.
Bertasbilah dengan memuji Tuhanm4 dot Ali adolahtermasuk
mereka yotg menjodi saksi."
ssrh

Pas€l ll: Alci&lrAki&h qi'atrtedul&p tsbm... 239


Pembahasan Kedelapan Belas
MAHDI SIN'AII M HT.'KI.'MAN HAD
TERIIADAP ABU BAIGR DAI{ I.'MAR

s-Sayid Muhammad lGzhim AlQaznini dalam


kitabnya Al-Mahdi min Al-MaMi lla Azh-Ztnhur,
hal. 54r, Muassasah Al-Imam Al-Husain-london, yang di-
distribusikan oleh Maktabah Al-Alfain-Kuwait deugan edisi
cetakan baru, mengemukakan sebagai berilut,
"Di Madinah sana ALQa'im Alaihissalam akan mela-
kukan beberapa tugas dan pekerjaa". I(ami sebutkan
salah satunya ialah membongkar kubur, mengeluar-
kan jasad-jasad darinya, dan membakar:nya. Sebe-
naflrya ini termasuk masalah-maealah yang harus
dijelaskan dan diuraikan. Tetapi kami cukup menge-
mukakannya secara global saja."
Ulama Syi'ah ini enggan menjelaskan siapa orang-orang
yang akan dibongkar larburnya oleh Al-Mahdi, lalu dibakar
demi menuruti ryariat taqi)rah yang menyunrhnya unnrk
mengecoh, menipu, dan membohongi orang-orang Sunni.
if Sesungguhnya kubur yang ia maksudkan ialah kubur
Abu Bakar Ash-shiddig dan kubur Umar Radhiyallalut
Anluma, sebagaimana )xang ditegaskan oleh guru dan Al-
Allamah Syi'ah, Ahmad bin Zainuddin Al-Ahsa'i dalam
kitab Ar-Rql'at, hd. 186-187.
Mirip dengan hal ittr ialah apa yang disebutkan dalam
kitab llayatAn-Ncs, hal. 5o, di mana Abu Bakar dan Umar
diungkaplen dengan istilah berhala &n thaghul

24O lrlen$rrolopHakikatsyfah
Dan juga seperti yang disebutkan oleh Al-Mirza
Muhammad Mu'min Al-Istirabadi dalam kitabrya Ar-Rrght,
hd. rr8, DaarAl-I'tishamQurnm, Lan; oleh Ni'matullahAl-
Jazairi dalam kitabnya Al-Anwu An-Nu'maniyah, jilid II,
hal. 89, &n oleh Zainuddin An-Nabathi dalam kitabnya
Ash-Shirath Al-Mustaqiwjilid II, hal z53.
Bahkan salam bait-bait sya'ir Syi'ah, kami menemukan
ungkapanpng senada:
Wahaihuijah Allah,s'
wahai sebaik{aik manusia cahaya kegelapan
wahai puha bintang-bintang yang gemedap
aku menghanap dariAllah Tuhanku
kinanya Dia berkenan rnenganbrkan
aku dapat melihat dengan mata kepala sendiri dua onang
terkutuks2
yang akan dibongkar kubumya,
sepertiyang dikatakan oleh Nabikepada kita,
setelah mereka dikubur di hnah
mereka pasti akan diumumkan didepan seluruh manusia
mercka akan disalib pada bffing pohon kurma
lalu dibakar secara pasti
inilah yang akan menyembuhkan hati yang lama
memendam kesedihan,
lalu setelah ia akan merasa gembira.sg

sffia

3'
Maksudnya, Al-llahda.
e Yaitu Abu Bakardan Unar
Radhiyaltahu Anhuma.
sYasin Ahmad, Aqlu
N-Durarfi fuqri futhni Umar.

Pasl ll: Aki&lrAlcitbh Syl'ah terlallap ts&lin ... 241


Pembahasan Kesembilan Belas
MATIDI SrI'A}I AKAN ME}IOTONG TANGAN
BANI S|YAIBATI

/flaluhammad IGzhim AlQaznini dalam kitabnya


)ltlerruarai min At-Mahdi lta Azh-ztthur, hal.
539, Muassasah Al-Imam Al-Husain-[ondon, mengatakan,
"Sesungguhnya Syi'ah meriwayatkan dari AI-Imam Ash-
Shadiq, bahwa ia berkata,
"Adapun jika nanti AIQaiiz sudah muncul, ia akan
menangkap orang{rang dari Bani Syaibah, lalu akan
memotong tangan-tangan mereka. Selanjutnya ia
alran berkeliling mengarak mereka seraya berkata,
'Merelralah para pencuri Allah ...'."
Syl'ah juga meriwayatkan dari AI-Imam Ash-Shadiq,
bahwaiaberkata,
"Al-Qa'im akan memotong tangan-tangan Bani
Syaibah, dan okan ditulis di dinding Katah 'Para
Pencuri Allah'."
AlQazwini mengomentari riwayat-riwayat tersebut de-
ngan mengatakan,
'tsani Syaibah ialah para pengurus I(a'bah yang
memegang kunci-kunci Rumah Allah ini. Mereka
mewarisi tugas ini secara turun-temurun. Mereka
telah mencuri harta dan sirnpanan-simpaasl 6ilik
Ka'bah. Mereka menggunakan harta tersebut semau-
nya sendiri. Itulah sebabnya Al-Imam Alaihissalaa

242 M€ngungfopHsklkatsyi'8h
menyebut meneka para pencuri. Maksudnya,
pencuri harta Allah."
SG&A

Pasl ll: Aki&lrAl@rllt Syi'ah tet@p lslan, ... 243


Pembahasan Kedua Puluh
MAIIDI STI'AII MENGHI,'KIJMI BERDASARKAN
HI.'XI'M DAI.'D

(f esungguhnya ketika Mahdi Syi'ah yang dijanjikan


,{9muncul, ia tidak akan menghu}umi berdasarkan
ryariat Muhammad Slnllallahu Alaihi wa Alihi. Tetapi
dengan hulum Daud, sebagaimana yang dikutip oleh salah
seorang ulama Syl'ah terkini yakni, SJraikh Muhammad bin
Muhammad bin Shadiq Ash-Sadr dalam kitabnya Tarilch Ma
Ba'da Azh-Ztuhur, hal. 228, &to, Daar Al-Ta'aruf-Beirut,
dari Abu Ja'far Alaihissalcm, ia berkata,
'Jika nanti AIQaiar keluarga Muhammad muncul,
ia akan menghukumi dengan hukum Daud Alaihi*
salam, tanpa perlu dimintai bukti."e4
rF Diriwayatkan oleh Al-Katib An-Nu'mani dalam AI-
Ga{bat, hd. 3r4-3r5, dari Abu Abdullah Alarhrssalam, ia
berkata,
'... Dan Allahakan mengirim angin dari setiap lem-
bah yang mengatakan, 'Inilah Al-Mahdi yang akan
menghukumi berdasarkan hukum Daud, dan ia tidak
menginginkan buktf."
l* Gr:nr Syi'ah bernama lGmil Sulaiman dalam kitab
Yauma Al-I(halash fi Ztihi Al-Qa'im Al-Mahdi Alaihis-
salam, hal. g9r, cetakan kehrjuh 1991Masehi, DaarAl-Kitab

il Jika ingin menambah jelas tentang kesamaan Syi'ah dengan


Yahudi, silahkan baca kitab tudzlu A,-Majhud ft lbbat Tasyabuhi Al-
Ratizhah bl Al-Yahudi, oleh Abdullah Al-Jumaili.

244 Mengungfiap Hakikat Syrah


Al-Lubnani-Beirut, Iondon, mengutip riwayat dari Abu
Abdullah A laihissalam, ia berkata,
"Apabila ALQaiar keluarga Muhammad Shallallahu
ilaiU wa Alihi rkan menghukut i, ia menghukumi
di antara rr auusia berdasarkan hukum Daud, dan ia
tidak membutuhkan bukti. Allah lah yang qkan
memberinya ilhem, lalu ia ekan 6sag[ukumi berda-
sarkan pengetahuannya. Allah ekan memberitahu
kepadanya apa yang disembunyikan oleh setiap
kaum, dan akan memperkenalkan kepadanya mana
pembelanya dan mana musuhnya lewat tanda-
tanda."
il Gtrnr Syi'ah, Muhammad bin Mubammad Shadiq
Ash-Sadr dalam kitab farik r Ma Ba'da Azh-Ztuhur, hal
728, mengemukakan suatu riwayat dari Ash-shadiq sebagai
berilart,
'Dunia tidak akan lenyap sebelum muncul seseorang
dariku yang akan menghukumi berdasarkan hukum
keluarga Daud, dan ia tidak meminta bukti."
Dalam kitab yang sama, Muhanrmad bin Muhammad
Shadiq Ash-Sadr juga meriwayatkan dari Abu Bashir, ia
berkata, Abu Ja'far Alarlhissalam mengatalon,
"Al-Qa'im akan datang dengan membawa urusan
yang baru, kitab yang baru, dan keputusan yang
baru. Ia bersikap keras terhadap orang{rang Arab.
Dan umsannya hanya pedang."
ssu

Pasl ll: N<i&lt-Al<i&lr Syfahteilncfip tsla/,/- -.. 245


Pembahasan Kedua Puluh Satu
MATIDI StrI'AII AKAN MEROBOHI(AN
MASIIDIL HARAII

ayid Muhammad lGz.him Al-Qaavini dalam kitab-


nya Al-Mohdi min N-Mohdi Ila,4zh-Ztuhur, hal.
534, dengan judul Mengembalilcan Masjid Werti Semula,
meriwayatkan dari AI-Imam .dsh-Shadiq, ia berkata,
"Ketika ,4lQa'im muneul, ia akan
merobohkan
Masjidil Haram sampai ia dapat mengembalikannya
pada pondasinya, dan ia nlrnn memindahkan Maqa-
Ibrahim ke tempat yang semula."
* Selanjutnya Al-IGzhim menjelaskan sera)'a menga-
takan,
"Sepeninggalan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Alihi, Masjdil Haram terus diperluas sampai seka-
rang. Ada penambahan-penambahan halaman dari
semua arah. Tetapi kendatipun demikian, hal itu
tidak nlran sampai pada pondasi lama yang telah
ditetapkan oleh Nabi Ibrahim Alaihisslarz untuk
Masjidil Haram. Sebab, pondasi lama itu dimulai
dari Al-Hazwarah, yaitu antara Shafa dan Mar:na.
Hal inilah yang diriwayatkan dari Al-Imam Ash-
Shadiq Alaihissalam ketika ia ditanya tentang tam-
bahan-tambahan yang tcrjadi pada Masjidil Haram,
apakah itu termasuk bagian dari maejid? Ia menja-
wab, Ya. Mereka tidak akan sampai pada masjid
Ibrahim dan Ismail Shallallahu Alaihima.' Dan ia
juga mengatakan, Tbrahim Alaihissalam telah meng-

246 Mengnrngi<ap llakllot Syi'ah


gariskan sesuatu di Matrkah antara Hazwarah sam-
pai ke Mas'a. Itulah yang telah ditetapkan oleh
Ibrahim'."
ssa

Pasl ll: Aki&lrAl<icblt gfaiz falrtnr@lp,slan ... ?AT


Pembahasan Kedua Puluh Dua
BAGI SYT;AU TIDAI( ADA JIHAD KECTJATI
SETEIAH KEHADIRAN ALMAIIDI

4flaiklah, kami akan kemukakan suatu fakta yang


4/mungkin tidak diketahui oleh orang-orang yang
simpati kepada Syi'ah dan orang-orang yang menyerukan
kerukunan dengan mereka demi jihad melawan orang-orang
kafir, sebagaimana anggapan mereka. Fakta tersebut ialah
bahwasanya jihad dalam mazhab Syi'ah itu diharamkan
hingga munctrlnya imam mereka yang kedua belas. Itulah
sebabnya sejarah tidak pernah mencatat dan tidak akan
mencatat jihad yang dilal$kan oleh Syi'ah melawan orang-
orang kafir.
* Diriwayatkan oleh seorang ulama Syt'ah ahli hadits
yang tsiqat bernama Muhammad bin Ya'qub Al-Kulaini
dalam kitab AI-Ka.f (VIII/zgs), dari Abu Abdillah Alaihis-
salam, ia berkata, 'setiap bendera yang dikibarkan sebelum
munculnya Al-Qa'im maka yang melalarkannya adalah
thaghut yang disembah selain Allah Arua wa Jalla." Riwayat
ini diketengahkan oleh guru kaum Syr'ah Al-Humr Al-Amili
dalam kitab Wosa'rl Asy-Syi'a h (frI yil.
l* Diriwayatkan oleh seorang ulama ahli hadits Syi'ah
Al-Haqi Husain An-Nuri Ath-Thabrasi dalam kitab Musta-
drak Al-Wosa'il (IUzq8), Daar Al-Kuhrb Al-Islamiyah-
Teheran, dari Abu Ja'farAlaihissclam, ia berkata,
"Perumpamaan oratrg di antara kita Ahlul Bait yang
keluar untuk berjihad sebelum kedatangan' ALQa'im
Alaihissalam adalah seperti perumpamaan seekor

248 MengungkapHakikatsyi'ah
burung pipit yang terbang lalu jatuh dari sarangnya
kemudian dibuat mainan oleh anak-anak kecil."
ii Diriwayatkan oleh Al-Humr AI-Amili dalam kitab
Wasa'ail Asy-Syi'ah (fr/ 96), dari Abu Abdillah Alonhis-
salam,iaberkaa,
"Wahai Sudair, tetaplah tinggal di mmahmu. Jadilah
kamu seorang penghuni di antara para penghuninya.
Berdiarnlah sepanjang malam dan siang. Jika kamu
telah mendengar bahwa As-Sutani telah muncul,
maka pergilah kepada kami walaupun dengan ber
jrlan lrqld."
l* Disebutkan dalam Ash-shahifah As-sajailfuat Al-
Kamilah, hal. 16, Daar Al-Haura'-Beirut Libanon, sebuah
riwayat dari Abu AbdullahAlarhissalam, ia berkata,
"Siapa pun di antara kami Ahlul Bait yang keluar
demi berjihad sebelum datangnya AlQaial kita
untuk menolalr kezaliman atau untuk membela kebe-
naran, niscaya ia akan tertimpa bencana. Kedatang-
an AlQairzr akan menambah kekuatan golongan
kita."
* Disebutkan dalam Mnlr/ladok Al-Wasp.'il (IIIUS),
sebuah riwayat dari Abu Ja'farAlaihissalam, ia berkata,
"Setiap bendera yang dikibarkan sebelum munculnya
AIQaiar maka yang melakuka''nya adalah thaghut."
i* Disebutkan dalam Wosa'il z{qy-syr''ah CXI/g6), se-
buah riwayat dari AIi bin Al-Husain Naihisslam, b
berkata,
"Demi Allah, seseorang di antara kita yang berang-
kat berjihad sebelum kedatangan &Qa'im, ia, sdnlnh
seperti perumpamaan seekor burung pipit yang ter-

Pasal ll: Aki&h-Ahi&h Syi'alrtefiactap lsbm ... 249


bang dari Barang[ya, dan sebelun eepasang 8a-
yapnya siap mengepak ia ditangkap oleh anak-anak
kecil lalu dibuat Eain-main."
lI Ayatullah Al-I(homeini ulama yang menjadi rujukan
katun Slri'ah menltatakan, bahwa yang berhak memerintah
untuk memulai berjihad ialah AI-Qa'irn Lebih lanjut ia
mengatakan dalam Tahir N'Wosiloh (I I +82),
'Di zaman tidak adanya Waliyul Amri dan Sult'an Al-
Ashri -semoga Allah mensegerakan kemunculannya
Al-
- maka yang bemenang menggantikannya ialahyang
Amrnah. Mereka adalah para ulama ahli frqih
memenuhi syarat-syarat untuk mengeluarkan fatwa
dan keputusan dalam masdah-masalah politik serta
wewenang-weweoang lein seorang imam, kecuali da-
Iam hal perintah untuk memulaiberjihad."
Apakah orang-orang seperti mereka itubisa diharapkan
berdampingan dengan kita kaum Ahli Sunnah dalam ber-
jihad memerangi orang-orang kafir?
Dalam lintas sejarah, apakah kita lupa akan penglrhia-
natan dan hujatan mereka terhadap perkembangan Islam?
Bukanloh sekali tempo mereka suka bersikap khianat? Dan
pada tempo yang lain mereka bersikap seolah mendukung
orant-orang l<afir yang sedang kita perangi? Padahal pe-
nanan mereka sangat diharaPkan.
Yang pasti yang tidak bisa dipungldri ialah, bahwa
mereka akan bersikap pasif manakala mereka merasakan
orang-orang Ahli Sunnah dalam keadaan }uat' Tetapi
jika
merasa orang-orang Ahli Sunnah sedang lemah, mereka
akan segera bangkit untuk menyerang dan menghaneurkan
mereka. Waspadalah terhadap ucapan mereka yang tidak
jelas. Dalam segala hal yang tampaknya mereka sepakat

25O MengungkaP Hakkat Syi'ah


dengan kalian, sangat boleh jadi itu adalah sikap taqiyah
mereka.
Bukankah guru mereka An-Najfi zudah menganggap
kafir setiap orang yang berani berselisih dengan orang-orang
Syi'ah?
Apakah kalian tidak tahu bahwa orang-orang Ahli
Sunnah yang terbunuh di sebuah r*,ila)rah perbatasan demi
membela kaum Muslimin, adalah para korban pembunuhan
di dunia dan sekaligus para korban pembunuhan di akhirat?
Itu menurut keyakinan mereka.
il Diriwayatkan oleh Al-Mula Muhsin yang diberi
julukan Al-Faidh Al-Kasyanf dalam kitab AI-Wqf CDVIS);
oleh AI-Humr AI-Amili dalam Wasa'il As3hsy-ah QO/zr);
dan oleh Muhammad Hasan An-Najf dalap Jautahir Al-
Kalam QOil/+o), dari Abdullah bin Sinan, ia berkata,
'Aku bertanya kepada Abu Abdullah Alaihissalam,
'Aku menjadi tebusan Anda, bagaimana pendapat
Anda tentang orang{rang yang terbunuh di sebuah
wilayah perbatasan dengan musuh? Ia menjawab,
'CelnLa. Mereka bunr-burr sebagai para korban di
dunia dan sekaligus sebagai para korban di nlrhirat.
Demi Allah, yang disebut syahid hanyalah golongan
kita sekalipun meneka mati di atas tempat tidur-
nya'."
Simak kata-katanya Tang disebut Enahid han)'alah
golongan kita" Sementara orang-orang AhIi Srmnah yang
menjadi korban dalam peperangan melawan orang-orang
kafir dari umat Nasrani, musyri\ Budha, d-n komunis
dianggap orang-orang yang bunr-buru menjenrmuskan diri
ke dalam kecelakaan!

Pasl ll: Alffilt-Alddeilt Syi'ahte/ined8,g lsbt ... 251


l[ S5raikh Muhammad Ahmad Arafat, anggota Ikatan
Ulama-Ulama Senior AI-Azhar mengomentari riwayat ter-
sebut dalam mukadimah kitab Al-Wosyiht fr Naqdi Aqa'id
,4sy-Syi'ah oleh Musa Jarullah, sebagai berikut,
"Seandainya ada segolongan di antara kita sedang
berperang melawan orang-orang kafu di Meeir, nis-
caya meneka elran absen ikut memerangi orang-
orang yang memusuhi tersebut berdasarkan kaidah
ini. Itulah rahasianya kenapa pihak koloni begitu
antusias menyebarkan mazhab Syilah di negara-
negara Islam."
Analisa SJnail& Al-Fadhil tepal Salah seorang Al-Fadhil
yang kami percaya berceria kepada l€mi, bahwa ia ikut
dalam pertempuran yang sengit antara kaum Muslimin dan
orang-orang l<afir di India dalarn kurun waktu lebih dari
empat puluh tahun. Dan orang-orang Syi'ah sama sekali
tidak mau ikut terlibat dalam membela orang-orang Ahli
Sun''ah yang terlibat dalam pertempuran tersebut.
Ihmi ingin mengatakan, siapa yang menjamin tidak
adanya persekutuan tersernbunyi orang-orang Syi'ah dengan
orang-orang lcafir India? Bulcankah dalam keyakinan me-
reka, kita ini adalah para pernbangleng?
s€%

252 Mengungkap Hakil€t Syi'atr


PASAL III
NAI(II{AT-NAISKAT S'N'Afl
IIUNNYA

Pembahasan Pertama
PENGAIruAN MEREKA ADANYA NASH ATAS
KffiHIIJ\FAHAN AtI RADHIYAI.I.AIIU ANHU

+{)ara shahabat Radhiyallahu Anhum sepakat atas


pimamah dan kekhilafahan Abu Bakar Ash-
Shiddiq, lalu Umar Al-Faruq, kemudian Utsman Dzun
Nurain, kemudian Abu As-Sibthin Radhigallahu Anhum.
Sebagaimana Imam Ali Rcdhiyallahu Anlru tidak memiliki
huiiah atas dua orang khalifah pendahuluryra dalam bentuk
nash apa pun )rang diHaim oleh Syi'ah. Seorang ulama besar
Syi'ah juga mengalar tidak adanya argumm bagi Abul Hasan
Radhigallahu Anhu atas dua orang lfialifah sebelumnya,
pada abad kesembilan belas, yaitu Ayatullah kaum Syi'ah,
Abdul Husain Slarafuddin Al-Musawi Al-Amili dalam htab-
nlxa yang sangat laris di ftalangan onang-orang Syi'ah dan
yang mereka sebarkan dalam bentuk yang luas, yaloi kitab
Al-Murajahttoz, hal.3oz yang diterbitkan oleh Muassasah
Al-Wafa'-Beirut, Libanon, ia mengatakan sebagai berilut,
"Sesungguhnya pada saat itu Ali melihat tidak ada
yang bisa dibuat argumen atas mereka selain dari-

Pasl ttl: tlalitat-tlalcikat Syi'ah Lalnnya 253


pada fitnah yang mempengaruhi hilangnya haknya
yang terjadi pada situasi-situasi seperti itu ketika ia
mengkhawatirkan kemurnian Islam dan keutuhan
knlimat tauhid, serta pengaruh perdamaian orang-
orang yang melaksanakan urusan demi menjaga
umat dan sikap hati-hati terhadap agama. Situasi
pada waktu itu memang tidak memberikan kelelua-
saan untuk melawan dengan pedang maupun dengan
mengemukakan argumen."
Itulah yang patut diingatkan olehnya, sesungguhnya Al-
Imam Radhiyallahu Anhu berpendapat, bahwa khilafah
harus berdasarkan musyawarah. Inilah yang ditegaskan
olehnlra dalam salah satu kitab utama Syi'ah, }lakni Nohju
Al-Balaghoh (llUil, Daar Al-Ma'rifat-Beirut, dan Dar Al-
Kitab-Libanon, hal. 366, ia mengatakan,
"Sesungguhnya orang-orang yang pernah berbai'at
kepada Abu Bakar, Llmar, dan Utsman, juga sama
berbaiat kepadaku atas apa yang mereka berbai'at
kepada ketiga orang shahabat tersebut. Seorang yang
hadir tidak berhak psmilih, dan seoranB yang absen
tidak berhak menolak. Sesungguhnya bermusyawa-
rah itu hak orang-orang Muhajirin dan orang-orang
Anshar. Jika mereka sepakat memilih seseorang, dan
menyebut mereka sebagai imam, niscaya Allah akan
ridha terhadap kesepakatan mereka itu. Dan jika ia
keluar dari komitmen mereka dengan melakukan
pengkhianatan atau bidah, maka kembalikanlah ia
kepada posisinya semula. Jika ia tidak mau, maka
bunuhlah. Soalnya ia tidak mau mengikuti jalan
orang-orang yang beriman. Padahal Allah telah
memberinya kekuasaan."

2il M€ngungkap Hakikat Syi'ah


l* Al-Imam Ali Ridhroarurllahi Alaihi sungguh telah
bersumpah bahwa ia tidak menyukai khilafah, seperti yang
dikutip oleh Asy-Syarif Ar-Radhi dalam kitab Naft./u Al-
Balaghah (II/r8+), Daar Al-Ma'rifat-Bairut, dan Daar Al-
KutubAl-Ihniyat-Bairut, jilid II, hel. z8o,
"Demi Allah, aku sama sekali tidak menyukai kekhi-
lafahan dan tidak membutuhkan kekuasaan. Tetapi
kalian telah mendorcng dan membawaku kepada-
nya."
Coba Anda perhatikan, bagaimana dalam riwayat yang
pertama tadi ia menegaskan bahwa lhilafah dan kelarasaan
atas urusan-unrsan kaum Muslimin itu hanrs berdasarkan
musyawarah. Dan dalam riwayat kedua ia menegaskan
bahwa umatlah yang telah mendorong serta membawanya
untuk menguasai urusan-urusan kaum Muslimin. Jadi,
bukan berdasarkan nash dari Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam. Ali sama sekali tidak mengetahui nash bersifat fiktif
yang diHaim oleh orang-orang Syi'ah tersebul Bahkan para
pendahulu Syi'ah menyatakan bahwa setiap nabi itu me-
miliki seorangwashi, yaituAMullah bin Saba'.
* Seorang tokoh ulama terlcemuka Syi'ah bernama Abu
Amr Al-Iksysyi dalam kitabnya Ma'rif,at An-Naqrlln An Al-
Aimmmah Ash-Shadiqin, atau yang lebih dikenal dengan
nama kitab RUal Al-Kasyryi, hal. ro8, terbitan Masyhad-
Iran, tentang biografi AMu[ah bin Saba', meqgatakan,
"Sebagian ulama menuturkan bahwasanya Abdullah
bin Saba' adalah seorang Yahudi. Ia masuk Islam
dan berteman dengan NiAlaihissalam. Ketika masih
sebagai orang Yahudi, ia mengatakan tentang Yusya'
bin Nun, bahwa ia menyaralkan Musa untuk mela-
kukan tindakan ekstrim. Dan ketika sudah masuk

Pasl llt: lla,tdl(8/,-t{Eltdcit Syfelr Lai,nn 255


Islam pasca wafatnya Rasululah Shallallahu Alaihi
wa Sallaa ia mengatakan hal yang sama tentang Ali
Alaihissalam.
Selain itu ia dikeual sebagai orang pertama yang
memprcklamirkan bahwa predikat imamah itu hak
6ilik Ali, dan menyatakan secara terang-terangan
berlepas diri dari musuh-musuh Ali. Ia juga yang
mengungkapkan orang-orang yang menentang Ali
dan menganggap mereka kafu. BertoLak dari sinilah
maka orang-orang di luar Sylah mengatakan, 'Asal
paham Syiah dan Rafidhah itu berasal dari aliran
Yahudi'."
* Hal )rang sama dinyatakan oleh seorang tokoh ulama
terkemuka Syr'ah lainnya yang diberi julul€n sang guru
besar yang dimuliakan, Al-Hasan bin Musa An-Naubakhti
dalam kitabnya FiraEt Asg-Syi'ah, hal. zz,Al-Mathba'at Al-
Haidariyat-Najf, 1355 Hijriyah. Ia mengatakan,
"Beberapa ulama dari murid Ali Alaihissa./arz mence-
ritakan bahwasanya Abdullah bin Saba' adalah se-
orang Yahudi yang masuk Islam lalu berteman
dengan Ab Alaihissalam. Ketika masih Yahudi, ia
mengatakan tentang Yusya bin Nun setelah Musa
Alaihissalau ucapan seperti itu. Dan ketika sudah
masuk Islam, ia juga pernah mengatakan hal yang
sama tentang Ali. Selain itu ia dikenal sebagai orang
pertama yang memproklamirkan bahwa predikat
imamah itu hak milik Ali, dan menyatakan secara
terang-terangan berlepas diri dari musuh-musuh Ali.
Ia juga yang mengungkapkan orang-orang yang me-
nentang Ali dan menganggap mereka kafir. Bertolak
dari sinilah maka orang-orang di luar Syi-ah menga-

256 Mengungkap Hakikat Syi'ah


takan, 'Asal paham Syi'ah dan Rafidhah itu berasal
dari aliran Yahudii."
Seorang guru besar kaum Syi'abAbu l&alaf alias Sa'ad
bin Abdullah Al-Qummi juga mendu}ung seperti apa yang
dinyatakan oleh Al-Ikqreyi dan An-Naubakhti tadi, yaitu
dalam kitabnya Al-Maqalat wa Al-Firag, hal. zz, Marlrciz
Intisyarat Ilmi Farhanki, Teheran.
Sffi.,a

Pasl lll: llakil<at-lht<ilat Syi'alt lainnya 257


Pembahasan Kedua
METIBATKAN DAr{ MET{JERI,'MUSIGN
ORANGORANTG AWAIII

dK"l"h satu cara menjebak orang-orang yang tidak


.{/mengetahui hakikat Syl'ah, yakni orang-orang yang
terburu-buru larut dalam masalah-masalah sulit yang
terkait antara mazhab Syi'ah dan mazhab Ahli Sunnah wal
Jama'ah supaya mereka bisa menulis atau membuat state-
men demi kepentingan Syi'ah, ialah seperti yang dilakukan
oleh guru Syi'ah, MurtadhaAl-Radhwi dalam kitabnyaMo'o
Rijal Al-Filai fi Al-Qahirah. Seorang Eail& yang biasa di-
pangsl Murtadha Al-Huhmi menulis untuknl'a mukadimah
kitab tersebut. Ia memuji kitab ini berikut penulisnya pada
halaman zt, cetakan pertama, tahun t974. Ia mengatakan
sebagai berilort:
"Sesungguhnya Ustadz Ar-Radhwi sering mengamati
beberapa masalah akidah dan sejarah dengan pola-
pola lain bersama banyak tokoh intlektual dan bu-
daya. AkhinToya ia sampai pada suatu sikap untuk
memahami pentingnya kerukunan. Ia benar-benar
menyatu dengan tokoh-tokoh budayawan yang eks-
klusif.ss Ia berdialog dengan mereka dan melontar-
kan beberapa masalah penting yang membuat ie-

s Kelompok yang eksklusif, karena mereka adalah orang-orang


miskin yang tidak mengetahui sama sekali tentang taqiyah, dan tidak
pernah melihat isi kitab-kitab Syi'ah, seperti: Al-Kati, Bihar Al-Anwar,
Tafasir Al-Qummi, Al-lyasyi N-Kufi, Basha'ir Ad-Darajat, Madinat Al-
Ma'ajiz, dan kitab-kitab Syi'ah lainnya. Mereka begitu lugu, karena
mereka tidak mengerti hal-halyang disembunyikan oleh Syi'ah.

258 Mengungkap Hakikat Syi'ah


reka teperdaya di dalq".aya,36 sappai pada pemya-
taan-pernyataan dan ucapan-ucapan yang hanya
berharga bagi frqih Syilah."az
Sebagai contoh, Syaihh Murtadha Ar-Radhwi dalam
kitabnya Ma'a Rfial Al-FikTi fi Al-Qahirat, hal. zor-zoz
menceritakan dialog antara dirinla dan salah seonang tokoh
pemikir di Mesir. Berikut ini yang berhasil ia kutip. I(ata Ar-
Radhr^ri,
"Beberapa tahun yang lalu aku berkunjung ke IGiro
pada bulan Ramadhan yang penuh berkah. Pada sua-
tu pagr aku mengetuk pintu mmah seorang ustadz.
Seperti biasa ia menyambutku dan mempersilahkan
aku masuk ke sebuah kamar untuk beristirahat.
Ketika aku hendak pamit pulang, ia berkata, Mau-
kah malam ini Anda berbuka di rumah ksmi.'.Aku
penuhi permintaannya. Aku lalu diajak masuk ke
rumahnya yang cukup megah. Aku masuk ke rumah-
nya bertepatan dengan waktu maghrib. Setelah
mengucapkan salam aku lalu masuk da, duduk di
ruangan yang telah disediakan untuk tamu. Setelah
beramah-tamah denganku, ia segera menghilang
dariku selama beberapa menit. gslenjutnya ia mun-
cul kembali dengan membawa sebuah piring kecil

I OenOar, wahai saudaraku sesama Muslim, kalimat "... yang


rrr rbuat meraka teperdaya dli dahmnya ..." ltuhh tujuan mereka-,
yalmi rurpenbya orang-orang miskin yarq nrengaku pintar dan
grggan rerpanalislapa Syi'ah yang insin terus menbuat penrydaan
dan rpndb uned( kepentingan merel<a.
e. Lihal,
bagaimana trjuan mereka yarg ingin rrnjerat orangF
gFng l.qgu iU lewat ucapan-LEapa aan pernyataan-pemyaaan Varg
digunakan untuk kepentingan Syfah. Jadi regosnya, tilan miret<a
bukan untuk persatun kaum Muslimin, rnehinkan unluk rirenyebar*an
dan mernbeh Syi'ah.

Past ltt: tb*tla4{effi Wil t-aturya 259


berisi korma yang diisi dengan pisang. Ia mulai
mengambil rnaknnan tereebut sepotong lalu dima-
sukkan ke dalanr mulutnya. Ia mengambil sepotong
lagi makenan tersebut dan menyodorkan piring itu
kepadaku seraya berkata, 'Silahkan.' Aku segera
mengambil makanan itu. Tetapi aku membiarkannya
di depanku. Ia berkata, 'Aku sudah berbuka. Kenapa
Anda tidak ikut berbuka?' Aku menjawab seraya
mengutip firman Allah Ta'ala surat Al-Baqarah ayat
L87,'Kemudian sempumakanlah puasa itu sampai
Aafungr) malam.' Kemudian aku bertanya,'Apakah
sekarang sudah bisa disebut waktu malam?'Ia men-
jawab, llidak.'Aku bertanya, 'I(alau begitu kenapa
aku harue berbuka? Wahai ustadz, Iihat mega di
arah timut itu masih tampak jelas. Dan kami orang-
orang Syiah Imamiyah tidak boleh berbuka pada
saat sekarang ini. Sebaiknya Anda menunggu bebe-
rapa menit lagi sampai warna merah di langit itu
benar-benar hilaag. Saat itulah kita baru boleh
berbuka. Kami sangat menyayangkan sikap saudara-
saudara kami orang Sunni.' Akhirnya ia berkata,
'Kalau begitu sekarang aku bersama kalian ...'."
Kami ingin mengatakan, se$rngguhnya waktu shalat
maghrib dan waktu berbuka bagi orang yang berpuasa ialah
ketika matahari terbenam. Terdapat beberapa hadits shahih
dari jalur-jalur sanad Ahli Sunn:ah yang menerangkan hal
itu. Apa yang dilakukan oleh Ar-Radhwi itu benar. Tetapi
kenapa ia tidak teguh dengan keyakinannya ketika sedang
menghadapi orang Syr'ah tersebut? Hd itu disebabkan
karena ketidaktahuannya. jika apa yang ia katakan tadi
benar. Sesungguhnya terdapat beberapa riwayat Syi'ah yang
membenarkan waktu yang digunakan berbuka oleh orang-

260 MengungkapHaldkatsyi'ah
orang Ahli Sunnah dan sudah tiba saatrya waktu maghrib
menurutmereka.
It Diriwalatkan oleh Stxailt Muhammad Ali bin
Babawaih AlQummi yang diberi juluton Ash-shaduq dalam
kitabnya yang dibuat pegangan oleh orang-orang S,,i'ah,
Faqih Man la YaMhurthu N-Faqih, jilid I, hal. r4z, Daar
Al-Kuhrb Al-Islamiyat-Teheran, dari Ash-Shadiq Ataihis-
salam, ia berkata, "Jika matahari telah terbenam, maka
boleh berbuka dan wajib shalat.'
r* Riwayat ini juga diketengahkan oleh AI-Humr AI-
Amili dalam kitab Wcsa'it Asghsyi'orr, jilid VII, hal. 9o,
Daar Al-Ihya', At-Tirrats Al-Arabi-Beint.
i* Diriwayatkan oleh Al-Humr Al-tudli dalam htab
Wasa'ilAsy-,Syi'arl, jilid VII, hd. 8Z dari Zurarah, ia ber-
kata, 'Abu Ja'far Alaihissalam berkata, "\Arakhr maghrib
ialah ketikabulatan matahari telah lenyap'."
Diriwayatkan dari Abu Usamah Asy-Syahham, ia ber-
kata,
"Seseorang bertanya kepada Abu Abdullah, "Apakah
aku boleh menangguhlrnn ehalat maghrib sampai
bintang-bintang tampak jelas?' Ia menjawab, 'Tidak.
Sesungguhnya Jibril turun kepada Muhammad
Shallallahu Alaihi wa SaIIam berikut keluarganya
ketika bulatan matahari tenggelam."
Riwayat ini diketengahl@n oleh seorang guru Syi'ah
bernama Al-Muhajir Al-&nili Habib AIi Ibrahim dalam ki-
tabnya Al-Haqa'iq fi N-Iawamf usa Al-Fawarig, jilid II,
hal. 383, Al-Muassasah Al-Islami)'Jrah Lin-Nasyr-Beirut
r4o7 Hijriyah.

Pasal lll: lbldlar-lfrl<ilart Syi'ah t-ainnya 261


Jadi, yang dianggap id"h hilangn),a matahari. Dan
itulah yang dilala*an oleh orang yang dikunjungi Ar-
Radhwi yang tidak mengetahui sama sekali apa yang ada di
kitab-kitab katrm Ahli Sunnah dan kaum Syi'ah.
* Diriwayatkan oleh Ash-shaduq dql"m kitab Faqrh
Man.la YaMhntlut N-Faqil\ jilid I, hal. r4z, dari Abu
AbduBah A laihissalam, ia berkata,
"RasuluUah Shallallahu ,4laihi wa SaIIam berikut
keluarganya shalat maghrib, dan ikut shalat pula
bersama beliau keluarga besar Bani Salamah, salah
satu suku kaum Anehar yang jarak kediaman me-
reka sejauh setengah mil. Setelah shalat bersama
beliau, mereka lalu pulang ke rumah mereka dalam
keadaan masih bisa melihat tempat jatuhnya anak-
anakpanah merelra."
Lihat, bagaimana ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam selesai shalat, lalu orang-orang dari keluarga
besar Bani Salamah yang menjadi malurumnya sama pulang
ke tempat kediaman mereka dalam keadaan masih bisa
melihat tempa! jatuhnya anak-anak panah mereka?
ItDiriwayatkan oleh Ash-shaduq dalam kitab Fcgrh
Man la YoMlauuhu Al-Faqih,jilid I, hal. r4z, dari Zaid Asy-
$mhham, iaberkata,
"Pada suatu ketika aku naik ke atae Gunung Abu
Qubais ketika orang-orang sudah sama eelesai shalat
maghrib. Aku melihat matahari ternyata belum
tenggelam. Ia hanya tersembunyi dari penglihatan
manusia di belik gunung. Lalu aku bertemu Abu
Abdullah Alaihissalam. Ketika aku ceritakan hal itu
kepadanya, ia berkata,'Kenapa kamu melakukan hal
itu? Buruk sekali apa yang telnh kamu lakukan.

262 Mengungkepthkikatsyrah
Kamu baru shalat maghrib jika kamu sudah tidak
melihat matahari berada di balik gunung, baik sudah
tenggelam atau tergelincir selama ia tidak tertutup
oleh awan atau kegelapan. Pada saat itu kamu harus
berpedoman pada arah timur dan arah baratmu, dan
manusia tidak boleh mencari-cari'."
iI Diriwayatkan oleh Al-Muhajir Al-Amili dalam kitab-
nya Al-Haqa'iq fi AlJawami' wa Al-Fawanq, jilid 2, hal.
473, dari Al-Fadhal bin Syazan, dari Ar-Ridha Alaihis-
salam, iaberkata,
"Sesungguhnya shalat itu diperintahkan pada waktu-
waktu seperti ini, tanpa boleh dimajukan maupun
diundur. Soalnya waktu-waktu yang sudah terkenal
dan sudah diketahui secara umum oleh penghuni
bu-i, baik yang bodoh maupun yang pintar itu ada
smpat. Pertama, tenggelamnya matahari adalah
waktu yang sudah terkenal, dan pada saat itu diwa-
jibkan shalat maghrib ...."
Apakah orang-orang Ahli Sunnah melakukan selain itu?
Dan apakahAr-Radhawi melakukan selain itu?
jf Slaikh Al-Barujardi dalam kitabnya Jami'Ahadi*
Asy-Sytah. jilid IX, hal. 165, mengutip ucapan dari penulis
kitab AI-Da him. la mengatakan,
"Kami mendapatkan riwayat tentang Ahlut Bait
Shalawatullah Alaihia berdasarkan kesepqkatan
soal apa yang lrnmi ketahui dari para perawi, bahwa-
sanya masuknya waktu malam yang memperboleh-
kan berbuka bagi orang yang berpuasa, ialah hilaag-
nya matahari di ufuk barat tanpa ada penghalang
yang menutupinya, baik berupa gunung, atau
dinding, dan lain sebagainya. Jika bundar matahari

Pacnl lll: lleffilot-Ha*kat Syi'ah Lainnya 26il


telah lenyap di ufuk, berarti waktu malam telah
masuk dan boleh berbuka-"
iI
Disebutkan dalam Wasa'ilAsy-qyi'ah, jilid VII, hal.
9r, sebuah riwayat dari Husain bin Abu Al-Arandas, ia
berkata,
'Aku pernah melihat Abul Hasan Musa Alaihieslam
di Masjidil Haram pada bulan Ramadhan. Ia dida-
tangr oleh seorang annk remaja berkulit hitam yang
mengenakan dua prlrsiAa serba putih dengan mem-
bawa sebuah teko dan gelas. Ketika mendengar se-
orang msnzin mengurnandangkan azan, anak itu
segera menuangkan isi teko ke gelas. Abul Haean
menerima kemudian meminumnya."
il
Riwayat ini juga diketengahkan oleh Al-Barujardi
dalam Jam i' Ahadits Asy=syi'ah, jilid 8. / :166.
Coba Anda perhatilen, bagaimana Imam Musa Al-
Kazhim Rahimohulloh biasa berbuka puasa seperti yang
lazim dilakukan oleh orang-orang Ahli Sunnah. Ia tidak
menrmggu seperti yang dilalukan oleh Ar-Radhwi yang
begihr pandai menipu dan mengaburkan masalah terhadap
orang-orang Sunni yang sangat lugu dan perlu dikasihani.
Bahkan ia biasa berbuka puasa dengan azan orang-orang
Ahli Sunnahdi Masjidil Hararn.
s€&a

2il Men$ngkapHaklkatsli'ah
Pembahasan Ketiga
ISNN) DAN RIWAYAT DI I(AIT,NGAN SYI'AH
SEI.AIU SATING BERTEIYTANGAN
SATU SAMA IAIN

urtadha Al-Askari mencoba untuk menipu para


aktifis Jama'ah Al-Islamiyah di Madinah Al-
Munawwarah yang dipimpin oleh Syaikh Abdul tzazbinBaz
lewat cara taqiyah yang oleh mazhabnlra diperintahkan
untnk dipegang teguh sampai munculnya AlQa'im mereka.
Tetapi ketika taqiyahnya mengalami kegagalan, Al-Askari
kembali menyerang dan mengkambinghitamkan mazhab
Ahli Sunnah terkait dengan kekurangan-kekurangan maz-
habnya. Hal itulah yang perlu kami ingatkan di sini. IGmi
juga ingin mengingatkan kepada setiap orang Syi'ah bahwa
kecaman dan laitikan yang dikemukakan oleh Al-Askari
benar-benar cocok dengan karakter mazhab Syi'ah dan para
ulamanya. Benar. Setiap riwayat di kalangan orang-orang
Syl'ah yang berasal dari imarn-imam mereka yang berpre-
dikat ma'shum selalu ada riwayat lain yang bertentangan
dengannya. Dan setiap yang mereka riwayatkan selalu saja
ada tandingannya.
It Hal itu ditegaskan oleh guru Syi'ah, Abu Ja'far
Muhammad bin Al-Hasan Ath-Thusi dalam mukadimah
kitabnya Tahdzib Al-Altlcam, satu di antara empat kitab
utama kaum Syi'ah. Ia mengatakan sebagai berikut,
'Segala puji kepunyaan Allah peuolong kebenaran
yang berhak 6smilildnya. Semoga rahmat dan salam
sejahtera dari Allah selalu dilimpahkan kepada

Pasl lll: tlaUlar-llaldatqi'at laturya 265


makhluk-Nya yang terbaik, yqlr',i Muhamrioad beri-
kut keluarganya. Seorang teman yang tulus dan
jujur, semoga Allah senantiaga menolongnya, me-
nuturkan kepadaku beberapa hadits teman-teman
kami, semoga Allah menguatkan mereka dan merah-
mati salafus ehalih di antara meneka, yang satu
sarna lain saling bereelisih, berbeda, berlawanan, dan
bertentangan. $qmFai-sanpai setiap hadits pasti ada
hadits lein yang bertentangan dengannya atau yang
menandinginya. Itulah yang oleh lawan-lawan kami
dijadikan alat penting untuk menyerang mazhab
Irnrni ....'
* Sayid Daldar Ali Al-Iakhanawi salah seorang tokoh
Syi'ah Itsna Aryar dalan kitabnya Asas Al-Uslnn" hal. sl'
Iakhano, India, mengatakan"
'sesungguhnya hadits-hadits ma'tsur dari para
imam ihr sangat berbeda-beda satu sama lain. Sam'
pai-sampai setiap hadits pasti ada hadits tandingan
yang menentangnya dan tidak sesuai dengan khabar.
Dan inilah yang menjadi alasan banyak orang yang
menarik diri dari keyalrinan yang benar ...."
l* Seorang ulama, muhaqqiq (peneliti), orang yang
bijalaana, pencerma! dan guru kaum Syi'ah, Husain bin
Syihabuddin Al-IGrki dalam kitabnya Hidayat N'Abrar Ila
Thariqi Al-Aimmah Al-Athhar, hal. 164, cetakan pertama,
tahun 13g6 Hijri),ah, mengatakan'
"Itulah tujuan yang dikemukakannya dalam per-
mulaan kitab At Tahdzib, bahwa ia menulisnya
unhrk menghilangkan kesan adanya pertentangan
riwayat-riwayat hadits kita. Soatnya ia mendengar

266 uengrrngkep'tbk[Gtsyfah
ada sebagian orang Syl'ah yang mengundurkan diri
dari mazhab ini karena alasan tersebut."
* Pertentangan dan kontradiksi dalam riwayat-riwapt
Syi'ah, bahkan juga kebohongan meneka, sudah tersebar luas
di lembaga-lembaga hadits mereka, seperti yang diakui
sendiri oleh salah seorang ulama mereka berqama Sayid
Hasyim Ma'ruf Al-Husaini dalam kitabnya N'Maudhu'atfi
Al-Atsai uta Al-Al<]tbart, hal. 165, 258, cetakan pertama
tahun 1973 Masehi. Iamengatakan,
"Apa yang dilakukan oleh para tukang cerita Syl'ah
tersebut, persis seperti yang sering dilakulran oleh
musuh-mueuh Syr'ah terhadap para imam yang
memberi petunjuk, terhadap sebagian orang-orang
shalih, dan terhadap sebagian orang-orang yang ber-
takwa."
Ia juga mengatakan,
"Setelah mengamati beberapa hadits yang tercantum
di beberapa kitab kumpulan hadits-hadits seperti
lolta;b ALI(afi,, lWafr dan kitab-kitab selainnyai ki-
ta mendapati bahwa orang{rang yang e}trim dan
orang-orang yang dengki terhadap para imam yang
memberi petunjuk selalu mempersoall<an set'op bab
dengan maksud untuk merusak hadits-hadits dan
mencemarkan reputasi mereka...."
s€re

Pa*t tll: ttahffi4&tM Syrah LtutW 2gl


Pembahasan Keempat
TT,'DI.'HAN TERHADAP ALAZIIAR
BEBERAPA tcrAB rNrrr,'K
"rT,:*
(6ami pernah membaca kitab berjudul N-Imam Ali
lllmailat Rasr/riltoh" yang ditulis oleh seomng
Syr'ah yang biasa dipanggil Muhammad Ibrahim AI-Muwah-
hid AlQa^,ini yang diterbitlon oleh Daar Ats-Tsaqalain,
Beirut, cetalun ketiga. Pada halarnan 6248 ditulis sebagai
berikut:
'Terdengar berita-berita yang menyatakan bahwa
Univemitae Al-Azhar di IGiro, berdaearkan tuduhan
sebuah negara Arab, disinyalir telqh membentuk
sebuah panitia rahasia yang bertujuan untuk meng-
evaluasi kembali semua kitab dan literatur-literatur
yang dibuat pedomau oleh kaum Ahli Sunnah wal
Jama'ah, temtama kitab Shahih AI-BuMari. Demi
tujuan tersebut, menghilangkan yang memang diang-
gap perlu dihilangkan, dan mengubah yang memang
dianggap perlu dirubah dari beberapa hadits yang
meriwayatkan tentang keutamaan-keutamaan Ahlul
Batt Alaihimussalam. Hal itulah yang dibuat bukti
oleh orang-orang Syilah bahwa mazhab merekalah
yang benar. Panitia ini begitu rapi dan rapat dalam
menyimpan rahasia. Ia menerbitkan beberapa kitab
literatur dengan cetakan moderen, dan di dalamnya
membuang beberapa hadits, atau mengubah bebe-

268 Mengunglep llaldl€tSyi'atr

t_
rapa lrelirnat yang mereka anggap sangat eengitif,
Coutohnya seperti mengubah kelimsf, khel;fahku,
menjadi kekasihku, dan lain sebagainya ...."
Semenjak dahulu hingga selrarang, kitab-kitab dan
literatur-literatur kaurn Ahli Sunnah wal Jama'ah sudah
ber€dar di kalangan mereka sendiri maupun di kalangan
orang-orang Syi'ah. Bukti paling besar ialah upal'a para
trlama Syi'ah terdahulu yang sering kiab-kitab
tercebut bahlen menjadikannya sebagai rujulun. IGrena
itulah kitab-kitab tensebut terjamin keamanannlra, Alham-
ilulillah dari penrb"han dan penelantaran Hal ini berbeda
dengan nasib kitab-Htab indukyangmenjadi rujukan orang-
omng Syi'ah yang han)ra beredar khusus dsri tangan ke
tangan mereka sajq tanpabisa dibaca oleh oranglain.
Pembohong Syi'ah bemama Al-Qazryini ini tidak sang-
gup mengemulokan bukti-bukti yang menyatakan kebe-
naran tuduhan tersebut. Ketika menyebut kitab Shahih Al-
Bulchari, ia juga tidak sanggup unuk menunjuHran letak-
letak perubahannya. Al-Qazwini mertrang jahat, culas, dan
sombong Ketika mengenrukakan contoh-contoh atas tu-
duhannya, justru aib dan kedokrya diperlihatkan oleh Allah
Ta'ala Tetapi orang ini memang menerapkan prinsip n)rata
dalam permusuhan lewat hadits png diriwayatkan di ka-
langan Syl'ah dan yang telah dikemr*akan sebelumnya.
i*AlQaa^,ini memang orang yang tidak pun,'a rasa
malu dan jahat. Pada halaman zrz dalam kitabqra tersebut,
ia mengernukakan suatr riwayat )rang mengecam Umar Al-
Faruq RadhigallaluAnlusebagai berikut, '... Qais bin Sa'ad
melompat. Sambil menghunus pedeng ia memegang jenggot
Umar dan berteriak di depannya, 'Demi Allah, wahai eucu
Shahak perempuan Ethiopia ...'.'

Parr/ lll: llafrtlcd-lfrldatSyl'ah tatmya 269


Selanjutnya ia mengomentari dalam catatan pinggr
serala mengatakan, 'shahak nenek Umar sudah mmjadi
suatu ungkapan atau istilah negatif, karena ia termasuk
orang )xang suka membikin kerusakan"
lI AlQazwini yang suka mengecam orang-orang pilihau
umat Ridhuranullahi Alaihim ini kita lihat juga pernah
mengatakan dalam kitabq'a ]'ang sama hal' gg94 sebagai
berilart:
"Kalimat Asyhadu anaa Aliyaa Waliyullah (Aku ber-
saksi bahwasanya Ali atlatah kekasih AllaD sudah
menjadi semboyan bagi kaum Muslimin Syilah, yakni
para pengikut Ahlul Batt Alaihimussalaa. Mereka
menggunakan lrnlimat tersebut dalam azatt, iqamat,
dan forum-fonrm keagamaan lainnya karena taat
kepada Allah serta Rasul-Nya. Kendatipun harus
dikritik dan dicela, natnun mereka tetap mengha-
dapinya dengan tegar- Bahkan mereka semaldn per-
caya dan semakin kuat dalam memegangi semboyan
Ilahi tersebut. Soalnya mereka yskin, itu adalah
kebenaran. Dan di balik kebenaran pasti kesesatan'
Oleh karena itu, setiap Muslim yang setia menjalan-
kan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya ia harus
berpegang teguh pada semboyan ini, dan menyebut-
nya drl,am azan dan lainnya. Waspadalah, dan was-
padalah jangan sampai kita membiarkan ia sehingga
akan termasuk orang-orang yang disinggung dalam
sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa SaIIam,
'sesungguhnya kalian sepeninggalanku nanti akan
[s$qlik ke belaLa.g-."
Al-Qazt^xaini selalu menl'atakan bahwa semboyan'Aku
bersalGi bahwasanya Ali adalah wali Allah" adalah termasuk

27O MErEungkaP tlskikat Syi'ah


semboyan aliran Mufawwizhah. Mereka telah dilaloat lerrat
lisan para ulama mereka terdahulu-
l[ Tokoh ulama ahli hadits di kalangan Syi'ah bernama
Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Babawaih
Al-Qummi yang oleh mereka diberi jululen Ash-Shaduq
dalarrr kitabnya ManlaYahdlruruhuAl-Faqih -satu di an-
tara empat kitab penting mereka- jilid pertama, hal. r88,
cetakan kelima Daar Al-Kutub Al-Islamiyat-Teheran, dan
Daar Al-Mhwa'-Beirut, jilid r, hal. z9o, bab Al-Aznn wa
Al-Iqamot wa Tsawab Al-Mu'ad?dzinin', mengatakan se-
bagai berikut,'Inilah azan )rang benar, yaitu yang tidak ada
tambahan dan ddak ada pengurangan " Orang-orang aliran
Mufawwizhah -semoga Allah melaknati mereka- telah
membikin-bikin cerita, dan menambahkan kalimat Muham-
mad uta Alu Muhammad l(hairi Al-Bariyyah sebanyak dua
kali pada azan. Dalam riwayat mereka yang lain disebutkan,
bahwa setelah kalimat Asyhadu anna Mulummadar
Rasulullah Asghadu anna Aligy an Waliyullah sebanyak dua
kali. Di antara mereka juga ada yang meriwayatkan Asyhadu
anna Muhammadar Rasl.ilullah Asyludu anna Aliyyan
Aminrl Muloninin haqqan sebanyak dua kali. Dan tidak
diragukan bahwasanya Ali adalah benar-benar wali Allah
dan Amirul Mulcninin; dan bahwasarya Muhammad beri-
kut keluargan),a Shalawaullahi Alaihim adalah sebaik-baik
umat manusia. Tetapi hal itu tidak ada dalam dasar azan.
IGmi perlu mengemukakan tambahan seperti ihr supaya
orang-orangyang mengaku aliran Mtrfawwizhah dan orang-
orang yang menipu, mengetahui siapa diri mereka sebe-
narnya secara global.
Orang-orang Mufawwizhah yang memasukkan penam-
bahan tersebut, seperti yang diperkenalkan oleh penulis
catatan pinggir kitab tersebut dmi Syaikh AIi Al-Ala,vandi,

Pasl tll: t#lt<ilcat4{€ldr€lt Syi'ah t-aimya 271


ialah, 'Golongan sesat yang mengatakan bahwa Allah men-
ciptakan Muhammad Slwllallalru Alaihi ua fuIlamberilnft
keluarganya, dan meryrerahkannya kepada penciptaan du-
nia. Jadi, beliau adalah sang pencipta Ada yang menga-
takan, bahkan hal itu diserahkan kepada Ali Aloilldsalam."
Sangat disalrangkan omng-omng Syi'ah sampai seka-
rary tetap memberlalarkan lolimat tambaban Asyhaet
anna Aliyyan Waliyallah,lalam nz4n 6s1pla, meskipun
ulama-ulama merekatelah mengaloi dalam kitabkitab fiqih
mereka, bahwa kalimat tambahan tersebut tidak termasuk
bagan fls1i azan. Berdasarkan bal ini berarti menekalah
orang-orang Mufawwiz.hah yang dilaknati oleh .dsh€haduq.
Itulah yang kemudian populer di kalangan Al-Azhar,
dan cocokdengan kata seorang penyair,
Jika kamu menderqaraku dilacam karcna kekurangan
ifulah kesaksian padaku bahura aku orang yang sempuma.
ss,e

Zliz *@r@tfrfficstat
Pembahasan Kelima
SI.APA ALKISRAWI? DAN IGNAPA ORANG
ORAITGSYI'NIffi

len8l<ap Al-Kisrawi ialah Ahmad Mir Qasim


D)*u
f abin Mir Ahmad Al-Kisrawi. Ia lahir di Tibris ibu
kota Azarbaijan, salah satu wilayah kekuasaan Iran. Ia
belqiar di Iran, lalu bekerja sebagai dosen di Universitas
Teheran. Ia menyandang sejumlah jabatan di bidang hu-
kurn, dan beberapa kali menjadi lctua di sejumlah mah-
kamah pengadilan di kota-kota Iran. Di Teheran akhirnya ia
menjadi salah seorang penasihat di parlemen keadilan
empat Kemudian ia memangkujabatan sebagai jalca umum
di Teheran. Selain itu ia juga berprofesi sebagai redaktur
Harian Barjam berbahasa Iran. Ia dikenal menguasai
bahasa Arab, bahasa T\rrki, bahasa Inggris, bahasa Annania,
bahasa Persi, dan bahasa Persi lnlno.
Ia punya banyak sekali kar1ra tuli$ dan sering menulis
beberapa ardkel yang tersebar di harian-harian di Iran
Salah satu artilcelnya cukup \uat menl,erang prinsipprinsip
mazrrab Syi'ah, sehingga menarik beberapa intelelilral dan
lembaga-lembaga yang ada di Iran Akibatnya, banyak orang
dari berbagai lapisan yang simpati kepada tulisan-tulisan-
nya, terlebih dari kalangan kaum muda para alumni ber-
bagai lembaga pendidikan. Ada ribuan di antara mereka
yang mengidolalrannya. Mereka menjadi para pendukung
setianya yang menl,ebarkan pikiran-pikiranryra dan menye-
barkan bulcu-btrkrmya.

Past ilh t,,lM4*tffisyrah bfrrw 2'13


Pikiran-pikiranAl-Kisrawi bahlen sampai ke salah satu
penjuru figara Arab, 1lal<ni Kln^raiL Beberapa penduduk
Kuwait meminta Al-Kisrawi untuk menulis buku-bulcu ber-
bahasa Arab strpalaa mereka dapat membacanya. Memenuhi
permintaan mereka, ia lalu menulis bulat berjudul At-
Tosyagyu'uta Asy-Syi'arr. Dalam buku ini ia menjelaskan
kekeliruan mazhab Syi'ah. Menurutnlra, srmber dari rasa
permusrfian Syi'ah terhadap kaum Muslimin ialah sikap
fanatik dan keras kepala" negitu selesai menulis kiab ter-
sebut, ia dipularl dengan senjata oleh segerombolan orang
Syi'ah di han, sehingga meryebabkan ia harus masuk
rumah sakit Namun setelah menjalani operasi bedah, ia
serrbuhkembali.
Selanjutqra Syi'ah yang memusuhi itl
Kisrawi menuduhrya berani menentang Islam. Mereka me-
ngadukan tuduhan ini kepada Departemen Icadilan uutuk
diadili. Dalam persidangan terakhir pada pengbujung tahun
B2a Hijri),ah, kembali ia dipulnrl dengan senjata dan di-
tikam dengan pisau tajarn sampai akhirnya ia meninggal. Di
tubuhryraditemukan dua puluh sembilan luka.38
Jt Pela}u tindak laiminal pembunuhan terhadap Al-
Kisrawi ialah seorang Syi'ah fanatik pemimpin strlerelawan
Islam yang biasa dipanggil Nawwab Shafi,vi. Hal itu diung-
kapkan kepada kita oleh seonang jurnalis berkebangsaan
Mesir bernama Musa Shabri dari hasil wawancaranya ber-
sama sang pembunuh tersebut, dan hal itu lalu disiarkan

s Dtutip dari Doktor Nashiruddin bin Abdullah Al-Qalari dalam


l<ilab Mas'alat AbTaqrib Baina Ahli As$unnati wa Asy-Syi'ah, iilid
lll218 dan seterusnya, cetakan pertama, terbitan Daar Thayibah-
Riyadh.

274 irengungkap llaklkatsyi'ah


oleh .Elanan Al-Anba' berbahasa Kuwait pada edisi 16 Juni
tahun r99o Masehi. Berikut adalah kutipannp:
"Nawwab Shaftvi pemimFin sukarelawan Ielam me-
ngatakan, Bahwasanya tulisan Al-Kierasri telah
menyer:ang Islam dan kaum ]lfluslimin. Oleh karena
itu, saya ingin selrali membunuhnya dengan tangan
saya sendiri semata-mata demi rasa cemburu dan
membela agama. Pada suatu hari saya menegatnya
di sebuah jalan umum. Saya ditemani oleh saudara-
ku, dan ia dikawal oleh empat belas orang pengawal-
nya yang menarnnlran diri sebagai kelompok serdadu
perang. Saat itu saya membawa sepucuk pietol kecil,
lalu saya tembak ia dengan eenjata tersebut. Tetapi
tembnlran saya tidak begrtu tepat sasaran. Akibat-
nya, terjadi perkelahian antara kami di tengah jqlan
selama tiga jam. Tetapi ia maeih bisa selamat $elum
matil. Saya penasaran sekali. Saya tetap ingrr mem-
bunuhnya. [a1 akhirnya saya berhasil membunuh-
nya lewat tangan pengadilan pada jalan Allah. Saya
kembali menembaknya dengan pistol yang masih ada
di tangan saya. Para pengawalnya saru lari, se-
hingga Al-Kierawi tinggal eendiri menghadapi kami.
Beberapa orang berdatangan. Set€lah yakin ia sudah
mati atau sekarat, saya berdiri di dekat tubuhnya.
Saya lontarkan kalirnat di tengah-tengah banyak
orang. Kami nlrhirnya ditahan dalam penjara di
Teheran. Berita peristiwa ini ramai dimuat di bebe-
rapa rraes media. Di dalam penjara saya berdoa
mudah-mudahan ia mati oleh tembelran saya, sehing-
ga kami termaeuk orang yang memperoleh p.hala
karena telah membunuhnya di jqlan Allah. Terakhir
saya mendengar Al-Kisrawi sedang kritis di sebuah

Psl lll: llal&cd-l#ldcat Syi'ah t-atrnya 275


rum8h sakit, tetapi belum juga mati. Saya tidak tahu
apa rencana Allah terhadap orang yang eahr ini.
Setolah keluar dari peqiara saya membentuk gang
yang siap mati demi membela Ielam. Dan eaya
qlagrnknn hal itu di muka publik- Beberapa harian
pembela propaganda-prcpaganda Al-Kisrawi yang
menyeaatkan Bama bungkam. Mereka sarna takut
kepada kami. Setelah itu mereka tidak ada yang
berani menulis karena perilaku mereka yang buruk.
Bahkan kelompok-kelompok minoritas yang mendu-
kung mereka juga sarna bungkam.
figa bulan kemudian Al-Kisrawi keluar dari rumah
sakit. Pada suatu hari aku bertemu ia di kantor
pengadilan militer yang meEranggil kani untuk di-
mintai keterangan sebagai saksi. Saat itu kebetulan
aku tidak membawa senjata untuk membunuhnya.
Kebetulan waktu itu ada seorang tentara yang
membawa pistol. Saya ingin seLali mengambil pistol
itu darinya untuk membunuh Al-Kisrawi di kantor
pengadilon. Tetapi dnlam waktu sekejap saya sudah
tidak mendapati siapa-siapa di depan saya. Bupanya
si tentara tadi ketakutan, para hakim ketakutan, dan
Al-Kisrawi juga ketakutan. Semua orang yang ada di
kantor pengadilan sama liari, sehingga persidangan
kami menjadi sepi. Saya keluar dari kantor penga-
dilan, dan setelah itu saya enggan memenuhi un-
dangannya. Saya menolnlr datang ke sana. Dan seba-
gai gantinya saya berkirim surat yang isinya saya
tidak 6slihaf pihak pengadilan bersikap serius
6snangani kasus ini, sehingga saya tidak punya
alasan untuk memenuhi panggilannya. Saya katakan
kepada para heki6 bahwa mereka semua teleh me-

276 Mengungfiap Hddkat Syi'ah


lecehkan Islam, agama Allah. Menumt saya, Al'
Kisrawi lah orang yang sehamsnya didakwa, bukan-
nya saya. Soalnya ia t€lah memusuhi agama.
Oleh karena if,qlnh, Baya mengumpulkan ribuan
tanda tangan yang mendesak supaya pengadilan
mendatangkan Al'Kisrawi ke pengadilan agama
untuk diadili di sana karnena ia t€lah menentang
agarna Allah. Rupanya pihak pengadilan memenuhi
tuntutan saya. Al-Kisrawi pun dipanggil buat disi-
dangkan, dan saya sudah bertekad untuk ikut datang
pada hari persidangan. Saya tetap ingin sekali
membunuhnya, karena bagi saya ihlah sahr-satunya
balaean baginya. Sembilan orang teman setia saya
juga bertekad datang ke pengadilan. Mereka juga
ingin membunuh Al-Kisrawi dan membunuh para
pengikutnya, meskipun persidangan dijaga cukup
ketat oleh para petugas keqm*nan. Melihat keda-
tangan mercLa, semua petugas keamanan eama lari
dan tiga ribu orang pengunjung yang ingin menyak-
sikan sidang pengadilan juga eama lari. Dengan
leluaea lrami [iga masuk tanpa harue bendesak-
desakan."s!,
Itulah yang dikatakan oleh sang pembunuh, Nawwab
Shafi^,i. Selanjutnya kami ingln menghadirkan salah seorang
yang menjadi rujukan utama kaum q/i'ah, yaloi Ayatullah
Al-Haii Mirza Hasan Al-Ahqaqi dalam kitabnya yang berba-
basa Persia berjudul Namah syr-.lyan yang srdah diterje-
mahkan ke dalam bahasa Arab oleh Hasan Najfi dengan
judul AI-Iman. Ia mengatakan,

s Uhat, pemedntahan macarn apa ini? Dan pengadllan apa ini?


lni jelas suatu percekorgkohn.

Pasal lll: tlddt$-t{alffiSyt'ah t-alnnye 2n


3enar. Al-Kisrawi telah dibunuh. Tetapi beberapa
orang eimpatisannya mssih tetap hidup dengan se-
jahtera. Para eekutunya yang ikut menentang Islam
dari berbagai mazhab pasti akarr membaca isi kitab
Namah Syi'iyan"o
tI Al-Ihqaqi juga mengatakan,
'Setelnh berhadapan dengan pengadilan akibat
ucapan-ucapan dan tindakan-tindakannya yang jahat
dan niatnya yang bunrk, Al-Kisrawi hams mengha-
dapi kenyataan pahit. Niatnya tersebut membuah-
kan kehancuran bagi dirinya. Para pendukungnya
mengira bahwa popularitas namanya dan juga tu-
lisan-tulisannya ternyata tidak menghasilkan apa-
apa seperti yang ia harapkan. Tetapi justru berakil.il
selnliknya..rr Soalnya menolak ucapan-ucapannya
dan mewaspadai tipudayanya, adalah kewajiban
bagi setiap orang yang hidup kapan saja.+z Sesung-
guhnya dielgh orang yang telah menebarkan benih
pergolakan serta kereeahan di tengah-tengah komu-
nitas masyarakat Syl'ah yang dizalimi.o Beberapa
kepercayaannya yang mengandung rasun telah kami
basmi sampai ke akar-akarnya dari relung batin

o Kitab Al-lman, oleh Al-Flaid, hal. 25, terbitian Shaut Al-Khalij,


Kuwail.
ot
Uhat, kekuatran, pengaruh, argumen, dan bukti-bukti Al-Kisrawi
akibat pengakuan onng Syi'ah yang sudah tedatih (te*ade0 ini.
€ Setelah kematian Al-Kbrawi Rahimahultah, baru munculkebe-
ranian AFlhqaqi dalam menyanggahnya. Flal itu lazim tedadi di mana-
mana.
€ Lihat, pengaruh tulisan-tulisan Al-Kisrawi di terqah-tengah
masyarakat Syfah. lnilah alasan sebenamya kenapa ia harus dibu-
nuh.

278 Mengungfop tlakllel Syi'atr


orang-orang yang lugu, karena di tengah orang-orang
yang bodoh dan sederhaDa tetap ada orang y.arg
percaya bahwa perlawanan-perlawat'an Al-Kisrawi
tidak biea ditaklulrk4n ...."*
Allahu Albar. gagaimana Al-Kisrawi mrmpu men)ra-
kinlcn labenaran kepada banyak omnt bahwa perhrvanan-
perlawananrya terbadap mazhab Syi'ah susah untuk ditak-
hl&an. Padahal mereka terdiri dari kaum inteleltnl dan
orang-orang terpelajar, seperti yang diakui sendhi oleh Al-
Ihqaqi dan putranya yang meogajtrkanbeberapa pertanyaan
kepadanya sod kitab tersebtrr SanS ayah menjawab,
'Saya merasa perlu menirusun kitab ini dnlam ben-
tuk dialog antara eaya dan putra aaya, AI-Hajj Mirza
AMul Rasul Al-Ihqaqi ...."rs
Dua orang anak dan ayah tersebut mengahri, bahwa
para pengilart Al-Kisrawi yang orknp banyak berasal dari
kaum intelektual dan orang-omng terpelajar. Si anak ber-
tanya kepada ayahn1,a,
"Aku heran, bagaimana beberapa orang yang terpe-
lajar itu enggan memperhatikan kebathilan yang
dilakukan oleh Al-Kierawi dengan terang-terangan.
Mereka malah t€rtarik kepadanya dan mempercayai
kebohongan-kebohongannya."a6
Sang ayah menjawab,
'IGmu sekali-l.nli jangan heran kalau jumlah para
pengikutnya lebih banyak lagi. Soalnya kebanyakan
kaum muda ada di gslal(ang Al-Kisrawi, meskipun

a Kitab N-lman,hal.23.
s rbid., hal.25.
6 rbid., hal.62.

Mt llt: thfiflort4frldart Syfah Latun 279


sebenarnya mereka hanya terdiri dari beberapa
mahaeiswa yang belajar di beberapa tempat. Tetapi
dalam waktu yang sarna, merrka ifu tidak tahu apa-
aPa-n47

Coba Anda perhatikan jawaban Al-Ihqaqi, " ... meskipun


sebenarnya mereka harya terdiri dari beberapa mahasiswa."
Padahal ia tahu dengan pa.sti bahwa Al-Kisrawi Rahima-
hullah berasal dari orang Syl'ah. Si anak mengatakan se'
suahr yang ditujukan kepada ayahryra, Al-Ihqaqi, serala
mengakui bahwa beberapa anak muda kaum Syi'ah sama
tertarik pada ucapan-ucapan Al-Kisrawi Rahimalnilah, darr
menganggepqra sebagai sesuatu yang harus diterima Ia
mengatakan,
'Menunrt Al-Kisrawi, sesungguhnya orang{rang
Syfah ihr sama musyrik yang menyembah orang-
orang yang telsh mati dan mengkultuskan qubah-
qubah. Mereka adalah orang-orang yang suka pergi
untuk mengunjungi kuburan-kuburan yang dikera-
matkan. Sesungguhnya mereka metrakukan hal itu
untuk mengabdi kepada imam-imam mereka. Akibat-
nya, banyak kaum muda dewasa ini yang terpenga-
nrh oleh prineip Al-Kisrawi drn menganggapnya
sebagar sesuahr yang rasional. Aku ingin mendengar
jawabanAnda."l8
Menurut kami, betapapun kita hanrs membela kebe.
naran yang karenanlxa Al-Kisrawi Ralld;molaillah dibunuh
oleh orang-orang Syi'ah. Sesungguhnf kubah-lubah dan
larburan-kuburan png dibangun oleh orang-orang Syi'ah

17
rbu.,hal.6a.
$ lM.,hal.2g.

280 Men$ngkapllakftdsyi'ah
jelas bertentangan dengan p€ttmiuk Sang Nabi piliban
Shallallalruu Alaili wa fuIlo n Beliau telah melarang men-
didkan bangunan di atas kuburan. Dan mereka telah me-
ngabaikan larangan beliau yang sangat jelas tersebul
l* Al-Hurm Al-Amili seorang tokoh aliran Syi'ah Itsna
AErar dalam kitabnl"a Wasa'itr{sy-qrt'dl, iilid U, hat 869
dan jilid m, hal. 454, medwayatkan dari Abu AMuIlah
Alaihissalarn, bahwasanl,a Rasulullah Shallallolw Alaihi wa
Sallam melarang shalat atau duduk atau mendirikan ba-
ngunandi ataslcuburan
lI Diriwayatkan oleh AI-Humr Al-AmiIi dalam kitabnya
Waso' il Asy-Syi'ah, (II I 869) dari Ali bin Ja'far, ia berkata,
'Aku bertanya kepada Abul Hasan Musa Alaihis
salam tentang mendirikan bangunan atau duduk di
atas kubur, apaknh hal itu patutl Ia menjawab,
'Tidak patut mendirikan bangunan atau duduk di
atas kubur. Begitu pula dengan mengapumya dan
6snin ggikan tanahnya."
ilDiriwayatkan oleh AI-Humr AI-Amili dalam kitabnya
Wasa'il .AsgrSyi'ah, (ITlSZo) dari Abu Abdullah Alaihis-
salam, iaberkata,
"Janganlah mendirikan bangu"an di atas kubur dan
janganlah membuat atap nrmah di sana, karena
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaifi wa Alihi
tidak menyukai hal itu."
* Diriwayatkan oleh Al-Haii Husain An-Nud Ath-
thibrisi dalam kitabnya Mustodrak Al-Wasa'il (I/rzZ) dari
Nabi Shallcllahu Alaihi uta fuIlam dan keluargan,ra, bah-
wasan)ra beliau melarang mengecat kubur, mendirikan ba-
ngunan di atasnya, dan dudukdi atasqra.

Pasl tlt: tlddkat-Haldcat Syfah Lainnya 281


ii Al-Imam .dsh-Shadiq Rahimohullah menganggap
perbuatan mendirikan bangunan di atas kubur sama seperti
memakan yang haram. Hal ittr disebutkan datarn sebuah
riwayat darinya seperti yang diketengahkan oleh Al-Haii
Hnsain An-Nuri Ath-Thibrisi dalam kitabnya MustadrakAl-
Wasa'il (Urzil dari AMullah bin Thalhah dari Al-Imam
Ash-Shadiq Alaihissallaru bahwasarya ia berkata,
-fermasuk makan yang haram itu ada tujuhi yakni
menyuap dalam soal hukum, ttaskawin pelacur,
upah tukang ramal, harga anjing, orang{rarg yang
mendirikan bangunan di atas kubur ...."
Nabi Shallallchu Alaihi wa Alihi merobohkan ba-
ngunan yang didirikan di atas kubur. Disebutkan oleh Al-
Hurnr Al-AmiU dalam Wasa'il esg,-&ri'ah (lU8Zo), dari
Abu AMullah Alaihissalant, ia berkata,'Amirul Mulcninin
Alaihissalam berkata
'Basulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi mengutus
aku untuk merobohlten bangunan di atas kubur dan
merusak gambar-gambar'."
it Disebutkan dalam riwayat di kitab Wasa'il dsy-
qyi'ah (II/86g), dari Abu AMullahAlaihissalcm, ia berkata,
'Amirul Mulqninin A laihissalamberkata,
'Rasulullah ShaIIaIIahu Alaihi wa Alihi mengutus
aku ke Madinah seraya berpesan, 'Hapusleh setiap
gambar, dan ratakanlah setiap kubur...'."
Itulah yang dilarang oleh Al-Kisrawi Rahimohullah,
karena mengiluti pesan Nabi ShaIIaIIahu Alaihi wa Alihi
dan anggota keluarganya Radhfual/aahu Anhumdalam mela-
rang keras mendirikan bangunan di atas kubur. Sudah
barang tenttr prinsip inilah yang dibuat pedoman oleh kanm
muda Syi'ah yang terpelajar, terlebih sanad riwayat-riwayat

2U2 Men$mglepHatdatsyi'ah
tersebut berasal dari para ulama Syi'ah sendiri, karena
membangun di atas larbur itu dapat merusak akidah
mereka. Sehingga meneka menjadikan contoh darah ke
kubur Al-Husain Railnyaltahru Antru lebih utama daripada
ibadah haji bagi orang-omng yang mampu memenuhi
Enarat-Enarat ziarah. Hal itulah png dinl'atakan oleh salah
seorang yang dekat dengan Imaur Al-IGomeini bernama
AMul Husain Dastaghib dalam kitabnya Ats-Tsa,trat N-
Husainiyah, hal. rS, terbitan Daar At-Ta'aruf, BeiruL Beri-
}ut penryataannya,
'Tuhan seru semesta alam menjadilran ziarah ke
kubur Al-Husain Alaihiwlam sebagai wujud kelem-
butan kepada hamba-hamba-Nya sebagai ganti dari
pergi haji ke Baitullah Al-Haram untuk dijadikan
pedontan bagi orang yang tidak kuasa menunaikan-
nya. Bahkan bagi sementara orang Mukmin yang
msmpsrhatikan syarat-syaratnya lebih banyak dari-
pada pahals mgamanikan haji, seperti yang dikemu-
kakan dengan sangat jelas dalam beberapa riwayat
tentaug hal ini."
ii l€bih buruk rlan Iebih jahat dari Abdul Husain ialah
apa yang dila}ukan oleh Ayahrllah Syi'ah yang terkenal
dengan pangeilan Muhammad Al-Husain lGsyifu Al-
Ghatha' dalam kitabnya Ar-Ardhu wa At-T\trbatu Al-
Husainiyah, hal. 26, Muassasah Ahlu Al-Bait tahun r4oz
Hijriyah. Ia menulis syair sebagai berikut:
lvlembilnrakan bnhng Karbala dan lG'bah
maka tanah Kabda lebih tirpgiderajahya dari lG'bah
Itulah yang terjadi kalau menyalahi sunnah Nabi ShcI-
lallahu Alaihi wa Sallam. Orang-orang Syi'ah mengetengah-

Pasrrl lll: tleldcal-llekflcat Syt'ah Lalrnya 28


kan suattr riwayat rrans dikaitkan kepada AI-Imam Ash-
Shadiq Rah imahullah,bahwasaryra ia berkata,
'sesungguhnya Allah memandaugi para peziarah
kubur Al-Husain dengan penuh kasih sayang pada
Hari Arafah, sebelum Dia memandangt orang-orang
yang tengah wuquf"
Riwayat ini dikemukakan oleh Al-Hurnr Al-Amili dalam
Wasa'il /sgFSyf'ah (X/S6t). Dan juga dilcemulokan oleh
Ayatullah AMul Husain Dastaghib dalam kitabnya Ats-
TsauratAl-Husoiniyat, hal. 15, dan lafazh darinya.
Dengan demikian Al-Kisrawi berhasil mengalahkan
trlama-ulama Syi'ah, sehingga mereka tidak menemukan
cara-cara r:ntuk menyangfulnlra l@cuali satu cara, 1'akni
dengan membunuhnSna- Bagi pembunuh Al-Kisrawi dan
orang yang mengatur pembunuhan tensebut ia pasti akan
dimintai pertanggunganjawaban di hadapan Allah pada hari
ketika harta dan anak laki-laki sudah tidak ada gunanlxa.
ssze

2g lrrengungl(lptldd(atsyreh
pembahasan Keenam

SIIGP PEMILIH ORANG SYI'AII TERHADAP


IGNDIDAT ORANG S['NM

1lf entang sikap para pemilih dari kalangan orang-


{ orang Syi'ah terhadap seorang kandidat dari ka-
langan oran8-orang AhIi Sunoah, ielah tidak memberikan
suara kepadanya. Falaa ini dfungkapl€n oleh ayatullahyang
menjadi rujukan orang-orang Syi'ah bernama Jawwad At-
Tibrizi ketika ia memberilun jawaban berupa komentar-
komentar dan fatwa-fatwa terhadap kitab ShircthAn-Najat
fi Aitbat Al-Istifta'ct oleh Al-Khau'i (llll4rr), Maktabah
Al-Faqih-Kuwait, 1997 Masehi.
* At-fibrizi ditanya,'Jika seorang Syi'ah memutuslon
unttrk mencalonkan diri yang membuat hangusn)"a $raDx-
suara kaum mawali, dan membuat sukse$ry ealon dari
non-mawali, apakah iaboleh tetap mencalonkan diri dengan
adanya calon orang Syi'ah lainnlra yang dapat mer:aup suara
orang-orang Syi'ah?"
Ia menjawab, "Kalau orang Syi'ah ke&n tadi mem-
berikan manfaat kepada kaum Syi'ah, orant Syi'ah pertama
tadi tidak boleh mencalonkan diri dalam pencalonan ter-
sebut. Wallahua'lam."
It At-fibrizi ditanya, "Jika ada dua calon yang berpe-
luang bagi salah sahrn1ra saja yang maju, apa )'ang han:s
mereka lakukan dan yang harus dilakulen oleh orang-orang
Syi'ahlainnya?"

Pasal lll: tlaldkat-t,atdat Syl'ah Lainnya 285


Ia menjawab, "Setiap orang Syi'ah hanrs memperha-
tikan kepentingan Syi'ah, dan menolak mudharat dari me-
relra..Wallahua'lam."
J* At-Tlbdzi ditanya,'Misalkan disepakati kalau dalam
sattr daerah hanya ada dua calon saja yang duduk di lursi
danran, yang sahr adalah calon dari orang Syi'ah png }uat
dan berpehrang lolos, dan kursi deruan yang saturya lagi
harus diperbutkan oleh dua onang calon lain yang sahr dari
kaum mawali dan yang sahrqra non-mawali, maka perta-
nyaannlxa ialah:
Pertoma, apakah orang-orang Syi'ah wajib memberi-
kan suaranya kepada al-mautali kedua yang dikenal bukan
orangfasik?
Ke&n, apakah para pemilih Syi'ah dilamng memilih
calon muwali ketiga yang nota bene lebih baik daripada
calon yang harus bersaing dengan calon dari orang Sunni
dengan mempertimbangkan munglin kami berani memas-
tikan bahwa hal itu bisa menyebabkan tersia-sianya lctrrsi
kedua bagi orang-orang Syl'ah dan kemenangan bagi calon
orang Sunni, dan kemungkinan kedua kami haq'a bisa
memperkirakan, bukan memastikan. Bagaimana keptrtusan
yang harus diarnbil dalam menghadapi dua kemunglrinan
tersebut?'
Iamenjawab,
oPertama, jika mereka dapat menjamin bahwa calon
tersebut akan berkhidmat kepada orant-orang Syi'ah, dan
mau menyuarakan untuk kepentingan qnariat serta mazhab
Ahlul Bait, maka mereka wajib memilihryra, dengan qrarat
asalkan tidak ada calon lain yang lebih kuat darinya.
Wallahua'lam.

286 uagnCopHaldqtsyi'atr
Kdua, jika mereka menjamin gagaln)'a calon ketiga,
maka mereka harus memilih calon yang bersaing dengan
calon dari orang Sunni tersebut, asalkan ia memenuhi qra-
rat-gmrat yang telah dikemukakan . Wallahu a'lort..'
il et-Tlbrizi ditanya, 'Apakah seorang mawali boleh
menjadi salah seorangtim suksesbagi calon orang Sunni?'
oHd itu tidakboleh.Wallahu a'lam-"
Ia menjawab,
li At-Tibdzi ditanya,'Di sebuah daerah pemilihan, yang
maju adalah calon-calon dari orang-orang Srmni dan omng-
orang S,ri'ah. Bolehkah:
Pertama, memberilran suara kepada calon orang Sunni
dengan adarya calon orang Syi'ahyang taatberagama?
Kedua, memberikan suara kepada calon orang Sunni
dengan adanya calon orang Syi'ah yang fasik?
Ketiga, memberikan suara kepada calon orang Sunni
dengan adaqra calon orang Syi'ah yang sekuler?"
Ia menjawab, 'Tidak boleh ada pemilihan, kecuali yang
dipilih ialah orang Syl'ah )xang mau berkhidrnat kepada
Syl'ah, dan tidak menyuarakan undang-un&ng )xang me-
nentang mazhab Syi'ah. Jika ada seorang calon yang me-
menuhi lciteria-kriteria tersebut, hanrs ada pemilihan,
kecuali jika ada calon yang lebih kuat dan lebih diandalkan
darinya. Wallalru alam."
s€le

Pasnl ltl: lleHkzbl/al<itcat Wah Lainnya 287


PASTAL fIT
BISALIUI ITEPADA IIfiTITTAr{UL
FIUSLIITIIN

Pembahasan Pertama
IKHWANT,'L MUSLMIN DAN TAQTYAII
ORANGORAIYG SIN'AII

{f esungubnya orant-orang yang bersimpati kepada


4/kaum Syi'ah sama tidak paham akan keyakinan-
keyakinan kaum Syi'ah yang sebenanrya. Salah seorang
penulis yang biasa menulis trnttrk kepentingan S,ri'ah, yakni
Izztrddin Ibrahim dalam kitabnya Mauqil Al-Ulama' Al-
Muslimin min.asy-Syi'ah ua Ats-Tsaurat Al-Islamiyat Al-
Iraniyat, hal. r4-r5, cetakan kedua, Mathbaat Sabhar-
Teheran, tahun qo6 Hijriyah, Mants.trat Al-Alaqat Ad-
Dauliyah fi Munazlvlumah Al-I'lam Al-Islami Al-Irani
(Buletin hubungan internasional pada organisasi komu-
nikasi Islam, Iran) mengutip keterangan dari Umar Al-
Tilmisani yang membicarakan tentang sikap Hasan Al-
Banna Rahimahullah. I(atanya,'Pada suahr hari kami ber-
tanya kepada Hasan [l-$anna tentang sejauh mana perbe.
daan antara Ahli Sunnah wal Jama'ah dengan S,ri'ah. Tetapi
ia melarang kami terlibat membicaralun masalah-masalah
tersebut, karena menunrtnla kaum Muslimin tidak patut

288 Men$mgl<aptlaknrdsyl'ah
melibatkan diri di dalarnnya Sebab, seperti }rang diketahui
bahwa mereka s-ling berdkai, dibalik perUtmian itu daleng-
n1'a adalah musuh Islam."

' IGmi lalu menjelaskan lcpadanya" "Kami bukan mena-


nyakan sikap fanatik ini, atau berupal"a memperlebar jurang
peftedaal di antara kaum Muslimin. Tetapi kami menanya-
kan tentang ilmu, karena masalah-masalah yang t€rjadi
antara Ahli Sunnah dengan Syi'ah disebutkan.lalam bebe-
rapa kitab yang tidak bisa dihitung, sehin$a ltami ddak
punlxa cuhp waktu untuk mengkaji referrensi-reftrensi
tesebuL'
Dari ucapan Al-Ttlmisani tadi, Anda tahu dengan jelas
bahwa Hasan Al-Banna melarang memas*i wilEah ma-
salah-masalah perbedaan antara Syi'ah dan Ahli Sunnah.
Menunrt Al-Banna, pembahasan masalah ini tidak orlnrp
penting. Al-filmisani sendiri menegaskan bahwa mereka
tidak akan memiliki cukup waktu yang memunglinkan
mereka membahas masalah ini. Di sini ada dua hal yang
sangat menarik, d<ni tidak adanl"a arhrp uralcq dan
larangan terlibat dalam masalah-masalah 1lang sulit
Jadi, pendekatan yang dilakukan oleh Al-Banna Rohi-
mahullah terhadap Syi'ah ddak didasari oleh ihu penge-
tahuan drn tidak pula semangat unttrk itu dal-m masalah-
masalah ini. Untuk itu kami harus mengatalon, s€sutrg-
Suhnya orang-orang yang bersimpati -atau )'ang men)re-
rulen kenrkunan dengan Syi'ah- tidak memahami keper-
calraan-kepercayaan Syi'ah. Bahkan mrmgkin prinsip me-
reka justru memerangi pengetahuan ini. Atau bisa kami
katakan, bahwa larangan adm5ra pengetahuan seperti itulah
)xang merupakan titik sangat membahalnakan yang wajib
tidak dilalaikan oleh para pemerhati.

Pasal lV: Rbahhk@kilyanul Mtolfrnln 289


Apaleh sikap mereka dianegap seba8ai argunen,'ang
menghanrskan kaum Muslimin utuk mengilortirya?
Demi Allah, tidak! Sikap meneka bukan sebagai argu-
men, dan juga bukan berdasarten ilmq dalil, serta bu}ti.
Yang benar justru kebalikan dari sikap mereka. Apa yang
dikutip oleh penulis tadi dirngtap yang tertaik bagiq,a,
kendatipun kami yakin bahwa ia ti&k bermaksud seperti
ihr. Soalnlra hal itu bukan berdasarkan gnarat png telah
disepakati bersama orang ),ang menulis unttrkmereka.
ti Sesnngguhnlaa Hasan Al-Banna Rohimahullah, seba-
gaimana ulama-ulama Ahli Sunnah H*)la, menganggap
penting adaryta uPaya untgk menrkUnkan kagrn Mgslimin,
dan membuang perselisiban yang terjadi di antara mereka.
Tetapi ia tidak jeli dalam melihat sikap orang-orang Syi'ah
yang sebenarnya terhadap orang-orang Ahli Sunnah. Si-
tuasi-situasi atau kesibukan-kesibukan yang dihadapi oleh
Al-Banna serta tidak adanya cukup waktu bagi para pens-
kutnya -menurut keterangan Al-ltLmisani- bukan berarti
mentolerir, dia untuk ti&k mau mengkaji dart membaca
kitab-kitab Syi'ah kuno yang menjadi pijakan mazhab
mereka. Begitu pula dengan kitabkitab moderen yang
sengaja disembunyikan oleh Syi'ah dari orang-orang Ahli
Sunah wal Jama'ah 1aqg masih lugu sehingga perlu
dikasihani, don orang-orang yang hanya mengandalkan niat
baik Kitab-Htab ini hanya beredar terbatas di kalangan
orang-orang Syi'ah sendiri, tanpa boleh dibaca oleh musuh-
musuh meneka Akibatryra, mereka hanya meurbaca kitab-
kiab Syi'ah yang menganjurlen kerulaman secara umum.
Sudah borang tentu ini membultikan kerapian taqiyah alias
menipu mtrsuh d€ngan cara meqrembunyikan diri, agar
hakikat Syi'ah yang sebenarnya tidak sampai diketahui.

290 MgungltapHaffiSyran
* Bas orang-orang rrang berpegans pada sikap S5naikh
Hasan Al-Banna harus memperhatilcan dan menghormati
kaidah yang mengatakan, "sesungguhn5a tidak mengetahui
sesuatu bukan berarti sesuatu itu tidak ada.' IGmi kira
Hasan Al-Banna Raldmalluulloh tidak tahu bahwa orang-
omng Syi'ah sepakat, siapa png mengingkari al-utilayah
adalah kafir, dan siapa yang lebih mengutamakan Abu Bakar
Ash-shiddiq serta Umar bin Khaththab juga kafir. HaI inilah
yang dikutip oleh seonang ulama yang menjadi rujukan
Syi'ah, Slnailh Hasan An-Najfr dalam kitabnya Ja oahir Al-
Kalam yang terdiri sebanyak empat puluh tiga jilid. Oleh
seorang ulama Slri'ah berkebangsaan Libanon bernama
Muhammad Jawwad Mughniyah, Htab ini ia sebut Mu'jizat
Afud Kqembilut Belas. Demikian pula yang dikatakan oleh
Al-Bahrani, Asy-$awasytari, Al-Majelisi, AMullah Syibr,
dan Al-Mufid.
* Al-IGomeini dalam kitabnya Al-Arbaln, hal. Sr.r,
mengatakan,
'Seperti yang diketahui bereama bahwa masalah ini
hanya khueus bagi orang-orang Syi'ah Ahlul Bait,
dan haram bagi orang lain. Soalnya iman hanra de-
ngan perantara alwilayah atau kekuaaaan Ali dan
para washinya dan bergelar Al-Ma'shum yang suci
Alaihimusalam. Bahkan iman kepada Allah dan
Rasul-Nya tidak diterima tanpa alwrilayafi *ba-
gaimana yang alran ksmi kemukakan dalam pasal
berikutnya nanti."
Lihat, bagaimana qxail<h HasanAl-Banna diam saja atas
penyataan ),ang sangat berbahap tersebut. Pa&hal me'
nurut anggapan Syi'ah, Iman Hasan AI-Banna dan saudara-
saudaranya kaum AhIi Sunnah wal Jama'ah tidak diterima

Pasl lV: Mr k@ ttdnrzrnl Mtffin 291


oleh mereka, karena mereka tidak memperca)rai wilayah
para washi bergelar Al-Ma'shum tersebut.
rI Al-I(homeini dalam kitabnya Al-Arba'in, hal. Srz,
juga mengatakan,
"Apa yang ditulis di akhir hadite yang mulia bahwa
kekuasaan Ahlul Bait dan mengenal mereka sebagai
syarat diterimanya amal, dianggap bagian dari hal-
hal yang harus diterimn, bahkan termasuk dari ke-
wajiban-kewajiban mazhab Syi'ah. Riwayat-riwayat
tentang topik tersebut terlalu banyak untuk termuat
dalam buku yang kecil ini sehingga disebutkan seba'
giannya saja."
IGmi yakin bahwa yang dimalsud dengan kekuasaan
Ahlul Bait ialah para imam yang bergelar Al-Ma'shum. Dan
kami tahu bahwa mempercayai para imam merupakan
qiarat diterimanya iman kepada Allah serta Rasul-Nya serta
semua amal. Dengan demikian jihad Imam Hasan Al-Banna
Rahimahullah ialah dalam parameter dan kepercayaan Al-
I(homeini. (Jawabannya terserah kepada orang-orang yang
simpati kepada Syl'ah). Soalnya Hasan Al-Banna tidak mem-
percayai para imamyang Ma'shum.
sffia

Xn MengunglrapHemtarsyfah
Pembahasan Kedua
SYAIICI iilT'IIAI}IMAD AIrcHAZAI.I
MDAITISYI'ATI

d[1'ail<h Al-Ghazali dalam kaset rekamannya menlxa-


ilrtal<an bahwa seandaiq'a iabisa mengirimkan sego-
longan kaum orang-orang Ahli Sunnah untuk membanhr
kaum Syi'ah dalam peperangan mereka melawan pasukan
Irak, tentu ia akan melakulrannya Tetapi ia tidak lcnsa
melalorkan hd itu, seperti yang ia katakan sendiri dalam
rekaman kaset tersebut.
Menurut larni, sehanrsnya Al-Ghazali mencermati de-
ngan selaama apa yang dikatakan oleh Imam Al-I(homeini.
Wahai Syaikh Muhammad Al-Ghazali -semoga Allah mene-
rangi hati dan matabatinAnda- apakahAnda mempercayai
kekuasaan dua belas imarn yang bergelar Al-Ma'shum,
supaya niat baik Anda itu bisa diterima dan terlaksana?
Apakah Anda lebih mengetahui mazhab Syi'ah daripada
ulama-ulama mereka sendiri yang sepakat mentanggap
kafir orang-orangAhli Sunnah? Dan apakah ilmuAnda lebih
mendalam daripada Al-Majelisi, Al-Bahrani, An-Naifi, Al-
Qummi, Al-I(homeini, dan trlama-ulama Syi'ah lainnya yang
menjelaskan kelefiran siapa pun yang tidak mempercayai
kedua belas imam mereka yang bergelar Al-Ma'shum ter-
sebut?
Sangat disalrangkan karena SJ/aiI& Al€hazali Rohi-
mahullah mengemukakan hd itu dalam wawancaranya
dengan Harian Ath-Thali'oh Al-Islamiyat, edisi 26, Maret

Pasnt tV: FFrr&rtt keqda ltttwarul ttttrrlfrnin 29:t


1985 Masehi. Seperti yang dilartip oleh Izzuddin Ibrahim
dalam kitabnya Mauqif tnama. Al-Muslimin min Asy-
Syi'ah wa Ats-Tsaurat Al-Iraniyah, hal. ez, Sfikh AI_
Ghazali menjawab pertanyaan sekitar peraftmnya dalam
organisasi pemersafu. Ia mengatalcan,
3enar. Saya adalah termasuk orang_orang yang
mendukung kerukunan antara mazhab-mazhab
Isl,am. Saya adatah seorang aktivis di lembaga yang
berpusat di Mesir tersebut. Saya dekat dengan
Syaikh Muhammad Taqi Al-eummi, sebagaimana
saya dekat dengan Syaikh Muhammad Jawwad
Maghniyat. Dan saya juga memililri beberapa teman
dari ulama-ulama besar Syi,ah ....,,
r* Syaikh Muhammad Al-Ghazali dalam kitabnya Kaif,a
NaJhamu Al-Islam, hal. 116, cetakan ketiga, tahun rg8e
Masehi, Daar At-Taufiq An-Namudzajiyat, menegaskan ten_
tang alasannya kenapa ia aktif di Departemen Kebudayaan
Kementerian wakaf Mesir dengan menerbitkan kitab AI-
Mulchtashar An-Nafi', sebuah kitab fiqih yang menghimpun
hukum-hularm ibadah berdasarkan mazhab syi'ah Imami-
yah. Kemudian dalam lotabZhalamminAlGharbr, hal.
196,
cetakan pertama tahun 1956, Daar el-Kitab Al-Arabi Mesir,
Al-Ghazari jnga menyatakan sebagai berikut,
"Sesungguhnya sebagian besar ulama di Al-Azhar
memiliki gambaran tentaug Syi,ah yang dirancang
oleh gosip-gosip dan hal-hal yang dipaksakar.',
Tetapi dalam waktu yang sama, ia juga mengatakan
dalam kitabnya KaifuNaflrumuAl-Islam, hal. 116,
'f)l
kalangan para ulama Syi,ah kami mendapati ada
yang menekuni peri kehidupan salafue shalih dengan
kebodohan yang nyata gehingga berpotensi
-"-"-
2% Mengungkap lhtd<ar S$'ah
lihara bahlran mempertajam perpecahan, dan meno'
dai kejernihan umat...."
i* Dalam kitab fiang sarna hal. rr8, Syaikh Al4hazali
jugamengatakan,
"Saya ingin sekali melakukan seeuatu yang pasti dan
positif untuk menutupi celah yang dibuat oleh duga-
andugaan beleka. Bphkrn untuk melenyaplran sela
yang dicipt^lra" oleh keinginan-keinginan nafeu.
Oleh karena itu, saya usulkan kepada pihak l(s-
menterian Wakaf untuk menggabungkan mazhab-
mazhab frqih Syi'ah lrnemiyah ke dalam fiqih ke-
gmpat mazhab yang sudah berlaku di Mesir. Selan-
jutnya forum kebudayaan rkan 6sagajukan bab-bab
ibadah dan muamalah dalam frqih Islam ini kepada
para mujtahid dari saudara-saudara saya kaum
Syi'ah. Diharapkan dengan mentelaah usaha yang
bersifat ilmia6 ini, orang-orang yang berpikiran
jernih "kan tahu bahwa sebenamya ada kemiripan
yang sangat dekat antara bacaan-bacaan fiqih yang
kita kenal dengan kejadian-kejadian bunk yang se-
hamsnya kita hindad."
Kami ingin mengatakan, dengan demikian tampak jelas
kesalahan Muhammad A]€hezali Rahimalut//rah. Ia telah
mengutamakan masalah furu'atau cabang daripada masalah
ushul atau prinsip. Seseorang tidak bisa disebut pintar dan
bijalsana atas tindakannya, kec'uali kalau ia mau menga-
jul€n kepada dirinf,a sendiri sebuah pertanyaan, "Apakah
bagi orang-orang Syi'ah persoal4n kedua belas imam yang
diHaim nta'shum itu termasuk prinsip-prinsip agama atau
hanya sekedar cabang-cabangnya saja? Dan apakah orang-

Pasl lV: Risia.frh kryor. llfiwanul Mtslinin 295


orang Syi'ah berbeda dengan kita hanya dalam masalah fiqih
saja?"
Kami perlu menjawab apa yang dikatakan oleh Syail<h
Muhammad Al4hazali tersebut. Seorang guru Syi,ah ber-
nama Muhammad Ridha Al-Muzhaffar dalam kitabnya AI-
Fawa'id Al-Imamiyah, hal. 98, 94,95, 98, Daar At-Tabligh
Al-IslamiQumm Iran, mengatakan sebagai berikut,
"Kami yakin bahwa sesungguhnya imamah adalah
bagian dari dasar atau prinsip agama. Dan iman
tidak dianggap sempuma tanpa mempercayainya.
Sa-a seperti kami yakin bahwa imamah, sebagai-
mana halnya nubuwah, merupakan kelembutan dari
Allah Ta'ala. Berdasarkan hal ini mat a imamah
adalah [gtanjutan nubuwah. I(ami yakin bahwa
seorang imam sebagaimaas halnya nabi harus ber-
sifat ma'ehum atau terjaga dari segala sesuatu yang
nista dan buruk, bailr secara lahir maupun batin.
Kami yakin bahwa para imam adaleh ulil amri.Dan
kami pun ynlrin bahwa perintah para irnam adalah
perintah Allah, Iarangan mereka adalah larangan-
Nya, mentaati mereka berarti mentaati Allah, dan
durhoka kepada mereka berarti durhaka kepada-
Nya.'
trklau begitu berdasarkan kesepakatan, imamah adalah
bagran dari dasar atau prinsip agama kaum Syi'ah. Dan kami
menentang kalau ada seseorang di antara mereka atau yang
bersimpati kepada mereka mengatakan selain hal itu.
Berdasarkan kesepakatan Ahli Sunnah dan Syi'ah, orang
yang mengingkari dasar atau rukun agama itu orang kafir.
Dan bendasarkan pemahaman ulama Syi'ah, para pengilatt
Ahli Sunnah itu sama mengingkari imamah. Ini berarti

296 irongungkepltatdkatSyt'ah
bahwa menurut kepercalaan Syt'ah, mereka semua orang
kafir. Dari pendekatan ini saja, S,ri'ah berani memastikan
kekafiran Ahli Sunnah. Apalagi kita sudah mengutip sta-
temen-statemen para ulama mereka atau kekafiran orang
yang mengingkari imamah keduabelas imam.
i* Syailrh Muhammad Al-Ghazali Rahimohulloh adalah
contoh keselamatan dan niat baik kaum Ahli Sunnah. Ia
punya hubungan dekat dengan seorang guru Syi'ah bernama
Muhammad Jawwad Mughniyat. Tetapi ia tidak menyadari
bahwa Jawwad Mughniyat dan ulama-ulama Syi'ah yang
lain bergaul dengannya adalah berdasarkan syariat taqiyah
untuk mendapatkan masukan-masukan penting seperti fat-
wa Syaltut dan lainnya. Syaihh Muhammad Al-Ghazali da-
lam kaset rekamannya menyatakan, 'sesungguhnya menu-
rut Syi'ah, imamah adalah salah satu rukun mazhab ...."
MuhammadAl4hazali menyatakan hal itu dalam suatu
pidato yang ia sampaikan sebagai jawaban atas beberapa
pertanyaan yang diajukan kepadanya tentang Syi'ah. Semen-
tara Ridha Al-Muzhaffar menyatakan, "sesungguhnya ima-
mah adalah salah sahr rukun agama." Tetapi MuhammadAl-
Ghazali menyatakan, bahwa imamah adalah salah satu
ruLunmazhab.
Kami mendapati seorang guru Syi'ah, Muhammad
Jawwad Mughniyat dalam kitabnya Asy-.$r:.'ah fi Al'Mizan,
hal. 269, cetakan keempat, Daar At-Ta'aruf li Al-Mathbu'at,
Beirut, Libanon, tahun 1399 Hijriyah, mengatakan,
"Hal-hal yang sangat mendesak menurut Syi'ah ada
dua macam. Pertama ialah yang kembali kepada
dasar, yaitu imamah. Oleh karena itu, setiap orang
Syi'ah Imamiyah Itsna Asyar wajib mempercayai
imamah kedua belas orang imam. Siapa yang tidak

Pasal tV: Risalah kep& lktwanul Mtslimin 297


mempelcayai imamah mereka, baik ia orang pintar
atau orang bodoh, dan me'r'percayai ketiga pokok,
mnka menurut Syl'ah ia adalah orang l![uglirn aen-
Syl'sh. Ia tetap 6sinilild hak dau kewajiban yang
sama seperti kaum Muslimin pada umumnya.
Imamah adalah salah satu dasar mazhab Syi,ah...."
IGmi ingin bertanya,'Apakah Jawwad Mughniyat telah
berhasil mempengaruhi SJxaikh Muhammad Al€hazali atas
apa )ang ia tegaskan dalam kaset yang merekam suaranya?"
Di sini Jawwad Mugbniyat menyatakan bahwa imamah
adalah dasar agama. Tetapi ia menyesatkan dan menipu
dengan mengatakan, bahwa imamah adalah dasar yang
sangat dibutuhkan oleh mazhab, bukan oleh agama. Se-
mentara Ridha Al-Muzhaffar mengatakan, bahwa imamah
adalah salah satu rukun agama. Selain itu para ulama Syi'ah
juga menganggap kafir orang yang mengingkari imamah,
seperti yang telah kami kemukakan dalam pasal, Kafir
Hulatmnya Orang yang Tidok Mempercayai Wilagah Dua
Belaslmam.
Apakah Anda tahu, kenapa Jawwad Mughniyat berkata
seperti itu? Soalnya ia sedang berbicara kepada orang-onang
Ahli Sunnah. Ia menulis itu dengan judul Kebufithan-
Kebutuhan Mendesak Agama dan Mazhob yang dimuat
dalam Majalah Risalah Al- Islam At-Mishiy at, edisi fV, jilid
dua, tahun 19So Masehi, sebagaimana yang juga ia tegaskan
dalam catatan kaki, hal. 267 dan kitabnya yang kami kutip
tersebut. Seseorang boleh menulis apa saja demi membela
taqiyah. Namun rupanya Allah Yang Mahatinggi lagi Maha-
kuasa pasti akan mengungkap siapa sebenarn)ra orang itu.
Saudara kami sesama Muslim, sudah Anda ketahui apa
yang kami kutip dari Muhammad Hasan An-Najfi dals1r

298 Mengungkap Hakikat Syi'ah


kitabnya Jawahir Al-KaIam. Di sana ia menyatakan bahwa
orang-orang Ahli Sunnah adalah kafir yang boleh diper-
gunjingkan. Mereka bahkan lebih jahat daripada orang-
orang Kristen, dan lebih najis daripada anjing. I(aum S,ri'ah
sepakat, bahwa orang )rang menentang paz}a! mereka
adalahkafir.
Sekarang kami ingn mengemukakan kepada Anda pen-
dapat Muhammad Jawwad Mughniyat. Ia mengatakan,
"sesungguhnya barangsiapa yang tidak mempercayai
imamah kedua bel,as orang imam, ia adalah orang
Muslim non-Syi'ah."
* Muhammad Jawwad Mughnfrat dalam kitabnyaMah
Ulama' An-Najf Al-Asgraf, hal. 8r, Daar Maltab AI-Hilal-
Beirut, tahun 1984, dan Daar Al-Iawwad-Beirut, Libanon,
mengatakan sebagai berikut,
'Ia adalah penulis kitab Al-Jawahir ALI(alam alias
mukjizat abad kesembilan belas. Bukankah arti
mukjizat itu membuat seseorang tidak sanggup men-
datangkan yang sepertinya, kecuali penciptanya?
Sejak ia menemukan untuk lel,am para fuqaha dan
para penulis tentang tasyri' sampai sekarang, tidak
ada seorang pun yang bisa menulis seperti kitab lI
Jawahir Al-I{aIam yang begitu luas, mendalam, dan
cermat. Kitab yang sangat besar ini adalah kitab
penelitian dan tahqiq, bukan kitab kutipan atau sa-
duran dari sana-sini ...."
i[ Muhammad Jawwad Mugbniyat dalam kitabqra Mch
Aama' An-Najf Al-Asyraf, hal. 82, mengatakan, 'Dikutip
dari penulis kitab Taklnilat Amal Al-Aamal oleh Almarhum
Sayid Hasan Shadr, bahwasanya iaberkaa,

Pasl tV: Risalah krych lffiva nl Mrclimln 299


"Kesuksesan kitab Jawahir AII{aIam yang meraih
bed *Iler disebabkan karena penulisnya yang
ikhlas, beryerilaku baik, dan bersikap rendah hati
kepada Allah dan kepada sesama ma.nusia'.'
ll Selanjutnya Muhammad Jawwad Mughniyat men-
doakan agar penulis Htab Jaroahir Al-Kalam selalu menda-
patkan limpahan rahmat dari Allah. Ia mengatakan dalam
kitabnya Mo h f/lama' An-Najf Al-Asyraf, hal. 84,
"Semoga Allah selalu merahmati penulis kitab
Jawahir AI'I{alam. [s msmiliki pekerti yang tidak
terhitung ju6lahnya."
* Satu hal yang perlu dinyatakan ulang di sini ialah
ucapan penulis kitab Jcrpaft ir Al-Kalam 0AilI/6S),
"Betapapun harus kita berikan penghargaan khusus
kepada orang-orang Mukmin yang mempercayai
imamah kedua belas imam, bukan kepada selain me-
reka dari orang-orang kafu dan para pembangkang,
walaupun hanya dengan mengingkari sal,ah seorang
imam-imam Alahimussalanz tersebut ...."
Ihmi ingin mengatakan, sesungguhnya Muharnmad
Jawwad Al-Mughni),at tidak mengingkari penulis kitab
Jawahir Al-Kalam, sebagaimana ia juga tidak mengingkari
ulama-ulama Syi'ah lainnya atas kecaman-kecaman yang
menganggap kaum Ahli Sunnah wal Jama'ah telah keluar
dari Islam. Bahkan ia menetapkan dan memuji-memuji sang
penulis tersebut. Ia menganggap kitab ini sebagai salah satu
mu\iizat. Semoga Allah mengampuni kita dan orangrrang
yangbersimpati kepada Syi'ah dengan niatyang baik.
* Muhammad Jawwad Mughniyat telah mengalih-
bahasakan drl am kitabqra Ma'a Aamt An-Naif AbAsyraf,
hal. 6q dan seterusnya juga cenderung dan memuji-muji

300 Mengungkap Hakikat Syi'ah


penulis kitab AI-IIada'iq An-Nadhirah. Seperti yang sudah
Anda keahui padabagian pertamabuku ini, Al-Bahrani juga
menganggap kafir orang-orang ),ang menentang kaum
Syi'ah. HaI itu jWa diryratakan sesara terang-terangan oleh
Muhammad Jawwad Mughni)rat. Tetapi rupanya Allah ber-
kenan membuka apa ]rang disembunyikan oleh Muhammad
Jawwad Al-Mughniyat dalam kitabnya Mah Aama' An-
Naif Al-Asy raf, hal. 38. Ia menguatkan predikat AI-A llamah
mereka yang jelas sera),a mengatakan,
'Predikat A.l-AIIamah mereka berdasarkan bukti-
bukti yang pasti menguatkan khilafah imam sepe-
ninggalan Rasul tanpa terpisah, dan batalnya taklid
kepada empat imarn. Mereka semua menyerah ke-
pada ucapan A.l-Allamah."
Kami ingin mengatakan, coba Anda perhatikan. Ter-
nyata menurut Jawwad Mughniyat, keempat mazhab yang
sudah sangat terkenal itu batal atau keliru berdasarkan
bukti-bukti yang pa*i. Tentuyang dimaksud ialahbatal dari
segi dasar dan cabang-cabrngnl/a. Apakah setelah menge-
tahui ini Muhammad Al-Ghazali belum juga sadar bahwa
orang-orang Syi'ah mempergauli kita dengan taqiyah?
Kita kembali kepada ucapan Muhammad Al-Ghazali,
"Sesungguhnya sebagian besar ulama 6gmilild gam-
baran tentang Syr'ah yang dirancang oleh gosip-gosip
dan hal'hal yang dipaksakan."
16.rni ingrn bertanya, "Apakah riwapt-riwayat Syi'ah
yang telah ditetapkan bahkan yang mutawatir dan ucapan-
ucapan para ulama terkemuka mereka seperti Al-Mufid,
Ath-Thusi, Ash-Shaduq, Al-Majelisi, Al-Humr AI-Amili, Al-
IGrki, Al-Faidh Al-IGEani, Yusuf Al-Bahrani, Husain Al-
Bahrani, Abdullah Syibr, Al-Mamaqani, Muhammad Hasan

Pasat tV: Risalah k@ tkhwand Mwllmin 301


An-Najfi, Al-I(homeini, AI-I(hau'i, Muhammad Asy-
Syairazi, dan yang lain, termasuk gosip-gosip den hal-hal
yang dipaksakan seperti 1lang dimiliki oleh para ulama diAl-
Azhar?' Btrkankah mereka menegaskan bahwa orang-orang
Ahli Snnnah itu kafir dan najis? Bukankah Muhammad
Jawwad Mughniyat zudah menyatakan batalnp predikat Al-
Allamah para ulama dari keempat mazhab berdasarkan
buld-bukti yang pasti? IGIau begitu dalam hal ini kebe-
naran bersama para ulama Al-Azhar yang menyatakan
batalnya akidah-akidah Syi'ah, sehingga mereka memlre-
ringatkan bahaya menjalin kerukunan dengan mereka.
* Coba Anda simak apa yang dikatakan olehAl-Ghazali
dalam lotabnya Zulam min AlGharbi hal. r9S,
"Saya berani mengatakan, sesungguhnya ketegangan
antara Syi'ah dan Ahli Sunnah itu lebih bersifat
politis daripada bersifat keagamaan."
Demikian pula yang ia katakan dalam kitab yang sama hal.
r97'
"Saya yalcin bahwa kalau pihak Al-Azhar mau meng-
gandeng Syi'ah, maLa sebagian besar faktor yang
menyebabkan ketegangan akan leleh dengan sendiri-
nya eeperti lelehnya bongkahan es oleh sinar mata-
hari."
IGmi insn mengatakan, aneh sekali staternen
Muhammad Al-Ghazali bahwa ketegangan antara Ahli
Sunnah dan Syi'ah itu lebih bersifat politis daripada bersifat
keagamaan. Sementara dalam kitab Drfa'An Al-Aqidoh wa
Asy-Syari'ah, hal. 265, cetakan keempat, tahun 1975 ter-
bitan Hassan, mengatakan,
"Saya tidak menafrkan bahwa di sana ada perbe-
daan-perbedaan dari segi fiqih dan teori antara

302 MengungkapHakikatSyfah
Syfah dan Ahli Sunnah. Perbedaan ini ada yang ha-
nya tipis, dan ada yang cukup luag."
Jadi kalau begtu, berdasarkan pernyataan Muhammad
Al-Ghazali, oriang-orang yang menentang ide kerukunan
sekarang ini mereka memiliki alasan untuk manaspadai
Syl'ah, karena di sana ada perbedaan-perbedaan yang cukup
luas antara Ahli Sunnah dan Syi'ah. Apalagi ditambah
dengan keyakinan kami bahwa MuhammadAl-Ghazali ddak
pernah membaca sumber-sumber literahrr yang dibuat pe-
doman oleh orang-orang Syi'ah yang sepakat atas kekafiran
para pengikut Ahli Sunnah, dan yang sekaligus mampu
memalingkan perhatian Muhammad Al€hazali serta ulama
lainnya sebagai korban-korban yang telah berjatuhan.
SB'E

Pasl lV: Rislahkrythlldrvanul Mtslimin 303


Pembahasan Ketiga
ORAI{GORANG YANG MENEITITANG
T'PAYA I(ERT'KT'NAN

(h*S-orang yang menentang ifls .lan upaya keru-


\-zlarnan dengan Syi'ah, mereka bukan sedang omong
kosong. Tetapi sikap menentang mereka, sebagian adalah
berdasarkan pengakuan Muhammad Al€h^zali sendiri.
Termasuk orang-orang )rang bersikap ramah terhadap
Syr'ah. IGrena keras lcpala dan berketetapan hati untuk
terus atas kebathilan mereka. Mari kita bersama Doktor
Musthafa As-Siba'i dalam kitabnya Al-Sunnah An-Naba-
wiyahwa MalcanaathafiAt-Tasyn', hal. 9, cetakan kedua,
Al-Maktab Al-Islami-Beirut, tahun r97g Masehi. Di sana ia
mengatakan,
"Pada tahun 1953 aku mengunjungi Abdul Husain
Syarafuddin di rumahnya di kota Shur di sekitar
kawasan Gunung Amil. Waktu ia sedang menerima
tamu beberapa ulama Syl'ah. IGmi lalu terlibat pem-
bicaraan tentang pentingnya upaya mewujudkan
pensatuan dan kerukunan antara golongan Ahli
Sunnah dan Syi'ah. IGmi sepakat, bahwa salah satu
solusi penting untuk mewujudkan harapan tersebut
ialah dengan melakukan kunjungan timbal-balik
antara para ulama kedua belah pihak, dan mener-
bitkan kitab-kitab dan karya-karya tulis lain yang
mendorong ters,ujudnya tujuan tersebut. Abdul
Husain sendiri sangat antusias menyqmlst ide ini,

30,4 Mengungkap Hakikai Syi'ah


dan ia sangat yakin lrnlau ide tersebut alran terlak'
sana dengan baik. I(ami semua eepakat untuk me-
ngadakan muktamar para ulama Ahli Sunnah dan
para ulama Syilah demi terwujudnya ide yang mulia
tersebut. Aku pun pulang dari rumah Abdul Husain
dengan perasaan gembira atas hasil yang teleh dise-
pakati. Beberapa waktu kemudian aku berkunjung
ke Beirut menemui beberapa tokoh politik, pengu-
saha, dan intelektual Sylah untuk kami ajak men-
dukung ide tersebut. Tetapi situasi memaksa aku
untuk tidak terlalu mengharap terwujudnya ide
tersebut. Sebab, beberapa waktu kemudian aku ter-
kejut oleh ulah Abdul Husain yang menerbitkan
sebuah kitab yang isinya mencaci-melri dan meng-
hujat shahabat Abu Hurairah...."
* Doktor Mtrshtafa As-Siba'i Rahinz.ohulloh meDga-
takan,
'Saya heran terhadap sikap Abdul Husain. Ternyata
ucapan dan tulisannya tidak menunjukkan kemauan
baik atas ide untuk mewujudkan kemkunan antara
Syi'ah dan Ahli Sunnah, dan melupakan masa lalu.
Sekarang aaya melihat sendiri sikap yang sama juga
ditunjukltn" oleh beberapa ulama Syr'ah yang Eenye-
rukan ide kerukunan tersebut, karena ternyata me-
reka mengambil peranan tersendiri. Mereka mener-
bitkan majalah-majalah di I(aim, dan menulis surat
kepada beberapa ulama Al-Azhar agar mendukung
ide ini. I(ami juga tidak melihat pengrimh mereka
dalam upaya menyemkan ide tersebut antara ulama-
ulama Syr'ah di lrak, di lran, dan di negara-negara
lain. Dengan keras kepala meneka tetap saja berpe-
dsrnnn pada isi kitab-kitab meneka yang mengecam,

Pasl lV: F&pr&llr krytb lt,nmlnl t*slirfrr 305


menghujat, da,n mencela para shahabat. Seolah-olah
yang dirnakcud dengan kerukunan adalah upaya
mendekatkan Ahli Suqneh kepada mazhab Syi,ah,
buLan pendekatan antara kedua mazhab."+e
l* Doktor Mushtafa As-Siba,i Rahimalrultohjuga me-
ngatakan,
*Di antara
hal-hal yang patut diambil pelajaran ialah
bahwa setiap penelitian ilmiah terhadap sejarah Ahli
Sunnah atau mazhab-mazhab Islam tninnya selalu
tidak disambut dengan baik oleh aspek pandangan
Syi'ah. Buktinya, sebagian ulama mereka bersikap
sinis terhadap orang yang melakukan penelitian.
Mereka terkesan tertutup. Sahkan mereka menu-
duhnya sebagai orang ]ang fenatril dan berusaha
menghalang-halangi jerih payah orang-orang yang
sedang mengupayakan kerukunan. Tetapi beberapa
kitab seperti kitab karya Syaikh Abdul Husain
Syarafuddin yang penuh dengan kecaman terhadap
shahabat shahabat senior, dalam pandangan mayo-
ritas ulama Ahli Sunnah diperkuat oleh beberapa
riwayat hadirc. Oleh orang-orang yang iseng dan
sedang emosi tersebut, hal itu tidak dilihat eebagai
upaya menghalangi mereka yang sedang mengupa-
yakan kemkunan. Kitab yang menghujat Abu
Hurairah tersebut hanyalah sekedar contoh. Masih
banyak kitab-kitab lain yang dicetak di Irak maupun
di Iran yang isinya mengklaim Aisyah Ummul
[ltllkminin dan sebagian besar shahabat. Hal ini jelas

s Lihat, As-Smnah wa Mat<anatuha fr At-Tasyri' N-tslami, hal. 1 O.

306 Mengungkap ltakikat Syi'ah


tidak bisa diterima oleh orang yang masih 6smiliki
akal sehat dan hati nurani...."so
if Dari keterangan tulisan Doktor Mushtafa As-Siba'i
Rahimahullah tadi, tampak jelas bahwa ia sama sekali tidak
mengetahui keyakinan-keyakinan Syi'ah dan pengkafiran
orang-orang Ahli Sunnah. As-Siba'i telah lalai dari hal-hal
tersebut dan belum tergugah kecuali dengan tamparan
yang kuat yang dikenakan sasaran oleh Abdul Husain
Syarafuddin dalam kitabnya Abu Hurairoh.s, ketika As-
Siba'i mengetahui lahir batin terhadap Syi'ah. Kemudian
melihat persoalannya dengan jelas, ia lalu mengatakan,'Se-
karang saya melihat sikap yang sama dari beberapa ulama
Syi'ah yang antusias menyerukan upaya kerukunan."
Coba perhatikan, dalam masalah ini mereka semua
menyerukan upaya pendekatan dengan kaum Ahli Sunnah.
Dan pada waktu yang sama mereka sekaligus juga mengajak
kepada madzab mereka di tengah-tengah para pengikutAhli
Sunnah. Doktor Musthafa As-Siba'i memahami hal ini.
Makanya ia kemudian mengatakan, 'seolah-olah yang di-
maksud dengan seruan kerukunan ialah mendekatkan para
pengikutAhli Sunnah ke mazhab Syi'ab."
ii Abdul Husain juga memiliki beberapa bular yang
isinya juga mengecam para shahabat RadhiyallahuAnhum,
yakni kitab An-Nash wa Al-Ijtihad, Al-F.tslrul Al-Muhim-
mat, Ajwibat Masro'il Musa Jarallalu dqn Al-Murajabt.
Coba perhatikan, kelicikan AMul Husain keidka ia meman-
faatkan niat baik Doktor Mushtafa As-Siba'i dan keltrguan
hatinya, dengan cara memperlihatkan semangat serta ke5ta-

s tbid.
5t
Kitab ini disanggah oteh Abdullah An-Nashir dalam kitabnya AI-
Burhan fi Tabri'ati Ati Huninb min Al-Buhtan.

Pasal lV: Rtscr&rh k@ finwanut Mtslimin 3O7


kinanryra terhadap ide kerukunan antara Syi'ah dan Ahli
Sunnah. Teman kita yang lugu dan baik ini tidak menyadari
hal ittr. Namun belakangan akhirnya ia tahu bahwa orang-
orang Syi'ah terus mencetak kitab-kitab yang mengajak
bergabung kepada mazhab mereka. Jadi, semangat mereka
di depan Doktor Mushtafa As-Sibat tersebut han)ra sekedar
melakukan taqifh dantipu muslihat
i* Selanjutnya mari kita hampiri Do}torAli AhmadAs-
Salus. Kita lihat ia mengetahui kryakinan-keyakinan gd'ah,
karena ia sering mentelaah kitab-kitab mereka. Dalam
kitabnya /sy-S)nah Al-Imamiyat ua Mautadhi' Al-I<hilaf
Bainahu wa Baina Al-Madzahib Al-Arba'ah, hal. 256,
cetakan pertama, terbitan tahun r.978 Masehi, ia menga-
takan sebagaiberikut,
'Ketika bertemu dengan beberapa orang Syi'ah di
Kuwait, dan mengunjungr beberapa lsmpat mereka
biasa berkumpul di Irak, aku menemukan fakta yang
membuat pesimis upaya kerukunan antara Sylah
dan Ahli Sunnah bisa sukses. Bahkan sebaliknya.
Hal itu setelah aku membaca beberapa kitab yang
beredar di kalangan mereka ketika aku sedang mela-
kukan penelitian. Semuanya berisi fanatisme yang
kuat terhadap mazhab Syilah. Dan semuanya juga
terkait dengan gikaf ekstrim serta banyak penyim-
pangan. Contoh-contoh tentang hal itu yang sudah
dikemukakan sebelumnya cukup banyak."
i[ Sebelumnya Doktor As-Salus juga telah menglaitik
lembaga kerukunan dalam kitabnya yang sama. Ia menga-
takan,
"Kendatipun begitu, lembaga kerukunan ini hanya
berada di I{airo. Bukan di tempat-tempat lain yang

308 Mengungkap Hakikat Syi'ah


menjadi basis Syilah. Majalah Bisalat AlIsIam yarrg
sering mengangkat tentang sebagian besar topik-
topik perselisihan hanya bertujuan untuk membuat
kaum Ahli Sunnah rela pada sebagian keper,cayaan
yang dianut oleh Sn'ah. Hal ini mirip seperti kam-
panye untuk mensyi'ahkan Ahli Sunnah."
* Doktor Muhammad Husain A&-Dzahabi Rohima-
hullah dalam kitabnya Tafsir u a Al-Mufas sintn (ll h9' qo),
Daar lhya' At-Tirrats Al-Arabi-Beirut, mengatakan,
"Begitulah. Syl'ah Imamiyah Itsna Asyar mernililri
banyak kitab yang mereka jadikan pedoman dalam
riwayat hadits-hadits, dan mereka mempercayai de-
ngan keperc,ayaan yang eangat tinggl. Di antara
kitab-kitab yang terpenting ialah:
Pertama, kttab AII{afi. Bagi para pengikut Syi'ah
Imamiyah Itsna Asyar, seeara mutlak ini mempakan
kitab paling penting.
Ke d ua, kitab Ab Ta h dzi b.
Ketiga, }itab LIan Ia Yahdhuruhu AIFaqih.
AI Istib sh a r.
Ke e mpat, llita:b
Kggrnpat kitab ini menrpnkan kitab induk Syl'ah
yang mereka jadiLan sebagai pedoman dan saagat
mereka andalkan. Kitab-kitab tersebut terhimpun
dalam kitab /4t Wafr.'
* Doktor Muhammad Husain A&-Dzahabi Rohima-
lrullah dalam kitabnya Tafsir wa Al-Mt{ossinm (IIl+o),
Daar Ihya' At-TUrats Al-Arabi-Beirut, juga mengatakan,
"Setrain kitab-kitab tersebut, masih ada beberapa
kitab hadits yang dituturkan oleh penulis btab A'yan
Asy-Syi'ah. Di antaranya ialah kitab Wasa'il Asy-

Past lV: Risatah k@ lkhwaut Mtslimin 309


Syibh ila A.hadits Asy-Syari'ah oleh Syaitrh
Muham'"ad bin Al-Haean Al-Amili; dan Bihar Atr
Anwar fi Ahadits A*Nabi wa Al-Aimmah AlAthhan
oleh Syaikh Muhammad Baqir. Kitab yang satu ini
tidak Lalah pentingnya dengan kitab-kitab sebelum-
nya tadi. Orang yang membaca kitab-kitab tersebut
dnn menemukan beberapa khurafat serta keeesat-
ia pasti akan menyimpt'llren bahwa matan-
"1se,
matannya maudhu' dan sanad-sanadnya dibikin-
fuikin. Selein itu ia juga alran menarik kesimpulan
bahwa para ulama ahli hadits Sylah Imamiyah
adalah orang-orang yang tidak paham tentang
hadits, tidak msmilild cita rasa, dan tidak punya
keahlian dalam soal periwayatan. IGlau tidak, bagai-
urana mereka bisa mengemukakan guatu riwayat
dari Ja'far Ash-Shadiq Radhiyallahu Aahu yang me-
nyatakan, 'Setiap anak yang dilahirkan, ia ditunggui
oleh salah satu iblis. Jika tahu ia berasal dari go-
longan kami, Allah nkan menghalangrnya dari syetan
tersebut. Dan jika ia bukan berasal dari golongan
kami dan berkelamin laki-laki, syetan tersebut akan
memasukLan jari-jarinya ke dubur si ar"k, gehingga
ia akan tumbuh menjadi orang yang euka disodomi.

s2
lni pendapat Doktor Adz-Dzahabi yang telah menelaah pada
induk kitab-kitab mereka, dan ia rnenetapkan apa yang ditetapkan dari
ilmu dan dirayah yang sesuai pada orang yang menetaah atas buku
mereka, Tidaklah seorang Muslim yang meneliah kitab-kitab mereka
keoali akan menemukan yang ditemukan oleh Doktor Adz-Dzahabi
Rahimahullah. talu mana Al-Ghazati Rahimahuthtt yang tidak me-
miliki ilmu pada induk kitab-kitab mereka dibandingkin bohor Adz-
Dzahabi dan orang-orang yang mendahuluinya dalam menetaah
rujukan-ruiukan Syi'ah? Seperti, Syaikh Ad-Dahtawi, At-Atusi, Al-
Khathib, An-Nu'mani dan lhsan llahi.

310 MengurqkaplhktkatS$'ah
Dan jika ia berkelarnin perempuan, syetan rkan
memasukkan jari-jarinya ke kemalusnny&, sehingga
ia akan tumbuh menjadi seorang peliacur'.'
iI Doktor Muhammad Husain Adz-Dzahabi Rahima-
hullahdalam kitab yang sama (II/4r), kembali mengatakan,
"Sebenarnya kami katakan secara obyektif dan apa
adanya, bahwa kalau seseorang mengkaji lebih men-
dalam kttab Ushul A-l-I{afi, AIWafr, dan kitab-kitab
yang dijadikan pedoman oleh orang-orang Syi:ah
Imamiyah Itsna Asyar, ia akan melihat dengan jelas
bahwa sebagian besar hadits di dqlamnya adalah
hadits maudhu'yang isinya kebohongan dan dibuat-
buat. Banyak riwayat tentang takuril ayat ayat yang
menunjukkan kebodohan perawinya karena ia t€lah
mengada-adakan terhadap Allah. Seandainya takwil
terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang diriwayatkan
oleh kitab-kitab tersebut shahih, tentu tidak ada
klaim bahwa Ahlul Ssitr psmilild Al-Qur'an, Islam,
dan kemuliaan tersendiri. Sela'\jut-nya sebagian
besar isi kitab-kitab Syl'ah Imamiyah Itsna Asyar
dalam menakwili ayat-ayat Al-Qur'an, baik ayahayat
yang nyata naupun yang masih sarnar, ada kesan
kuat mereka menyembunyikan Al-Qur'an Al-Karim,
dan mempermninlran ayat-ayat firman Allah yang
mulia tersebut. Kalau delarn menakwili ayat-ayat Al-
Qur'an sampai terdapat banyak kesalahan, jelas
tidak rasioual kalau semua itu karena faktor keti-
daktahuan mereka. Yang pasti, sebagiannya mung-
kin karena ketidaktahuan mereka. Tetapi kebanyak-
an adalah karena faktor kesengajaan yang didomng
oleh nafsu. Sebagaimana yang sering kami jelaskan,

Pasg,l lV: Risg/alr Rrycb lkllllranil Mu6,finin 311


orang-orang Sylah ureBrang gemar menuruti nafsu-
nya."
Itulah yang dikatakan oleh Doktor Muhammad Husain
A&-Dzahabi, Menteri Wakaf Mesir yang memperoleh gelar
tertinggi internasional sebagai dosen di bidang ilmu-ilmu
Al-Qur'an dan hadits, dosen dalam Fakultas Syariat di
Universitas Al-Azhar, dan mantan kepala bagian syariat
Fakultas Huquqdi Irak
l* Doktor Muhammad Umarah dalam Tayyarat Al-
Filcri Al-Islamr, hal. 238, cetakan pertama, Al-Mustaqbal Al-
Arabi, tahun 1983 Masehi, mengatakan,
'tsegitulah metode undang-undang dasar Iran, persis
seperti yang ditulis oleh Al-Khomeini dalam kitab //-
Hukumat AIIsIam. Revolusi Islam yang didukung
oleh sebagian besar kaum l\,t11g[rnin, berada dalam
perangkat kekuasaan yang hanya diakui oleh kaum
Muslimin golongan Syi'ah. Selanjutnya muncul bebe-
rapa sanggahan yang menyatakan bahwa sebenarnya
revolusi tersebut bukan hanya berasal dari pemi-
kiran Syi'ah Istna Asyar saja, melainkan juga dari
pemikiran mazhab-mazhab Islam lainnya. Bahkan
juga berasal unsur kekuatan Paris terhadap mino.
ritas nasionalis Iran yang lain. Hal itulah yang
membuat seseoraug berhak bertanya, Apa itu revo-
lusi Islam di Iran? Benarkah itu revolusi Syi'ah Persi
di Iraa?''
l* Doktor Abdul Mun'im An-Namr dalam kitab Asy-
SJrIoh wa Al-Mahdi usa Danttz, hal. 7, cetakan kedua, Daar
Al-Hurrifh-tr(airo, tahun 1988 Masehi, mengatakan,
"Saya mengaku telah dikaruniai usia yang cukup
panjang. Tetapi saya masih sulit melihat kebenaran,

312 Mengungkap llakikat Syi'ah

t-
mesldpun saya sering membaca. Saya seriag mem-
peroleh isyarat-isyarat terhadap topik-topik atau
pengetahuan-pengetahuan tersebut. Tetapi dalam
pandangan saya tidak ada yang lebih penting dari-
padanya, gehingga saya menaruh perhatian yang
sangat besar padanya. Dan bagi seseorang, sesung-
guhnya hal itulah sesuatu yang paling penting,
supaya ia punya pengetahuan atas apa yang terjadi
di sekitarrrya, dan atas manusia berikut pikiran-
pikiran serta pandangan-pandangan mereka terha-
dap kita dan orang lain."
Itulah pengaktran Do}tor An-Namr ketika ia behun
mengetahui keyakinan-kqakinan Syi'ah. Dan setelah Allah
membukakan pintu hatinfra, ia ptrn sadar. Selanjuuya
coba dengar apa )xang ia katakan dalam kitab yang sama
'halaman
9,
'Saya bersaksi bahwa di depan saya menemukan
jendela ilmu cukup luas yang tidak pernah saya
temukan sebelumnya. Memikirkan pengetahuan-pe-
ngetahuan apa yang saya lihat di depan mata, saya
merasa heran bagaimana mungkin saya sampai bisa
menyia-nyiakan hamJrir sebagian beear usia saya.
Belnlrangan saya sadar kalau orang yang di depan
saya itu adalah orang qlirn yang saya tidak ketahui
sebelumnya. Kemudian keinginan saya semnlrin kuat
untuk menambah pengetahuan tentang Syr'ah. Kebe-
tulan di antara mereka saya punya banyak teman
dekat. anirnva saya berhasil mendapatkan pengeta-
huan baru, dan saya pun merasa bahwa hnl ifq jqgg
baru bagi para ulama, para penuntut ilmu, dan yang
lain."

Pul lV: Rislah kry& ltdwuntl ltltslinln 313


Selanjutnya ia mengatakan,
"IVlengamati kitab-kitab atau pidato-pidato atau
hadits-hadite yang muncul dari pemimpin mazhab
Syilah Itsna Asyar sekarang ini, yaitu Imam Al-
K[66sini, saya menemukan bentuk asli yang cocok
dengan isi yang terkandung dalarn kitab-kitab kuno
milik mazhab mereka berupa pandangan yang
negatif terhadap kaum Ahli Sunnah."
Terdapat beberapa ulama yang berani mengkritik Syi'ah
yang mereka anggap banyak mela}ukan kesalahan fatal.
Salah satu contohnya ialah seperti yang dilal$kan oleh Al-
Allamah Ihsan Ilahi Zhahft Rahimalutllah. la mengecam
Syi'ah karena dianggap licik d"n keras kepala. Itu dirasakan
ketika ia sedang berdebat dengan mereka dalam suatu
masalah. Maklum, ia adalah orang yang memiliki wawasan
pengetahuan cukup luas terhadap keyakinan-keyakinan
Syr'&, karena penyandang gelar magister ini selain men-
dalami ryariat ia juga menguusai [ahasl Perancis, Arab, dan
Urdu. Secara khustrs ia menyanggah kitab-htab milik Syi'ah
d"'r membela kaum Ahli Sunnah, dengan menggunakan
bukti dari kitab-kitab S,ri'ah sendiri. Merasa tidak sanggup
cara menjawab snggahan-senggahanntrao mereka lalu me-
lahrkan tipu muslihat. Kitab-kitab tutisannya ialah Asy-
Syi'oh ura .As-Sunnah Asy-Syi'ah uta Ahlu Al-Bait, Asy-
Syi'ah wa Al-Qur'an, egy-Qn'eh uta At-Tasgayu' Firaqun
wa Tharildttnr, dan kitab Bainc Asy-Syi'ah wa Ahli As-
&rnnah. Kitab terakhir ini ia tulis untuk
Doktor Wafi seorang pembela Syi'ah yang sering menga-
takan keanehan-keanehan yang membikin tertawa banyak
orang. Contohnya seperti ia mengatakan bahwa hujatan
terhadap Abu Bakar Ash-shiddiq dan Umar bin IGaththab

314 Mengungkap llakikatSyi'ah


harya dilakulun oleh orang-orang awam Syi'ah, bukan oleh
ulama-ulama mereka.
rI Selain DoktorAn-Namr ialah Al-Allamah Muhibuddin
Al-Khathib RahimalruUah. Ia membeberkan aib-aib Syi'ah
dalam kitab risalahryra yang c.ulup berbobot, 1laitu Al-
I0lrutltuth Al-Aridhah li N-Asas Al-Lati Qama Alaiha Dinu
Asy-Syi'ahN-ImamiyahN-ItmaAsyar.
Ia juga mentahqiq beberapa kitab kuno yang ditulis
untuk menyanggah Syi'ah. Contohnya seperti kitab
Mul,ktoshar At-Tfuhfah Al-Itsrni AsViyah yang naskah
aslinya ditulis oleh $mhAMulAzizAd-Dahli, dan diringkas
oleh seorang ulama terkemuka lrak, 1lakni Sfikh Mahmud
Syulai Al-Alusi. Dan ia juga mentahqiq kitab Al-Aroashim
min Al-Qawashim, oleh Al{adhi Abu Bakar bin Al-Arabi,
dan kitab Mulchtashar Minhaj Al-ftidal, oleh Al-Hafizh Abu
AbdullahA&-Dzahabi.
*IGlau mau kembali ke belakang, kita akan mendapati
beberapa ulama lnrno yang juga menyanggah Syi'ah. Con-
tohnya seperti SJxaile ALIslam Ibnu Taimiyah d^lan Minhaj
As-Sunnoh An-Nabauiy ati fi Naqdhi Kalami,asy - Syi'ah wa
AlQadariyah. Dan juga $aik} Al-lstam Muhammad bin
AMul Wahab dalam Risalah fiAr-Radd. alaAr-RSdhah.
*Demikian pula dari tot og* ulanra-ulama moderen.
Contohnya seperti:
- IGalid Al-Asqalani meryanggah kitab Isumma lhta-
daitu karya At-Tijani, dengan kitab BaI Dh alalta.
- Syaikh Utsman AI-IGamis yang meq,anggah At-Ttjani
dengan kitabnya Kasyfu AIJ ani Muhammod At-nj oni.

I
I

I
Pasl lV: Rtsa&rh k@ lkhyyzrrinl Mtslimin 315

L
- Sfikh Ibrahim Ar-Ruhaili dengan kitabnya Al-Intbhar
li Ash-Shtitbi usa Al-Aal min lftira'at As-Samawi Adh-
Dhall.
- Doktor Nashir Al-Qafari dengan disertasi doktornya
berjudul Uslrul Mazhab,Asy- Syi'ah.
- Mahmud Az-7a\iyang menyanggah kitab Al-Muraja'at
dengan kitabnya Al-Bayginat fi Ar-Raddi ala Abathila
Al-Murajaht.
- AMullah Nashir yang menyanggah kitab karya Abdul
Husain dan Abu Ral,at yang mengecam Abu Hurairah,
dengan kitabnya Al-Burhanfi Tabri'ati Abi Hurairata
minAl-Btthtan. Dan masih banyak lagi ulama lain yang
melakukan hal yang sama.
liTidak ada yang mendukung Syi'ah kecuali orang
bodoh, atau seorang pemikir yang kekanak-kanakan dan
pecundang taqiyah, sebagai corong bagi mereka atau orang-
orang lang menghamparkan permadani dari Iran (demi
kepentingan duniawi). Orang-orang seperti ihr sebaik-baik
penolong bagi mereka.
s€arh

316 Mengungkap HaldkatSyi'ah


Pembahasan Keempat
TARGEf, STI'A}I DI BALIK SERUAII IGRI.'XI'NAN

audara kami pembaca )xang budiman, ketahuilah


bahwasanya taqiyah yang dianjurkan untuk men-
jaga dari tersiarnya mazhab dan tersiarnya rahasia Ahlul
Bait, telah diberlalarkan s@ara berlebihan oleh para
pemimpin Syi'ah.
Taqiyah yang sudah kelewat batas inilah yang menyuruh
para pengikut Syl'ah untuk berpura-pura menampakkan
kebalikan fakta-fakta kryakinan yang mereka sembunyikan.
Di sini kami ingin menekankan sekali lagi, bahwa seorang
Syl'ah biasa mengakui lahiriah sesuatu yang tidak ia akui
dalam batinnya. Sebaliknya terkadang ia mengingkari
lahiriah sesuatu yang ia yakini dalam batin. Disebabkan
keyakinan yang keji ini, orang-orang AhIi S\Dnah wal
Jama'ah yang menjadi korbannya. Mereka lalu terpengaruh,
dan mempercalai ucapan Syi'ah. Bahkan di antara mereka
sampai ada png memberi fatwa, boleh beribadah ber-
dasarkan mazhab Syi'ah. Demi taqiyah yang kental dengan
penipuan, orang-onang Syi'ah menulis dan mengatakan se-
zuahryang sama sekali tidak merekafkini.
Sesungguhnya target orang-orang Syi'ah di balik kam-
panye kerukunan ialah menyebarkan mazhab mereka di
tengah-tengah kaum Ahli Sunnah. Mereka sukses di Irak
ketika berhasil memasukkan beberapa suku Sunni ke dalam
mazhab Syi'ah. Akibatrya, mereka lalu bergabung bersama
musuh-musuh umat tersebut mengecam orang-orang yang

Pasrrl lV: Rtsatah kryCle llhwam.il Mtcllnin 317


telah berjasa membawa Islam, d<rd para shahabat Radhi-
yallahuAttlum.
l*Seorang pemberani dari saudara kami warga Mesir
yang antusias mengingatkan kesalahan-kesalahan Syl'ah,
yakni Doktor Ali Ahmad As-Salus Haftzhahullah dalam ki-
tabnyaAtsarAl-Imamahfi AI-FiqhiAl-Jafaiwaushuhthu
(catatan pinggir hal. 56, cet. kedua 1982 M), mengatakan
sebagai berikut,
"Seorang penulis dari aliran Ja'fariyah berupaya
menetapkan kewajiban menyimpullran hukum-hu-
kum syariat dari mazhab Ja'fari. Menurut keya-
kinannya, mazhab-mazhab lain itu diragukan untuk
menjadi sumber pengambilan hukum. Para pengikut
madzab Jafariyah beranggapan, wajib hukumnya
mengikuti mazhab mereka, dan tidak sah mengikuti
mazhab lain. Seperti yang dikatakannya, mayoritas
kaum Ahli Sunnah dan para ulama ahli pikir serta
pemberi fatwa mereka berpendapat, boleh hukumnya
beribadah berdasarkan mazhab Ja'fariyah. Itulah
yang telah disepakati, dan yang lain masih diragu-
kan. Ia berpedoman pada fatwa Syaikh Syaltut."
Selanjutnya Doktor As-Salus menunjtrk salah satu ki-
tab Syi'ah JaTariyah berjudul l&ulafa'Ar-Rasul Al-I*na
Asyar. Terakhir Doktor As-SaIus memberikan komentarnya
atas ucapan orang Syi'ah tersebut sebagai berikut,
"Seruan keruku"en yang kita lihat di Mesir perlu
dikaji. Sebab sangat boleh jadi itu ad"tah kampanye
untuk memeluk r"azhab Jdfari."
Sesungguhnya ini adalah permainan terbuka. Dan de-
ngan perantara Iembaga IGrukunan Antar Mazhab-Mazhab
Islam, tipu muslihat ala mazhab yang matang bisa terlak-

318 Mengungftap Hakakat Syi'ah


sana dengan cara memanfaatkan fatwa SJail& qakut
Rohimalluullah yang telah tertipu, karena ia memperboleh-
kan beribadah bedasarkan mazhab Syi'ah.
Pembaca yang budiman, lihat bagaimana orang-orang
Syi'ah memanfaatkan fatwa SJrail& S5raltut, seperti yang
dikutip oleh DoktorAs-Salus bahwa mazhab Syi'ah telah di-
sepakati, karena Sfikh graltut memberikan fatwa atas
kebolehanryra. Sementara mazhab Ahli Sunnah masih dira-
gukan.
'* Salah seorang anggota Lembaga Kerulnrnan Antar
Mazhab Islam, 1lal<ni SJxaikh AMul lathif Muhammad As-
Subki seperti yang dikutip oleh Doktor Nashir bin Abdullah
Al-Qafari dalam kitab Mas'alah At-Taqrib Baina AhIi As-
Sunnati wa Asy-Syi'ah (lT I tZ S-176), cetakan pertana, tahun
r4rz Hijriyah, mengatakan sebagai berikut,
"Saya ragu. Dan seperti hatnya saya, seharusnya
anggota-anggota yang lein juga ragu kalau Lembaga
Kerukunan ini begitu dermawan, tanpa diketahui
dari mana ia memperoleh sumber dana, dan tanpa
meminta kita untuk ikut menyumbangkan kontribusi
pada kmbaga Aniqah di Zamelilr, I(airo. Di sana ada
barang-barang mewah dan mahal. kmbaga ini ju-
ga membiayai majalahnya dengan memberikan gaji
yang cukup besar kepada para pengelola dan para
penulisnya dalam setiap edisinyq dan untuk hal-hal
lain yang membutuhkan dana cukup besar. Dari
nene senue itu? Dan eiapa yeng nengewasinya?'
Kami furyin mengatakan, coba Anda perhatikan -se-
moga Allah memberkahi Anda- bagaimana mereka menen-
canakan sekaligus melaksanakan nencana busrkryta demi
membela mazhab mereka dan menyiarkanryra di tengah-

Pa*l lV: Rkalahla$&tmwan;/ Mtlrilintn 319


I
I
i

L
tengah para penBlnrt mazlab Ahli Sunnah wal Jama'ah
dengan memanfaatkan orang yang tidak mengetahui kelxa-
kinan-keyakinan mereka? Jangan dikira kalau persoalan ini
hanya menyangkut kmbaga lGrukunan saja.
Irbih dari ittr pada tahun
1973 atau t974 Masehi, me-
reka juga menerbitkan kmbaga Ahlul Bait yang berpusat di
trkiro. Iembaga ini menggunakan berbagai cara untuk
menyebarkan akid* Syl'ah di antara para pengil<ut glaz.ha|
Ahli Sunnah. Target utama mereka ialah anak-anak remaja
yang masih duduk di banglar sekolah. Mereka membikin
buku-buku pelajaran untuk sekolah tingkat I'dadiyah (per-
mulaan) dan Tsanawiyah (lanjutan tingkat pertama).
Lembaga ini memanfaatkan hal itu untuk mewujudkan tu-
juannya mendidik generasi muda supala menganut akidFh
Syi'ah, sebagaimana ia juga menggunakan sarana-samno
lain untuk mempengaruhi hati umat. Untuk itu mereka
memberikan bantuan-bantuan material dan financial, me-
nyelenggarakan acara-acara keagamaan ala Syi'ah, dan
mengadakan pertemuan-pertemuan lang membicarakan
tentang Ahlul Bait. Selain ittr mereka juga menerbitkan se-
lebaran-selebaran sesara rutin.ss
Pertanyaan yang muncul ialah;
Kenapa ularna bersikap begitu longgar terhadap prak-
tek missionaris ala mazhab ini? IGnapa AI-Azhar tidak men-
dukungn)ra? Bukankah Mesir sangat membuhrhkan komen-
tarnya dalam masalahyang sangat penting ini?
Al€hazali Rahima-
Sesungguhnya Slxaikh Muhammad
hullah menentang munculnya wacana kebangsaan yang

s Dikutip oleh Doktor Nashir bin Abduttah AlQaffari datam


Mas'alat AhTaqfib fuina Ahli As-Sunnatwa Asy-Syi'at.

320 Mengwrgkaptlakndsyfeh
keleurat batas antara Syi'ah dan Ahli Sunnah. Seluruh
penduduk Mesir adalah pengikut Ahli Sunnah wal Jama'ah.
Tetapi kenapa ia tidak melarang masutoryra tasgagryi (pa-
ham/maz,hab Syi'ah) ke Mesir supaya tetap bersatu,
daripada menrbiarkan kehadiran Syi'ah yang al€n menim-
bulkan pertentaryan mazhab antara Syi'ah danAhli Sunnah
jika sa:npai upaya mereka nanti berhasil?
Kenapa Syail& MuhammadAl€hazali diam saja? Pada-
hal di tengah-tengah kita ada orang fng tidak meragukan
sedikit pun sifat gbirah dan antusiasnya terhadap Islam?
Pertanyaan penting lainryayang muncrrl ialah:
Apakah demi persahran dan kerukunan, orang{rang
S,ri'ah membiarkan kaum Ahli Sunnah mendirikan pusat
organisasi di lingkunsan mereka, dan meryerukan akidah
Ahli Sunnah di kampunghalaman mereka?
- Sesungguhnya ini sangat menggelikan. Orang yang
mendiamkan saja adalah pengkhianat agama, dan mem-
beri peluang bercokolnya kebathilan di tengah-tengah
kaurn Muslimin.
- Sesungguhn)"a tidak adanl"a perhatian terhadap kajian
mazhab Syi'ah pada literatur-literatru utama mereka
dan hanya orkup mengenal maz;habini le't^ratkitab-kitab
kecil yang bersifat provokatif dan cendenrng menutupi
taqiyah, adalah faktor yang mendor',ong $nil& $altut
sampai berani mengeluarkan fatwanla )xang sangat
kontroversial tersebut.
- IGlau tidalq bagaimana mungkin Syi'ah berani menipu
dan mendustai orang yang bergaul dengan mereka
dalam masalah kenrkunan yang sejatinya sebuah kecu-
rangan, kebohongan, dan tipu muslihat.

Pasat lV: Ri*lahkdqdatUrvanul Mtslimin 321


Kenapa Syl'ah mengHaim bahwa perbedaan yang terjadi
antara kita dengan mereka hanyalah perbedaan soal
furu'atau cabang, den bukan ushul atau prinsip?
Kenapa mereka tidak mengatakan, ol(ami tidak meng-
anggap kafir kaum Ahli Sunnah. Tetapi kami tetap
mengrn ggap mereka Muslim?'
Bukankah berdasarkan kesepakatan para tokoh ulama
Syi'ah menyatakan bahwa sesungguhnya orang yang
mengingkari al-wilayah itu orang kafir? Kenapa di
antara mereka sama sekali tidak ada yang berani meng-
laitik atau menentangnya?
Bukankah hd itu yang sebelumnya kita kutip dari kitab-
kitab pegangan mereka?
Bukankah Ruhullah Ayattrllah Al-Khomeini memperbo-
lehkan para penglkut mazhab Syi'ah untuk memper-
gunjing selain ras (bangsa) mereka?
s.Bra

322 MengungilGpHakikatsyi'ah
PENIIIUP
SERUAI\ TEPADA PARA PENDT'IruNG,
DAN SIMPATISIIN S|N'AH

(f,etelah kalian membaca isi buku ini, dan mene-


4/nungkan sikap kalian atas perlalaran Syi'ah yang
sebenarnya terhadap orang-orang Ahli Sunnah, maka ber-
dasarkan pertimbangan kapasitas, ilmu, dan kedudukan
kalian di mata umat, karni mohon kalian untuk mengeva-
luasi kembali sikap kalian tensebut terhadap Syi'ah yang
dengan alasan niat baik ingin menjaga persahmn umat ini.
Sikap kalian ini jelas mengorbankan kepentingan sebagian
besar onrng-orang awam Ahli Sunnah yang telah menaruh
kepercayaan pada kalian.
- Waspadalah terhadap kitab-kitab bernada provokatif
milik Syi'ah yant pura-pura fakta sebe-
narn)ra )xang oleh mereka selalu ingin disembunyikan.
- Cobalah kalian salins berhubungan dengan saudara-
saudara kalian kaumAhli Sunnahpng hidup di teugah-
tengah mayoritas Syi'ah, dan yang merekam ulah ting-
kah mereka demi menjaga generasi.
- Pergilah ke Indonesia, Singapura, Nigeria, Uganda,
kamp-kamp perkemahan Palestina di Libanon, dan lain
sebagainya. Perhatikan bagaimana semangat Syi'ah di
tempat-tempat tersebut yang membuat kita merasa
I sedih. Apakah mereka berani menyerukan persahnn
i dan kenrkunan? Apakah mereka berani menyebarkan
I

Penutup 323

L
aliran Syi'ah di sana? Dengan rencana yang telah dikaji
dan sistematis, mereka terus berusaha menyiarkan
6az}2| Syi'ah Itsna Aryar di tengah oriang-orang awam
Ahli Sunnah. Bukannya berusaha menyelamatkan sau-
dara-saudara kalian dengm berani menentang sema-
ngat mazhab Syi'ah yang sangat mengerikan tersebut.
IQmi lihat kalian justru melalukan yang sebaliknya.
Bukannya bersikap pasf, kalian malah mendukung
s,'i'ah'
- Apakah kalian sadar bahwa Syi'ah selalu bertrsaha me-
nyerang sebagran besar kaum Ahli Sunnah 1ang tidak
memiliki pengetahuan agama, dan mengirim mereka ke
lembaga-lembaga khusus pendidikan ala Syi'ah untuk
mengubah mazhab mereka, lalu memulangkan ke negeri
mereka sebagai para penyeru Syi'ah?
- Apakah kalian menyadari hd itu? Dan apakah kalian
rela?
- Itukah yang disebut keru}unan antar mazhab Islam?
- Atau dengan istilah lain, bukankah itu yang disebut
mengubah onang-oraqg awarn Ahli Sunnah menjadi
Syi'ah?
- Mana kebaikan dan solidaritas yang mendorong Syi'ah
mau memberikan pelajaran-pelajaran untuk memper-
kuat generasi l$li gtrnnah di lGirc, Mesir?
Guru sekaligus ulama ahli hadits Syi'ah bemarna Al-Haij
Mirza Husain An-Nuri Ath-Thibrisi dalam kitab Mustadrak
Al-Wasa'il (III/+oo), Daar Al-Kuhrb Al-Islamiyah-Teheran,
memuji salah seorang ulama Syi'ah, Sayld MahdiAl-Husaini
Al-Qazwini dengan mengatakan,

324 MerqungkapHakikatsyi'ah
"Di antara kebaikannya ialqh ketika pindah ke Al-
Hillats4 dan menetap di sana untuk berdakwah mem-
beri petunjuk kepada masyarakat, menegakkan ke-
benaran, dan membaemi kebathilan, rnaka berkat
dakwahnya ke seluruh pelosok wilayah tersebut ia
berhasil mengubah sebanyak seratus ribu peoduduk
setempat menjadi orang Syl'ah yang tulus, yang
mendukung penolong-penolong Allah, dan memusuhi
musuh-musuh Allah."
Pujian ini juga dikutip oleh seorang ulama ahli badits
Syi'ah bernama Abbas AlQummi dalam kitabnya Al-Kuna
wa Al-Alqab (III/So), Baidar Qumm-Iran.
Demi kepentingan inilah yang mendorong Mahdi Al-
Qaznini datang ke Hillat, dan ia berhasil banyak
penduduk setempat menjadi orang Syi'ah. Padahal semula
mereka adalah para penganut maz.hab AhIi Sunnah wal
Jama'ah. Seorang murid Ar-Rifa'i yang terkenal sebagai
ulama Syr'ah datang ke Mesir untuk mendirikan organisasi
Ahlul Bait. Apakah ia berhasil menaHukkan orang-orang
Ahli Sunnah di sana, sebagaimana mereka berhasil me-
naHu}il<an Al-Hillat dan beberapa daerah di wilayah Irak
lainnya, sehingga Ar-Rifa'i dan murid-muridnya sukses
mewujudkan apa yang telah diwujudkan oleh Al{ezrnini di
Irak sekitar tahun rSgo Masehi?
Kami ingin menutup buku ini dengan seruan kepada
seluruh kaum Muslimin pada umumnya dan para ulama
khususnya, untuk memperhatikan tentang topik Syi'ah, dan
tidak bersikap longgar atau toleran menghadapi persoalan
yang sangat penting ini. Syi'ah akan selalu benrsaha me-

il Termasuk salah satu daerah di lrak.

Penutup 325
nyiarkan dalcwah mereka supa)ra laris diterima oleh orang-
orang awam, dengan memanfaatkan situasi-situasi buruk
yang dialami oleh sebagian besar kaum Muslimin.
Sesturgguhnya kerukunan antara Ahli Sunnah dan
Syi'ah adalah suatu hal yang mustahil. Soalnya bagaimana
mungkin menyatukan antara kebenaran dan kebathilan?
Atau antara kelnrfuran dan iman? Atau antara cahaya dan
kegelapan? Dalvah yang diserukan oleh Syi'ah adalah bius
untuk mewujudkan rencana-renc,ana mereka yang jahat.
Demikianlah segala puji bagi Allah Rabb seru semesta alam.
Semoga rahmat dan salam sejahtera senantiasa dilimpahkan
kepada Muhammad berikut s(Eenap keluarga dan shaha-
batnya.
SIffi'E

326 Mengungkap Hakikat Syi'ah

Anda mungkin juga menyukai