Anda di halaman 1dari 3

NOTADINAS

Nomor: /IKMA.2/IND/I/2022

Yth : Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka


Dari : Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan
Hal : Rapat Koordinasi Pengembangan Sentra Pangan Olahan Sagu di Papua
Barat
Tanggal : Januari 2022

Sehubungan dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengembangan IKM Sagu di


Papua Barat yang dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2022, bersama ini perkenankan
kami melaporkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Rapat dipimpin oleh Direktur IKM Pangan Furnitur, dan Bahan Bangunan dan dihadiri
oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Barat; Kepala
Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Papua Barat;
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Teluk
Bintuni; Perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Teluk Bintuni;
Perwakilan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi UKM Kabupaten Sorong
Selatan; dan Tim Direktorat IKM PFBB.
2. Tujuan pelaksanaan rapat adalah membahas rencana pembangunan/revitalisasi
sentra IKM sagu di Papua Barat sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden (INPRES)
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
3. Adapun beberapa hal yang dibahas pada rapat koordinasi tersebut antara lain:
a. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Barat menyampaikan
potensi komoditi sagu di Provinsi Papua Barat antara lain:
 Luas panen sagu di Provinsi papua Barat mengalami peningkatan dalam 2 (dua)
tahun terakhir yaitu dari 2.356 Ha pada tahun 2019 menjadi 2.387 Ha pada
tahun 2020.
 Peningkatan luas panen tersebut diikuti dengan peningkatan produktivitas sagu
dari 1.571 ton pada tahun 2019 menjadi 1.604 ton pada tahun 2020.
 Sagu merupakan komoditi industri unggulan di 5 (lima) kabupaten yaitu
Kabupaten Telik Bintuni, Kabupaten Sorong, Kabupaten Teluk Wondama,
Kabupaten Sorong Selatan, dan Kabupaten Manokwari Selatan.
b. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua
Barat menyampaikan:
 Sebagian besar olahan sagu masih berupa papeda, belum banyak yang
dimanfaatkan menjadi tepung sagu maupun kue sagu.
 Dinas TPHP Provinsi Papua Barat telah melaksanakan kegiatan bimbingan
teknis pengolahan sagu, fasilitasi mesin/ peralatan pengolah sagu, dan
penataan tanaman sagu pada tahun 2021 melalui bantuan unit pengolahan
hasil (UPH) sagu yang berlokasi di Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong
Selatan, dan Kabupaten Teluk Bintuni. Oleh dari itu, pengembangan sentra
pengolahan sagu melalui mekanisme dana alokasi khusus (DAK) dapat
dilakukan untuk mengembangkan kapasitas atau menyerap produksi hasil dari
UPH di 3 (tiga) kabupaten tersebut.
 Di kabupaten Sorong terdapat integrated farming yang ditetapkan oleh
Kementerian Pertanian untuk mengembangkan beberapa komoditi salah
satunya sagu, sehingga lokasi tersebut sangat disarankan menjadi lokasi pilot
project dan dilakukan peninjauan kondisi UPH sagu.
c. Perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Teluk Bintuni
menyampaikan:
 Terjadi pergeseran pola konsumsi pangan pokok masyarakat di Provinsi
Papua Barat, yaitu dari konsumsi sagu/ papeda ke beras/ nasi sehingga
konsumsi sagu mengalami penurunan.
 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni telah
mengembangkan produk sagu turunan berupa papeda kaleng bekerja sama
dengan LIPI Yogyakarta dengan daya tahan selama 2 (dua) tahun tanpa
tambahan bahan pengawet. Produk papeda kaleng tersebut dikembangkan
sebagai solusi buffer stock ketika terjadi bencana alam. Namun saat ini,
produk tersebut belum mendapatkan ijin edar dari BPOM dan sertifikat halal.
 Kendala utama produk olahan sagu di Kabupaten Teluk Bintuni adalah
pemasaran yang disebabkan oleh mahalnya biaya moda transportasi untuk
logistik hasil produksi ke luar wilayah Provinsi Papua Barat.
d. Perwakilan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM
Kabupaten Teluk Bintuni menyampaikan terkait dengan keterbatasan pasar dan
pengolahan produk, bahwa produk turunan sagu hanya sebatas papeda dan
tepung sagu.
4. Tindak lanjut dari rapat koordinasi ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Papua Barat akan dilaksanakan Forum Group Discussion (FGD)
mengundang seluruh kabupaten/ kota potensial untuk mendorong pengembangan
sentra IKM unggulan berdasarkan RPIP atau pengolahan sagu melalui skema
pengajuan dana alokasi khusus (DAK).
Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan arahan Ibu Dirjen kami sampaikan
terima kasih.
Direktur IKM Pangan,
Furnitur, dan Bahan Bangunan,

Riefky Yuswandi
Tembusan:
Sekretaris Direktorat Jenderal IKMA

Anda mungkin juga menyukai