Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN

KEPERAWATAN TN. A
DENGAN FRAKTUR
Disusun oleh :
Hilda Vidya Resiana
Erni Novidianti
Ika Nur Setiyorini
Arnita Rahmawati
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya
meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem
(Brunner dan Suddarth, 2008).
Jenis fraktur
1. Fraktur komplet
2. Fraktur tidak komplet
3. Fraktur tertutup
4. Fraktur terbuka
5. Greenstick
6. Transversal
7. Kominutif
8. Depresi
9. Kompresi
10.Patologik
Manifestasi klinis
1. Nyeri
2. Deformitas
3. Krespitasi
4. Pembengkakan dan perbubahan warna
5. Fals moment

Etiologi
1. Cedera traumatik
 Cedera langsung
 Cedera tidak langsung
 Fraktur yang disebabkan kontraksi kkeras yang mendadak dai otot yang kuat
2. Fraktur patologik
3. Secara spontan
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologis (rontgen)
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan arteriografi

Komplikasi
1. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
2. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan
kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
3. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
Penatalaksanaan farmakologi dan non
farmakologi
1. Redukso
2. Imobilisasi
3. Rehabilitasi
4. Traksi
5. ORIF (Open Reduksi Internal Fiksasi)
6. OREF (Open Reduksi Eksternal Fiksasi)

ORIF
Proses Penyembuhan Fraktur
1. Peradangan (Inflamation)
2. Pembentukan kalus halus (Soft Callus)
3. Pembentukan kalus keras (Hard Callus).
4. Remodelling tulang

Waktu penyembuhan rata-rata patah tulang untuk setiap jenis tulang berbeda-beda:
5. Tulang jari: 3 minggu
6. Metacarpals (tulang telapak tangan): 4-6 minggu
7. Distal radius (tulang pergelangan): 4-6 minggu
8. Humerus (tulang lengan atas): 6-8 minggu
9. Tulang lengan bawah: 8-10 minggu
10. Tibia dan Fibula (tulang tungkai bawah dan tulang kering): 10 minggu
11. Femoral neck (tulang paha bagian leher): 12 minggu
12. Femoral shaft (tulang paha bagian poros): 12 minggu
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

a. Riwayat keperawatan
1. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Biasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat beraktivitas / mobilisasi pada daerah fraktur
tersebut

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pada klien fraktur / patah tulang dapat disebabkan oleh trauma / kecelakaan, degeneratif dan
pathologis yang didahului dengan perdarahan, kerusakan jaringan sekitar yang mengakibatkan nyeri,
bengkak, kebiruan, pucat / perubahan warna kulit dan kesemutan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada klien fraktur pernah mengalami kejadian patah tulang atau tidak sebelumnya dan ada / tidaknya klien mengalami
pembedahan perbaikan dan pernah menderita osteoporosis sebelumnya

d.Riwayat Penyakit Keluarga


Pada keluarga klien ada / tidak yang menderita osteoporosis, arthritis dan tuberkolosis atau penyakit lain yang sifatnya
menurun dan menular

e. Pola-pola Fungsi Kesehatan


1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
3. Pola eliminasi
4. Pola Tidur dan Istirahat
5. Pola aktivitas
6. Pola Hubungan dan Peran
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
8. Pola Sensori dan Kognitif
9. Pola Reproduksi Seksual
10. Pola Penanggulangan Stress
11. Pola Tata Nilai dan Keyakinan
Pemeriksaan fisik; data fokus
1. Sistem Integumen
Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.
2. Kepala
Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
3. Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.
4. Muka
Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
5. Mata
Terdapat gangguan seperti konjungtiva anemis (jika terjadi perdarahan)
6. Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
7. Hidung
Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung
8. Mulut dan Faring
Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
9. Thoraks
Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.

10. Paru
- Inspeksi
Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
- Palpasi
Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
- Perkusi
Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.
- Auskultasi
Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi.

11. Jantung
- Inspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
- Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
- Auskultasi
suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur
Patofisiologi
Diagnosa keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan
sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler
2. Nyeri berhubungan dengan spasme otot , pergeseran fragmen tulang
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka,
bedah perbaikan
4. Resiko shock hipovolemik berhubungan dengan kehilangan volume
darah akibat trauma
Intervensi
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler

Tujuan: kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil:
2. Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
3. Mempertahankan posisi fungsinal
4. Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit
5. Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas
Intervensi:
6. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
7. Tinggikan ekstrimutas yang sakit
8. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit
9. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak
10. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
11. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai
kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas
12. Ubah psisi secara periodik 8) Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
2. Nyeri berhubungan dengan spasme otot , pergeseran fragmen tulang

Tujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan


Kriteria hasil:
1. Klien menyatajkan nyei berkurang
2. Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
3. Tekanan darahnormal
4. Tidak ada eningkatan nadi dan RR
Intervensi:
5. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tipe nyeri
6. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
7. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan
8. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
9. Jelaskanprosedu sebelum memulai
10. Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif
11. Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi,
sentuhan
12. Observasi tanda-tanda vital
13. Kolaborasi : pemberian analgetik
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka, bedah perbaikan

Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan


Kriteria hasil:
1. Penyembuhan luka sesuai waktu
2. Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Intervensi:
3. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae
4. Monitor suhu tubuh
5. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
6. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
7. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
8. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
9. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
10. Kolaborasi emberian antibiotik.
4. Resiko shock hipovolemik Berhubungan dengan kehilangan volume darah akibat trauma

Tujuan: diharapkan tidak terjadi shock hipovolemik akibat kehilangan cairan/ darah berlebih.
Kriteria hasil:
1. Turgor kulit baik
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. Ttv normal
4. Keseimbangan cairan ditubuh terpenuhi
Intervensi :
5. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi,frekuensi nafas)
6. Monitor oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
7. Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
8. periksa seluruh permukaan tubuh adanya DOTS (deformitydeformitas, open wound/luka ternerness/nyeri tekan,
swelling/bengkak)
9. berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
10. lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada perdarahan eksternal
11. berikan posisi shock (modified trendelenberg)
12. ambil sempel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
13. kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
14. kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 ml/kgBB pada anak
15. kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
KASUS
Identitas diri klien
Nama : Tn. A Tanggal masuk RS : 16 Oktober 2021
Tempat/Tgl Lahir: Jakarta, 26-07-2001 Sumber informasi : Keluarga

Umur : 20 th Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki Status Perkawinan :-

Pendidikan. : SLTA Suku : Jawa

Pekerjaan : Mahasiswa Lama Bekerja :-


   
Alamat : Bendungan hilir Tanah abang

Keluarga terdekat yg dapat dihubungi (orang tua, wali,suami,istri dan lain-lain)


Pekerjaan : Polisi Pendidikan : SLTA
Alamat : Bendungan hilir, Tanah abang
Status Kesehatan Saat Ini
Tn. A 20 th masuk rumah sakit dengan keluhan jatuh dari motor dengan patah
tulang pada bagian jari tengah tangan kanan.Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
suhu: 36,3ºC, tekanan darah: 132/90 mmHg, nadi: 90x/mnt, RR: 20x/mnt dan
Sp02: 98%. Keadaan umum Compos mentis dengan GCS: 15.
Hasil pemeriksaan ekstermitas :
Inspeksi: luka tertutup dan fraktur pada bagian jari tengah tangan kanan
Palpasi: nyeri saat di sentuh
Keluhan utama saat ini
Tampak fraktur avulasi distal digiti III manus kanan
Nyeri :

P spontan, pasien mengatakan nyeri


pada bagian jari tengah S SKALA NYERI 7

Q nyeri seperti tertusuk-tusuk dan


bertambah nyeri saat jari tersenggol T saat sakit nyeri terjadi kurang
lebih selama 5 menit.

R Jari-jari tangan kanan


Riwayat Kesehatan yang
Lalu Penyakit yang pernah dialami:
Klien tidak pernah memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau hipertensi. Klien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
infeksi.

Kebiasaan pasien sebelum sakit:


Pola hidup (merokok): klien merokok sejak umur 16 tahun
Obat: Klien tidak mengkonsumsi obat-obatan khusus untuk penyakit tertentu
Nutrisi: Sebelum sakit dan selama sakit pola makan klien baik, makan selalu habis 1 porsi.
Pola eliminasi: Pola eliminasi klien sebelum sakit dan selama sakit normal, untuk BAK 6-7x/ hari dan untuk BAB 1-2 x/hari
Aktivitas: Aktivitas klien sebagai mahasiswa
Istirahat tidur: Sebelum sakit pola tidur klien normal dan efektif. Selama sakit klien mengalami gangguan pola tidur, klien
mengatakan susah tidur karna rasa nyeri di tangan
Pekerjaan: klien sebagai mahasiswa semester 5
Sexualitas: -
Riwayat Keluarga
Kondisi lingkungan : Jelaskan kondisi lingkungan yang mempengaruhi kondisi penyakit sekarang
Tidak ada lingkungan klien yang mempengaruhi kondisi penyakit sekarang

Aspek psikososial, mekanisme koping dan aspek spiritual :


Aspek psikososial: klien mengalami gangguan kecemasan karna penyakit yang di deritanya, klien
mengatakan takut tidak sembuh dan klien mengalami gangguan pola tidur karna rasa cemas yang
di rasakan
Mekanisme koping: mekanisme koping klien saat mengalami cemas dengan mengalihkan ke istirahat
tidur atau mengobrol dengan ayah nya yang menjaga
Aspek spiritual: klien berdoa agar di beri kesembuhan dan beraktivitas kembali seperti saat sehat
PENGKAJIAN FISIK
1. Kesadaran: Compos Mentis GCS: E4V5M6= 15
2. Tanda-tanda vital
TD: 136/76 mmHg
Nadi: 79x/mnt, kekuatan: kuat, irama: reguler
Suhu: 36,4 ºC
RR: 20x/mnt, irama: reguler, suara napas: ronchi (-), whezing (-)

Nyeri (Pain):skla nyeri 7


- Nadi (Pulse): kanan: nadi 78 x/mnt. kiri: nadi 79 x/mnt
- Kepucatan (Palor): tidak tampak kepucatan pada kedua lengan
- Paralisis/Paresis: Kekuatan otot lengan masih berfungsi dengan baik, namun pada jari2 tangan kanan terjadi ke kakuan
- Parestesia : klien masih dapat merasakan sensasi yang diberikan dengan benda tumpul
Rambut: distribusi, tekstur
- Inspeksi:
Bentuk: kepala bulat
Rambut: berwarna hitam dan bertekstur lembut
Bau: tidak berbau.
- Palpasi:
Kulit kepala: bersih dan tidak ada lesi atau benjolan.
Rambut: tidak rontok saat di sentuh
Mata: palpebra, bola mata (nervus III, IV, VI, lapang pandang,
ketajaman), sklera, konjungtiva, pupil (nervus II)
- Inspeksi:
Bentuk: kedua mata simetris
Kelopak mata: tidak ada edema, tidak ada lingkaran hitam di sekitar mata, dan mata mampu membuka
dan menutup
Bulu mata: terdapat bulu mata
Skelera: anikterik
Konjungtiva: anemis
Pupil: isokor
- Palpasi
Bola mata: pergerakan bola mata kanan dan kiri sama
Muka: bentuk, simetris, kelemahan otot wajah (nervus VII)
- Inspeksi
Bentuk: simetris
Tidak ada kelemahan otot wajah
Telinga, hidung, tenggorokan
Telinga :
- Inspeksi
Bentuk: simetris
Lubang telinga: tidak ada sekret, tidak ada lesi atau pembengkakan
Tes pendengaran: pendengaran normal
Tes keseimbangan: normal
Hidung :
- Inspeksi
Bentuk: simetris
Lubang hidung: tidak ada sekret, tidak ada lesi atau pembengkakan
Tes penciuman: penciuman normal
Tenggorokan :
- Inspeksi
Bentuk: leher simetris
Tiroid: bentuk simetris dan tidak ada pembesaran
JVP: tidak ada pembesaran
- Palpasi
Tiroid: tidak teraba
Fungsi menelan: normal
JVP: tidak ada pembesaran
Gigi dan mulut : kelengkapan gigi dan mulut, kebersihan
- Inspeksi:
Mulut: bentuk simetris dan mukosa bibir kering
Rongga mulut: bersih. tidak ada bau dan tidak ada sariawan atau
stomatitis
Gigi: tidak ada sisa makanan dan tidak ada cariries
Tonsil: tidak ada peradangan
Dada
System kardiovaskuler :
- Inspeksi
Bentuk: dada asimetris
- Palpasi
Denyut nadi apical: teraba
Nadi: normal 79x/menit
- Perkusi
Batas jantung: normal, batas atas pada ics 2-3, batas kanan linea sternalis dan batas kiri
jantung di linea medio clavicula
- Auskultasi
Suara: terdengar BJ1-BJ2, murmur (-), galop (-)
System pernapasan :
- Inspeksi
Bentuk: simetris
Frekuensi: 20x/menit
Sifat bernapas: pernapasan dada
Retraksi: tidak ada retraksi dinding dada
Ekspansi paru: simetris
Irama pernapasan: pernapasan reguler
- Palpasi
Kulit: hangat
Nyeri tekan: tidak terdapat nyeri tekan
Massa: tidak terdapat massa
Kesimetrisan ekspansi paru: kanan-kiri sama (taktil fremitus)
- Perkusi
Suara: sonor/resonan
- Auskultasi
Suara: veskuler
Mamae :
- Inspeksi
Bentuk: simetris, tidak terlihat ada benjolan, tumor, ulkus dan bekas luka
- Palpasi
Bentuk: lunak, tidak ada benjolan, tumor, cairan, atau nanah

Axila :
- Palpasi : expansi paru, taktil premitus, denyut nadi apical
Ekspansi paru: sama
Taktil fremitus: paru kanan dan kiri sama
Denyut nadi apical: teraba
Abdoment : system pencernaan, perkemihan, reproduksi
- Inspeksi
Bentuk: tidak terdapat asites, tidak terdapat massa, letak umbilicus pada daerah
umbilical, warna kulit normal tidak pucat, dan terlihat pergerakan dinding abdomen
- Auskultasi
Bising usus: 20x/menit
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
- Perkusi
Suara: suara timpani
Perkusi ginjal
Nyeri: tidak terdapat nyeri ketok pada bagian punggung bawah/pinggang
Genitalia :
- Inspeksi
Bentuk: testis simetris, tidak ada lesi, tidak ada luka, dan tidak ada tanda-tanda infeksi

Ekstermitas :
- Inspeksi
Akral: hangat, tidak ada sianosis dan tidak ada edema
Bentuk esktermitas: simetris, tidak ada benjolan dan tidak ada bekas luka
Terdapat fraktur pada jari tengah tangan kanan
Reflek : terdapat gerakan reflek
- Palpasi
Kekuatan otot : normal
Nama test
Data Laboratorium
Hasil Unit Nilai rujukan
ANALISA GAS DARAH
pH 7.394   7.350-7.450
p Co2 34.10 mm Hg 35.00-45.00
p O2 128.7 mm Hg 75.00-100.00
Hco3 21.00 mmol/L 21.00-25.00
Co2 22.10 mmol/L -2.50 - +2.50
O2 saturation 99.4 % 95.00-98.00
HCO3 22.4   220-24.0
DARAH PERIFER LENGKAP
Hemoglobin 16.4 g/dL 13.0-16.0
Hematokrit 46.7 % 40.0-48.0
Eritrosit 5.52 10^6/ul 4.50-5.50
MCV/VER 84.5 fL 82.0-92.0
MCH/HER 29.7 Pg 27.0-31.0
MCHC/KHER 35.2 g/dL 32.0-36.0
Jumlah trombosit 271 10^3/ul 150-400
Jumlah leukosit 16.20 10^3/ul 5.00-10.00
Basofil 0.0 % 0-1
Eosinofil 1.5 % 1-3
Neutrofil 82.6   52.0-76.0
Limfosit 10.6 % 20-40
Neutrofil limfosit ratio 7.79    

Monosit 4.6 % 2-8


RDW-CV 13.7   11.5-14.5
KIMIA KLINIK
Ureum darah 23 mg/dL 18-55
KREATININ
Kreatinin darah 1.2 mg/Dl 0.6-1.2
Egfr (MDRD) 82 mL/min/1.73m^2  
ELEKTROLIT
Natrium 140 mEq/l 135-145
Kalium 3.50 mEq/l 3.50-5.00
Klorida 107.0 mEq/l 98.0-107.0
Hasil pemeriksaan
diagnostik lain

- Pemeriksaan darah lengkap


- Rontgen
Pengobatan
● Levofloxacin 1x500cc
● Na diklofenac 1x 50mg
● Ranitidine 2x50mg
● Cefotaxime 3x1gr
● Ketorolac 3x1
Patofisiologi berdasarkan kasus
Analisa Data
Nama Klien : Tn. A
Tanggal masuk : 16-10-2021
Ruangan : Kelas Bedah
Tanggal Pengkajian : 25-10-2021
Dx. Medis : Open Fraktur Digiti III Manus Dextra
Intervensi
Nama Pasien : Tn. A
Ruangan : Bedah kelas
Usia : 20 tahun
Diagnosa Keperawatan & Data Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
 
Diagnosa 1 : nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam Observasi :
fisiologis diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
  hasil: intensitas nyeri
Ds : - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Klien mengatakan nyeri pada jari - Gelisah menurun - Monitor efek samping pemberian analgetik
tangan kanan
- Mual dam muntah menurun Terapeutik :
Do :
- Frekuensi nadi membaik - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
- Klien tampak nyeri pada jarinya
ruangan, pencahayaan, kebisisngan)
- Tampak fraktur falang medial digiti III
manus kanan - Fasilitasi istirahat tidur
- Klien tampak gelisah - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
- Skala nyeri 7 meredakan nyeri
- TD: 136/76 mmHg Edukasi :
- Nadi: 79x/mnt, - Anjurkan monitor nyeri secara mnadiri
- Anjurkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa 2 Setelah dilakukan asuhan Observasi :
Gangguan pola istirahat tidur b/d keperawatan selama 2x24 jam - Identifikasi pola aktivitas tidur
Restraint fisik : nyeri diharapkan klien klien dapat tidur - Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau
  dengan baik dengan kriteria hasil: psikologis serta lingkungan)
Ds : klien mengatakan susah tidur - Klien dapat tidur 6-8 jam setiap - Identifikasi makanan dan minuman yang
karna rasa nyeri di tangan mala mengganggu tidur (mis: kopi, the, alcohol,
Do : - Klien tampak lebih rileks dan lebih makan mendekati waktu tidur, minum banyak
- Wajah klien tampak menahan segar sebelum tidur)
kantuk   Terapeutik :
- Wajah klien tampak lemah dan - Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan,
lesu kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
- Skala nyeri 7 - Batasi waktu tidur siang
-   - Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis: pijat, pengatura posisi,
terapi akupresure)
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit.
- Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
non farmakologi lainnya. (distraksi dan
relaksasi)
Implementasi dan Evaluasi
No Dx Hari/Tgl Implementasi Evaluasi
Dx Jam
Dx 1 Nyeri akut Selasa, 26-10-   S:
2021   - klien mengatakan nyeri pada jari tengah tangan
    sebelah kanan, nyeri bertambah hebat saat
11.00 - mengidentifikasi lokasi, digerakan, nyeri hilang timbul
karakteristik, durasi, - klien mengatakan skala nyeri 7
O:
frekuensi, kualitas,
- klien tampak meringis saat nyeri Klien tampak
intensitas nyeri
nyeri pada jarinya
Rs: klien mengatakan nyeri - Skala nyeri 7
pada jari tengah tangan - TD: 136/76 mmHg
sebelah kanan, nyeri - Nadi: 79x/mnt,
bertambah hebat saat A : Masalah keperawatan 1 belum teratasi
digerakan, nyeri hilang timbul P : Lanjutkan intervensi
Ro: klien tampak meringis
saat nyeri
- mengidentifikasi skala nyeri
Rs: klien mengatakan skala
nyeri 7
Ro: klien tampak meringis
saat nyeri
 
Dx 2 Gangguan pola 15.00 - Mengidentifikasi faktor S:
istirahat tidur pengganggu tidur - klien mengatakan tidak bisa tidur
karna nyeri yang ada di tangan
Rs: klien mengatakan tidak bisa - klien mengatakan nyaman tidur
tidur karna nyeri yang ada di tangan dengan posisi telentang
O:
Ro: klien tampak mengantuk dan - klien tampak mengantuk dan
lemas lemas
- klien tampak rileks saat tidur
- Memodifikasi lingkungan tidur telentang
Skala nyeri 7
Rs: klien mengatakan nyaman tidur
TD: 136/76 mmHg
dengan posisi telentang Nadi: 79x/mnt,
Ro: klien tampak rileks saat tidur A : Masalah keperawatan 2 belum
teratasi
telentang P : Lanjutkan intervensi
Dx 1 Nyeri akut Rabu, 27-10-   S:
2021   klien mengatakan nyeri
    berkurang setelah diberi obat
12.00 - Berkolaborasi pemberian O:
klien tampak tidur dan rileks
analgetik (ketorolac 3x1)
TD: 129/86 mmHg
Rs: klien mengatakan nyeri Nadi: 88x/mnt,
berkurang setelah diberi obat A : Masalah keperawatan
Ro: klien tampak rilex teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Dx 2 Gangguan pola 14.00 - Memodifikasi lingkungan


istirahat tidur (mis: pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
Rs:
Ro: klien tampak tidur dan
rileks
 
Dx 1 Nyeri akut Kamis, 28-10- 2021   S:
    klien mengatakan nyeri
10.30   berkurang saat melakukan
- Menganjurkan monitor nyeri teknik napas dalam, skala nyeri
secara madiri 5
- Menganjurkan teknik O:
nonfarmakologi untuk Klien tampak rileks
Skala nyeri 5
mengurangi rasa nyeri (napas
TD: 125/80mmHg
dalam)
Nadi: 70x/mnt,
Rs: klien mengatakan nyeri A : Masalah keperawatan
berkurang saat melakukan teknik teratasi sebagian
napas dalam, skala nyeri 5 P : Lanjutkan intervensi
Ro: klien tampak rileks
 
Dx 2 Gangguan pola 10.50 - Ajarkan relaksasi otot autogenic
istirahat tidur atau cara non farmakologi (teknik
napas dalam)

Rs: klien mengatakan lebih rileks


setelah napas dalam

Ro: klien tampak rileks

 
Dx Nyeri akut Jumat, 29- 10-2021   S:
1     klien mengatakan tidak
17.20   ada efek samping setelah
- Memonitor efek samping minum obat
klien mengatakan
pemberian analgetik
mengerti pentingnya tidur
Rs: klien mengatakan tidak ada siang
efek samping setelah minum obat O:
Ro: tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
efeksamping pemberian obat efeksamping pemberian
  obat
klien tampak mengantuk
A: masalah keperawatan
teratasi sebagian
P: intevensi di lanjutkan
Dx Gangguan pola 13.40 - Membatasi tidur siang
2 istirahat tidur - Menjelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit.
Rs: klien mengatakan mengerti
pentingnya tidur siang
Ro: klien tampak mengantuk
Dx Nyeri akut Sabtu 30-10-2021   S:
1     klien mengatakan nyeri
09.00 - mengidentifikasi lokasi, karakteristik, pada jari tengah tangan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas sebelah kanan, nyeri
bertambah hebat saat
nyeri
digerakan, nyeri hilang
Rs: klien mengatakan nyeri pada jari timbul, klien mengatakan
tengah tangan sebelah kanan, nyeri skala nyeri 3,
bertambah hebat saat digerakan, nyeri klien mengatakan sudah
hilang timbul tidak sulit tidur
Ro: klien tampak meringis saat O:
digerakan klien tampak meringis saat
nyeri
- mengidentifikasi skala nyeri
klien tampak rileks setelah
Rs: klien mengatakan skala nyeri 3 bangun tidur
Ro: klien tampak meringis saat nyeri A: masalah keperawatan
teratasi sebagian
Dx Gangguan pola 16.00 - Mengidentifikasi pola aktivitas tidur P: intervensi di lanjutkan
2 istirahat tidur
Rs: klien mengatakan sudah tidak sulit
tidur

Ro: klien tampak rileks setelah bangun


tidur
JURNAL READING
Judul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN: NYERI

Peneliti
Rahayuningsih Situ, Faozi Ekan, Safitri Wahyuningsih

Asal
Surakarta

Tahun
2021
Latar Belakang
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, prevelensi fraktur ekstermitas bawah
sebanyak 67,9% pada kondisi post operasi fraktur femur manifestasi klinis utamanya adalah
nyeri, pasien dengan keluhan nyeri perlu diberikan terapi nonfarmakologi, salah satunya
dengan pemberian terapi latihan Range Of Motion (ROM). Apabila nyeri pada fraktur tidak
segera ditangani maka dapat mengakibatkan kompikasi kontraktur pada pasien fraktur femur.

Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien
post operasi fraktur femur dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman: Nyeri.

Metode penelitian ini menggunakan deskriptif dengan desain studi kasus


Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan post operasi fraktur femur
dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan masalah keperawatan nyeri
yang dilakukan tindakan keperawatan terapi latihan Range Of Motion (ROM) selama 4 hari
berturut-turut didapatkan hasil skala nyeri menurun dari skala 6 (sedang) ke skala 3 (ringan)
dengan menggunakan skala Numric Rating Scale. Rekomendasi tindakan terapi latihan
Range Of Motion (ROM) efektif dilaakukan pada pasien post operasi fraktur femur dalam
penurunan tingkat nyeri..
Hasil dan Pembahasan
Hasil keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada paha kanan pasca operasi hari ke 3. P: nyeri saat
digerakkan, Q: nyeri seperti ditusuktusuk, R: nyeri di area paha kanan pasca operasi, S: skala 6, T: nyeri
hilang timbul. Diagnosa keperawatan yang ditemukan adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik. Intervensi yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan yaitu: identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan skala nyeri; berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri (Range Of Motion); menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri; kolaborasi
pemberian analgetik. Range Of Motion pada pasien post operasi fraktur ekstermitas dawah yang dilakukan
hari pertama sampai hari ke empat efektif dan menurunkan intensitas nyeri pasca operasi ( Permana, 2015).
Setelah dilakukan tindakan selama 4 hari berturut-turut evaluasi berdasarkan SOAP yaitu: Subjektif: Pasien
mengatakan nyeri sudah berkurang dan sedikit sudah bisa menggerakkan kakunya, P: merasakan nyeri pada
paha atas pasca operasi saat digerakkan, Q: nyeri seperi disuntik, nyeri, R: nyeri didaerah paha atas kanan
setelah operasi, S: skala nyeri 3 dan T: nyeri hilang timbul, Objektif: pasien tampak senang dan lebih rileks,
Assessment: Masalah teratasi, Plenning: Lanjutkan intervensi: hentikan intervensi.Latihan ROM dilakukan
selama 20 menit dalam 4 hari berturut-turut sebelum diberikan obat analgesik. Evaluasi keperawatan pada
pasien yang dilakukan selama 4 hari berturut-turut dengan menggunakan SOAP, masalah nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik teratasi.
Kesimpulan
1. Pengkajian yang didapatkan pada kasus tersebut adalah pasien
mengeluh nyeri pada paha atas karena post operasi hari ke 3.
2. Diagnose keperawatan yang muncul pada kasus tersebut adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien
tampak meringis kesakitan.
3. Intervensi yang dilakukan dalah berfokus pada pemberian teknik
nonfarmakologi Range Of Motin (ROM).
4. Impementasi dilakukan tindakan 20 menit selama 4 hari berturut.
5. Evaluasi keperawatan pada pasien yang dilakukan selama 4 hari
berturut-turut dengan menggunakan SOAP, masalah nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik teratasi.

Anda mungkin juga menyukai