Anda di halaman 1dari 2

Judul:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR


DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN: NYERI
Peneliti:
Rahayuningsih Situ, Faozi Ekan, Safitri Wahyuningsih
Asal:
Surakarta
Tahun: 2021

Latar Belakang:
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, prevelensi fraktur ekstermitas bawah
sebanyak 67,9% pada kondisi post operasi fraktur femur manifestasi klinis utamanya adalah
nyeri, pasien dengan keluhan nyeri perlu diberikan terapi nonfarmakologi, salah satunya
dengan pemberian terapi latihan Range Of Motion (ROM). Apabila nyeri pada fraktur tidak
segera ditangani maka dapat mengakibatkan kompikasi kontraktur pada pasien fraktur
femur.Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada
pasien post operasi fraktur femur dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman:
Nyeri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi
kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan post operasi fraktur
femur dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan masalah keperawatan
nyeri yang dilakukan tindakan keperawatan terapi latihan Range Of Motion (ROM) selama 4
hari berturut-turut didapatkan hasil skala nyeri menurun dari skala 6 (sedang) ke skala 3
(ringan) dengan menggunakan skala Numric Rating Scale. Rekomendasi tindakan terapi
latihan Range Of Motion (ROM) efektif dilaakukan pada pasien post operasi fraktur femur
dalam penurunan tingkat nyeri..
Metode:
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain studi kasus.
Hasil dan Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 21 Februari 2021 sampai 24 Februari 2021
didapatkan hasil keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada paha kanan pasca operasi hari
ke 3. P: nyeri saat digerakkan, Q: nyeri seperti ditusuktusuk, R: nyeri di area paha kanan
pasca operasi, S: skala 6, T: nyeri hilang timbul. Diagnosa keperawatan yang ditemukan
adalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik. Intervensi yang dibuat
berdasarkan diagnosa keperawatan yaitu: identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, dan skala nyeri; berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
(Range Of Motion); menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri; kolaborasi pemberian
analgetik. Range Of Motion pada pasien post operasi fraktur ekstermitas dawah yang
dilakukan hari pertama sampai hari ke empat efektif dan menurunkan intensitas nyeri pasca
operasi ( Permana, 2015). Setelah dilakukan tindakan selama 4 hari berturut-turut evaluasi
berdasarkan SOAP yaitu: Subjektif: Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dan sedikit
sudah bisa menggerakkan kakunya, P: merasakan nyeri pada paha atas pasca operasi saat
digerakkan, Q: nyeri seperi disuntik, nyeri, R: nyeri didaerah paha atas kanan setelah operasi,
S: skala nyeri 3 dan T: nyeri hilang timbul, Objektif: pasien tampak senang dan lebih rileks,
Assessment: Masalah teratasi, Plenning: Lanjutkan intervensi: hentikan intervensi.Latihan
ROM dilakukan selama 20 menit dalam 4 hari berturut-turut sebelum diberikan obat
analgesik. Evaluasi keperawatan pada pasien yang dilakukan selama 4 hari berturut-turut
dengan menggunakan SOAP, masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
teratasi.
Kesimpulan
1. Pengkajian yang didapatkan pada kasus tersebut adalah pasien mengeluh nyeri pada
paha atas karena post operasi hari ke 3.
2. Diagnose keperawatan yang muncul pada kasus tersebut adalah nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien tampak meringis
kesakitan.
3. Intervensi yang dilakukan dalah berfokus pada pemberian teknik nonfarmakologi
Range Of Motin (ROM).
4. Impementasi dilakukan tindakan 20 menit selama 4 hari berturut.
5. Evaluasi keperawatan pada pasien yang dilakukan selama 4 hari berturut-turut dengan
menggunakan SOAP, masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
teratasi.

Anda mungkin juga menyukai