DIIU'
Menurut al,Qur,flo
dan
PUSTAKA
IMAM ASY-SYAFI'I
l\r,I I I
I
T
U' ,.* -{.},t, I : {. \
\ r
dan as,Sunnah
sabda
yang
I dari
yang
Apa pula
pula yang
Bacalah
akan Anda
Selamat
' ■ ! fi r
.-f-
a
: ! 4'' - r
* * * < »
, ♦
t r*-
i;
'vl/:? e .
■V*’
f
> I
r
V
s
X
r w <
i.
>
1
» - t
<!
I J
I
*
W - *
* »
1
f *
!ji ■- « «
r V
i
I > *
f :--f i 'X'.
h '
y .
X^. ■H
*»
r- \
98
%■
T
r
I
V I
. / f i
H a V j
V
t‘ir/
/ *
j(- .I !!
1
’«a«-i
»
) !
/. ! ! , »
iJr
' «
s» ». I .
f
t-w>
>* .
f
t
-:A]
4
¥
I )
c.
i s
■. S
!i r^.
t*-
^ii
■i, } DASAR PIJAKAN KAMI
P U S TA K A I M A M A S Y- S YA F I ’ I
: i
a ^ *
i■ \s
^ ! <
■s !«
(
■■ L
)
I.AI-Qur-andanas-Sunnah.
2.PemahamanSalafushShalih,
yaituSahabat,Tabi’in,danTabi'utTabi'in.
I
e
■J ;
S'
L.. S ■^ 3.Melaluiulama-utamayangberpegang
. teguh padapemahaman tersebut.
■ ■
4.Mengutamakandalil-dalilyangshahih.
r s TUJUANKAMI: I
■s s I AgarkaumUuslimindapatmemahami
■j
' ) i
i S dienul
Islam
dengan
benar
dan
sesuai
dengan
l \ !e-
.. ^ pemahaman
Salafush
Shalih. I
I; MOTTO KAMI:
? m - :
r !■
■I
InsyaAllah,menjagakeotentikan
tulisan
penyusun.
I I I
: i I A//a/), mudafikanlah sam msan lam dsn
lerimM ama/ Itadah lami, mk
!■ }
: }
. ?
m
IjK'. iTi^ 1 i
>, 1
! V
1
■
PUSTAKA
IMAMASy-SYAFI’l
h
SiuutaU \
5 S
i
i'* K
A
'
iJ’ T?^,
r ^ i
'1
-'tr ■''!-■■'■9
T*
\ i
%
I
V -
r
j 9 _ 9 .
Ik
I J A Z A H ( I Z I N T E RT U L I S ) D A R I S YA I K H
SALIM BIN ‘lED AL-HILALI
\i>i
r '
,C^J) (-^ dl
: c j <i> j> I>j or :1. 1
[»]
;^UJs> O i V i A o i l ^ [!
c^' 3>
I
\
\
$
.t. 1
I
I ^ '■y u y <^yj cy^-
i
i
''7 {'
^—'
> §
J>\
c^y~ly\
-Ji»^ -«!''
§
\. „Ul. '_/_f—
I
§
i
I V
! I V
! n
M
% U
‘‘k/ Jl- ■ <
V [T-
M
1
'*!
'”4 ^
flk !*!■', t
ftf
^ . ' t s
. - E A r. . - .
V ! « r
i»
^1*t 1
I %
- V ’ - ». *
!■-;;! >-jf ' ' i
«
!!' r * * J^ ^
!\ \
b .c
<
J,' -,'-i
.■\ 4 ^
- ; *
T
a
r-;
‘P
.*-. -»L fc ! !■
* s
I
I I “■!i
>S t
t
U ?
.
!I S Judul Asli
! J
t i. %
At-Tawaadhu‘fli Dhau-il Kitaah was Sunnah i
Penulis t
t
Syaikh Salim bin ‘led abHilali t \
Cetakan Penama
t 4
i
Madinah, 1427 H-2006 M
t ■
judul dalam Bahasa Indonesia
f-lakikdt t
TAWA D H U ' ^ S O M B O N G t
t s Menurut akQuT'an dan aS'Sunnah t
Penerjemah
Zaki Rahmawan . i
Pengedic hi
Tim Pustaka Imam asy-Syafi’i
S -T
■f
Muraja’ah
I Tim Pustaka Imam asy-Syafi’i
t .
Ilustrasi dan Desain Sampul
Tim Pustaka Imam asy-Syafi’i J
4
Penerbit , j
P U S TA K A I M A M A S Y- S YA F I ’ I
Po. Box 7803/JATCC 13340 A
Cetakan Pertama:
..
Rajab 1428 H/Agustus 2007 M J
^ t Cetakan Kedua
3-
Al-Hilali, ‘Syaikh Salim bin ‘led
Hakikat tawadhu dan sombong menurut Al
Qur-an dan An Sunnah /Syaikh Salim bin ‘led
Al-Hilali; penerjemah, Zaki Rahmawan ;
pengedit isi, tim Pustaka Imam Asy-Syafi’i;
muraja’ah, tim Pustaka Imam Asy-Syafi’i. -
Jakarta :Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2007.
ISBN 978-979-3536-80-4
297.51
Pengantar Penerbit
e !’!J' -!---
Jjjlj .yjjuij 0«X
^C5LU lli-l 51
»^ i
SU iill 5:^ oli^ ^ j i j
n
(j
^))
“Tidak masuk Surga orang yang di dalam hatinya ada
” 1
kesombongan seberat biji atom.
XII
Pengantar Penerbit
Dalil-dalil dan bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa
kesombongan merupakan dosa besar yang wajib dijauhi oleh
setiap Muslim. Hal itu bisa dilakukan dengan menghiasi diri
dengan sifat lawadhu’ yang merupakan kebalikan dan lawan
dari sifat sombong.
Apakah tawadhu’ itu? Apa saja yang tergolong tawadhu’
dan bagaimana mengaplikasikan sifat itu dalam kehidupan
sehari-hari? Seperti apakah contohnya?
Untuk mendapatkan jawaban yang tepat dan lebih
kongkret, kami menghadirkan ke hadapan pembaca sekalian
sebuah risalah khusus yang membahas tentang hakikat
tawadhu’ dan sombong, yang kami beri judul Hakikat
Tawadhu’ dan Sombong Menurut al-Qur-an dan as-
Sunnah. Risalah ini merupakan terjemahan dari kitab
at-Tawaadhu’fii Dhau-ilKitaab was Simnah^ karya Syaikh
Salim bin Ted al-Hilali as-Salafi.
X I M
Hakikat Tawadhu'dan Sombong Menurut al-Qur-an dan as-Sunnah
nunjukkan makna kesombongan, hal-hal yang mera-
bantu membebaskan diri dari kesombongan, dampak
negatif sombong, hal-hal yang tidak masuk dalam kategori
sombong, dan diakhiri dengan penutup.
Semua pembahasan di dalam risalah ini mengacu kepada
al-Qur-an dan as-Sunnah serta pengamalan para Sahabat
Rasulullah ^terhadap keduanya.
Semoga risalah ini dapat menuntun pembacanya kepada
sikap tawadhu’ yang mulia dan menjauhkannya dari sifat
sombong yang tercela. Selain itu, semoga penulis dan
penerbitnya mendapatkan balasan kebaikan dari Allah
dengan berlipat ganda.
Shalawat dan salam semoga selalu Allah curahkan
kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para
Sahabatnya, serta kepada ummatnya yang mengikuti
petunjuk beliau hingga hari Kiamat.
Penerbit
X I V
Pengantar Penerbit
Daftar Isi
Hal
Pengantar Penerbit X I
Daftar Isi X V
Muqaddimah 1
Macam-Macam Tawadhu’ 9
11
Syarat-Syarat Tawadhu’
1. Ikhlas karena Allah 11
11
2. Al-qiidrah (KeniAmpuzn)
13
Implikasi-Implikasi Tawadhu’
1. Tawadhu’kepada Allah 13
14
2. Tawadhu’ dalam Berpakaian
3. Tawadhu’ Ulama 15
Tingkatan-Tingkatan Tawadhu’ 17
X V
Hakikat Tawadhu'dan Sombong Menunit al-Qur-an dan as-Sunnah
Keutamaan-Keutamaan Tawadhu’ 35
Tawadhu’ Rasulullah ^ 51
Pengertian Sombong 55
Sebab-Sebab Sombong 57
1.
Al-'Ujuh (Perasaan Kagum Terhadap Diri
Sendiri) 57
X V I Daftarlsi
Bahaya Sombong 65
65
1. Kedurhakaan Penama Kali kepada Allah
2. Sombong Adalah Teman Sejati Iblis dan
Faktor Penyebab Terjadinya Kesyirikan 66
Implikasi-Implikasi Kesombongan 73
X V I I I Daffarlsi
Dampak Negatif Kesombongan 95
Penutup 103
V s
k l
.[ »- l« »- »!
... li:JSJ^i!l.,^£f;.'> tijQ
h-
if n*:'j lii'i'n-)''lu.< ,,i,/IUd^'tfU)6tr .1
I
*1'
I
!J'
f Vv !
"-U-
] .
r ' j i T f ; ' i . r. ; ! ' . * t ‘ l r i r t ? !
iOi ._.. im^fis'cmo-’'AiUtoins'I ■>
L
. J . . .
f :
■.!if
a
■ V *
1
k_.
. . .
! 4
V
V -
f'
.!!! '
a-
/ I
- > ■
»
t
k .
I
«
r
k *
(
I .A _
Muqaddimah
0 '^,1 ^ >>“
ui
Penulis
bulan Dzulqa’dah
Tahun 1408 dari hijrahnya Baginda Rasulullah ■m -
f
* ■■ -lo ».-ritui:^o v-jin Ji O ' ' V tJ I M
I
,n^sdaA iii r'»;-rn;in: JlTi ;, t;v r.'it.-.i'
f ■raaia/lijjxuj .ii^avt nL»,i iu.i'^, r^ni
»'i
iui-., i i f ; : j l ! \ k i i s ' ^ ' - .
is t
I-
I
o'fiST L\r> :is.^ }y,uVMi\ ^-u;v v.k(>..-
ft
i-iiiJj'.nt'isrrn^’^ rriir:I sfiir,;
1
»■ '
< .
t -C
t
tUi'iiil fi ; b . L . i r i r l L ' - ^ » . ! , i . . H "
r„
f t
l i .
If
L'.
i >
. r i d r f fi r . ' x l i y « i *
>
4,
itciau:a?Ji o^Va-jifllxcn jJt !; , . .!KLt ILr* ' » !^
t . -
r.
L'
fctnug».<i !(;.(/-p''_ !I.U SCM ur.;U-r !■
;_t
T
nio/iJi'! !J J
b-i'&jii-dt ^j.j>ui3'U 0';r;.aA
r
a
k .
if ■
A
. '■ i
V
I’’, ti. tld>- I
1
Pengertian Tawadhu' ( )
Secara Bahasa (Etimologi)
! >
i
f I'j*-; J'
{.u:xr-
(ijjCilCiif!h-‘i) uaiL . ^
» > 4 i-> u.
- <■
I
:i> liu-N, .■»lif>'t!,-U s «
. V. ! I r iTrfS.'' !■ < . t ! I
■;
*
nki4Ti:^':3.J 3:H- * \ r
(
> a’U^X ai.iJii'U.-.'/:;:;!* ir-Ji/;.ii’:'
I ^ ! -
' M j fi
! !
I
I
% ^ i’-*- ^
I . !* \.
n
!
■6
0 ;'f ! v<
r
. I
A- V-.V -I. .'Vi'.--. - I'
t
v. f j v '
T 1
.A'*. \ . * »
.1:1-
I . . . ! - a rA,i .
! *
!a.
Si e » *
I !
2
V
*3
,1-
c
T
i: ‘urlhiKvrBl .<TEiri'jgful
i '
r »
^Tgoloi^nsi;
i
I
P'l.
f
i
I
■i M U '/
y .
r -
t
*i.iff^v.’ini / u L l ) ; < i . - i w o n ! » F . t i t j .
.tuiwd-i^ iftiCj:!?.*:, an;' t‘-- !:Ulr':U
"1
J!
▶J.
41
M a c a m - M a c a m Ta w a d h u ’
1. Tawadhu’yang terpuji
2. Tawadhu’yang tercela
Tawadhu’ yang terpuji adalah sikap merendahkan
diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau
memandang remeh terhadap sesama.
Adapuntawadhu’yangtercelaadalahsikapmerendahkan
diri di hadapan orang kaya dengan harapan mendapat
sesuatu darinya.
Oleh karena itu, orang yang berakal harus senantiasa
menghindari tawadhu’ yang tercela dalam kondisi apa pun.
la harus senantiasa melaksanakan tawadhu’ yang terpuji
dalam tiap aspeknya.
± - . X
V ■
\
! t
r- «
fe- n
u '/ r 5 7
r V
S
<r» :cili trL fiilfb ''ifc il ’‘!t;’-^ , . i T
, I ,
r
ii'j'pj;L r I
i .
V
J \
^ .
.If'
(lh^fl«i4inaS} ;y tjel'Rai. 'tn ji. ja^-
, r : . . « .
-4a-j .;
i
r *
. i ■««!-!>''W'- i : n i j . i i j
1
:^i'-.
ii
» - _
tL iTj
t
i I
6
! _ ' ! . > ; A’ ; . , - » { - . : : , n - U ' . f u
n. I. iCll .. I
t : ' I
\ »
* 1
h
a
i
’!»!,' -t-.'
4
Syarat-Syarat Tawadhu’
<Uil ^ ) )
“Tidaklah seseorang bertawadhu’ yang ditujukan semata-
mata karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat
” 1
(derajat)nya.
2. Al-qudrah (Kemampuan)
Ini berdasarkan hadits Rasulullah
^ 0 ^
^HR, Ac-Tirniidzi (no. 2481), Akmad (IU/439), al-Hakiin (VI/183) dari Sahabat
Mu’adz bin Anas al-Juhani. Likat; SihilatulAhaadiitsash-Shahiihah (no. 7I8).‘*“°
12 Syaral-Syarsl Tawadhu'
5
Implikasi-Implikasi Tawadhu’
1. Tawadhu’kepada Allah $0
Tawadhu’ ini lerdiri atas dua macam, yaitu:
a. Tawadhu’ seorang hamba kepada Allah ketika
melaksanakan kecaaian kepada-Nya tanpa disertai perasaan
bangga diri dan riya’, yaitu suatu kondisi yang dengannya
ia memiliki hak untuk menjadi wali Allah, kecuali apabila
Allah memberinya anugerah tersebut.
b. Seseorang merendahkan diri kepada Allah tatkala
mengingat dosa-dosa yang telah ia perbuai sehingga ia
merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling sedikit
ketaatannya/ibadahnya dan paling banyak dosanya.
A l l a h b e r fi r m a n :
* \
Q . . .
I
Lihat Tafiiir al-Qnr-aanil -‘Azhiim olek Ibnu Kaisir (III/203) dan ad-Durul
Mantsuur olek as-Suyuthi (V/671).
^HR. At-Tirmidzi (no. 2481), Akmad (III/439), al-Hakim (IV/183), Abu Nu'aim
dalam alHilyah (VIII/48) dari jakn Abu Markum Abdirrakim bin Maimun,
dari Sahl bin Mu’adz ibn Anas al-Juhani, dari bapaknya, dia berkata, Rasulullah
bersabda: kemudian disebutkan hadits tersebui. At-Tirmidzi berkata;
“Hadiis hasan.” Al-Hakim berkata: “Shahih sanadnya” dan disepakati olek adz-
Dzakabi.
Saya ^enulis) berkata: “Perkataan yang tepat adalah seperii yang dikatakan
olek at-Tirniidzi. Hal ini karena Abu Markum disebutkan olek adz-Dzahabi
dalam adh-Dhu'afii' din Abu Hatim mendhaifkannya pula. An-Nasa-i berkata;
“Aku berkarap bahwa hadits itu tidak mengapa.” Ibnu Hibban menyebutkan
di ats-Tsiqaat, scdangkan al-Hafizk Ibnu Hajar berkata, "Shaduuqun zaahidun"
(orang yang jujur dan zuhud). Begiiu pula yang lainnya mempunyai
kecondongan hati untuk menghasankan hadits lersebut- Hal ini karena orang-
14 Implikasi-lmplikasi Tawadhu'
3 . Ta w a d h u ’ U l a m a
Dikuatkan pula oleh Khair bin Nu'aim dari Sahal bin Mu’adz, yang dikeluar¬
kan oleh Abu Nu’aim (VlII/47), di dabmnya terdapat Ibnu Lahi’ah dan dia ter¬
masuk perawi )-ang dhaif haditsnya dari sisi hafalann>’a. Hadits tersebut dcrajatn>'a
shahih dengan banyaknva penguat." Lihat kitab Silsilaiiil AlMadiics ash-Si>ahiihah
(no. 718). i'"
16 Impllkasi-Implikasi Tawadhu'
6
Tingkatan-Tingkatan Tawadhu’
18 Tingkatan-Tingkalan Tawadhu'
Firman Allah :
2 0 Tingkatan-Tingkatan Tawadhu
^ y *
^
"... Tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang
bathil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang
%...”{QS. Kahfi; 56}
Firman Allah:
!9 ^ ^ ^ -? < -i"
lIiT
' -- X
2 2 Tingkatan-Tlngkatan Tawadhu'
habwa barang siapa yang berkawan dengan dia, tentu dia
akan menyesatkannya dan membawanya ke adzab Neraka."
{QS. Al-Hajj: 3-4)
Allah, Dzat Yang Maha Melihat apa yang dilakukan
para hamba-Nya serta dia menetapkan baliwa perbuatan itu
adalah kesombongan—dan hanya kesombonganlah—yang
berhcmbus dalam dada seseorang dan menyeru pemilik
dada tersebut untuk berdebat tanpa berlandaskan ilmu,
petunjuk, dan kitab yang menerangi.
Yaiiu suatu kesombongan dan merasa tinggi hati
terhadap apa-apa yang lebih besar daripada dirinya. la
pun berkeinginan untuk meraih lempat yang lebih besar
daripada kapasitas tubuh dan wujudnya. Diapun tidak
punya alasan untuk mendebatnya tidak pula bukti untuk
menjelaskannya, tidak pula argumentasi yang menjadi
sandarannya, yang ada hanya kesombongan belaka.
A l l a h b e r fi r m a n :
c
■i ' i
I M* ^ ! I
6 ^
( >
* - t'' ''JX
U»
2 4 Tingkatan-Tingkatan Tawadhu'
Sombong yang sesat dan menyesatkan ini harus
diberangus dan dihancurkan. Jadi, kehinaan itulah balasan
acas kesombongan. Allah tidak akan pernah membiarkan
orang-orang yang sombong lagi angkuh, sesai dan
menyesatkan, sampai Dia memberangus kesombongan
yang menjulang tinggi itu dan mengembalikannya ke
lumpur yang hina. Hal ini berlaku dalam seluruh bentuk
kesombongan. Sesungguhnya sombong itu menyebabkan
pelakunya menjadi lelah dan menyusahkan orang-orang
sekicarnya. Selain itu, sombong akan membuat sakit
hati orang yang dihinggapinya. Kesombongan itu adalah
bentuk kejahatan yang kita wajib berlindung kepada Allah
terhadapnya sehingga dada menjadi penuh dengan nilai
ketawadhu’an dan kekhusyu’an (ibadah) kepada Allah,
Rabb semesta alam.
2 6 Tmgkatan-Jlngkatan Tawadhu'
Apabila engkau melihat suatu dalil dari agama yang sulit
untuk dipahami, berarti itu menunjukkan keagungannya.
Selain itu di dalamnya lersimpan harta karim berupa ilmu,
yang kuncinya mungkin tidak ada padamu. Sebabnya, karena
engkau tidak mengambil jalan lurus berupa kebenaran,
keikhlasan, dan merendahkan diri kepada Allah, Dzat yang
membolak-balikkan hati. Sebab yang lainnya karena engkau
enggan mengambil faktor-faktor yang dapat menjernihkan
akal pikiranmu dan yang dapat membersihkan hatimu
dengan ketulusan yang benar dalam mengikuti petunjuk
Rasulullah ^agar engkau pantas mendapatkan harta karun
berupa ilmu syar’i. Ini berkaitan denganmu.
Adapun orang-orang selammu, maka tuduhlah logika
orang-orang yang bertentangan dengan nash-nash wahyu.
Sungguh, membantahnya adalah mudah apabila ber-
landaskan pada nash-nash. Namun, jika itu tidak engkau
lakukan, engkau tidak berarti apa-apa, dan tidak ada per-
bedaan pendapat di antara para ulama dalam hal ini.
c. Jangan pernah berpikir untuk menyangkal nash, baik
di dalam batin, lisan, maupun perbuatan.
Ketahuilah bahwa menyangkal nash dengan dalil
perkataan syaikhnya, gurunya, pemimpinnya, logikanya,
akalnya, perasaannya, dan siasal politiknya, andaikata
hal itu bisa dimaafl^an di sisi Allah—tetapi demi Allah
itu semua tidak dapat dimaafkan—maka menyelisihi per¬
kataan mereka dengan nash-nash wahyu lebih utama untuk
dimaafkan di sisi Allah, Rasul-Nya, Malaikat-Nya, dan
kaum Mukminin. Sangat mengherankan jika kesalahan
para penyangkal nash-nash itu mudah dimaklumi meski
2 8 Tmgkaian-Tmgkatan Tavtadhu'
Apabila bashirah seorang hamba telah bersinar, dia akan
memperoleh kepercayaan dengan ilmu yang ada padanya.
Sebab, ia bersumber dari peliia kenabian sehingga dengannya
ia harus isciqamah, baik dalam perkataan, perbuatan, dan
di setiap keadaan. Hal ini perlu karena ia lelah tercerahkan
dengan hujjah Allah, sehingga menjadi jelas baginya hal-hai
yang rumit dari ilmu-ilmu yang dimiliki dan amalan-araalan
tercela yang dia lakukan.
!!!! I 1
\-r
if''r 1 t ^
i.Ju \s...
lii))
» >
HR. Al-Bukhari (VI/97) dalim Fat-hul Baari dari hadits Ibau ‘Umar,
3 0 Tingkatan-Tmgkalan Tawadhu'
Rasulullah ^juga bersabda:
((.i^ %S3 ^S ) )
“Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang
lainnya. Tidak menzhaliminya, tidak menelantarkannya,
” 2
dan tidak melecehkannya
Adapun penjelasan centang definisi kedua adalah:
Selayaknya bagi Anda, wahai, hamba Allah yang
tawadhu’, untuk mau menerima kebenaran, baik dari orang
yang Anda suka maupun dan orang yang Anda benci.
Bahkan, Anda harus sudi menerima kebenaran dari musuhmu
sebagainiiina Anda mau menerimanya dari orang terdekatmu.
Jika Anda tidak menolak kebenaran yang berasal dari orang
terdekatmu, maka bagaimana Anda menolak kebenaran yang
datang darinya terhadap dirimu?
Ketahuilah bahwa hakikat tawadhu’ adalah menerima
kebenaran apabila datang kepadamu, dan menunaikan
kebenaran itu jika ia memiliki hak atasmu. Maka per-
musuhan terhadapnya jangan menghalangimu untuk
menerima kebenaran yang datang darinya, demikian pula
dengan menyerahkan haknya kepadanya.
A l l a h b e r fi r m a n :
' / ^ ^f>''\'
'Oh
-r* - ✓ ■- >
^HR. Muslim (XVI/121, dalam Syarh Muslim olet Imaman-Nawawi) dari hadits
Abu Hurairali.
4iil i ) )
^LitatkitabSiliUatuIAhaadiitsash-Shahiihah(ao.1802).
32 Tingkatan-Tingkalan Tawadhu'
kanmu uniuk mau memaafkannya, tak peduli apakah per-
mintaan maafnya itu benar-benar datang dari hatinya atau
sekadar pura-pura. Tentang apa yang tersimpan di dalam
hatinya, scrahkanlah kepada Allah .Jika engkau melihat
cacat pada permintaan maafnya, janganlah menghentikan
usahanya lersebut dan janganlah mendebatnya, namun
katakanlah: “Mungkin urusannya seperti apa yang engkau
katakan: ‘Sungguh, sesuatu jika telah diiakdirkan pasti
akan terjadi dan kita lidak akan dapat melarikan diri dari
cakdir.
Rasulullah ^bersabda:
{(!pys ))
HR. Al-Bukli;iri dabin al-Adahul Mufrad (no. 418), Abu Dawud (no. 407), at-
Tirmidzi (no. 1964), al-Makim (1/43), dan selain mereka dari j.ilan Bisyr bin Rafi’
dari Yaliya bin Abi Kaisir, dari Abi Salamah, dari Abu Hurairali secara rnarfu’.
Saya (peniiiis) berkata; “/jru(/iuidha’if karena Bisyr bin R.ifi’ scoraiigyangdha’if,
namun tcrdapat penguatnya dari jalan al-Hajaj bin narafashah. Dikeluarkan oleli
Abu Dawud (no. 4790), Ahmad (11/394), ath Thahawi dalam Miisykiliil Aaisaar
(IV/202), Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (IH/11), al-Khathib al-Baghdadi dalam
Taariikh-nyi (IX/38), al-Hakim (1/43), AmMa'rifah 'UluumilHadiks (him. 117).
Al-Hakim meiierangkan tentang cacatnya dalam Ma’rfah Uluumil Hadiks
bahwa al-Hajaj tidak menyebutkan nama gurunya/syaikhnya dalam riwayat
Sufyan darinya, scdang ini adalah riwayat milik Ahmad dan Abu Dawud.
Saya (penulis) bcrkaca; “Cacat ini tidak termasuk yang merusak karena sudah
disebutkan dalam riwayat dari selain dua jalan tersebut.” Al-Hajaj bin Farafashah
seorang sitaduq, ahli ibadah, dan ada keraguan dalam periwayatannya. Apabila
dikumpulkan dengan riwayat Bisyr bin Rafi’, hadits ini meningkat derajatnya
nienjadi Isasan.
34 Tlngkatan-Tingkatan Tawadhu
7
K e u t a m a a n - K e u t a m a a n Ta w a d h u ’
” 1
pasti mengangkat derajatnya.
lip ‘^4^ ) )
^^ 1SJ3 i :
“Tidaklah dari setiap keturunan Adam, melainkan di
kepalanya terdapat hakamah^ di tangan seorang Malaikat.
(1/396), Ahmad (11/386), dan selain mereka dari jalan al-‘Alaa’ bin Abdirrahman
dan faapaknya dari Abu Hurairah secara marfu'.
Be$ikekangyangberadadihidungkuda.Talikekangtersebutdapatmencegahkuda
dari melawan permtah penunggangnya.
36 Keutamaan Tawadhu'
Apabila ia tawadhu’, dikatakan kepada Malaikat lersebul:
‘Angkatlah hakamah-ny^, sedangkan apabila ia sombong,
dikatakan kepada Malaikat tersebut: ‘Letakkan hakamah
’ ” 3
nya.
nundukkan kepala.
Saya (penulis) melihat bahwa di dalam hadits tersebut
lerkandung makna tersembunyi yang raenunjukkan kepada
pentingnya sifat tawadhu’ sebagai faktor penyebab bagi
seorang hamba dalam meraih faedah ilmu dan petunjuk
dari risalah yang dibawa Rasulullah 0,. Hal ini berdasarkan
hadits Rasulullah 0:
^ ^ ) )
0 >
u!i 1>j33 1 y
^ ^ tlij ji
> < r
((!^
^HR. Al-Bukliari (1/175) dalam Fat-hul Baari dan Muslim pCV/ 45-46) dalam Syarh
Muslim, Imam an-Nawawi dari hadits Abu Musa al-Asy’ari.
38 K e u t a m a a n Ta w a d h u '
Semoga Allah merahmad orang yang mengatakan
perkaiaan indah bak mutiara ini:
ilmu adalah musuh bagi seorang pemuda
yang menyombongkan diri
sebagaimana air bah adalah musuh bagi
tempat yang tinggi
Sesungguhnya kesombongan dapai mengurangi ke-
cerdasan akal. Amat baguslah orang yang berkata dalam
syairnya:
kesombongan merusak agama
mengurangi kecerdasan, menodai kehormatan;
maka waspadalah
janganlah rakus karena kehinaan terdapat
pada kerakusan
kemuliaan itu ada pada kelemahlembucan,
bukan pada kebengisan dan kejelekan budi
3. Tawadhu’ Itu Menghasilkan Keselamatan,
Mendatangkan Persahabatan, Menghapuskan
Dendam, dan Menghilangkan Pertentangan
Rasulullah ^bersabda:
^HR. Muslim pCVII/200 dalam Syarh Sl?ahtih Muslim, Imam an-Nawawi) dan
selainnya, dari hadiis ‘lyadk bin Hanunad 4K .
4 0 K e u t a m a a n Ta w a d h u '
8
Muslim (11/89) dalam Syarh Shahiih Muslim, Imam an-Nawawi, juga selainnya
dan hadits Abdullah bin Mas'ud.
i...
L .
o i
.... 5
"...YangbersikaplemahlembutterhadaporangyangMukmin....
(QS. Al-Maa-idah: 54}
Allah gig berfirman:
\A ^',1' -1 '
)6j iflft ^
TV
J-
48 Hal-Hat yang Dapat Memotivasi Sifat Tawadhu'
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan
sombong karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat
menembtis bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung.” {QS. Al-Israa': 37)
Al-’Allamah Muhammad Amin asy-Syinqithi dalam
Adhwaa-ul Bayaan (III/592) berkata:
“Wahai, manusia yang sombong, kamu adalah makhluk
yang lemah, remeh, tidak berdaya, dan terkepung di antara
dua benda mati yang kamu tidak berdaya untuk memberikan
pengaruh terhadapnya. Bumi yang di bawahmu, kamu
tidak akan mampu untuk melubanginya dengan injakan
kakimu. Gunung yang menjulang di atasmu, kamu tidak
akan mampu mencapai ketinggian yang sama dengannya.
Maka dari itu, sadarilah keterbatasan kemampuanmu.
Janganlah engkau takabur dan sombong, serta janganlah
engkau berjalan di atas bumi ini dengan berlagak sombong
(membanggakan diri).”
Sangatlah indah orang yang berkata:
janganlah engkau berjalan di atas bumi ini
kecuali dengan ketawadhu’an
berapa banyak orang yang berada di bawah
bumi (mayat) dari golonganmu, sedangkan
mereka (dulunya) lebih tinggi (kedudukan dan
kekuasaannya) daripada engkau
jikalau engkau berada dalam kekuasaan,
kebaikan dan benteng yang kokoh
maka berapa banyak orang yang telah mati
sedangkan dia lebih kokoh (pertahanannya)
daripada dirimu
1 I
«I ! » !
I
f
»»
t'
\
t
I '4 . .*
t
i
« % '
I ■ # c * t.
}
i(. 4,
!iJ 1
.*n
f
ib^i . 4
li '
r ! » !!*, n
#Uhi' .!Ji T
t
l U » « t
1V<*.r. !,,v>t> J
. I T'jyl vr ^ . * « '
K -
' I !ft; f f t
^ ! ‘ i ;4^ *
i * < .
4
! !
1 !4 j I ' l .
*
r1 .!
I
» f t
» *
< 1
. >
. f t !
I. i «
I
4
. t I IV . 1
f
1
«
t » , L «« . . V
I
!ft
. f
'!
i t
A * «
1
»
< V. f t
10
Tawadhu’ Rasulullah M
5:1u T '-i!))
0 ^
u \
52 Tawadhu'Rasulullah ^
pergi ke mana saja ia suka.”-
Dari Anas juga, (dia berkata;)
i^ Jj—j ) )
u: l i j ; .j, cj^ 5JUJ3 a
{(.ou:! »!’5i--
6^ OS" ^ O S " A ^
U))
«" 1 ®f«
j- ii^\
((.S'!>L^1
(J)
■HR. Al-Bukhari (X/89, Fai-hu! Baari, secara mu'alaq) dan Muslim pCV/82-83,
Syarh Muslim, Imam an-Nawawi).
^lhaitlahsanikisahadalahlemakjenuhyangtelahdiencerkan,yangtelahberubah
bau dan rasanya. Lihat kamus Lisaanul 'Arab pada materi hurufim nun kha.
HR. Al-Bukhari (V/140, Fat-bul Baarij.
^HR.Al-Bukhari{E/162Fat-hulBaari).
54
Tawadhu' Rasulullah ^
11
Pengertian Sombong
7a^/?n)'badiisnya lelah ada $ebelumiiya (HR. Muslim (11/ 89) dakm Syar/i S/m/jH/j
Muslim, Imam an-Nawawi dan sclainnya dari hadiis Abdullah bin Mas’ud).
5 6
PengertianSombong
12
Sebab-Sebab Sombong
a - ^
Hadiis ini adalah bagian dari hadits yang telah lalu. (Lihac kitab SilsilaiiilAhtuidiits
ash-Shahiihah, no. 1802).
«U.^ O i ^ y. cHl) ))
^HR- Al-Bukhsri (X/222) (Fat-hul Baari) dan Muslim (no. 2088) (dari Shakabat
Abu Hurairah). 1*“
58 Sebafi-SebaS Sombong
oranglaindikalangannya.Itulahsalahsatuyangdapat m e -
^Mt*■- I '
!U'iH ' - 2 ^
'''* ’ ! ' T
r*-
YO
! X
J !
Pemuka-pemukadarikaumSytPaibyangmenyombongk a n
diriberkata:‘Sesungguhnyakamiakanmengusirkamu,hai
Syu’aib, dan orang-orangyangberiman bersamamudari kota
kami,kecualikamukembalikepadaagarnakami'.Berkata
Syu'aib:‘Danapakah(kamuakanmengusirkami)kendatip u n
62 Sebab-Sebab Sombong
i ! ( f k
. \ >}■
4
Tw.ifni) '.
;i
t >
: r
»
» I
; I . ^ I !/' .
■h
4
u
! ! « f V ^ K -
*. !
! <
Lti.cJK«L">»'.,
ca^.
! « t !-:\ !!!. V '
\ I
y > i u ; > ^
■- X M u .
1 > !* \
'.I* !', >*.>: !4' w. M
4. .
. I f * ■ «
I f
I
f
L 9 ■■ !«*
I
13
Bahaya Sombong
L:,f iLxii ui hS
n
65
Hakikal Tawadhu'dan Sombong Menurut al-Qur-an dan as-Sunnah
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepadapara Malaikat:
‘SujudlahkamukepadaAdam.’Makasujudlahmereka,kecuali
Iblis;iaenggandantakaburdanadalahiatermasukgolongan
orang-orangyangkafir.” {QS. Al-Baqarah: 34)
2. Sombong Adalah Teman Sejati Iblis dan Faktor
Penyebab Terjadinya Kesyirikan
Oleh karena itu, Allah menyandingkan antara sifat kufur
dan sombong dalam Kitab-Nya yang mulia (al-Qur-an).
Firman Allah Ta’ala:
v t
“(Bukandemikian),sebenarnyatelahdatangketetap a n -
ketetapan-Kukepadamulalukamumendustakannyadan
kamu menyombongkan diri dan kamu adalah termasuk
orang-orangyang kafir.” (QS. Az-Zumar: 59)
Hal ini karena orang yang sombong enggan m e n e n m a
kebenaran, terlebih lagi jika kebenaran itu datang dari
66
BahayaSombong
orang yang lebih kecil daripadanya, atau dari orang yang
dibencinya atau dari orang yang dimusuhinya.
Dengandemikian,berartidiatelahsombongterhadap
Allah. Sebab, kebenaran itu milik Allah, firman Allah
itu benar, agama-Nya itu benar, dan kebenaran itu salah
satu sifat Allah, dari-Nya dan kembali kepada-Nya. Maka
dari itu, apabila seorang hamba menolak kebenaran dan
sombong lagi enggan menerimanya, berarti sama saja ia
telah menolak ketentuan Allah dan sombong terhadap-Nya.
Orang yang sombong terhadap Allah, pasti akan Allah
hinakan, rendahkan, kucilkan, dan remehkan.
VT
“(Dikatakankepadamereka):‘Masuklahkamukepintn-pintu
NerakaJahannam,dankamukekaldidalamnya.Makaitulah
seburuk-buruktempatbagiorang-orangyangsombong.'”(QS.
Al-Mu'min: 76)
Allah mjuga berfirinan:
v t
67
Hakikat Tawadhu' dan Sombong Menurut al-Qur-an dan as-Sunnah
“Dikatakan(kepadamereka):Masukilahpintu-pintuNeraka
Jahannamitu,sedangkamukekaldidalamnyaMakaNeraka
Jahanruim
itulahseburuk-buruk
tempat
bagi
orang-orangyang
menyombongkandiri.”(QS.Az-Zumar:72)
Orang-orang yang sombong adalah penghuni Neraka
Jahannam, sebagaimana sabda Rasulullah
LP“
“SesungguhnyapenghuniNerakaituadalahsetiapja'zharif,
jawwaazh-,yangsombong,yangsukamengumpulkanhaita
lagibakhil.SementarapenghuniSurgaadalahorang-orang
yang lemah kalah.”^
^Maknanya adalahkeraslagi
kasar.
Lihac;
An-Nihaayah (1/
276).
Maknanya adalah orang yang mengumpulkan banyak hana lagi kikir. Lihat; An-
Nihaayah {1/316}. ■■■
-peo
’HR.Ahmad(H/114),al-Hakim(n/499)darijalanAbdullah,dariMusabin‘Ali
binRubah,akumendengarayahkuberbicara,dariAbdullahbin‘Amrbinal-’Ash,
dariRasulullahSfe,kemudianmenyebutkansepenihaditstersebm.Lafazhini
milik Ahmad. AI-Hakim berkata; “Shahih menuruc syarat Muslim,” dan
discpakati adz-Dzahabi.Aku katakan bahwa hadits ini seperti dua perkataan,
yaitu;“HaditstersebuimempunyaipenguacdariSuraqahbinMalik,Mu’adzbin
Jabal, dan Hudzaifah bin al-Yaman
6 8
BartayaSombong
^jl ^14$ -ye Ji'
5 -
L f
^o;4 f ^ A A S ^ j s j i
((.(Jl^l
“Orang-orang yang sombong akan dikumpulkan pada
hari Kiamat seperti adz-dzarr (semut-semut yang kecil)
dalam beniuk laki-laki (berkelamin laki-laki). Mereka
diliputi kehinaan dari setiap tempat. Mereka digiring ke
suatu penjara di Jahannam yang disebut ‘Buulis’. Mereka
akan dinaungi api yang menyala-nyala dan mereka diberi
minuman ‘iishaarah' (ampas) penduduk Neraka yaitu,
‘Vninatid Khahaal’ (nanah yang keluar dari kulit penduduk
” 4
Neraka).
\ r
■* Diriwayitkin oleh al-Bukhari dalam alAdabul Mufrad (no. 557), at-Tirmidzl (no.
2492),Ahmad(11/179),danNu’aimbioHammaddalamZaxoaa-idaz-luhud(no.
151). Dihasankan oleh at-Tirmidzi. Hadits ini derajatnya hasan, sebagaimana
yang dikatakan oleh Imam ai-Tirmidzi.
5. AllahTidakMenyukaiOrang-OrangyangSombong
Barang siapa yang mempunyai sifat sombong, dia
berhak mendapatkan laknat dariAllah, jauh dari (luasnya)
rahmat Allah. Allah akan murka kepadanya serta tidak
mencintainya.
A l l a h b e r fi r m a n :
^.5
t r
TO
71
Hakikal Tawadhu' dan Sombong Menuwl al-Qur-an dan as-Sunnah
'‘Akuakanmemalingkanorang-orangyangmenyombongkan
dirinya di muka humi tanpa alasan yang benar dari tanda-
tanda kekuasaan-Ku... ”(QS. Al-A’raaf: 146)
8. Sombong Adalah Sebesar-besar Dosa
Barang siapa menyadari kerusakan yang diakibatkan
olehkesombongan,pastiakanmengetahuibahwasombong
itu adalah sebesar-besar dosa.
Rasulullah ^bersabda:
^DerajaihaditsinihasanUghairihi,sebagainianaterdapatdiSilsiUtuIAhaadittsash
Shahiihaholehgurukami,Syaikhal-Albani(no.658).Silakanmemeriksanya.
72
BahayaSombong
14
Implikasi-Implikasi Kesombongan
»* >!* !
*!f'' I-' f
u . aJ' {l)b
t v t t
t A
:ms-
Ld t j i i; a v t
j y -
w
_;o O'*
j i 1jili ^ ) )
^ jUi diji
Hakikal Tawadhu' dan Sombong Menurut al-Our-an dan as-Sunnah 75
“Barang siapa yang menyeret pakaiannya (di tanah) karena
sombong, (maka) Allah tidak akan melihat kepadanya
pada hari Kiamat.” Abu Bakar berkata: “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya salah satu sisi kainku melorot, kecuali bila
kujaga dengan cermai.” Maka Rasulullah ^berkata:
“Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena
” 1
sombong.
Dapat diketahui dari hadis tersebut bahwa memanjang-
kan baju sampai di bawah mata kaki termasuk sombong.
Oleh karena itu, dia berhak mendapatkan siksaan di dunia
sebelum di akhirat.
Rasulullah ^bersabda:
J ^ ®
tdo ( J ^ J ))
HR. Al-Bukhari (XVI1/I9) al-Fat-h) dan selamnya dari hadics ‘AbdiJlah bin
‘Umar .
^Takhnjhaditsnyasudahadasebelumnya.
76 Implikasi-Implikasi Kesomtxingan
alim memalingkan pipinya (wajahnya) dari manusia seakan-
akan dia menghindar dari mereka. Begitu pula ahli ibadah,
dia memandang mereka seakan-akan mereka orang yang
menjijikkan.
A l l a h ^ b e r fi r m a n :
s\t>
''v'd''' ’!*1''
cjt
Rasulullah ^bersabda:
5^ ajU«-L
T V
HR. Abu Dawud (no. 5005), at-Tirmidzi (no. 2853), Ahmad (11/165, 187), dari
jalan Nafi’ bin ‘Umar, dari Bisyr bin ‘Ashim bin Sufyan, dari bapaknya, dari
Abdullah bin ‘Amr secara marfu’. Saya (penulis) berkata: “Hadits ini sanadnya
hasan. Semua perawinya isiqah, kecuali ‘Ashim bin Sufyan karena dia rermasuk
perawi yang ihaduq, sebagaimana lercantum dalam kicab at-Taqriib.
78 Implikasi-ImplikasiKesombongan
menembus humi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinp^i gunung.'” {QS. Al-Israa': 37)
Rasuiullah ^bersabda:
^^ ^ j4-j ^))
*HR- Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 549) dan al-Hakim (1/60) serta
selain keduanya. Saya katakani “Hadits ini shahih.”
I ♦ I ;
i ,::.v
*
i.f vf,.-: ^ t
i i i l u M ' , T 11
V
I
vi't’t .fiU-;
■j i . ^ I j . ' . ' t J I ' f . I , I ' '
V
I
t f
J
r f
i * . o > . / ! i ) * 1
I
15
Beberapa Perkara
Yang Mengindikasikan Kesombongan
HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 977), Abu Dawud (no. 5229), dan
selain keduaiiya dari hadiis Mii'awiyah dengan sanad yang shaliih.
4fj))
Firman Allah ®:
^HR.Al-Bukharidalamal-AdabulMufrad(no.946)atauselainnya.Haditsinishahih.
a >
<.v
A
I
✓ *
4 * K. t ! «
\ *!>
. ( «
) ^
V
t
16
“ ^
>
^iiii ...
C
. <
r r .!sAa»T> ^ t ^ ^
>
A.
'-Tf>
O'V
_ A — ■ * < v
t v IIT d p t
yU4-1
“DanMusaberkata:‘Sesung^hnyaakuberlindungkepadaRabb-
kudanRabbmudarisetiaporangyangmenyombongkandiri
yang tidak beriman kepada hari berhisab. (QS.Al-Mu' min: 27)
^HR. Al-Bukhari pi/109), Muslim (Vl/28), dan selain keduanya dari hadits Abu
Hurairah .
. f j i 4
!■L
u .
■j
i *
r
. I
i.ci ' f
j
*4 #<! * J
«
| .
;:u> ‘.rr I
T .
-M
r
! s
C4
17
9
j
i t
i1 u jifZ u
tjdj j1C.
t r
^j: y 1jiy
ti G'GJi 51; D
r r
u »
t
* } ' *■
!.t
18
Berbagai Perkara
Yang Tidak Termasuk Kesombongan
U
'J
104 Penutup